Anda di halaman 1dari 2

Kadek Nathania Gavrila Astika

IX B / 15

Induksi Elektromagnetik

Listrik merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia dalam menjalankan aktivitas
sehari-hari. Tanpa listrik, sinyal yang dibutuhkan ponsel akan terputus sehingga tidak bisa
bekerja secara maksimal. Tentu saja, listrik di rumah kita tidak muncul begitu saja dan membuat
segala sesuatunya berfungsi. Dimulai dari stop kontak kemudian disambungkan ke kabel listrik,
dan berakhir di pembangkit listrik.

Pembangkit listrik dibuat untuk menghasilkan listrik. Sebagian besar pembangkit listrik di dunia
menggunakan magnet untuk menghasilkan listrik melalui fenomena yang disebut induksi
elektromagnetik.

Seorang ilmuwan asal London, Inggris bernama Michael Faraday pernah melakukan percobaan
untuk membuktikan kebalikan dari pernyataan tersebut. Dia ingin mengetahui apakah medan
magnet dapat menghasilkan aliran listrik. Eksperimen yang dilakukan Michael Faraday adalah
melilitkan dua buah kawat di sisi brrseberangan dari torus logam, atau lingkaran dengan lubang
seperti donat. Salah satu ujung lilitan kawat dihubungkan ke baterai. Kawat lainnya
disambungkan ke galvanometer, alat yang dapat mendeteksi arus listrik dan arah alirannya.
Kawat yang terhubung dengan baterai merupakan sumber medan magnet, karena arus listrik
yang dihasilkan oleh baterai akan menghasilkan medan magnet di sekitarnya. Kunci
eksperimen Michael Faraday terletak pada kawat di sebelahnya. Jika medan magnet dapat
menghasilkan arus listrik, maka jarum pada galvanometer akan menjauh dari angka nol yang
menandakan ada arus yang mengalir pada kawat tersebut. Setelah arus listrik dinyalakan pada
kawat pertama, Michael Faraday mulai mengamati kawat kedua. Percobaan awal tidak
menghasilkan arus listrik, namun saat dicek kembali, ternyata ada kalanya jarum galvanometer
bergerak dan menyimpang. Ini terjadi ketika baterai baru dihubungkan ke kawat dan juga ketika
baterai baru dilepaskan dari kawat. Namun, titik galvanometer kembali ke nol saat baterai
dihubungkan.

Kunci dari eksperimen ini adalah perubahan status baterai. Dari awalnya terputus menjadi
terkoneksi atau sebaliknya. Arus pada galvanometer akan muncul saat baterai baru dipasang
atau baru dilepas. Hal ini menandakan bahwa arus pada galvanometer hanya muncul pada saat
arus listrik pada salah satu kabel mengalami perubahan.

Besarnya arus listrik pada kawat yang digunakan pada percobaan ini sebanding dengan
besarnya medan magnet yang dihasilkan yang berarti jika arus berubah maka medan magnet
juga ikut berubah. Medan magnet tidak hanya memunculkan arus listrik pada galvanometer,
namun perubahan medan magnet juga berdampak pada munculnya arus listrik. Medan magnet
harus terus berubah jika ingin terus menghasilkan arus listrik.

Inilah temuan Michael Faraday pada tahun 1831 yang kemudian menjadi Hukum Faraday.
Dimana perubahan medan magnet menyebabkan gaya gerak listrik atau GGL yang membuat
elektron-elektron pada kawat bergerak dan menghasilkan arus listrik. Gaya gerak listrik ini tidak
hanya dipengaruhi oleh perubahan besar medan magnet saja, GGL juga dapat diperoleh
melalui perubahan luas lilitan kawat dan perubahan sudut antara medan magnet dan lilitan
sekalipun besar medannya tetap konstan.

Hukum Faraday berlaku untuk pembangkit listrik yang menggunakan induksi elektromagnetik.
Generator di pembangkit listrik memutar lilitan kawat sehingga dapat mengelilingi magnet. Dan
menghasilkan munculnya arus listrik pada lilitan tersebut. Apapun yang digunakan untuk
menggerakkan generator, listrik dibangkitkan melalui lilitan kawat yang bergerak mengelilingi
magnet atau biasa disebut dengan Induksi Elektromagnetik.

Sumber: Ruangguru, Zenius, Pahamify

Anda mungkin juga menyukai