Health Education Ketuban Pecah Dini
Health Education Ketuban Pecah Dini
Oleh:
210141010138
Supervisor Pembimbing
Dr. dr. Erna Suparman, Sp.OG(K)
Residen Pembimbing
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
210141010138
Mengetahui,
Residen Pembimbing
Supervisor Pembimbing
ii
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................3
A. DEFINISI.................................................................................................................3
B. EPIDEMIOLOGI.....................................................................................................3
C. DETEKSI DINI KETUBAN PECAH DINI............................................................4
D. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO.....................................................................5
E. DIAGNOSIS............................................................................................................5
F. PATOFISIOLOGI....................................................................................................6
G. TATALAKSANA....................................................................................................7
H. PENCEGAHAN.......................................................................................................9
I. PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI......................................................................12
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Ketuban pecah dini (KPD) adalah suatu keadaan dimana selaput ketuban yang
pecah sebelum terjadinya persalinan. Milad dkk (2015) mengemukakan bahwa ketuban
pecah dini yaitu kebocoran spontan cairan ketuban dari kantung amnion tempat bayi
berada.1 Ketuban pecah dini merupakan salah satu komplikasi yang sering ditemui.
Berdasarkan waktu terjadinya, apabila terjadi pada atau setelah usia gestasi 37 minggu
disebut sebagai KPD aterm atau premature rupture of membranes (PROM) dan sebelum
usia gestasi 37 minggu disebut KPD preterm atau preterm premature rupture of
membranes (PPROM).2,,3,4
Menurut data WHO, kejadian ketuban pecah dini (KPD) atau Premature Rupture
of Membrane (PROM) berkisar antara 5-10% dari semua kelahiran. KPD preterm terjadi
1% dari semua kehamilan dan 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan aterm. Kasus KPD
mencapai 30% sebagai penyebab kelahiran prematur. 5 Di wilayah Asia Tenggara, angka
kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu 359/100.000 kelahiran hidup
dengan KPD di Indonesia sekitar 114 kasus dari semua kematian ibu karena KPD dini
sekitar 15 kasus dari semua persalinan normal.6
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetrik berkaitan dengan
penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi sampai sepsis sehingga meningkatkan
morbiditas dan mortalitas perinatal dan kematian ibu. 7 Faktor risiko terjadinya KPD
meliputi inkompetensi serviks, polihidramnion, riwayat KPD sebelumnya, gemelli,
trauma, dan infeksi pada kehamilan seperti bacterial vaginosis. 9 Komplikasi yang dapat
terjadi pada KPD adalah persalinan prematur dimana kelahiran prematur merupakan
masalah yang cukup besar mengingat besarnya angka morbiditas dan mortalitas perinatal.
1
Komplikasi lainnya yaitu infeksi intrauteri (korioamnionitis), kompresi tali pusat akibat
prolapse tali pusat atau oligihodramnion.4,10 KPD dikaitkan pula dengan beberapa
komplikasi lainnya yang mengancam jiwa seperti prolapse hipoksia tali pusat, asfiksia
janin, dan solusio plasenta.1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Dalam keadaan normal, selaput ketuban akan pecah saat proses persalinan
ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia
Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban
pecah dini.7 Berdasarkan waktu terjadinya, apabila terjadi pada atau setelah usia
membranes (PROM) dan sebelum usia gestasi 37 minggu disebut KPD preterm
: KPD atau PROM dini (kurang dari 12 jam setelah ketuban pecah) dan KPD /
B. EPIDEMIOLOGI
kelahiran. KPD preterm terjadi 1% dari semua kehamilan dan 70% kasus KPD
terjadi pada kehamilan aterm. Pada 30% kasus KPD merupakan penyebab
sekitar 114 kasus dari semua pekerja dan kematian ibu karena KPD sekitar 15
3
normal.6 Penelitian di RSUP Prof R. D. Kandou Manado melaporkan bahwa dari
3.810 persalinan di RS terdapat 1,54% atau 59 kasus kejadian ketuban pecah dini,
diaman 72% kasus KPD terjadi pada usia kehamialn 37 minggu dengan sebagian
Deteksi dini KPD didapatkan dari pengumpulan data secara subjektif dan
objektif, yaitu10 :
1. Data Subjektif
2. Data Objektif
4
c. Pemeriksaan laboratorium: Uji kertas nitrazin positif bila warna
kertas menjadi biru gelap (basa, pH amnion 7,0 -7,5) dan USG
untuk mendeteksi oligohidramnion.
Penyebab terjadinya ketuban pecah dini belum diketahui atau tidak dapat
antara lain adalah paritas, kelainan selaput ketuban, usia ibu, serviks yang pendek,
faktor risiko dari KPD juga dikaitkan dengan status sosial ekonomi yang rendah,
indeks masa tubuh yang rendah, overdistensi uterus, defisiensi tembaga dan asam
Ehlers-Danlos).12
E. DIAGNOSIS
tentukan pecahnya selaput dengan adanya cairan ketuban di vagina. Biasanya ibu
akan melihat adanya kebocoran cairan yang berlebih dan berair yang tiba-tiba
tetapi tidak terasa sakit dari vaginanya. Jika tidak ada, dapat dicoba dengan
menggerakkan sedikit bagian terbawah janin atau meminta ibu untuk batuk atau
mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazin
test) merah menjadi biru. Lalu tentukan usia kehamilan, bila perlu dengan
pemeriksaan USG. Tentukan ada tidaknya infeksi. Bila suhu ibu lebih dari 380C,
5
air ketuban keruh dan berbau, leukosit darah > 15.000/mm 3, bisa menjadi tanda-
Menentukan adanya kontraksi yang teratur. Periksa dalam dilakukan bila akan
garam cairan ketuban dari sekresi vagina kering yang diperoleh dengan menyeka
F. PATOFISIOLOGI
disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah
selaput ketuban inferior rapuh, bukan kerena seluruh selaput ketuban rapuh.
dihambat oleh inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor protease. Mendekati waktu
6
proteolitik dari matriks ekstraselular dan membran janin. Pada penyakit
ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester ketiga selaput ketuban
pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerakan janin. Pada trimester terakhir
kehamilan aterm merupakan hal fisiologis. Ketuban pecah dini pada kehamilan
menjalar dari vagina. Ketuban pecah dini prematur sering terjadi pada
G. TATALAKSANA
Untuk penanganan ketuban pecah dini hal yang harus kita lakukan adalah
maternal ataupun infeksi janin, tentukan apakah dalam keadaan inpartu, terdapat
Riwayat keluarnya air ketuban berupa cairan jernih yang keluar dari
prematur dengan inspekulo dilihat adanya cairan ketuban dari kavum uteri.
Pemeriksaan pH vagina perempuan hamil sekitar 4,5; bila ada cairan ketuban
pemeriksaan lebih lanjut. Jika pada perawatan air ketuban berhenti keluar, pasien
dapat pulang untuk rawat jalan. bila KPD pada kehamilan prematur, diperlukan
7
umum, penatalaksanaan pasien KPD yang tidak dalam persalinan serta tidak ada
Lakukan pemeriksaan serial untuk menilai kondisi ibu dan janin. Bayi
8
C. Ketuban pecah Dini usia kehamilan ≥34 minggu
ada kontraindikasi.
selama 7 hari. Jika umur kehamilan < 32-34 minggu, rawat selama air
ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi. Dalam
tidak berhasil, akhiri persalinan dengan SC. b) Bila skor pelvik >5,
H. PENCEGAHAN
Oleh karena persalinan sering terjadi segera setelah ketuban pecah, hal
pencegahan itu sendiri. Perhatian yang besar yang berfokus pada terjadinya KPD
prematur karena bayi yang dilahirkan dari kehamilan ini beresiko tinggi terjadi
komplikasi berkaitan dengan kelahiran prematur dank arena KPD cukup bulan
biasanya bagian dari proses persalinan normal. Contoh faktor risiko yang
buruk, infeksi saluran kemih dan infeksi menular seksual, penyakit paru akut, dan
9
belum diketahui pasti koreksi
10
faktor risiko diatas dapat mencegah komplikasi. Bahkan apabila faktor risiko
tertentu tidak dapat dihilangkan atau diperbaiki dalam kondisi tertentu, maka
dalam mencegah KPD.12 Pada tahun 2018 di Surabaya Lina meneliti bahwa
pencegahan KPD.14
11
ALGORTIMA PENANGANAN KETUBAN PECAH DINI.2
v
Pasien dicurigai KPD
Penilaian KPD:
Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan menunjang
Konfirmasi KPD
Transfer pasien:
Berikan tokolitik jika diperlukan selama transportasi
Komplikasi ketuban pecah dini pada janin tergantung usia kehamilan dan
pusat, solusio plasenta, serta adanya sindrom distress pada jalan napas bayi baru
lahir. Akibat lain yang dapat terjadi yaitu enterocolitis necrotizing, perdarahan
intraventikular, sepsis neonatorum terjadi pada 2-20% dari kasus KPD serta dapat
seksio sesarea atau gagalnya persalinan normal, deformitas janin juga merupakan
13
BAB III
PENUTUP
Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah suatu keadaan dimana selaput ketuban yang
pecah sebelum adanya tanda persalinan, dan ditunggu satu jam belum terjadinya inpartu.
Pecahnya selaput ketuban berkaitan dengan perubahan proses biokimia yang terjadi
dalam kolagen matriks ekstra selular amnion, korion dan apoptosis membran janin. Hal
ini menyebabkan selaput ketuban inferior menjadi rapuh. Perubahan struktur, jumlah sel,
kehamilan, evaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin, tentukan apakah
Pencegahan ketuban pecah dini yaitu dengan menghindari faktor risiko yang ada,
14
DAFTAR PUSTAKA
Maternal. 2016;
5. Syarwani TI, Tendean HMM, Wantania JJE. Gambaran Kejadian Ketuban Pecah
Dini (KPD) di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Tahun 2018. Medical Scope
Journal. 2020;1(2):24–9.
5. Rohmawati N, Fibriana AI. Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Daerah
9. Soewarto S. Ketuban Pecah Dini. Dalam : Ilmu Kebidanan. Editor: Abdul Bari
8. Irsam M, Dewi AK, Wulandari E. Jumlah Paritas dan Anemia sebagai Faktor
2017;5(2):1–8.
15
Pemberdayaan SDM; 2016. hal. 677.
12. Dewi RS, Apriyanti F, Harmia E. Hubungan Paritas Dan Anemia Dengan
Tambusai. 2020;1(2):10–5.
13. Brian MM, Edward CK. Premature Rupture of the Membranes [Internet]. Eighth
Edition. The Membranes. Elsevier Inc.; 2021. 694-707 hal. Diakses pada:
https://doi.org/10.1016/B978-0-323-60870-1.00037-X
2018;37(1):575–80.
14. Bainuan LD. Pencegahan Ketuban Pecah Dini (Premature Rupture of Membranes)
Dengan Suplemen Vitamin C Pada Kehamilan. Semin Nas dan Work Public Ilmu
“Strategi Pengemb Prof Perawat Melalui Peningkatan Kualitas Pendidik dan Publ
17. Safari FRN. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini
di Rumah Sakit Umum H. Abdul Manan Simatupang Tahun 2016. Wahana Inov
content/uploads/2017/09/9.-Fifi-Ria-Ningsih-Safari.pdf
16