Anda di halaman 1dari 13

PEDOMAN/PANDUAN

PROGRAM PELAYANAN ISPA

UPT BLUD PUSKESMAS MONTONG BETOK


TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Pedoman/Panduan Program Pelayanan ISPA UPT
BLUD Puskesmas Montong Betok. Buku ini kami susun sebagai salah satu upaya untuk
memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan Pelayanan ISPA oleh
koordinator maupun pelaksana Program Pelayanan ISPA UPT BLUD Puskesmas Montong
Betok.
Pada kesempatan ini perkenankan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan
apresiasi kepada semua karyawan yang telah terlibat dalam proses penyusunan
Pedoman/Panduan Program Pelayanan ISPA UPT BLUD Puskesmas Montong Betok.
Semoga dengan digunakannya buku ini dapat mempermudah karyawan dalam
menyiapkan dokumen akreditasi UPT BLUD Puskesmas Montong Betok.

ii
DAFTAR ISI
Halaman

PEDOMAN/PANDUAN PROGRAM PELAYANAN ISPA..............................................i


KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Tujuan Pedoman...........................................................................................................1
C. Ruang Lingkup Pelayanan............................................................................................1
D. Batasan Operasional.....................................................................................................1
E. Landasan Hukum..........................................................................................................2
BAB II STANDAR KETENAGAAN....................................................................................3
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia...............................................................................3
B. Distribusi Ketenagaan..................................................................................................3
C. Pengaturan Jaga............................................................................................................3
BAB III STANDAR FASILITAS..........................................................................................4
A. Standar Fasilitas...........................................................................................................4
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN..........................................................................5
BAB V LOGISTIK.................................................................................................................6
BAB VI KESELAMATAN PASIEN....................................................................................7
BAB VII KESELAMATAN KERJA....................................................................................8
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU...................................................................................9
BAB IX PENUTUP................................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa setiap kegiatan
dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskkriminatif, partisipatif dan
berkelanjutan. Maka upaya pengendalian penyakit menular terutama penyakit pneumonia
sangat di perlukan dalam rangka untuk menurunkan penyebaran penyakit lebih lanjut,
menemukan kasus baru dan juga meningkatkan cakupan serta tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang tinggi.
Hingga saat ini Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah
kesehatan di Indonesia. Pneumonia merupakan penyebab kematian balita kedua setelah diare
yaitu 23,8 % (Berdasarkan survei Riskesdes 2013). Sedangkan WHO memperkirakan
kematian akibat pneumonia mencapai 29% pertahun dari seluruh jumlah bila tidak diberi
pengobatan. Kematian Balita karena pneumonia secara nasional diperkirakan 6 per 1000
balita pertahun atau lebih dari dua juta anak setiap tahunnya. GAPPD (WHO, UNICEF).
ISPA adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/ lebih dari saluran napas
mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga, pleura), sedangkan
pneumonia adalah infeki akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli), dari permasalahan
tersebut, maka perlu diadakan pelacakan untuk menemukan kasus pneumonia agar kematian
balita akibat penyakit Pneumonia dapat dicegah.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan dibuatnya pedoman ini adalah sebagai acuan bagi seluruh aktifitas upaya
kesehatan masyarakat khususnya Program Pelayanan ISPA yang dilaksanakan di UPT BLUD
Puskesmas Montong Betok, sehingga pada akhirnya pelayanan upaya kesehatan dapat
meningkatkan cakupan Program Pelayanan ISPA dan mendukung pencapaian Standar
Pelayanan Minimal (SPM).
C. Ruang Lingkup Pedoman
Ruang lingkup pedoman meliputi (yang terlibat di program):
1. Penanggung jawab Pemegang Program Pelayanan ISPA
2. Nakes di semua unit pelayanan UPT BLUD Puskesmas Montong Betok
3. Nakes di semua jaringan pelayanan UPT BLUD Puskesmas Montong Betok
D. Batasan Operasional
1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung
sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura).
2. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
Pneumonia Balita ditandai dengan adanya gejala batuk dan atau kesukaran bernapas
seperti napas cepat, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK), atau gambaran
radiologi foto thorax/dada menunjukkan infiltrat paru akut. Demam bukan merupakan

1
gejala yang spesifik pada Balita. Dalam penatalaksanaan pengendalian ISPA semua
bentuk pneumonia seperti bronkopneumonia, bronkiolitis disebut “pneumonia” saja.
E. Landasan Hukum
Dasar Pedoman yang menjadi pelaksanaan Program Pelayanan ISPA di UPT BLUD
Puskesmas Montong Betok adalah:
1. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Permenkes No. 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Buku Standart Puskesmas Tahun 2013
4. Buku Pedoman Tatalaksana Klinis ISPA Tahun 2013

2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga Program Pelayanan ISPA yang ada di
UPT BLUD Puskesmas Montong Betok:
Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi
Pemegang - Pendidikan minimal - Diampu oleh 1 orang dengan latar
Program D III Keperawatan belakang pendidikan D III Kebidanan
Pelayanan - Masa kerja Program - Masa kerja Program Pelayanan ISPA
ISPA Pelayanan ISPA 2 1 Tahun
Tahun - Belum mengikuti pelatihan Program
- Sudah mengikuti Pelayanan ISPA
pelatihan Program
Pelayanan ISPA
Unit Pendidikan minimal D III Diampu oleh 1 orang bidan dengan latar
Pelayanan belakang D III Kebidanan
UPT BLUD
Puskesmas
Montong
Betok
Jaringan Pendidikan minimal D III Diampu oleh 1 orang bidan dengan latar
pelayanan belakang pendidikan D III Kebidanan
UPT BLUD
Puskesmas
Montong
Betok

B. Distribusi Ketenagaan
Berikut ini distribusi ketenagaan program P2P ISPA dan profesinya yang ada di UPT
BLUD Puskesmas Montong Betok:
Kegiatan Petugas Profesi
Pemegang program AINIL INAYAH, A.Md., Keb. Bidan
pelayanan ISPA, Unit
Pelayanan dan Jaringan
pelayanan UPT BLUD
Puskesmas Montong
Betok.

C. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan masyarakat dilakukan bersama oleh para pemegang
program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri bulanan/lintas sektor dengan
persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan masyarakat Program Pelayanan ISPA dibuat untuk
jangka waktu satu tahun, dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan
dikoordinasikan setiap pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan masyarakat
Program Pelayanan ISPA di koordinasikan oleh Kepala UPT BLUD Puskesmas Montong
Betok.

3
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Standar Fasilitas
Dalam pelaksanaan kegiatan, dibutuhkan beberapa sarana atau fasilitas bagi menunjang
keterlaksanaanya kegiatan Program Pelayanan ISPA. Beberapa sarana atau fasilitas
penunjang yang dapat membantu tugas Program Pelayanan ISPA yaitu:
1. Alat Transportasi
Kendaraan berfungsi untuk menunjang kegiatan Program Pelayanan ISPA menuju lokasi
kejadian.
2. Alat Komunikasi
Alat komunikasi berperan penting dalam menunjang komunikasi dengan lintas program
dan lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan Program Pelayanan ISPA .
3. Alat pemeriksaan medis
Untuk melakukan pemeriksaan penderita ISPA dan pneumonia (ari timer dan stetoskop).
4. Alat Pencatatan dan Pelaporan
Laptop atau computer dapat digunakan sebagi sarana mencatat laporan dan mengirimkan
laporan ke DINKES Kabupaten dan form MTBS, register ISPA.

4
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup kegiatan
Penemuan penderita Pneumonia balita
B. Metode kegiatan
Metode kegiatan program Program Pelayanan ISPA adalah:
a. Penemuan/ deteksi dini kasus ISPA dan pneumonia balita
Mendeteksi dini balita yang mengalami penyakit ISPA dan pneumonia dengan cara
menggunakan Ari Timer untuk menghitung napas
Berdasarkan P2 ISPA mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
1. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada ke
dalam (chest indrawing) pada saat bernafas
2. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya nafas cepat
3. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam,
tanpa tarikan dinding dada ke dalam, tanpa nafas cepat. Rinofaringitis, faringitis,
dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.
C. Langkah kegiatan
a. Perencanaan (P1)
Penanggung jawab ISPA Pneumonia merencanakan kegiatan deteksi dini ISPA
Pneumonia
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
1. Membuat jadwal kegiatan
2. Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara BOK
3. Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
4. Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)
1. Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
2. Petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
3. Petugas mengevaluasi kegiatan

5
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Pedoman Upaya Kesehatan
Masyarakat direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor
sesuai dengan tahapan kegiatan dan metode pemberdayaan yang akan dilaksanakan.

6
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan perlu diperhatikan keselamatan
sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi
pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk
tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

7
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan perlu diperhatikan keselamatan
kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi risiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

8
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Kinerja pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dimonitor dan dievaluasi dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metode yang digunakan
4. Tercapainya indikator kinerja
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

9
BAB IX
PENUTUP
Demikian pedoman Program Pelayanan ISPA ini dimaksudkan untuk memberikan acuan
dalam melaksanakan Program Pelayanan ISPA sehingga dalam pelaksanaanya nanti kegiatan
yang dilaksanakan akan lebih terarah. Dalam pelaksanaan kegiatan tentunya banyak sekali
hambatan dan rintangan, namun dengan semangat yang tinggi dan kerja keras kami mampu
mengatasinya, tentunya masih banyak kekurangan.
Diharapkan pada semua pihak yang terkait dapat melaksanakan Program Pelayanan ISPA
dengan baik dan profesional sehingga mendapat hasil yang lebih baik sehingga dapat
memberikan apresiasi baik yang bersifat positif atau sebaliknya.
Sekian atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih.

10

Anda mungkin juga menyukai