Karya Tulis Ilmiah - Stephie Alga Panidae
Karya Tulis Ilmiah - Stephie Alga Panidae
i
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan karya tulis ilmiah ini untuk orang orang yang terkasih.
DOSEN PEMBIMBING
Terimakasih saya ucapkan sebesar besarnya kepada Ibu Apt. Syahrida Dian Ardhany,
M.S dan Ibu Apt. Evi Mulyani, M. Farm selaku dosen pembimbing tugas akhir saya, atas
ilmu serta bimbingan yang telah Ibu berikan sangat berarti dan akan menjadi bekal untuk
saya di kemudian hari kelak. Kira nya Ibu Syahrida dan Ibu Evi diberi Kesehatan selalu
serta kebahagiaan yang tidak terhingga.
SAHABAT TERKASIH
Tidak banyak kata yang dapat saya ucapkan kepada teman teman sekalian, terimakasih
untuk teman yang ku kasihi Afie, Riska, Della dan Monika. Meskipun terkadang jarak
memisahkan kita tetapi kasihku sepanjang masa untuk kalian semua, semoga kalian
berlimpah sukacita.
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
TINGKAT KEPUASAN TERHADAP PELAYANAN
KEFARMASIAN DI PUSKESMAS KAYON
KOTA PALANGKARAYA
HALAMAN PENGESAHAN
iii
STEPHIE ALGA PANIDAE
20.71.022946
Mengetahui,
HALAMAN PENGUJIAN
iv
STEPHIE ALGA PANIDAE
20.71.022946
TIM PENGUJI,
2) …………………………. (…………….)
3) …………………………. (…………….)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik disuatu Perguruan Tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Palangkaraya, 2023
v
Stephie Alga Panidae
20.71.022946
KATA PENGANTAR
قراند الون الرحيم
vii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Responden berdasarkan Jenis Kelamin........................................................35
Tabel 2. Responden berdasarkan Pendidikan.............................................................35
Tabel 3. Responden berdasarkan Usia.......................................................................36
Tabel 4. Responden berdasarkan Pekerjaan...............................................................37
Tabel 5. Persentase Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan dimensi Ressponsive....38
Tabel 6. Persentase Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan dimensi Emphaty.........39
Tabel 7. Persentase Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan dimensi Reliability.......41
Tabel 8. Persentase Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan dimensi Assurance.......43
Tabel 9. Persentase Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan dimensi Tangibels........44
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian...............................................................................49
Lampiran 2. Surat Telah Menyelesaikan Penelitian...................................................50
Lampiran 3. Lembar Kuisioner Penelitian.................................................................51
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian.........................................................................52
Lampiran 5. Perhitungan Data Responden.................................................................53
Lampiran 6. Perhitungan Rata – rata Kuisioner.........................................................55
Lampiran 7. Perhitungan Skala Likert.......................................................................65
Lampiran 8. Alur Pelayanan Apotek..........................................................................68
Lampiran 9. Struktur organisasi farmasi....................................................................69
Lampiran 10. Informasi dan alur pelayanan .............................................................70
Lampiran 11. Tampak depan puskesmas...................................................................71
Lampiran 12. Tempat tunggu pengambilan obat.......................................................72
Lampiran 13. Surat Pernyataan Populasi dan Sampel...............................................73
xi
TINGKAT KEPUASAN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN
DI PUSKESMAS KAYON KOTA
PALANGKARAYA
ABSTRAK
Kepuasan pasien (pelanggan) adalah keadaan yang dirasakan seseorang yang
merupakan hasil dari membandingkan penampilan produk yang dirasakan dalam
hubungannya dengan harapan seseorang. Puskesmas Kayon merupakan salah satu dari 11
Puskesmas yang ada di Kota Palangka Raya yang terletak di wilayah Kecamatan Jekan
Raya Kota Palangka Raya. Didirikan pada tahun 1985 dan terletak pada Jalan Rajawali
nomor 35 yang sebelumnya merupakan Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kota Palangka
Raya pada bulan Juli Tahun 2012. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai
tempat upaya kesehatan tingkat pertama memiliki tanggung jawab dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat yang secara administratif berdomisili
diwilayah kerjanya.Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui tingkat
kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kayon Kota
Palangkaraya. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yaitu penelitian
deskriptif dengan menggunakan kuesioner, dengan jumlah sampel 278 orang yang
kemudian diambil menggunakan metode accidental sampling. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pasien Sangat Puas akan
pelayanan di Puskesmas Kayon Kota Palangkaraya yaitu dengan hasil rata-rata 84,89%
dari kelima dimensi yaitu Bukti Fisik (Tangibel), Kemampuan (Reliability), Daya
Tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance) dan Perhatian (Emphaty).
xii
LEVEL OF SATISFACTION WITH PHARMACEUTICAL
SERVICES AT KAYON HEALTH CENTER
PALANGKARAYA CITY
ABSTRACT
Patient (customer) satisfaction is a state that a person feels that is the result of comparing
the appearance or perceived product outcome in relation to one's expectations. Kayon Health
Center is one of 11 Puskesmas in Palangka Raya City located in Jekan Raya District, Palangka
Raya City. Established in 1985 and located on Jalan Rajawali number 35 which was previously
the Pharmacy Warehouse of the Palangka Raya City Health Office in July 2012. Community
Health Centers (Puskesmas) as a place for first-level health efforts have the responsibility to
provide health services to all people who are administratively domiciled in their work areas. The
purpose of this study was to determine the level of patient satisfaction with pharmaceutical
services at the Kayon Health Center in Palangkaraya City. This study is a non-experimental
study, namely descriptive research using questionnaires, with a sample of 278 people which was
then taken using the accidental sampling method. Based on the results of the research that has
been done, it can be concluded that patients very satisfied will be treated at the Kayon Health
Center in Palangkaraya City, namely with an average result of 84,89% from five dimensions,
namely Physical Evidence (Tangibel), Ability (Reliability), Responsiveness (Responsiveness),
Assurance (Assurance) and Attention (Emphaty).
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 128/Menkes/SK/II/2014 tentang Kebijakan dasar Pusat Kesehatan
masyarakat, definisi Puskesmas adalah sebagai berikut : “Puskesmas
adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.”
1. Unit Pelayanan Teknis
Peran Puskesmas sebagai UPTD Kabupaten/Kota adalah
menyelenggarakan sebagai tugas teknis operasional Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yaitu sebagai unit pelaksana kesehatan masyarakat
tingkat pertama yang merupakan ujung tombak pembangunan kesehatan
di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilakukan untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat
bagi seluruh masyarakat Indonesia.
3. Penanggungjawab Penyelenggaraan
Puskesmas bertanggungjawab atas penyelenggaraan seluruh
upaya peningkatan derajat kesehatan yang dibebankan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab didukung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat
menimbulkan kepuasan pada setiap pasien dimana tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik yang telah
ditetapakan. Kepuasan menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan
sebab kepuasan pasien tidak dapat dipisahkan dari kualitas pelayanan
1
kesehatan. Jika ingin melakukan peningkatan kualitas pelayanan maka
diperlukannya survei tingkat kepuasan pasien (Susi, 2018)
Alasan memilih Puskesmas Kayon karena Puskesmas Kayon
merupakan salah satu Puskesmas di Kota Palangkaraya yang memiliki
banyak pasien dengan rata rata pasien perhari nya ada 50 orang untuk bagian
kefarmasiaan saja atau pasien yang telah menerima resep. Selain itu lokasi
yang strategis dan memudahkan para pasien agar dapat berobat di Puskesmas
tersebut. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti merasa sangat tertarik
untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh UPTD Puskesmas Kayon Kota Palangkaraya khususnya
di bagian kefarmasian UPTD Puskesmas Kayon Kota Palangkaraya tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di
bagian kefarmasian UPTD Puskesmas Kayon Kota Palangkaraya agar dapat
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan meningkatkan
program pelayanan kefarmasian yang lebih maju dan berkualitas, sehingga
pasien yang telah mendapatkan pelayanan Kesehatan akan tetap memilih
untuk berobat di UPTD Puskesmas Kayon. Tingkat Kepuasan yang akan
dilakukan oleh peneliti ini tentunya berguna dalam pengetahuan serta
penilaian terhadap Fasilitas Kesehatan yang ada, dengan adanya tingkat
kepuasan inilah dapat di ketahui oleh beberapa pihak bahkan sampai
masyarakat setempat. Desain dalam penelitian ini meliputi tiga tahap :
pertama, tahap persiapan yaitu menentukan lokasi penelitian, populasi dan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, menyusun daftar pertanyaan
(kuesioner). Kedua, tahap pelaksanaan kegiatan, yaitu kegiatan mengedarkan
kuosioner dan pengumpulan data. Ketiga, tahap akhir yaitu menganalisis data
dan menarik kesimpulan dan hasil penelitian.
2
Kefarmasian di Puskesmas Kayon Kota Palangkaraya? ”
3
lebih baik dan sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Fasilitas pelayanan
Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakanupaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif di wilayah kerjanya.
Bangunan Puskesmas harus memasang lambang sebagai berikut agar
mudah dikenal oleh masyarakat :
5
b. Makna pemerataan yang melandasi penyelenggaraan Kesehatan yang
mudah di akses masyarakat.
c. Pergerakan dan pertanggung jawaban Puskesmas di wilayah kerjanya.
6
diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Permenkes, 2016).
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan dan
pengembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di
wilayah kerjanya (Sanah, 2017)
Fungsi dari puskesmas yaitu :
1. Sebagai pusat pergerakan pembangunan berwawasan kesehatan
masyarakat diwilayah kerjanya melalui, sebagai berikut :
a. Upaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha diwilayah kerjanya
agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.
b. Keaktifan memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya.
c. Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan (Habibi, et, al.
2017).
2. Pusat pelayanan kesehatan pertama Pusat kesehatan masyarakat
(Puskesmas) sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan
kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat
(public goods). Puskesmas melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya
kesehatan masyarakat sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan
(Citra et al., 2017)
Pelayanan pada dasarnya dapat dikatakan sebagai suatu tindakan dan
perlakuan atau cara melayani orang lain untuk memenuhi apa yang menjadi
kebutuhan dan keinginannya (Baroroh, 2014). Tingkat kepuasan konsumen
atas suatu pelayanan dapat diukur dengan membandingkan antara harapan
konsumen terhadap kualitas pelayanan yang diinginkan dengan kenyataan
yang diterimanya atau dirasakan (Baroroh, 2014). Kualitas pelayanan dapat
dinilai dari tingkat kepuasan pasien (Astuti dan Kundarto, 2018). Upaya
meningkatkan proses pelayanan kefarmasian dalam era JKN, perlu dilakukan
evaluasi mutu pelayanan yang salah satunya dilakukan melalui survey
7
kepuasan pasien. Kepuasan pasien terjadi apabila pemberian jasa pelayanan
kesehatan dari puskesmas kepada pasien sesuai dengan apa yang diharapkan
pasien (Prihandiwati dkk., 2018)
8
2.3 Tugas dan Fungsi Puskesmas
Tugas Puskesmas menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 43 tahun 2019 pada pasal 4 yang menyebutkan Puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuanpembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Fungsi Puskesmas
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 pada Pasal 5 adalah menyelenggarakan UnitKesehatan Masyarakat
(UKM) dan menyelenggarakan Unit Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat
pertama di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan fungsi penyelenggara
UKM, Puskesmas berwenang untuk melaksanakan komunikasi, informasi,
edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan. Dalam
melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP, Puskesmas berwenang untuk
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif.
9
b. Aksebilitas untuk jalur transportasi;
c. Kontur tanah;
d. Fasilitas parkir;
e. Fasilitas keamanan;
f. Ketersediaan utilitas publik;
g. Pengelolaan kesehatan lingkungan; dan
h. Tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi dan
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan.
2. Bangunan Puskesmas harus memenuhi persyaratan yang meliputi :
a. Persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan
kerja serta persyaratan teknis bangunan;
b. Bangunan bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain;
c. Bangunan didirikan dengan memperhatikan fungsi, keamanan,
kenyamanan, perlindungan keselamatan dan kesehatan serta
kemudahan dalam memberi pelayanan bagi semua orang termasuk
yang berkebutuhan khusus/penyandang disabilitas, anak-anak, dan
lanjut usia.
3. Prasarana Puskesmas yang harus dimiliki terdiri atas :
a. Sistem penghawaan (ventilasi);
b. Sistem pencahayaan;
c. Sistem air bersih, sanitasi, dan higienitas;
d. Sistem kelistrikan;
e. Sistem komunikasi;
f. Sistem gas medik;
g. Sistem proteksi petir;
h. Sistem proteksi kebakaran;
i. Sarana evakuasi;
j. Sistem pengendalian kebisingan; dan
k. Kendaraan puskesmas keliling.
10
2.5 Perizinan Puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menyatakan bahwa setiap
Puskesmas wajib memiliki izin untuk menyelenggarakkan pelayanan
kesehatan izin operasional diberikan oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kotadan berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang selama memenuhi persyaratan. Perpanjangan izin operasional
dilakukan dengan mengajukan permohonan perpanjangan selambat-
lambatnya 6 (enam)bulan sebelum habis masa berlakunya izin operasional.
Untuk memperoleh izin, kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
mengajukan permohonantertulis kepada bupati/wali kota melalui Instansi
Pemberi Izin pada Pemerintah Daerah kabupaten/kota dengan melampirkan
dokumen :
1. Fotocopy sertifikat tanah atau bukti lain kepemilikan tanah yang sah;
2. Kajian kelayakan;
3. Dokumen pengelolaan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
4. Fotocopy surat keputusan dari bupati/wali kota terkait kategori
Puskesmas untuk Puskesmas yang mengajukan permohonan
perpanjangan izin operasional;
5. Profil Puskesmas yang meliputi aspek lokasi, bangunan, prasarana,
peralatan, ketenagaan, kefarmasian, laboratorium klinik,
pengorganisasian, dan penyelenggaraan pelayanan untuk Puskesmas
yang mengajukan permohonan perpanjangan izin operasional; dan
6. Persyaratan lain sesuai dengan peraturan daerah setempat
11
pengendalian, pencatatan dan pelaporan seta pemantauan dan evaluasi.
Kepala Ruangan Farmasi di Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung
jawab untuk menjamin terlaksananya pengelolaan Sediaan Farmasi yang
baik. Kegiatan pengelolaan sediaan Farmasi sebagai berikut :
1. Perencanaan Kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai. Tujuan Perencanaan
adalah untuk mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai untuk mendekati kebutuhan,
meningkatkankan penggunaan obat secara rasional dan meningkatkan
efisiensi penggunaan obat. Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas setiap periode dilaksanakan
oleh Ruangan Farmasi Puskesmas. Proses seleksi Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola
penyakit, pola konsumsi sediaan Farmasi periode sebelumnya, data
mutasi Sediaan Farmasi, dan rencana pengembangan.
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai juga
harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan
Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga
kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter,dokter gigi, bidan, dan
perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan.
Proses perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi per tahun dilakukan
secara berjenjang (bottom up). Puskesmas diminta menyediakan data
pemakaian Obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan
LembarPermintaan Obat (LPLPO). Selanjutnya Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota akan melakukan kompilasi dan analisa terhadap
kebutuhan Sediaan Farmasi Puskesmas di wilayah kerjanya,
menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan
waktu kekosongan Obat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih.
2. Pemintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Tujuan pengadaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
12
di Puskesmas adalah memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai di Puskesmas sesuai dengan perencanaan kebutuhan
yang telah dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan kebijakan pemerintah daerah setempat.
3. Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas adalah suatu kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi
dariInstalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan Puskesmas
secara mandiri sesuai dengan permintaan yang diajukkan oleh
Puskemasdan memenuhi persyaratan keamanan, khasiat dan mutu.
Tenaga Kefarmasian dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab
atas ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan, dan
penggunaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai berikut kelengkapan
catatan yang menyertainya.
Tenaga Kefarmasian wajib melakukan pengecekkan terhadap
Sediaaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan
mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah sediaan, bentuk
sediaan yang sesuai dengan dokumentasi LPLPO, di tandatangani oleh
Tenaga kefarmasian dan diketahui oleh Kepala Puskesmas. Bila tidak
memenuhi syarat, maka Tenaga Kefarmasian dapat mengajukan
keberatan.
4. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan di
Puskesmas merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan
Farmasi yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di
Puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
13
Pakai di Puskesmas dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Bentuk dan jenis sediaan;
b. Kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan Sediaan
Farmasi;
c. Seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan kelembaban;
d. Mudah atau tidaknya meledak/terbakar;
e. Narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan
ketentuanperaturan perundang-undangan; dan
f. Tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk
penyimpanan;
g. Barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
5. Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi
kebutuhan sub unit/satelit Farmasi Puskesmas dan jaringannya.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi
sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat. Sub-sub unit di
Puskesmas dan jaringannya antara lain :
a. Sub unit pelayanan keschatan di dalam lingkungan Puskesmas;
b. Puskesmas Pembantu;
c. Puskesmas Keliling;
d. Posyandu;
6. Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan
carayang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penarikan Sediaan Farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan
peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar
berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau
14
berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall)
dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan. Penarikan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap
produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri. Pemusnahan dilakukan
untuk
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai bila :
a. Produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
b. Telah kadaluwarsa;
c. Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan; dan/atau
d. Dicabut izin edarnya
Tahapan pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis :
a. Membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakaiyang
akan dimusnahkan;
b. Menyiapkan Berita Acara Pemusnahan;
c. Mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan
kepadapihak terkait;
d. Menyiapkan tempat pemusnahan;
e. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk
sediaan serta peraturan yang berlaku.
7. Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai Pengendalian persedian adalah suatu kegiatan untuk
memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi
dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan Kesehatan dasar.
Tujuannya adalah agar tidak terjadinya kelebihan dan kekosongan Obat
di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian Sediaan Farmasi terdiri
dari :
a. Pengendalian persedian;
b. Pengendalian Penggunaan; dan
c. Penanganan Sediaan Farmasi hilang, rusak, dan kadaluwarsa.
15
8. Administrasi
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh
rangkaian kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas
atau unit pelayanan lainnya. Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah :
a. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai telah dilakukan;
b. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan
c. Sumber data untuk pembuatan laporan.
9. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk :
a. Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan;
b. Memperbaiki secara terus menerus pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai; dan
c. Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan. Setiap
kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai, harus dilaksanakan sesuai Standar Operasional Prosedur
(SOP). Standar Operasional Prosedur (SOP) ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas. SOP tersebut diletakkan di tempat yang mudah dilihat.
2.7 Kepuasan Pasien
Kepuasan pelanggan seperti yang diutarakan sebelumnya
merupakan jaminan terbaik untuk menumbuhkan dan menjaga loyalitas
pasien, terlebih dalam menghadapi era globalisasi dimana pasien dapat
memilih berbagai rumah sakit sesuai kebutuhannya. Kualitas pelayanan
merupakan tindakan pemenuhan kebutuhan yang diikuti dengan
keinginan pelanggan serta ketepatan penyediaan jasa dari sisi
16
penyelenggara dalam menciptakan persamaan antara harapan dan
kenyataan bagi pelanggan. Dalam segi pelayanan kesehatan, dapat
diartikan kualitas pelayanan dapat dinilai dari persepsi baik atau
buruknya pelayanan kesehatan yang diterima oleh pasien lewat jasa
tenaga kesehatan itu sendiri (Suwuh et al., 2018).
Salah satu model yang banyak dipakai untuk mengukur kepuasan
pelanggan adalah model ServQual (Service Quality) (Narendra dkk.,
2017). Model ServQual dibangun atas adanya perbandingan dua faktor
utama, yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima
(perceived service) dengan layanan sesungguhnya diharapkan (expected
service) (Pareraway dkk., 2016). Bila kinerja sesuai dengan atau melebihi
standar, maka persepsi terhadap kualitas layanan keseluruhan menjadi
positif dan sebaliknya, model ini menganalisis (kesenjangan) gap antara
dua veriabel pokok yakni layanan yang diharapkan dan persepsi
pelanggan terhadap layanan yang diterima (Yikwa, 2015)
Dalam membentuk kualitas pelayanan terdiri dari berbagai dimensi
yaitu: bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy) (R. Pratiwi et
al., 2020). Tangible menunjukan kemampuan sarana prasarana dan
penampilan fisik karyawan dalam melani pelanggan. Reliability adalah
kemampuan penyedia jasa memberikan pelayanan yang akurat.
Resposiveness menunjukan kemampuan penyedia jasa dalam merespon
permasalahan. Assurance adalah kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
karyawan dalam melakukan pelayanan. Sedangkan emphaty merupaka
kemampuan penyedian jasa dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
17
Puskesmas Kayon merupakan salah satu dari 11 Puskesmas yang ada di
Kota Palangka Raya yang terletak di wilayah Kecamatan Jekan Raya
KotaPalangka Raya. Didirikan pada tahun 1985 dan terletak pada Jalan
Jalak IV dengan bangunan permanen. Namun pada bulan Agustus 2005,
berdasarkan kebijakkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya dan
Kepala Puskesmas Kayon dengan memperhatikan tuntunan kebutuhan
masyarakat dan mempermudah jangkauan masyarakat ke tempat pelayanan
(Puskesmas),.maka gedung Puskemas Kayon di pindah ke lokasi Jalan
Rajawali nomor 35 yang sebelumnya merupakan Gudang Farmasi Dinas
Kesehatan Kota Palangka Raya pada bulan Juli Tahun 2012, Puskesmas
Kayon berubah namamenjadi Unit Pelaksana Teknis Dinas Puskesmas
Kayon. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Walikota Palangka Raya
pada tanggal 1 Agustus 2016. Puskesmas Kayon berubah nama menjadi
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Kayon. Pada tanggal 27 Oktober
2021, berdasarkan Surat Keputusan Walikota Palangka Raya Nomor 33
Tahun 2021 menyatakan bahwa UPT Puskesmas Kayon berubah menjadi
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Kayon. Perubahan
tersebut berlaku mulai dari tanggal 1 September 2022 di Puskesmas Kayon
Kota Palangka Raya.
Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas kayon adalah 261.87 Km2
denganwilayah kerja yang berada di 2 kelurahan yaitu kelurahan Palangka
24.75 km2dan kelurahan Bukit Tunggal 237,12 km2.. Puskesmas Kayon
membawahi 5 Puskesmas pembantu yaitu Pustu Pondok Cahaya Mas, Pustu
Lestari, Pustu KM 7, Pustu Bumi Palangka II, Pustu Pemda KM 10.
Dengan luas wilayah kerja UPTD Puskesmas Kayon adalah 237,12
km2 secara administrasi UPTD Puskesmas Kayon berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah UPT Puskesmas Jekan Raya.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah UPT Puskesmas Bukit
Hindu.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah UPT Puskesmas Bukit
Hindu.
18
d. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah UPT Puskesmas Jekan Raya
Dari kondisi geografis UPT Puskesmas Kayon dan 2 kelurahan yang
berada di wilayah UPT Puskesmas Kayon, dapat dijangkau dengan
menggunakan transportasi darat kendaraan roda dua dan roda empat.
Puskesmas Kayon terletak di pinggir jalan raya, sehingga jalan menuju
Puskesmas tergolong cukup nyaman karena sudah diaspal dan dilalui
transportasi umum, namun karena terletak di pinggir jalan raya yang
termasuk ramai dan padat penduduk sehingga pengunjung agak sulit
untukmenempatkan alat transportasi khususnya kendaraan roda empat
Seluruh wilayah kerja puskesmas Kayon dapat dilalui oleh transportasi
darat. Terdapat banyak akses jalan yang menghubungkan antar wilayah dan
jalanan dalam keadaan sudah di aspal, meskipun ada beberapa jalan yang
menuju Puskesmas Pembantu (Pustu) yang masih bergelombang dan belum
teraspal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan transportasi menuju Puskesmas
Kayon cukup mudah dijangkau. Hal ini dapat menjadi sebuah Kesempatan
(Opportunity) karena dengan akses puskesmas yang baik serta mudah di
jangkau dapat memudahkan puskesmas melakukan pelayanannya ( PKM
Kayon, 2019)
19
berintegrasi dan terjangkau oleh masyarakat.
MOTTO TAGAL SINTA JADI BARIGAS
:
TATA NILAI : 1. Kedisiplinan
2. Kerjasama Tim
3. Pelayanan Prima
4. Integritas yang Tinggi
20
terdapat ruang gudang obat tersendiri sebagai tempat penyimpanan stok
obat.
2. Pegawai Bagian Kefarmasian Puskesmas Kayon
Pada Bagian Kefarmasian UPTD Puskesmas Kayon kota
PalangkaRaya mempunyai 4 tenaga kefarmasian yang terdiri dari 1
Apoteker penanggung jawab dan dibantu oleh 2 Tenaga Teknis
Kefarmasian di mana masing-masing memiliki tugas dan tanggung
jawabnya tersendiri.Apoteker penanggung jawab bagian Kefarmasian
bernama Ibu Apt. Eflivina,S.Farm., dan 2 tenaga teknis kefarmasian
untuk pengelolagudangnya adalah Ibu Bargiana Ikent P, A.Md.Farm dan
Ibu Yenni Osnika Sijabat, A.Md.Farm dan untuk pengelola Administrasi
pelayanan Kefarmasian ada Ibu Sari Indang, untuk pelaksana
pelayanannya sendiribiasa bisa dilakukan oleh semuanya.
3. Sarana Prasarana yang ada di Ruangan Farmasi UPTD Puskesmas
Kayon
Sarana dan Prasarana yang terdapat pada Ruangan Farmasi UPTD
Puskesmas Kayon antara lain :
a. Halaman parkir
b. Ruang tunggu pasien
c. Lemari Kayu untuk penyimpanan Obat sirup dan dry sirup
d. Lemari penyimpan obat salep, krim dan tetes mata
e. Cold Chain
f. Meja dan kursi tempat peracikan
g. Loket penerimaan resep dan penyerahan obat
h. Ruang peracikan obat
i. Lemari pendingin
j. Gudang obat
k. Wastafel
l. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
m. Dispenser
n. AC
21
Puskesmas Kayon merupakan tempat pelayanan kesehatan dalam
wilayah kerjanya mempunyai sarana kesehatan masyarakat sebagai berikut.
a. Gedung Induk Pelayanan Puskesmas
1) Ruang Kepala Puskesmas
2) Ruang Administrasi Kantor
3) Ruang Data
4) Ruangan Kesling dan Promkes
5) Ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut
6) Ruangan KIA dan KB
7) Ruangan Pemeriksaan Umum
8) Ruangan Tindakan
9) Ruangan Pendaftaran
10) Ruangan Laboratorium
11) Ruangan Tumbuh Kembang
12) Ruangan Poli Gizi/Penimbangan
13) Ruangan Imunisasi
14) Ruang Isolasi
15) Ruangan Farmasi
16) Toilet Sesuai Jenis Kelamin dan Toilet Khusus Lansia
17) Gudang Pantry
Dalam pelaksanaan kegiatan Puskesmas Kayon melaksanakan
program. kerjapuskesmas secara terpadu, artinya dalam melaksanakan
kegiatan yang ada di Puskesmas dilaksanakan secara bersama-sama dengan
program lain terkait yang ada di Puskesmas. Program Kerja Puskesmas
tersebut meliputi berikut ini
a) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial
1) Promosi Kesehatan Masyarakat(Promkes)
2) Program Kesehatan Lingkungan Kesling)
3) Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan
KeluargBerencana(KB)
4) Program Pelayanan Gizi
22
5) Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
b) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
1) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) & Upaya Kesehatan Gigi
Sekolah (UKGS)
2) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
3) Upaya KesehatanJiwaan
4) Upaya Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
di Sekolah
c) Upaya Kesehatan Perorangan(UKP)
Rawat Jalan (Poli Gigi, Poli KIA & KB. Poli Umum, Poli anak
Tumbuh Kembang, Poli Gizi, dan Poli Imunisasi).
d) Administrasi dan Tata Usaha
Program-program tersebut dilaksanakan di dalam gedung dan di
luar gedung Puskesmas, yaitu dengan melaksanakan pelayanan dan
pencatatan kegiatan serta puskesmas, yaitu dengan melakukan
pelayanan dan pencatatan kegiatan serta pelaporan hasil kegiatan.
Pelayanan di ketatausahaan sendiri dari:
1) Loket Pendaftaran
2) Kasir
3) Kegiatan ketatausahaan
Kegiatan ketatausahaan meliputi kegiatan surat menyurat,
kegiatan pengarsipan, pelayanan surat keterangan sehat, surat
keterangan sakit, pembuatan laporan terpadu puskesmas, kegiatan
kepegawaian. inventarisasi barang, dan kegiatan keuangan (Tim
Promosi PKM Kayon, 2020). Puskesmas Kayon melakukan
pelayanan setiap hari Senin sampai Sabtu. Waktu Kerja Puskesmas
Kayon tahun 2020 yaitu:
Senin-Kamis : Pukul 07.00-14.00 WIB
Jumat : Pukul 07.00 10.30 WIB
Sabtu : Pukul 07.00-11.45 WIB
Waktu Pelayanan untuk loket pendaftaran Puskesmas Kayon
23
tahun 2020 yaitu (Tim Promosi PKM Kayon, 2020 ). :
Senin – Kamis : Pukul 07.00 – 11.00 WIB
Jumat : Pukul 07.00 - 10.00 WIB
Sabtu : Pukul 07.00 – 10.30 WIB
24
melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter,
dokter gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola program yang
berkaitan dengan pengobatan. Di UPTD Puskesmas Kayon pada tahun
2023 perencanaan menggunakan pendanaan dari Dana Alokasi
Khusus (DAK) dan Jaminan Kesehatan Nasiona (JKN). Perencanaan
pembelanjaan di Puskesmas dengan menyusun anggaran yang
mengacu berdasarkan tahun sebelumnya. Dana Alokasi Khusus
(DAK) adalah dana yang dialokasikan ke daerah untuk membiayai
operasional kegiatan program prioritas nasional di bidang Kesehatan
yang menjadi urusandaerah guna meningkatkan akses mutu pelayanan
Kesehatan di daerah. Selain itu juga menggunakan dana Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) yang berasal dari dana kepesertaan kapitasi
Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas untuk membeli sejumlah
obat yang menjadi keperluan Puskesmas karena tidak terealisasi pada
Dana Alokasi Khusus (DAK) Kota Palangka Raya.
Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang telah
dialokasikan di Puskesmas digunakan untuk pengadaan Bahan Medis
Habis Pakai seperti alkohol, masker, face shield, handrub, dll.
2. Permintaan
Permintaan obat dimulai dengan membuat LPLPO (Laporan
Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat). Ruangan Farmasi UPTD
Puskesmas Kayon biasanya melakukan permintaan obat kepada
UPTD Instalasi Farmasi Kesehatan Kota Palangka Raya setiap satu
bulan sekali pada tanggal 21-25 bulan berjalan. UPTD Puskesmas
Kayon akan mengajukan LPLPO yang ditandatangani oleh kepala
Puskesmas. LPLPO dibuat sebanyak 4 rangkap, 1 lembar untuk Dinas
Kesehatan Kota Palangka Raya, 2 Lembar untuk Instalasi Farmasi
Kesehatan,dan 1 lembar untuk arsip. LPLPO dikirim setiap akhir
bulan. Pada setiap bulan akan dilakukan tutup buku pada tanggal 20.
Dan permintaan barang akan diterima pada setiap minggu kedua.
Permintaan di UPTD Puskesmas Kayon sesuai dengan Formularium
25
Nasional yakni dengan menggunakan obat generik.
3. Penerimaan
Penerimaan di UPTD Puskesmas Kayon disesuaikan dengan
permintaan yang telah diajukan dan memenuhi persyaratan keamanan,
khasiat, dan mutu. Kemudian pihak Ruangan Farmasi akan melakukan
pengecekan terhadap Sedian Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
yang diserahkan. Pengecekan meliputi jumlah dan jenis obat, tanggal
kadaluwarsa, nomor batch jenis dan jumlah sediaan Farmasi. Jika
sudah sesuai dengan isi dokumen LPLPO ditandatangani oleh Tenaga
Kefarmasian dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.
Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dari
dana DAK, JKN, dan BOK di UPTD Puskesmas Kayon diperiksa oleh
Apoteker Penanggung Jawab Ruang Farmasi untuk memeriksa dan
menyesuaikan barang yang datang dengan data yang tertera pada
LPLPO. Barang yang telah diperiksa akan dicatat dalam kartu stok
yang ada di gudang obat, kemudian barang disusun dengan rapi sesuai
ketentuan penyimpanan.
Jika pada saat pengecekan barang pada Dana Alokasi Khusus
tidak sesuaidengan permintaan atau ada kerusakan pada obat, ada
kekosongan stok obat, maka perlu dicatat agar barang bisa dibeli
dengan dana JKN. Agar stok obat di pelayanan Kefarmasian tidak
mengalami kekosongan.
4. Penyimpanan
Penyimpanan obat di ruangan Farmasi UPTD Puskesmas Kayon
terbagi menjadi 2 tempat yaitu ruang peracikan dan ruang khusus
penyimpanan obat (gudang). Obat yang ada di ruang peracikan terdiri
dari tablet, sirup, salep. Masing-masing dibedakan berdasarkan bentuk
sediaan kemudian disusun secara alfabetis dan sistem Fist in First Out
(FIFO) dan First Expired Fist Out (FEFO). Sedangkan letak gudang
tidak jauh dari ruang pelayanan hal ini akan mempermudah petugas
dalam mengambil obat. Penyimpanan obat di gudang dibedakan
26
berdasarkan obat yang dibeli dari dana JKN, DAK dan BOK. Ruangan
gudang dan pelayanan dilengkapi dengan AC. Untuk golongan obat
narkotika dan psikotropika disimpan di lemari 2 pintu yang terkunci
dan kunci lemari dipegang oleh Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai disusun pada rak terpisah dengan rak obat-obatan. Penyimpanan
vaksin dometic dengan suhu 2-8℃. Penyimpanan kartu stok
diletakkan di dekat susunan obat, untuk mempermudah dalam
pencatatan stok.
5. Pendistribusian
Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di
UPTD Puskesmas Kayon untuk memenuhi kebutuhan Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu (Pustu) yang dibawahi oleh UPTD Puskesmas
Kayon. UPTD Puskesmas Kayon mendistribusikan obat ke 5
Puskesmas Pembantu (Pustu) yang terdiri dari Pustu Pondok Cahaya
Mas, Pustu Lestari, Pustu KM 7, Pustu Bumi Palangka II, Pustu
Pemda KM 10. Pendistribusian ini biasa dilakukan setiap satu bulan
sekali, setelah pendistribusian obat dari Instalasi Farmasi Kesehatan
Kota Palangka Raya.
6. Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan dilakukan untuk produk tidak memenuhi persyaratan
mutu, telah kadaluwarsa, tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan
dalam pelayanan Kesehatan atau dicabut izin edarnya. Tahapan
pemusnahan yaitu membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai yang akan dimusnahkan kemudian menyiapkan berita
acara pemusnahan, dengan melaporkan ke bagian Penanggung Jawab
Kesehatan Lingkungan (Kesling) untuk dilakukan penimbangan
pemusnahan melalui pihak ketiga PT. Mitra Tata Lingkungan Baru
(MTLB) dari Kalimantan Timur untuk dimusnahkan secara bersamaan
dengan limbah medis lainnya.
7. Pengendalian
27
Pengendalian di UPTD Puskemas Kayon bertujuan agar tidak
terjadinyasuatu kelebihan dan kekosongan obat yang tidak diketahui
oleh pihak Ruangan Farmasi UPTD Puskesmas Kayon. Pengendalian
dilakukan dengan cara melihat ketersediaan obat terhadap
Formularium Puskesmas Kayon dan melakukan perhitungan stok
optimum. Perhitungan stok optimum dilakukan agar tidak terjadi
kekurangan dan kekosongan persediaan. Pengendaliaan penggunaan
obat dilakukan dengan cara memantau penggunaan antibiotic pada
Infeksi Saluran Pernapasan akut (ISPA) non pneumonia dan Diare non
spesifik. Penanganan Sediaan Farmasi yang hilang petugas pengelola
yang mengetahui kejadian obat hilang segera menyusun daftar jenis
dan jumlah obat yang hilang serta melaporkan kepada Kepala
Puskesmas. Daftar obat hilang akan dilampirkan dalam Berita Acara
Obat Hilang yang diterbitkan oleh Kepala Puskesmas. Kemudian
kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian kepada kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota disertai berita acara obat hilang
yang diterbitkan oleh Kepala Puskesmas. Apabila jumlah obat yang
tersisa diperhitungkan tidak mencukupi kebutuhan pelayananmaka
segera dipersiapkan surat bon ke Instalasi Farmasi Kesehatan Kota
Palangka Raya dan dimasukkan ke dalam LPLPO untuk mengadakan
tambahan obat.
8. Administrasi
Pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh rangkaian kegiatan dan
pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di UPTD
Puskesmas Kayon melalui pencatatan kartu stok yang ada di dalam
ruangan Farmasi dan dilanjutkan dengan pencatatan buku registrasi
harian yang berdasarkan jumlah obat pada resep. Pencatatan kartu stok
yang memperlihatkan jumlah keluar masuknya barang yang ada di
dalam ruangan Farmasi dan Gudang sehingga diketahui stok yang
tersisa. Setelah itu dicatat kembali ke dalam buku registrasi bulanan
dan penutupan buku dilakukan setiap tanggal 20 buku register tersebut
28
berguna untuk dapat mengetahui pemakaian obat pada setiap bulannya
dan agar dapat mempermudah untuk membuatkan LPLPO .
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yang merupakan rancangan
penelitian sederhana dengan metode survey yang merupakan rancangan penelitian
non-eksperimental. Metode Penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Setiadi, 2007).
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran kepuasan pasien yang
datang serta mendapatkan pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kayon Kota
Palangkaraya.
29
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan total objek yang bersifat umum sesuai
dengan karakteristik yang diinginkan peneliti (Sani, 2016). Populasi dalam
penelitian ini adalah pasien yang mendapatkan pelayanan kefarmasian di
Puskesmas Kayon Kota Palangkaraya. Keseluruhan populasi dalam 1
bulan yaitu di bulan Mei 2023 dengan jumlah 1000 orang.
3.3.2. Sampel Penelitian
Menurut Prasetyo (2008) sampel merupakan bagian dari populasi
yang akan diteliti sedangkan menurut Notoatmodjo (2010) sampel adalah
objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel dalam
penelitian ini adalah pasien telah mendapatkan pelayanan kefarmasian di
Puskesmas Kayon Kota Palangkaraya khususnya di bagian kefarmasian.
Diketahui jumlah pasien yang datang berobat ke Puskesmas Kayon Kota
Palangkaraya sebanyak orang 1000 dalam 1 bulan yaitu di bulan Mei
2023. Maka perhitungan sampel yang dilakukan pada penelitian ini
menggunakan rumus Krejcie Morgan,
X 2 . N . P(1−P)
n=
( N −1 ) . d 2+ X 2 . P(1−P)
dimana:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
P = proporsi populasi
d = galat pendugaan
30
proporsi populasi.
2. Asumsi tingkat keandalan 95%, karena menggunakan nilai X2 =
3,841 yang artinya memakai α=0,05 pada derajat bebas 1.
3. Asumsi keragaman populasi yang dimasukkan dalam perhitungan
adalah P(1-P), dimana P=0,5.
4. Asumsi nilai galat pendugaan 5% (d=0,05)
Berdasarkan rumus di atas, di peroleh jumlah sampel minimal yaitu:
X 2 . N . P(1−P)
n=
( N −1 ) . d 2+ X 2 . P(1−P)
N = 1.000
X2 = 3,841
P = 0,5
d = 0,05
31
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data. Teknik ini didasarkan pada pengambilan sampel yang dilakukan dengan
mengambil sampel yang kebetulan ada pada saat melakukan penelitian. Sampel
dalam penelitian ini adalah pasien yang telah menerima pelayanan kefarmasian
atau pasien yang sedang menunggu resep obat yang di siapkan oleh para tenaga
teknis kefarmasian atau apoteker tersebut.
32
2. Pelayanan Kefarmasian: Suatu pelayanan yang diberikan oleh
seorang apoteker atau tenaga teknis kefarmasian kepada pasien dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
3. Tingkat Kepuasan: Hasil dari penelitian yang berupa
angket/kuisioner dan telah di bagikan kepada pasien dengan suatu
tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja
layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien
membandingkan dengan apa yang diharapkannya menggunakan
Skala Likert.
33
menyerahkan surat izin penelitian terlebih dahulu ke pihak Puskesmas
Kayon Kota Palangkaraya melalui Apoteker penanggung jawab bagian
kefarmasian. Kemudian apoteker tersebut menyerahkan kembali kepada
pihak tata usaha/administrasi.
Setelah menyerahkan surat izin penelitian, peneliti memulai
penelitian pada tanggal 05 Maret sampai dengan tanggal 15 Maret 2023.
Dalam waktu 10 hari peneliti mendapatkan responden sebanyak 278
orang sesuai dengan jumlah sampel yang diperlukan. Pada tanggal 15
Maret 2023 peneliti selesai melaksanakan penelitian, kemudian pihak
bagian tata usaha/administrasi memberikan surat keterangan selesai
penelitian kepada peneliti.
F
P= 100 %
N
Keterangan:
P = Presentase
N = Jumlah sampel
2. Skala Likert
Menurut Budiaji (2013), Skala Likert adalah suatu skala
psikometrik yang umum digunakan dalam angket dan merupakan
skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama
skala ini diambil dari nama Rensis Likeri, yang menerbitkan suatu
laporan yang menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi
pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat
34
persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah
satu dari pilihan yang tersedia.
Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas, kadang
digunakan juga skala dengan tujuh atau sembilan tingkat. Suatu studi
empiris menemukan bahwa beberapa karakteristik statistik hasil
kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan tersebut ternyata sangat
mirip. Kriteria interprestasi skor menurut Skala Likert dalam
pengukuran tingkat kepuasan adalah sebagai berikut (Budiaji, 2013):
a. Angka 0%-20% = Sangat tidak puas
b. Angka 20,01%-40% = Tidak puas
c. Angka 40,01%-60% = Cukup puas
d. Angka 60,01%-80% = Puas
e. Angka 80,01% - 100% = Sangat puas
Penelitian ini menggunakan skala likert untuk mengukur tingkat
kepuasan pasien. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik
yang umum digunakan dalam angket dan merupakan skala yang
paling mudah dan banyak digunakan dalam riset berupa survei
dibandingkan dengan skala lain misalnya skala thurstone dan
skala guttman. Kelebihan instrumen kuesioner yang menggunakan
skala Likert dengan lima skala adalah kuesioner tersebut mampu
mengakomodir jawaban responden yang bersifat netral atau ragu-
ragu. Hal ini yang tidak terdapat dalam skala Likert dengan empat
skala dimana jawaban yang bersifat netral atau ragu-ragu
dihilangkan dalam kuesioner. Kelemahan instrumen kuesioner
skala Likert dengan lima skala adalah tersedianya jawaban yang
ditengah itu dapat menimbulkan (central tendency effect),
terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas arah kecendrungan
pendapat responden, ke arah setuju atau ke arah tidak setuju Jika
disediakan kategori jawaban itu maka akan menghilangkan
banyak data penelitian sehingga mengurangi banyaknya informasi
yang dapat dijaring dari para responden (Kelly and Tincani, 2013
35
BAB IV
1 SD 0 0%
2 SMP 4 1,4%
36
3 SMA 163 58,6%
4 S1 111 40%
T
No Pendidikan Jumlah Persentase
ab el
.
3.
1 18 – 30 tahun 168 60,43%
2 31 – 40 tahun 66 23,74 %
3 51 – 60 tahun 34 12,23%
4 > 60 10 3,6%
37
34 orang (12,23%) dan responden dengan usia 60 tahun ke atas sebanyak 10
orang (3,6%).
1 Pegawai Negeri 11 4%
2 Wiraswasta 5 1,8%
5 Lainnya 13 4,67%
38
ditetapakan. Kepuasan menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan
sebab kepuasan pasien tidak dapat dipisahkan dari kualitas pelayanan
kesehatan. Jika ingin melakukan peningkatan kualitas pelayanan maka
diperlukannya survei tingkat kepuasan pasien (Susi, 2018). Berikut ini
adalah tabel persentase hasil dari Tingkat Kepuasan terhadap Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas Kayon Kota Palangkaraya.
39
daya tanggap berkenaan dengan ketersediaan dan kemampuan penyedia
layanan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka
dengan segera (Tjiptono, 2012).
Petugas Kefarmasian memiliki daya tanggap yang cepat terhadap
keluhan pasien, sehingga hasil yang diperoleh dalam persentase tingkat
kepuasan ini mendapatkan keterangan yang sangat puas dengan nilai
persentase yang di dapatkan 86,11%. Begitupun para petugas kefarmasian
mampu memberikan penyelesaian terhadap permaslahan pasien apabila
pasien memiliki permasalahan misalnya susah meminum obat, lupa aturan
pakai obat bahkan obat apa saja yang dapat di beli di apotek terdekat
apabila stok obat pasien sudah habis sehingga hasil dari persentase yang di
dapatkan yaitu keterangan sangat puas dan memiliki persentase 84,17%.
Komunikasi yang baik merupakan salah satu lancarnya tingkat
kesembuhan pada pasien, bagi petugas kefarmasian point ini merupakan
point yang penting dalam pelayanan kefarmasian. Karena dengan adanya
point tersebut tingkat kesembuhan terhadap pasien akan lebih meningkat,
dengan komunikasi yang baik serta pemahaman atas tutur kata yang telah
di ucapkan baik dari petugas kefarmasian maupun pasien sendiri, sehingga
dari persentase yang telah dibuat mendapatkan hasil sangat puas dengan
nilai persentase 84,9%.
Tidak hanya komunikasi yang baik dalam segi pelayanan
kefarmasian, pasien mendapatkan informasi yang jelas dan mudah
mengerti resep atau obat pun merupakan peran penting dalam pelayanan.
Dengan adanya informasi yang jelas dan mudah di pahami, pasien tidak
merasa di rugikan dalam berobat sehingga pasien tidak kesulitan dalam
mencari obat obat di apotek dengan informasi yang sesuai begitupun
dengan aturan pakai hingga kekuatan sediaan obat yang telah di sampaikan
oleh pihak petugas kefarmasian. Hasil yang menyatakan hal tersebut yaitu
sangat puas dengan persentase nilai 86,33%.
Dari data yang telah di dapatkan untuk dimensi Ressponssive (daya
tanggap) dengan sampel 278 orang, dapat ditarik kesimpulan dengan 4
40
pertanyaan yang memiliki skor rata rata 1186 dan dengan rata – rata
persentase 85,37% yaitu masuk dalam kategori sangat puas pada Tingkat
Kepuasan terhadap Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas kayon
Khususnya di bagian kefarmaian.
41
Dari data yang telah di dapatkan untuk dimensi Emphaty (perhatian)
dengan sampel 278 orang, dapat ditarik kesimpulan dengan 2 pertanyaan
yang memiliki skor rata rata 1172 dan dengan rata – rata persentase 84,4%
yaitu masuk dalam kategori sangat puas pada Tingkat Kepuasan terhadap
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas kayon Khususnya di bagian
kefarmaian. Sehingga para pasien mendapatkan perhatian yang sangat puas
bagi kesembuhan mereka.
42
harus cepat, karena ada resep yang dapat ditunggu dalam waktu beberapa
menit seperti resep racikan. Adapun di sisi lain para petugas kefarmasian
harus. skrining resep agar tidak terjadi kesalahan pada saat pemberian obat
kepada pasien. Disamping itu ada juga beberapa pasien mendapatkan
pelayanan yang cepat bisa jadi dikarenakan obat yang tertulis pada resep
hanya 1 sampai 3 saja dan tidak obat racikan. Hasil yang di dapatkan yaitu
pasien merasa sangat puas dengan pelayanan obat yang diterima dengan
cepat, dan persentase nilai nya yaitu 83,16%.
Ketersediaan obat yang lengkap memang salah satu kewajiban bagi
fasilitas Kesehatan, terkadang obat obat cepat habis apabila banyak yang
berobat. Tetapi solusi lain dari masalah itu adalah obat obat yang habis
stok nya dapat di beli di apotek terdekat sehingga pasien tidak merasa
harus menunggu obat yang di berikan oleh pihak puskesmas saja, maka
point mendapatkan hasil sangat puas dengan nilai persentase 84,2% karena
di Puskesmas Kayon jarang stok obat habis. Pelayanan yang diberikan
serta di ikutsertakan dengan perilaku dapat menjadi point yang sangat
penting terhadap pasien misalnya melayani dengan ramah dan senyum
pasien akan merasa bahwa petugas kefarmasian melakukan pelayanan
dengan hati tulus sehingga pasien merasa nyaman dalam menyerahkan
resep, menunggu hingga sampai diberikannya obat kepada pasien tersebut,
dan keterangan yang didapat pada point ini yaitu sangat puas dan dengan
nilai persentase 85,61%.
Adapun hal hal yang dapat dibantu oleh petugas kefarmasian meliputi
beberapa contoh sebagai berikut misalnya, pasien tidak dapat membaca,
menulis, penglihatan yang kurang baik serta, pendengaran yang kurang
baik. Hal hal tersebut dapat dibantu petugas kefarmasian maupun petugas
Kesehatan lainnya, dan hal yang lain dapat dibantu oleh petugas
kefarmasian yaitu apabila pasien meminta untuk mengulangi aturan pakai
dan nama obat yang di berikan. Maka keterangan yang didapat dari point
tersebut adalah sangat puas dengan nilai persentase 84,53%.
Dari data yang telah di dapatkan untuk dimensi Reability
43
(kemampuan) dengan sampel 278 orang, dapat ditarik kesimpulan dengan
4 pertanyaan yang memiliki skor rata rata 1176 dan dengan rata – rata
persentase 84,61% yaitu masuk dalam kategori sangat puas pada Tingkat
Kepuasan terhadap Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas kayon
Khususnya di bagian kefarmasian. Dengan adanya kemampuan yang
dimiliki petugas kefarmasian dapat menjadi salah satu untuk menunjang
tingkat kesembuhan pada pasien.
44
yang didapatkan pada point ini yaitu sangat puas dan dengan nilai
persentase 85,46%.
Obat yang terjamin kualitasnya harus dipastikan oleh petugas
kefarmasian apakah obatnya masih layak pakai mulai dari expired date
obat tersebut, bentuk sediaan nya apakah masih sesuai dan tidak ada rusak
dalam kemasan serta apakah benar kekuatan sediaannya. Sehingga pasien
merasa aman dalam mengkonsumsi obat tersebut dan tidak memiliki rasa
cemas yang berlebihan. Maka dari itu hasil yang di dapatkan yaitu sangat
puas dengan adanya kualitas obat yang di berikan dan dengan nilai
persentase 83,16%.
Dari data yang telah di dapatkan untuk dimensi Assurance (jaminan)
dengan sampel 278 orang, dapat ditarik kesimpulan dengan 2 pertanyaan
yang memiliki skor rata rata 1172 dan dengan rata – rata persentase
84,31% yaitu masuk dalam kategori sangat puas pada Tingkat Kepuasan
terhadap Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas kayon Khususnya di bagian
kefarmasian. Dengan adanya jaminan yang telah diberikan oleh petugas
kefarmasian pasien tidak perlu khawatir dalam mengkonsumsi obat obat
tersebut.
45
Tangibels (bukti langsung) meliputi kondisi sarana, kondisi sumber daya
manusia dan keselarasan antar fasilitas dengan jenis jasa yang diberikan
(Tjiptono, 2006).
Pada point yang pertama terdapat pernyataan dengan menonjolkan
kebersihan dan keindahan puskesmas, kebersihan dan keindahan di suatu
fasilitas Kesehatan wajib terpenuhi agar para pasien dapat mengantri atau
menunggu dengan nyaman tanpa adanya sampah, pasir maupun rumput
yang panjang. Dengan adanya kebersihan dan keindahan yang di terapkan
pada Puskesmas Kayon kota Palangkaraya ini mendapatkan hasil yang
sangat puas dengan nilai persentase 85,75%. Begitupun hal lain seperti
kerapian petugas kefarmasian pada saat melayani pasien dapat di nilai
dengan baik oleh pasien karena para petugas kefarmasian rapi dalam
berpakaian dan mengenakan baju yang sesuai tidak terbuka dan sopan.
Sehingga terlihat nyaman oleh pasien yang sedang menunggu obat atau
resep yang telah di siapkan oleh petugas kefarmasian.
Dari hasil keseluruhan kuisioner yang telah diberikan kepada 278
responden dalam 5 dimensi yaitu Ressponssive, Emphaty, Reliability,
Assurance dan Tangibels. Menunjukan hasil rata rata persentasi dengan
nilai 84,89% dan masuk dalam kategori Sangat Puas.
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang Tingkat Kepuasan
terhadap Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kayon Kota Palangkaraya
tepatnya di bagian kefarmasian, dengan responden 278 orang maka dapat
disimpulkan berdasarkan 5 dimensi skala likert, yang menunjukan hasil
persentase rata rata yaitu 84,89%. Sehingga hasil tersebut masuk dalam
kategori Sangat Puas.
5.2 Saran
47
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Astuti, N.K. dan Kundarto, W., 2018. Analisis Kepuasan Pasien BPJS
Rawat Jalan Terhadap Pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit UNS.
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 3 (2):
84.
Baroroh, F., 2014. Evaluasi Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek Kota Yogyakarta. Pharmaciana, 4 (2).
Citra, W., Sucipta, W., Cintya, P., Yuliyatni, D., Aryani, P., Ayu, K., Sawitri, S.
(2017). Dasar-dasar Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ).
Daulay, M.A. 2015. Tingkat kepuasan pasien rawat jalan peserta BPJS kesehatan
terhadap pelayanan kefarmasian di dua puskesmas di Kota Medan.
Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara
Habibi, Nurdiyanah, Surahmawati, & Chaerunnisa, N. 2017. Gambaran
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Fungsi Manajemen Pada
Program Pengendalian Penyakit Menular (P2M) di Puskesmas
Tamangapa Makassar Tahun 2016. Public Health Science Journal, IX(1),
43–54
Krejcie, Robert V. dan Daryle W. Morgan. 1970. “Ditermining Sample Size for
Research Activities”, Educational and Psychological Measurment. Vol.
30: 607-610.
Menteri Kesehatan RI, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun
2014 Tentang Puskesmas. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Permenkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta
Permenkes RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta
Pareraway, D.C., Tjitrosantoso, H., dan Bodhi, W., 2016. Analisis Kepuasan
Pasien Rawat Jalan Dalam Pelayanan Kefarmasian Di Instalasi Farmasi
Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Pharmacon. 5(4):7.
Permenkes. 2016. Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Ind. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 72 Tahun 2016, (May), 31–48
Pratiwi, R., . I., Arifin, A., . D., & . S. (2020). Influence of Medical Officer’s
48
Response to Patients Satisfaction in
Inpatient Installation General Hospital Massenrempulu Enrekang District.
International Journal of Innovative Science and Research Technology,
5(8), 339–342.
Prihandiwati, E., Muhajir, M., Alfian, R., dan Feteriyani, R., 2018. (The Level of
Patient Satisfaction In Pharmaceutical Care at Puskesmas Pekauman
Banjarmasin). JCPS: Journal Of Pharmaceutical Science. 1(2):6.
Sanah, N. (2017. Pelaksanaan Fungsi Puskesmas ( Pusat Kesehatan Masyarakat )
Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan. Ilmu
Pemerintahan, 5(1), 305–314.
Suwuh, M. K., Maramis, F. R. R., Wowor, R. E., Kesehatan, F., Universitas, M.,
Ratulangi, S., & Pasien, K. (2018). Hubungan Antara Kualitas Jasa
Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Di Puskesmas Walantakan
Kecamatan Langowan Utara. Kesmas, 7(3).
49
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
50
Lampiran 2. Surat telah menyelesaikan penelitian
51
Lampiran 3. Lembar Kuisioner penelitian
52
Lampiran 4. Dokumentasi penelitian
53
Lampiran 5. Perhitungan Data Responden
54
Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan Usia
Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase
. No Pendidikan Jumlah Persentase
.
1 18 – 30 tahun 168 60,43%
1 SD 0 0%
2 31 – 40 tahun 66 23,74 %
2 SMP 4 1,4%
3 51 – 60 tahun 34 12,23%
3 SMA 163 58,6%
4 > 60 10 3,6%
4 S1 111 40%
Total 278 100%
Total 278 100%
Berdasarkan Pekerjaan
1 Pegawai Negeri 11 4%
2 Wiraswasta 5 1,8%
55
4 Pegawai Swasta 148 53,2 %
5 Lainnya 13 4,67%
Berdasarkan hasil yang telah di dapatkan bahwa nilai persentase dari 5 dimensi
ini adalah 84,85%.
56
1. Apakah petugas 1197 86,11% Sangat Puas
kefarmasian cepat tanggap
terhadap keluhan pasien
Emphaty (perhatian)
Reliability (kemampuan)
57
No. Pernyataan Skor Persentase Keterangan Rata - rata
58
2. Apakah petugas pelayanan 1193 85,82% Sangat Puas 85,78%
kefarmasian berpakaian
Sangat Puas
bersih dan rapi
59
Lanjutan Lampiran 6. Skor Ressponssive (Daya Tanggap)
60
Lanjutan Lampiran 6. Skor Emphaty (Perhatian)
61
Lanjutan Lampiran 6. Skor Reliability (kemampuan)
62
Lanjutan Lampiran 6. Skor Reliability (kemampuan)
63
Lanjutan Lampiran 6. Skor Assurance (jaminan)
64
Lanjutan Lampiran 6. Skor Tangibels (bukti langsung)
65
66
Lampiran 7. Perhitungan Skala Likert
Jumlah Skor
Rumus = X 100 %
(Jumlah Responden X Skor Maksimal)
1. Ressponssive (daya tanggap)
1) Pernyataan Pertama :
a. Jumlah Responden = 278
b. Jumlah Skor = 1197
c. Skor Maksimal =5
1197
d. Hasil Persentase = X 100 %=86,11 %
278 X 5
2) Pernyataan Kedua :
a. Jumlah Responden = 278
b. Jumlah Skor = 1170
c. Skor Maksimal =5
1170
d. Hasil Persentase = X 100 %=84,17 %
278 X 5
3) Pernyataan Ketiga :
a. Jumlah Responden = 278
b. Jumlah Skor = 1180
c. Skor Maksimal =5
1180
d. Hasil Persentase = X 100 %=84,9 %
278 X 5
4) Pernyataan keempat :
a. Jumlah Responden = 278
b. Jumlah Skor = 1170
c. Skor Maksimal =5
1200
d. Hasil Persentase = X 100 %=86,33 %
278 X 5
Rata – rata = 85,37%
2. Emphaty (perhatian)
1) Pernyataan Pertama :
a. Jumlah Responden = 278
67
b. Jumlah Skor = 1171
c. Skor Maksimal =5
1171
d. Hasil Persentase = X 100 %=84,24 %
278 X 5
2) Pernyataan Kedua :
a. Jumlah Responden = 278
b. Jumlah Skor = 1168
c. Skor Maksimal =5
1168
d. Hasil Persentase = X 100 %=84,2 %
278 X 5
Rata – rata = 84,4%
3. Reliability (kemampuan)
1) Pernyataan Pertama :
a. Jumlah Responden = 278
b. Jumlah Skor = 1156
c. Skor Maksimal =5
1156
d. Hasil Persentase = X 100 %=83,16 %
278 X 5
2) Pernyataan Kedua :
a. Jumlah Responden = 278
b. Jumlah Skor = 1184
c. Skor Maksimal =5
1184
d. Hasil Persentase = X 100 %=85,17 %
278 X 5
3) Pernyataan Ketiga :
a. Jumlah Responden = 278
b. Jumlah Skor = 1190
c. Skor Maksimal =5
1190
d. Hasil Persentase = X 100 %=85,61 %
278 X 5
4) Pernyataan keempat :
a. Jumlah Responden = 278
68
b. Jumlah Skor = 1175
c. Skor Maksimal =5
1175
d. Hasil Persentase = X 100 %=84,53 %
278 X 5
Rata – rata = 84,61%
4. Assurance (jaminan)
1) Pernyataan Pertama :
a. Jumlah Responden = 278
b. Jumlah Skor = 1188
c. Skor Maksimal =5
1188
d. Hasil Persentase = X 100 %=85,46 %
278 X 5
2) Pernyataan Kedua :
a. Jumlah Responden = 278
b. Jumlah Skor = 1156
c. Skor Maksimal =5
1156
d. Hasil Persentase = X 100 %=83,16 %
278 X 5
Rata -rata = 84,31%
5. Tangibels (bukti langsung)
1) Pernyataan Pertama :
a. Jumlah Responden = 278
b. Jumlah Skor = 1192
c. Skor Maksimal =5
1192
d. Hasil Persentase = X 100 %=85,75 %
278 X 5
2) Pernyataan Kedua :
a. Jumlah Responden = 278
b. Jumlah Skor = 1193
c. Skor Maksimal =5
1193
d. Hasil Persentase = X 100 %=85,82 %
278 X 5
69
Rata – rata = 85,78%
85,37 %+ 84,4+84,61+84,31+85,78
Rata – rata 5 dimensi =
5
= 84,89% (kategori sangat puas)
70
Lampiran 9. Struktur Organisasi Farmasi
71
Lampiran 10. Informasi Layanan dan Alur Pelayanan
72
Lampiran 11. Tampak Depan Puskesmas Kayon
73
Lampiran 12. Tempat Tunggu Pengambilan Obat
74
Lampiran 13. Surat Pernyataan Populasi dan Sampel
75
76