Anda di halaman 1dari 20

lOMoARcPSD|29533765

SAP Ansietas KEL 2 Terbaru

keperawatan jiwa (Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ANSIETAS (KECEMASAN)

STASE KEPERAWATAN JIWA

Disusun Oleh :
DYAH RETNO
KUSUMARDANI EKA RISKY
AMELIA HANIFAH
IRMA MASITHOH
MAYA ANDALIA
NORMAWADDAH

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN WIYATA


HUSADA SAMARINDA PROHRAM PROFESI
NERS
2022/2023

Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)


KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya Laporan Anxietas ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun sebagai
salah satu tugas kepanitraan klinik stase Keperawatan Jiwa ITKES Wiyata Husada Samarinda.

Dalam penulisan laporan ini, tidak lepas dari bantuan dan kemudahan yang diberikan secara
tulus dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh dosen akademik.

Dalam penulisan laporan ini tentu saja masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Akhirnya, dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil ‘alamin laporan ini telah selesai dan
semoga bermanfaat bagi semua pihak serta semoga Allah SWT membalas semua kebaikan
dengan balasan yang terbaik, Aamiin Ya Robbal Alamin.

Balikpapan, 10 Januari 2023

Penyusun

Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................1

B. SATUAN ACARA PENYULUHAN..............................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Definisi Kecemasan.........................................................................................6
B. Tingkat Kecemasan..........................................................................................6
C. Tanda dan Gejala..............................................................................................8
D. Faktor yang menimbulkan stres.........................................................................9
E. Cara mengatasi..................................................................................................9
F. Cara melakukan perawatan di rumah..............................................................10

BAB III PENUTUP


A. DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................12

Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kecemasan atau ansietas adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya.
Pengaruh kecemasan terhadap pencapaian kedewasaan, merupakan masalah penting dalam
perkembangan kepribadian. Kecemasan juga merupakan ketakutan yang besar dalam
menggerakkan tingkah laku. Baik tingkah laku normal maupun tingkah laku yang
menyimpangan, yang terganggu, kefua- duanya merupakan pernyataan, penampilan,
penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan itu. Tidak sorang pun bebas dari
kecemasan. Semua orang pasti merasakan kecemasan dalam derajad tertentu. Bahkan
kecemasan yang ringan dapat berguna yakni dalam memberikan rangsangan terhadap
seseorang. Rangsangan untuk mengatasi kecemasan dan membuang sumber kecemasan.
Kecemasan yang dapat membuat seseorang putus asa dan tidak berdaya sehingga
mempengaruhi seluruh kepribadiannya adalah kecemasan yang negative.
Rasa takut yang ditimbulkan oleh adanya ancaman, sehingga seseoranga akan
menghindari diri dari sebagainya. Kecemasan atau ansietas dapat ditimbulkan oleh bahaya
dari luar, mungkin juga bahaya dari dalam diri seseorang, dan pada umumnya ancaman itu
samar-samar. Bahaya dari dalam ditimbulkan bila ada sesuatu hal yang yang tidak dapat
diterimanya, misalnya pikiran, perasaan, keinginan dan dorongan. Pada umumnya pada
orang tua memakai kecemasan berhubungan dengan penolakan dan tidak menyayangi anak
untuk mengajarkan beberapa pola tingkah laku kepada anaknya. Penolakan terus menerus
oleh orang-orang yang berarti bagi seseorang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan
yang berat seumur hidup.
Pada saat ini banyak sekali benyak sekali kecemasan yang timbul sehubungan
dengan moderisasi dan perkembangan teknologi yang mempersempit langkah kerja.
Hampir setiap orang mengalami keraguan, ketidak pastian dalam menghadapi masa kini
yang kompleks. Walaupun kecemasan dapat bersifat konstruktif dan destruktif namun
demikian kecemasan ini harus dipakai sebagai alat untuk mencapai perbaikan dan
kemajuan. Sisi negatif ansietas atau sisi yang membahayakan ialah rasa khawatir yang
berlebihan masalah yang nyata dan potensial. Hal ini menghabiskan tenaga,menimbulkan

Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)


rasa takut, dan menghambat individu melakukan fungsi dengan adekuat dalam situasi
interpersonal, situasi kerja, dan situasi sosial. Diagnosa gangguan ansietas ditegakkan
ketika ansietas tidak lagi berfungsi sebagai tanda bahaya, melainkan menjadi kronis dan
mempengaruhi sebagian besar kehidupan individu sehingga menyebabkan maladapif dan
disabilitas emosional. Misalnya, diagnosa ansietas umum ditegakkan ketika individu selalu
khawatir tentang sesuatu atau semua hal tanpa alasan yang nyata, merasa gelisah,lelah, dan
tegang, serta sulit berkonsentrasi sekurang-kurangnya enam bulan terakhir.

Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Kecemasan (Ansietas)


Sub Topik : Cara mengatasi kecemasan
Hari/Tanggal : Rabu, 11 Januari 2023
Waktu : 09.00-09.30 (30 menit)
Peserta : Pasien Ansietas dan keluarganya
Tempat : Puskesmas Mekar Sari

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembelajaran selama 30 menit, pasien dan keluarga mampu memahami
dan mengetahui cara mengatasi kecemasan

B. Tujuan Khusus
Klien dan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian kecemasan
2. Menguraikan tingkatan kecemasan.
3. Menguraikan tanda dan gejala cemas.
4. Menguraikan faktor-faktor yang dapat menimbulkan stress.
5. Mempraktikkan cara mengatasi kecemasan
6. Melakukan perawatan pasien di rumah

C. Materi

1. Pengertian Kecemasan
2. Tingkat Kecemasan
3. Tanda dan gejala kecemasan
4. Faktor-faktor yang menimbulkan stress
5. Cara mengatasi kecemasan
6. Cara melakukan perawatan pasien dirumah

Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)


D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

E. Media
1. Leaflet
2. Lembar Balik

F. Pengorganisasian Kegiatan
1. Moderator : Dyah Retno Kusumardani, S.Kep
2. Penyuluh : Maya Andalia, S.Kep
3. Observer : Normawaddah, S.Kep
4. Notulen : Irma Masithoh, S.Kep
5. Fasilitator : Hanifah, S.Kep
Eka Risky Amelia, S.Kep

G. Strategi pendidikan kesehatan


No. Kegiatan Pendidikan Kesehatan Waktu
Fasilitaror Peserta (klien)
1 Pembukaan : 1. Menjawab salam 5 menit
1. Memberi salam dan 2. Mengajukan pertanyaan
memperkenalkan diri 3. Menjawab pertanyaan
2. Memberikan pertanyaan apersepsi 4. Menyimak
3. Mengkomunikasikan pokok
bahasan
4. Mengkomunikasikan tujuan
2 Kegiatan Inti : 1. Menyimak 15 menit
1. Menjelaskan materi 2. Mengajukan pertanyaan
2. Memberi kesempatan bertanya 3. Memperhatikan dan
3. Menjawab pertanyaan mengikuti saran yang

Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)


4. Memberikan reinforcement diberikan
5. Melakukan demonstrasi 4. Melakukan redemonstrasi
5. Menyimak dan menjawab
pertanyaan
3 Penutup : 1. Menyimak 10 menit
1. Menyimpulkan materi 2. Menjawab pertanyaan
2. Melaksanakan evaluasi 3. Menjawab salam
3. Mengucapkan salam penutup

H. Evaluasi

Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)


1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan pasien dan keluarga sudah terlaksana dengan baik berupa kontrak waktu,
topik, dan tempat
b. Persiapan alat bantu dan media yang digunakan untuk Penkes

2. Evaluasi Proses
a. Pasien dan keluarga mampu mengikuti Penkes dengan baik sampai selesai
b. Pasien dan keluarga kooperatif dalam mengikuti Penkes
c. Pasien dan keluarga dapat bekerjasama dengan perawat
d. Media dan alat bantu dapat digunakan dengan baik
e. Lingkungan mendukung dalam pelaksanaan Penkes

3. Evaluasi Hasil
a. Evaluasi kognitif
Setelah mengikuti Penkes, diharapkan pasien dan keluarga mampu :
1) Menjelaskan pengertian Ansietas
2) Menjelaskan faktor yang mempengaruhi Ansietas
3) Menjelaskan penyebab Ansietas
4) Menjelaskan tanda dan gejala Ansietas
5) Menjelaskan penatalaksanaan dan perawatan pasien Ansietas
b. Evaluasi efektif
1) Keluarga mampu memberikan penatalaksanaan/cara mengurangi kecemasan
pada salah satu anggota keluarga yang menderita Ansietas
2) Keluarga dapat mengatasi anggota keluarganya apabila sedang mengalami
Ansietas
c. Evaluasi psikomotorik
Keluarga mampu menerapkan penatalaksanaan pada anggota keluarga mereka yang
mengalami Ansietas.

I. Dokumentasi

Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)


Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)
BAB II

Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)


TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Kecemasan

Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan didukung oleh situasi (Videbeck,
2012). Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas menyebar dialam dan terkait dengan
perasaan ketidakpastian dan ketidakberdayaan perasaan isolasi, keterasingan dan
ketidakamanan juga hadir (Stuart, 2015)

Ansietas adalah gangguan alam perasaan (afektif) yang ditandai dengan


perasaanketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami
gangguan dalam menilai realitas (RTA), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami
keretakan kepribadian/ splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih
dalam batas-batas normal (NANDA, 2010).

2. Tingkat Kecemasan

Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan, yang
bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami, dan seberapa baik individu
melakukan koping terhadap ansietas. Menurut Peplau (dalam Videbeck, 2012) ada empat
tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.

Gambar Rentang Respon Ansietas (Stuart & Sundeen, 2015)

Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)


a. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan
perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu memfokuskan
perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, merasakan, dan
melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2012), respons dari ansietas ringan
adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik : ketegangan otot ringan, sadar akan lingkungan, rileks atau
sedikit gelisah, penuh perhatian dan rajin.
2) Respon kognitif : lapang persepsi luas, terlihat tenang, percaya diri, perasaan
gagal sedikit, waspada dan memperhatikan banyak hal, mempertimbangkan
informasi, tingkat pembelajaran optimal.
3) Respons emosional : perilaku otomatis, sedikit tidak sadar, aktivitas
menyendiri, terstimulasi dan senang.

b. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck (2012),
respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
1) Respon fisik : ketegangan otot sedang, tanda-tanda vital meningkat, pupil
dilatasi, mulai berkeringat, sering mondar-mandir, memukul tangan, suara
berubah ; bergetar, nada suara tinggi, kewaspadaan dan ketegangan menigkat,
dan sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
2) Respons kognitif : lapang persepsi menurun, tidak perhatian secara selektif,
fokus terhadap stimulus meningkat, rentang perhatian menurun, penyelesaian
masalah menurun, pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
3) Respons emosional : tidak nyaman, mudah tersinggung, kepercayaan diri
goyah, tidak sabar dan gembira

c. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan
respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2012), respons dari ansietas berat
adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik : ketegangan otot berat, hiperventilasi, kontak mata buruk,
pengeluaran keringat meningkat, bicara cepat, nada suara tinggi, tindakan tanpa

Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)


tujuan dan serampangan, rahang menegang, mengertakan gigi, mondar-mandir,
berteriak, dan meremas tangan, gemetar
2) Respons kognitif : lapang persepsi terbatas, proses berpikir terpecah-pecah,
sulit berpikir, penyelesaian masalah buruk, tidak mampu mempertimbangkan
informasi, hanya memerhatikan ancaman, preokupasi dengan pikiran sendiri,
egosentris
3) Respons emosional : sangat cemas, agitasi, takut, bingung, merasa tidak
adekuat. menarik diri, penyangkalan dan ingin bebas

d. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Menurut
Videbeck (2012), respons dari panik adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik : flight, fight, atau freeze, ketegangan otot sangat berat, agitasi
motorik kasar, pupil dilatasi, tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun,
tidak dapat tidur, hormon stress dan neurotransmiter berkurang, wajah
menyeringai, mulut ternganga
2) Respons kognitif : persepsi sangat sempit. pikiran tidak logis, terganggu,
kepribadian kacau, tidak dapat menyelesaikan masalah, fokus pada pikiran
sendiri, tidak rasional, sulit memahami stimulus eksternal, halusinasi, waham,
ilusi mungkin terjadi
3) Respon emosional : merasa terbebani, merasa tidak mampu, tidak berdaya,
lepas kendali, mengamuk, putus asa, marah, sangat takut, mengharapkan hasil
yang buruk, kaget, takut, lelah

3. Tanda dan gejala kecemasan

a. Gejala motorik, meliputi : gemetar, muka tegang, nyeri otot, nyeri dada, letih, pegal,
sakit kepala, sakit leher.
b. Gejala otonomik, berupa hiperaktivitas saraf otonomik terutama saraf simpatis
ditandai dengan gejala : palpitasi, hiperhidrosis, sesak nafas, diare, parestesia dll.

Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)


c. Khawatir : rasa khawatir yang berlebihan terutama mengenai hal-hal yang belum
terjadi seperti mau mendapat musibah.
d. Kewaspadaan berlebihan : kewaspadaan yang berlebihan meliputi gejala tidur
terganggu, sulit berkonsentrasi, mudah terkejut, tidak bisa santai dll.

4. Faktor-faktor yang menimbulkan stress

a. Lingkungan yang asing


b. Kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan memerlukan
bantuan orang lain
c. Berpisah dengan pasangan dan keluarga
d. Masalah biaya
e. Kurang informasi
f. Ancaman akan penyakit yang lebih parah
g. Masalah pengobatan

5. Cara mengatasi kecemasan

a. Teknik relaksasi segitiga pernapasan (Triangle Breathing) :

1) Ambil napas selama 3 detik dengan lambat,


2) Tahan napas selama 3 detik
3) Keluarkan perlahan selama 3 detik melalui mulut
4) Ulangi selama 3 kali

b. Teknik guided imagery

1) Diri dalam keadaan rileks


2) Teman dan konselor membimbing anda dengan kondisi verbal (bicara perlahan
dan lembut)

Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)


3) Klien dapat terbawa ke tempat yang paling aman yang diinginkan oleh suara
hatinya.
4) Saat terbangun dari proses imagery, klien akan merasa damai, dan akan
mempunyai persepsi yang baru terhadap sesuatu yang membebani, atau lebih
siap menghadapinya.
5) Hindari kafein, alkohol dan rokok
6) Rasa cemas ternyata bisa pula dipicu oleh makanan, minuman, serta kebiasaan
yang kita konsumsi atau lakoni. Kafein, alkohol, dan rokok disebut-sebut
sebagai substansi yang bisa meningkatkan rasa cemas seseorang.

c. Tertawa dan olahraga.

Tidak ada yang membantah kalau banyak ketawa itu dianggap menyehatkan.
Buktinya untuk mengatasi rasa cemas ini, para pakar juga menyarankan agar kita
banyak tertawa. Karena cara tersebut ampuh mengusir emosi dengan sesuatu positif
sifatnya. Tak ubahnya dengan olahraga. 20 hingga 30 menit melakukan olahraga bisa
membantu mengurangi rasa cemas.

d. Tulislah rasa cemas dalam secarik kertas

Cara ini, menurut Bloomfield, lumayan ampuh mengurangi emosi dan rasa sesak di
dada. Karenanya, tulislah dengan jujur ketakutan dan kecemasan yang ada dalam
benak Anda, seperti "Saya cemas karena...", "Saya nggak yakin kalau harus...', atau
"Saya takut ketika..."

e. Bersantai

Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)


Rasa cemas kerap datang akibat banyaknya pekerjaan atau tugas lainnya. Karena itu,
usahakan untuk menyisihkan waktu buat bersenang-senang dan bersantai. Atau
waktu tersebut bisa pula digunakan untuk meditasi, membangun mimpi dan
berimajinasi. Karena kebiasaan tersebut akan membantu mengurangi rasa cemas.

f. Dengar musik.

Berbahagialah orang yang gemar mendengarkan musik. Karena dengan


mendengarkan musik-musik favorit, akan membantu menjalani ritme hidup anda
yang menyenangkan.

6. Cara melakukan perawatan pasien dirumah

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dan lingkungan dalam merawat pasien
di rumah antara lain :

a. Memberikan kegiatan/kesibukan dengan membuatkan jadwal sehari-hari


b. selalu menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri dalam melakukan
suatu kegiatan, misalnya : makan bersama, bekerja bersama, bepergian dll.
c. Meminta keluarga atau teman untuk menyapa klien, jik klien mulai menyendiri
atau berbicara sendiri
d. Mengajak ikut aktif dan berperan serta dalam kegiatan masyarakat, misalnya :
pengajian, kerja bakti dll
e. Berikan pujian, umpan balik atau dukungan untuk ketrampilan sosial yang
dapat dilakukan pasien
f. Mengontrol kepatuhan minum obat secara benar sesuai dengan resep dokter
g. Jika klien malas minum obat, anjurkan untuk minum obat secara halus dan
emapti. Hindari tindakan paksa yang menimbulkan trauma bagi pasien.
h. Kontrol suasana lingkungan/pembicaraan yang dapat memancing terjadinya marah

Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)


i. Mengenali tanda-tanda yang muncul sebagai gejala kekambuhan
j. Segera kontrol ke dokter/RS jika muncul perubahan perilaku yang menyimpang
atau obat habis.

DAFTAR

NANDA. 2010. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2009-2011. Jakarta : EGC.


Stuart, G.W & Sundeen. 2015. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan
Psikiatri. Jakarta.
Erwan Trisnanto. 2014. Satuan Acara Penyuluhan Ansietas.
https://www.academia.edu/9729276/sap_ansietas. Diakses pada tanggal 27 April
2015.

Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)


Rizki Kurniadi. 2012. Penyuluhan Kesehatan Peran Keluarga Dalam Penanganan Pasien
Gangguan Jiwa. http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/penyuluhan-
kesehatan-peran-keluarga.html

Downloaded by 036_Rahayu Lestari (rahayu.tari098@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai