Anda di halaman 1dari 7

Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013

GAGASAN

ANDRAGOGI DAN BELAJAR MANDIRI


DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
I Wayan Rai
Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha
Jalan Udayana 11, Singaraja 81116 Bali

Ringkasan Eksekutif
Program-program pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan baik
oleh pemerintah maupun organisasi-organisasi non pemerintah banyak dikritisi oleh
banyak kalangan karena faktanya angka kemiskinan cendrung tidak turun secara
signifikan. Banyak orang mengganggap bahwa masyarakat miskin selalu bodoh dan
tidak berdaya sama sekali sehingga pemberdayaan masyarakat lebih dominan
dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa memperhatikan aspek-
aspek kemanusiaan lainnya menjadi inspirasi tulisan ini. Tulisan ini membahas
konsep pembelajaran orang dewasa (andragogi) dan hakekat belajar mandiri serta
aplikasinya dalam pemberdayaan masyarakat. Pembahasan difokuskan pada
pemberdayaan masyarakat usia kerja. Pemberdayaan masyarakat usia kerja dapat
dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip belajar orang dewasa dan belajar
mandiri sehingga mereka bisa diberdayakan mulai dari motivasi belajarnya menuju
motivasi memperbaiki kehidupannya.

Kata-kata kunci: andragogi, belajar mandiri, pemberdayaan masyarakat

Executive Summary
Community empowerment program conducted by government as well as non-
governmental organizations came into critics by a lot of people because empirically
poverty number does not tend to decrease significantly. A lot of people assume that
the poverty community is always illiterate and no having power at all, hence the
community empowerments were dominantly conducted through applying science and
technology with neglecting other humanity aspects. It is the inspiration of the
writing. The essay discussed the concept of adult learning (andragogy) and the
nature of self regulated learning. The discussion was focused on the community
empowerment of work productive ages. The community empowerment of the work
ages can be done by applying the principles of adult learning and self regulated
learning; hence they can be empowered starting from their learning motivation
leading to motivation to make their life better.

Key words: andragogy, self regulated learning, community empowerment

A. PENDAHULUAN Pembangunan Jangka Panjang (RPJP),


Sejak diproklamirkannya Rencana Pembangunan Jangka
kemerdekaan negara RI tahun 1945, Menengah (RPJM) dan rencana
pembangunan di segala bidang telah Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
dilaksanakan dengan berbagai strategi Dalam setiap rencana pembangunan
dan program yang terancana dengan ini, terdapat model-model
baik. Kita kenal Rencana pembangunan dalam setiap aspeknya

1
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013

yaitu aspek politik, ekonomi, sosial, Kesenjangan antar wilayah dapat


kebudayaan dan pertahanan dan dilihat dari kesenjangan Indeks
keamanan (poleksosbudhankam) yang Pembangunan Manusia (IPM)
operasionalnya dirumuskan sebagai Indonesia, di mana masing-masing
strategi pembangunan dan harapan- kabupaten/kota di Indonesia
harapan atau cita-cita nasional yang mencerminkan adanya ketimpangan
akan dicapai yang secara operasioanl antar daerah yang masih tinggi dalam
dirumuskan sebagai tujuan hal kesejahteraan penduduk miskin.
pembangunan. Akan tetapi, sampai IPM menggambarkan kondisi
saat ini (lebih dari 60 tahun) cita-cita kesehatan, pendidikan, gizi, dan air
nasional tersebut belum kunjung minum. Strategi yang dapat dilakukan
tercapai dan direfleksikan sebagai untuk mengatasi hal tersebut adalah:
gagalnya sebagaian atau beberapa (1) strategi pertumbungan berkualitas
bagian (kalau tidak realistis dibilang (quality growth), yang bertujuan
keseluruhan) dari model-model yang meningkatkan kesejahteraan penduduk
telah diterapkan tersebut. Belum miskin yang ditandai dengan
tercapainya cita-cita nasional yang meningkatnya daya beli, terkuranginya
berupa kesejahteraan masyarakat yang beban pengeluaran dan meningkatnya
berkeadilan tersebut dapat dilihat dari kemandirian keluarga miskin; (2)
masih banyaknya masyarakat strategi peningkatan akses pelayanan
Indonesia yang berada di bawah garis dasar bagi keluarga miskin
kemiskinan, rendahnya pendapatan (accessibility to basic public service),
perkapita, besarnya jumlah angkatan yang bertujuan meningkatkan kalitas
kerja yang menganggur, rendahnya hidup penduduk miskin; (3) strategi
tingkat kesehatan masyarakat dan perlindungan sosial (social protection),
rusaknya lingkungan. yang bertujuan untuk meningkatkan
Kemiskinan yang kita alami perlindungan sosial kepada keluarga
dapat kita lihat dari tiga pendekatan miskin; (4) strategi pemberdayaan
yaitu komsumsi penduduk miskin, masyarakat (community
kemiskinan multi dimensi dan empowerment), yang bertujuan
kesenjangan antar wilayah mendorong penduduk miskin untuk
(Wrihatnolo dan Dwidjowijoto, 2007: secara kolektif terlibat dalam proses
16). Pendekatan komsumsi penduduk pengambilan keputusan termasuk
dapat dilihat dari dua ukuran yaitu menanggulangi kemiskinan yang
ukuran komsumsi dan ukuran daya mereka alami.
beli. Ukuran komsumsi penduduk Pemberdayaan merupakan
miskin diukur dari garis kemiskinan VHEXDK ³SURVHV PHQMDGL´ GHQJDQ WLJD
makanan dan non-makanan. Penduduk tahapan (Wrihatnolo & Dwidjowijoto,
dikatakan miskin bila kemampuan 2007) yaitu: (1) tahap pertama yaitu
untuk memenuhi komsumsi makanan penyadaran, dimana target yang
hanya mencapai antara 1900-2100 hendak diberdayakan diberikan
kalori per orang per hari plus program-program pencerahan seperti
kebutuhan dasar non-makanan atau pengetahuan yang bersifat kognisi,
setara dengan Rp 150000,- per orang kepercayaan dan penyembuhan
per bulan. Kemungkinan multi (healing); (2) tahap kedua yaitu
dimensi dilihat dari kemampuan pengkapasitasan, sering disebut
penduduk mengakses pelayanan dasar capacity building (pembangunan
seperti akses air minum, akses kapasitas) yang lebih disederhanakan
sanitasi, akses kesehatan dasar, status dengan kata memampukan (enabling)
gizi dan akses pendidikan. melalui program-program pelatihan,

2
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013

workshop, seminar dan sebagainya; problem hidupnya. Dengan demikian,


(3) tahap ketiga adalah pemberdayaan andragogi secara harfiah dapat
itu sendiri, pada tahap ini target diartikan sebagai seni dan
diberikan daya, kekuasaan, atau pengetahuan mengajar orang dewasa.
peluang. Memperhatikan tahapan Namun, karena orang dewasa sebagai
pemberdayaan terutama kaitannya individu yang dapat mengarahkan diri
dengan pengentasan kemiskinan, maka sendiri, maka dalam andragogi yang
pendidikan orang dewasa dan belajar lebih penting adalah kegiatan belajar
mandiri merupakan hal yang sangat dari peserta didik bukan kegiatan
relevan karena pemberdayaan usia mengajar guru. Oleh karena itu, dalam
produktif dari penduduk miskin memberikan definisi andragogi lebih
melalui berbagai pendidikan dan cenderung diartikan sebagai seni dan
pelatihan. pengetahuan membelajarkan orang
Berdasarkan uraian di atas, dewasa.
wawasan tentang pendidikan orang Asumsi-asumsi yang
dewasa (andragogi) dan belajar melandasi teori andragogi adalah
mandiri menemukan urgensinya untuk bahwa (1) orang dewasa mengarahkan
diberikan kepada para peserta tujuan belajarnya sendiri, (2)
pelatihan yang biasanya selalu pengetahuan yang telah dimiliki
menyertai program pemberdayaan merupakan sumber belajar untuk
masyarakat. Tulisan ini akan pembelajaran selanjutnya; (3) orang
membahas sebuah gagasan tentang dewasa belajar setelah ia sendiri
penerapan konsep-konsep pendidikan merasa ingin belajar dan kegiatan
orang dewasa (andragogi) dan belajar belajar merupakan kebutuhan
mandiri dalam program pemberdayaan hidupnya; (4) orang dewasa belajar
masyarakat. karena mencari kompetensi untuk
memenuhi kebutuhannya yang lebih
2. IMPLEMENTASI ANDRAGO tinggi. Ada perbedaan mendasar
GI DALAM PEMBER DAYA mengenai asumsi yang digunakan oleh
AN MASYARAKAT andragogi dan pedagogi terutama dari
Istilah andragogi berasal dari aspek konsep diri, pengalaman,
bahasa Yunani, andros artinya orang kesiapan belajar dan orientasi terhadap
dewasa, dan agogus artinya belajar (Knowles, 1975): (1) Konsep
memimpin. lstilah lain yang kerap kali Diri. Dalam pendekatan pedagogi
dipakai sebagai perbandingan adalah peranan peserta didik bergantung pada
pedagogi yang ditarik dan kata paid guru. Dalam hal ini guru diharapkan
artinya anak dan agogus artinya oleh masyarakat memegang
memimpin. Sementara itu, menurut tanggungjawab penuh untuk
Kartono (1997), androgogi adalah menentukan apa yang akan dipelajari
ilmu menuntun/mendidik manusia, oleh pada peserta didik, kapan
dimana dalam hal ini andros berarti waktunya belajar, bagaimana cara
manusia; agogus berarti menuntun, mempelajarinya, dan apakah suatu
mendidik. Jadi, andragogi adalah ilmu bahan telah selesai dipelajari atau
membentuk manusia; yaitu belum. Sedangkan dalam pendekatan
membentuk kepribadian seutuhnya, andragogi, proses pematangan
agar ia mampu mandiri di tengah manusia merupakan kewajaran bagi
lingkungan sosialnya. Orang dewasa seorang individu untuk bergerak dari
sebagai pribadi yang sudah matang ketergantungan ke arah kemandirian.
mempunyai kebutuhan dalam hal Perpindahan ini secara bertahap dan
menetapkan daerah belajar di sekitar dengan kecepatan yang berbeda-beda

3
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013

sesuai dengan orang dan dimensi membantu para peserta didik


kehidupannya. Para guru orang menemukan kebutuhan atau
dewasa bertanggungjawab untuk keingintahuan mereka. Dengan
menggalakkan dan memelihara demikian program belajar hendaknya
gerakan ini. Orang dewasa disusun menurut kategori penerapan
mempunyai kebutuhan psikologis hidup dan diurutkan sesuai dengan
yang dalam untuk mandiri, meskipun kesiapan belajar peserta didik. (4)
dalam situasi-situasi tertentu Orientasi Terhadap Belajar. Pada
bergantung pada pihak lain; (2) pedagogi, peserta didik melihat
Pengalaman. Dalam pedagogi, pendidikan sebagai suatu proses untuk
peranan pengalaman yang dibawa memperoleh bahan pelajaran yang
peserta didik ke situasi belajar kurang sebagian besar berguna di kemudian
bernilai, peengalaman sering hanya hari. Kurikulum seharusnya diatur
digunakan sebagai titik tolak. menjadi satuan-satuan pelajaran yang
Pengalaman yang akan menjadi mengikuti urutan logika mata
sumber belajar yang utama bagi pelajaran bersangkutan. Jadi orientasi
peserta didik adalah pengalaman para mereka berpusat pada mata pelajaran.
guru, penulis buku, dan para ahli atau Sebaliknya dalam andragogi, para
penemu suatu ilmu, teori, teknologi. peserta didik memandang pendidikan
Dalam andragogi, manusia tumbuh sebagai suatu proses pengembangan
dan berkembang menjadi manusia kemampuan untuk mencapai potensi
menyimpan banyak pengalaman dan kehidupan yang paripurna. Mereka
akan menjadi sumber yang tak habis- ingin dapat menerapkan pengetahuan
habisnya untuk belajar, baik untuk dan keterampilan apapun yang mereka
dirinya maupun orang lain. Dengan peroleh saat ini untuk kehidupan esok
demikian, pengetahuan yang diperoleh yang lebih efektif. Karena itu,
dari pengalaman dianggap lebih pengalaman belajar seharusnya
berarti daripada pengetahuan yang disusun menurut kategori-kategori
diperoleh secara pasif. Teknik pengembangan kemampuan. Jadi
pembelajaran yang digunakan adalah orientasi mereka terhadap belajar
teknik pengalaman (eksperimen, berpusat pada karya atau prestasi. Dari
laboratorium, diskusi, pemecahan asumsi dasar tersebut di atas dapat
persoalan, pengalaman lapangan dan dikemukakan bahwa: (1) orang
sebagainya); (3) Kesiapan Belajar. dewasa mempunyai konsep diri, yaitu
Dalam pedagogi, anak didik dikatakan suatu pribadi yang tidak tergantung
siap mempelajari apapun yang kepada orang lain yang mempunyai
dikehendaki sekolah untuk mereka kemampuan mengarahkan dirinya
pelajari, asalkan tekanan ini cukup sendiri dan kemampuan mengambil
berat bagi mereka. Pelajaran diatur ke keputusan, (2) orang dewasa
dalam suatu kurikulum yang baku, mempunyai kekayaan pengalaman
dengan suatu penjenjangan. Dalam yang merupakan sumber yang penting
andragogi, orang menjadi siap untuk dalam belajar, (3) kesiapan belajar
mempelajari sesuatu bila mereka orang dewasa berorientasi kepada
merasakan kebutuhan untuk tugas-tugas perkembangannya sesuai
mempelajarinya dengan tujuan agar dengan peranan sosialnya, dan (4)
dapat menyelesaikan tugas atau orang dewasa mempunyai perspektif
persoalan hidup mereka. Pendidik waktu dalam belajar, dalam arti
memegang tanggungjawab secepatnya mengaplikasikan apa yang
menciptakan kondisi dan menyediakan dipelajarinya.
alat-alat serta prosedur untuk

4
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013

Implikasi andragogi pada Candy (1975) menyampaikan


penyelenggaraan program dua konsep belajar mandiri yaitu
pemberdayaan masyarakat khususnya konsep learner control dan konsep
penerapan metode pelatiha masyarakat autodidaxy. Konsep pertama,
adalah (1) program pelatihan harus menjelaskan konsep belajar mandiri
menciptakan lingkungan belajar yang sebagai sistem belajar dalam seting
dapat mendorong motivasi instrinsik formal. Sedangkan konsep kedua,
karena motivasi belajar orang dewasa menjelaskan belajar mandiri sebagai
adalah motivasi instrinsik; (2) belajar sendiri secara bebas
instruktur atau pelatih harus tahu (otodidak). Jadi, belajar mandiri tidak
waktu yang tepat untuk memberikan sama dengan belaja rsendiri (belajar
bantuan belajar; (3) pengalaman setiap otodidak).
partisipan harus dimanfaatkan untuk Belajar mandiri sebagai
kepentingan dirinya sendiri maupun metode didefinisikan sebagai suatu
orang lain; (4) metode partisipatif pembelajaran yang memposisikan
adalah metode yang paling tepat pebelajar sebagai penanggung jawab,
digunakan karena (a) memanfaatkan pemegang kendali, pengambil
pengalaman partisipan, (b) dengan keputusan atau pengambil inisiatif
pengalaman yang dimiliki, siklus dalam memenuhi dan mencapai
belajarnya akan dapat berlangsung, (c) keberhasilan belajarnya sendiri dengan
partisipasi .akan memperluas perhatian atau tanpa bantuan orang lain.
partisipan kepada proses pembelajaran Guru/tutor berperan sebagai fasilitator
sehingga ia akan belajar lebih banyak, yang memungkinkan pebelajar dapat
(d) partisipasi dalam kegiatan dapat secara mandiri: (1) mendiagnosa
menumbuhkan sikap baru, baik kebutuhan belajarnya sendiri; (2)
terhadap diri sendiri maupun terhadap merumuskan/menentukan tujuan
orang lain. belajarnya sendiri; (3)
mengidentifikasi dan memilih sumber-
3. BELAJAR MANDIRI sumber belajarnya sendiri (baik
Menurut Candy (1975), belajar sumber belajar manusia atau non-
mandiri dapat dipandang baik sebagai manusia); (4) menentukan dan
proses dan juga tujuan. Belajar melaksanakan strategi belajarnya; dan
mandiri sebagai proses memfokuskan (5) mengevaluasi hasil belajarnya
diri pada karakteristik transaksi sendiri.
belajar-mengajar yang melibatkan Knowles (1975) menyatakan
³QHHGV DVVHVVPHQW´ atau analisis bahwa sistem belajar mandiri bukan
kebutuhan, sistem evaluasi, sumber- cara belajar yang tertutup, dimana
sumber belajar, peran dan pebelajar belajar secara sendiri tanpa
keterampilan fasilitator/tutor. Belajar bantuan orang lain. Tetapi, belajar
mandiri sebagai tujuan mengandung mandiri terjadi dengan bantuan orang
makna bahwa setelah mengikuti suatu lain seperti guru, tutor, mentor,
pembelajaran tertentu pebelajar narasumber, dan teman sebaya.
diharapkan menjadi seorang pebelajar Kozma et.al.(1978) membedakan
mandiri. Sedangkan belajar mandiri sistem belajar mandiri dengan belajar
sebagai proses mengandung makna individual. Sistem belajar mandiri
bahwa pebelajar mempunyai tanggung memberikan peluang kepada pebelajar
jawab yang besar dalam mencapai untuk menyesuaikan diri dengan
tujuan pembelajaran tertentu tanpa tujuan, sumber belajar dan kegiatan-
terlalu tergantung pada guru/tutor kegiatan belajar yang sesuai dengan
(mandiri). kebutuhannya. Sedangkan pada belajar

5
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013

individual, kesempatan untuk hal ini dengan program media yang sudah
tidak ada karena semuanya telah ditetapkan; (8) sistem harus
ditentukan oleh guru atau pembuat memelihara dan meningkatkan
SURJUDP VHFDUD ³WRS-GRZQ´ EDLN GDUL peluang untuk dapat beradaptasi
segi tujuan, sumber belajar dan dengan perbedaan-perbedaan individu;
kegiatan-kegiatan belajarnya. Keagen (9) sistem harus mengevaluasi
(1990) menyebutkan sepuluh keberhasilan belajar secara sederhana,
karakteristik sistem belajar mandiri. dengan tidak harus menjadikan
Kesepuluh karakteristik tersebut hambatan berkaitan dengan tempat
meliputi: (1) sistem harus dapat dimana pebelajar belajar, kecepatan
dilakukan disemua tempat dimana belajar mereka, metode yang mereka
terdapat pebelajar, walaupun hanya gunakan atau urutan belajar yang
satu orang pebelajar, baik dengan atau mereka lakukan; dan (10) sistem harus
tanpa kehadiran guru pada saat dan memungkinkan pebelajar untuk
tempat yang sama; (2) sistem harus memulai, berhenti dan belajar sesuai
memberikan tanggung jawab untuk dengan kecepatanya.
belajar yang lebih besar kepada Mujiman (2007) memberikan
pebelajar; (3) sistem harus batasan mengenai belajar mandiri
membebaskan anggota fakultas dari yaitu kegiatan belajar aktif, yang
tipe tugas lain yang tidak relevan, didorong oleh motif menguasai suatu
sehingga lebih banyak waktu kompetensi, dan dibangun dengan
digunakan sepenuhnya untuk tugas- bekal pengetahuan atau kompetensi
tugas pendidikan; (4) sistem harus yang telah dimiliki. Seseorang yang
menawarkan kepada pebelajar pilihan sedang menjalankan kegiatan belajar
yang lebih luas (lebih banyak peluang) mandiri lebih ditandai, dan ditentukan
baik dari segi mata kuliah, bentuk, oleh motif yang mendorongnya
maupun metodologi; (5) sistem harus belajar, bukan oleh penampakan fisik
memanfaatkan, segala bentuk media kegiatan belajarnya. Anatomi belajar
dan metode pembelajaran yang telah mandiri (Mujiman, 2007) terdiri atas
terbukti efektif; (6) sistem harus kepemilikan kompetensi tertentu
mencampur dan mengkombinasikan sebagai tujuan belajar; belajar aktif
media dan metode sehingga setiap sebagai strategi belajar; keberadaan
topik atau unit dalam suatu mata motivasi belajar sebagai prasyarat
kuliah diajarkan dengan cara yang berlangsungnya kegiatan belajar; dan
terbaik; (7) sistem harus paradigma konstruktivisme sebagai
mempertimbangkan desain dan landasan konsep seperti ditunjukkan
pengembangan mata ajar yang sesuai pada gambar berikut.
Implikasi prinsip belajar oleh partisipan untuk mencapai tujuan-
mandiri seperti yang tergambar pada tujuan-antara; (3) Adanya input belajar
anatomi belajar mandiri pada yang ditetapkan sendiri oleh partisipan
pemberdayaan masyarakat khususnya untuk mencapai tujuan-tujuan belajar;
pelatihan kerja untuk orang dewasa (4) Adanya kegiatan evaluasi-diri yang
(Mujiman, 2007) adalah sebagai dilakukan oleh partisipan sendiri; (5)
berikut: (1) Adanya tujuan-tujuan- Adanya refleksi terhadap proses
antara atau kompetensi-kompetensi- pembelajaran yang telah dijalaninya;
antara yang ditetapkan sendiri oleh (6) Adanya review terhadap
partispan untuk mencapai tujuan- pengalaman-pengalaman yang telah
tujuan akhir yang ditetapkan dalam dimiliki (past experience review); (7)
progam pelatihan; (2) Adanya proses Adanya upaya-upaya khusus untuk
pembelajaran yang ditetapkan sendiri membuat partisipan tahu manfaat

6
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013

pelatihan, membutuhkan pelatihan, pelatihan; (8) Adanya kegiatan belajar


merasa mampu mengikuti pelatihan aktif.
dan merasa senang dengan kegiatan

Tujuan pembelajaran

KOMPETENS
Strategi pembelajaran I
BELAJAR
AKTIF

BELAJAR
MOTIVA
Prekondisi

SI
Paradigma pembelajaran KONSTRUKTIVISME

Gambar 1 Anatomi konsep belajar mandiri (Mujiman, 2007)

4. SIMPULAN Kartono, K. 1992 . Pengantar Ilmu


Pemberdayaan masyarakat usia Mendidik Teoritis: Apakah
kerja yang belum mampu memenuhi Pendidikan Masih
kebutuhan dasar dirinya dan Diperlukun?. Bandung:
keluarganya dapat dilakukan dengan Mandar Maju.
menerapkan prinsip-prinsip belajar Keegan, D. 1990. Foundations of
orang dewasa dan belajar mandiri Distance Education. London:
sehingga mereka bisa diberdayakan Routledge.
mulai dari motivasi belajarnya menuju Knowless, M. S. 1975. Self-Directed
motivasi memperbaiki kehidupannya. Learning: A Guide for
Pemberdayaan berbasis belajar orang Learners and Teachers.
dewasa dan mandiri, ibarat membekali Chicago: Association Press:
mereka wawasan tentang lautan luas, Follet Publishing Company.
memberikan kesadaran akan Kozma, R. B.; Belle, Lawrence, W.;
banyaknya ikan-ikan di laut, and Williams, G. W. 1978.
memberikan mereka cara membuat Instructional Techniques in
kail dan bagaimana memancing yang Higher Education. New Jersey:
baik dengan mencari sendiri Educational Technology
umpannya. Pemberdayaan model ini Publications.
ibarat tidak mengajari mereka Mujiman, H. 2007. Manajemen
berenang lagi, karena mereka sudah Pelatihan Berbasis Belajar
lama hidup di pantai, sudah tahu Mandiri, Cetakan II.
bagaimana menghadapi lautan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wrihatnolo, R.R. dan Dwidjowijoto,
5. REFERENSI R. N. 2007. Manajemen
Pemberdayaan, Sebuah
Candy, P. C. 1975. Independent Pengantar dan Panduan untuk
Learning: Some Ideas from Pemberdayaan Masyarakat.
Literature, London: Routledge Jakarta: Penerbit PT Elex
Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai