Anda di halaman 1dari 2

CARDIORESPIRATORY

ARREST
No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

Puskesmas II H.Edi Hartono,SKM.MM


Ajibarang NIP.196705071989031013

1. Pengertian No. ICPC-2 : D96 Worms/other parasites


No. ICD-10 : B76.9 Hookworm disease, unspecified
Tingkat Kemampuan 4A
Masalah Kesehatan
Cutaneus
Larva Migrans (Creeping Eruption)
merupakan kelainankulit berupa peradangan berbentuk linear atau berkelok-
kelok,menimbul dan progresif, yang disebabkan oleh invasi larva cacingtambang
yang berasal dari anjing dan kucing. Penularan melaluikontak langsung dengan
larva. Prevalensi
Cutaneus Larva Migran
di Indonesia yang dilaporkan oleh sebuah penelitian pada tahun2012 di Kulon
Progo adalah sekitar 15%.

2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur 1. Melakukan anamnesis meliputi :
a. riwayat sebelum pingsan mendadak apakah ditandai dengan fase
prodromal berupa nyeri dada, sesak, berdebar dan lemah?
b. Tanyakan kepada keluarga pasien untuk mencari penyebab
terjadinya CRA antara lain oleh:
1) 5 H (hipovolemia, hipoksia, hidrogen ion atau asidosis, hiper
atau hipokalemia dan hipotermia)
2) 5 T (tension pneumothorax, tamponade, tablet atau overdosis
obat, trombosis koroner, dan thrombosis pulmoner),
tersedak, tenggelam, gagal jantung akut, emboli paru, atau
keracunan karbon monoksida.
2. Melakukan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana.
Pada pemeriksaan tanda vital ditemukan:
a. Pasien tidak sadar
b. Tidak ada nafas
c. Tidak teraba denyut nadi di arteri-arteri besar (karotis dan
femoralis).
3. Melakukan Pemeriksaan Penunjang EKG.
Gambaran EKG biasanya menunjukkan gambaran VF (Ventricular
Fibrillation). Selain itu dapat pula terjadi asistol, yang survival
rate-nyalebih rendah daripada VF.
4. Melakukan Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik
sedangkan anamnesis berguna untuk mengidentifikasi
penyebabnya.
5. Membuat Diagnosis Banding
a. Konsekuensi dari kondisi ini adalah hipoksia ensefalopati,
kerusakanneurologi permanen dan kematian.
6. Melakukan Penatalaksanaan Komprehensif
a. Melakukan resusitasi jantung paru pada pasien, sesegera
mungkin tanpa menunggu anamnesis dan EKG.
b. Pasang oksigen dan IV line
7. Melakukan Konseling dan Edukasi
Memberitahu keluarga mengenai kondisi pasien dan tindak lanjut
daritindakan yang telah dilakukan, serta meminta keluarga untuk
tetap tenang pada kondisi tersebut.
8. Melakukan Rencana Tindak Lanjut
Monitor selalu kondisi pasien hingga dirujuk ke spesialis.Kriteria
rujukan
9. Setelah sirkulasi spontan kembali (Return of Spontaneous
Circulation/ROSC) pasien dirujuk ke layanan sekunder untuk
tatalaksana lebih lanjut.
10. Prognosis umumnya dubia ad malam, tergantung pada waktu
dilakukannya penanganan medis.

6. Diagram Alir

7. Unit Terkait
8. Rekaman Historis Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
Perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai