GAGASAN
Ringkasan Eksekutif
Program-program pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan baik
oleh pemerintah maupun organisasi-organisasi non pemerintah banyak dikritisi oleh
banyak kalangan karena faktanya angka kemiskinan cendrung tidak turun secara
signifikan. Banyak orang mengganggap bahwa masyarakat miskin selalu bodoh dan
tidak berdaya sama sekali sehingga pemberdayaan masyarakat lebih dominan
dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa memperhatikan aspek-
aspek kemanusiaan lainnya menjadi inspirasi tulisan ini. Tulisan ini membahas
konsep pembelajaran orang dewasa (andragogi) dan hakekat belajar mandiri serta
aplikasinya dalam pemberdayaan masyarakat. Pembahasan difokuskan pada
pemberdayaan masyarakat usia kerja. Pemberdayaan masyarakat usia kerja dapat
dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip belajar orang dewasa dan belajar
mandiri sehingga mereka bisa diberdayakan mulai dari motivasi belajarnya menuju
motivasi memperbaiki kehidupannya.
Executive Summary
Community empowerment program conducted by government as well as non-
governmental organizations came into critics by a lot of people because empirically
poverty number does not tend to decrease significantly. A lot of people assume that
the poverty community is always illiterate and no having power at all, hence the
community empowerments were dominantly conducted through applying science and
technology with neglecting other humanity aspects. It is the inspiration of the
writing. The essay discussed the concept of adult learning (andragogy) and the
nature of self regulated learning. The discussion was focused on the community
empowerment of work productive ages. The community empowerment of the work
ages can be done by applying the principles of adult learning and self regulated
learning; hence they can be empowered starting from their learning motivation
leading to motivation to make their life better.
1
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
2
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
3
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
4
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
5
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
individual, kesempatan untuk hal ini dengan program media yang sudah
tidak ada karena semuanya telah ditetapkan; (8) sistem harus
ditentukan oleh guru atau pembuat memelihara dan meningkatkan
SURJUDP VHFDUD ³WRS-GRZQ´ EDLN GDUL peluang untuk dapat beradaptasi
segi tujuan, sumber belajar dan dengan perbedaan-perbedaan individu;
kegiatan-kegiatan belajarnya. Keagen (9) sistem harus mengevaluasi
(1990) menyebutkan sepuluh keberhasilan belajar secara sederhana,
karakteristik sistem belajar mandiri. dengan tidak harus menjadikan
Kesepuluh karakteristik tersebut hambatan berkaitan dengan tempat
meliputi: (1) sistem harus dapat dimana pebelajar belajar, kecepatan
dilakukan disemua tempat dimana belajar mereka, metode yang mereka
terdapat pebelajar, walaupun hanya gunakan atau urutan belajar yang
satu orang pebelajar, baik dengan atau mereka lakukan; dan (10) sistem harus
tanpa kehadiran guru pada saat dan memungkinkan pebelajar untuk
tempat yang sama; (2) sistem harus memulai, berhenti dan belajar sesuai
memberikan tanggung jawab untuk dengan kecepatanya.
belajar yang lebih besar kepada Mujiman (2007) memberikan
pebelajar; (3) sistem harus batasan mengenai belajar mandiri
membebaskan anggota fakultas dari yaitu kegiatan belajar aktif, yang
tipe tugas lain yang tidak relevan, didorong oleh motif menguasai suatu
sehingga lebih banyak waktu kompetensi, dan dibangun dengan
digunakan sepenuhnya untuk tugas- bekal pengetahuan atau kompetensi
tugas pendidikan; (4) sistem harus yang telah dimiliki. Seseorang yang
menawarkan kepada pebelajar pilihan sedang menjalankan kegiatan belajar
yang lebih luas (lebih banyak peluang) mandiri lebih ditandai, dan ditentukan
baik dari segi mata kuliah, bentuk, oleh motif yang mendorongnya
maupun metodologi; (5) sistem harus belajar, bukan oleh penampakan fisik
memanfaatkan, segala bentuk media kegiatan belajarnya. Anatomi belajar
dan metode pembelajaran yang telah mandiri (Mujiman, 2007) terdiri atas
terbukti efektif; (6) sistem harus kepemilikan kompetensi tertentu
mencampur dan mengkombinasikan sebagai tujuan belajar; belajar aktif
media dan metode sehingga setiap sebagai strategi belajar; keberadaan
topik atau unit dalam suatu mata motivasi belajar sebagai prasyarat
kuliah diajarkan dengan cara yang berlangsungnya kegiatan belajar; dan
terbaik; (7) sistem harus paradigma konstruktivisme sebagai
mempertimbangkan desain dan landasan konsep seperti ditunjukkan
pengembangan mata ajar yang sesuai pada gambar berikut.
Implikasi prinsip belajar oleh partisipan untuk mencapai tujuan-
mandiri seperti yang tergambar pada tujuan-antara; (3) Adanya input belajar
anatomi belajar mandiri pada yang ditetapkan sendiri oleh partisipan
pemberdayaan masyarakat khususnya untuk mencapai tujuan-tujuan belajar;
pelatihan kerja untuk orang dewasa (4) Adanya kegiatan evaluasi-diri yang
(Mujiman, 2007) adalah sebagai dilakukan oleh partisipan sendiri; (5)
berikut: (1) Adanya tujuan-tujuan- Adanya refleksi terhadap proses
antara atau kompetensi-kompetensi- pembelajaran yang telah dijalaninya;
antara yang ditetapkan sendiri oleh (6) Adanya review terhadap
partispan untuk mencapai tujuan- pengalaman-pengalaman yang telah
tujuan akhir yang ditetapkan dalam dimiliki (past experience review); (7)
progam pelatihan; (2) Adanya proses Adanya upaya-upaya khusus untuk
pembelajaran yang ditetapkan sendiri membuat partisipan tahu manfaat
6
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
Tujuan pembelajaran
KOMPETENS
Strategi pembelajaran I
BELAJAR
AKTIF
BELAJAR
MOTIVA
Prekondisi
SI
Paradigma pembelajaran KONSTRUKTIVISME