No. Revisi : 00
SOP
Tanggal terbit : ……/…../2021
Halaman : 1/3
1. Pengertian Cardirespiratory arrest (CRA) adalah kondisi kegawatdaruratan karena berhentinya aktivitas jantung paru secara
mendadak yang mengakibatkan kegagalan sistem sirkulasi. Hal ini disebabkan oleh malfungsi mekanik jantung paru
atau elektrik jantung. Kondisi yang mendadak dan berat ini mengakibatkan kerusakan organ.
Henti jantung adalah konsekuensi dari aktivitas otot jantung yang tidak terkoordinasi. Dengan EKG, ditunjukkan dalam
bentuk Ventricular Fibrillation (VF). Satu menit dalam keadaan persisten VF, aliran darah koroner menurun hingga tidak
ada sama sekali. Dalam 4 menit, aliran darah karotis tidak ada sehingga menimbulkan kerusakan neurologi permanen.
Jenis henti jantung : Pulseless Electrical Activity (PEA), Takikardia Ventrikel, Fibrilasi Ventrikel, Asistole.
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala UPT. Puskesmas Banjarangkan I Nomor 38 Tahun 2019 tentang Penyusunan Standar Layanan
Klinis
2. Keputusan Kepala UPT. Puskesmas Banjarangkan I Nomor 39 Tahun 2019 tentang Penetapan Dokumen Eksternal
3. Keputusan Kepala UPTD. Puskesmas Banjarangkan I Nomor 51 Tahun 2019 tentang Pedoman Dokumen Akreditasi
4. Keputusan Kepala UPTD. Puskesmas Banjarangkan I Nomor 100 Tahun 2019 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK 02.02/MENKES/514/2015 Tahun 2015 Tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
2. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 2017. Pengurus Besar Ikatan Dokter
Indonesia.
3. Pedoman CPR dan ECC. 2020. American Heart Association.
5. Prosedur 1. Alat :
a. Handscoen
2. Bahan :
a. Tabung Oksigen
b. Oxymetri
c. Sphygmomanometer
d. Senter
e. EKG
f. Bag valve mask
6. Langkah-langkah 1. Petugas menggunakan APD.
2. Tegakkan diagnosis. Jika memungkinakan dilakukan pemeriksaan spontan yaitu anamesis dan pemeriksaan fisik
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Anamnesis : Pingsan mendadak, dapat ditandai dengan fase prodromal berupa nyeri dada, sesak, berdebar dan
Tegakkan diagnosis
Lakukan RJP
Pasang Oksigen dan IV line
trombosis koroner), tersedak, tenggelam, gagal jantung akut, emboli paru, atau keracunan karbon monoksida.
KIE keluarga
2. Pemeriksaan Fisik : pasien tidak sadar, tidak ada nafas, tidak teraba denyut nadi di arteri besar ( karotis dan
femoralis).
5. Edukasi : kondisi pasien, tindak lanjut, dan meninta keluarga tetap tenang.
7. Kriteria rujukan : setelah sirkulasi kembali spontan (Return of Spontaneous Circulation/ROSC) pasien dirujuk ke
8. Prognosis : umumnya dubia ad malam, tergantung pada waktu dilakukannya penanganan medis.