Anda di halaman 1dari 4

DIABETES MELLITUS dengan ULKUS DM

NoDokumen: No Revisi : Halaman


109/PPK/RSLM/2022 00 1 dari 5

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur Utama,
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS (PPK)
06 Februari 2022
dr. Ronny Novianto, M.Kes

Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan terjadinya


peningkatan gula darah / hiperglikemia. Hal ini disebabkan oleh gangguan
sekresi insulin atau kerja insulin sehingga terjadi abnormalitas metabolisme
1. Pengertian (Definisi) karbohidrat, lemak dan protein.

Ulkus Diabetikum adalah salah satu bentuk komplikasi dari diabetes mellitus
berupa luka kronis terutama didaerah kaki, yang dapat disertai kematian jaringan
dan infeksi oleh kuman aerob maupun anaerob.

- Luka terbuka pada kaki, dapat disertai nyeri ataupun mati rasa.
2. Anamnesis - Luka bersifat kronis, biasanya lebih dari 2 minggu.
- Adanya riwayat DM.
- Dapat disertai demam tinggi, jika luka terinfeksi.

3. Pemeriksaan Fisik - Luka kronis yang ditandai dengan jaringan nekrotik, pus dan
maserasi disekitar luka.

- Anamnesis sesuai diatas


- Pemeriksaan klinis menunjukan adanya luka seperti diatas, yang tidak
4. Kriteria Diagnosis sembuh meskipun telah diberikan terapi medis.
- Pemeriksaan Penunjang Diagnosis melalui hasil Darah Rutin, GDP /
GD2PP dan HbA1c, Rontgen Pedis dan Kultur Pus.

5. Diagnosis Kerja DM dengan Ulkus Diabetic (ICD 10: E14.0)

- Gangren
6. Diagnosis Banding - Vaskulitis
- Ulkus Venosum
- Tromboangiitis obliterans (Penyakit Buerger’s)

7. Pemeriksaan No Pemeriksaan Rekomendasi GR Ref


Penunjang

 Darah Rutin
1 Laboratorium  GDP / GD2PP 1A
 HbA1c
 Kultur Pus
 Fungsi Ginjal
DIABETES MELLITUS dengan ULKUS DM

NoDokumen: No Revisi : Halaman


109/PPK/RSLM/2022 00 2 dari 5

Ro. Thorax
 Rontgent Pedis dikerjakan
2 Pemeriksaan  Rontgent Thorax 2A
atas indikasi
Radiologi
usia pasien >
40 tahun.

8. Tata Laksana 1. Regulasi Gula Darah / kontrol metabolik


- Pengelolaan Ulkus Diabetic dimulai sejak diagnosis diabetes
ditegakan. Tatalaksana berupa pemberian Short / Long Acting
Terapi Non Operatif Insulin.
- Terapi oral =
Sulfonilurea: Glibenclamide, Glipizide, Glimepirid 1-8mg/hari,
Gliquidone, Gliclazide. Dikonsumsi sebelum makan.
Insulin Sensitizers: Biguanid, exp : metformin, Thiazolidinedione ,
exp: pionix. Dikonsumsi bersama / sesudah makan.
Penghambat alfa glukosidase: acarbose. Diberikan bersamaan
dengan suapan pertama.
Penghambat DPP-4: seperti vildaglipitin, linagliptin, sitagliptin,
Terapi Operatif
saxagliptin, dan alogliptin, exp:trajenta. Pemberiannya tidak
bergantung pada jadwal makan.
Obat kombinasi tetap: Pionix-M, Trajenta Duo, Amaryl, Velacom
Plus. Pemberiannya bersamaan /sesudah makan.

2. Tatalaksana Operatif
- Debridement / Nekrotomi di indikasikan apabila terdapat debris dan
jaringan nekrosis pada luka kronis di jaringan kulit, jaringan
subkutan, fascia, tendon, otot bahkan tulang. Terdapat kerusakan
jaringan dan pus pada ulkus yang terinfeksi.
- Amputasi biasanya dilakukan secara elektif, namun bila ada infeksi
dengan ancaman kematian dapat dilakukan amputasi secara
emergensi. Indikasi amputasi = jaringan nekrotik, iskemia jaringan
yang tidak dapat direkonstruksi, dan terjadi gagal revaskularisasi,
infeksi akut dengan ancaman kematian (gas gangrene dan
necrotizing fasciitis), ulkus berulang / infeksi luka yang tidak
DIABETES MELLITUS dengan ULKUS DM

NoDokumen: No Revisi : Halaman


109/PPK/RSLM/2022 00 3 dari 5

membaik dengan terapi adekuat, deformitas anatomi yang berat dan


tidak terkontrol.
- Dilanjutkan dengan perawatan luka, pemberian antibiotik infus
untuk kontrol infeksi, dan Obat-obatan injeksi yang sesuai.
- Penggunaan antibiotik diobservasi seminggu kemudian, dan
disesuaikan dengan hasil kultur mikroorganisme.
- Pemberian antipiretik diberika bila terdapat kondisi demam.

Penjelasan kepada pasien dan keluarganya:


- Diagnosis, diagnosis banding dan hasil pemeriksaan penunjang
medis.
9. Edukasi
- Perawatan luka (terutama keluarga dipersiapkan untuk kondisi
(Hospital Health perawatan luka saat dirumah)
Promotion) - Terapi dan tindakan yang akan diberikan beserta keuntungan dan
kerugian (terutama mengenai pemberian anti-platelet, golongan
statin, dan insulin).
- Komplikasi yang dapat terjadi = Osteomielitis, Sepsis, Amputasi.

Ad Vitam (Hidup) : Dubia ad bonam


Ad Sanationam (sembuh) : Dubia ad bonam
10. Prognosis
Ad Fungsionam (fungsi) : Dubia ad bonam
Prognosis baik jika tidak terjadi gangrene dan dengan perawatan luka yang
tepat.

11. Penelaah Kritis


Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Dokter Spesialis Bedah.

- Keadaan umum membaik

12. Indikator Medis - Luka membaik dengan tidak ada produksi pus dan mulai terbentuk jaringan
(outcome) baru.
- Tidak ada komplikasi.
- Lama perawatan 7 – 14 hari.

13. Kepustakaan
Alwi Idrus, et al. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam:
Panduan Praktik Klinis. Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia.
DIABETES MELLITUS dengan ULKUS DM

NoDokumen: No Revisi : Halaman


109/PPK/RSLM/2022 00 4 dari 5

Nasution Sally, et al. Buku Panduan Clinical Pathway. Perhimpunan Dokter


Penyakit Dalam Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai