Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
akhlak merupakan salah satu fondasi yang vital dalam membentuk insan yang
hamba dan khalifah di bumi. Hal ini sesuai dengan tugas Nabi SAW diutus ke
hadits:
calon pemimpin masa depan. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan Islam
akhlak yang mulia yang sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW,
Di zaman milenial ini atau lebih sering disebut dengan istilah Kids
Zaman Now, banyak sekali yang terjerumus dalam pergaulan bebas, tawuran,
menderita luka bacok senjata tajam bagian kepala belakang paha kanan”.3
terjadi karena pendidikan moral atau akhlak hanya sebatas wacana, artinya
2
M. Edi Kurnanto, Pendidikan dalam Pemikiran Al-Ghazali Jurnal Khatulistiwa,
Volume 1 No. 2 (September, 2011), hal. 8.
3
https://
metro.sindonews.com.tawuran.berdarah.di.tambun.40.pelajar.smk.bekasi.ditangkap.html dalam
google.com. diakses tanggal 30 Agustus 2018.
3
pendidikan moral atau akhlak hanya sampai pada ranah kognitif, sedangkan
bukan hanya lembaga pendidikan formal, akan tetapi semua pihak termasuk
non formal dan in formal yang melayani santri/ah dari pagi sampai malam
hari. Hal ini merupakan kelebihan lembaga ini untuk memonitor santri/ah
tidak hanya sebatas aspek kognitif saja, melainkan sampai pada aspek afektif
dan psikomotor.
bebas. “Masa remaja adalah suatu masa dari umur manusia yang paling
yang berlangsung antara umur 15-21 tahun”.4 Di rentang usia 15-21 tahun ini,
4
A. Rahman Getteng, Pendidikan Islam dalam Pembangunan (Ujung pandang:
Yayasan Al-Ahkam, 1997), hal. 52.
4
kebajikan dan melayani orang lain, dapat di percaya, dan jujur.”5 John Dewey
berpendirian bahwa akhlak tidak dapat diajarkan melalui cara lain kecuali
keutamaan-keutamaan.
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
5
Ali Al-Jumbulati, Perbandingan Pendidikan Islam (Jakarta: . Asdi Mahasatya, 2002),
hal. 15.
6
Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional 2003. Jakarta: Cemerlang, 2003, hal. 3.
7 ?
Ibid, hal. 7.
5
aspek kognitif semata. Atau penguasaan materi suatu pelajaran dan menjadi
ruhiah.
generasi baru, berakhlak mulia dan dapat menjaga citranya sebagai seorang
8
Djamaluddin, & Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka
Setia, 1998) hal 97.
9
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1999).hal. 26.
6
santri di mana pun meraka berada. Jika seorang pembina menanamkan nilai-
nilai spiritual dan moral kepada para santrinya, maka tujuan pembinaan
hasanah.
ditempat inilah para santri menerima berbagai macam pelajaran, mulai dari
hal terkecil yaitu kebersihan bagi dirinya sendiri, asrama mereka, tempat
belajar (kelas), masjid dan sampai kepada proses pembinaan akhlak yang
persemester. Yang terdiri dari empat kali izin harian dan dua kali untuk izin
pulang ke rumah. Interaksi dengan dunia luar, membawa dampak yang cukup
yang tidak sesuai dengan jiwa santri. Padahal idealnya pesantren membentuk
santri menjadi muslim dan muslimat yang berakhlak mulia sesuai dengan
akhlak di pesantren ini masih sangat relevan untuk dikaji dan diperhatikan
atau dapat diantisipasi sedini mungkin. Untuk itu, penulis sangat ingin
LANGKAT”.
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
penanggulangannya?
D. Tujuan Penelitian
mempunyai tujuan;
penanggulangannya.
E. Manfaat Penelitian
ini dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui kelebihan dan
Hasan Al-Ishlahiyah.