keperawatan jiwa (Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda)
Disusun Oleh :
DYAH RETNO
KUSUMARDANI EKA RISKY
AMELIA HANIFAH
IRMA MASITHOH
MAYA ANDALIA
NORMAWADDAH
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya Laporan Anxietas ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun sebagai
salah satu tugas kepanitraan klinik stase Keperawatan Jiwa ITKES Wiyata Husada Samarinda.
Dalam penulisan laporan ini, tidak lepas dari bantuan dan kemudahan yang diberikan secara
tulus dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh dosen akademik.
Dalam penulisan laporan ini tentu saja masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya, dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil ‘alamin laporan ini telah selesai dan
semoga bermanfaat bagi semua pihak serta semoga Allah SWT membalas semua kebaikan
dengan balasan yang terbaik, Aamiin Ya Robbal Alamin.
Penyusun
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................1
A. LATAR BELAKANG
Kecemasan atau ansietas adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya.
Pengaruh kecemasan terhadap pencapaian kedewasaan, merupakan masalah penting dalam
perkembangan kepribadian. Kecemasan juga merupakan ketakutan yang besar dalam
menggerakkan tingkah laku. Baik tingkah laku normal maupun tingkah laku yang
menyimpangan, yang terganggu, kefua- duanya merupakan pernyataan, penampilan,
penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan itu. Tidak sorang pun bebas dari
kecemasan. Semua orang pasti merasakan kecemasan dalam derajad tertentu. Bahkan
kecemasan yang ringan dapat berguna yakni dalam memberikan rangsangan terhadap
seseorang. Rangsangan untuk mengatasi kecemasan dan membuang sumber kecemasan.
Kecemasan yang dapat membuat seseorang putus asa dan tidak berdaya sehingga
mempengaruhi seluruh kepribadiannya adalah kecemasan yang negative.
Rasa takut yang ditimbulkan oleh adanya ancaman, sehingga seseoranga akan
menghindari diri dari sebagainya. Kecemasan atau ansietas dapat ditimbulkan oleh bahaya
dari luar, mungkin juga bahaya dari dalam diri seseorang, dan pada umumnya ancaman itu
samar-samar. Bahaya dari dalam ditimbulkan bila ada sesuatu hal yang yang tidak dapat
diterimanya, misalnya pikiran, perasaan, keinginan dan dorongan. Pada umumnya pada
orang tua memakai kecemasan berhubungan dengan penolakan dan tidak menyayangi anak
untuk mengajarkan beberapa pola tingkah laku kepada anaknya. Penolakan terus menerus
oleh orang-orang yang berarti bagi seseorang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan
yang berat seumur hidup.
Pada saat ini banyak sekali benyak sekali kecemasan yang timbul sehubungan
dengan moderisasi dan perkembangan teknologi yang mempersempit langkah kerja.
Hampir setiap orang mengalami keraguan, ketidak pastian dalam menghadapi masa kini
yang kompleks. Walaupun kecemasan dapat bersifat konstruktif dan destruktif namun
demikian kecemasan ini harus dipakai sebagai alat untuk mencapai perbaikan dan
kemajuan. Sisi negatif ansietas atau sisi yang membahayakan ialah rasa khawatir yang
berlebihan masalah yang nyata dan potensial. Hal ini menghabiskan tenaga,menimbulkan
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembelajaran selama 30 menit, pasien dan keluarga mampu memahami
dan mengetahui cara mengatasi kecemasan
B. Tujuan Khusus
Klien dan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian kecemasan
2. Menguraikan tingkatan kecemasan.
3. Menguraikan tanda dan gejala cemas.
4. Menguraikan faktor-faktor yang dapat menimbulkan stress.
5. Mempraktikkan cara mengatasi kecemasan
6. Melakukan perawatan pasien di rumah
C. Materi
1. Pengertian Kecemasan
2. Tingkat Kecemasan
3. Tanda dan gejala kecemasan
4. Faktor-faktor yang menimbulkan stress
5. Cara mengatasi kecemasan
6. Cara melakukan perawatan pasien dirumah
E. Media
1. Leaflet
2. Lembar Balik
F. Pengorganisasian Kegiatan
1. Moderator : Dyah Retno Kusumardani, S.Kep
2. Penyuluh : Maya Andalia, S.Kep
3. Observer : Normawaddah, S.Kep
4. Notulen : Irma Masithoh, S.Kep
5. Fasilitator : Hanifah, S.Kep
Eka Risky Amelia, S.Kep
H. Evaluasi
2. Evaluasi Proses
a. Pasien dan keluarga mampu mengikuti Penkes dengan baik sampai selesai
b. Pasien dan keluarga kooperatif dalam mengikuti Penkes
c. Pasien dan keluarga dapat bekerjasama dengan perawat
d. Media dan alat bantu dapat digunakan dengan baik
e. Lingkungan mendukung dalam pelaksanaan Penkes
3. Evaluasi Hasil
a. Evaluasi kognitif
Setelah mengikuti Penkes, diharapkan pasien dan keluarga mampu :
1) Menjelaskan pengertian Ansietas
2) Menjelaskan faktor yang mempengaruhi Ansietas
3) Menjelaskan penyebab Ansietas
4) Menjelaskan tanda dan gejala Ansietas
5) Menjelaskan penatalaksanaan dan perawatan pasien Ansietas
b. Evaluasi efektif
1) Keluarga mampu memberikan penatalaksanaan/cara mengurangi kecemasan
pada salah satu anggota keluarga yang menderita Ansietas
2) Keluarga dapat mengatasi anggota keluarganya apabila sedang mengalami
Ansietas
c. Evaluasi psikomotorik
Keluarga mampu menerapkan penatalaksanaan pada anggota keluarga mereka yang
mengalami Ansietas.
I. Dokumentasi
1. Pengertian Kecemasan
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan didukung oleh situasi (Videbeck,
2012). Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas menyebar dialam dan terkait dengan
perasaan ketidakpastian dan ketidakberdayaan perasaan isolasi, keterasingan dan
ketidakamanan juga hadir (Stuart, 2015)
2. Tingkat Kecemasan
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan, yang
bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami, dan seberapa baik individu
melakukan koping terhadap ansietas. Menurut Peplau (dalam Videbeck, 2012) ada empat
tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.
b. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck (2012),
respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
1) Respon fisik : ketegangan otot sedang, tanda-tanda vital meningkat, pupil
dilatasi, mulai berkeringat, sering mondar-mandir, memukul tangan, suara
berubah ; bergetar, nada suara tinggi, kewaspadaan dan ketegangan menigkat,
dan sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
2) Respons kognitif : lapang persepsi menurun, tidak perhatian secara selektif,
fokus terhadap stimulus meningkat, rentang perhatian menurun, penyelesaian
masalah menurun, pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
3) Respons emosional : tidak nyaman, mudah tersinggung, kepercayaan diri
goyah, tidak sabar dan gembira
c. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan
respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2012), respons dari ansietas berat
adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik : ketegangan otot berat, hiperventilasi, kontak mata buruk,
pengeluaran keringat meningkat, bicara cepat, nada suara tinggi, tindakan tanpa
d. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Menurut
Videbeck (2012), respons dari panik adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik : flight, fight, atau freeze, ketegangan otot sangat berat, agitasi
motorik kasar, pupil dilatasi, tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun,
tidak dapat tidur, hormon stress dan neurotransmiter berkurang, wajah
menyeringai, mulut ternganga
2) Respons kognitif : persepsi sangat sempit. pikiran tidak logis, terganggu,
kepribadian kacau, tidak dapat menyelesaikan masalah, fokus pada pikiran
sendiri, tidak rasional, sulit memahami stimulus eksternal, halusinasi, waham,
ilusi mungkin terjadi
3) Respon emosional : merasa terbebani, merasa tidak mampu, tidak berdaya,
lepas kendali, mengamuk, putus asa, marah, sangat takut, mengharapkan hasil
yang buruk, kaget, takut, lelah
a. Gejala motorik, meliputi : gemetar, muka tegang, nyeri otot, nyeri dada, letih, pegal,
sakit kepala, sakit leher.
b. Gejala otonomik, berupa hiperaktivitas saraf otonomik terutama saraf simpatis
ditandai dengan gejala : palpitasi, hiperhidrosis, sesak nafas, diare, parestesia dll.
Tidak ada yang membantah kalau banyak ketawa itu dianggap menyehatkan.
Buktinya untuk mengatasi rasa cemas ini, para pakar juga menyarankan agar kita
banyak tertawa. Karena cara tersebut ampuh mengusir emosi dengan sesuatu positif
sifatnya. Tak ubahnya dengan olahraga. 20 hingga 30 menit melakukan olahraga bisa
membantu mengurangi rasa cemas.
Cara ini, menurut Bloomfield, lumayan ampuh mengurangi emosi dan rasa sesak di
dada. Karenanya, tulislah dengan jujur ketakutan dan kecemasan yang ada dalam
benak Anda, seperti "Saya cemas karena...", "Saya nggak yakin kalau harus...', atau
"Saya takut ketika..."
e. Bersantai
f. Dengar musik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dan lingkungan dalam merawat pasien
di rumah antara lain :
DAFTAR