Askep Perianestesia New MAC 2023
Askep Perianestesia New MAC 2023
Oleh
02 Perawatan Perianestesia
Asuhan Keperawatan Perianestesia
penting di Keperawatan Kritis?
Pasien critical care: emerging from anesthesia
requires diligent monitoring of the patient’s physical and
psychologic status to prevent potential complications that may occur
as a result of the anesthetic agents or techniques
• Opiod:
Opioid intravena menumpulkan respon simpatis terhadap rangsangan nyeri selama
anestesi. Opioid berikatan dengan reseptor spesifik dan menghasilkan morfin-like atau opioid efek
agonis. Opioid digunakan untuk mengatasi nyeri akut dan kronis dan diberikan untuk anestesi
umum, sedasi, dan penghilang rasa sakit selama anestesi regional
Agen Anestesi
3. Neuromuscular Blocking Agents
relaksan otot, mengganggu transmisi impuls dari saraf ke otot, menyebabkan penurunan
aktivitas otot. NMBA mengganggu ikatan asetilkoline dan reseptor.
Perawatan Perianestesia
Pre Anestesi
Asesmen Praoperasi
• Riwayat penyakit sekarang:
Anamnesa berkaitan kondisi penyakit yang mendasari rencana tindakan operasi
• Riwayat penyakit penyerta/komorbid:
Gangguan penyakit kronis lain
Pengaruh penyakit kronis terhadap kondisi fisiologis pasien
• Riwayat alergi:
Riwayat alergi makanan, obat-obatan , penentuan jenis obat
Riwayat asma
• Riwayat tindakan operasi sebelumnya:
Teknik anestesi yang digunakan
Efek samping dan komplikasi yang muncul
• Pemeriksaan fisik dan penunjang:
Tanda vital, jalan nafas, fungsi cardiorespiratory, fungsi pencernaan, fungsi ginjal , Laboratorium, pencitra
an (rontgen, usg), EKG atau pemeriksaan fungsi jantung lain, Pemeriksaan fungsi paru
Status Fisik – American Society
Anesthesiologist (ASA)
Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. You can simply
impress your audience and add a unique zing and appeal to your Presentations. . Easy to
change colors, photos and Text.
Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. You can simply
impress your audience and add a unique zing and appeal to your Presentations. . Easy to
change colors, photos and Text.
Pre Anestesi
Rencana tindakan operasi rencana tindakan anestesi
02 Inform Consent
Kebutuhan Darah
03 Rencana tindakan operasi, pemeriksaan hematologi
rutin, pemeriksaan faal koagulasi
04 Manajemen Nyeri
05 Infus, Peroral, Blok saraf tepi
Persiapan penghangat 02
Blanket warmer
Cairan khusus 03
Hangat/dingin.
Alat khusus 04
Videolaringoskop, alat
khusus lain penunjang
operasi.
Perawatan Intraanestesi/ Intraoperasif
1. Manajemen Umum
Intubasi ETT
Monitoring
Perawatan Pasca Anestesia
Pasca anestesi: Fokus pada pengkajian
Tidak langsung sadar kardiorespirasi dan
Kemungkinan nyeri besar manajemen.
Kemungkinan komplikasi pasca operasi
Perawatan pasca anestesi
Ruang pulih sadar/ruang pemulihan/Post Anesthesia Care Unit
Pemantauan kondisi pasien pasca anestesi/operasi
Pengkajian Perawat yang menerima:
• informasi tentang kondisi umum pasien
• riwayat atau komorbiditas masa lalu yang signifikan
• operasi yang dilakukan
• jenis anestesi yang diberikan
• perkiraan darah kehilangan
• total asupan dan keluaran selama operasi, dan mas
alah atau komplikasi di ruang operasi.
Manajemen Masalah Post Anestesi
Inisial asessment utama post anestesi:
Airway, ventilation dan circulation
Pengkajian kondisi total Stir up manajemen (mencegah
• Fungsi pernapasan ateletaksis dan vena statis)
• Fungsi kardiovaskuler
• Fungsi sistem syaraf pusat
• Latihan napas dalam
• Keseimbangan suhu
(insentive spirometri)
• Keseimbangan cairan dan
• batuk
elektrolit
• Posisi
• Status psikologis
• Mobilisasi
• Manajemen nyeri
Manajemen Masalah Post Anestesi
Komplikasi dan emergensi sistem
pernapasan
Obstruksi jalan napas, udema laring, Masalah termoregulasi
laringospasme, bronkospasme, Hipotermi,
noncardiogenik edema paru, aspirasi, shivering/gemetar/menggigil,
hipoksemia, hipoventilasi
hipertermi
Management head tilt-chin lift manoever, jaw thrust, NPA/OPA tidak teratasi-
INTUBATION
• Laringeal udema: stridor, suara serak, retraksi up posisi, inhalasi, jika distres
pernapasan: reintubasi (ukuran ett lebih kecil dari sebelumnya dan dibiarkan ada
leak <<)
• Laringospasm: kontraksi otot larinng, spasme pita suara. Penyebab: riwayat asma,
COPD, penggunaan anestesi atau ETT, suction berulang intubasi
• Bronkospasme: obstruksi jalan napas bawah
Komplikasi Pasca Anestesi
Hipoksemia
SPO2 <90%, PO2 < 60mmHg.
• Obat GA hipoventilasi/V/Q Mismatching (anestesi epidural dan regional memblokir
syaraf tulang belakang yang mempersyarafi otot persyarafan)
• Efek obat muscle relaxant dapat bertahan lama walaupun antidotnya sudah diberikan
Hipoventilasi
Hipoventilasi menyebabkan hipercarbia PCO2 > 45 mmHg, akibat:
• Dorongan pernapasan yang tidak adekuat akibat residual anestesi
• Fungsi otot pernapasan tidak adekuat
• Penyakit paru yang membutuhkan bantuan ventilasi mekanik post operatif
• Laringospasme atau sumbatan jalan napas atas akibat general anestesia
Komplikasi Pasca Anestesi
Hipotensi
Hipotensi dapat disebabkan oleh: anestesi epidural dan spinal, anestesi inhalasi,
hipovolemia, hipotemi, miokardial depresion, reaksi transfusi, ventilasi mekanik, CHF,
bradikardia
• Spinal dan epidural vasodilatasi hipotensi
• Opioids pelepasan histamin vasodilatasi
• Propofol dan inhalasi anestesi depresi otot jantung
• Penanganan hipotensi post op tergantung penyebabnya: pemberian cairan, produk
darah, obat vasopresor, posisi passive leg raising
Hipotermi
• Agen anestesi depresi pusat termoregulasi di hipotalamus penurunan
metabolisme basal
• Agen anestesi vasodilatasi kehilangan panas
• Penghangatan kembali pasien pasca operasi dilakukan segera, menggunakan selimut
yang dipanaskan, hangat Cairan IV, dan alat penghangat seperti penghangat udara
Komplikasi Pasca Anestesi
Mual muntah post operasi
Penyebab muntah: gastric distention, opioids, anesthetic drugs, hypoxemia, postoperative pain
• Pencegahan aspirasi: kepala menghadap samping dan leher lurus, menyediakan suction
• Pereda nyeri penting pasca operasi karena memungkinkan pasien untuk batuk,
bernapas dalam, dan ambulasi lebih cepat, sehingga mengurangi kejadian kompli
kasi pasca operasi seperti atelektasis.
Komplikasi Pasca Anestesi
Hipertensi
• nyeri perioperatif, hipoksemia, dan hiperkarbiapelepasan katekolamin endogen hipertensi
• kecemasan, kencing, distensi kandung kemih, kelebihan cairan, manset tekanan darah
sempit, dan penundaan obat antihipertensi sebelum operasi
Komplikasi Pasca Anestesi
Hipertensi
• nyeri perioperatif, hipoksemia, dan hiperkarbiapelepasan katekolamin endogen hipertensi
• kecemasan, kencing, distensi kandung kemih, kelebihan cairan, manset tekanan darah
sempit, dan penundaan obat antihipertensi sebelum operasi
Komplikasi Pasca Anestesi
Cardiac Dysritmia
Masalah Keperawatan Post Anestesia
Masalah Keperawatan Intervensi
Gangguan Pertukaran Gas • Pantau frekuensi pernapasan dan pola pernapasan setiap 1-5
Tujuan: menit
• SaO2 kembali ke nilai sebelum • Kaji parameter penyapihan sebelum ekstubasi
• Pantau end-tidal CO2 dan oksimetri nadi
operasi tanpa tambahan O2 • Anjurkan pasien untuk batuk dan nafas dalam
• Jalan napas dipertahankan • Tinggikan kepala tempat tidur jika tidak dikontraindikasikan
• Tidak ada aspirasi • Gunakan dorongan rahang, kemiringan kepala, atau pasang ja
lan napas oral, orofaringeal, atau nasofaring untuk mempertata
hankan jalan napas
• Rangsang pasien setiap beberapa menit (ex panggil nama, se
ntuh)
• Berikan antiemetik sesuai indikasi
• Posisikan pasien miring; suction dan pertahankan jalan napas
jika pasien muntah
Masalah Keperawatan Post Anestesia
Masalah Keperawatan Intervensi
Penurunan Curah Jantung • Pantau tanda vital setiap 15 menit
Ketidakefektifan perfusi perifer • Kaji kualitas dan keteraturan nadi
hipertermia • Pantau adanya disritmia
• Pantau hipotensi yang berhubungan dengan perdarahan
Tujuan: • Pantau hipotensi yang berhubungan dengan vasodilatasi
• Detak jantung dan tekanan darah
• Berikan larutan IV dan produk darah sesuai order
kembali ke nilai pra operasi dalam 1
• Antisipasi hipotermia; dg perangkat penghangat yang tersedia
hingga 2 jam setelah anestesi
• Ukur suhu saat masuk sesuai kondisi sampai normal
• Suhu tubuh dalam batas normal
• Hangatkan pasien pada suhu 1°C hingga 2°C/jam
• Tidak ada bukti hipertermia maligna
• Pantau adanya hipertermia maligna dan segera beri tahu penye
dia anestesi peningkatan suhu 0,5 ° C
• Berikan dantrolene dan mulai tindakan pendinginan
• Lakukan protokol hipertermia maligna
Masalah Keperawatan Post Anestesia
Masalah Keperawatan Intervensi
Risiko ketidakseimbangan cairan • Pertahankan pasien IV
Tujuan: • Pantau asupan dan haluaran
• TD dan jantung yang stabil • Kaji kulit dan membran mukosa untuk tanda hipovolemia
• kecepatan Haluaran urin 0,5 hingga 2 m • Ukur berat jenis urine jika diindikasikan
L/kg/jam • Kaji tanda-tanda hipervolemia (misalnya, ronki paru, leher dist
• Tidak ada bukti hipervolemia atau hipov ensi vena)
olemia • Ukur elektrolit serum jika diindikasikan
Masalah Keperawatan Post Anestesia
Masalah Keperawatan Intervensi
Risiko konfusi akut • Pasien akan bangun dengan mudah dan berespon ses
Risiko intoleransi aktivitas uai dengan perintah
Tujuan: • pasien akan menggerakkan semua ekstremitas dengan
sengaja dan dengan kekuatan normal
• Pasien bangun dengan mudah dan berespon s
esuai dengan perintah
• Pasien akan menggerakkan semua ekstremitas
dengan sengaja dan dengan kekuatan normal
Risiko aspirasi
Nausea
Disfungsi motilitas gastrointestinal
Thank you