Anda di halaman 1dari 5

Tahapan Pelaksanaan Perkerasan Rigid (Beton)

Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun di atas lapisan tanah


dasar {sub grade), yang berfungsi untuk menopang beban lalu lintas. Jenis
konstruksi perkerasan jalan pada umumnya ada 2 jenis, yaitu perkerasan
lentur {flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pevemenl). Selain dari
dua jenis tersebut, sekarang telah banyak digunakan jenis gabungan
(composite pavement), yaitu perpaduan antara lentur dan kaku (Sukirman,
1999).

Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) didefinisikan sebagai struktur perkerasan


yang terdiri dari plat beton semen yang bersambungan (tidak menerus)
dengan atau tanpa tulangan, atau plat beton menerus dengan tulangan,
yang terletak di atas lapis pondasi bawah, tanpa atau dengan aspal sebagai
lapis permukaan.

1). Lapis Pondasi

Lapis pondasi (base course) terdiri atas satu lapis plat (slab) beton semen
mutu tinggi yang kira-kira setara dengan beton K-350 sampai K-400.

Dalam perkembangan terakhir, plat beton ini dapat juga terdiri atas
betonpratekan. Lapis pondasi yang terdiri atas plat beton semen ini
merupakan konstruksi utama dari perkerasan kaku, yang apabila kontak
langsung dengan roda lalu lintas (berfungsi sebagai lapis permukaan /
surface course), maka permukaannya harus rata, tidak mudah aus dan tidak
licin. Lapis pondasi tidak boleh lekat (unbonded) dengan lapis pondasi
bawah (sub base course).

2). Lapis Pondasi Bawah

Fungsi utama lapis pondasi bawah (sub base course) :

- sebagai lantai kerja (working platform),

- mencegah pumping (pemompaan), dan

- menambah kekuatan tanah dasar, meskipun pada umumnya lapis

pondasi bawah ini tidak diperhitungkan dalam memikul beban lalu

lintas (bersifat non-struktural).

3). Bond Breaker

Bond breaker dipasang di atas subbase agar tidak ada kelekatan (bonding)
atau gesekan (friction) antara lapis pondasi bawah dengan plat beton.
Dalam praktek bond breaker dibuat dari plastik tebal (minimum 125
mikron).

Untuk mencegah gesekan, maka permukaan lapis pondasi bawah tidak


boleh dikasarkan (grooving atau (brushing). Pada waktu pemasangan
plastik harus dihindari terjadinya “air-trapped” di

bawah plastik karena akan menyebabkan “irregular joint” yang akan


menimbulkan gesekan antara lapis pondasi bawah dengan plat beton di
atasnya. Bila lapis pondasi bawah terdiri atas granular material, tidak
diperlukan adanya bond breaker, kecuali kalau ada kekhawatiran terjadinya
“dewatering” campuran beton.

Jenis-jenis Perkerasan Beton Semen

1) Perkerasan beton semen dengan sambungan tanpa tulangan (Jointed


Unreinforced/Plain Concrete Pavement / JPCP);

2) Perkerasan beton semen dengan sambungan dengan tulangan (Jointed


Reinforced Concrete Pavement / JRCP);
3) Perkerasan beton semen menerus (tanpa sambungan) dengan tulangan
(Continuously Reinforced Concrete Pavement / CRCP);

4) Perkerasan beton semen pratekan (Prestressed Concrete Pavement /


PCP).

 
 

Beton fast track adalah beton cor ready mix yang bersifat cepat mengeras
dan langsung dapat digunakan untuk lalu lintas. Beton ini memiliki
spesifikasi khusus meliputi persyaratan beton untuk segmen perkerasan
jalan beton. Juga bisa di buka untuk lalu lintas pada umur beton belum 7
hari.

Spesifikasi ini digunakan untuk segmen jalan dengan lalu lintas yang padat.
Beton perkerasan kaku untuk pembukaan lalu lintas lebih awal yang
digunakan dalam spesifikasi ini adalah beton kuat tekan tinggi. Dimana saat
di buka untuk lalu lintas kuat tekan beton harus sudah mencapai 300
Kg/cm2 (25 Mpa) pada umur beton 28 hari.

Tahapan Pelaksanaan Perkerasan Beton Rigid

Pada dasarnya secara umum pelaksanaan jalan beton tidak jauh berbeda
dengan jenis perkerasan beton lainnya. Untuk jalan yang memiliki arus lalu
lintas rendah atau yang lebih kecil seperti jalan desa pelaksanaan dilakukan
dengan tidak terlalu kompleks seperti penggelaran lapis pondasi bawah,
lapis pondasi yang dipadatkan kemudian barulah perkerasan di cor kan dari
truck mixer, selanjutnya dirapihkan permukaannya.

Akan tetapi untuk jalan yang memiliki lalulintas padat atau jalan khusus
yang dilewati kendaraan kelas berat biasanya dibuat perkerasan beton
rigid. Tahapan dibawah ini merupakan pekerjaan rigid yang dilakukan pada
jalan padat lalu lintas seperti pantura dan jalan tol. Untuk tahapan
pelaksanaannya sebagai berikut :

1. Pekerjaan dimulai dengan pengukuran menggunakan alat survey


theodolite/total station untuk penentuan dimensi dan ketebalan rencana
perkerasan

2. Setelah kelengkapan bekisting dan tulangan dicek, dilanjutkan dengan


pembersihan area yang akan dicor, salah satu nya dengan menggunakan
air compressor.

3. Kemudian, dilanjutkan dengan pemasangan bekisting samping, plastik,


besi dowel dan tie bar yang sebelumnya telah difabrikasi.

4. Setelah area bersih dilanjutkan dengan mobilisasi coran beton


menggunakan truk mixer ke lokasi.

5. Beton yang didatangkan kemudian dilakukan slump test.

6. Apabila nilai slump telah memenuhi beton kemudian dapat dihamparkan


di area pekerjaan.

7. Finishing permukaan beton diratakan dengan menggunakan Truss


Screed.
8. Permukaan yang telah finish dilakukan pengecekan ketebalan dan
kerataan elevasi.

9. Permukaan beton kemudian digrooving menggunakan groover untuk


membuat alur grooving.

10. Selanjutnya dilakukan curing pada beton

11. Setelah permukaan beton cukup keras permukaan beton dapat ditutup
dengan lembaran penutup isolasi (geotekstil)

12. Selanjutnya dilakukan pekerjaan cutting beton persegmen dengan


ukuran tertentu menggunakan concrete cutter.

13. Pada alur cutting beton selanjutnya diisi dengan joint sealant dengan
material sealant.

Anda mungkin juga menyukai