Anda di halaman 1dari 3

SYOK KARDIOGENIK

No Dokumen: No Revisi : Halaman


127/PPK/RSLM/2023 01 1 dari 3

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur Utama,
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS (PPK)
26 September 2023
dr. Ronny Novianto, M.Kes
Adalah sindrom klinik akibat kegagalan perfusi yang disebabkan oleh
gangguan fungsi jantung; ditandai dengan nadi lemah, penurunan tekanan
rerata arteri (MAP) <65 mmHg, peningkatan LVEDP (>18 mmHg), dan
1. Pengertian penurunan curah jantung (CO <3.2 L/mnt).
(Definisi)
Syok Kardiogenik dapat disebabkan oleh sindrom koroner akut dan
komplikasi mekanik yang ditimbulkannya (seperti ruptur chordae, ruptur
septum interventrikular, dan ruptur dinding ventrikel), kelainan katup
jantung, dan gagal jantung berat pada gangguan miokard lainnya.
- Gangguan kesadaran mulai dari kondisi ringan hingga berat
- Penurunan diuresis
2. Anamnesis - Dapat disertai dengan keringat dingin
- Nadi lemah (perasaan lemas dan berdebar, bisa disertai dengan pusing)

- Terdapat tanda-tanda hipoperfusi seperti (perabaan akral dingin,

3. Pemeriksaan takikardia dengan perabaan nadi yang lemah, hipotensi, oligouria).


Fisik - Terdapat tanda-tanda peningkatan preload, seperti JVP meningkat atau
terdapat ronki basah di basal paru.

1. Memenuhi kriteria anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas.


2. CO < 3.2 L/menit
3. SVR meningkat pada fase awal, normal atau menurun pada kondisi
4. Kriteria Diagnosis lanjut.
4. Preload cukup atau meningkat
5. TAPSE < 1.5 berdasarkan pemeriksaan echocardiografi
6. Diuresis < 0.5 cc/kgBB/jam

5. Diagnosis Kerja Syok Kardiogenik (ICD10: I 50.1)

1. Syok Hipovolemik
6. Diagnosis Banding
2. Syok Distributif
SYOK KARDIOGENIK

No Dokumen: No Revisi : Halaman


127/PPK/RSLM/2023 01 2 dari 3

3. Syok Obstruktif
1. EKG
7. Pemeriksaan 2. Echocardiografi
Penunjang 3. Hemodinamik monitoring invasive atau non-invasive
4. Pemeriksaan Analisa Gas Darah atau Laktat
Fase Akut di IGD ATAU ICVCU
1. Bed rest total
2. Lakukan resusitasi jantung jika terjadi cardiac arrest
3. Sedasi dengan Midazolam, Propofol, atau Morfin
4. Oksigen support (NRM atau CPAP, intubasi jika terjadi gagal nafas)
5. Pemasangan IVFD
6. Jika terjadi gangguan irama seperti taki/bradiaritmia
atasi segera dengan pemberian preparat
anti-arimia atau pemasangan pacu jantung, over
drive atau kardioversi
7. Monitoring invasive atau non invasive untuk mengetahui status preload, SVR, dan
Curah Jantung (CO)  Jika preload rendah maka diberikan fluid challenge 1 – 4 cc /
8. Tata Laksana
kgBB/10 menit hingga dipastikan preload cukup
8. Jika CO rendah dengan SVR tinggi namun MAP masih <70 mmHg, maka akan
diberikan preparat inotropik non-vasodilator (Dobutamin). Pemasangan IABP harus
direkomendasikan pada pasien syok dengan sindrom korones akut.
9. Jika CO tinggi dengan SVR rendah maka diberikan preparat vasopressor seperti
noradrenalin atau adrenalin atau dopamin.
10. Dopamin dosis rendah dapat diberikan pada kondisi oligouria.
11. Pada Syok Kardiogenik refrakter pertimbangkan pemasangan IABP, ECMO, atau
LVAD sebagai bridging terapi definitif.
12. Terapi definitif seperti PCI, operasi penggantian katup, BMV (pada MS), urgent
CABG harus segera dilakukan, atau transplantasi jantung bila memungkinkan.
13. Semua pasien Syok Kardiogenik harus dirawat di ruang CVCU.
1. Edukasi gizi dan pola makan
9. Edukasi
2. Edukasi Faktor Risiko
(Hospital Health
Promotion) 3. Edukasi gaya/pola hidup sehat
4. Edukasi obat-obatan
Ad vitam: dubia ad malam, dengan mortalitas 55-65%
10. Prognosis Ad sanationam : malam
Ad fungsional : malam

11. Penelaah Kritis


Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
SYOK KARDIOGENIK

No Dokumen: No Revisi : Halaman


127/PPK/RSLM/2023 01 3 dari 3

12. Indikator 80% pasien Syok Kardiogenik dilakukan monitoring hemodinamik dan mendapat preparat
(outcome) inotropik atau vasoaktif.

Panduan Praktis Klinis dan Clinical Pathway Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah,
13. Kepustakaan PERKI 2018

Anda mungkin juga menyukai