Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PENDONOR SEBELUM DAN


SESUDAH DONOR DARAH DI UDD PMI CILEGON

FEBRI ALAMSYAH HASIBUAN


NIM. 2022021018RPL

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI BANK DARAH


AKADEMI BAKTI KEMANUSIAAN
PALANG MERAH INDONESIA
JAKARTA
2023
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan Judul :

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PENDONOR SEBELUM DAN


SESUDAH DONOR DARAH DI UDD PMI CILEGON
Dipersiapkan dan Diseminarkan Oleh :

FEBRI ALAMSYAH HASIBUAN


NIM. 2022021018RPL

Karya tulis ilmiah ini telah memenuhi persyaratan dan disetujui untuk mengikuti
seminar proposal penelitian pada Program Studi D-III Teknologi Bank Darah Akademi
Bakti Kemanusiaan Palang Merah Indonesia

Pembimbing
Karya Tulis Ilmiah

Tetra Anestasia P,S.ST, M.Biomed


NIDN. 1017048903
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan Judul :

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PENDONOR SEBELUM DAN


SESUDAH DONOR DARAH DI UDD PMI CILEGON

Dipersiapkan dan Diseminarkan Oleh :

FEBRI ALAMSYAH HASIBUAN


NIM. 2022021018RPL

Telah memenuhi persyaratan dan disetujui untuk melanjutkan penelitian karya tulis ilmiah pada
Program Studi D-III Teknologi Bank Darah Akademi Bakti Kemanusiaan Palang Merah
Indonesia pada tanggal

Pembimbing KTI Penguji I Penguji II

Tetra Anestasia P,S.ST, M.Biomed (…………………………) (…………………………..)


NIDN. 1017048903 NIDN. …………………. NIDN.

Mengetahui
Direktur Akademi Bakti Kemanusiaan
Palang Merah Indonesia

(Diana Novita, S.ST, M.K.M)


NIDN. 1018118402
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan penyediaan darah di Indonesia dilaksanakan oleh Unit Donor
Darah (UDD) (Kemenkes, 2015). Berdasarkan panduan World Health
Organization (WHO) bahwa kebutuhan darah minimal 2 % dari jumlah
penduduk. Apabila jumlah penduduk Indonesia di tahun 2016 adalah 258.704.986
jiwa, maka idealnya dibutuhkan darah sebanyak 5.174.100 kantong darah
sedangkan produksi darah pada tahun 2016 sebanyak 4.201.578 kantong darah.
Sehingga ketersediaan darah di Indonesia masih kurang. Hal ini disebabkan
karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk donor darah (Pusdatin, 2018).
Donor darah merupakan kegiatan penyaluran darah atau produk berbasis
darah dari satu orang ke orang lain yang memerlukannya baik secara sukarela
maupun sebagai pengganti. Donor darah dibutuhkan pada kondisi medis seperti
kehilangan darah dalam jumlah besar yang disebabkan trauma, operasi, syok, dan
tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah (Lesmana, 2016).
Pelayanan donor darah dimulai dengan pelayanan awal yaitu, pelayanan
seleksi pendonor darah (Astuti dan Artini, 2019). Seleksi donor darah merupakan
tahap awal prosedur melakukan donor darah. Calon pendonor yang ingin
melakukan donor darah wajib melakukan pemeriksaan fisik salah satunya
pemeriksaan tekanan darah. Standart tekanan darah pendonor yaitu 100-160
mmHg (sistol) dan (diastol) 70-100 mmHg (Kemenkes, 2015).
Tekanan darah merupakan salah satu faktor yang sangat penting pada sistem
sirkulasi tubuh manusia. Homeostatis yang ada di dalam tubuh manusia
digambarani oleh tekanan darah yang terjadi di dalam tubuh manusia dimana
tekanan darah diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam arteri,
artriola, kapiler dan sistem vena sehingga membentuk suatu aliran darah yang
menetap (Anggara dan Prayitno 2013). Tekanan darah sistolik terjadi ketika
ventrikel berkontraksi dan mengeluarkan darah ke arteri sedangkan tekanan darah
diastolik terjadi ketika ventrikel berelaksasi dan terisi dengan darah dari atrium.
Pengukuran darah dapat dilakukan dengan menggunakan tensimeter dengan
beberapa prinsip fisika yang berbeda yaitu tensimeter digital dan tensimeter pegas
(Amiruddin et al., 2015).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Lesmana, (2016) tentang pengaruh
donor darah terhadap perubahan tanda-tanda vital pada pendonor darah di PMI
Kota Tarakan diperoleh hasil penelitian bahwa terjadi perubahan tekanan darah
sistolik pada responden sebelum dan setelah donor darah berkurang sebanyak 30
mmHg hingga 37 mmHg. Hal ini terjadi karena setiap terjadi kehilangan darah
dari tubuh dalam jumlah yang cukup besar akan menyebabkan penurunan tekanan
arteri pada daerah toraks yang akan menstimulasi refleks simpatis kemudian akan
menstimulasi vasokontriksi pembuluh darah dan dapat menyebabkan perubahan
pada tekanan darah sistolik. Sedangkan pada diastolik terjadi perubahan tekanan
darah diastolik pada responden sebelum dan setelah donor darah berkurang
sebanyak 20 mmHg. Hal ini terjadi karena saat terjadi kehilangan darah dari
tubuh, maka akan terjadi penurunan tekanan arteri yang akan menstimulasi refleks
vasokontriksi pembuluh darah termasuk pembuluh darah vena sehingga akan
meningkatkan venous return yang secara langsung akan meningkatkan tekanan
pengisian (tekanan darah diastolik).
Selama bulan Februari 2023 peneliti melakukan proses pengambilan darah
di UDD Cilegon, terdapat 6 pendonor yang mengalami keluhan pusing dan mual
setelah donor darah selesai dilaksanakan. Setelah dilakukan pemeriksaan tekanan
darah, tekanan darah 6 pendonor mengalami penurunan tekanan darah sistolik dan
diastolik. Berdasarkan permasalahan diatas, maka diperlukan penelitian tentang
perbedaan tekanan darah pendonor sebelum dan sesudah donor darah di UDD
PMI Cilegon.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dari penelitian
ini adalah: “bagaimana perbedaan tekanan darah pendonor sebelum dan sesudah
donor darah di UDD PMI Cilegon” ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan tekanan darah pendonor sebelum dan
sesudah donor darah di UDD PMI Cilegon.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik pendonor berdasarkan usia, jenis
kelamin, golongan darah dan jenis pendonor.
b. Untuk mengetahui tekanan darah pendonor sebelum donor darah di
UDD PMI Cilegon.
c. Untuk mengetahui tekanan darah pendonor setelah donor darah di
UDD PMI Cilegon.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan menambah informasi
mengenai pengaruh donor darah terhadap tekanan darah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi UDD PMI Cilegon

Hasil penelitian ini bahan evaluasi sebagai landasan tindak


lanjut dalam penanganan pendonor yang mengalami keluhan pusing
setelah donor darah.
b. Bagi Masyarakat
Penelitian ini di harapkan sebagai sumber informasi mengenai
pengaruh donor darah terhadap tekanan darah.
c. Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan sebagai sumber informasi dan


refrensi penelitian selanjutnya agar bisa lebih dikembangkan
dalam pengujian lainnya khususnya mengenai pengaruh donor
darah terhadap tanda vital lainnya seperti denyut nadi, suhu badan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Donor Darah
Donor darah adalah proses pengeluaran darah dari tubuh seseorang untuk
diberikan kepada seseorang yang membutuhkan. Proses donor dilakukan secara
steril dan tertutup (closed system) untuk menghindari paparan dari luar yang dapat
menyebabkan kontaminasi pada produk darah yang diolah. Donor darah dilakukan
dalam kurun waktu sekali dalam tiga bulan (Kemenkes, 2015).
Donor darah biasa dilakukan rutin di Unit Donor Darah, tempat keramaian
seperti di pusat perbelanjaan, di sekolah, Universitas, di kantor perusahaan,
ataupun di tempat ibadah. Hal ini bertujuan untuk mempemudah dan menarik
simpati masyarakat untuk melakukan donor darah serta mempermudah para
pendonor agar melakukan donor darah, tanpa harus ke Unit Donor Darah (Harsiwi
dan Arini, 2018).

1. Berdasarkan kategorinya donor darah yaitu sebagai berikut:

Menurut Kemenkes (2015), Berdasarkan motivasi donor hanya


terdapat tiga jenis donor yang diperbolehkan antara lain :
a. Donor Sukarela
Donor sukarela adalah pendonor yang memberikan darah, plasma atau
komponen darah lainnya atas kehendaknya dan tidak menerima
pembayaran, baik dalam bentuk tunai atau hal lainnya sebagai pengganti
uang.
b. Donor Pengganti
Donor penggati adalah pendonor yang memberikan darahnya ketika
dibutuhkan oleh anggota keluarganya atau masyarakat.
c. Donor Bayaran
Donor bayaran adalah pendonor yang memberikan darah dengan
mendapatkan pembayaran atau keuntungan lainnya untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang mendasar atau sesuatu yang dapat di jual atau
dapat di tukarkan ke dalam uang tunai atau di transfer ke orang lain.

2. Donor Darah Berdasarkan Frekuensi Donor


a. Donor baru adalah donor yang sudah mendonorkan darahnya
kurang dari atau sama dengan tiga kali penyumbangan.

b. Donor berulang adalah donor yang sudah mendonorkan darahnya


lebih dari tiga kali penyumbangan.
3. Donor Darah Berdasarkan Tempat Donor Darah
a. Donor darah di gedung Unit Donor Darah
Donor darah di gedung Unit Donor Darah mengacu kepada
Peraturan Kementerian Kesehatan No 91 tahun 2015 yaitu
bangunan dan fasilitas secara rinci meliputi kondisi, kualifikasi,
pengawasan lingkungan, kondisi lantai, dinding dan fittings,
pembagian area kerja, serta tindakan kebersihan mengacu terhadap
manajemen mutu produk, sehingga mendapatkan komponen darah
yang aman.
b. Donor darah di Mobile Unit
Donor darah di mobil unit merupakan sebuah program kerja sama dari
Unit Donor Darah dengan instansi atau organisasi untuk melakukan acara
donor darah dengan tujuan mendapatkan jumlah donor yang besar.
Pengambilan darah di mobil unit, gedung dan lokasi harus memenuhi
sistem manajemen mutu untuk unit penyedia darah, luas ruang
mencukupi untuk kegiatan yang sesuai standar dan kerahasiaan peserta
donor darah terjaga, ada ventilasi, pasokan listrik, pencahayaan, fasilitas
cuci lengan, jaringan komunikasi, area untuk penyimpanan darah dan
transportasi darah (Kemenkes, 2015).
B. Manfaat Donor Darah
Donor darah akan membantu menurunkan resiko terkena serangan jantung,
mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh. Manfaat mendonorkan darah secara
rutin setiap tiga bulan sekali akan menyebabkan tubuh akan terpacu untuk
memproduksi sel-sel darah merah baru, sedangkan fungsi sel-sel darah merah
adalah untuk oksigenisasi dan mengangkut sari-sari makanan. sehingga fungsi
darah menjadi lebih baik sehingga donor menjadi sehat. Selain itu, kesehatan
pendonor akan selalu terpantau karena setiap kali donor darah dilakukan
pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan uji saring darah terhadap infeksi yang
dapat ditularkan lewat darah. Manfaat lainnya dari mendonorkan darah adalah
mendapatkan kesehatan psikologis karena menyumbangkan hal yang tidak ternilai
harganya kepada yang membutuhkan akan membuat kita merasakan kepuasan
psikologis (Harsiwi dan Arini, 2018).
C. Seleksi Donor Darah
Seleksi donor darah merupakan upaya untuk menilai apakah pendonor
memenuhi persyaratan atau tidak (Sonita dan Kundari, 2019). Setiap UDD
memiliki tanggung jawab yang sangat pokok atas ketersediaan, mutu dan
keamanan darah dan komponen darah yang diambil di UDD nya dan kewajiban
untuk menjamin tidak terjadinya bahaya terhadap pendonor darah saat proses
pengambilan darah, penerima darah dan komponen darah yang diambil atau
pegawai yang melakukan pengambilan darah. Kewajiban ini dapat dipenuhi
melalui jaminan bahwa donor telah diseleksi dengan hati-hati dari penyumbang
darah sukarela, berdasarkan terpenuhinya kriteria yang dinilai melalui kuesioner
kesehatan dan pemeriksaan fisik terbatas (Kemenkes, 2015).
Tujuan dari seleksi donor adalah untuk menjamin bahwa pendonor berada
dalam kondisi kesehatan yang baik dan untuk mengidentifikasi setiap faktor risiko
yang mungkin mempengaruhi keamanan dan mutu dari darah yang
disumbangkan. Salah satu pemeriksaan pada saat seleksi donor yaitu pemeriksaan
kadar hemoglobin (Sonita dan Kundari, 2019).
Pendonor darah harus memenuhi berbagai persyaratan untuk mendonorkan
darahnya antara: umur 17-60 tahun, berat badan minimal 45 kg, temperatur tubuh
berkisar antara 36,6-370C, tekanan darah baik, yang ditunjukkan dengan systole
100- 160 mmHg dan diastole 70-100 mmHg, denyut nadi teratur yaitu sekitar 50-
100 kali/menit, kadar hemoglobin baik pria maupun perempuan minimal 12,5
gram/dL, tidak menderita penyakit jantung, hati, ginjal, paru, kencing manis,
pendarahan, kejang atau penyakit kulit kronis, penyakit hepatitis B, hepatitis C,
penyakit tuberculosis, sifilis, Human Immunodeficiency Virus, epilepsi dan sering
kejang serta tidak pernah mengalami ketergantungan obat, alkoholisme akut dan
kronik (Kemenkes, 2015).
D. Alur Donor Darah

Sebelum dilakukan proses pengambilan darah, calon pendonor darah akan


melalui beberapa tahap antara lain : tahap pertama bagi calon pendonor darah
yaitu mengambil form pendaftaran dan mengisikan data pribadi. Kemudian
dilakukan pemeriksaan berat badan, kadar hemoglobin, golongan darah dan
tekanan darah oleh petugas UDD PMI. Apabila memenuhi persyaratan, tahap
berikutnya yaitu proses pengambilan darah. Sedangkan bagi yang tidak memenuhi
syarat donor darah, maka pengambilan darah tidak dapat dilakukan. Setelah
selesai proses pengambilan darah, pendonor darah diberi waktu untuk beristirahat
sejenak. Apabila keadaan pendonor sudah membaik, maka petugas UDD PMI
mempersilahkan pendonor darah untuk mengambil kartu donor. Kartu tersebut
adalah bukti bahwa seseorang telah melakukan donor darah (Kemenkes, 2015).

E. Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan faktor yang penting pada sistem sirkulasi.


Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di
dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya
darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah
suatu aliran darah yang menetap (Anggara dan Prayitno, 2013).
Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung
terhadap dinding arteri. Pada manusia, darah dipompa melalui dua sistem sirkulasi
terpisah dalam jantung yaitu sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Ventrikel
kanan jantung memompa darah yang kurang O2 ke paru-paru melalui sirkulasi
pulmonal di mana CO2 dilepaskan dan O2 masuk ke darah. Darah yang
mengandung O2 kembali ke sisi kiri jantung dan dipompa keluar dari ventrikel kiri
menuju aorta melalui sirkulasi sistemik di mana O2 akan dipasok ke seluruh tubuh.
Darah mengandung O2 akan melewati arteri menuju jaringan tubuh, sementara
darah kurang O2 akan melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke jantung.
Tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg), dan dicatat sebagai dua
nilai yang berbeda yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.
Tekanan darah sistolik terjadi ketika ventrikel berkontraksi dan mengeluarkan
darah ke arteri sedangkan tekanan darah diastolik terjadi ketika ventrikel
berelaksasi dan terisi dengan darah dari atrium (Amiruddin et al., 2015).
Pengukuran darah dapat dilakukan dengan menggunakan tensimeter dengan
beberapa prinsip fisika yang berbeda yaitu tensimeter digital dan tensimeter pegas.
Penggunaan tensimeter digital sangat mudah dilakukan dan tidak diperlukan
pelatihan khusus. Pengukuran dengan tensimeter seperti ini dapat dilakukan oleh
orang awam. Pengukuran tensimeter menggunakan tensimeter pegas jauh lebih
sulit dibandingkan dengan tensimeter digital. Hal ini disebabkan karena dua
macam tensimeter ini mengandalkan ketelitian dalam melihat penurunan tekanan
melalui penunjuk angka yang disinkronkan dengan penggunaan stetoskop pada
telinga sehingga alat ini memerlukan pengalaman, keahlian khusus serta
konsentrasi tinggi dalam penggunaannya (Zuhdi et al., 2020).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah adalah faktor
keturunan, usia, jenis kelamin, stres fisik dan psikis, kegemukan (obesitas), pola
makan tidak sehat, konsumsi garam yang tinggi, kurangnya aktivitas fisik,
konsumsi alkohol, konsumsi kafein, penyakit lain, dan merokok. Selain itu,
faktor- faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah adalah faktor
keturunan, usia, jenis kelamin, stres fisik dan psikis, kegemukan (obesitas), pola
makan tidak sehat, konsumsi garam yang tinggi, kurangnya aktivitas fisik,
konsumsi alkohol, konsumsi kafein, penyakit lain, dan merokok (Sasmalinda et
al., 2020).
F. Metode Tekanan Darah

Metode pengukuran tekanan darah terdiri atas tiga bagian yaitu:


1. Metode Langsung : apabila kanul dimasukkan ke arteri, tekanan arteri
dapat diukur secara langsung dengan manometer air raksa atau ukuran
dasar ketegangan yang sesuai dan suatu osiloskop diatur untuk menulis
secara langsung pada potongan kertas yang bergerak. Apabila arteri
diikat di atas titik tempat memasukkan kanul, suatu tekanan ujung
terekam. Aliran dalam darah tergantung dan semua energi kinetik dari
aliran dikonversi menjadi energi tekanan.
2. Metode Auskultasi : Tekanan darah arteri pada manusia secara rutin
diukur dengan metode auskultasi. Suatu manset yang dapat dipompa
(manset Riva-Rocci) dihubungkan pada manometer air raksa
(sfigmomanometer) kemudian di lilitkan di sekitar lengan dan stetoskop
di letakan dibatas arteri brakialis pada siku. Manset secara cepat dipompa
sampai tekanan di dalamnya di atas tekanan sistolik yang diharapkan
dalam arteri brakialis. Arteri dioklusi oleh manset dan suara tidak
terdengar oleh stetoskop. Kemudian secara perlahan tekanan manset
diturunkan maka pada bunyi pertama terdengar suara tekanan sistolik.
Menurunnya tekanan suara menjadi lebih keras, kemudian tidak jelas dan
menutupi, akhirnya akan menghilang pada kebanyakan individu ini
disebut dengan bunyi korotkoff. Tekanan diastolik pada orang dewasa
dalam keadaan istirahat berkolerasi paling baik dengan tekanan pada saat
bunyi menghilang. Tetapi pada orang dewasa yang baru selesai
berolahraga dan pada anak, tekanan diastolik berkolerasi paling baik saat
bunyi menghilang.
3. Metode Palpasi: Tekanan sistolik ditentukan dengan cara memompa
manset lengan dan kemudian membiarkan tekanan turun dan menentukan
tekanan pada saat denyut radialis pertama kali teraba. Oleh karena
kesulitan menentukan secara pasti kapan denyut pertama teraba, tekanan
yang diperoleh dengan metode palpasi biasanya 2-5 mmHg lebih rendah
dibandingkan dengan diukur dengan metode auskultasi.

G. Gejala yang ditemukan pada pasien sesudah donor


G. Kerangka Teori

Donor darah

Manfaat donor darah

Seleksi donor darah

Alur donor darah

Tekanan darah

Metode pemeriksaan
tekanan darah

Gambar 2.1 Kerangka Teori


(Sumber: Kemenkes, 2015)
H. Kerangka Konsep
Seleksi Donor Darah

Pemeriksaan kesehatan pendonor

Pemeriksaan kadar Pemeriksaan Golongan Pemeriksaan tekanan darah


Hemoglobin darah sebelum donor darah

Lolos seleksi Tidak lolos


donor seleksi donor

Pengambilan donor darah

Pemeriksaan tekanan darah setelah donor darah

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


Keterangan :

Diteliti

Tidak Diteliti
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental. Pendekatan
penelitian menggunakan metode one group pre test-post test design dengan
rancangan retrospektif.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini ialah seluruh data pendonor di UTD PMI Cilegon
tahun 2023 Bulan Mei sebanyak 385 pendonor.

2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh data pendonor sukarela dan
pendonor pengganti sebanyak 79 pendonor. Jumlah ini diperoleh dari hasil
rumus Slovin yaitu :
n = N/(1 + Ne2)
n = 385/(1 + 385×(0,1)2)
n = 385/ 4,85
n = 79 pendonor

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah adalah purposive


sampling. Kriteria sampling yang digunakan pada penelitian ini antara lain:
a. Kriteria Inklusi
1) Data pendonor sukarela dan pendonor pengganti
2) Data pendonor yang melakukan seleksi pemeriksaan tekanan
darah.
3) Data pendonor yang lolos seleksi donor darah
4) Data pendonor yang lolos pemeriksaan IMLTD seperti Hepatitis
B, Hepatitis C, HIV dan Sifilis.
b. Kriteria ekslusi
1) Data pendonor yang gagal melakukan seleksi pemeriksaan
hemoglobin.
2) Data pendonor yang reaktif pemeriksaan IMLTD seperti Hepatitis
B, Hepatitis C, HIV dan Sifilis.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di UTD PMI Cilegon yang beralamatkan di RS.
Krakatau medika, Jalan Semang Raya No. 3 Cilegon.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2023.
D. Langkah Penelitian

1. Penyerahan pembutan surat permohonan izin pengambilan data dan


penelitian di UTD PMI Cilegon kepada Akademi Bakti Kemanusiaan PMI.
2. Setelah surat dibuatkan oleh Institusi Akademi Bakti Kemanusiaan PMI,
selanjutnya penyerahan surat permohonan izin pengambilan data dan
penelitian diberikan kepada bagian komite diklat di UTD PMI Cilegon.
3. Setelah mendapatkan persetujuan, dilakukan pengambilan data serta
penelitian terkait pemeriksaan tekanan darah pendonor sukarela dan
pengganti di UTD PMI Cilegon.
4. Melakukan pemeriksaan tekanan darah pada saat seleksi donor darah.
5. Peneliti melakukan proses pengambilan darah donor (Aftap).
6. Peneliti melakukan pemeriksaan tekanan darah kepada pendonor setelah
melakukan donor darah.
7. Data dikumpulkan dan kemudian dilakukan pengolahan data menggunakan
Microsoft excel.
8. Menganalisis hasil pengolahan data dan pembuatan kesimpulan.
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah donor darah sedangkan
variabel independent nya adalah tekanan darah pendonor.
2. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel
Nama Definisi Hasil
No Skala Alat ukur
Variabel Operasional Ukur
1 Donor darah Proses Nomina Inform 1. Sebelum
pengambilan l Consent donor
darah pada 2. Setelah
pendonor sukarela donor
maupun pengganti

2 Tekanan darah Tekanan darah Rasio Tensi mmHg


pada pendonor meter
yang dilakukan
pemeriksaan pada
saat sebelum dan
setelah proses
donor darah

F. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data

1. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan data
primer yang diambil melalui proses penelitian. Peneliti melakukan
pemeriksaan sebelum dilakukan proses pengambilan darah pendonor dan
setelah proses pengambilan darah pendonor. Peneliti juga mengambil data
identitas donor melalui inform concent yang telah diisi pendonor. Kemudian
data yang telah dikumpulkan akan dilakukan pengolahan data dan analisa data.
2. Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh penulis kemudian dipindahkan kedalam
worksheet excel, kemudian selanjutnya data diolah menggunakan SPSS.
3. Analisis Data
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat dan
bivariat. Penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik. Analisis univariat
menggunakan grafik dan tabel dan analisa bivariat menggunakan uji T
berpasangan atau uji Wilcoxon).
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, M. A., Danes, V. R., & Lintong, F. (2015). Analisa Hasil Pengukuran
Tekanan Darah antara Posisi Duduk dan Posisi Berdiri pada Mahasiswa
Semester VII (Tujuh) TA. 2014/2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi. Jurnal E-Biomedik (EBm), 3(April), 125–129.
Anggara, F., & Prayitno, N. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012.
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1), 575–598.
https://doi.org/10.1002/9781444324808.ch36.
Astuti, Y., dan Artini, D. 2020. Hubungan Komunikasi Efektif dengan Kepuasan
Pendonor Darah dalam Pelayanan Seleksi Donor di Unit Transfusi Darah
Palang Merah Indonesia Kota Yogyakarta. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 3(3), 160–167.
Lesmana, 2016. Pengaruh Donor Darah Terhadap Perubahan Tanda-Tanda Vital.
Jurnal Keperawatan Sriwijaya,3(1): 49-56.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.91. 2015, Standart Pelayanan Transfusi
Darah, Menkes RI, Jakarta.
Pusdatin. 2018. Infodatin Pelayanan Darah Di Indonesia (p. 156).
https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/18091000001/pelayanan-darah-
di-indonesia-2018.html
LAMPIRAN
19

Lampiran 1. Timeline Ujian


20

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian


21

Lampiran 3. Surat Balasan Izin Penelitian


22

Lampiran 4. Lembar Bimbingan

Anda mungkin juga menyukai