Pediatrics Notes 4A - Nissha
Pediatrics Notes 4A - Nissha
Hematologi-onkologi
Anemia
Definisi:
o Hb, Ht, number of RBC/mm3 <2 SD normal
o Vary with age and gender
Criteria (WHO, 1996)
Age Hb Ht
6 m/o – 5 y/o 11 33
5 y/o – 11 y/o 11.5 34
12 y/o – 18 y/o 12 36
Anamnesis umum:
o Pucat dari kapan? Berulang? (akut mikirin blood loss, kronik mikirin yang lain)
o Lemas engga?
o Sesak engga? (uda fase compensated)
o Berdebar-debar?
o Riwayat pingsan?
Pendekatan anemia:
o Causes: reduced production, increased destruction, blood loss
Isolated anemia
Reticulocyte index
Normal Inherited
Microcytic Macrocytic Acquired
G6PD napthalene
Anemia Early iron B12 defisiensi Autoimmune
triggers hemolysis in
defisiensi besi deficiency Folate defisiensi G6PD deficiency AIHA
Thalassemia Anemia of Alcohol Spherocytosis (use
trait chronic consumption deficits in erythrocyte Coomb’s
Sideroblastic disease membrane protein test)
anemia Parvovirus osmotic fragility test idiopathic
Lead infection Thalassemia (major)
exposure
Anamnesis khusus:
o Anemia defisiensi besi
Deplesi besi (ferritin menurun) defisiensi besi (ferritin menurun, SI menurun) anemia
defisiensi besi (ferritin menurun, SI menurun, TIBC meningkat + Hb turun)
Intake nya gimana? Tanya pola makan sufficient atau engga? 3x a day?
Tanya apakah suka makan daging merah (ferrous iron, more easily absorbed) atau sayur
hijau (feri iron, less easily absorbed)
Minum susu formula berapa banyak? Excessive milk consumption calcium menghambat
iron absorption pasien anemia def besi (normal is 500cc per day, no excess!)
Tanya juga dikasih teh engga setelah makan? The (tannin) juga menghambat penyerapan
besi
o Dampak pada anak
Ringan koilonikia, atrofi papil lidah, glositis, stomatitis
Berat penurunan IQ, gangguan performa disekolah, penurunan daya tahun tubuh
infeksi berulang
Iron deficiency
o Causes decreased dendritic growth, and increased glutamate and GABA
activity (inhibitory) causing reduced synaptic efficacy
o Causes hypomyelinasation slower propagating of signals reduced
processing speed
Anamnesis
o Pucat kronis, lemes, gg performa di sekolah, sering infeksi (penurunan daya tahan tubuh)
o Faktor predisposisi/penyebab:
Intake kurang
PF
o Pucat tanpa tanda-tanda perdarahan tanyak petekie, BAB hitam, epistaxis, gusi berdarah etc.
o Tidak ada hepatomegaly
o Koilonikia, stomatitis, atrofi papil lidah
PP
o DPL Hb, Ht, MCV, MCH,
o Apusan darah tepi mikrositik hipokromik, target sel
o Ferritin dan SI rendah, TIBC meningkat
o Darah samar feces
o Feses lengkap ada parasit?
Ttx
o Pemberian zat besi
Pemberian besi 1-2 weeks sampai Hb naik
Pemberian besi 1 bulan lagi sampai storage besi penuh lagi
Sebaiknya bentuk fero (lebih mudah diserap)
3-6 mg/kgBB dibagi 2 dosis. Sebelum makan
Sulfus ferrosus elemental iron
Evaluasi: Hb dan retikulosit seminggu sekali, SI dan ferritin sebulan sekali.
HB NAIK 4-30 days. Iron store naik 1-3 monrhs.
o Transfusi
Diperlukan jika Hb <6, atau Hb >6 tapi ada komplikasi seperti dehydration, operation, heart
failure, respiratory distress
Diberikan PRC
Caranya:
BB x (Target – Hb) x 4 total
Hb target 10.
Hb < 5
o Inisial: 5 cc/kg/12 jam
o Naikkin dulu sampai 5
o Remainder 24 jam kemudian
Hb > 5
o Inisial: 10-15 cc/kg/12 jam
o Remainder 24 jam kemudian
o
o Hemolysis
Anamnesis
Ada kuning? Dari kapan?
Riwayat transfusi di keluarga thalassemia
Riwayat bepergian ke daerah endemis malaria malaria
Napthalene/kamper di rumah G6PD
Konsumsi obat2 AIHA
PF
Hepatosplenomegaly
Lab
Thalassemia:
o DPL RDW meningkat
o Apusan darah tepi acanthocytes, fragment cells
o Index Mentzer MCV/kadar eritrosit >13 ADB, <13 thalassemia trait
o Retikulosit naik
o Leukositosis destruction of cells BM makes normoblast machine
counts as leucocytes false leucositosis
o Anemia aplastic
Anamnesis
Tanyakan RF:
o Radiasi
o Zat kimia
o Tinggal deket bengkel/pom bensin
o Paparan logam berat
o Pemakaian anti nyamuk bakar
PF
Konjungtiva pucat, tidak ada organomegaly
Lab
Pansitopenia (WBC turun, RBC turun, thrombosit turun)
Retikulosit turun
Definitif bmp
o ALL/AML (keganasan)
Anamnesis:
Prolonged fever, penurunan BB, night sweats, anorexia, bone pain, infeksi berulang
(turun WBC karena kebanyakan eritrosit abnormal)
PF
Konjungtiva pucat, KGB teraba, ada organomegaly (ini yang bedain keganasan vs
anemia aplastic)
Lab
ALL/akut didominasi dengan eritrosit/satu lineage
Terdapat sel blast
o Perdarahan
Hemofilia deep bleeding (hemathrosis, etc)
ITP prolonged bleeding
Perkembangan
Diare
Definisi:
< 7 days akut, 7-14 days prolonged, >14 days kronik, >14 days, bacterial cause persistent
Buang air besar >3 kali dengan konsistensi cair dalam 24 jam yang berlangsung selama 7 hari/7-14 hari/ etc.
Principle:
1. Cairan 2. Zinc 3. Nutrisi 4. Medikamentosa 5. Edukasi
Etiology
Rotavirus water diarrhea
Distenteri shigella, campylobacter
Air cucian beras cholera
Patofisiologi
Osmotic diarrhea lactose intolerance, sorbitol ingestion, rotavirus infection
o In rotavirus infection destruction of apical membrane/villi deficiency of brush border enzymes
such as lactase osmotic gradient in lumen increases water pullled into lumen watery diarrhea
o In lactose intolerance lactose is not absorbed increases osmotic gradient in lumen diarrhea
o Additional information:
Lactose that is not absorbed is fermented in the gut by bacteria, makes excess H2 gas
perkusi hipertimpani
Lactose fermented into fatty acids, acidic stool diaper rash/erytema natum in the child
Secretory diarrhea w/o blood (cholera) and w/ blood (dystentery shigella, campylobacter jejuni)
o W/o blood cholera cholera toxin adenylyl cyclase activation cAMP upregulation
prolonged opening of Cl- channels secretion of ions, water into the lumen
o Loss of K+ hypokalemia intestinal paralysis perut pasien jadi kembung
Anamnesis
Onset sejak kapan?
Duration berapa lama? (acute < 7 days, prolonged 7-14 days, chronic >14 days, persistent >14 days but
bacterial cause)
Quality bau nya gimana? Bau asem (ada fatty acid, mikirin osmotic diarrhea), lendir? Darah? Warna?
Quantity berapa kali? Definisi diare adalah >3 kali BAB cair dalam 1 hari. >10g/kgBB/hari volume diare.
Volume banyak banget lebih ke osmotic
Alleviating/aggravating factors sudah minum obat belum? Berkurang engga? Diare nya terjadi pas kapan?
Apakah setelah minum susu (lactose intolerance), apakah setelah jajan diluar, minum air minum dari mana?
Makanan kaleng? (botulinum)? Hygiene pasien bagaimana, apakah tidak cuci tangan/hygiene pasien kurang?
Adakah yang disekitar pasien yang sakit juga?
Associated symptoms diare + nyeri perut? Mual? Muntah? Demam? Sesak (kussmaul)? Kejang? Kembung
(hipokalemia)
Status hidrasi:
o Lebih rewel?
o Lebih letargi, mengantuk? (penurunan kesadaran)
o Minum makin haus, apa engga mau minum sama sekali? Berapa kali minum jika pasien mau minum?
o Kapan pipis terakhir? (pipis normal 6-8 times, 2cc/kgBB/jam, dalam 6 jam minimal 1x pipis. Untuk
evaluasi status hidrasi >1cc/kgBB/jam)
Additional questions:
o Infeksi sebelumnya batuk/pilek, sesak, nyeri telinga, BAK nyeri diberikan antibiotik engga?
Jika iya antibiotic associated diare C. difficile
Pemeriksaan fisik
o (PPK) mild: <5% moderate 10-15%, severe >15%
o Mild
General condition: thirsty, alert
TTV
Nadi: tidak takikardi, pulsasi palpable,
BP: normal
RR: normal
PF
Fontanelle: normal
Mata: normal, masih ada air mata
Mucosa mulut: normal, basah
Skin turgor: normal
Skin perfusion: normal
Additional
Urinary output: normal
o Moderate
General condition: More thirsty, alert, irritable
TTV
Nadi: takikardi, pulsasi lemah
BP: ortostatic hypotension
RR: deep, may be rapid mulai curiga pernafasan kussmaul yang menandakan
acidosis metabolik
PF
Fontanelle: sedikit cekung
Mata: air mata lebih sedikit
Mucosa mulut: kering
Skin turgor: sedikit reduced
Skin perfusion: normal
Additional
Urinary output: oligouria
o Severe
General condition: letargi, drowsy
TTV
Nadi: takikardi, pulsasi sangat lemah atau tidak ada
BP: hypotension
RR: deep and rapid nafas kussmaul?
PF
Fontanelle: sangat cekung
Mata: air mata tidak ada
Mucosa mulut: sangat kering
Skin turgor: sangat reduced
Skin perfusion: mottled
Additional
Urinary output: anuria (tidak pipis sama sekali selama 6 jam)
Tanda komplikasi
o Kembung hipokalemi
o Kejang hipo/hipernatremi
o Nafas kussmaul asidosis metabolik
Penunjang
o DPL
o Diffcount check BENLM nya gimana, kalau leucositosis bakteri, limfositosis mikirin viral
o Feses lengkap misal curiga infeksi bakteri atau parasit
Makroskopis konsistensi, lendir, warna, darah, bau
Mikroskopis leukosit, eritrosit, parasit, bakteri
o Elektrolit check kalau ada imbalance koreksi
o AGD jika pasien kussmaul, atau check AGD aja sih just to make sure
Ttx
1. Cairan
2. Zinc
3. Nutrisi
4. Antibiotik
5. Edukasi
1. A. Cairan
Tanpa dehidrasi
o New oralit 5-10 cc/kg BB setiap muntah atau diare
o Continue ASI
Dehidrasi ringan sedang
o Oral
ORS diberikan 75 cc/kgBB dalam 3 jam
5-10cc/kgBB setiap muntah atau diare
o Parenteral RL, NaCl, Kaen3B
Muntah setiap kali anak minum, even kalau sedikit2 atau pakai NGT.
BB 3-10 kg 200cc/kgBB/hari
BB 10-15 kg 175cc/kgBB/hari
BB >15 135cc/kgBB/hari
Dehidrasi berat
o RL, RA
Umur <12 bulan 1 jam pertama 30 cc/kgBB, 5 jam berikutnya 70cc/kgBB
Umur >12 bulan ½ jam pertama 30 cc/kgBB, 2 ½ jam berikutnya 70 cc/kgBB.
Bila pasien sudah mau dan dapat minum masukan cairan per oral 5 cc/kgBB selama
proses hidrasi
B. gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
Hipernatremia (Na >155 mEq/L)
o D5 ½ NS
o (0.6 x kgBB) x 1 – (Na target/Na sekarang) x 1000 ml
Hiponatremia (Na <130 mEq/L)
o NaCl 3%
o Setelah rehidrasi, kadar natrium di check ulang.
o Kalau masih hiponatremia:
Na koreksi = 0.6 x (125 – Na sekarang) x kgBB dalam 24 jam
Hiperkalemia ( K > 5 mEq/L)
o Ca glukonas 10%, dosis 0.5 – 1 cc/kgBB IV selama 5-10 menit.
o Monitor EKG
Hipokalemia (K < 3.5 mEq/L)
o Definisi
Kalau ringan w/o ECG changes (inverted T, U wave) berikan oral. 1-3
mEq/kg/hari, 3-4x/day
IV diberikan jika simtomatis.
o Dosis
3.0 – 3.5 ringan 0.25 mEq/kgBB dalam 1 jam
2.5 – 3.0 sedang 0.50 mEq/kgBB dalam 2 jam
< 2.5 berat 0.75 mEq/kgBB dalam 3 jam
2. Zinc
Benefits:
o Menurunkan volume tinja
o Menurunkan frekuensi BAB
o Menurunkan relapse
o Membantu reepitelisasi usus
Dosis:
o < 6 bulan 10 mg/hari
o > 6 bulan 20 mg/hari
3. Nutrisi
Asi continue
Makanan sedikit-sedikit tapi sering, atleast 6x/ a day
Buah2 terutama pisang
No fibres
4. Medikamentosa
Antibiotik disenteri atau kolera
Irrational antibiotik use C. difficile growth
Dosis
o Kotrimoksazole 1st line
o Cefixime 3rd line
o Metronidazole (antiparasite) 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis
5. Edukasi
Come back if demam, tinja berdarah, sangat haus, diare makin sering/tidak membaik dalam 3
hari
Diajarin cara prepare ORS dengan benar
o 200 cc air, 1 sdt gula, ¼ sdt garam
Langkah promotif/preventif:
o ASI continue
o Cuci tangan sebelum makan
o Buang air besar di jamban
o Imunisasi campak
o Makanan penyapihan yang benar
o Air minum yang bersih air dari gallon, bottle
o Memasak makanan dengan benar
Neurologi
Kejang demam/meningitis/encephalitis
Indikasi rawat:
o Kejang demam pertama
o Kejang demam kompleks
Respirologi
Pneumonia
Etiologi:
o In all age groups: streptococcus pneumonia (group B) is the most common cause of bacterial CAP
in all age groups
o < 5 years most common viral causes
o <3 years most common is RSV. However:
2 – 24 months: RSV, hemophilus influenza A dan B, parainfluenza, rhinovirus, chlamydia
trachomatis,
2 months – 5 years: RSV, hemophilus influenza A dan B, parainfluenza, rhinovirus
Anamnesis
o Pada anak demam, batuk, sesak curiga pneumonia
Mulai batuk kering jadi produktif, batuk sejak kapan
Sesak sejak kapan
Demam sejak kapan
Tampak lemes sejak kapan bisa minum/makan?
Pertama kali atau berulang.
o Kalau berulang: mikirkan asma
Tanyakan RF:
o Premature baby
o PJB L to R increases blood flow to lungs lebih rentan terkena
pneumonia
o Imunisasi tidak lengkap pneumoccocus (PCV), HiB, influenza
o Gizi kurang/gizi buruk rentan pneumonia
o ASI tidak eksklusif ASI memberikan kekebalan tubuh bagi bayi
PF
KU: kesadaran pasien bagaimana? Bisa meningitis bakterialis (kalau streptococcus
pneumonia atau Hib)
TTV RR meningkat, demam, pulse oxymetri <90%, terdpat hypoxemia
karena gg. Perfusi di alveolus
PF nafas cuping hidung, retraksi (inspiratory effort), ronki basah (halus?)
o Kenapa inspiratory effort? Jadi terdapat gangguan perfusi, therefore V/Q
mismatch pasien hypoxemia. Karena itu, anak harus meningkatkan
work of breathing nya terjadi retraksi dan nafas cuping hidung dll.
PP
Radiologi tidak rutin dilakukan. Untuk pneumonia berat bisa untuk follow up.
DPL, diffcount etiologi
CRP bacterial cause
Gram sputum ?
Procedure diagnostic:
Bayi kurang dari 2 bulan
o Pneumonia berat: napas cepat atau retraksi yang berat
o Pneumonia sangat berat:
Tidak mau menetek/minum
Kejang
Letargis
Demam atau hipotermia
Bradipnea atau pernapasan ireguler
Anak umur 2 bulan – 5 tahun
o Pneumonia ringan : napas cepat
o Pneumonia berat : retraksio
o neumonia sangat berat : tidak dapat minum/makan
o Kejang
o Letargis
o Malnutrisi
Ttx
Umum:
o O2 1-2L/menit dengan NK/sungkup
Observasi 4 jam sekali, periksa saturasi O2 setiap kali
o Pada pneumonia berat atau asupan per-oral kurang
Diberikan cairan IV
o Antipiretik 10-15 cc/kgBB 4-6 kali per hari
o Nebulisasi dengan B2 agonis dan atau NaCl meningkatkan mucocilliary
clearance
Antibiotik:
o Dibawah < 5 tahun pneumonia ringan berikan amoxcilin PO
o Neonatus – 2 bulan
Lini I ampisilin + gentamisin
− Ampisilin IV 100 mg/kg/hari, setiap 6 jam
− Gentamisin IV 50,000 unit/kg/kali, setiap 4 jam
o > 2 bulan
Lini I
− Ampisilin IV 100 mg/kg/hari, setiap 6 jam
− Jika tidak membaik after 3 days kloramphenikol
o Kloramphenikol 100 mg/kg/hari, setiap 6
jam
Lini II ceftriaxone
− 50 mg/kg/kali, 1x sehari
Nutrisi
o Sesak berat NGT
Kriteria pulang
Gejala pneumonia membaik, seperti sesak etc
Intake per oral baik, adekuat
Antibiotik PO dapat diteruskan
Rencana kontrol
o Ddx:
Bronkiolitis, asma
o Bronkiolitis
Anamnesis
Sesak, demam, batuk kering/mengi khas bronkiolitis + gejala nasal, rhinorrhea
< 2 thn biasanya
Poor feeding, sama seperti pneumonia
PF
RR meningkat
Ekspirasi memanjang/expiratory effort, wheezing
Hyperinflasi paru karena air trapping, saat di perkusi hypersonor
PP
DPL, diffcount cari etiologi
AGD karena air trapping jadi CO2 nya terperangkap, bisa acidosis anaknya.
Ttx
1-2 L/m NK O2
Jika klinis dan penunjang sesuai dengan bronkiolitis, antibiotik tidak perlu
diberikan.
Jika ragu diagnosis dengan bronkopneumonia
o Antibiotik sesuai dengan pneumonia
o Asma
Anamnesis
Sesak, batuk/wheezing, batuk dengan sputum
o Namun, gejala sesak/batuk timbul episodik
o Batuk pada pagi hari, batuk jika udara dingin, ada wheezing
o Eksplorasi pajanan yang konsisten sesak terjadi kapan? Apakah setelah
exercise? Setelah terpapar dengan udara dingin? Atau kalau ada binatang
peliharaan terpapar dengan bulu kucing?
o Faktor pencetus:
Iritan: asap rokok, suhu dingin, udara kering
Alergen: bulu hewan, debu
Aktivitas fisik: menangis, exercise
Riwayat asma dikeluarga
Variabilitas gejala memberat malam hari
Reversibilitas Gejala menghilang jika pencetus dihilangkan, atau diberikan obat,
misalnya B2 agonist.
PF
Batuk, sesak, audible wheeze
Dermatitis atopi, rhinitis allergy cari gejala alergi yang lain
Allergic shiners, geographic tongue
Classification
Ringan masih bisa kalimat
Sedang kata-kata
Berat letargis, suara nafas tidak terdengar
Tuberkulosis
Etiologi:
o MTB
Pathophysiology:
o
Anamnesis:
o Batuk > 2 minggu non remitting, intensitas memberat seiring waktu
o Demam > 2 minggu
o BB turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya
o Malaise >2 minggu
o Nafsu makan tidak ada/berkurang
o Gagal tumbuh pasien FTT
PF
o Umum:
Tidak ada penemuan specific. Biasanya pasien bisa low grade fever (37.5 to 38) yang
prolonged
Bisa dengan gizi kurang/gizi buruk
o Specific:
TB kelenjar regio colli >2 cm. Multiple, biasanya confluence
TB otak/meninges meningitis TB, tuberkuloma otak
TB skeletal coxitis, spondylitis (gibbus), etc
TB kulit scrofuloderma
TB mata
TB GI chessboard phenomenon
PP
o DPL dll.
o Mantoux test. >10 mm within 48-72 hours positive. Pada immunocompromised >5 mm.
< 5 negative
5-7 meragukan, ulangi lagi in 2 weeks
0.1 ml tuberculin, intracutan
Kalau positif infeksi TB atau TB aktif.
o Foto rontgen
Pembesaran kelenjar hilus/paratracheal
Milier
Kalsifikasi
Atelektasis
o Mikrobio
BTA
Biakan dengan lowenstein-jensten
Test cepat molekuler GeneXpert
o Igra ukur interferon di tubuh
Quantiferon, T spot
o Patologi biopsy jaringan, bisa FNAB
o LP pada TB milier untuk lihat ada engga meningitis TB
Sampel
o Induksi sputum dengan salbutamol atau Nacl
o Bilas lambung
o Dahak keluarin
Ttx
o Fase intensive 4 bulan
o Fase lanjutan 2 bulan
Infeksi tropis
Introduction
o DD vs DBD Dua2 ada gejala perdarahan dan ptekie positif. Bedanya cuma DBD sudah ada
plasma leakage, jadi bisa berupa ascites, pleural effusion dll.
o Hari sakit 3-4 keluar ruam rubeiliform
o Trombositopenia < 100,000 RF perdarahan
Anamnesis
o Demam langsung tinggi (>39), 2-7 hari, terus-menerus, dapat mencapai 40 derajat:
+ gejala perdarahan (petekie, epistaxis, gusi berdarah)
+ malaise, arthralgia, myalgia
+ gejala GI (mual, muntah, nyeri abdomen)
+ sakit kepala, retroorbital pain (nyeri saat menggerakan bola mata)
o Demam mengilang setelah hari ke-3
PF
TTV caution tanda2 syok setelah 3 hari demam, kalau demam turun namun kondisi memburuk, misalnya
pada pasien terdapat warning signs:
o Abdominal pain
o Persistent vomiting
o Letargi
Rumple leed positif Uji bendung positif (≥10 petekie/inch2) 2.8 cm x 2.8 cm
Petekie pada ekstremitas, ketiak, muka
Epistaksis, perdarahan gusi, perdarahan GI,
Hepatomegali teraba 2-4 cm di bawah arcus costae kanan sering pada DBD
Fase kritis
o Terjadi selama 24-48 jam
o Terdapat warning signs
o Peningkatan hematokrit >20% di atas nilai dasar hemokonsentrasi adalah tanda plasma leakage
o Tanda perembesan plasma efusi pleura dan asites
Foto dada (dengan posisi right lateral decubitus=RLD) dan ultrasonografi dapat mendeteksi
perembesan plasma tersebut.
o Penurunan kadar albumin <3.5 g plasma leakage
o Tanda-tanda syok:
Anak gelisah sampai terjadi penurunan kesadaran
Nafas cepat
Nadi cepat dan teraba lemah, sampai tidak teraba
Hipotensi, tekanan nadi ≤20 mmHg, dengan peningkatan tekanan diastolik
Akral dingin, capillary refill time memanjang (>3 detik)
Diuresis menurun (< 1ml/kg berat badan/jam), sampai anuria.
Normal 1-2 cc/kgBB/jam
o Komplikasi syok berupa asidosis metabolik, hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit, kegagalan
multipel organ
Fase recovery
o Convalescence rash bekas ptekie mengilingi batas pucat
o Pruritus menyeluruh
Diagnosis (WHO, 2011)
o Kriteria klinis:
Demam tinggi mendadak, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari
Manifestasi perdarahan, termasuk uji bendung positif, petekie, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan/melena
Pembesaran hati
Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi (≤20 mmHg), hipotensi, akral
dingin, CRT > 2 detik
o Kriteria laboratorium
Trombositopenia (≤100.000/mikroliter)
Hemokonsentrasi, dilihat dari peningkatan hematokrit 20% dari baseline
Diagnosis dikonfirmasi dengan pemeriksaan deteksi NS1 dan atau uji serologi IgM/IgG anti
dengue.
o 2 kriteria klinis pertama (demam + manifestasi perdarahan) + trombositopenia + hemokonsentrasi
Criteria (semua trombositopenia < 100,000, peningkatan hematokrit >20%)
o DBD I RL positif + tanda perembesan plasma
o DBD II RL positif + tanda perembesan plasma + perdarahan spontan (gusi berdarah, epistaxis etc)
o DBD III I dan II ditambah kegagalan sirkulasi (DSS etc) DBD dengan syok terkompensasi
o DBD IV syok hebat, nadi dan TD tidak terdeteksi
Komplikasi:
o Dengue encephalopathy
o Overload cairan edema paru, gagal jantung
PP
o Lab
DPL
Antigen NS1 dapat dideteksi pada hari ke-1-5 (febrile phase)
Uji serologi IgM dan IgG anti dengue
Antibodi IgM anti dengue hari ke-5, puncak hari sakit ke 10-14 (minggu ke2)
Antibodi IgG anti dengue pada infeksi primer minggu ke- 2 sakit – bertahun2
o Infeksi sekunder IgG terdeteksi sejak awal sakit.
Rasio IgM/IgG digunakan untuk membedakan infeksi primer dari infeksi sekunder.
Apabila rasio IgM:IgG >1,2 menunjukkan infeksi primer namun apabila IgM:IgG rasio
<1,2 menunjukkan infeksi sekunder.
o Radiologis
Distress pernafasan right lateral decubitus
Ttx
o Fase demam
Antipiretik + cairan oral/rumatan, pemantauan setiap 12-24 jam
Antipiretik 10-15 cc/kgBB/hari
Cairan IV rumatan menurut holliday-segar + 5% deficit
Ht turun: Ht naik:
Perdarahan Bolus ke-2
transfusi kristaloid/koloid
20cc/kgBB dalam
10-20 menit
Pasien dapat dipulangkan apabila telah terjadi perbaikan klinis sebagai berikut:
o Bebas demam minimal 24 jam tanpa menggunakan antipiretik
o Nafsu makan telah kembali
o Perbaikan klinis, tidak ada demam, tidak ada distres pernafasan, dan nadi teratur
o Diuresis baik
o Minimum 2-3 hari setelah sembuh dari syok
o Trombosit >50.000 /mm3
Edukasi
o Pencegahan/pemberantasan DBD tindakan 3M, yaitu:
Menguras tempat penyimpanan air 1 minggu/sekali
Menutup tempat penampungan air
Mengubur/membuang barang bekas yang dapat menampung air
o PLUS
Hindari gigitan nyamuk teruatam pada pagi dan sore hari pakai kelambu, autan
ASI
Physiology of breastfeeding
Content
BF done 15-20 minutes.
o If <10 minutes hypergalaktia, no fat for weight gain + brain development BB faltering
Foremilk glucose
Hindmilk fat for brain development
Feeding technique
Positioning kepala/leher, batang tubuh bayi, menghadap tubuh ibu. Leher bayi di pegang ibu.
Latch on Dagu bayi touching the breast. Mulut bayi meliputi sampai areola, cuma sedikit areola yang
keliatan di atas. Bibr bayi menjulur keluar
Sufficiency of BF
o Nilai BB naik atau tidak
Trim I (1-3 months) 25-30 g/day
Trim II (3 months – 6 months) 20g/day
Trim III (6 months – 9 months) 15g/day
Trim IV (9 months – 12 months) 10g/day
> 1 tahun min. 2 kg/tahun
o 10% decrease tolerance for first week of life. Second week of life BB must be the same as birth
o Voiding 6-8 times/day
o BAB 4-6 times/day
o Feed on demand every 2-3 hours
2 hours 12 times
3 hours 8 times
Baby feeding cues
Early stirring, mouth opening, turning head
Mid sretching
Late crying
Storage
Freshly expressed
o RT 4 hours
o Cooler 24 hours
o Fridge 5-7 days
o Freezer 3 -4 months
Thawed (previously frozen)
o Fridge 24 hours
IMD
Mother reduce uterine contractions post birth bleeding decreased
Child colostrum provides immunity
Feeding
6 – 8 bulan 70% ASI, 30% MPASI
9 – 11 bulan 50% ASI, 50% MPASI
>12 bulan 30% ASI, 70% MPASI
Breastfeeding
8 – 12x/day, sampai payudara terasa kosong
ASI 15 – 20 minutes
o Foremilk glucose
o Hindmilk fat. This is needed!
Susu:
ASI/sufor biasa = 0.67cal/1cc
BBLR/premature = 0.81/1cc
Infantrini = 1cal/1cc
Pediasure = 1cal/1cc
MCT/pregistmil untuk bayi kuning
Dietary regimen
Usia 6 bulan halus
Usia 8 bulan saring, finger food
Usia 9 bulan nasi TIM
Usia 12 bulan makanan keluarga
Kesiapan MPASI
o Kesiapan fisik
o Reflex ekstrusi menghilang
o Menahan kepala tetap tegak
o Bisa didudukin atu duduk sendiri
o Kemampuan oromotor
Bisa menelan makanan yang lebih kental/padat
Bisa memindahkan makanan dari depan ke belakang mulut
o Kesiapan psikologis
o Keinginan makan
o Bila lapar badan medekati makanan
o Kenyang badan menjauhi makanan
Feeding practice depends on (1) maturation of neuromotoric system (2) maturation of GI system (3) maturation of
immunological system
o Scheduling
No longer than 30 minutes
Regular timings
o Environment
No forceful feeding
Neutral environment
Not as a reward
No watching TV/bermain
o Procedure
Small and frequent feedings
Solids first, liquids last
If child throws food in a fit, terminate feeding
Infant formula
Codex alimentarius
Caloric density:
o 0.67 calories/cc
Protein
o Whey to casein 60:40
Fat
o 50% calories from fat
Carbohydrate
o Lactose beneficial effect on Ca, Zn, Mg absorption
Micronutrients
o Hgiher vitamina and mineral content than human milk
Formula
Ready to feed
Concentrate
Powder
At risk of FTT ec ASI tidak cukup perbaiki positioning dan latch on, evaluasi kenaikan BB 1-2 minggu At risk of
FTT menetap
o < 4 bulan susu formula sesuai CODEX
o >4 bulan nilai kesiapan menerima MPASI
o nilai oromotor maturation bisa menelan makanan yang lebih padat, bisa memindahkan makan dari
depan ke blkg mulut
Growth chart
WHO 0-5 thn
>5 thn CDC
Jika BB/TB >1 SD atau >110% check IMT, menggunakan graph IMT.
Soalnya dengan nilai tersebut risk factor untuk obesitas. Pakai graph IMT untuk menentukan apakah pasien
obesitas atau tidak.
o 0-2 tahun IMT WHO
o 2 – 18 tahun IMT CDC
1. Assessment
a. Penentuan status gizi
i. BB/U
ii. TB/U
iii. BB/TB
1. Status gizi? 0-5 tahun WHO criteria, 5-18 tahun Waterlow criteria
2. BB/TB search for BB ideal by using height first. (answer in %)
3. If BB/U search for BB udeal by using age first. (answer in %)
b. Masalah yang berhubungan dengan proses pemberian makanan
c. Diagnosis klinis pasien
>120%
100-110%
2. Requirement
a. RDA (menurut height age) x BB ideal
b. REE x faktor aktivitas x faktor stress
3. Rute
a. Oral/enteral?
i. Kontra pemberian makanan melalui GI system obstruksi saluran cerna, perdarahan
saluran cerna, tidak berfungsinya saluran cerna
ii. Enteral nasogastric/nasojejunic (<14 days), gastrostomy/jejunostomy (>14 days)
b. Parenteral
i. Akses perifer < 14 days
ii. Akses central >14 days
4. Dietary regimen
a. Sesuai usia dan maturasi fungsi oromotor
0-6 bulan ASI eksklusif
6 bulan-1 tahun ASI dan/atau formula + makanan pendamping (buah, sayur, etc.)
1-2 tahun makanan keluarga + ASI dan/atau susu sapi segar
> 2 tahun makanan keluarga
Jenis sediaan makanan untuk enteral disesuaikan dengan fungsi gastrointestinal dan dapat dibagi
dalam beberapa jenis, yaitu:
o Polimerik makronutrien intak ditujukan untuk fungsi gastrointestinal yang normal,
terbagi menjadi formula standar dan formula makanan padat kalori
o Oligomerik (elemental) biasanya terbuat dari glukosa polimer, protein terhidrolisat,
trigliserida rantai sedang (MCT, medium chain triglyceride)
o Modular terbuat dari makronutrien tunggal
b. Evaluasi
i. Acceptability like/dislike
ii. Tolerance side effects vomiting, diarrhea
iii. Efficacy BB naik
1. Trim I (1-3 months) 25-30 g/kgBB/day
2. Trim II (3 months – 6 months) 20g/kgBB/day
3. Trim II (6 months – 9 months) 15g/kgbB/day
4. Trim IV (9 months – 12 months) 10g/kgBB/day
Gizi buruk
Definisi:
o Keadaan klinis akibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan protein dan energi (kwashiorkor (protein),
marasmus (energy), marasmus-kwashiorkor)
Karena: A) asupan yang kurang, (B) kebutuhan yang meningkat (C) dua-duanya
BB/TB
< -3 z score
< 70%
LILA < 11.5 cm
Anak dengan gizi buruk harus dirawat, karena memerlukan tata laksana awal yang
komprehensif. Keadaan gizi buruk hampir selalu disertai dengan defisiensi nutrien
lain. Gizi buruk secara klinis terdapat dalam 3 bentuk, yaitu: kwasiorkor, marasmus,
dan marasmik-kwasiorkor.
Anamnesis:
o Sejak kapan tubuh makin kurus
o Sejak kapan timbul edema, jika ada
o Sejak kapan terjadi penurunan/hilangnya nafsu makan
o Riwayat makan sebelum sakit frekuensi? Quality?
o Riwayat pemberian ASI dan MP-ASI ASI cukup engga? 8x feeding, 15-20 mins
o Kapan diuresis terakhir anak gizbur biasanya dehidrasi
o Underlying disease
Diare (chronic), tuberkulosis tanyakan batuk kronis, cacingan (chronic),
o Kelainan pada kulit
o Kelainan pada mata vision problems?
o Keadaan keluarga dan lingkungan (untuk memahami latar belakang sosial anak)
PF
o Anthrop: BB, TB/PB
o Tampak umum, kesadaran apatis?
o TTV
BP hypo?
Nadi weak?
RR
Suhu < 36? Hypothermia? Watch out!
o Tanda dehidrasi air mata/mata cekung, mukosa buccal, turgor
o Rambut pirang, brittle, mudah di cabut
o Mata def. vit A
o Mulut def. Vit B stomatitis, atrofi papil
o Dada iga gambang
o Paru apakah ada infeksi kronis seperti TB pada pasien?
o Jantung anemia murmur
o Abdomen hepar membesar
o Otot atrofi
o Edema?
o Kulit dermatosis
PP
o DPL, Diffcount, GDS, Elektrolit, Funsgi hati, Photo thorax, AGD, Analysis tinja
Ttx
o Mulai dari hipoosmolar untuk mencegah refeeding syndrome kenaikan insulin/hyperinsulinemia
increased uptake of potassium, magnesium, phosphorus
1. Cegah hipoglikemi
Semua anak gizi buruk berisiko mengalami hipoglikemia (kadar gula darah < 54 mg/dL)
Sadar 50 cc glukosa 10%
o sukrosa 10% (1 sdt gula + 50 cc air) melalui oral atau NGT
o Kemudian mulailah pemberian F75 setiap 2 jam; untuk 2 jam pertama, setiap 30 menit diberikan 1⁄4
dosis/volume F75.
Tidak sadar
o Glukosa 10% IV (5 cc/kgBB)
o Diikuti dengan 50 cc glukosa 10% atau sukrosa melalui NGT.
o Kemudian mulailah pemberian F75 seperti di atas.
o Pemantauan: Periksa kadar gula darah setelah 2 jam, bila hipoglikemia masih terjadi ulangi pemberian
50 cc glukosa 10% atau sukrosa.
2. Cegah hipotermia
Dikatakan hipotermia bila suhu aksila <35 C
Periksa suhu rektal <35,5 C untuk mengkonfirmasi hipotermia.
Berikan makan segera
Pastikan tubuh anak tertutup pakaian, termasuk kepala, selimuti dan tempatkan pemanas atau lampu di dekat
anak, atau tempatkan anak pada dada atau perut telanjang ibu, kemudian selimuti ibu dan anak.
Pemantauan: Lakukan pemantauan suhu tubuh setiap 30 menit hingga mencapai suhu > 36,5 C
3. dehidrasi
Tidak mudah menentukan dehidrasi pada anak dengan gizi buruk. Pada anak dengan gizbur pikirkan
dehidrasi jika anak muntah atau diare.
Diagnosis pasti dehidrasi pada anak gizi buruk adalah jika berat jenis urin > 1.030
Manifestasi klinis dehidrasi (bila ada) berupa rasa haus, mukosa mulut kering
Dosis
ReSoMal yang mengandung tinggi kalium dengan kadar natrium yang relatif rendah.
5 cc/kgBB setiap 30 menit selama 2 jam, melalui oral atau NGT
diikuti dengan ReSoMal 5-10 cc/kgBB/jam selama 4-10 jam
Pemantauan:
Lakukan pemantauan tanda vital, volume dan frekuensi muntah dan diare yang terjadi setiap 30
menit selama 2 jam pertama, setelah itu tiap jam selama 6-12 jam.
4. Elektrolit
Gizbur Na tinggi. Jangan berikan cairan dengan Na yang tinggi.
K, Mg rendah
Berikan F75 ada mineral mix
Berikan resomal juga
5. Infeksi
Pada keadaan gizi buruk, tanda klinis demam seringkali tidak terjadi.
Manifestasi hipotermia justru lebih sering didapatkan.
Dosis
o Infeksi tidak nyata kotrimoksazol (4 mg/kgBB/hari TMP dan 20 mg/kg/hari SMX) dibagi dua
dosis, 5 hari
o Infeksi nyata antibiotik IV
Ampisilin IV 100 mg/kgBB/hari, dibagi 4 dosis selama 2 hari
Lanjut PO ampisilin dan gentamisin 7.6 mg/kgIV/IM sekali sehari, selama 7 hari
6. Mikronutrien
Vitamin A (oral): pada hari pertama (usia 0-5 bulan 50.000 IU; 6-12 bulan 100.000 IU; usia >12 bulan 200.000
IU); kecuali bila telah diberikan dalam jangka waktu 1 bulan yang lalu
Berikan paling tidak selama 2 minggu:
o Asam folat: 5 mg pada hari pertama, selanjutnya 1 mg/hari
o Zinc (Zinc sulfat): 2-4 mg/kg/hari
o Copper: 0,3 mg/kg/hari
o Multivitamin 1x/hari
o Preparat zat besi (sulfas ferrosus): 3 mg/kg/hari, diberikan pada fase rehabilitasi setelah infeksi
teratasi
7. Pemberian makan
Fase Stabilisasi
Pemberian makan telah dimulai sejak fase stabilisasi, dalam porsi kecil dan sering dengan formula rendah
laktosa dan relatif iso-osmolar (F75)
Energi 80-100 kkal/kg/hari, cairan 130 mL/kg/hari (100 mL/kg BB/hari bila terdapat edema berat)
Protein 1-1,5 g/kg BB/hari
ASI diteruskan
Fase transisi, peralihan ke energi lebih tinggi sampai 150 kkal/kgBB/hari berupa F- 100 dilakukan secara
bertahap
Pemberian makan yang diberikan perlahan dan dinaikkan secara bertahap (small frequent) agar dapat
mencegah terjadinya kondisi refeeding syndrome. Refeeding syndrome adalah terjadinya komplikasi
metabolik akibat pemberian asupan makanan dalam jumlah banyak dan dalam waktu singkat. Terjadi
abnormalitas keseimbangan cairan dalam tubuh, gangguan metabolisme glukosa, hipofosfatemia,
hipomagnesia dan hipokalemia intraselular hingga defisiensi vitamin dan mineral. Kekacauan metabolisme
tersebut akan berakibat terjadinya aritmia, gagal jantung, distres pernapasan yang mempercepat kematian.
Fase rehabilitasi dan tindak lanjut
Pemberian makanan tinggi kalori (150-220 kkal/kgBB/hari) o Suplementasi zat besi (FeSO4) 10
mg/kg/kali, 3 kali/hari
Atasipenyebabo Pendidikan tentang gizi dan kesehatan
Pemantauan:
o Lakukan pemantauan jumlah yang dihabiskan dan yang tersisa, adanya muntah, diare dan
peningkatan berat badan
8. Mencapai Tumbuh kejar
• Target kenaikan berat badan yang diinginkan adalah > 10 g/kgBB/hari. Dianjurkan menggunakan F100 atau
dapat pula modifikasi makanan keluarga untuk memenuhi target tersebut. Anak dengan gizi buruk tanpa
komplikasi akan mencapai status gizi baik (-1 SD atau 90% dari BB/TB) dalam waktu 2–4 minggu.
• Jika kenaikan berat badan < 5 g/kgBB/hari, nilai ulang secara menyeluruh
• Jika kenaikan berat badan 5-10 g/kgBB/hari, nilai jumlah asupan dan kemungkinan adanya infeksi
9. Stimulasi sensorik dan emosi
• Ciptakan kondisi perawatan yang menyenangkan dengan melibatkan ibu/pengasuh dalam upaya stimulasi
• Berikan aktivitas bermain yang berstruktur 15-30 menit/hari
• Aktivitas fisik dimulai segera setelah perbaikan klinis
10. Persiapan fase lanjutan
• Praktek pemberian makan yang baik dan stimulasi yang benar harus diteruskan sewaktu di rumah
• Ingatkan orangtua/pengasuh untuk memeriksa anak secara teratur (kontrol)
• Pastikan imunisasi booster telah dilakukan
• Pastikan vitamin A diberikan tiap 6 bulan
How to feed:
Method I
Method II
Evaluasi perbaikan:
BB harus naik 10 – 15 g/kgBB/hari
Minimal 5 g/kgBB/hari
Kalau tidak naik investigate awal
Gizi kurang
RDA (for height age) x IBW
Kardiologi
PJB
Anamnesis umum:
Biru engga? Biru dimana central/perifer?
Diperberat sama apa? Biasanya kalau bayi, nangis mulai biru
Suka capek?
o Kalau menyusu bagaimana? Biasanya terputus-putus, bayi cepat lelah, menyusu lebih lama karena
bayi tidak kenyang2, BB engga naik/failure to thrive
BB lahir, BB sekarang, BB susah naik
Sering infeksi paru engga? (due to increased BF to the lungs)
Gejala edema paru (L to R shunt)
o PND malam suka kebangun rewel
o OP tidur pakai berapa bantal? Lebih suka digendong atau tidur terlentang? Biasanya pasien PJB
suka digendong, soalnya kalau terlentang pasien sesak
o DOE
Asianotik
Biasanya L to R shunt. Blood flow ke paru banyak, paru nya edema. Jadi ada gejala OP, PND, DOE tadi.
Terus suka infeksi paru berulang.
o PDA
Anamnesis: preterm baby
PF: continous murmur pada 1st intercostal space, left parasternal line
o VSD
PF: holosystolic murmur, 2nd intercostal space, left parasternal line
o ASD
PF: systolic ejection murmur, fixed split S2, 2nd intercostal space, left parasternal line
Sianotik
o Biasanya TOF
Anamnesis pasien biru, bisa ada tet spells yang membaik kalau pasien jongkok atau pada
bayi hip flexion. Hip flexion peripheral resistance increases afterload increases
blood prefers to flow into the pulmonary trunk, past the pulmonary valve, even though there
is relative stenosis
Etiology
o Streptococcus group A (streptoccocus pyogenes) causes an immune response systemic
inflammation
o Demam rematik akut yang tidak diterapi dengan baik akan menimbulkan gejala sisa pada jantung
yang dikenal sebagai penyakit jantung rematik (PJR).
o Insidens puncak terjadi pada usia 8 tahun (rentang usia 6 – 15 tahun).
Febrile illness + arthritis + carditis + cutaneous features (erythema marginatum or subcutaneous nodules)
Pathophysiology
o ARF symptoms resolve spontaneously over weeks to months.
o However, valvular damage persists in an estimated 60% of carditis cases, chiefly affecting the mitral
valve
Annular dilatation, chordal elongation regurgitation
o Tirah baring
Dosis:
Prednison: 2 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis
Aspirin: 100 mg/kgBB/hari dibagi 4-6 dosis
Pencegahan
Sesudah pengobatan DRA selama 10 hari dilanjutkan dengan pencegahan sekunder. Cara
pencegahan sekunder yang diajukan oleh The American Heart Association dan WHO, yaitu
mencegah infeksi streptokokus.
Pencegahan primer
Penisilin oral untuk eradikasi Streptococcus beta hemolyticus group A selama 10 hari atau
benzathine penicillin G 0.6-1.2 juta unit IM
Pencegahan sekunder
Benzantin penisilin G 600.000 U IM untuk berat badan<27 kg (60 pound), 1,2 juta U untuk berat
badan >27 kg (60 pound) setiap 4 minggu/28 hari- Pilihan lain:
Penisilin V p.o.125–250mg 2 kali sehari Sulfadiazin 1 g p.o. sekali sehari Eritromisin 250 mg p.o. 2
kali sehari Diberikan pada demam reumatik akut, termasuk korea tanpa penyakit jantung reumatik.
Lama pencegahan adalah sebagai berikut:
Imunisasi
Government recommendation:
Catch up?
Imunisasi tidak ada batas nya sebenarnya, except:
o BCG <5 tahun catch up nya
o PCV < 5 tahun catch up nya
o Hib <5 tahun catch up nya
o Rotavirus <6 bulan catch up nya