Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KIMIA

“KOLOID”

Oleh:
Kadek Nathania Gavrila Astika (XI IPA 2) (14)
Komang Trisha Apriani Sasmitha (XI IPA 2) (17)
Ma Jacqueline Geneviere (XI IPA 2) (19)

SMA Negeri 1 Kuta


Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyusun makalah ini sesuai dengan
kemampuan yang kami miliki. Makalah ini merupakan makalah yang kami buat dalam
bidang studi Kimia, makalah ini juga sangatlah sederhana dari makalah yang lain. Makalah
ini pun mengambil tentang “Koloid” yang kiranya para pembaca dapat mengetahui dari
koloid apa itu koloid serta contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan tangan terbuka demi
kesempurnaan penyusunan makalah kami yang selanjutnya. Kami berharap penyusunan
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA............................................................................................................................6
2.1 Pengertian............................................................................................................................6
2.2 Macam-Macam....................................................................................................................6
2.3 Cara Pembuatan..................................................................................................................7
2.4 Penggunaan..........................................................................................................................8
2.5 Sifat-Sifat..............................................................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem koloid berhubungan dengan proses-proses di alam yang mencakup
berbagai bidang. Misalnya saja, makanan yang kita makan (dalam ukuran besar) sebelum
digunakan oleh tubuh,terlebih dahulu diproses sehingga berbentuk koloid, dan
protoplasma dalam sel-sel makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari ini, sering kita
temui beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut
dapat bercampur secara merata. Misalnya saja saat kita membuat susu, serbuk atau tepung
susu bercampur secara merata dengan air panas. Kemudian, es krim yang biasa kita
konsumsi, mempunyai rasa yang beragam, es krim tersebut haruslah disimpan dalam
lemari es agar tidak meleleh. Semua itu merupakan contoh sistem koloid.
Udara juga mengandung sistem koloid, misalnya polutan padat yang terdispersi
(tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam udara yang
disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral-mineral yang terdispersi dalam tanah,
yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan juga merupakan koloid. Penggunaan sabun
untuk mandi dan mencuci berfungsi untuk membentuk koloid antara air dengan kotoran
yang melekat (minyak). Campuran logam selenium dengan kaca lampu belakang mobil
yang menghasilkan cahaya warna merah juga merupakan sistem koloid.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu koloid?
b. Apa saja jenis-jenis koloid?
c. Bagaimana cara membuat koloid?
d. Bagaimana penggunaan koloid?
e. Apa saja sifat-sifat koloid?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Menjelaskan apa itu koloid.
b. Menjelaskan jenis-jenis koloid.
c. Menjelaskan cara membuat koloid.
d. Menjelaskan penggunaan koloid.
e. Menjelaskan sifat-sifat koloid.
1.4 Manfaat Penulisan
a. Agar dapat mengetahui apa itu koloid.
b. Agar dapat mengetahui jenis-jenis koloid.
c. Agar dapat mengetahui cara membuat koloid.
d. Agar dapat mengetahui penggunaan koloid.
e. Agar dapat mengetahui sifat-sifat koloid.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Koloid adalah zat yang berpencar dalam zat pelarut dan butirannya lebih besar
dari molekul serta tidak dapat dilihat dengan mata kecuali lewat mikroskop. Sistem
koloid merupakan jenis campuran antara larutan (campuran homogen) dan suspensi
(campuran heterogen). Koloid adalah campuran larutan dan suspensi. Artinya, koloid
bukan larutan, dan bukan pula suspensi. Untuk membedakan sistem koloid dengan sistem
pencampuran lainnya, perhatikanlah tabel berikut ini:

LARUTAN KOLOID SUSPENSI


Terdiri atas satu fasa Terdiri atas satu fasa Terdiri atas satu fasa
Homogen Homogen Heterogen
Jernih Keruh Keruh
Tidak memisah jika Tidak memisah jika
Memisah jika didiamkan
didiamkan didiamkan
Tidak dapat disaring Dapat disaring Dapat disaring
Dapat diamati dengan Dapat diamati dengan
Tidak dapat diamati
mikroskop ultra mikroskop biasa
Diameter partikel <10-7 Diameter partikel <10-7 – 10-5
Diameter partikel >10-5 cm
cm cm
Penulisan A (aq) Penulisan A (s) Penulisan A (s)

2.2 Macam-Macam
Ada banyak penggunaan sistem koloid baik di dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam berbagai industri seperti industri kosmetik, makanan, farmasi dan
sebagainya. Beberapa macam koloid tersebut antara lain:
a. Aerosol padat
Aerosol padat adalah sistem koloid dengan fase zat terdispersinya padat,
dengan medium pendispersinya yaitu gas. Contoh dari aerosol padat adalah
debu, asap, dan asap rokok.
b. Aerosol cair
Adapun aerosol cair adalah koloid dengan fase zat terdispersinya adalah cair,
sedangkan fase zat pendispersinya adalah gas. Contoh aerosol cair adalah
awan, kabut, dan semprotan.
c. Sol
Sol adalah koloid dengan fase terdispersinya adalah padat, sedangkan fase zat
pendispersinya adalah cair. Contoh sol adalah jeli, gelatin, dan darah.
d. Sol padat
Sol padat adalah koloid dengan fase zat terdispersi dan zat pendispersinya
adalah sama-sama padat. Contoh sol padat adalah batu rubi, tanah, permata,
dan kaca berwarna.
e. Emulsi cair
Emulsi cair adalah koloid yang fase zat terdispersinya dan fase zat
pendispersinya sama-sama cair. Contoh dari emulsi cair adalah susu, minyak
dalam air, dan mayonnaise.
f. Emulsi padat
Emulsi pada adalah koloid yang fase zat terdispersinya adalah cair, sedangkan
fase zat pendispersinya adalah padat. Contoh emulsi padat adalah keju dan
mentega.
g. Busa cair
Busa cair adalah koloid yang fase zat terdispersinya adalah gas, sedangkan
fase gas pendispersinya adalah cair. Contoh busa cair adalah busa sabun, krim
kocok, dan krim cukur.
h. Busa padat
Busa padat adalah jenis koloid yang fase zat terdispersinya adalah gas,
sedangkan fase zat pendispersinya adalah padat. Contoh busa padat adalah
marshmellow, spons, dan batu apung.

2.3 Cara Pembuatan


a. Kondensasi
Kondensasi merupakan proses pembuatan koloid larutan yang dalam
prosesnya dibagi lagi menjadi dua, yaitu secara fisika dan secara kimia. Secara fisika,
prosesnya dilakukan dengan mengubah pelarut. Sementara secara kimia melibatkan
beberapa reaksi kimia seperti reaksi redoks, reaksi reduksi, reaksi oksidasi, reaksi
hidrolisis, dan reaksi substitusi atau reaksi dekomposisi rangkap.
b. Dispersi
Dispersi adalah kebalikan dari kondensasi, artinya ini merupakan proses
pembuatan koloid dari suspensi. Proses ini mengubah partikel koloid yang besar
menjadi partikel yang lebih kecil. Dalam proses pembuatan koloid yang dengan
teknik dispersi, dibedakan menjadi tiga proses, yaitu:
- Secara mekanik
Pembuatan koloid secara mekanik biasa dilakukan dengan cara menggerus
atau menumbuk agar partikel koloid jadi mengecil. Setelah itu, ditambahkan
medium zat cair panas. Misalnya seperti sol belerang yang dibuat dengan cara
menggerus serbuk belerang dengan zat inert (mirip gula pasir) lalu dicampurkan
dengan air.
- Secara peptisasi
Cara ini biasanya dilakukan dengan menambahkan ion yang satu jenis
dengan suatu endapan. Misalnya agar agar yang dipeptisasi oleh air, karet
dipeptisasi oleh bensin, lalu nitroselulosa dipeptisasi oleh aseton, dan yang
lainnya.
- Secara busur berdia (berdig)
Prinsip dari cara ini adalah dengan mengalirkan arus dengan tegangan
tinggi pada dua buah elektroda. Elektroda ini merupakan logam dan harus
dicelupkan pada air. Awalnya atom-atom logam akan terlempar ke dalam air.
Setelah itu, atom-atom tersebut akan mengalami kondensasi dan menjadi partikel
koloid. Dengan kata lain, cara ini adalah gabungan dari cara kondensasi
dan cara dispersi.

2.4 Penggunaan
Berikut ini adalah penggunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari:
a. Dalam industri kosmetik, koloid biasanya digunakan untuk membuat sampo,
deodoran, foundation, pembersih wajah, serta pelembab badan.
b. Dalam industri tekstil, koloid sol biasa dimanfaatkan untuk mewarnai pakaian
c. Dalam industri farmasi, koloid digunakan dalam proses membuat obat-obatan
d. Dalam industri sabut, koloid sangat bermanfaat untuk menghasilkan sabun atau
detergen.
e. Dalam industri makanan, koloid bermanfaat untuk membuat kecap, susu, mayones,
mentega, dan saus.
f. Dalam dunia kesehatan, koloid bisa digunakan untuk mengidentifikasi DNA, atau
proses cuci darah.

2.5 Sifat-Sifat
Koloid memiliki 8 (delapan) sifat, yaitu:
1. Efek Tyndall
Sifat pertama dari koloid adalah Efek Tyndall yang menyatakan bahwa
partikel koloid dapat menghamburkan cahaya.
2. Gerak Brown
Sekitar tahun 1827-an, Robert Brown yang berprofesi sebagai botanis, berhasil
mengamati pergerakan partikel koloid. Menurut hasil pengamatannya, secara
mikroskopis partikel koloid bergerak secara acak dengan jalur yang zig-zag ketika
berada dalam medium pendispersi. Gerakan ini diakibatkan oleh tumbukan antara
partikel koloid dengan medium pendispersi.
3. Adsorpsi
Singkatnya, adsorpsi adalah sebutan untuk peristiwa menempelnya ion ke
permukaan koloid karena partikel koloid memiliki kemampuan untuk menarik
partikel-partikel yang kecil. Dan kemampuan ini muncul akibat tegangan permukaan
koloid yang cukup tinggi.
Menariknya, saat partikel koloid mengadsorpsi ion dengan muatan positif,
maka koloidnya ikut bermuatan positif. Sebaliknya, jika yang diadsorpsi adalah ion
bermuatan negatif, maka koloidnya jadi bermuatan negatif. Selain ion, partikel koloid
juga bisa menyerap muatan listrik statis.
4. Koagulasi Koloid
Koagulasi koloid merupakan proses penggumpalan partikel koloid. Jika koloid
bermuatan dihubungkan dengan muatan yang sama jenisnya maka mereka akan tolak
menolak dan tidak menggumpal. Akan tetapi, jika muatan koloidnya dinetralkan,
mereka tidak akan tolak menolak dan akan menyatu atau menggumpal sehingga
terjadilah koagulasi.
5. Dialisis
Sifat yang kelima, yaitu Dialisis, merupakan proses pemurnian koloid dari
ion-ion yang mengganggunya. Caranya dengan menggunakan membran
semipermeabel. Jadi saat air dialirkan ke koloid, koloid akan mendorong ion untuk
keluar.
Mengapa hanya ion yang keluar? Hal ini karena ukuran ion lebih kecil
daripada membran semipermeabel sedangkan koloid ukurannya lebih besar. Jadi,
ketika koloid bermuatan ion pengganggu melewati membran semipermeabel, ion
pengganggunya akan terpisah. Sifat ini digunakan dalam proses cuci darah atau
hemodialisis.
6. Elektroforesis
Elektroforesis merupakan pergerakan partikel koloid di dalam medan listrik.
Manfaat sifat ini biasanya digunakan pada proses pemisahan potongan gen dalam
bioteknologi. Misalnya proses penyaringan debu pabrik di dalam cerobong asap.
Selain itu, elektroforesis biasa diterapkan dalam identifikasi DNA atau dalam proses
pendeteksian kelainan genetik.
7. Koloid Liofil dan Liofob
Sifat liofil dan liofob biasanya ditemukan dalam koloid berjenis sol. Jadi bisa
dibilang bahwa sol mempunyai dua jenis, yaitu sol liofil dan sol liofob.
Sol liofil merupakan sol yang partikel zat terdispersinya mampu menarik
medium terdispersinya karena di dalamnya terdapat ikatan hidrogen. Sifat sol liofil
biasanya lebih kental, memiliki ukuran partikel yang besar, dan memiliki sifat gerak
brown yang kecil.
Sedangkan sol liofob merupakan sol yang partikel zat terdispersinya tidak
mampu menarik medium pendispersinya sehingga tidak ada proses interaksi di
dalamnya. Sifat sol liofob biasanya lebih encer daripada sol liodil.
8. Koloid Pelindung
Karena sol liofil mempunyai sifat yang dapat menarik, maka dia biasa
digunakan sebagai pelindung sol liofob agar tidak terjadi koagulasi meskipun di
dalamnya ada larutan elektrolit. Contohnya seperti gelatin pada es krim yang
membuat es krim tetap menyatu dan mempertahankan kekenyalannya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Koloid adalah zat yang berpencar dalam zat pelarut dan butirannya lebih besar
dari molekul serta tidak dapat dilihat dengan mata kecuali lewat mikroskop. Koloid
merupakan jenis campuran antara larutan (campuran homogen) dan suspensi
(campuran heterogen), yang berarti koloid merupakan campuran larutan dan suspense.
Ada banyak penggunaan sistem koloid baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam berbagai industri seperti industri kosmetik, makanan, farmasi, dan sebagainya.
Koloid dapat berupa aerosol padat dan cair, sol dan sol padat, emulsi cair dan padat,
serta busa cair dan busa padat. Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu kondensasi dan dispersi. Ada delapan sifat yang dimiliki oleh koloid yaitu efek
tyndall, gerak brown, adsorpsi, koagulasi koloid, dialisis, elektroforesis, koloid liofil
dan liofob, serta koloid pelindung.

Anda mungkin juga menyukai