Anda di halaman 1dari 41

∙ Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi daripada orang

dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB.


∙ Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada anak-
anak lebih daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya.
c. Aktifitas fisik atau pekerjaan
Kebutuhan kalori ditambah sesuai dengan intensitas aktifitas fisik
Penambahan kalori dari aktifitas fisik:
∙ Keadaan istirahat : ditambah 10% dari kebutuhan basal
∙ Keadaan aktifitas ringan: ditambahkan 20% dari kebutuhan basal
∙ Keadaan aktifitas sedang: ditambahkan 30% dari kebutuhan basal
∙ Keadaan aktifitas berat dan sangat berat: ditambahkan 40 & 50% dari kebutuhan
basal
Jenis aktifitas dikelompokkan sebagai berikut :
∙ Keadaan istirahat : berbaring di tempat tidur.
∙ Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga dan
lain-lain
∙ Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak perang, .
∙ Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit.
∙ Sangat berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi.
d. Berat badan
∙ Bila gemuk: dikurangi 20-30% tergantung dari tingkat kegemukan.
∙ Bila kurus: ditambah 20-30% tergantung dari tingkat kekurusan untuk menambah
berat badan.
∙ Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling sedikit
1000-1200 kalori perhari untuk wanita dan 1200-1600 kalori perhari untuk pria.
Pembagian makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam 3 porsi besar makan pagi
(20%), siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi makanan ringan (10 -15 % ). Untuk
meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan secara
bertahap dan harus disesuaikan dengan kebiasaan makan.
12
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Sebagai suatu gangguan kesehatan, diabetes memberikan beban besar sebagai masalah
kesehatan dengan melihat bahwa:
1. Gejala-gejala DM sendiri cukup banyak dan berat, masing-masing gangguan cukup
member tantangan dalam mengatasinya. Mengahadapi gangguan perasaan lapar saja,
misalnya
suatu bentuk gangguan yang cukup berat dihadapi oleh setiap pasien, dimana keinginan untuk
menahan diri tidak makan.
2. DM merupakan penyakit yang mudah “kerja sama” dengan penyakit lain. Jika DM
melakukan kerjasama antar sesame kelompok “high blood sugar” maka mereka dapat
membentuk suatu “segitiga raja penyakit”.
3. Jika DM memasuki tahap komplikasi, komplikasi DM dimasuki semua jalur sistem tubuh
manusia. Secara umum, DM merupakan beban kesehatan masyarakat yang cukup berat
mengingat bahwa: 1. Diabetes tidak bisa disembuhkan, hanya bisa dikendalikan atau dicegat
(diperlambat). DM akan merupakan bagian keseharian seumur hidup seorang penderita. 2.
Rentan terhadap komplikasi, keadaan lanjut. Keadaan lanjut ini bisa menjadi karena pasien
merasa tidak sakit, sehingga melalaikan pengobatan dan perawatan. Selain itu tentu terlambat
mengunjungi dokter untuk melakukan diagnosis dan pengobatan. 3. Komplikasi DM berat
dan
dapat menyebabkan kematian.
B.Saran
13
Download
 of 14

DESCRIPTION

1. 1 MAKALAH GIZI DAN DIET DIET UNTUK PENYAKIT DIABETES MILITUS DI


SUSUN OLEH: KELOMPOK 4 1.KIKI INDRA SARI 2.WD.LISMAYANI 3.SUBANRIO
BAADI 4.SITI SHOLIHATIN 5.SITI ASRIWATI…
TRANSCRIPT

 1. 1 MAKALAH GIZI DAN DIET DIET UNTUK PENYAKIT DIABETES MILITUS DI


SUSUN OLEH: KELOMPOK 4 1.KIKI INDRA SARI 2.WD.LISMAYANI 3.SUBANRIO
BAADI 4.SITI SHOLIHATIN 5.SITI ASRIWATI 6.ARIS BANG 7.ULVAYAN 8.HALINA
9.WD.WIDIA WATI OMBI
 2. 2 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikumWr.Wb Puji dansyukurkami
panjatkankehadiratAllahSWT karenaHidayah-Nyalahtugas Farmakologi
tentang‘DiabetesMilitus”ini dapatterelesaikan.Dalampenyusunantugasini kami sebagai
penulis mengambil referensi ataumateri dari
internetdanbukupanduanyangterkaitdenganmateri ini,kemudiankami
susundanrangkummenjadibentukyang lebihterperinci. Penulismenyadari
bahwadalampenyusunantugasmakalahini masihterdapatyangsifatnya
membangunagarpenyusuntugasyangberikutnyabisalebihbaiklagi.
Wassalamu’alaikumWr.Wb . Raha,November, 2015 Penulis
 3. 3 DAFTAR ISI
SAMPUL......................................................................................................................................
...........i KATA
PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR
ISI...........................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar
balakang.................................................................................................1 B.
Tujuan................................................................................................................2 BAB 2
PEMBAHASAN A. Pengertian Diabetes
Militus..............................................................................3 B. Pengertian dan prinsip diet pada
penderita diabetes melitu.........................4 C. Tujuan dan syarat
diet.....................................................................................5 D. Pengaturan diet pada diabetes
melitus secara umum ...................................6 E. Faktor-Faktor penentu kebutuhan
energi .....................................................7 BAB 3 PENUTUP
A.Kesimpulan ............................................................................................................10
B.Saran........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang. Diabetes mellitus merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya akan
dipikirkan bila ada keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Secara epidemiologik diabetes seringkali
tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya adalah 7 tahun sebelum diagnosis
ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi
(Soegondo, et al., 2005). Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat
mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit menahun, seperti penyakit serebrovaskular,
penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, penyakit pada mata, ginjal, dan
syaraf. Jika kadar glukosa darah dapat selalu dikendalikan dengan baik, diharapkan semua
penyakit menahun tersebut dapat dicegah, atau setidaknya dihambat. Berbagai faktor genetik,
lingkungan dan cara hidup berperan dalam perjalanan penyakit diabetes (Soegondo, et al.,
2005). Berbagai penelitian menunjukan bahwa kepatuhan pada pengobatan penyakit yang
bersifat kronis baik dari segi medis maupun nutrisi, pada umumnya rendah. Dan penelitian
terhadap penyandang diabetes mendapatkan 75 % diantaranya menyuntik insulin dengan cara
yang tidak tepat, 58 % memakai dosis yang salah, dan 80 % tidak mengikuti diet yang tidak
dianjurkan.(Endang Basuki dalam Sidartawan Soegondo, dkk 2004). Jumlah penderita
penyakit diabetes melitus akhir-akhir ini menunjukan kenaikan yang bermakna di seluruh
dunia. Perubahan gaya hidup seperti pola makan dan berkurangnya aktivitas fisik dianggap
sebagai faktor-faktor penyebab terpenting. Oleh karenanya, DM dapat saja timbul pada orang
tanpa riwayat DM dalam keluarga dimana proses terjadinya penyakit memakan waktu
bertahun-tahun dan sebagian besar berlangsung tanpa gejala. Namun penyakit DM dapat
dicegah jika kita mengetahui dasar-dasar penyakit dengan baik dan mewaspadai perubahan
gaya hidup kita (Elvina Karyadi, 2006). B.Tujuan Tujuan makalah ini adalah mengetahui
tinjauan mengenai penyakit Diabetes Melitus baik darisegi pengertian, klasifikasi etiologis,
epidemiologi, gambaran klinis, patofisiologi, diagnosa, komplikasi, dan pemberian obat atau
prngobatan pasian Diabetes Melitus.
 5. 5 BAB II PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN DIABETES MELLITUS Diabetes
Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen
dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price & Wilson, 2005) Diabetes
Mellitus merupakan sekelompok kelainan kategori yang ditandai oleh kenaikan keadaan
glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002) Diabetes Mellitus
adalah suatu kelainan metabolisme kronik yang terjadi karena berbagai penyebab, ditandai
dengan konsentrasi glukosa darah melebihi normal, disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang diakibatkan oleh kelainan sekresi hormon insulin,
kelainan kerja insulin atau kedua- duanya (Depkes RI, 2005) Diabetes Mellitus merupakan
suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor
dimana didapat defisiensi insulin yang absolut atau relatif gangguan fungsi insulin (WHO,
2005) Seseorang dikatakan diabetes sesuai kriteria berdasarkan Standards of Medical Care in
Diabetes 2010 sbb: - A1c > 6,5 %, - Gula Darah Puasa FPG > 126 mg/dL (7 mmol/L), puasa
didefinisikan tidak adanya ambilan kalori sedikitnya selama 8 jam, - 2 jam glukosa plasma >
200 mg/dL (11,1 mmol/L) selama OGTT dengan asupan glukosa sebanding dengan 75
glukosa anhydrous yang dilarutkan, - Pasien dengan keluhan klasik hiperglikemia atau krisis
hiperglikemia dengan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L). Pilar utama
pengelolaan Diabetes Mellitus meliputi: a. Edukasi atau Penyuluhan, b. Terapi Gizi Medis
atau Pengaturan makan/diet, c. Latihan Jasmani, dan d. Intervensi Farmakologi atau obat
yang bersifat hipoglikemik Adapun yang akan dibahas adalah Terapi Gizi Medis atau
Pengaturan makan/diet pada penderita Diabetes Mellitus.
 6. 6 2.
PENGERTIAN DAN PRINSIP DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita diabetes
mellitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian makanan (Sulistyowati, Lilis,
2011) Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat
sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Menjadi diabetisi
sering segera dikaitkan dengan tidak boleh makan gula. Memang benar gula menaikkan gula
darah namun perlu diketahui bahwa semua makanan juga menaikkan gula darah. Pengaturan
makan (diet) merupakan komponen utama keberhasilan pengelolaan Diabetes Mellitus, akan
tetapi mempunyai kendala yang sangat besar yaitu kepatuhan seseorang untuk menjalaninya.
Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk
orang sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang beragam bergizi dan berimbang atau
lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan
zat gizi masing- masing individu. Hal yang sangat penting ditekankan adalah pola makan
yang disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis dan Jumlah makanan atau terkenal dengan
istilah 3 J. Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar
sepanjang hari.
3. TUJUAN DAN SYARAT DIET
Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu
pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik
yang lebih baik.
Sedangkan tujuan khusus yang diharapkan dari pengaturan diet pada penderita
diabetes mellitus ini adalah
: a. Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan keseimbangan
asupan makanan dengan insulin (endogen atau eksogen) atau obat hipoglikemik oral dan
tingkat aktifitas.
b. Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
c. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat badan
yang memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada
anak dan remaja, untuk meningkatkan kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi
penyembuhan dari penyakit katabolik.
Berat badan memadai
 7. 7diartikan sebagai berat badan yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik
jangka pendek maupun jangka panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun oleh
petugas kesehatan.
d. Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes yang menggunakan
insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek, masalah yang berhubungan
dengan kelainan jasmani dan komplikasi kronik diabetes seperti : penyakit ginjal, neuropati
automik, hipertensi dan penyakit jantung.
e. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal. Untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut, maka diet yang diberikan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Jumlah energi diberikan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur, jenis kelamin, tinggi
badan, aktivitas fisik, proses pertumbuhan, dan kelainan metabolik.
b. Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya, yaitu
berkisar 60 – 70% dari total konsumsi. Makanan/minuman yang mengandung gula dibatasi,
dan digunakan jenis karbohidrat kompleks/makanan yang berserat.
c. Protein berkisar 12 – 20%, dan digunakan protein yang bernilai biologi tinggi (nilai
cernanya tinggi).
d. Lemak berkisar antara 20 – 25%, dan lemak jenuh serta kolestrol tidak dikonsumsi
. e. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Makanan-makanan yang
dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus adalah: a. Sumber Karbohidrat
kompleks Seperti beras/nasi, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hunkue, makaroni, mie,
bihun, roti, dan biskuit. b. Protein Hewani Ayam tanpa kulit, daging tanpa lemak, ikan, dan
telur maksimal 2x/minggu. c. Sayuran Semua sayuran dianjurkan terutama yang berserat
tinggi atau berwarna hijau seperti bayam, kangkung, daun singkong, dll. d. Buah Semua buah
dianjurkan terutama yang berserat tinggi menurut jumlah yang sudah ditentukan. Makanan-
makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus adalah:
 8. 8 a. Makanan dan minuman yang mengandung gula murni seperti gula pasir/gula
merah, susu kental manis, dodol, cake, selai, sirup, kue tart, jelly, dll. b. Makanan yang
digoreng dan menggunakan santan kental (mengandung lemak jenuh). c. Makanan yang
mengandung banyak garam seperti ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan seperti
saus, kecap, abon, sarden kaleng, buah kalengan, dll.
4. PENGATURAN DIET PADA DIABETISI SECARA UMUM Pengaturan porsi makanan
sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan
ringan atau sedang (5-10 kg) sudah terbukti dapat meningkatkan kontrol diabetes, walaupun
berat badan idaman tidak dicapai. Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan
baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi.
Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata
sehari. Komposisi makanan yang dianjurkan meliputi: 1) Karbohidrat Rekomendasi ADA
tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total karbohidrat daripada jenisnya.
Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon
glikemik yang lebih rendah dari pada sebagian besar tepung-tepungan. Walaupun berbagai
tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada
jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi daripada sumber karbohidrat. Anjuran konsumsi
karbohidrat untuk diabetesi di Indonesia: a. 45-65% total asupan energi. b. Pembatasan
karbohidrat tidak dianjurkan < 130 g/hari. c. Makanan harus mengandung lebih banyak
karbohidrat terutama berserat tinggi. d. Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% sehari ( 3-4 sdm).
e. Makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari. Penggunaan
pemanis alternatif pada diabetesi, aman digunakan asal tidak melebihi batas aman (Accepted
Dialy Intake). a. Fruktosa < 50 gr/hr, jika berlebih menyebabkan diare b. Sorbitol < 30 gr,
jika berlebih menyebabkan kembung, diare c. Manitol < 20 gr/hr d. Aspartam 0 mg/ kg BB?
hr
 9. 9 e. Sakarin 1 gr/hr f. Acesulfame K 15 mg/kg BB/hr g. Siklamat 11 mg/kg BB/hr Bukti
ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan
tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan diabetes tipe 1 dan 2.
Sukrosa dari makanan harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan
tidak hanya dengan menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan subtitusi
ini kandungan zat gizi dari makanan- makanan manis yang pekat dan kandugan zat gizi lain
dari makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, seperti lemak yang sering
ada bersama sukrosa dalam makanan. Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil
daripada sukrosa dan kebanyakan karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa
dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun
pengaruhnya dalam jumlah besar (20% energi) potensial merugikan pada kolesterol dan LDL.
Penderita disiplemia hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar,
namun tidak ada alasan untuk menghindari makanan seperti buah-buahan dan sayuran yang
mengandung fruktosa alami maupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang mengandung
pemanis fruktosa. Sorbitol, manitol, dan xylitol adalah gula alkohol biasa mengandung 7
kalori/gram menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat
lain. Penggunaan pemanis tersebut secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh laksatif.
Sakarin, aspartame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada
semua penderita DM. 2) Serat Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama
dengan untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat
makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25
gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut air. 3) Protein Menurut konsensus
pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein untuk diabetisi 15%-20%
energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg
 10. 10 berat badan perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati
pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi. Sumber protein yang baik
adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak,
kacang-kacangan dan tahu-tempe. 4) Total lemak Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah
20-25% energi. lemak jenuh < 7% kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda Apabila
peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet disiplin diet
dislipidemia. Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. 5) Garam Anjuran asupan untuk orang dengan
diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g
(1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang,
dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau sama dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber
natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin dan soda. 6) Alkohol Anjuran penggunaan
alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat umum. Dalam keadaan
normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan alkohol dalam jumlah
sedang apabila diabetes terkendali dengan baik. Alkohol dapat meningkatkan resiko
hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin atau sulfonylurea. Karena itu
sebaiknya hanya diminum pada saat makan. Bagi orang dengan diabetes yang mempunyai
masalah kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati mungkin perlu
anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol. Asupan kalori dari alkohol
diperhitungkan sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai penukar lemak (1
minuman alcohol sama dengan 2 penukar lemak). Kebutuhan kalori
 11. 11 Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.
Komposisi energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-25% dari
lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan
diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang
besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor
yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan.
Perhitungan berat badan ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi: · BBI = 90% x
(TB dalam cm-100) x 1 kg · Bagi pria dengan TB di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150
cm , rumus modifikasi menjadi: BBI = (TB dalam cm – 100) x 1 kg · BB Normal : bila BB
ideal ± 10% · Kurus : < BBI - 10% · Gemuk : > BBI + 10% 5.Faktor-faktor penentu
kebutuhan energi yaitu: a. Jenis kelamin Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kkal/kg BB
ideal dan pria 30 kkal/kg BB ideal b. Umur Pasien usia > 40 tahun , kebutuhan kalori : · 40-
59 tahun dikurangi 5% dari energi basal · 60-69 tahun dikurangi 10 % dari energi basal · > 70
tahun dikurangi 20% dari energi basal · Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah
jauh lebih tinggi daripada orang dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB.
· Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada anak- anak
lebih daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya. c. Aktifitas fisik
atau pekerjaan Kebutuhan kalori ditambah sesuai dengan intensitas aktifitas fisik
Penambahan kalori dari aktifitas fisik: · Keadaan istirahat : ditambah 10% dari kebutuhan
basal · Keadaan aktifitas ringan: ditambahkan 20% dari kebutuhan basal · Keadaan aktifitas
sedang: ditambahkan 30% dari kebutuhan basal · Keadaan aktifitas berat dan sangat berat:
ditambahkan 40 & 50% dari kebutuhan basal
 12. 12 Jenis aktifitas dikelompokkan sebagai berikut : · Keadaan istirahat : berbaring di
tempat tidur. · Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga
dan lain-lain · Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak
perang, . · Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit. · Sangat berat :
tukang becak, tukang gali, pandai besi. d. Berat badan · Bila gemuk: dikurangi 20-30%
tergantung dari tingkat kegemukan. · Bila kurus: ditambah 20-30% tergantung dari tingkat
kekurusan untuk menambah berat badan. · Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori
yang diberikan paling sedikit 1000-1200 kalori perhari untuk wanita dan 1200-1600 kalori
perhari untuk pria. Pembagian makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam 3 porsi besar
makan pagi (20%), siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi makanan ringan (10 -15 % ).
Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan secara bertahap
dan harus disesuaikan dengan kebiasaan makan.
 13. 13 BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Sebagai suatu gangguan kesehatan, diabetes
memberikan beban besar sebagai masalah kesehatan dengan melihat bahwa: 1. Gejala-gejala
DM sendiri cukup banyak dan berat, masing-masing gangguan cukup member tantangan
dalam mengatasinya. Mengahadapi gangguan perasaan lapar saja, misalnya suatu bentuk
gangguan yang cukup berat dihadapi oleh setiap pasien, dimana keinginan untuk menahan
diri tidak makan. 2. DM merupakan penyakit yang mudah “kerja sama” dengan penyakit lain.
Jika DM melakukan kerjasama antar sesame kelompok “high blood sugar” maka mereka
dapat membentuk suatu “segitiga raja penyakit”. 3. Jika DM memasuki tahap komplikasi,
komplikasi DM dimasuki semua jalur sistem tubuh manusia. Secara umum, DM merupakan
beban kesehatan masyarakat yang cukup berat mengingat bahwa: 1. Diabetes tidak bisa
disembuhkan, hanya bisa dikendalikan atau dicegat (diperlambat). DM akan merupakan
bagian keseharian seumur hidup seorang penderita. 2. Rentan terhadap komplikasi, keadaan
lanjut. Keadaan lanjut ini bisa menjadi karena pasien merasa tidak sakit, sehingga melalaikan
pengobatan dan perawatan. Selain itu tentu terlambat mengunjungi dokter untuk melakukan
diagnosis dan pengobatan. 3. Komplikasi DM berat dan dapat menyebabkan kematian.
B.Saran Siswa sebaiknya mengetahui segala hal yang berkaitan dengan diabetes mellitus
seperti sejarah ditemukannya penyakit ini, hingga perkembangannya sampai sekarang. Begitu
pula dengan gejala, cara pencegahan dan cara mengobatinya, penting diketahui mengingat
diabetes adalah termasuk sepuluh besar penyakit yang menyebabkan kematian. diharapkan
mampu menyampaikannya kepada masyarakat luas. 13 Sehingga mahasiswa
 14. 14 DAFTAR PUSTAKA Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Rengganis, Iris dkk. 2007. Bunga Rampai Masalah Kesehatan
Dari Dalam Kandungan Sampai Lanjut Usia. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. www.ningharmanto.com. Diabetes Melitus: Gejala Penderita Diabetes
Melitus. (diakses pada 20 Desember 2011, 09.40 pm) www.oketips.com. Tips Kesehatan:
Mengulas Sejarah Penyakit Diabetes Mellitus pada 13 Desember 2011, 10.30 am) 15 (diakses
∙ Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi daripada orang
dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB.
∙ Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada anak-
anak lebih daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya.
c. Aktifitas fisik atau pekerjaan
Kebutuhan kalori ditambah sesuai dengan intensitas aktifitas fisik
Penambahan kalori dari aktifitas fisik:
∙ Keadaan istirahat : ditambah 10% dari kebutuhan basal
∙ Keadaan aktifitas ringan: ditambahkan 20% dari kebutuhan basal
∙ Keadaan aktifitas sedang: ditambahkan 30% dari kebutuhan basal
∙ Keadaan aktifitas berat dan sangat berat: ditambahkan 40 & 50% dari kebutuhan
basal
Jenis aktifitas dikelompokkan sebagai berikut :
∙ Keadaan istirahat : berbaring di tempat tidur.
∙ Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga dan
lain-lain
∙ Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak perang, .
∙ Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit.
∙ Sangat berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi.
d. Berat badan
∙ Bila gemuk: dikurangi 20-30% tergantung dari tingkat kegemukan.
∙ Bila kurus: ditambah 20-30% tergantung dari tingkat kekurusan untuk menambah
berat badan.
∙ Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling sedikit
1000-1200 kalori perhari untuk wanita dan 1200-1600 kalori perhari untuk pria.
Pembagian makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam 3 porsi besar makan pagi
(20%), siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi makanan ringan (10 -15 % ). Untuk
meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan secara
bertahap dan harus disesuaikan dengan kebiasaan makan.
12
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Sebagai suatu gangguan kesehatan, diabetes memberikan beban besar sebagai masalah
kesehatan dengan melihat bahwa:
1. Gejala-gejala DM sendiri cukup banyak dan berat, masing-masing gangguan cukup
member tantangan dalam mengatasinya. Mengahadapi gangguan perasaan lapar saja,
misalnya
suatu bentuk gangguan yang cukup berat dihadapi oleh setiap pasien, dimana keinginan untuk
menahan diri tidak makan.
2. DM merupakan penyakit yang mudah “kerja sama” dengan penyakit lain. Jika DM
melakukan kerjasama antar sesame kelompok “high blood sugar” maka mereka dapat
membentuk suatu “segitiga raja penyakit”.
3. Jika DM memasuki tahap komplikasi, komplikasi DM dimasuki semua jalur sistem tubuh
manusia. Secara umum, DM merupakan beban kesehatan masyarakat yang cukup berat
mengingat bahwa: 1. Diabetes tidak bisa disembuhkan, hanya bisa dikendalikan atau dicegat
(diperlambat). DM akan merupakan bagian keseharian seumur hidup seorang penderita. 2.
Rentan terhadap komplikasi, keadaan lanjut. Keadaan lanjut ini bisa menjadi karena pasien
merasa tidak sakit, sehingga melalaikan pengobatan dan perawatan. Selain itu tentu terlambat
mengunjungi dokter untuk melakukan diagnosis dan pengobatan. 3. Komplikasi DM berat
dan
dapat menyebabkan kematian.
B.Saran
13
Download
 of 14

DESCRIPTION

1. 1 MAKALAH GIZI DAN DIET DIET UNTUK PENYAKIT DIABETES MILITUS DI


SUSUN OLEH: KELOMPOK 4 1.KIKI INDRA SARI 2.WD.LISMAYANI 3.SUBANRIO
BAADI 4.SITI SHOLIHATIN 5.SITI ASRIWATI…
TRANSCRIPT

 1. 1 MAKALAH GIZI DAN DIET DIET UNTUK PENYAKIT DIABETES MILITUS DI


SUSUN OLEH: KELOMPOK 4 1.KIKI INDRA SARI 2.WD.LISMAYANI 3.SUBANRIO
BAADI 4.SITI SHOLIHATIN 5.SITI ASRIWATI 6.ARIS BANG 7.ULVAYAN 8.HALINA
9.WD.WIDIA WATI OMBI
 2. 2 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikumWr.Wb Puji dansyukurkami
panjatkankehadiratAllahSWT karenaHidayah-Nyalahtugas Farmakologi
tentang‘DiabetesMilitus”ini dapatterelesaikan.Dalampenyusunantugasini kami sebagai
penulis mengambil referensi ataumateri dari
internetdanbukupanduanyangterkaitdenganmateri ini,kemudiankami
susundanrangkummenjadibentukyang lebihterperinci. Penulismenyadari
bahwadalampenyusunantugasmakalahini masihterdapatyangsifatnya
membangunagarpenyusuntugasyangberikutnyabisalebihbaiklagi.
Wassalamu’alaikumWr.Wb . Raha,November, 2015 Penulis
 3. 3 DAFTAR ISI
SAMPUL......................................................................................................................................
...........i KATA
PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR
ISI...........................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar
balakang.................................................................................................1 B.
Tujuan................................................................................................................2 BAB 2
PEMBAHASAN A. Pengertian Diabetes
Militus..............................................................................3 B. Pengertian dan prinsip diet pada
penderita diabetes melitu.........................4 C. Tujuan dan syarat
diet.....................................................................................5 D. Pengaturan diet pada diabetes
melitus secara umum ...................................6 E. Faktor-Faktor penentu kebutuhan
energi .....................................................7 BAB 3 PENUTUP
A.Kesimpulan ............................................................................................................10
B.Saran........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang. Diabetes mellitus merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya akan
dipikirkan bila ada keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Secara epidemiologik diabetes seringkali
tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya adalah 7 tahun sebelum diagnosis
ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi
(Soegondo, et al., 2005). Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat
mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit menahun, seperti penyakit serebrovaskular,
penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, penyakit pada mata, ginjal, dan
syaraf. Jika kadar glukosa darah dapat selalu dikendalikan dengan baik, diharapkan semua
penyakit menahun tersebut dapat dicegah, atau setidaknya dihambat. Berbagai faktor genetik,
lingkungan dan cara hidup berperan dalam perjalanan penyakit diabetes (Soegondo, et al.,
2005). Berbagai penelitian menunjukan bahwa kepatuhan pada pengobatan penyakit yang
bersifat kronis baik dari segi medis maupun nutrisi, pada umumnya rendah. Dan penelitian
terhadap penyandang diabetes mendapatkan 75 % diantaranya menyuntik insulin dengan cara
yang tidak tepat, 58 % memakai dosis yang salah, dan 80 % tidak mengikuti diet yang tidak
dianjurkan.(Endang Basuki dalam Sidartawan Soegondo, dkk 2004). Jumlah penderita
penyakit diabetes melitus akhir-akhir ini menunjukan kenaikan yang bermakna di seluruh
dunia. Perubahan gaya hidup seperti pola makan dan berkurangnya aktivitas fisik dianggap
sebagai faktor-faktor penyebab terpenting. Oleh karenanya, DM dapat saja timbul pada orang
tanpa riwayat DM dalam keluarga dimana proses terjadinya penyakit memakan waktu
bertahun-tahun dan sebagian besar berlangsung tanpa gejala. Namun penyakit DM dapat
dicegah jika kita mengetahui dasar-dasar penyakit dengan baik dan mewaspadai perubahan
gaya hidup kita (Elvina Karyadi, 2006). B.Tujuan Tujuan makalah ini adalah mengetahui
tinjauan mengenai penyakit Diabetes Melitus baik darisegi pengertian, klasifikasi etiologis,
epidemiologi, gambaran klinis, patofisiologi, diagnosa, komplikasi, dan pemberian obat atau
prngobatan pasian Diabetes Melitus.
 5. 5 BAB II PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN DIABETES MELLITUS Diabetes
Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen
dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price & Wilson, 2005) Diabetes
Mellitus merupakan sekelompok kelainan kategori yang ditandai oleh kenaikan keadaan
glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002) Diabetes Mellitus
adalah suatu kelainan metabolisme kronik yang terjadi karena berbagai penyebab, ditandai
dengan konsentrasi glukosa darah melebihi normal, disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang diakibatkan oleh kelainan sekresi hormon insulin,
kelainan kerja insulin atau kedua- duanya (Depkes RI, 2005) Diabetes Mellitus merupakan
suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor
dimana didapat defisiensi insulin yang absolut atau relatif gangguan fungsi insulin (WHO,
2005) Seseorang dikatakan diabetes sesuai kriteria berdasarkan Standards of Medical Care in
Diabetes 2010 sbb: - A1c > 6,5 %, - Gula Darah Puasa FPG > 126 mg/dL (7 mmol/L), puasa
didefinisikan tidak adanya ambilan kalori sedikitnya selama 8 jam, - 2 jam glukosa plasma >
200 mg/dL (11,1 mmol/L) selama OGTT dengan asupan glukosa sebanding dengan 75
glukosa anhydrous yang dilarutkan, - Pasien dengan keluhan klasik hiperglikemia atau krisis
hiperglikemia dengan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L). Pilar utama
pengelolaan Diabetes Mellitus meliputi: a. Edukasi atau Penyuluhan, b. Terapi Gizi Medis
atau Pengaturan makan/diet, c. Latihan Jasmani, dan d. Intervensi Farmakologi atau obat
yang bersifat hipoglikemik Adapun yang akan dibahas adalah Terapi Gizi Medis atau
Pengaturan makan/diet pada penderita Diabetes Mellitus.
 6. 6 2. PENGERTIAN DAN PRINSIP DIET PADA PENDERITA DIABETES
MELLITUS Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita
diabetes mellitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian makanan (Sulistyowati,
Lilis, 2011) Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi
karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Menjadi
diabetisi sering segera dikaitkan dengan tidak boleh makan gula. Memang benar gula
menaikkan gula darah namun perlu diketahui bahwa semua makanan juga menaikkan gula
darah. Pengaturan makan (diet) merupakan komponen utama keberhasilan pengelolaan
Diabetes Mellitus, akan tetapi mempunyai kendala yang sangat besar yaitu kepatuhan
seseorang untuk menjalaninya. Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes hampir
sama dengan anjuran makan untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang
beragam bergizi dan berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya adalah
sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing- masing individu. Hal yang sangat
penting ditekankan adalah pola makan yang disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis dan
Jumlah makanan atau terkenal dengan istilah 3 J. Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa
sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari. 3. TUJUAN DAN SYARAT DIET Tujuan
utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu pasien memperbaiki
kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik.
Sedangkan tujuan khusus yang diharapkan dari pengaturan diet pada penderita diabetes
mellitus ini adalah: a. Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan
keseimbangan asupan makanan dengan insulin (endogen atau eksogen) atau obat
hipoglikemik oral dan tingkat aktifitas. b. Mencapai kadar serum lipid yang optimal. c.
Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang
memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada anak
dan remaja, untuk meningkatkan kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi
penyembuhan dari penyakit katabolik. Berat badan memadai
 7. 7 diartikan sebagai berat badan yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik
jangka pendek maupun jangka panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun oleh
petugas kesehatan. d. Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes
yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek, masalah
yang berhubungan dengan kelainan jasmani dan komplikasi kronik diabetes seperti : penyakit
ginjal, neuropati automik, hipertensi dan penyakit jantung. e. Meningkatkan kesehatan secara
keseluruhan melalui gizi yang optimal. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka diet
yang diberikan harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. Jumlah energi diberikan sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan umur, jenis kelamin, tinggi badan, aktivitas fisik, proses
pertumbuhan, dan kelainan metabolik. b. Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan
kesanggupan tubuh untuk menggunakannya, yaitu berkisar 60 – 70% dari total konsumsi.
Makanan/minuman yang mengandung gula dibatasi, dan digunakan jenis karbohidrat
kompleks/makanan yang berserat. c. Protein berkisar 12 – 20%, dan digunakan protein yang
bernilai biologi tinggi (nilai cernanya tinggi). d. Lemak berkisar antara 20 – 25%, dan lemak
jenuh serta kolestrol tidak dikonsumsi. e. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan
kebutuhannya. Makanan-makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes
Mellitus adalah: a. Sumber Karbohidrat kompleks Seperti beras/nasi, kentang, singkong,
terigu, tapioka, gula, hunkue, makaroni, mie, bihun, roti, dan biskuit. b. Protein Hewani
Ayam tanpa kulit, daging tanpa lemak, ikan, dan telur maksimal 2x/minggu. c. Sayuran
Semua sayuran dianjurkan terutama yang berserat tinggi atau berwarna hijau seperti bayam,
kangkung, daun singkong, dll. d. Buah Semua buah dianjurkan terutama yang berserat tinggi
menurut jumlah yang sudah ditentukan. Makanan-makanan yang tidak dianjurkan untuk
dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus adalah:
 8. 8 a. Makanan dan minuman yang mengandung gula murni seperti gula pasir/gula
merah, susu kental manis, dodol, cake, selai, sirup, kue tart, jelly, dll. b. Makanan yang
digoreng dan menggunakan santan kental (mengandung lemak jenuh). c. Makanan yang
mengandung banyak garam seperti ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan seperti
saus, kecap, abon, sarden kaleng, buah kalengan, dll. 4. PENGATURAN DIET PADA
DIABETISI SECARA UMUM Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan
zat gizi tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10 kg) sudah
terbukti dapat meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai.
Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan
energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori
sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata sehari. Komposisi makanan
yang dianjurkan meliputi: 1) Karbohidrat Rekomendasi ADA tahun 1994 lebih memfokuskan
pada jumlah total karbohidrat daripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal.
Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik yang lebih rendah dari pada
sebagian besar tepung-tepungan. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon
glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang
dikonsumsi daripada sumber karbohidrat. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk diabetesi di
Indonesia: a. 45-65% total asupan energi. b. Pembatasan karbohidrat tidak dianjurkan < 130
g/hari. c. Makanan harus mengandung lebih banyak karbohidrat terutama berserat tinggi. d.
Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% sehari ( 3-4 sdm). e. Makan 3 kali sehari untuk
mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari. Penggunaan pemanis alternatif pada
diabetesi, aman digunakan asal tidak melebihi batas aman (Accepted Dialy Intake). a.
Fruktosa < 50 gr/hr, jika berlebih menyebabkan diare b. Sorbitol < 30 gr, jika berlebih
menyebabkan kembung, diare c. Manitol < 20 gr/hr d. Aspartam 0 mg/ kg BB?hr
 9. 9 e. Sakarin 1 gr/hr f. Acesulfame K 15 mg/kg BB/hr g. Siklamat 11 mg/kg BB/hr Bukti
ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan
tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan diabetes tipe 1 dan 2.
Sukrosa dari makanan harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan
tidak hanya dengan menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan subtitusi
ini kandungan zat gizi dari makanan- makanan manis yang pekat dan kandugan zat gizi lain
dari makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, seperti lemak yang sering
ada bersama sukrosa dalam makanan. Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil
daripada sukrosa dan kebanyakan karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa
dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun
pengaruhnya dalam jumlah besar (20% energi) potensial merugikan pada kolesterol dan LDL.
Penderita disiplemia hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar,
namun tidak ada alasan untuk menghindari makanan seperti buah-buahan dan sayuran yang
mengandung fruktosa alami maupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang mengandung
pemanis fruktosa. Sorbitol, manitol, dan xylitol adalah gula alkohol biasa mengandung 7
kalori/gram menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat
lain. Penggunaan pemanis tersebut secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh laksatif.
Sakarin, aspartame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada
semua penderita DM. 2) Serat Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama
dengan untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat
makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25
gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut air. 3) Protein Menurut konsensus
pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein untuk diabetisi 15%-20%
energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg
 10. 10 berat badan perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati
pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi. Sumber protein yang baik
adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak,
kacang-kacangan dan tahu-tempe. 4) Total lemak Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah
20-25% energi. lemak jenuh < 7% kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda Apabila
peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet disiplin diet
dislipidemia. Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. 5) Garam Anjuran asupan untuk orang dengan
diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g
(1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang,
dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau sama dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber
natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin dan soda. 6) Alkohol Anjuran penggunaan
alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat umum. Dalam keadaan
normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan alkohol dalam jumlah
sedang apabila diabetes terkendali dengan baik. Alkohol dapat meningkatkan resiko
hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin atau sulfonylurea. Karena itu
sebaiknya hanya diminum pada saat makan. Bagi orang dengan diabetes yang mempunyai
masalah kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati mungkin perlu
anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol. Asupan kalori dari alkohol
diperhitungkan sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai penukar lemak (1
minuman alcohol sama dengan 2 penukar lemak). Kebutuhan kalori
 11. 11 Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.
Komposisi energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-25% dari
lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan
diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang
besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor
yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan.
Perhitungan berat badan ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi: · BBI = 90% x
(TB dalam cm-100) x 1 kg · Bagi pria dengan TB di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150
cm , rumus modifikasi menjadi: BBI = (TB dalam cm – 100) x 1 kg · BB Normal : bila BB
ideal ± 10% · Kurus : < BBI - 10% · Gemuk : > BBI + 10% 5.Faktor-faktor penentu
kebutuhan energi yaitu: a. Jenis kelamin Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kkal/kg BB
ideal dan pria 30 kkal/kg BB ideal b. Umur Pasien usia > 40 tahun , kebutuhan kalori : · 40-
59 tahun dikurangi 5% dari energi basal · 60-69 tahun dikurangi 10 % dari energi basal · > 70
tahun dikurangi 20% dari energi basal · Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah
jauh lebih tinggi daripada orang dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB.
· Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada anak- anak
lebih daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya. c. Aktifitas fisik
atau pekerjaan Kebutuhan kalori ditambah sesuai dengan intensitas aktifitas fisik
Penambahan kalori dari aktifitas fisik: · Keadaan istirahat : ditambah 10% dari kebutuhan
basal · Keadaan aktifitas ringan: ditambahkan 20% dari kebutuhan basal · Keadaan aktifitas
sedang: ditambahkan 30% dari kebutuhan basal · Keadaan aktifitas berat dan sangat berat:
ditambahkan 40 & 50% dari kebutuhan basal
 12. 12 Jenis aktifitas dikelompokkan sebagai berikut : · Keadaan istirahat : berbaring di
tempat tidur. · Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga
dan lain-lain · Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak
perang, . · Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit. · Sangat berat :
tukang becak, tukang gali, pandai besi. d. Berat badan · Bila gemuk: dikurangi 20-30%
tergantung dari tingkat kegemukan. · Bila kurus: ditambah 20-30% tergantung dari tingkat
kekurusan untuk menambah berat badan. · Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori
yang diberikan paling sedikit 1000-1200 kalori perhari untuk wanita dan 1200-1600 kalori
perhari untuk pria. Pembagian makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam 3 porsi besar
makan pagi (20%), siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi makanan ringan (10 -15 % ).
Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan secara bertahap
dan harus disesuaikan dengan kebiasaan makan.
 13. 13 BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Sebagai suatu gangguan kesehatan, diabetes
memberikan beban besar sebagai masalah kesehatan dengan melihat bahwa: 1. Gejala-gejala
DM sendiri cukup banyak dan berat, masing-masing gangguan cukup member tantangan
dalam mengatasinya. Mengahadapi gangguan perasaan lapar saja, misalnya suatu bentuk
gangguan yang cukup berat dihadapi oleh setiap pasien, dimana keinginan untuk menahan
diri tidak makan. 2. DM merupakan penyakit yang mudah “kerja sama” dengan penyakit lain.
Jika DM melakukan kerjasama antar sesame kelompok “high blood sugar” maka mereka
dapat membentuk suatu “segitiga raja penyakit”. 3. Jika DM memasuki tahap komplikasi,
komplikasi DM dimasuki semua jalur sistem tubuh manusia. Secara umum, DM merupakan
beban kesehatan masyarakat yang cukup berat mengingat bahwa: 1. Diabetes tidak bisa
disembuhkan, hanya bisa dikendalikan atau dicegat (diperlambat). DM akan merupakan
bagian keseharian seumur hidup seorang penderita. 2. Rentan terhadap komplikasi, keadaan
lanjut. Keadaan lanjut ini bisa menjadi karena pasien merasa tidak sakit, sehingga melalaikan
pengobatan dan perawatan. Selain itu tentu terlambat mengunjungi dokter untuk melakukan
diagnosis dan pengobatan. 3. Komplikasi DM berat dan dapat menyebabkan kematian.
B.Saran Siswa sebaiknya mengetahui segala hal yang berkaitan dengan diabetes mellitus
seperti sejarah ditemukannya penyakit ini, hingga perkembangannya sampai sekarang. Begitu
pula dengan gejala, cara pencegahan dan cara mengobatinya, penting diketahui mengingat
diabetes adalah termasuk sepuluh besar penyakit yang menyebabkan kematian. diharapkan
mampu menyampaikannya kepada masyarakat luas. 13 Sehingga mahasiswa
 14. 14 DAFTAR PUSTAKA Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Rengganis, Iris dkk. 2007. Bunga Rampai Masalah Kesehatan
Dari Dalam Kandungan Sampai Lanjut Usia. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. www.ningharmanto.com. Diabetes Melitus: Gejala Penderita Diabetes
Melitus. (diakses pada 20 Desember 2011, 09.40 pm) www.oketips.com. Tips Kesehatan:
Mengulas Sejarah Penyakit Diabetes Mellitus pada 13 Desember 2011, 10.30 am) 15 (diakses
itHaSwaR
WelCoMe tO mY oWn paRadiSe
Senin, 03 Juni 2013
DIET UNTUK PENYAKIT DIABETES MELITUS

1.      PENGERTIAN DIABETES MELLITUS

Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price & Wilson, 2005)

Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan kategori yang ditandai oleh kenaikan
keadaan glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002)

Diabetes Mellitus adalah suatu kelainan metabolisme kronik yang terjadi karena berbagai
penyebab, ditandai dengan konsentrasi glukosa darah melebihi normal, disertai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang diakibatkan oleh kelainan
sekresi hormon insulin, kelainan kerja insulin atau kedua-duanya (Depkes RI, 2005)

Diabetes Mellitus merupakan suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang
merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin yang absolut atau
relatif gangguan fungsi insulin (WHO, 2005)

Seseorang dikatakan diabetes sesuai kriteria berdasarkan Standards of Medical Care in


Diabetes 2010 sbb: - A1c > 6,5 %, - Gula Darah Puasa FPG > 126 mg/dL (7 mmol/L), puasa
didefinisikan tidak adanya ambilan kalori sedikitnya selama 8 jam, - 2 jam glukosa plasma >
200 mg/dL (11,1 mmol/L) selama OGTT dengan asupan glukosa sebanding dengan 75
glukosa anhydrous yang dilarutkan, - Pasien dengan keluhan klasik hiperglikemia atau krisis
hiperglikemia dengan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L).

Pilar utama pengelolaan Diabetes Mellitus meliputi:

a.       Edukasi atau Penyuluhan,

b.      Terapi Gizi Medis atau Pengaturan makan/diet,

c.       Latihan Jasmani, dan

d.      Intervensi Farmakologi atau obat yang bersifat hipoglikemik

Adapun yang akan dibahas adalah Terapi Gizi Medis atau Pengaturan makan/diet pada
penderita Diabetes Mellitus.

2.      PENGERTIAN DAN PRINSIP DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita diabetes mellitus
berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian makanan (Sulistyowati, Lilis, 2011)

Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat
sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Menjadi diabetisi
sering segera dikaitkan dengan tidak boleh makan gula. Memang benar gula menaikkan gula
darah namun perlu diketahui bahwa semua makanan juga menaikkan gula darah.
Pengaturan makan (diet) merupakan komponen utama keberhasilan pengelolaan Diabetes
Mellitus, akan tetapi mempunyai kendala yang sangat besar yaitu kepatuhan seseorang untuk
menjalaninya. Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes hampir sama dengan
anjuran makan untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang beragam bergizi
dan berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya adalah sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Hal yang sangat penting ditekankan
adalah pola makan yang disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis dan Jumlah makanan atau
terkenal dengan istilah 3 J. Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat
gizi tersebar sepanjang hari.

3.      TUJUAN DAN SYARAT DIET

Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu pasien
memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang
lebih baik.

Sedangkan tujuan khusus yang diharapkan dari pengaturan diet pada penderita diabetes
mellitus ini adalah:

a.      Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan keseimbangan asupan


makanan dengan insulin (endogen atau eksogen) atau obat hipoglikemik oral dan tingkat
aktifitas.

b.      Mencapai kadar serum lipid yang optimal.

c.       Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang
memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada anak
dan remaja, untuk meningkatkan kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi
penyembuhan dari penyakit katabolik. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan
yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik jangka pendek maupun jangka panjang
oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun oleh petugas kesehatan.
d.      Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes yang menggunakan
insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek, masalah yang berhubungan
dengan kelainan jasmani dan komplikasi kronik diabetes seperti : penyakit ginjal, neuropati
automik, hipertensi dan penyakit jantung.

e.      Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka diet yang diberikan harus memenuhi syarat
sebagai berikut:

a.      Jumlah energi diberikan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur, jenis kelamin, tinggi
badan, aktivitas fisik, proses pertumbuhan, dan kelainan metabolik.

b.      Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya, yaitu


berkisar 60 – 70% dari total konsumsi. Makanan/minuman yang mengandung gula dibatasi,
dan digunakan jenis karbohidrat kompleks/makanan yang berserat.

c.       Protein berkisar 12 – 20%, dan digunakan protein yang bernilai biologi tinggi (nilai
cernanya tinggi).

d.      Lemak berkisar antara 20 – 25%, dan lemak jenuh serta kolestrol tidak dikonsumsi.

e.      Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan kebutuhannya.

3. Makanan-makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus


adalah:
a.      Sumber Karbohidrat kompleks

Seperti beras/nasi, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hunkue, makaroni, mie, bihun,
roti, dan biskuit.

b.      Protein Hewani

Ayam tanpa kulit, daging tanpa lemak, ikan, dan telur maksimal 2x/minggu.

c.       Sayuran

Semua sayuran dianjurkan terutama yang berserat tinggi atau berwarna hijau seperti bayam,
kangkung, daun singkong, dll.

d.      Buah

Semua buah dianjurkan terutama yang berserat tinggi menurut jumlah yang sudah ditentukan.

4. Makanan-makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes


Mellitus adalah:

a.      Makanan dan minuman yang mengandung gula murni seperti gula pasir/gula merah, susu
kental manis, dodol, cake, selai, sirup, kue tart, jelly, dll.

b.      Makanan yang digoreng dan menggunakan santan kental (mengandung lemak jenuh).

c.       Makanan yang mengandung banyak garam seperti ikan asin, telur asin, makanan yang
diawetkan seperti saus, kecap, abon, sarden kaleng, buah kalengan, dll.
4.      PENGATURAN DIET PADA DIABETISI SECARA UMUM

Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.
Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10 kg) sudah terbukti dapat meningkatkan
kontrol diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai. Penurunan berat badan dapat
diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan
peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal
lebih rendah dari asupan rata-rata sehari.

Komposisi makanan yang dianjurkan meliputi:

1)      Karbohidrat

Rekomendasi ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total karbohidrat daripada
jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai
respon glikemik yang lebih rendah dari pada sebagian besar tepung-tepungan. Walaupun
berbagai tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya
lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi daripada sumber karbohidrat.

Anjuran konsumsi karbohidrat untuk diabetesi di Indonesia:

a.      45-65% total asupan energi.

b.      Pembatasan karbohidrat tidak dianjurkan < 130 g/hari.

c.       Makanan harus mengandung lebih banyak karbohidrat terutama berserat tinggi.

d.      Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% sehari ( 3-4 sdm).


e.      Makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari.

Penggunaan pemanis alternatif pada diabetesi, aman digunakan asal tidak melebihi batas
aman (Accepted Dialy Intake).

a.      Fruktosa < 50 gr/hr, jika berlebih menyebabkan diare

b.      Sorbitol < 30 gr, jika berlebih menyebabkan kembung, diare

c.       Manitol < 20 gr/hr

d.      Aspartam 0 mg/ kg BB?hr

e.      Sakarin 1 gr/hr

f.        Acesulfame K 15 mg/kg BB/hr

g.      Siklamat 11 mg/kg BB/hr

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan
makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan diabetes tipe 1 dan
2. Sukrosa dari makanan harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain
dan tidak hanya dengan menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan
subtitusi ini kandungan zat gizi dari makanan-makanan manis yang pekat dan kandugan zat
gizi lain dari makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, seperti lemak
yang sering ada bersama sukrosa dalam makanan.

Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan kebanyakan


karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan keuntungan
sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun pengaruhnya dalam jumlah besar (20%
energi) potensial merugikan pada kolesterol dan LDL. Penderita disiplemia hendaknya
menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada alasan untuk
menghindari makanan seperti buah-buahan dan sayuran yang mengandung fruktosa alami
maupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang mengandung pemanis fruktosa.

Sorbitol, manitol, dan xylitol adalah gula alkohol biasa mengandung 7 kalori/gram
menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain.
Penggunaan pemanis tersebut secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh laksatif. Sakarin,
aspartame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada semua
penderita DM.

2)      Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang yang tidak
diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari berbagai sumber bahan
makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari dengan
mengutamakan serat larut air.

3)      Protein

Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein untuk
diabetisi 15%-20% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat badan
perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan
65% hendaknya bernilai biologic tinggi.

Sumber protein yang baik adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit,
produk susu rendah lemak, kacang-kacangan dan tahu-tempe.

4)      Total lemak

Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak jenuh < 7% kebutuhan
energi dan lemak tidak jenuh ganda <10 300="" asupan="" dari="" dibatasi="" energi=""
hendaknya="" jenuh="" kebutuhan="" kolesterol="" lebih="" lemak="" makanan="" mg=""
perhari.="" sedangkan="" selebihnya="" span="" tidak="" tunggal.="">
Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet disiplin diet
dislipidemia. Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

5)      Garam
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih
dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang menderita
hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau sama dengan 6
gr/hari garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin dan soda.

6)      Alkohol
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat umum.
Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan alkohol
dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik. Alkohol dapat meningkatkan
resiko hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin atau sulfonylurea. Karena itu
sebaiknya hanya diminum pada saat makan. Bagi orang dengan diabetes yang mempunyai
masalah kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati mungkin perlu
anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol. Asupan kalori dari alkohol
diperhitungkan sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai penukar lemak (1
minuman alcohol sama dengan 2 penukar lemak).

Kebutuhan kalori

Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Komposisi
energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-25% dari lemak. Ada
beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan diabetes. Di
antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30
kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis
kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan.

Perhitungan berat badan ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi:

·         BBI = 90% x (TB dalam cm-100) x 1 kg


·         Bagi pria dengan TB di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm , rumus modifikasi
menjadi: BBI = (TB dalam cm – 100) x 1 kg

·         BB Normal : bila BB ideal ± 10%

·         Kurus : < BBI - 10%

·         Gemuk : > BBI + 10%

Faktor-faktor penentu kebutuhan energi yaitu:

a.      Jenis kelamin

Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kkal/kg BB ideal dan pria 30 kkal/kg BB ideal

b.      Umur

Pasien usia > 40 tahun , kebutuhan kalori :

·         40-59 tahun dikurangi 5% dari energi basal

·         60-69 tahun dikurangi 10 % dari energi basal

·         > 70 tahun dikurangi 20% dari energi basal

·         Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi daripada orang dewasa,
dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB.
·         Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada anak-anak
lebih daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya.

c.       Aktifitas fisik atau pekerjaan

Kebutuhan kalori ditambah sesuai dengan intensitas aktifitas fisik

Penambahan kalori dari aktifitas fisik:

·         Keadaan istirahat : ditambah 10% dari kebutuhan basal

·         Keadaan aktifitas ringan: ditambahkan 20% dari kebutuhan basal

·         Keadaan aktifitas sedang: ditambahkan 30% dari kebutuhan basal

·         Keadaan aktifitas berat dan sangat berat: ditambahkan 40 & 50% dari kebutuhan basal

Jenis aktifitas dikelompokkan sebagai berikut :

·         Keadaan istirahat : berbaring di tempat tidur.

·         Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga dan lain-lain

·         Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak perang, .

·         Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit.


·         Sangat berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi.

d.      Berat badan

·         Bila gemuk: dikurangi 20-30% tergantung dari tingkat kegemukan.

·         Bila kurus: ditambah 20-30% tergantung dari tingkat kekurusan untuk menambah berat
badan.

·         Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling sedikit 1000-
1200 kalori perhari untuk wanita dan 1200-1600 kalori perhari untuk pria.

Pembagian makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam 3 porsi besar makan pagi (20%),
siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi makanan ringan (10 -15 % ). Untuk meningkatkan
kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan secara bertahap dan harus
disesuaikan dengan kebiasaan makan.

5.      PENGATURAN MAKANAN PADA DM TIPE I

Waktu pemberian makanan untuk penderita yang medapat insulin


jenis intermediate atau long acting harus disesuaikan dengan waktu saat insulin bekerja. Bila
makanan terlambat diberikan, maka saat insulin bekerja, tidak ada makanan atau makanan
kurang dari seharusnya, sehingga terjadi hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari
normal).Gejala-gejala hipoglikemia antara lain gemetar, berkeringat, lelah, lapar, gampang
tersinggung, bingung, detak jantung cepat sekali, pandangan kabur, nyeri kepala, tubuh
kebas, atau kesemutan di sekitar mulut dan bibir, bahkan bisa kejang-kejang atau pingsan.
Sebaliknya bila makanan terlalu banyak, tidak sesuai dengan jumlah insulin yang diberikan,
maka akan terjadi hiperglikemia (kadar gula darah lebih dari normal). Seringkali, menu
makanan yang tepat dan waktu makan yang teratur dapat mencegah problem-problem
tersebut.
Untuk mengurangi resiko terjadinya kardiovaskuler, makanan untuk semua penderita
diabetes harus mempunyai kandungan lemak yang rendah. Kandungan lemak tidak boleh
lebih dari 30% dari total energi dengan perbandingan antara asam lemak jenuh dan tak jenuh
1:1, dan kandungan kolesterol kurang dari 350 mg per hari.

Penderita DM dianjurkan untuk mengkonsumsi serat dalam jumlah yang cukup. Serat
dalam jumlah cukup akan menurunkan kecepatan absorpsi karbohidrat serta menurunkan
kadar lipid dalam serum, sehingga dapat menekan kenaikan kadar gula darah setelah makan.
Selain itu juga dapat menekan kenaikan kadar kolesterol yang diekskresikan ke dalam usus
dari empedu.

6.      PENGATURAN MAKANAN PADA DM TIPE II

Pada penderita DM tipe II, pengaturan makanan merupakan hal yang sangat penting. Bila
hasil pengaturan makanan tidak sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan obat-obat
hipoglikemia OAD (oral anti-diabetic) atau insulin.

Mayoritas penderita DM tipe II mengalami obesitas, oleh karena itu tujuan utama dari
pengaturan makanan adalah menurunkan berat badan ke berat badan ideal. Untuk itu
penderita diberi diet rendah kalori atau rendah energi. Dengan diet rendah kalori, pada
umumnya keadaaan hiperglikemia dapat diperbaiki. Pada beberapa penderita, pengurangan
jumlah total energi waktu puasa dapat menormalkan kadar glukosa

    Penderita DM tipe II yang kurus tidak memerlukan pembatasan jumlah energi yang ketat.
Akan tetapi, semua penderita diabetes tipe II harus mengurangi lemak dan kolesterol serta
meningkatkan rasio asam lemak tak jenuh dengan asam lemak jenuh.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Pentingnya Pengaturan Diet bagi Penderita DiabetesMellitus. http://4-


healthyfood.blogspot.com/2008/03/pentingnya-pengaturan-diet-bagi.html. Diakses pada
tanggal 30 Desember 2012.

Anonim. 2010. Pengaturan Makan bagi Diabetisi.http://indodiabetes.com/pengaturan-makan-bagi-


diabetisi.html. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.

Bimantaro, Yoga. 2011. Penatalaksanaan Gizi pada


DiabetesMellitus.http://www.morphostlab.com/artikel/penatalaksanaan-gizi-pada-pasien-
diabetes-mellitus.html. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.

Mariyani, Lisa. 2008. Pengaturan Makan pada Penyandang Diabetes Mellitus – Bag.


1.http://kulinersehat.wordpress.com/2008/10/29/pengaturan-makan-pada-penyandang-
diabetes-mellitus-bag-1/. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.
Munif. 2012. Diet pada Diabetes
Mellitus.http://helpingpeopleideas.com/publichealth/index.php/2012/01/diet-pada-diabetes-
mellitus/. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.

Pramono. 2012. Diet pada Diabetes Mellitus.http://rsulin.com/berita-157-diet-pada-diabetes-


mellitus.html. Diakses tanggal 30 Desember 2012.

Putro, Prayugo, J.S. 2012. Pola Diit Tepat Jumlah, Jadwal, dan Jenis terhadap Kadar Gula Darah
Pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Kediri: Jurnal STIKES Volume 5, No. 1.

Sulistyowati, Lilis. 2011. Diet Diabetes Mellitus.http://oesasena.blogspot.com/2010/03/diet-


diabetes-mellitus.html. Diakses tanggal 30 Desember 2012.

Diposting oleh itHaSwaR di 00.10.00 

Label: Diet Diabetes Mellitus

Lokasi: Makassar, Indonesia

1 komentar:

1.

EXPO CPNS BUMN9 Mei 2015 16.07

Terima kasih banyak infonya, lagi butuh asupan ni. 


Lowongan Kerja Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
http://expocpnsbumn.blogspot.com/2015/05/lowongan-kerja-lembaga-penjamin-
simpanan.html
Balas

Posting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Total Tayangan Halaman

 27039

'bOut Me!

itHaSwaR
Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia

notHing to expLain 'bOut me!


Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
 ▼  2013 (1)
o ▼  Juni (1)
 DIET UNTUK PENYAKIT DIABETES MELITUS
 ►  2012 (23)
 ►  2009 (1)
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Ada kesalahan di dalam gadget ini

itHasWaR. Tema Tanda Air. Gambar tema oleh Airyelf. Diberdayakan oleh Blogger.

Owreinzz’s Blog
Just another WordPress.com weblog

diabetes melitus

June 27, 2010 owreinzz 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1       Gambaran Umum

Diet adalah penatalaksanaan yang penting dari kedua tipe DM. Makanan yang masuk harus dibagi merata sepanjang
hari, ini harus konsisten dari hari ke hari. Adalah sangat penting bagi pasien yang menerima insulin dikoordinasikan
antara makanan yang masuk dengan aktivitas insulin. Orang dengan tipe DM tipe II cenderung kegemukan, dimana ini
berhubungan dengan resistensi insulin dan hiperglikemia. Toleransi glukosa sering membaik dengan penurunan berat
badan.

Diabetes Melitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan hormone insulin secara absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai
dengan latihan jasmai dan perubahan perilaku tentang makanan.

2.2       Tujuan Diet

Tujuan diet penyakit Diabetes Melitus adalah membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan berolahraga untuk
mendapatkan control metabolic yang lebih baik dengan cara :

1. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan
dengan insulin (endogenous atau exogenous), dengan obat penurun glukosa oral dan aktivitas fisik.
2. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
3. Member cukup energy untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal.
4. Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia,
komplokasi jangka pendek dan jangka lama serta masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani.
5. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.

2.3       Syarat Diet

Syarat-syarat diet penyakit diabetes mellitus adalah :

1. Energy cukup mencapai dan mempertahankan berat badan normal kebutuhan energy ditentukan dengan
memperhitungkan kebutuhan untuk metabolism basal sebesar 25-30 kkal/kg BB normal, ditambah kebutuhan
untuk aktivitas fisik dan keadaan khusus, misalnya dibagi dalam 3 porsi besar, yaitu makan pagi (20%), siang
(30%), sore (25%), serta 2-3 porsi kecil untuk makanan selingan (masing-masing 10-15%).
2. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total.
3. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan eneri total, dalam bentuk < 10% dari kebutuan energy
total berasal dari lemak jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan sisanya dari lemak tidak jenuh
tungal. Asupan kolesterol makanan dibatasi, yaitu ≤300 mg hari.
4. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energy total, yaitu 60-70%.
5. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai
bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai 5% dari
kebutuhan energy total.
6. Penggunaan gula alternative dalam jumlah terbatas. Gula alternative adalah bahan pemanis selain sakarosa.
Ada dua jenis gula alternative yaitu yang bergizi dan yang tidak bergizi. Gula alternative bergizi adalah
fruktosa, gula alcohol berupa sorbitol, monitol dan silotol, sedangkan gula alternative tak bergizi adalah
aspartame dan sakarin. Penggunaan gula alternative hendaknya dalam jumlah terbatas. Fruktosa dalam
jumlah 20% dari kebutuhan energy total dapat meningkatkan kolesterol dan LDL, sedangkan gula alcohol
dalam jumlah berlebihan mempunyai pengaruh laksatif.
7. Asupan  serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat di dalam sayur dan
buah. Menu seimbang rata-rata memenuhi kebutuhan serat sehari.
8. Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur
seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari. Apabila mengalami hipertensi, asupan garam harus dikurangi.
9. Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan vitamin dan mineral dala
bentuk suplemen tidak diperlukan.

2.4       Distribusi Kalori

1. Karbohidrat : 50-60 % dari total kalori

Karbohidrat                       sederhana : gula pasir, gula merah ;

penggunaannya dibatasi

kompleks : contohnya pati, nasi, pasta

sangat dianjurkan ditambah dengan makanan yang berserat

1. Protein : 12-20 % dari total kalori


 Disarankan untuk mengkonsumsi protein nabati (seperti kacang-kacangan)

Untuk mengurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh

 Pembatasan protein dianjurkan pada pasien diabetes yang disertai penyakit ginjal.

1. Lemak : 20-30% dari total kalori

 Intake lemak harus < dari 30%


 Pembatasan lemak jenuh sampai dengan 10% total kalori
 Pembatasan total kolesterol, harus kurang dari 300 Mg/hari
 Untuk mengurangi penyakit kardiovaskuler.

1. Serat

Fungsi serat

 Menstabilkan glukosa darah


 Menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah
 Meningkatkan rasa kenyang sehingga membantu penurunan berat badan

Bentuk serat

1. Serat terlarut

 Contohnya : kacang-kacangan, buah-buahan, havemut


 Lebih berperan dalam menurunkan glukosa darah dan lemak
 Mekanisme
o Pembentukan gel dalam traktus gastrointestinal
o Memperlambat pengosongan lambung dan peristaltic
o Absorpsi lebih lambat
o Glukosa turun

1. Serat tak terlarut

 Contohnya : roti gandum, sereal, sayuran


 Mekanisme : berperan dalam meningkatkan massa feses dan mencegah konstipasi
 Resiko peningkatan asupan serat yang mendadak
o Keharusan untuk menyesuaikan kembali dosis insulin/obat hipoglikemia oral adalah untuk
mencegah hipoglikemia
o Jika tidak disertai intake cairan yang adekuat dapat menimbulkan mual, daire, flatulensi/konstipasi,
jadi intake serat harus dilakukan secara bertahap.

1. Alcohol

Alcohol akan meningkat produksi glukosa pada proses glukoneogenesis, mengganggu dalam mengidentifikasi dan
mengatasi hipoglikemmia dan terjadi hipoglikemia pada penderita diabetes mellitus

Dampak alcohol pada pasien diabetes mellitus tipe II :

 Terutama pada pasien yang mengkonsumsi obat hiperglikemia : klorpropamid : kemerahan, panas pada
wajah, sakit kepala, mual, muntah, perspirah/rasa haus.
 Alcohol dapat meningkatkan berat badan, hiperlipidemia
 Saran
o Konsumsi alcohol dikurangi
o Konsumsi minuman rendah kalori
o Konsumsi alcohol bersama makanan
o Pengendalian berat badan
2.5 Jenis Diet dan Indikasi Pemberian

Diet yang digunakan sebagai bagian dari penatalaksanaan Diabetes Melitus dikontrol berdasarkan kandungan energy,
protein, lemak, dan karbohidrat. Sebagian pedoman dipakai 8 jenis Diet Diabetes Melitus. Penetapan diet ditentukan
oleh keadaan pasien, jenis Diabetes Melitus dan program pengobatan secara keseluruhan.

Jenis diet Energy Protein Lemak Karbohidrat

kkal g g g
I 1100 43 30 172

II 1300 45 35 192

III 1500 51.5 36.5 235

IV 1700 55.5 36.5 275

V 1900 60 48 299

VI 2100 62 53 319

VII 2300 73 59 369

VII 2500 80 62 396

Tabel diatas adalah  tabel jenis Diet Diabetes menurut kandungan energy, protein, lemak dan karbohidrat

Diet DM Is/d III         : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk

Diet DM IVs/d V       : diberikan kepada penderita yang mempunyai berat      badan normal.

Diet DM VIs/d VIII   : diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja/juvenile diabetes atau DM dengan komplikasi.

Bahan Makanan Sehari

Jumlah makan sehari untuk tiap standar diet Diabetes Melitus dinyatakan dalam satuan penukar .

Golongan Bahan Standar Diet


Makanan
1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500

kkal kkal kkal kkal kkal kkal kkal kkal


1 1
Nasi atau penukar 2 /2 3 4 5 5 /2 6 7 712

Ikan atau penukar 2 2 2 2 2 2 2 2

Daging atau penukar 1 1 1 1 1 1 1 1

Tempe atau penukar 2 2 21/2 21/2 3 3 3 5

Sayuran/penukar A S S S S S S S S
Sayuran/penukar B 2 2 2 2 2 2 2 2

Buah atau penukar 4 4 4 4 4 4 4 4

Susu atau penukar – – – – – – 1 1

Miyak atau penukar 3 4 4 4 6 7 7 7

Tabel pembagian makanan sehari tiap standar Diet Diabetes Melitus dan Nilai Gizi (dalam satuan penukar II)

Energi 1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500

(kkal)
Pagi

1
Nasi /2 1 1 1 11/2 11/2 11/2 2

Ikan 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1
Tempe – – /2 /2 1 1 1 1

Sayuran A S S S S S S S S

Minyak 1 1 1 1 2 2 2 2

Pukul 10.00

Buah 1 1 1 1 1 1 1 1

Susu – – – – – – 1 1

Siang

Nasi 1 1 2 2 2 21/2 3 3

Daging 1 1 1 1 1 1 1 1

Tempe 1 1 1 1 1 1 1 2

Sayuran A S S S S S S S S

Sayuran B 1 1 1 1 1 1 1 1

Buah 1 1 1 1 1 1 1 1

Minyak 1 2 2 2 2 3 3 3

Pukul 16.00

Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Malam

Nasi 1 1 1 2 2 2 21/2 21/2

Ikan 1 1 1 1 1 1 1 1

Tempe 1 1 1 1 1 1 1 2

Sayuran A S S S S S S S S

Sayuran B 1 1 1 1 1 1 1 1

Buah 1 1 1 1 1 1 1 1

Minyak 1 1 1 1 2 2 2 2

Nilai gizi

Energy (kkal) 1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500

Protein (g) 43 45 51.5 55.5 60 62 73 80

Lemak (g) 30 35 36.5 36.5 48 53 59 62

Karbohidrat (g) 172 192 235 275 299 319 369 396

KETERANGAN : S=sekehendak

Contoh Menu Sehari

Waktu Bahan makanan Penukar Urt Menu

Pagi Nasi 11/2 p 1 gls nasi

Telur ayam 1p 1 btr Telur dadar

Tempe 1p 2 ptg sdg Oseng-oseng


tempe

Sayuran A S Sop oyong+tomat

Minyak 2p 1 sdm

Pukul 10.00 Buah 1p 1 ptg sdg pepaya


Siang
Nasi 2p 11/2 gls nasi

Ikan 2p 1 ptg sdg Pepes ikan


Tempe 1p 2 ptg sdg Tempe goreng

Sayuran B 1p 1 gls Lalapan kc


panjang+ kol

1
Buah 1p /4 bh sdg nenas

minyak 2p 1 sdm

Pukul 16.00 Buah 1p 1 bh Pisang


Malam
Nasi 2p 11/2 gls Nasi

Ayam tanpa kulit 1p 1 ptg sdg Ayam bakar bb


kecap

Tahu 1p 1 bh bs Tahu bacem

Sayuran B 1p 1 gls Sup buncis +


wortel

Buah 1p 1 pt sdg pepaya

Minyak 2p 1 sdm

Nilai Gizi

Energy : 1912 kkal

Protein : 60 g (12,5% energy total)

Lemak : 48 g (22,5% energy total)

Karbohidrat     : 299 g (62,5% energy total)

Kolesterol        : 303 mg

Serat                : 37 g

Pedoman untuk rekomendasi diet

 Menggabungkan makanan pati, protein dan lemak akan memperlambat absorpsi glukosa
 Makanan mentah dan utuh akan menurunkan respon glikemik dari pada makananyang dicincang, dihaluskan
dan dimasak
 Pemberian gula sederhana harus dikombinasikan dengan makanan yang penyerapannya lamban sehingga
respon glikemiknya lebih rendah.

2.6       Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan (dibatasi/dihindari)

Bahan makanan yang dianjurkan untuk Diet Diabetes Melitus adalah sebagai berikut :
1. Sumber karbohidrat kompleks, seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi dan sagu.
2. Sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu dan kacang-kacangan.
3. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan terutama diolah
dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus dan dibakar.

Bahan makanan yang tidak dianjurkan, dibatasi atau dihindari untuk Diet Diabetes Melitus adalah yang :

1. Mengandung banyak gula sederhana, seperti :


1. Gula pasir, gula jawa
2. Sirup, jam, jeli, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan
dan es krim.
3. Kue-kue manis, dodol, cake dan tarcis
2. Mengandung banyak lemak, seperti : cake, makan siap saji (fast food), goring-gorengan.
3. Mengandung banyak natrium, seperti : ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan.

Advertisements
Report this ad

Report this ad

Entry Filed under: Uncategorized

← Microsoft Office Excel

Leave a Reply

Trackback this post  |  Subscribe to comments via RSS Feed

Search

Pages

 Home
 About

Categories

 Uncategorized
Calendar

June 2010

M T W T F S S

« Jan    

  1 2 3 4 5 6

7 8 9 10 11 12 13

14 15 16 17 18 19 20

21 22 23 24 25 26 27

28 29 30  

Most Recent Posts

 diabetes melitus
 Microsoft Office Excel
 Resusitasi jantung paru
 L'Arc~en~Ciel
 Hello world!

Create a free website or blog at WordPress.com. TalkXHTML.

 Follow

Anda mungkin juga menyukai