Anda di halaman 1dari 2

CARDIORESPIRATORY ARREST

No. Dokumen : 442/…./SOP/Pusk.BAI

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal terbit : ……/…../2021

Halaman : 1/3

dr. I Wayan Agus Arisnawan


UPTD. PUSKESMAS BANJARANGKAN I NIP.198608142011011009

1. Pengertian Cardirespiratory arrest (CRA) adalah kondisi kegawatdaruratan karena berhentinya aktivitas jantung paru secara

mendadak yang mengakibatkan kegagalan sistem sirkulasi. Hal ini disebabkan oleh malfungsi mekanik jantung paru

atau elektrik jantung. Kondisi yang mendadak dan berat ini mengakibatkan kerusakan organ.

Henti jantung adalah konsekuensi dari aktivitas otot jantung yang tidak terkoordinasi. Dengan EKG, ditunjukkan dalam

bentuk Ventricular Fibrillation (VF). Satu menit dalam keadaan persisten VF, aliran darah koroner menurun hingga tidak

ada sama sekali. Dalam 4 menit, aliran darah karotis tidak ada sehingga menimbulkan kerusakan neurologi permanen.

Jenis henti jantung : Pulseless Electrical Activity (PEA), Takikardia Ventrikel, Fibrilasi Ventrikel, Asistole.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk tatalaksana Cardiorespiratory Arrest

3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala UPT. Puskesmas Banjarangkan I Nomor 38 Tahun 2019 tentang Penyusunan Standar Layanan

Klinis

2. Keputusan Kepala UPT. Puskesmas Banjarangkan I Nomor 39 Tahun 2019 tentang Penetapan Dokumen Eksternal

3. Keputusan Kepala UPTD. Puskesmas Banjarangkan I Nomor 51 Tahun 2019 tentang Pedoman Dokumen Akreditasi

Puskesmas dan Tata Naskah

4. Keputusan Kepala UPTD. Puskesmas Banjarangkan I Nomor 100 Tahun 2019 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis

4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK 02.02/MENKES/514/2015 Tahun 2015 Tentang

Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
2. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 2017. Pengurus Besar Ikatan Dokter

Indonesia.
3. Pedoman CPR dan ECC. 2020. American Heart Association.

5. Prosedur 1. Alat :
a. Handscoen

2. Bahan :
a. Tabung Oksigen
b. Oxymetri
c. Sphygmomanometer
d. Senter
e. EKG
f. Bag valve mask
6. Langkah-langkah 1. Petugas menggunakan APD.
2. Tegakkan diagnosis. Jika memungkinakan dilakukan pemeriksaan spontan yaitu anamesis dan pemeriksaan fisik

singkat (Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure).


3. Lakukan resusitasi jantung paru sesegera mungkin. (lihat SOP Resusitasi Jantung Paru)
4. Pasang oksigen dan IV line. (lihat SOP Pemberian Cairan Intravena)
5. Segera rujuk ke Rumah Sakit jika kondisi pasien stabil. (lihat SOP Rujukan Gawat Darurat)
6. KIE keluarga mengenai kondisi pasien dan tindak lanjut dari tindakan yang telah dilakukan.

7. Bagan Alir Pakai APD

8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Anamnesis : Pingsan mendadak, dapat ditandai dengan fase prodromal berupa nyeri dada, sesak, berdebar dan

Tegakkan diagnosis

Lakukan RJP
Pasang Oksigen dan IV line

Rujuk ke RS jika kondisi stabil


lemah. Mencari penyebab terjadinya CRA 5H (hipovolemia, hipoksia, hidrogen ion/asidosis, heper/

hipokalemia,hipotermia) + 5T (tension pneumothorax, tamponade, tablet/overdosis obat, trombosis pulmoner, dan

trombosis koroner), tersedak, tenggelam, gagal jantung akut, emboli paru, atau keracunan karbon monoksida.
KIE keluarga
2. Pemeriksaan Fisik : pasien tidak sadar, tidak ada nafas, tidak teraba denyut nadi di arteri besar ( karotis dan

femoralis).

3. Pemeriksaan Penunjang : EKG dengan gambaran VT atau asistole.

4. Komplikasi : hipoksia ensefalopati, kerusakan neurologi permanen, dan kematian.

5. Edukasi : kondisi pasien, tindak lanjut, dan meninta keluarga tetap tenang.

6. Rencana Tindak Lanjut : monitoring kondisi pasien selama dirujuk.

7. Kriteria rujukan : setelah sirkulasi kembali spontan (Return of Spontaneous Circulation/ROSC) pasien dirujuk ke

fasilitas kesehatan sekunder untuk tatalaksana lebih lanjut.

8. Prognosis : umumnya dubia ad malam, tergantung pada waktu dilakukannya penanganan medis.

9. Unit terkait 1. Ruang Tindakan dan Gawat Darurat

10. Dokumen terkait 1. SOP Alat Pelindung Diri

2. SOP Resusitasi Jantung Paru

3. SOP Pemberian Cairan Intravena

4. SOP Rujukan Gawat Darurat

Anda mungkin juga menyukai