Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Latar Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat penelitian adalah Pesantren Muhammadiyah Kwala

Madu Langkat. Mengenai keberadaan pesantren tersebut sebagai lokasi

penelitian, maka ada beberapa hal yang akan penulis kemukakan, yaitu

sejarah dan latar belakang berdirinya, susunan pengurus pesantren

(penasehat, pimpinan/mudir, pengasuh, pamong, musyrif, dll), serta sarana

dan prasarananya.

Pesantren Muhammadiyah Kwala Madu Langkat terletak di Jl.

Binjai-Tg. Pura Km. 32 Simpang Pabrik Gula Kwala Madu Desa

Sidomulyo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara yang

telah berdiri sejak 23 Januari 1988 merupakan salah satu amal usaha dan

gerakan tajdid Muhammadiyah yang memberikan pendidikan agama,

pendidikan umum dan keterampilan.

a. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Pesantren Muhammadiyah

Kwala Madu Langat

Pesantren Muhammadiyah Kwala Madu Langkat-Binjai

adalah suatu lembaga pendidikan yang lahir sebagai salah satu bagian

dari amal usaha dan gerakan tajdid Muhammadiyah yang memberikan

pendidikan agama, pendidikan umum dan keterampilan. Pesantren

terletak di Desa Sidomulyo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat,

49
50

dengan alamat Jalan Tanjung Pura Km. 32 Simpang Pabrik Gula

Kwala Madu lebih kurang 250 meter dari jalan besar menuju Banda

Aceh, hanya dibatasi sungai/paret besar dengan Kabupaten Deli

Serdang.

Berdirinya Pesantren ini merupakan hasil musyawarah

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Binjai Kabupaten Langkat

(pada saat itu masih satu kepemimpinan) yang dilaksanakan tanggal

08 Juni 1986 di Ranting Muhammadiyah Jati Karya Kota Binjai. Pada

tanggal 23 Februari 1988 Pesantren ini akhirnya didirikan oleh

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Langkat-Binjai yang peletakan batu

pertamanya dihadiri dan disaksikan oleh :

1. Keluarga besar Muhammadiyah dan Aisyiyah

tingkat Pimpinan Daerah, Cabang dan Ranting se-Kabupaten

Langkat dan Kota Binjai.

2. Kepala Kantor Wilayah Dep. Agama Provinsi

Sumatera Utara, Kandepag Tingkat II Langkat dan Bapak Walikota

Binjai.

3. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara

yang diwakili oleh alm. T.A.Lathief Rousydy yang meresmikan

sekaligus sebagai muballigh

Pesantren Muhammadiyah Kwala Madu Langkat-Binjai ini

pada tanggal 17 Juli 1988 merupakan tahun pertama dalam memulai

Tahun Pelajaran 1988 – 1989 dengan memiliki jumlah santri/ah


51

sebanyak 68 orang untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah. Yang

kemudian di lanjutkan untuk tingkat Madrasah Aliyah pada Tahun

Pelajaran 1991-1992 dengan memiliki jumlah santri/ah sebanyak 28

orang. Alhamdulillah berkembang sampai saat ini Tahun Pelajaran

2016 – 2017 dengan jumlah santri/ah sebanyak 651 orang untuk

tingkat Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.

Dalam mendirikan sebuah lembaga pendidikan seperti halnya

Pesantren Muhammadiyah Kwala Madu Langkat-Binjai tentu saja

memerlukan dana yang cukup besar, oleh karena itu dalam mengawali

pembangunannya yang dimulai dari gedung belajar yang sangat

sederhana terbuat dari dinding papan melalui iuran dari para anggota

Muhammadiyah yang tersebar di daerah kecamatan Binjai dan

kabupaten Langkat dengan bekerjasama dengan orang tua serta

donatur yang sampai saat ini masih sangat berperan sekaligus sebagai

Mudir ‘Am yaitu Bapak dr. H. Zulkarnaini Tala, Sp.OG.

Untuk mencapai kesempurnaan, maka dalam pengelolaan

Madrasah dilaksanakan secara kekeluargaan terutama dalam hal

pemecahan masalah seperti : hal-hal yang menyangkut dengan

pengadaan fasilitas madrasah, gedung asrama, gedung belajar,

keuangan dan semua itu dilakukan secara bertahap demi

memperlancar proses interaksi edukatif. Berdasarkan surat Pimpinan

Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara Nomor : 71/II.0/B/2013

Tanggal : 02 April 2013, bahwa menyetujui perubahan nama pada


52

Kop Surat, Papan Nama dan Stempel yang awalnya bertuliskan

Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Langkat-Binjai menjadi

“Pesantren Muhammadiyah Kwala Madu-Langkat“ disesuaikan

dengan letak atau alamat Pesantren di Kwala Madu Kabupaten

Langkat.

b. Susunan Pengurus Pesantren (Penasehat, Pimpinan/Mudir, Pengasuh,

Pamong, Musyrif, Dll), Serta Sarana dan Prasarana

Pengurus pesantren merupakan hal yang harus dimiliki setiap

lembaga pendidikan. Dengan adanya pengurus dalam suatu lembaga

pendidikan seperti pesantren maka diharapkan dapat mewujudkan visi

dan misi dari lembaga pendidikan tersebut.

Untuk lebih jelasnya mengenai susunan pengurus pesantren

tersebut sesuai dengan bidang tugas masing-masing, yaitu sebagai

berikut:

TABEL 3.1
SUSUNAN PENGURUS PESANTREN MUHAMMADIYAH KWALA MADU
LANGKAT
NO. Nama Jabatan
1 dr. H. Zulkarnaini Tala, Sp.OG Mudir ‘Am
2 Wakil Mudir Bidang
Drs. H. Firmali Arma
Adm.Keu&Kepeg
3 Wakil Mudir Bidang
H. Ramdani, Lc
Pondok
4 Pujiono, S.Pd Kepala MA
5 Waliadi Tarigan, M.Pd Kepala MTs
6 Khairul Amrin Siregar, M.Pd.I PKM I MA & Guru
7 PKM III MA, Musyrif
Alfiansyah, S.Pd.I
& Guru
8 Ali Sahbana, S.Pd.I PKM I MTs & Guru
9 Nur Fatimah Rani, S.Pd PKM II MTs & Guru
10 PKM III MTs,
Juneydi Hardianto, S.Pd.I
Musyrif & Guru
53

11 Ana Ningsih, S.PdI PKM IV MTs & Guru


12 Suliani, S.Pd Bendahara Pondok
13 Tata Usaha
Kori Endang Oktavia, S.Kom
Tsanawiyah
14 Widiyana, A.Md.Kom Tata Usaha Aliyah
15 Putri Damayanti, SE Tata Usaha Pondok
16 H. Sufriadi Hasan Basri, BA Guru
17 Wahyuni, S.Pd Guru
18 Sastriadi Putra, S.Ag Guru
19 Sutino Agus Wibowo, S.Pd Guru & Pelatih HW
20 Rusmanto, S.Pd Guru
21 Dian Fitriani, S.Pd Guru
22 Aidil Susandi, Lc, M.H.I Guru
23 M. Prayudha Aprian, S.Pd Guru
24 Fariza Zulmividya, S.Pd Guru
25 Morinda Agustina S.Pd Guru
26 Rizki Madyana Adha, S.Pd Guru
27 Syafrizal, S.Pd.I Guru
28 Sri Ramadhani, S.Pd Guru
29 Harianto, SE., S.Pd Guru
30 Yanti, S.S., S.Pd Guru
31 Saring, BA Guru
32 Nurhayani, S.Pd.I Guru
33 Elva Teti Diana, S.Ag Guru
34 Darmono, S.Pd Musyrif & Guru
35 Izra'i, S.Pd.I Guru
36 Siti Fadilah, S.Pd Guru
37 Niswatun Madhiyah Srg, S.Pd.I Guru
38 Warsini, S.Pd Guru
39 Sofian, S.Si Guru
40 Yunita Ervina Sari, S.Pd Guru
41 Nani Yusnita, S.Pd Guru
42 Espriyanto Munthe, S.PdI Guru & Pelatih Karate
43 Suhardi, S.E.I Pengawas
44 Sri Delima, S.Psi Bimbingan Konseling
45 Wisnu Hidayat, Amk Tenaga Medis
46 Musyrifah &
Hj. Hernawati, S.Ag
Bendahara Santri/ah
47 Alfi Syahrina, S.Pd Musyrifah
48 Ayu Armaini, S.PdI Musyrifah
49 Siti Kurnianingsih Al-Sanur Musyrifah
50 Rizki Ramadhani, S.Pd Musyrifah
51 Syarif Hidayatullah Musyrif
52 Putra Perdana Arisandi Musyrif
53 Irfan Hasan Pasaribu, Lc Musyrif & Guru MA
54

54 Tentrem Staf Dapur


55 Suharlia Staf Dapur
56 Wintarsih Staf Dapur
57 Nur'aini Staf Dapur
58 Lena Mardiana Staf Dapur
59 Rijiah Staf Dapur
60 Legiani Staff Dapur
61 Yunita Binatu
62 Dwi Susanti Binatu
63 Agus Muliadi Pengemudi
64 Sutarman Material
65 Saimun Staf Kebersihan
66 Pujiatik Staf Kebersihan
67 Suryanti Staff Kebersihan
68 Sutrisno Staf Keamanan
79 Iskandar Staf Keamanan
70 Agus Prayudha Staf Keamanan
71 Zulhelmi Nurita Pelatih Silat
Sumber: Data Statistik Pesantren Muhammadiyah Kwala Madu
Langkat T.A. 2018-2019

c. Keadaan Santri di Pesantren Muhammadiyah Kwala Madu Langkat

TABEL 3.2
KEADAAN SANTRI PESANTREN MUHAMMADIYAH
KWALA MADU LANGKAT
Jumlah
No Jenjang
Laki-Laki Perempuan
1 MTs 239 178
2 SMP - -
3 MA
147 145
4 SMA - -
5 SMK - -
6 Lainnya…… - -
Sub Jumlah
386 323
Total Jumlah 709
Sumber: Data Statistik Pesantren Muhammadiyah Kwala Madu
Langkat T.A. 2018-2019
55

d. Sarana dan Prasarana di Pesantren Muhammadiyah Kwala Madu

Langkat

Sarana dan prasarana pada suatu lembaga pendidikan adalah

hal yang paling penting sebagai tempat dan peralatan dalam kegiatan

beribadah, belajar dan mengajar yang dilaksanakan. Pengadaan

perlengkapan sarana dan prasarana akan dapat membangkitkan

motivasi peserta didik.

Dari hasil wawancara dengan pengurus Pesantren

Muhammadiyah Kwala Madu Langkat dan menurut pengamatan

penulis sendiri, bahwa keberadaan sarana dan prasarana cukup baik

dan memadai. Untuk lebih jelasnya keadaan sarana dan prasarana

yang terdapat di Pesantren Muhammadiyah Kwala Madu Langkat,

berikut ini akan dikemukakan dalam bentuk tabel berikut:

TABEL 3.3
SARANA DAN PRASANA PESANTREN MUHAMMADIYAH KWALA MADU
LANGKAT
No Jenis Bangunan Jumlah
1 Masjid 1 Buah
2 Asrama 23 Ruang
3 Aula 1 Ruang
4 Ruang Kelas 18 Ruang
5 Perpustakaan 1 Ruang
6 Laboratorium Bahasa 1 Ruang
7 Laboratorium IPA 1 Ruang
8 Laboratorium Fisika 1 Ruang
9 Laboratorium Kimia 1 Ruang
10 Laboratorium Biologi 1 Ruang
11 Laboratorium IPS -
12 Laboratorium Komputer 1 Ruang
13 Laboratorium Multimedia 1 Ruang
14 Rumah Kiai 1 Buah
15 Rumah Ustadz 5 Buah
16 Rumah Pengasuh -
56

17 MCK 80 Ruang
18 Dapur Umum 1 Buah
19 Ruang Makan 3 Buah
20 Ruang Tamu 1 Ruang
21 Ruang Penginapan Tamu 2 Ruang
22 Pos Satpam 1 Buah
23 Koperasi 1 Ruang
24 Kantin 2 Buah
25 Klinik 1 Buah
26 Ruang guru 2 Ruang
27 CCTV 36 Unit
28 Tempat wudhu santri 1 Buah
29 Tempat wudhu santriah 1 Buah
30 Tempat wudhu guru 1 Buah
31 Mobil Pesantren 1 Unit
32 Bus Pesantren 1 Unit
33 Sepeda Motor Pesantren 3 Unit
34 Mushollah Santriah 1 Unit
Sumber: Data Statistik Pesantren Muhammadiyah Kwala Madu Langkat
T.A. 2018-2019
Dari tabel diatas jelas kelihatan bahwa sarana dan prasarana yang

dimiliki Pessantren Muhammadiyah Kwala Madu Langkat sangat baik

dan dapat digunakan untuk melaksanakan pendidikan.

Alasan memilih Pesantren Muhammadiyah Kwala Madu, Langkat

berdasarkan pertimbangan:

a. Penyimpangan akhlak bukan hanya terjadi di sekolah-sekolah

umum, melainkan juga terjadi di pesantren. Namun, pengendalian

akhlak seseorang jauh lebih baik di pesantren. Disamping itu,

pesantren juga mempunyai peran besar dalam mengendalikan

perilaku remaja.

b. Peneliti sendiri adalah salah satu musyrif di Pesantren

Muhammadiyah Kwala Madu yang memiliki keinginan untuk


57

memperbaiki akhlak santri agar terciptanya kehidupan santri yang

madani.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan dalam waktu

empat bulan. Terhitung dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2018

Tabel 3.4
Rencana penelitian
Agustus September Oktober November Desember
N
Uraian Minggu ke
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Perecanaan

Penulisan
2
Proposal

Seminar
3
Proposal

4 Pengesahan

Pengolahan
5
Data

Penyusuna
6 n
Data
Sidang
7 Munaqasya
h

B. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif lapangan. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian field research yaitu

penelitian dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian

(terjun langsung di lapangan), guna memperoleh informasi terhadap masalah-

masalah yang dibahas.


58

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus (case study).

Studi kasus adalah pengujian intensif menggunakan berbagai sumber bukti

terhadap suatu entitas tunggal yang dibatasi ruang dan waktu. Pada umumnya

studi kasus dihubungkan dengan sebuah lokasi atau sebuah organisasi,

sekumpulan orang seperti kelompok kerja atau kelompok sosial, peristiwa,

proses, isu, maupun kampanye. Menurut Imam Gunawan “Penelitian studi

kasus merupakan penelitian yang dilakukan terhadap suatu objek, yang

disebut sebagai kasus, yang dilakukan secara seutuhnya, menyeluruh dan

mendalam dengan menggunakan berbagai macam sumber data.”1 Pada

penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada suatu objek tertentu yang

mempelajarinya sebagai suatu kasus.

Studi kasus bertujuan untuk “meningkatkan pengetahuan mengenai

berbagai peristiwa komunikasi kontemporer yang nyata dalam konteksnya”.2

Penelitian studi kasus dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif,

tentang latar belakang masalah, keadaan dan posisi suatu peristiwa yang

berlangsung saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang

bersifat apa adanya (given). “Subjek penelitian dapat berupa individu,

kelompok institusi atau masyarakat”.3 Kemudian “objek dan sasaran

penelitian adalah kasus atau masalah khusus. Itu berarti, metode studi kasus

1
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Pratik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), hlm. 112.
2
Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif ; Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling,
(Jakarta : Rajawali Pers, 2012), hlm. 21.
3
Imam Gunawan, Op. Cit.,
59

dirancang untuk menyelesaikan masalah bukan untuk menemukan atau

menciptakan teori baru”.4

C. Sumber Data

Yang dimaksud “sumber data dalam penelitian adalah subjek dari

mana data dapat diperoleh”.5 “Baik yang berupa benda nyata, sesuatu yang

abstrak, peristiwa/gejala”.6Adapun sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

a. Data Primer yaitu data yang langsung diperoleh peneliti pada saat

penelitian atau berlangsung. Sumber data primer pada penelitian ini adalah

: Pimpinan Bidang Kepondokan Pesantren Muhammadiyah Kwala Madu

Langkat 1 orang, Musyrif 1 orang dan Santri 3 orang.

b. Data Sekunder yaitu Sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan dari

buku dan majalah ilmiah referensi yang telah ada. Data sekunder yang

dimaksud peneliti yang ini adalah data yang untuk melengkapi dan

mendukung sumber data primer digunakan sumber data tambahan yang

berupa buku atau catatan, majalah ilmiah, dokumen, surat kabar, foto dan

sebagainya. Dalam hal ini data sekunder yang digunakan adalah beberapa

buku-buku, dokumen dari sekolahan, catatancatatan mengenai evaluasi,

soal dan tugas..

4
Jasa Ungguh Muliawan, Metodelogi Penelitian Pendidikan ; Dengan Studi Kasus,
(Yogyakarta: Gava Media, 2014), hlm. 85.
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), hlm. 172.
6
Sukaandarrumidi, Metodologi Penelitian ; Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula,
(Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2012), hlm. 44.
60

D. Prosedur Pengumpulan Data dan Perekaman Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Melakukan pengumpulan data dengan mengamati pembinaan

akhlak yang dilakukan oleh pengajar kepada santrinya serta untuk

mendapat data-data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Dalam observasi yang akan dilakukan oleh peneliti pastilah ada

pedoman apa yang akan dianalisis oleh peneliti, ini adalah beberapa

pedoman yang akan di analisis yaitu adalah proses pembinaan akhlak

yang diterapkan oleh guru di pondok pesantren dan juga ouput atau hasil

dari kegiatan pembinaan karakter berbasis Islam itu.

2. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai

topik penelitian dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada

informan, yang telah ditentukan. Wawancara yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wawancara terstruktur (Structured interview),

digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul

data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang diperoleh.

Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai

pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat

menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan

material lainnya yag dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi

lancar.
61

Wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti pastilah memiliki

pedoman analisis, ini adalah pedoman analisi yang di buat oleh peneliti

sebelum melakukan wawancara kepada informan yaitu, mewawancarai

guru, kepala pondok pesantren, dan juga santri tentang input pembinaan

karakter berbasis Islam seperti tenaga pengajarnya, sarana, dan program

yang mendukung pembinaan ini dan proses pembinaan karakter berbasis

Islam ini yang di lakukan oleh guru kepada santrinya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti notulen

rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dalam Penelitian ini, metode

dokumentasi digunakan untuk data mengenai sistem pembinaan akhlak di

Pesantren Muhammadiyh Kwala Madu Langkat. Misalnya penulis

mengambil dokumen ynag berhubungan dengan profil, foto-foto kegiatan

bersama yang pernah dilaksanakan oleh pengurus pondok dan santri dan

juga pada saat penulis melakukan wawancara sehingga data tersebut dapat

digunakan untuk menambah data yang ada pada peneliti.

E. Analisis Data

Analisis dalam penelitian merupakan “bagian dalam proses

penelitian yang sangat penting, karena dengan analisis inilah data yang akan

nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah penelitian dan

mencapai tujuan akhir penelitian.”7

7
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
2004), hlm. 105.
62

Pada dasarnya analisis adalah “kegiatan untuk memanfaatkan data

sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu

hipotesa. Dalam analisis diperlukan imajinasi dan kreatifitas sehingga diuji

kemampuan peneliti dalam menalar sesuatu.”8 Analisa data merupakan awal

dari mengadakan suatu perubahan dari yang awal mulanya memperoleh data

mentah menuju pada pemanfaatan data, sehingga akan mengetahui

keterkaitan antara data satu dengan data yang lainnya.

Dalam peristiwa ini, peneliti menggunakan teknik analisis data

model interaktif. Teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan

Huberman terdiri atas empat tahapan yang harus dilakukan. “Tahapan

pertama adalah tahap pengumpulan data, tahapan kedua adalah tahap reduksi

data, tahapan ketiga adalah tahap display data, dan tahapan keempat adalah

tahap penarikan kesimpulan dan/atau tahap verifikasi.”9

8
Ibid., hlm. 106
9
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta:
Salemba Humanika, 2010), hal. 164.

Anda mungkin juga menyukai