(CRA)
No. Dokumen : /SOP/SMI/66
No. Revisi : 00
SOP TanggalTerbit : 10/04/2016
Halaman : 1/2
5. LANGKA 1. Anamnesa
H- 1.1 Apakah pasien dibawa karena pingsan mendadak dengan henti jantung dan
LANGKA paru.
H 1.2 Apakah sebelumnya dijumpai nyeri dada, sesak, berdebar dan lemah.
1.3 Apakah ada riwayat overdosis obat, tersedak, tenggelam, keracunan
karbonmonoksida
2. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan tanda vital ditemukan:
1. Pasien tidak sadar
2. Tidak ada nafas
3. Tidak teraba denyut nadi di arteri-arteri besar (karotis dan
femoralis).
3.Diagnosis
1 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
EKG
Gambaran EKG biasanya menunjukkan gambaran VF (Ventricular
Fibrillation). Selain itu dapat pula terjadi asistol, yang survival rate-
nya lebih rendah daripada VF.
2 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik sedangkan
anamnesis berguna untuk mengidentifikasi penyebabnya.
Komplikasi
Konsekuensi dari kondisi ini adalah hipoksia ensefalopati,
kerusakan neurologi permanen dan kematian.
3 Diagnosis Banding : -
4 Penatalaksanaan awal
a. Melakukan resusitasi jantung paru pada pasien, sesegera mungkin tanpa
menunggu anamnesis dan EKG.
b. Pasang oksigen dan IV line
5. Konseling dan Edukasi
6. Kriteria rujukan
Setelah sirkulasi spontan kembali (Return of Spontaneous Circulation/ROSC) pasien
dirujuk ke layanan sekunder untuk tatalaksana lebih lanjut
6. DIAGRAM
ALIR Pasien datang
dengan gejala
CRA
1 Anamnesa
2 Pemeriksaan fisik
Diagnosis CRA
Tatalaksana awal
RUJUK