Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS AUTISME

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 7

2. ACHMAD FAUZI RACHMAN (202204004)

2. TIARA FATIKHA NAULIA SOFIANTI (202204025)

3. WINDI APRILIA ARINDHIRA (202204029)

4. RAHAYU LESTARI (202204036)

5. PUTRI ZAHROTUS SITTAH (202204042)

6. ALFINA RIZKYA PUTRI (202204052)

7. MUHAMMAD AFAFI ALFADLI (202204072)

UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

D3 KEPERAWATAN
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukurkehadirat Allah SWT yang telahmemberikanrahmat dan hidayah-Nya sehingga


kami dapatmenyelesaikantugasmakalah yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS AUTISMEinitepat pada
waktunya.Adapuntujuandaripenulisandarimakalahiniadalahuntukmemenuhitugas DR. Tri Ratna
Ningsih, M.Kes pada matakuliahKeperawatan Anak. Selain itu, makalahini juga
bertujuanuntukmenambahwawasantentang AUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS AUTISME bagi para pembaca dan juga bagipenulis.

Kami mengucapkanterimakasihkepada DR. Tri Ratna Ningsih, M.Kes ,


selakudosenKeperawatan Anak yang telahmemberikantugasinisehinggadapatmenambahpengetahuan
dan wawasansesuaidenganbidangstudi yang kami tekuni.Kami juga
mengucapkanterimakasihkepadasemuapihak yang telahmembagisebagianpengetahuannyasehingga
kami dapatmenyelesaikanmakalahini.Kamimenyadari, makalah yang kami tulisinimasihjauhdari kata
sempurna. Oleh karenaitu, kritik dan saran yang membangunakan kami nantikan demi
kesempurnaanmakalahini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii

BAB IPENDAHULUAN.....................................................................................................................2

2.2 Latar Belakang.............................................................................................................................2

2.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2

2.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................2

BAB IIPEMBAHASAN......................................................................................................................3

2.2 Pengkajian ..................................................................................................................................3

2.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................................................4

2.3 Intervensi Keperawatan ..............................................................................................................4

BAB IIIPENUTUP..............................................................................................................................7

3.2 Kesimpulan..................................................................................................................................7

3.2 Saran............................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Istilah autism di kemukakan oleh Dr Leo Kanner pada 2943. Ada banyak definisi yang
diungkapkan para ahli. Chaplin menyebutkan: "Autisme merupakan cara berpikir yang
dikendalikan oleh kebutuhan personal atau oleh diri sendiri,menanggapi dunia berdasarkan
penglihatan dan harapansendiri, dan menolakrealitas, keasyikanekstrem dengan pikiran dan
fantasisendiri
Pakar lain mengatakan: "Autisme adalah ketidak normalan perkembangan yang sampai
yang sampai sekarang tidak ada penyembuhannya dan gangguannya tidak hanya mempengaruhi
kemampuanan untuk belajar dan berfungsi di dunia luar tetapi juga kemampuannya untuk
mengadakan hubungan dengan anggota keluarganya.
Semua masalah perilaku anak autis menunjukkan 3 serangkai gangguan yaitu: kerusakan
di bidang sosialisasi, imajinasi, dan komunikasi. Sifat khas pada anak autis adalah:
 Perkembangan hubungan sosial yang terganggu
 Gangguan perkembangan dalam komunikasi verbal dan non-verbal
 Pola perilaku yang kha dan terbatas
 Manifestasi gangguannya timbul pada tiga tahun yang pertama

Teori awal menyebutkan, ada 2 faktor penyebab autisme, yaitu:

1. fatorpsikossial, karena orang tfrigfo "dingin- dalam mengasuh anak sehingga anak
menjadi dingin pula”
2. Teori gangguan neuro-biologist yang menyebutkan gangguan neuroanatomi atau
gangguan biokimiawi otak.

Pada 20- 25 tahun terakhir, setelah teknologi kedokteran telah canggih dan penelitian
mulai membuahkan hasil. Penelitian pada kembari dentik menunjukkan adanya kemungkinan
kelainan ini sebagian bersifat genetis karena cenderung terjadi pada kedua anak kembar.

Meskipun penyebab utama autism hingga saat ini masih terus diteliti. Beberapa faktor
yang sampai sekarang dianggap penyebab autism adalah:tfnifdfogenetik, gangguan pertumbuhan
sel otak pada janin, gangguan pencernaan, keracunan logam berat, dan gangguan auto-imun. Selain
itu, kasus autisme juga sering muncul pada anak-anak yang mengalami masalah pre-natal, seperti:
prematur, postmatur, pendarahan antenatal pada trisemester pertama-kedua, anak yang dilahirkan
oleh ibu yang berusialebihdari 35 tahun, serta banyak pula dialami oleh anak-anak dengan riwayat
persalinan yang tidak spontan.

Gangguan autism mulai tampak sebelum usia 3 tahun dan 3-4 kali lebih banyak pada
anaklaki-laki, tanpa memandang lapisan social ekonomi, tingkat pendidikan orang tfrigfo, ras,
etnik maupun agama, dengan surut fungsi abnormal dalam tiga bidang: interaksisosial,
komunikasi, dan perilaku yang terbatas dan berulang, sehingga kesulitan mengungkapkan perasaan
maupun keinginannya yang mengakibatkan hubungan dengan orang lain menjadi terganggu.
Gangguan perkembangan yang dialami anak autistic menyebabkan tidak belajar dengan tcbur yang
sama seperti anak lain seusianya dan belajar jauh lebih sedikit dari lingkungannya bila
dibandingkan dengan anak lain.

2.2RUMUSAN MASALAH

2. Apa yang dimaksud dengan autisme ?


2. Data subjektif apa saja yang diperoleh dari masalah tersebut ?
3. Data objektif apa saja yang diperoleh dari masalah tersebut ?

2.3TUJUAN

Adapun tujuan penulisan makalah iniyaitu :

1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang autisme


2. Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan autisme
3. Menambah dan memperluas penetahuan tentang autisme
BAB II

PEMBAHASAN

2.2 PENGERTIAN ANAK AUTISME

Kata autisme berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu ‘aut’yang berarti
‘diri sendiri’ dan ‘ism’ yang secara tidak langsung menyatakan ‘orientasi atau arah atau keadaan
(state). Sehingga autism dapat didefinisikan sebagai kondisis eseorang yang luar biasa asik dengan
dirinya sendiri (Reber, 2985 dalam Trevarthendkk, 2998). Pengertian ini menunjuk pada
bagaimana anak-anak autis gagal bertindak dengan minat pada orang lain, tetapi kehilangan
beberapa penonjolan perilaku mereka. Ini, tidak membantu orang lain untuk memahami seperti apa
dunia mereka.

Autis pertama kali diperkenalkan dalam suatu makalah pada tahun 2943 oleh seorang
psikiatris Amerika yang bernama Leo Kanner. Ia menemukan sebelas anak yang memiliki ciri-ciri
yang sama, yaitu tidak mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan individu lain dan sangat
takacuh terhadap lingkungan di luar dirinya, sehingga perilakunya tampak seperti hidup dalam
dunianya sendiri.

Autisme merupakan suatu gangguan perkembangan yang kompleks yang berhubungan


dengan komunikasi, interaksisosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya tampak pada sebelum usia
tiga tahun. Bahkan apabila autis infantile gejalanya sudah ada sejak bayi. Autis juga merupakan
suatu konsekuensi dalam kehidupan mental dari kesulitan perkembangan otak yang kompleks yang
mempengaruhi banyak fungsi - fungsi: persepsi (perceiving), intending, imajinasi (imagining) dan
perasaan (feeling).Autis juga dapat dinyatakan sebagai suatu kegagalan dalam penalaran
sistematis(systematic reasoning). Dalam suatu analisis ‘microsociological’ tentang logika
pemikiran mereka dan interaksi dengan yang lain (Durig, 2996; dalam Trevarthen,2998), orang
autis memiliki kekurangan pada ‘cretive induction’ atau membuat penalaran induksi yaitu
penalaran yang bergerak dari premis-premis khusus (minor)menuju kesimpulan umum, sementara
deduksi, yaitu bergerak pada kesimpulan khusus dari premis-premis (khusus) dan abduksi yaitu
peletakan premis-premis umum pada kesimpulan khusus, kuat. (Trevarthen, 2998).

DSM IV (Diagnpstic Statistical Manual yang dikembangkan oleh para psikiater


dari Amerika) mendefinisikan anak autis sebagai berikut:

1) Terdapat paling sedikit enam pokok dari kelompok a, b dan c, meliputi sekurang-kurangnya:
satu item dari kelompok a, sekurang-kurangnya satu item dari kelompok b, sekurang-
kurangnya satu item dari kelompok
a. Gangguan kualitatif dalam interaksisosial yang ditunjukkan oleh paling
sedikit dua diantara berikut:
o Memiliki kesulitan dalam mengunakan berbagai perilaku non verbal seperti, kontak
mata, ekspresi muka, sikap tubuh, bahasa tubuh lainnya yang mengatur interaksi social
o Memiliki kesulitan dalam mengembangkan hubungan dengan teman sebaya atau teman
yang sesuai dengan tahap perkembangan mentalnya.
o Ketidakmampuan untuk berbagi kesenangan, minat, atau keberhasilan secara spontan
dengan orang lain (seperti; kurang tampak adanya perilaku memperlihatkan, membawa
atau menunjuk objek yang menjadi minatnya).
o Ketidakampuan dalam membina hubungan social atau emosi yang timbal balik.
b. Gangguan kualitatif dalam berkomunikasi yang ditunjukkan oleh paling sedikit satu dari
yang berikut:
o Keterlambatan dalam perkembangan bicara atau sama sekali tidak (bukan disertai
dengan mencoba untuk mengkompensasikannya melalui cara-cara komunikasi
alternative seperti gerakan tubuh atau lainnya)
o Bagi individu yang mampu berbicara, kurang mampu untuk memulai pembicaraan
atau memelihara suatu percakapan dengan yang lain
o Pemakaian bahasa yang stereotype atau berulang-ulang atau bahasa yang aneh
(idiosyncantric)
o Cara bermain kurang bervariatif, kurang mampu bermain pura-pura secara
spontan, kurang mampu meniru secara social sesuai dengan tahap perkembangan
mentalnya
c. Pola minat perilaku yang terbatas, repetitive, dan stereotype seperti yang ditunjukkan oleh
paling tidak satu dari yang berikut:
o Keasikan dengan satu atau lebih pola-pola minat yang terbatas dan stereotype baik
dalam intensitas maupun dalam fokusnya.
o Tampak tidak fleksibel atau kaku dengan rutinitas atau ritual yang khusus, atau
yang tidak memiliki manfaat.
o Perilaku motorik yang stereotip dan berulang-ulang (seperti :memukul-mukulkan
atau menggerak gerakkan tangannya atau mengetuk-ngetukan jarinya, atau
menggerakkan seluruh tubuhnya).
o Keasikan yang menetap dengan bagian-bagian dari benda (object).
2) Perkembangan abnormal atau terganggu sebelum usia tiga tahun seperti yang ditunjukkan
oleh keterlambatan atau fungsi yang abnormal pada paling sedikit satu dari bidang-
bidangberikut:
3) Sebaiknya tidak dikelompokkan kedalam Rett Disorder, Childhood Integrative Disorder, atu
Asperger Syndrom.
Dari uraian di atasdapat disimpulkan bahwa anak autis yaitu anak-anak yang mengalami
kesulitan perkembangan otak yang kompleks yang mempengaruhi banyak fungsi-fungsi: persepsi
(perceiving), intending, imajinasi (imagining) dan perasaan(feeling) yang terjadi sebelum umur
tiga tahun dengan dicirikan oleh adanya hambatan kualitatif dalam interaksi sosial, komunikasi
dan terobsesi pada satu kegiatan atau obyek yang mana mereka memerlukan layanan pedidikan
khusus untuk mengembangkan potensinya.

2.2 FAKTOR PENYEBAB

1. Faktor Genetik

Lebih kurang 20% dari kasus-kasus autism disebabkan oleh factor genetik. Penyakit genetik
yang sering dihubungkan dengan autism adalah tuberous sclerosis (27-58%) dan sindrom
fragile X (20-30%). Disebut fragile-X karena secara sitogenetik penyakit ini ditandai oleh
adanya kerapuhan (fragile) yang tampak seperti patahan diujung akhir lengan panjang
kromosom X 4. Sindrome fragile X merupakan penyakit yang diwariskan secara X-linked (X
terangkai) yaitu melalui kromosome X. Pola penurunannya tidak umum, yaitu tidak seperti
penyakit dengan pewarisan X-linked lainnya, karena tidak bisa digolongkan sebagai dominan
atau resesi, laki-laki dan perempuan dapat menjadi penderita maupun pembawa sifat (carrier).
(Dr. Sultana MH Faradz, Ph.D, 2003)

2. Ganguan pada Sistem Syaraf

Banyak penelitian yang melaporkan bahwa anak autis memiliki kelainan pada hamper semua
struktur otak. Tetapi kelainan yang paling konsisten adalah pada otak kecil. Hampir semua
peneliti melaporkan berkurangnya sel purkinye di otak kecil pada autisme. Berkurangnya sel
purkinye diduga dapat merangsang pertumbuhan akson, glia dan myelin sehingga terjadi
pertumbuhan otak yang abnormal, ataus ebaliknya pertumbuhan akson yang abnormal dapat
menimbulkan sel purkinye mati. (Dr. Hardiono D. Pusponegoro, SpA(K), 2003).
Otak kecil berfungsi mengontrol fungsi luhur dan kegiatan motorik, juga sebagai sirkuit yang
mengatur perhatian dan pengindraan. Jika sirkuit ini rusak atau terganggu maka akan
mengganggu fungsi bagian lain dari sistem saraf pusat, seperti misalnya sistem limbik yang
mengatur emosi dan perilaku.

3. Ketidakseimbangan Kimiawi
Beberapa peneliti menemukan
sejumlahkecildarigejalaautistikberhubungandenganmakananataukekurangankimiawi di badan.
Alergiterhadapmakanantertentu, sepertibahan-bahan yang mengandung susu, tepunggandum,
daging, gula, bahanpengawet, penyedap rasa, bahanpewarna, dan ragi.
Untukmemastikanpernyataantersebut, dalamtahun 2000 sampai 2002
telahdilakukanpemeriksaanterhadap 220 orang anak yang
memenuhikriteriagangguanautismemenurut DSM IV. Rentangumurantara 2 – 20 tahun, dari
220 orang itu 97 adalahanaklaki-laki dan 23 orang adalahanakperempuan. Dari
hasilpemeriksaandiperolehbahwaanakanakinimengalamigangguanmetabolisme yang kompleks,
dan setelahdilakukanpemeriksaanuntukalergi, ternyatadari 220 orang anak yang diperiksa: 200
anak (83,33%) menderitaalergi susu sapi, gluten dan makananlain, 28 anak (25%)
alergiterhadap susu dan makananlain, 2 orang anak (2,66 %) alergiterhadap gluten dan
makananlain. (Dr. Melly Budiman, SpKJ, 2003).
Penelitian lain menghubungkan autism denganketidakseimbangan hormonal,
peningkatankadardaribahankimiawitertentu di otak, seperti opioid, yang
menurunkanpersepsinyeri dan motivasi.
4. Kemungkinan Lain
Infeksi yang terjadisebelum dan setelahkelahirandapatmerusakotakseperti virus rubella yang
terjadiselamakehamilandapatmenyebabkankerusakanotak. Kemungkinan yang lain
adalahfaktorpsikologis, karenakesibukan orang
tuanyasehinggatidakmemilikiwaktuuntukberkomunikasidengananak,
atauanaktidakpernahdiajakberbicarasejakkecil, itu juga
dapatmenyebabkananakmenderitaautisme.

2.3 GEJALA AUTIS


Gejalaanakautisantara lain:
1) Interaksi social
 Tidak tertarikuntukbermainbersamateman
 Lebihsukamenyendiri
 Tidak adaatausedikitkontakmata,ataumenghindariuntukbertatapan
 Senangmenarik-nariktangan orang lain untukmelakukanapa yang inginkan
2) Komunikasi
 Perkembanganbahasalambat
 Senangmeniruataumembeo
 Anak tampaksepertituli, sulitberbicara
 Kadang kata yang digunakantidaksesuaiartinya
 Mengocehtanpa arti berulang-ulangdipakai
 Bicaratidaktidakuntukalatberkomunikasi
3) Pola Bermain
 Tidak bermainsepertianak-anak pada umumnya
 Senangakanbenda-benda yang berputar
 Tidak bermainsesuaifungsimainan
 Tidak kreatif, tidakimajinatif
 Dapat sangat lekatdenganbendatertent
4) GangguanSensoris
 Bila mendengarsuarakeraslangsungmenutuptelinga
 Sering menggunakaninderapencium dan perasanya
 Dapat sangat sensitifterhadapsentuhan
 Tidak sensitifterhadap rasa sakit dan rasa takut
5) PerkembanganTerlambat
 Tidak sesuaisepertianaknommal, keterampilansosial,komunikasi dan kognisi
 Dapat mempunyaiperkembangan yang normal padaawalnya, kemudianmenurunbahkan
sima
6) GejalaMuncul
 Gejala di atasdapat dimulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil
 Pada beberapa anaksekitarumur 5-6 tahun gejala tampak agak kurang

2.4 KARAKTERISTIK AUTIS

Anak autismempunyaimasalahataugangguandalambidang :

1) Komunikasi
2) Interaksi social
3) Gangguansensoris
4) Pola bermain
5) Perilaku
6) Emosi

2.5 HAMBATAN-HAMBATAN ANAK AUTIS


Ada beberapapermasalahan yang dialami oleh anakautisyaitu: Anak
autismemilikihambatankualitatifdalaminteraksisosialartinyabahwaanak
autisticmemilikihambatandalamkualitasberinteraksidenganindividu di sekitarlingkungannya,
sepertianak-anakautisseringterlihatmenarikdiri, acuhtakacuh, lebihsenangbermainsendiri,
menunjukkanperilaku yang tidakhangat, tidakadakontakmatadengan orang lain dan bagimereka
yang keterlekatannyaterhadap orang tuatinggi, anakakanmerasacemasapabiladitinggalkan oleh
orang tuanya.
Sekitar 50 persenanakautis yang mengalamiketerlambatandalamberbicara danberbahasa.
Merekamengalamikesulitandalammemahamipembicaran orang lain yangditujukan pada mereka,
kesulitandalammemahami arti kata-kata dan apabilaberbicaratidak pada konteks yang tepat. Sering
mengulang kata-kata tanpabermaksuduntukberkomunikasi, dan sering salah dalammenggunakan
kata ganti orang, contohnyamenggunakan kata sayauntuk orang lain dan menggunakan kata
kamuuntukdirisendiri.
Merekatidakmengkompensasikanketidakmampuannyadalamberbicaradenganbahasa yang lain,
sehinggaapabilamerekamenginginkansesuatutidakmemintadenganbahasalisanataumenunjukdengan
gerakantubuh, tetapimerekamenariktangan orang tuanyauntukmengambilobyek yang
diinginkannya. Mereka juga sukarmengatur volume suaranya,
kurangdapatmenggunakanbahasatubuhuntukberkomunikasi, seperti: menggeleng, mengangguk,
melambaikantangan dan lainsebagainya.
Anak autismemilikiminat yang terbatas, merekacenderunguntukmenyenangilingkungan yang
rutin dan menolakperubahanlingkungan,
minatmerekaterbatasartinyamerekaapabilamenyukaisuatuperbuatanmakaakanterusmenerusmengul
angperbuatanitu. anakautistik juga menyenangiketeraturan yang berlebihan.
Lorna Wing (2974) menuliskanduakelompokbesar yang menjadimasalah pada
anakautisyaitu:
1) Masalahdalammemahamilingkungan (Problem in understanding the world)
a) Responterhadapsuara yang tidakbiasa (unusually responses to sounds).
Anak autisseperti orang tulikarenamerekacenderungmengabaikansuarayang sangat keras
dan tidaktergeraksekalipunada yang menjatuhkanbendadi sampingnya. Anak autisdapat
juga sangat tertarik pada beberapasuarabendasepertisuara bel, tetapiadaanakautis yang
sangat tergangu olehsuara-suaratertentu, sehinggaiaakanmenutuptelinganya.
b) Sulit dalammemahamipembicaraan (Dificulties in understanding speech).
Anak
autistampaktidakmenyadaribahwapembicaraanmemilikimakna,tidakdapatmengikutiinstru
ksi verbal, mendengarperingatanataupahamapabiladirinyadimarahi (scolded).
Menjelangusia lima tahunbanyakautisyang
mengalamiketerbatasandalammemahamipembicaraan.
c) Kesulitanketikabercakap-cakap (Difiltuties when talking).
Beberpaanakautistidakpernahberbicara, beberapaanakautisbelajaruntukmengatakansedikit
kata-kata, biasanyamerekamengulang kata-kata yang diucapkan
orang lain, merekamemilikikesulitandalammempergunakan katasambung,
tidakdapatmenggunakan kata-kata secarafleksibelataumengungkapkan ide.
d) Lemahdalampengucapan dan kontrolsuara (Poor pronunciation and voicecontrol).
Beberapaanakautismemilikikesulitandalammembedakansuaratertentu yang merekadengar.
Merekakebingungandengan kata-kata yanghampirsama,
memilikikesulitanuntukmengucapkan kata-kata yang
sulit.Merekabiasanyamemilikikesulitandalammengontrolkekerasan (loudness)suara.
e) Masalahdalammemahamibenda yang dilihat (Problems in understandingthings that are
seen).
Beberapaanakautis sangat sensitifterhadapcahayayang sangat terang,
seperticahayalampukamera (blitz), anakautismengenali orang
ataubendadengangambaranmereka yang umumtanpamelihatdetil yang tampak.
Masalahdalampemahamangerakisarat (problem in understanding gesturs).
Anak autismemilikimasalahdalammenggunakanbahasakomunikasi;
sepertigerakanisarat, gerakantubuh, ekspresiwajah.
f) Indra peraba, perasa dan pembau (The senses of touch, taste and smell).
Anak-anakautismenjelajahilingkungannyamelaluiinderaperaba, perasadan
pembaumereka. Beberapaanakautistidaksensitifterhadapdingin dansakit.
g) Gerakan tubuh yang tidakbiasa (Unusually bodily movement).
Ada gerakangerakan yang dilakukananakautis yang tidakbiasadilakukan oleh anakanak
yang normal sepertimengepak-ngepakantangannya, meloncat-loncat,dan menyeringai.
h) Kekakuandalamgerakan-gerakanterlatih (clumsiness in skilled movements).
Beberapaanakautis, ketikaberjalannampakanggun, mampumemanjat
danseimbangsepertikucing, namun yang lainnyalebihkaku dan
berjalansepertimemilikibebrapakesulitandalamkeseimbangan dan
biasanyamerekatidakmenikmatimemanjat. Mereka sangat
kurangdalamkoordinasidalamberjalan dan berlariatausebaliknya.
2) Masalahgangguanperilaku dan emosi (Dificultbehaviour and emotionalproblems).
a) Sikapmenyendiri dan menarikdiri (Aloofness and withdrawal). Banyak anakautis yang
berprilakuseolah-olah orang lain tidakada. Anak
autistidakmeresponketikadipanggilatausepertitidakmendengarketikaada orangyang
berbicarapadanya, ekspresimukanyakosong.
b) Menentangperubahan (Resistance to change).
Banyak anakautis yangmenuntutpengulanganrutinitas yang sama.
Beberapaanakautismemilikirutinitasmerekasendiri, sepertimengetuk-ngetukkursisebelum
duduk, ataumenempatkanobjekdalam garis yang panjang.
c) Ketakutankhusus (Special fears).
Anak-anakautistidakmenyadaribahayayang sebenarnya,
mungkinkarenamerekatidakmemahamikemungkinankonsekuensinya.
d) Prilaku yang memalukansecarasosial (Socially embarrassing behaviour).
Pemahamananakautisterhadap kata-kata terbatas dan secaraumumtidakmatang,
merekaseringberperilakudalamcara yang kurangdapatditerimasecarasosial. anak-
anakautistidakmaluuntukberteriak di tempatumumatauberteriakdengankeras di
senjangjalan.
e) Ketidakmampuanuntukbermain (Inability to play).
Banyak anakautisbermaindengan air, pasirataulumpurselamberjam-jam.
Merekatidakdapatbermainpura-pura. Anak-anakautiskurangdalambahasa dan imajinasi,
merekatidakdapatbersama-samadalampermainan denga anak-anak yanglain.

2.6 TERAPI PENUNJANG BAGI ANAK AUTIS


Sebelum/sembarimengikutipendidikan formal (sekolah). Anak autistic
dapatdilatihmelaluiterapisesuaidengankondisi dan kebutuhananakantara lain:
1. TerapiWicara
2. TerapiOkupasi
3. TerapiBermain
4. Terapimedikamentosa/obat-obatan (drug therapy)
5. Terapimelaluimakan (diet therapy)
6. Auditory Integration Therapy
7. Biomedical treatment/therapy
8. Hydro Therapy
9. TerapiMusik
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN
a. Identitasklien
Meliputinama anak, jeniskelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, sukubangsa, tanggal, jam
masuk RS, nomorregistrasi, dan diagnosis medis.
b. Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatansekarang
Biasanyaanakautisdikenaldengankemampuanberbahasa,
keterlambatanatausamasekalitidakdapatbicara.
Berkomunikasidenganmenggunakanbahasatubuh dan
hanyadapatberkomunikasidalamwaktusingkat, tidaksenangataumenolakdipeluk. Saat
bermainbiladidekatiakanmenjauh. Ada kedekatandenganbendatertentusepertikertas,
gambar, kartuatauguling, terusdipegangdibawakemanasajadiapergi. Bila
senangsatumainantidakmaumainanlainnya.Sebagaianak yang
senangkerapianharusmenempatkanbarangtertentu pada tempatnya. Menggigit,
menjilatataumenciummainanatau bend apasaja. Bila mendengarsuarakeras,
menutuptelinga. Didapatkan IQ dibawah 70 dari 70% penderita, dan dibawah 50 dari 50%.
Namunsekitar 5% mempunyai IQ diatas 200.
 Riwayat kesehatandahulu (ketikaanakdalamkandungan)
 Sering terpaparzattoksik, seperti timbal.
 Cideraotak
 Riwayat kesehatankeluarga
Tanyakanapakahadaanggotakeluarga lain yang menderitapenyakitserupadenganklien dan
apakahadariwayatpenyakitbawaanatauketurunan. Biasanya pada
anakautisadariwayatpenyakitketurunan.
c. Status perkembangananak.
 Anak kurangmerespon orang lain.
 Anak sulitfokus pada objek dan sulitmengenalibagiantubuh.
 Anak mengalamikesulitandalambelajar.
 Anak sulitmenggunakanekspresinon verbal.
 Keterbatasankognitif.
d. Pemeriksaanfisik
 Anak tertarik pada sentuhan (menyentuh/sentuhan).
 Terdapatekolalia.
 Sulit fokus pada objeksemulabilaanakberpalingkeobjeklain.
 Anak tertarik pada suaratapibukan pada maknabendatersebut.
 Peka terhadapbau.
e. Psikososial
 Menarikdiri dan tidakresponsifterhadap orang tua
 Memilikisikapmenolakperubahansecaraekstrem
 Keterikatan yang tidak pada tempatnyadenganobjek
 Perilakumenstimulasidiri
 Pola tidurtidakteratur
 Permainanstereotip
 Perilakudestruktifterhadapdirisendiri dan orang lain
 Tantrum yang sering
 Peka terhadapsuara-suara yang lembutbukan pada suatupembicaraan
 Kemampuanbertutur kata menurun
 Menolakmengkonsumsimakanan yang tidakhalus
f. Neurologis
 Respons yang tidaksesuaiterhadap stimulus
 Refleksmengisapburuk
 Tidak mampumenangisketikalapar

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


2.Risiko mutilasi diri dibuktikan dengan individu autistik.

2.Gangguan komunikasi verbal berhubungandengangangguan neuromuskuler.

3.Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan hambatan perkembangan.

4.Gangguan identitas diri berhubungan dengan tidak terpenuhinya tugas perkembangan.

a. INTERVENSI KEPERAWTAN
Menurut Townsend, M.C (2998) perencanaan dan
rasionalisasiuntukmengatasimasalahkeperawatan pada
anakdengangangguanperkembanganpervasifeautismeantara lain:

1. Risiko mutilasidiri
Tujuan: Pasienakanmendemonstrasikanperilaku-perilaku alternative
(misalnyamemulaiinteraksiantaradiridenganperawat)
sebagairesponsterhadapkecemasandengan criteria hasil:
2.Rasa gelisahdipertahankan pada tingkatanakmerasatidakmemerlukanperilaku-
perilakumutilatifdiri

2.Pasienmemulaiinteraksiantaradiri dan perawatapabilamerasacemas

Intervensi

 Jamin keselamatananakdenganmemberi rasa aman, lingkungan yang


kondusifuntukmencegahperilakumerusakdiri.
 Rasional: Perawatbertanggunjawabuntukmenjaminkeselamatananak)
 Kaji dan tentukanpenyebabperilaku –
perilakumutilatifsebagairesponterhadapkecemasan
 Rasional :pengkajiankemungkinanpenyebabdapatmemilihcara /alternative
pemecahan yang tepat.
 Pakaikan helm pada anakuntukmenghindari trauma saatanakmemukul-mukulkepala,
sarungtanganuntukmencegahmenarik – narikrambut, pemberianbantal yang
sesuaiuntukmencegahluka pada ekstremitassaatgerakan-gerakanhisteris
 Rasional :Untukmenjagabagian-bagian vital daricidera
 Untukmembentukkepercayaansatuanakdirawat oleh satuperawat
 Rasional :Untukdapatbisalebihmenjalinhubungansalingpercayadenganpasien
 Tawarkan pada anakuntukmenemaniselamawaktu – waktumening-katnyakecemasan
agar tidakterjadimutilasi
 Rasional:dalamupayauntukmenurunkankebutuhan pada perilaku-
perilakumutilasidiri dan memberikan rasa aman
2. Kerusakaninteraksisosial
 Tujuan : Anak akanmendemonstrasikankepercayaan pada seorangpemberiperawatan yang
ditandaidengansikap responsive pada wajah dan kontakmatadalamwaktu yang
ditentukandengan criteria hasil:
o Anak mulaiberinteraksidengandiri dan orang lain
o Pasienmenggunakankontakmata, sifat responsive pada wajah dan perilaku-perilaku
nonverbal lainnyadalamberinteraksidengan orang lain
o Pasientidakmenarikdiridarikontakfisikdengan orang lain
Intervensi

o Jalin hubungansatu – satudengananakuntukmeningkatkankeper-cayaan


 Rasional :Interaksistafdenganpasien yang
konsistenmeningkatkanpembentukankepercayaan
o Berikanbenda-benda yang dikenal (misalnya: mainankesukaan, selimut)
untukmemberikan rasa amandalamwaktu-waktutertentu agar anaktidakmengalami
distress
 Rasional : Benda-bendainimemberikan rasa amandalamwaktu-
waktuamanbilaanakmerasadistres
o Sampaikansikap yang hangat, dukungan, dan
kebersediaanketikaanakberusahauntukmemenuhikebutuhan –
kebutuhandasarnyauntukmeningkatkanpembentukan dan
mempertahankanhubungansalingpercaya
 Rasional: Karakteristik-karakteritikinimeningkatkanpembentukan dan
mempertahankanhubungansalingpercaya
o Lakukandenganperlahan-lahan, janganmemaksakaninteraksi-interaksi,
mulaidenganpenguatan yang positif pada kontakmata, perkenalkandenganberangsur-
angsurdengansentuhan, senyuman , dan pelukan
 Rasional :Pasienautismedapatmerasaterncam oleh suaturangsangan yang
gencar pada pasien yang tidakterbiasa
o Dengankehadiranandaberidukungan pada pasien yang
berusahakerasuntukmembentukhubungandengan orang lain dilingkungannya
 Rasional :Kehadiranseorang yang
telahterbentukhubungansalingpercayadapatmemberikan rasa aman
3. Kerusakankomunikasi verbal
 Tujuan : Anak
akanmembentukkepercayaandenganseorangpemberiperawatanditandaidengansikap
responsive dan kontakmatadalamwaktu yang telahditentukandengankriteriahasil:
o Pasienmampuberkomunikasidengancara yang dimengerti oleh orang lain
o Pesan-pesan nonverbal pasiensesuaidenganpengungkapan verbal
o Pasienmemulaiberinteraksi verbal dan non verbaldengan orang lain
Intervensi

o Pertahankankonsistensitugasstafuntukmemahamitindakan-tindakan dan
komunikasianak
 Rasional: Hal inimemudahkankepercayaan dan
kemampuanuntukmemahamitindakan-tindakan dan komunikasipasien
o Antisipasi dan penuhikebutuhan-
kebutuhananaksampaikepuasanpolakomunikasiterbentuk
 Rasional :Pemenuhankebutuhanpasienakandapatmengurangikecemasananaks
ehinggaanakakandapatmulaimenjalinkomunikasidengan orang lain
denganasertif
o Gunakantehnikvalidasikonsensual dan
klarifikasiuntukmenguraikankodepolakomunikasi( misalnya :”
Apakahandabermaksuduntukmengatakanbahwa…..?” )
 Rasional: Teknik-teknikinidigunakanuntukmemastikanakurasidaripesan yang
diterima, menjelaskanpengertian-pengertian yang tersembunyi di
dalampesan. Hati-hatiuntuktidak “berbicaraatasnamapasientanpaseinzinnya”
o Gunakanpendekatantatapmukaberhadapanuntukmenyampaikanekspresi-ekspresi
nonverbal yang benardenganmenggunakancontoh
 Rasional: Kontak matamengekspresikanminat yang murniterhadap dan
hormatkepadaseseorang
4. GangguanIndentitasPribadi
 Tujuan: Pasienakanmenyebutkanbagian-bagiantubuhdirisendiri dan bagian-
bagiantubuhdaripemberiperawatandalamwaktu yang ditentukanuntukmengenalifisik dan
emosidiriterpisahdari orang lain saatpulangdengankriteriahasil:
o Pasienmampuuntukmembedakanbagian-bagiandaritubuhnyadenganbagian-
bagiandaritubuh orang lain
o Pasienmenceritakankemampuanuntukmemisahkandiridarilingkungannyadenganmeng
hentikanekolalia (mengulangi kata-kata yang di dengar) dan ekopraksia
(menirugerakan-gerakan yang dilihatnya)
Intervensi:

o Fungsi pada hubungansatu-satudengananak


 Rasional :Interaksipasienstafmeningkatkanpembentukan data kepercayaan
o Membantuanakuntukmengetahuihal-hal yang terpisahselamakegiatan-
kegiatanperawatandiri, sepertiberpakaian dan makan
 Rasional :Kegiatan-
kegiataninidapatmeningkatkankewaspadaanandaterhadapdirisebagaisesuatu
yang terpisahdari orang lain
o Jelaskan dan bantuanakdalammenyebutkanbagian-bagiantubuhnya
 Rasional :Kegiatan-
kegiataninidapatmeningkatkankewaspadaananakterhadapdirisebagaisesuatu
yang terpisahdari orang lain
o Tingkatkankontakfisiksecarabertahap demi tahap,
menggunakansentuhanuntukmenjelaskanperbedaan-
perbedaanantarapasiendenganperawat. Berhati-
hatidengansentuhansampaikepercayaananaktelahterbentuk
 Rasional: Bila gerakisyaratinidapatdiintepretasikansebagaisuatuancaman oleh
pasien
o Tingkatkanupayaanakuntukmempelajaribagian-bagiandaribatas-
batastubuhdenganmenggunakancermin dan lukisansertagambar-gambardarianak
 Rasional: Dapat memberikangambarantentangbentuktubuh dan gambarandiri
pada anaksecaratepat.
BAB IV

PENUTUP

4.2 KESIMPULAN

Autis suatugangguanperkembangan yang sangat kompleks, yang secaraklinisditandai


oleh gejala – gejaladiantaranyakualitas yang kurangdalamkemampuaninteraksisosial dan
emosional, kualitas yang kurangdalamkemampuankomunikasi timbal balik, dan minat yang
terbatas, perilakutakwajar, disertaigerakan-gerakanberulangtanpatujuan (stereotipik). Selain
itutampak pula adanyarespontakwajarterhadappengalamansensorik, yang terlihatsebelumusia 3
tahun. Sampaisaatinipenyebabpastiautisbelumdiketahui, tetapibeberapahal yang
dapatmemicuadanyaperubahangenetika dan kromosom, dianggapsebagaifaktor yang
berhubungandengankejadianautis pada anak, perkembanganotak yang tidak normal
atautidaksepertibiasanyadapatmenyebabkanterjadinyaperubahan pada neurotransmitter, dan
akhirnyadapatmenyebabkanadanyaperubahanperilaku pada penderita. Dalam
kemampuanintelektualanakautistidakmengalamiketerbelakangan, tetapi pada hubungansosial dan
responanakterhadap dunia luar, anak sangat kurang. Anak cenderungasikdengandunianyasendiri.
Dan cenderungsukamengamatihal – halkecil yang bagi orang lain tidakmenarik,
tapibagianakautismenjadisesuatu yang menarik.
Terapiperilaku sangat dibutuhkanuntukmelatihanakbisahidupdengan normal sepertianak
pada umumnya, dan melatihanakuntukbisabersosialisasidenganlingkungansekitar.

4.2 SARAN

Semogamakalahinidapatbermanfaatbagi para pembaca khususnyabagimahasiswa-


mahasiswikeperawatan dapatmemahamiasuhankeperawatan pada anakberkebutuhan khusus
autisme dan bagi orang tua yang memilikianakautisme.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim,Http:// www.Dikdasmen.Com/Pendidikan anak Autisme.Html

Danuatmaja,B. (2003), Terapi Anak Autis di Rumah, Jakarta: Puspa Suara

Ellah Siti Chalidah (2005), Terapipermainanbagianak yang memerlukanlayanan

http://sekolahautismeal-ihsan.com/artikel/sekilas-tentang-autisme.html

Pendidikan Khusus, Source (Sumber): DikdasmenDepdiknas

American Psychiatric Association, Diagnostik and Statistical Manual of Mental


Disorders,Washington DC.: American Psychiatric Association Publisher.

Budiman, Melly, (2003), GangguanMetabolisme pada Anak Autistik di Indonesia,(makalah), Jakarta:


Konferensi Nasional Autisme-I.

Hidayat. (2004), Aplikasi Metode TEACCH dan Multisensori-Fernald


dalamOptimasiKemampuanKognitif dan PrilakuAdaptif Anak Autis, (makalah).

Peeters, Theo, (2998), Autism FromTheoritical Understanding to EducationalIntervention, London:


Whurr Publisher Ltd.Pusponegoro, Hartono D, (2003), Pandangan Umum mengenaiKlasifikasi
SpektrumGangguanAutistik dan KelainanSusunnsaraf Pusat (makalah), Jakarta:Konferensi Nasional
Autisme-I

Sasanti, Yuniar, (2003), MasalahPerilaku pada Gangguan Spektrum Autism (GSA)(makalah), Jakarta:
Konferensi Nasional Autisme-I

Threvarthen, Colwyn, (2999), Children With Autism, Second Edition, Philadelphia: JessicaKingsley
Publisher.

Wing, Lorna, (2974), Autistik Children A Guide for Parents and Professionals, NewJersey: The
Chitadel Press

Anda mungkin juga menyukai