Arthritis Rheumatoid Juvenil
Arthritis Rheumatoid Juvenil
beberapa masalah dari waktu ke waktu, tetapu ia bisa lebih menetap dan
menyebabkan kerusakan sendi dan jaringan pada anak-anak yang lebih tua. ARJ
kriteria tahun 1977 dan menetapkan bahwa Juvelile Rheumatoid Arthritis adalah
nama yang digunakan untuk bentuk utama dari artritis kronis pada anak-anak dan
dibagi atas 3 onset subtipe yaitu: sistemik, poliartikuler, dan pausiartikuler. Onset
BATASAN3
yang paling sering pada anak, dan merupakan kelainan yang paling sering
idiopatik dari sendi kecil, disertai dengan pembengkakan dan efusi sendi. Ada 3
yang termasuk ke dalam kelompok penyakit jaringan ikat yang terdiri lagi dari
beberapa penyakit.
1
PATOFISIOLOGI 3,4
Pada ARJ sistem imun tidak bisa membedakan antigen diri. Antigen pada
ARJ adalah sinovia persendian. Hal ini terjadi karena genetik, kelainan sel T
supresor, reaksi silang antigen, atau perubahan struktur antigen diri. Peranan sel T
Virus dianggap sebagai penyebab terjadinya perubahan struktur antigen diri ini.
Tampaknya ada hubungan antara infeksi virus hepatitis B, virus Eipstein Barr,
Tahap berikutnya terjadi sembab pada sinovia, proliferasi sel sinovia mengisi
rongga sendi. Sel radang yang dominan pada tahap awal adalah netrofil, setelah
itu limfosit, makrofag dan sel plasma. Pada tahap ini sel plasma memproduksi
terutama IgG dan sedikit IgM, yang bertindak sebagai faktor rheumatoid yaitu
IgM anti IgG. Belakangan terbukti bahwa anti IgG ini jaga bisa dari klas IgG.
2
seluler, yang menimbulkan proliferasi dan kerusakan sinovia. Sitokin yang paling
berperan adalah IL-18, bersama sitokin yang lain IL-12, IL-15 menyebabkan
respons Th1 berlanjut terus menerus, akibatnya produksi monokin dan kerusakan
disebabkan respons imun seluler. Kelainan yang khas adalah keruskan tulang
rawan ligamen, tendon, kemudian tulang. Kerusakan ini disebabkan oleh produk
enzim, pembentukan jaringan granulasi. Sel limfosit, makrofag, dan sinovia dapat
A. JRA onset sistemik : subtipe ini adalah JRA yang disertai dengan
dapat mcncapai 103°F atnu lebih), disertai atau tidak disertai adanya
3
kemungkinan JRA onset sistemik (probable systemic onset JRA).
B. JRA onset pausiartikuler : Subtipe ini adalah JRA dengan artritis pada
a. poliartritis
b. oligoartritis
3) Poliartritis (PO)
4
1. Demam Rematik
3. Spondilitis Ankilosis
5. Sindrom Vaskulitik
6. Sklerodcrma
7. Artritis Psoriatik
8. Sindrom Reiter
9. Sindrom Sjogren
B. Artritis Infeksi
F. Penyakit hematologi
G. Artralgia psikogenik
H. Lain-lain :
1. Sarkoidosis
2. Hypertrophic osteoarthropathy
3. Sinovitis Vilonodulcr
5
GEJALA KLINIK4,5,6
Artritis
Adalah gejala klinis utama yang terlihat secara obyektif. Ditandai dengan
salah satu dari gejala pembengkakan atau efusi sendi, atau paling sedikit 2 dari 3
gejala peradangan yaitu gerakan yang terbatas, nyeri jika digerakkan dan panas.
Nyeri atau sakit biasanya tidak begitu menonjol. Pada anak kecil, yang lebih jelas
adalah kekakuan sendi pada pergerakan, terutama pada pagi (morning stiffness).
dari 4 sendi, sedangkan tipe onset oligoartritis 4 sendi atau kurang. Pada tipe
oligoartritis sendi besar lebih sering terkena dan biasanya pada sendi tungkai.
Pada tipe poliartritis lebih sering terdapat pada sendi-sendi jari dan biasanya
simetris, bisa juga pada sendi lutut, pergelangan kaki, dan siku.
lebih dari 39o C selama 2 minggu atau lebih, artritis disertai kelainan sistemik lain
Klinis
6
Diagnosis terutama berdasarkan klinis. Penyakit ini paling sering terjadi
pada umur 1-3 tahun. Nyeri ekstremitas seringkali menjadi keluhan utama pada
awal penyakit. Gejala klinis yang menyokong kecurigaan kearah ARJ yaitu
kekakuan sendi pada pagi hari, ruam rematoid, demam intermiten, perikarditis,
Laboratorium
4. Eclampsia
5. Stroke Hemorrhagic
6. Stroke Ischemic
7. Autoimmune disorders
8. Cancer-associated TTP
7
9. Drug-induced TTP
14. Vasculitis
IgE lebih sering pada anak yang lebih besar dan tidak dihubungkan
1. Infection
8
6. Nephrosis, renal disease with azotemia
8. Vasculitides
b. Polymyalgia Rheumatica
Bila positif , sering kali pada ARJ poliartritis, anak yang lebih besar,
nodul subkutan, erosi tulang atau keadaan umum yang buruk. Faktor
dideteksi, sedangkan pada ARJ lebih sering IgG-anti IgG yang lebih
9
periostal. Pada stadium lanjut, biasanya setelah 2 tahun, dapat
yang lebih khas yaitu erosi, pengecilan diameter tulang panjang dan
naik).
10
o Walaupun tidak ada yang patognomonik namun gejala klinis yang
menyokong kecurigaan ke arah ARJ yaitu kaku sendi pada pagi hari,
DIAGNOSIS BANDING
Tuberculosis
Crohn Disease
Endocarditis Bacterialis
Kawasaki Disease
Osteomyelitis
Pericarditis Viral
Sarcoidosis
Ulcerative Colitis
PENATALAKSANAAN 4,5,6
11
Garis besar pengobatan
dan penderita; Keterlibatan sekolah dan lingkungan; (2). Obat anti-inflamasi non
steroid yang lain, yaitu Tolmetindan Naproksen; (3). Obat steroid intra-artikuler;
(4). Perawatan Rumah Sakit dan (5). Pembedahan profilaksis dan rekonstruksi.
menekan inflamasi, aman untuk pemakaian jangka panjang. Dosis yang efektif
adalah 75-90mg/kgBB/ hari dibagi 3-4 dosis, diberikan 1-2 tahun setelah gejala
klinis hilang.
Analgesik lain.
pada tipe sistemik, tidak boleh dipakai dalam jangka waktu lama karena
Sebagian besar NSAID yang baru tidak boleh diberikan pada anak,
pemakaiannya hanya untuk mengontrol nyeri, kekakuan, dan inflamasi pada anak
yang tidak responsif terhadap asam asetil salisilat atau sebagai pengobatan awal.
12
itu Naproksen dengan dosis 10-15mg/kgBB/hari memberikan hasil pengobatan
masa rawat inap. Obat-obat ini hanya boleh diberikan pada poliartritis progresif
Hidroksiklorokuin
13
dihentikan. Ketika memulai jangan lupa meyakinkan bahwa tidak ada defisiensi
Kortikosteroid
atau dosis terbagi pada kasus berat. Bila terjadi perbaikan klinis maka dosis
Imunosupresan
indikasi untuk poliartritis berat atau gejala sistemik yang tidak membaik dengan
Evaluasi pengobatan
14
Setelah 2-4 bulan, pemeriksaan laboratorium yang tetap menunjukkan
KOMPLIKASI4
serius pada ARJ. Hal ini terjadi karena penutupan epifisis dini yang sering terjadi
pada tulang dagu, metakarpal dan metatarsal. Kelainan tulang dan sendi lain dapat
pula terjadi, yang tersering adalah ankilosis, luksasio, dan fraktur. Komplikasi-
komplikasi ini terjadi tergantung berat, lama penyakit dan akibat pengobatan
sekunder dapat terjadi walaupun jarang dan dapat fatal karena gagal ginjal.
Systemic
o Pericarditis
o Hemolytic anemia
o Endarteritis
Pauciarticular JRA
o Uveitis
Polyarticular JRA
o Skeletal abnormalities
15
o Cervical spine involvement
PROGNOSIS4
Sekitar 70-90% penderita ARJ sembuh tanpa cacat, 10% menderita cacat
disertai kecacatan.
16
Gambar 1. pasien dengan penyakit pausiartikular aktif
17
DAFTAR PUSTAKA
2007.
3. Miller Ml, Cassidy Jt. Juvenile Rheumatoid Arthritis. In: Behrman Re,
www.pediatrik.com, 2007.
www.emedicine.com, 2007.
18