Anda di halaman 1dari 4

GIGITAN HPR

No.Dokumen :442/514/SOP/Pusk.BA 1/2022

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal terbit : 19/01/2023

Halaman :¼

UPTD PUSKESMAS
dr. I Wayan Agus Arisnawan
BANJARANGKAN I
NIP.198608142011011009
Hewan Penular Rabies (HPR) adalah hewan yang dapat menularkan penyakit
1. Pengertian
Rabies melalui gigitan atau jilatan

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan lagkah-langkah untuk penatalaksanaan pasien


gigitan hpr

- Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Banjarangkan I No. 22 Tahun 2023


3. Kebijakan
Pedoman Pelayanan Klinis Upaya Kesehatan Perorangan
- Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Banjarangkan I No. 32 Tahun 2023
Pedoman Ruang Tindakan dan Gawat Darurat
- Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Banjarangkan I No. 62 Tahun 2023
Panduan Triage
- Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Banjarangkan I No. 64 Tahun 2023
Pelayanan Rujukan Pasien
- Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Banjarangkan I No. 65 Tahun 2023
Pemulangan Pasien
-

4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia NOmor


HK.01.07/menkes/1186/2022 Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi
Dokteer di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

1.Alat
5. Prosedur
1. Set bedah
2.Bahan
1. Set bedah
2. Var
3. Apd
1. Petugas melakukan anamnesa (subjective).
6. Langkah- langkah
a. Stadium prodomal
b. Stadium sensori
c. Stadium eksitasi
d. Stadium paralisis
Pada umumnya rabies pada manusia mempunyai masa inkubasi 3-8
minggu, gejala-gejala jarang timbul sebelum 2minggu dan biasanya timbul
sesudah 12 minggu.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik (objective).
a. Pada saat pemeriksaan, luka gigitan mungkin sudah sembuh bahkan
mungkin telah di lupakan
b. Pada pemeriksaan dapat ditemukan gatal dan parestia pada luka bekas
gigitan yang sudah sembuh (50%)
c. Jika sudah terjadi disfungsi batang otak maka terdapat hipertventilasi,
hipoksia, hipersalivasi, kejang, disfungsi saraf otonam, sindrom
abnormalitas ADH, paralitik/ paralisis flaksis.
d. Tanda patognomonis
3. Petugas menegakan diagnosis (assessment)
Diagnosis di tegakan dengan riwayat gigitan (+) dan hewan yang
mengigit mati dalam 1 minggu
4. Petugas merencanakan tata laksana (planning)
a. Isolasi pasien penting segera setelah diagnosis ditegakan untuk
menghindari rangsangan-rangsangan yang bisa menimnulkan spasme
oto ataupun mencegah penularan
b. Fase awal: luka gigitan harus segera dicuci dengan air sabun (detergen)
5-10 menit kemudian dibilas dengan air bersih, di lakukan debridement
dan diberikan desiinfektan seperti alcohol 40-70%, tintura yodi atau
larutan eohiran. Jika terkena selaput lendir seperti mata, hidung, atau
mulut, maka cucilah Kawasan tersebut dengan air lebih lama
c. Fase lanjut puskesmas merujuk pasien ke rumah sakit
d. Pemberian serum Anti Rabies (SAR) bila serumheterog(bersala dari
serum kuda) dosis 40 IU /kgBB di suntikan infiltrasi pada luka
sebanyak-banyaknya, sisanya disuntikan secara IM. Skin test perlu di
lakukan terlebih dahulu. Bila serum homolog
e. Pemberian serum dapat dikombinasikan dengan vaksin anti rabies pada
hari pertama kunjungan
f. Pemberian vaksin anti rabies dalam waktu 10hari infeksi yang di kenal
sebagai post-exporsure atau “PEP”VAR secara IM pada otot deltoid
atau anterolateral pada dengan dosis 0,5 ml pada hari 0,3,7,14,28
g. Pada orang yang sudah mendapat vaksin rabies dalam waktu 5 tahun
terakhir, bila di gigit Binatang tersangka rabies, vaksin cukup diberikan
2 dosis pada hari 0 dan 3, namun bila gigitan berat vaksin diberikan
lengkap.
h. Pada gigitan luka yang parah, gigitan di daerah leher ke atas pada jari
tangan dan genetalia diberikan SAR 20 IU /kg/BB dosis tunggal. Cara
pemberian SAR adalah setengah dosis infitrasi pada sekitar luka dan
setengah dosis IM pada tempat yang berlainan dengan suntikan SAR,
Diberikan pada hari yang sama dengan dosis pertama SAR

7. Bagan Alir

Petugas melakukan anamnesa


(subjective).

Petugas melakukan pemeriksaan fisik


(objective).

Petugas menegakan diagnosis


(assessment).

Petugas merencanakan tata laksana


(planning)

8. Hal-hal yang perlu 1. Observasi HPR


diperhatikan 2. Pencucian Luka

1.Ruangan Pemeriksaan Umum


9. Unit terkait
2.Ruangan lansia
3.Ruangan MTBS
Rekam Medis
10. Dokumen terkait

11. Rekaman Histori


Perubahan

Anda mungkin juga menyukai