Anda di halaman 1dari 4

SOP PENATALAKSANAN

CARDIORESPIRATORY ARREST (CRA)


No. : KS.00/ /PKM-MJ/MSJ/2023
Dokumen
No.Revisi :
SOP
Tanggal : 12 Januari 2023
terbit
Halaman :1/3
TARBI
PUSKESMAS
NIP. 196606021987111
MARGOJADI
001
1. Pengertian Cardiorespiratory arrest (CRA) adalah kondisi kegawat daruratan
karena berhentinya aktivitas jantung paru secara mendadak yang
mengakibatkan kegagalan system sirkulasi. Hal ini disebabkan oleh
malfungsi mekanik jantung paru atau elektrik jantung. Kondisi yang
mendadak dan berat ini mengakibatkan kerusakan organ.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk tatalaksana
Cardiorespiratory arrest (CRA).
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Margojadi No. KS.00/ /PKM-MJ/MSJ/2023
tentang Pelayanan klinis Puskesmas Margojadi.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
Hk.02.02/Menkes/514/2015
5. Prosedur / 1. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah-langkah
a. Stetoskop
b. EKG
c. Ambubag
2. Petugas yang melaksanakan :
a. Dokter
b. Perawat
c. Bidan
3. Langkah-langkah :
a. Anamnesa
a) Apakah pasien dibawa karena pingsan mendadak dengan
henti jantung dan paru.
b) Apakah sebelumnya dijumpai nyeri dada, sesak, berdebar
dan lemah.
c) Apakah ada riwayat overdosis obat, tersedak, tengelam,
keracunan karbonmonoksida
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan tanda vital ditemukan:
a) Pasien tidak sadar
b) Tidak ada nafas
c) Tidak teraba denyut nadi di arteri-arteri besar (karotis dan
femoralis).
c. Diagnosis
a) Pemeriksan penunjang
Pemeriksaan EKG
Gambaran EKG biasanya menunjukkan gambaran VF
(ventricular fibrillation). Selain itu dapat pula terjadi asistol,
yang survival rate-nya lebih rendah dari pada VF.
b) Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik
sedangkan anamnesais berguna untuk mengidentifikasi
penyebabnya.
Komplikasi
Konsekuensi dari kondisi ini adalah hipoksia ensefalopati,
kerusakan neurologi permanen dan kematian.
d. Diagnosis Banding : -
e. Penatalaksanaan awal
a) Melakukan resusitasi jantung paru pada pasien, sesegera
mungkin tanpa menunggu anamnesis dan EKG.
b) Pasang Oksigen dan IV line
f. Konseling dan Edukasi
Memberitahu keluarga mengenai kondisi pasien dan tindak
lanjut dari tindakan yang telah dilakukan, serta meminta
keluarga untuk tetap tenang pada kondisi tersebut.
g. Kriteria Rujukan
h. Setelah sirkulasi spontan kembali ( Return of Spontaneous
Circulation/ROSC) pasien dirujuk ke layanan sekunder
untuk tatalaksana lebih lanjut.
6. Bagan Alir
Pasien datang
dengan gejala
CRA

1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik

Diagnose CRA
Tata laksanan awal
1. Melakukan resusitasi jantung
paru pada pasien, segera
mungkin tanpa menunggu
anamnesis dan EKG
2. Pasang oksigen dan IV line

Rujuk

7. Hal-hal yang perlu Bila penatalaksanaan sudah adekuat tapi Cardiorespiratory arrest
diperhatikan
(CRA) rencakan untuk rujuk ke rumah sakit
8. Unit Terkait 1. Ruang pemeriksaan umum

9. Dokumen Terkait 1. Rekam medis pasien


2. Resep
3. Form rujukan

Rekam Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan


Perubahan
SOP PENATALAKSANAN
CARDIORESPIRATORY ARREST (CRA)
No. : 800/ /SOP /PKM-
Dokumen MJ/ /2020
Daftar No.Revisi :
Tilik Tanggal :
terbit
Halaman : 1/1
Tarbi
Puskesmas Margojadi NIP. 196606021987111
001
No Langkah Kegiatan Ya Tidak TD
1 Apakah petugas melakukan anamnesa?
2 Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik?
3 Apakah petugas menegakkan diagnosis?
4 Apakah Petugas menegakkan diagnosis banding?
5 Apakah Petugas melakukan penatalaksanan awal?
6 Apakah Petugas melakukan Konseling dan Edukasi?
7 Apakah Petugas Kriteria Rujukan?
8 Apakah Petugas merujuk ke RS?
Jumlah
Compliance Rate (CR)

Anda mungkin juga menyukai