Anda di halaman 1dari 11

JURNAL PENYESUAIAN

Kompetensi Dasar
3.10. Menganalisis transaksi jurnal penyesuaian
4.10. Membuat jurnal penyesuaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.10.1 Menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian
3.10.2 Mengidentifikasi informasi atau data keuangan yang membutuhkan penyesuaian
3.10.3 Menjelaskan langkah pencatatan transaksi penyesuaian
4.10.1 Membuat kolom jurnal penyesuaian
4.10.2 Mencatat jurnal penyesuaian

Materi
Jurnal Penyesuaian
A. Pengertian Jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian merupakan proses penyesuaian tentang catatan atau fakta
yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan
data dari neraca saldo dan data (informasi) penyesuaian akhir periode.
Ayat jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat dalam proses pencatatan
perubahan saldo dalam beberapa akun sehingga saldo mencerminkan jumlah saldo yang
sebenarnya.
Ayat jurnal penyesuian merupakan langkah yang dilakukan sebagai kelanjutan
dari siklus akuntansi setelah trial Balance. Ayat jurnal penyesuaian itu sendiri
pengertiannya adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk
menyesuaikan perkiraan-perkiraan dalam trial balance yang belum sesuai dengan prinsip
dasar akuntansi yang berlaku umum. Ketidak sesuaian ini terjadi karena proses
pencatatan yang dilakukan pada awal periode, atau ada perkiraan yang bersangkutan
dengan periode yang akan datang.

B. Fungsi dan Tujuan Jurnal Penyesuaian

Fungsi jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan saldo catatan akun buku besar pada akhir periode sehingga setiap perkiraan
saldo riil, khususnya perkiraan harta dan kewajiban menunjukkan jumlah yang
sebenarnya.
2. Menghitung setiap perkiraan nominal (perkiraan pendapatan dan beban) yang sebenarnya
selama periode yang bersangkutan.

C. Akun yang Perlu disesuaikan


Berikut merupakan akun yang perlu disesuaikan yaitu :
1. Perlengkapan/bahan habis pakai (suplies)
Perlengkapan adalah bahan-bahan yang dibeli untuk kepentinfan operasi
perusahaan dan tidak untuk dijual kembali. Perusahaan harus mencatat pemakaian
perlengkapan atau dilakukan perhitungan fisik terhadap jumlah perlengkapan yang
telah terpakai atau yang masih tersisa.
Metode pencatatan penyesuaian dilakukan dengan dua pendekatan :
a. Pendekatan Harta/ Neraca
Jika pada saat perlengkapan diakui sebagai harta atau dicatat sebagai akun
“Perlengkapan” maka yang dicatat adalah sebesar nilai yang sudah terpakai.
Contoh :
Tanggal 31 Desember 2017 saldo perlengkapan secara fisik menunjukkan Rp.
2.500.000,00. Saldo akun perlengkapan dalam neraca saldo menunjukkan Rp.
1.000.000,00.
Jurnal Penyesuaian
31 Desember 2017 Beban Perlengkapan Rp. 1.500.000,00
Perlengkapan Rp. 1.500.000,00

b. Pendekatan Beban/ laba Rugi


Jika pada saat perlengkapan diakui sebagai Beban atau dicatat sebagai akun
“Beban Perlengkapan” maka yang dicatat adalah sebesar nilai yang belum
terpakai/ tersisa.
Contoh
Tanggal 31 Desember 2017 saldo Beban perlengkapan secara fisik
menunjukkan Rp. 2.500.000,00. Saldo akun Beban perlengkapan dalam
neraca saldo menunjukkan Rp. 1.000.000,00.
Jurnal Penyesuaian
31 Desember 2017 Perlengkapan Rp. 1.000.000,00
Beban Perlengkapan Rp. 1.000.000,00

2. Beban yang masih harus dibayar/utang Beban (accrued expense)


Pengertian beban yang masih harus dibayar adalah beban atau kewajiban yang sudah
menjadi beban dilihat dari segi waktu, tetapi belum dibayar dan dicatat.
Contoh :
Salon Cantik mempekerjakan 3 orang karyawan dengan gaji dibayarkan setiap
minggu sekali yaitu pada hari Sabtu sebesar Rp.100.000,00 masing-masing per hari.
Para karyawan bekerja selama 6 hari dalam seminggu yaitu hari senin sampai hari
sabtu. Tanggal 31 Desember bertepatan dengan hari Rabu.
Pembayaran gaji terakhir dilakukan pada hari Sabtu tanggal 27 Desember , dengan
demikian gaji yang belum dibayar adalah sebagai berikut:

Senin 29 desember = 3 x Rp.100.000 = Rp.300.000,00


Selasa 30 desember= 3 x Rp.100.000 = Rp.300.000,00
Rabu 31 desember = 3 x Rp.100.000 = Rp.300.000,00+
Jumlah gaji yang belum dibayar Rp. 900.000,00

Jurnal penyesuaian
31 desember Beban gaji Rp. 900.000,00
Utang Gaji Rp. 900.000,00

3. Pendapatan yang masih harus diterima/piutang pendapatan;


Pendapatan yang masih harus diterima adalah apabila suatu pendapatan sudah
menjadi hak perusahaan namun belum diterima, maka hak tersebut harus dicatat
sebagai pendapatan pada periode tersebut.
Contoh :
Perusahaan telah menyelesaikan pekerjaan yang berjumlah Rp. 550.000,00. Jumlah
ini belum termasuk yang terdapat pada neraca saldo sebesar Rp. 15.600.000,00
(piutang pendapatan perusahaan). Jadi dicatat sebagai menambah piutang pendapatan
dan pendapatan jasa sebesar Rp. 16.150.000,00
Jurnal Penyesuaian
31 Desember 2017 Piutang Pendapatan Rp. 550.000,00
Pendapatan Jasa Rp. 550.000,00

4. Penyusutan aktiva tetap (depreciation);


penyusutan aset tetap berwujud yang digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan
dalam rangka memperoleh pendapatan. Biaya terkait dengan penggunaan aset tetap
berwujud disebut dengan biaya penyusutan.
Contoh
Tanggal 1 Januari 2017 Salon Zahra membeli bangunan yang akan digunakan untuk
usaha senilai Rp100.000.000,00 dan memiliki umur ekonomis (umur bangunan
tersebut dapat digunakan untuk usaha) selama 10 tahun. Pada akhir tahun ke sepuluh
diperkirakan bangunan tersebut laku dijual Rp20.000.000,00.

Penyusutan = (Nilai Perolehan-Nilai Residu)/Umur Ekonomis


Biaya Penyusutan Bangunan per tahun:
(Rp100.000.000,00-Rp20.000.000,00)/10 = Rp8.000.000,00
Jurnal Penyesuaian (2017):
31/12 Biaya penyusutan bangunan (D) Rp8.000.000,00
Akumulasi penyusutan bangunan (K) Rp8.000.000,00
(Pencatatan biaya penyusutan bangunan tahun 2017)

5. Beban dibayar di muka (prepaid expense)


Seringkali perusahaan telah membayar beban untuk beberapa periode
mendatang, beban ini dinamakan beban/biaya yang dibayar dimuka. Jika menemukan
beban yang seharusnya dibayarkan pada periode mendatang, maka harus dihitung
beban mana yang dilaporkan pada periode yang bersangkutan (sekarang).
Metode pencatatan Beban dibayar di muka:
a. Pendekatan Harta/ Neraca
Jika pada saat beban diakui sebagai Beban dibayar dimuka maka beban dibayar
dimuka diakui sebesar beban yang sudah terpakai.
Contoh :
Tanggal 1 September 2017 menyewa gedung Rp12.000.000,00 untuk satu tahun.

01 Sept 2017 31 Des 2017 30 Agust


2018
Biaya sewa gedung 2017: (4/12) X Rp12.000.000,00 = Rp4.000.000,00
Biaya sewa gedung 2018: (8/12) X Rp12.000.000,00 = Rp8.000.000,00

Jurnal Reguler:
01/09 Sewa gedung dibayar di muka (D) Rp12.000.000,00
Kas (K) Rp12.000.000,00
(Pembayaran di muka biaya sewa gedung)
Jurnal Penyesuaian:
31/12 Biaya sewa gedung (D) Rp4.000.000,00
Sewa gedung dibayar di muka (K) Rp4.000.000,00
(Pencatatan biaya sewa gedung untuk 4 bulan)

b. Pendekatan Beban/ Laba Rugi


Jika pada saat beban diakui sebagai akun “Beban” maka beban dibayar dimuka
diakui sebesar beban yang belum terpakai.

Contoh :
Tanggal 1 September 2017 menyewa gedung Rp12.000.000,00 untuk satu tahun.
Biaya sewa gedung 2017: (4/12) X Rp12.000.000,00 = Rp4.000.000,00
Biaya sewa gedung 2018: (8/12) X Rp12.000.000,00 = Rp8.000.000,00
Jurnal Reguler:
01/09 Biaya sewa gedung (D) Rp12.000.000,00
Kas (K) Rp12.000.000,00
(Pembayaran di muka biaya sewa gedung dicatat sebagai biaya sewa)
Jurnal Penyesuaian:
31/12 Sewa gedung dibayar di muka (D) Rp8.000.000,00
Biaya sewa gedung (K) Rp8.000.000,00
(Pencatatan sewa gedung dibayar di muka untuk 9 bulan)

Neraca saldo akun asuransi menunjukkan nilai Rp. 3.600.000. dan pada akhir
periode, informasi saldo akun menunjukkan tersisa sebanyak Rp. 3.000.000. artinya
premi asuransi yang sudah menjadi beban adalah Rp. 3.600.000 – Rp. 3.000.000 =
Rp. 600.000 (yang harus diakui sebagai beban asuransi dan mengurangi asuransi
dibayar dimuka).

6. Pendapatan diterima di muka (deffered revenue);


Pendapatan diterima dimuka tidak boleh dicatat sebagai pendapatan, namun sebagai
utang, sebab perusahaan belum merealisasikan pendapatan tersebut untuk apa jadi
belum menjadi hak perusahaan.
Contoh Kasus
Saldo pendapatan diterima dimuka berjumlah Rp. 10.000.000. dan sampai akhir
periode perusahaan baru mengerjakan sebesar Rp. 2.600.000. Jadi dicatat sebagai
pendapatan sewa bertambah dan pendapatan diterima dimuka berkurang sebesar Rp.
2.600.000. Artinya masih ada Rp. 7.400.000 yang masih menjadi utang pendapatan
perusahaan.
31/12 Pendapatan di terima di muka (D) Rp 2.600.000,00
Pendapatan Sewa (K) Rp 2.600.000,00
7. Piutang tak tertagih (uncollectable acc. Receivable);
Contoh
Diketahui pada tanggal 31 Desember 2017 ditetapkan bahwa dari saldo piutang
Rp.100.000.000,00 diperkirakan terdapat piutang yang tidak tertagih 5%.

Berdasarkan informasi tersebut maka Biaya Kerugian Piutang Tak Tertagih yaitu:
(5%) X Rp100.000.000,00 = Rp 5.000.000,00
Jurnal Penyesuaian (2017):
31/12 Biaya Kerugian piutang tak tertagih (D) Rp 5.000.000,00
Cadangan kerugian piutang tak tertagih (K) Rp.
5.000.000,00
(Pencatatan biaya kerugian dari piutang tak tertagih)

8. Pembetulan kesalahan (Correction entry)

Pencatatan dilakukan hanya jika terjadi kesalahan penjurnalan yang baru diketahui
pada akhir perioda.
Jenis-jenis kesalahan ini adalah sebagai berikut:
a. Lupa pencatatan
31 Desember 2017 diketahui transaksi pembelian perlengkapan Rp4.000.000,00
tertanggal 7 Desember 2017 belum dicatat.
Jurnal Koreksi :
31/12 Perlengkapan (D) Rp4.000.000,00
Kas (K) Rp4.000.000,00
(Jurnal koreksi karena lupa pencatatan)
b. Salah penulisan nilai rupiah
31 Desember 2017 diketahui transaksi pembelian kredit komputer Rp.
6.000.000,00 tertanggal 12 Desember 2017 ditulis sebesar Rp. 9.000.000,00.
Jurnal Regular (Salah):
12/12 Peralatan kantor (D) Rp9.000.000,00
Utang usaha (K) Rp9.000.000,00
(Pembelian kredit komputer)
Jurnal Koreksi:
31/12 Utang usaha (D) Rp3.000.000,00
Peralatan kantor (K) Rp3.000.000,00
(Koreksi karena salah penulisan nilai rupiah (Kelebihan)
c. Salah akun
31 Desember 2017 diketahui transaksi penerimaan pendapatan tunai Rp.
5.000.000,00 tertanggal 20 Desember 2017 dicatat sebagai pelunasan piutang
oleh pelanggan sebesar Rp. 5.000.000,00.
Pencatatan Alternatif 1
Jurnal Regular (Salah):
20/12 Kas (D) Rp5.000.000,00
Piutang usaha (K) Rp5.000.000,00
(Pelunasan piutang)
Jurnal Koreksi:
31/12 Piutang usaha (D) Rp. 5.000.000,00
Kas (K) Rp.5.000.000,00
(Pembatalan pencatatan yang salah)
31/12 Kas (D) Rp. 5.000.000,00
Pendapatan usaha (K) Rp. 5.000.000,00
(Pencatatan secara benar transaksi penerimaan pendapatan)
Pencatatan Alternatif 2
Jurnal Regular (Salah):
20/12 Kas (D) Rp5.000.000,00
Piutang usaha (K) Rp5.000.000,00
(Pelunasan piutang)
Jurnal Koreksi:
31/12 Piutang usaha (D) Rp5.000.000,00
Pendapatan usaha (K) Rp5.000.000,00
(Koreksi kesalahan akun)

d. Kombinasi kesalahan.
31 Desember 2017 diketahui transaksi penerimaan pendapatan tunai
Rp6.000.000,00 tertanggal 20 Desember 2017 dicatat sebagai pelunasan piutang
oleh pelanggan sebesar Rp9.000.000,00.
Pencatatan Alternatif 1
Jurnal Regular (Salah):
20/12 Kas (D) Rp9.000.000,00
Piutang usaha (K) Rp9.000.000,00
(Pelunasan piutang)
Jurnal Koreksi:
31/12 Piutang usaha (D) Rp9.000.000,00
Kas (K) Rp9.000.000,00
(Pembatalan pencatatan yang salah)
31/12 Kas (D) Rp6.000.000,00
Pendapatan usaha (K) Rp6.000.000,00
(Pencatatan transaksi dengan benar)
Pencatatan Alternatif 2
Jurnal Regular (Salah):
20/12 Kas (D) Rp9.000.000,00
Piutang usaha (K) Rp9.000.000,00
(Pelunasan piutang)
Jurnal Koreksi:
31/12 Piutang usaha (D) Rp9.000.000,00
Kas (K) Rp3.000.000,00
Pendapatan usaha (K) Rp6.000.000,00
(Koreksi atas kesalahan kombinasi)

D. Format Jurnal Penyesuaian


Format jurnal penyesuaian yang biasa digunakan adalah berbentuk sama dengan general
journal, sehingga prosedur pembuatan jurnal penyesuaian pun sama dengan prosedur
pembuatan jurnal umum. Di bawah ini disajikan bentuk dari jurnal penyesuaian sebagai
berikut :

………………

Adjustment Entry

Ending of ……………….

Date Description Ref Dr Cr

(1) (2) (3) (4) (5)

Keterangan :

1. Date, diisi dengan tanggal jurnal penyesuaian dibuat, biasanya akhir periode
akuntansi.

2. Description, Diisi dengan nama-nama account yang terkait atau yang terpengaruh
oleh konsep debit dan kredit untuk masing-masing transaksi dalam penyesuaian
3. Ref, Diisi dengan account number pada saat adjustment entry di posting ke dalam
ledger

4. Debit, Diisi dengan jumlah uang di sebelah debet

5. Credit, Diisi dengan jumlah uang di sebelah kredit

E. Langkah Pencatatan Jurnal Penyesuaian


Pencatatan jurnal penyesuaian dilakukan di buku jurnal umum (general journal).
Selanjutnya, hasil pencatatan jurnal penyesuaian dituliskan di kolom Jurnal Penyesuaian
yang tersedia di neraca lajur.
Berikut ini langkah-langkah pencatatan jurnal penyesuaian:
1. Buatlah buku jurnal umum untuk pencatatan jurnal penyesuaian.
2. Perhatikan akun-akun dan traksaksi yang mengindikasikan perlunya dilakukan jurnal
penyesuaian.
3. Hitunglah nilai rupiah dari transaksi-transaksi yang memerlukan jurnal penyesuaian,
jika diperlukan.
4. Buatlah pencatatan jurnal penyesuaian untuk masing-masing transaksi di buku jurnal
umum.
5. Identifikasi transaksi-transaksi yang terdapat kesalahan
6. Buatlah jurnal penyesuaian untuk mengoreksi masing-masing transaksi yang salah.
7. Cek apakah nama-nama akun yang ada di jurnal penyesuaian sudah ada di neraca
lajur. Jika belum ada, buatlah nama akun baru yang sesuai dengan di jurnal
penyesuaian.
8. Dimulai transaksi pertama, pindahkan nilai moneter ke akun-akun yang sesuai di
kolom Jurnal Penyesuaian. Berilah kode huruf di depan nilai-nilai moneter tersebut.
9. Lanjutkan untuk transaksi-transaksi lainnya.
10. Hitunglah total nilai moneter sisi debet dan sisi kredit. Jumlah nilai moneter sisi
debet dan kredit harus sama.
Contoh Study Kasus :

Data yang digunakan untuk membuat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2011 adalah
sebagai berikut: :
a. Berdasarkan hasil penilaian akhir, nilai perlengkapan salon tersisa Rp 1.200.000,00.
b. Sewa yang telah digunakan Rp 600.000,00
c. Peralatan salon disusutkan 10% per tahun
d. Gaji karyawan yang masih harus dibayar Rp 400.000,00
RINGKASAN MATERI

1. Jurnal penyesuaian merupakan proses penyesuaian tentang catatan atau fakta yang
sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari
neraca saldo dan data (informasi) penyesuaian akhir periode.
2. Ayat jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat dalam proses pencatatan perubahan saldo
dalam beberapa akun sehingga saldo mencerminkan jumlah saldo yang sebenarnya.
3. Berikut merupakan akun yang perlu disesuaikan yaitu :
a. Perlengkapan/bahan habis pakai (suplies)
b. Beban yang masih harus dibayar/utang Beban (accrued expense)
c. Pendapatan yang masih harus diterima/piutang pendapatan;
d. Penyusutan aktiva tetap (depreciation)
e. Beban dibayar di muka (prepaid expense)
f. Pendapatan diterima di muka (deffered revenue)
g. Piutang tak tertagih (uncollectable acc. Receivable)
h. Pembetulan kesalahan (Correction entry)

SUMBER REFERENSI

1. http://www.akuntansilengkap.com/
2. Modul 2 Amkuntansi Jasa KB.3 PPG Dalam Jabatan
3. https://www.academia.edu/10080526/
JURNAL_BUKU_BESAR_NERACA_SALDO_JURNAL_PENYESUAIAN._KERTAS_K
ERJA?auto=download

Anda mungkin juga menyukai