Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Listrik sangat dibutuhkan pada zaman modern saat ini. Karena sesuai
dengan perkembangan zaman, manusia ingin sesuatu yang lebih praktis dan
cepat. Oleh karena itu para ilmuan berusaha menemukan alat-alat yang dapat
mempermudah pekerjaan manusia. Alat tersebut sebahagian besar
menngunakan energi listrik. Energi listrik sangat fleksibel dan dapat dirubah
ke bentuk energi lainnya seperti energi mekanik, energi panas, energi bunyi,
energi kimia dan energi gerak. Sulit dibayangkan bagaimana dunia ini jika
hingga pada saat ini manusia tidak dapat memanfaatkan listrik.
Listrik sebenarnya tersedia disekeliling kita secara tidak terorganisir
dan menunggu kita menyadari keberadaan listrik tersebut serta
memanfaatkannya dalam kehidupan kita.  Dalam sejarah perkembangan
listrik magnet, banyak ilmuan atau peneliti yang mengeluarkan pendapat
mengenai asal mula adanya listrik. Para ilmuan ini, telah dianggap telah
meletakkan tonggak-tonggak pondasi dalam sejarah panjang perkembangan
teknologi kelistrikan.
Terpisah dari penemuan-penemuan mengenai kelistrikan, telah
ditemukan adanya sebuah logam yang dapat menarik serbuk besi. Logam
tersebut dinamakan magnet. Para ilmuan meneliti sifat yang terdapat pada
logam yang dapat menarik logam lain. Sejalan dengan perkembangan ilmu
pegetahuan ditemukan bahwa listrik dan magnet memiliki keterkaitan satu
dengan yang lainnya. Sehingga sekarang ini dengan menggunakan arus listrik
kita dapat menimbulkan medan magnet disekitar logam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep fisis magnet dan listrik?
2. Bagaimana penerapan konsep fisis magnet dan listrik di bidang Biologi?
3. Bagaimana penerapan konsep fisis magnet dan listrik di bidang Kimia?
4. Bagaimana penerapan konsep fisis magnet dan listrik di bidang lain?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep fisis magnet dan listrik.
2. Mengetahui penerapan konsep fisis magnet dan listrik di bidang Biologi.
3. Mengetahui penerapan konsep fisis magnet dan listrik di bidang Kimia.
4. Mengetahui penerapan konsep fisis magnet dan listrik di bidang lain.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsep Fisis Magnet dan Listrik


Keterkaitan antara magnet dan listrik ditemukan pertama kali oleh
salah seorang ilmuan Fisika pada tahun 1820. Penemuan itu telah berhasil
membuktikan bahwa arus listrik dapat menimbulkan sebuah medan magnet.
Berawal dari penemuan itu, para ilmuan lain akhirnya berpikir bahwa ada
kemungkinan besar hal sebaliknya juga dapat terjadi, yakni medan magnet
menghasilkan arus listrik. Hingga pada tahun 1822 salah seorang ilmuan
Fisika lain akhirnya berhasil membuktikan bahwa keyakinan sejumlah ilmuan
itu benar, medan magnet juga dapat menghasilkan arus listrik. Dari gabungan
keduanya, adanya magnet dan arus listrik ternyata juga muncul penemuan
baru berupa gaya Lorentz. Hingga saat ini penemuan-penemuan ilmuan
Fisika tersebut telah diterapkan di berbagai aplikasi di bidang kehidupan.

A. Hukum Oersted (Ada I tumbul B)

Hans Christian
Oersted Pada tahun
1820, Oersted
melakukan sebuah
percobaan terhadap
arus listrik pada sebuah
kabel. Oersted
meletakkan kabel
tersebut tepat diatas
sebuah kompas kecil
dimana kabel tersebut dihubungkan pada power supply (gb.a). Pada
awalnya ia menduga bahwa arah jarum kompas tersebut akan memiliki
arah yang sama dengan arah arus listrik yang melewati kabel, namun
kemudian Orsted dikejutkan oleh sebuah kejadian dimana arah jarum
kompas tersebut malah berubah arah menjauhi arus listrik pada kabel
(gb.b). Tak hanya itu, Oersted juga menemukan bahwa setelah tidak ada
arus listrik yang melewati kabel, gaya magnet yang bekerja pada kompas
juga hilang.

3
Dari peristiwa itu akhirnya Oersted menyimpulkan bahwa gaya
magnet yang bekerja pada kompas tersebut disebabkan oleh arus listrik
pada kabel yang terletak tepat di kompas itu. Berawal dari penemuan ini,
akhirnya Oersted melahirkan salah satu hukum fisika yang dikenal dengan
nama right hand rule, yakni hukum sederhana untuk mengetahui arah
medan magnet terhadap arah arus listrik.

Selain itu Oersted juga berhasil mengemukakan sebuah penemuan


lain yakni Elektromagnetik, sebuah penemuan tentang arus listrik pada
kumparan yang dapat menimbulkan sebuah magnet permanen yang
lengkap dengan kutubnya.

B. Hukum Faraday (Ada B timbul I)

Michael Faraday Penemuan Oersted telah membuat Faraday


berpikir bahwa jikalau arus listrik dapat meghasilkan medan magnet, maka
hal sebaliknya juga sangat mungkin dapat terjadi. Hingga pada tahun 1822,
Farad menuliskan sebuah penemuan barunya pada buku catatannya yakni
penemuan yang dapat mengubah magnet menjadi energi listrik. Percobaan
demi percobaan ia lakukan hingga akhirnya penemuan itu berhasil ia
dapatkan setelah hampir sepuluh tahun.

Penemuan Farrad
itu ia dapatkan
dari pengujian
sebuah kabel
yang melewati
medan magnet,
dimana kabel itu
dihubungkan
pada
Galvanometer.
Namun ternyata kabel itu tidak dapat begitu saja memiliki arus listrik,
sekalipun sudah diletakkan di medan magnet. Kabel itu ternyata harus
digerakkan keatas atau kebawah hingga memutus garis medan magnet.
Farad kemudian menyimpulkan bahwa medan magnet dapat menimbulkan
mutan listrik jika terjadi pergerakan relative antara kabel dan magnet.
Proses menghasilkan arus listrik pada rangkaian yang berasal dari magnet
itulah yang dinamakan sebagai Induksi Elektromagnetik.

Kesimpulan Farad terkait Elektromagnetik juga memperkenalkan


suatu besaran yang dinamakan fluks magnetik. Fluks magnetik ini
menyatakan jumlah garis-garis gaya magnet yang mempengaruhi Indusksi

4
Elektromagnetik. Farad kemudian menuliskannya dalam sebuah
perumusan

Φ = B A cos θ

Φ = fluks magnetik (weber atau Wb)

B = induksi magnetik (Wb/m²)

A = luas penampang (m²)

cos θ = Sudut antara induksi magnet dan normal bidang

Sehingga dari perumusan diatas dapat diketahui bahwa Induksi


Elektromagnetik dapat dilaksanakan dalam berbagai metode yakni:

a. Menggerakkan loop / penghantar di dalam medan magnet sehingga


menghasil perubahan luas penampang.
b. Menggerakkan batang magnet terhadap kumparan sehingga menghasilkan
perubahan garis garis gaya magnet (B).
c. Kumparan / penghantar berputar pada medan magnet yang menghasilkan
perubahan sudut. (θ).

GGL Induksi Istilah GGL Induksi sering kita dengar dalam metode
Induksi Elektromagnetik dengan menggerakkan batang magnet dalam
kumparan. Ketika kutub utara batang magnet digerakkan masuk kedalam
kumparan, maka jumlah garis-garis gaya magnet yang terdapat pada
kumparan akan bertambah banyak. Bertambahnya jumlah garis gaya pada
ujung-ujung kumparan inilah yang dinamakan Gaya Gerak Listrik (GGL)
Induksi. Arus listrik bisa terjadi jika pada ujung-ujung kumparan terdapat
GGL Induksi. Namun, jarum galvanometer yang dihubungkan pada
kumparan hanya bergerak saat magnet digerakkan keluar masuk kumparan.
Sehingga Arus listrik hanya timbul pada saat magnet bergerak. Jika magnet
diam di dalam kumparan, maka di ujung kumparan tidak terjadi arus listrik.

Penyebab Terjadinya GGL Induksi

a) Kutub utara batang magnet digerakkan


masuk kedalam kumparan

b) Kutub utara batang magnet digerakkan


keluar dari dalam kumparan Ketika
kutub utara magnet batang
digerakkan keluar dari dalam
kumparan, jumlah garis-garis gaya
magnet yang terdapat di dalam

5
kumparan berkurang. Berkurangnya jumlah garis-garis gaya ini juga
menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan

c) Kutub utara batang magnet diam di dalam kumparan Ketika kutub utara
magnet batang diam di dalam kumparan, jumlah garisgaris gaya magnet di
dalam kumparan tidak terjadi perubahan (tetap). Karena jumlah garis-garis
gaya tetap, maka pada ujung-ujung kumparan tidak terjadi GGL induksi.

Faktor yang Mempengaruhi Besar GGL Induksi

a. Kecepatan gerakan magnet atau kecepatan perubahan jumlah garis-garis


gaya magnet.
b. Jumlah lilitan kumparan.
c. Medan magnet.

C. Gaya Lorentz (Ada I dan B timbul F)


Gaya lorentz merupakan gabungan antara gaya elektrik dan gaya
magnetik pada suatu medan elektromagnetik. Gaya Lorentz ditimbulkan
karena adanya muatan listrik yang bergerak atau karena adanya arus listrik
dalam suatu medan magnet. Arah dari gaya Lorentz selalu tegak lurus dengan
arah kuat arus listrik (I) dan induksi magnetik yang ada (B).

Ketika sebuah kawat dengan panjang  dialiri arus listrik sebesar l dan
diletakkan pada suatu medan magnetik sebesar I, maka akan timbul gaya
Lorentz pada kawat tersebut. Dengan mengombinasikan gaya Lorentz dan
definisi arus listrik, maka dapat dihitung besarnya gaya Lorentz pada kawat
yang lurus dan stasioner yaitu:

F = B I L x sin α

Keterangan :

L = merupakan panjang kawat (m)


I = merupakan kuat arus yang mengalir pada kawat (Ampere)
B = merupakan kuat medan magnet (Tesla)
α = merupakan sudut yang dibentuk oleh B dan I

6
2. Pemanfaatan Dalam Teknologi Untuk Berbagai Bidang Ilmu
A. Penerapan Dalam Bidang Ilmu Biologi

1. MRI (Magnetic Resonance Imaging)


Penggunaan magnet yang paling umum untuk kesehatan scanner
Magnetic Resonance Imaging di rumah sakit. Perangkat ini membantu dokter
mendapatkan tampilan struktur organ dalam yang kompleks namun akurat.
MRI merupakan medan magnet untuk menciptakan gambar secara
rinci dan memungkinkan tampilan yang berbeda ketinggiannya jika dokter
ingin mengetahui detail lebih lanjut.
Prinsip kerja MRI yaitu
pasien ditempatkan dalam medan
magnet, dan gelombang elektromagnet
pulsa diterapkan untuk
membangkitkan “objective nuclide” di
dalam tubuh. Nuclide yang
dibangkitkan akan kembali ke dalam
energi semula dan akan melepaskan
energi yang diserap sebagai gelombang elektromagnet. Gelombang
elektromagnet yang dilepas ini adalah sinyal MR. Sinyal ini dideteksi dengan
kumparan (coil) untuk membentuk suatu gambar (image).
Yang perlu diperhatikan dengan memakai MRI adalah nucleus (proton
di dalam tubuh). Nucleus mempunyai massa dan muatan positif serta berputar
pada sumbunya. Nucleus yang berputar ini dianggap sebagai suatu magnet
batang kecil (small bar magnet). Karena nucleus ditempatkan di dalam medan
magnet statis, maka akan berputar (precession). Ketika suatu pulsa RF yang
mempunyai frekuensi sama dengan kecepatan/frekuensi dari putaran
diberikan, nucleus menyerap energi dari pulsa (yang disebut gejala
resonansi). Pulsa RF adalah gelombang elektromagnet dan disebut pulsa RF
(Radio Frequency) karena band frekuensinya. Ketika pulsa RF dimatikan,

7
nucleus kembali ke keadaan semula sambil melepaskan energi yang diserap
(yang disebut relaxation). Dengan membuat nucleus memancarkan sinyal
ketika melepaskan energi yang diserap, suatu gambar (image) dihasilkan.
MRI menciptakan gambar yang dapat menunjukkan perbedaan sangat
jelas dan lebih sensitive untuk menilai anatomi jaringan lunak dalam tubuh,
terutama otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf dibandingkan dengan
pemeriksaan x-ray biasa maupun CT scan Juga jaringan lunak dalam susunan
musculoskeletal seperti otot, ligament, tendon, tulang rawan, ruang sendi
seperti misalnya pada cedera lutut maupun cedera sendi bahu. Pemeriksaan
lain yang dapat dilakukan dengan MRI yaitu evaluasi anatomi dan kelainan
dalam rongga dada, payudara , organ organ dalam perut, payudara, pembuluh
darah, dan jantung, . Pada umumnya struktur tulang akan dapat lebih diteliti
dengan lebih baik dengan CT scan daripada dengan MRI.

2. Terapi Biomagnetik
Suatu metode pengobatan, yaitu terapi dengan menggunakan magnet
untuk penyembuhan berbagai penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada
peredaran darah, sistem metabolisme, sistem hormon, enzim dan gangguan
sel sel pada tubuh manusia.
Terapi biomagnetik  menggunakan magnet yang mempunyai kekuatan
antara 300 sampai dengan 3000 gauss. (Gauss adalah Satuan Internasional
untuk kekuatan magnet, pengukuran kekuatan magnet dapat dilakukan
dengan alat yang disebut gauss meter). Untuk terapi yang optimal, dianjurkan
menggunakan kekuatan magnet antara 2500 sampai dengan 3000 gauss.
Bahan magnet yang mempunyai kekuatan 2000-3000 gauss adalah
Neodymium Magnet. Jenis magnet ini dikenal sebagai Raja Magnet karena
kekuatan magnetnya paling besar dibandingkan dengan kekuatan jenis
magnet yang lain.
Terapi biomagnet digunakan juga untuk melancarkan peredaran darah
sehingga oksigen, nutrisi dan hormon dapat didistribusikan keseluruh
jaringan tubuh dengan baik. Terapi Biomagnet dapat menyembuhkan

8
berbagai penyakit yang disebabkan gangguan peredaran darah dan sistem
metabolisme sel tubuh.
3. Mengobati Epilepsi
Pengobatan magnetik dapat meringankan gejala penyakit epilepsi
kronis. Sebuah penelitian di Jerman pada tahun 1999 menemukan bahwa
magnet dengan frekuensi rendah dapat mengurangi atau membatasi kejang
dan efektif bagi pasien yang tidak bisa mempan dengan pengobatan biasa.
Kumparan magnet ditempatkan ke samping kepala untuk
mengarahkan gelombang magnet ke otak. Peneliti mengklaim bahwa
sebagian besar peserta penelitian berkurang kejang-kejangnya hingga
setengah. Pengobatan magnetik ini hanya bertahan selama enam sampai
delapan minggu.

4. Mengobati Radang Sendi.


Dalam satu penelitian yang dilakukan oleh Peninsula Medical School
dan diterbitkan dalam British Medical Journal tahun 2004, peneliti
menemukan bahwa magnet bisa meredakan rasa sakit akibat radang sendi di
lutut dan di pinggul. Namun para peneliti juga mengakui bahwa hasil tersebut
bisa disebabkan oleh efek plasebo.

5. Mengobati Alzheimer
Sebuah penelitian di Italia menemukan bahwa pengobatan magnetik
dapat membantu meningkatkan aktivitas kortikal otak pasien dan membantu
memahami dunia disekitarnya dengan lebih baik.
Laporan dibuat dalam Journal Of Neurology, Neurosurgey dan
Psychiatry ini menemukan bahwa stimulagi magnetik yang berulang-ulang
dapat bermanfaat bagi pasien penyakit saraf seperti Alzheimer.

6. Meringakan Depresi
Pasien depresi yang mendapat stimulasi magnetik mengaku lebih
relaks dibandigkan jika tidak mendapatkan pengobatan tersebut. Sebuah tim
di Universitas Kedokteran Carolina Selatan mensurvei bahwa 190 orang

9
menderita depresi, setengah diantaranya mendapatkan pengobatan magentik.
Hasilnya 14% dari pasien melaporkan gejala depresinya menjadi lebih ringan.
Sedangkan dalam kelompok Plasebo, hanya 5% yang merasakan perbaikan.

7. Memperbaiki Jaringan yang Luka


Sel sel darah manusia mengandung zat besi (Fe) dan Neodymium
magnet (Nd2Fe14B) yang digunakan juga dalam terapi biomagnet. Pemberian
medan magnet dari produk magnetis (sekitar 20 menit) mempengaruhi unsure
besi (Fe) pada sel-sel darah. Ketika magnet atau sinar inframerah diletakkan
dekat pembuluh arteri utama, seperti pembuluh arteri jantung (titik nadi di
pergelangan tangan) atau arteri karotid (titik nadi dileher) akan terjadi
perangsangan (reaksi Fe pada Neodymium terhadap Fe pada sel-sel darah)
sehingga sel-sel yang sebelumnya saling menempel dan bersambungan
akhirnya terurai. Hal ini mengakibatkan aliran darah lebih lancar.
Saat magnet didekatkan ke
kulit, magnet akan merilekskan
dinding-dinding kapiler sehingga
memperlancar aliran darah ke area
yang sakit. Magnet dan sinar
inframerah yang menembus
permukaan kulit juga membantu
mengaktifkan sel syaraf sehingga
mampu menyampaikan pesan dengan cepat. Hal ini merangsang proses
pemulihan sel dan meningkatkan kemampuan penyerapan ion negatif yang
membuat keseimbangan ion dalam tubuh kita tetap terjaga.Selain itu, magnet
juga mencegah terjadinya kejang yang merupakan penyebab berbagai rasa
sakit. Magnet bekerja dengan mengganggu kontraksi otot-otot. Selanjutnya,
magnet juga mengganggu reaksi elektrokimia yang terjadi di dalam sel-sel
saraf. Dengan begitu akan menghambat penyampaian pesan rasa sakit ke
otak.
Dengan lancarnya aliran darah, maka kemampuan sel darah menyerap
oksigen dan nutrisi meningkat. Oksigen, nutrisi dan hormon tubuh, termasuk

10
penghilang rasa nyeri (hormon endorfin) akan disebarkan oleh sel-sel darah
keseluruh jaringan dan organ tubuh yang membutuhkan. Pengaruh polarisasi
berdampak pada sel-sel darah merah tersusun menjadi lebih teratur dan bebas,
sehingga luas permukaan sel darah merah tersebut untuk mengikat oksigen
menjadi lebih luas dan kemampuan membuang karbondioksida menjadi lebih
baik. Dengan peningkatan luas permukaan sel darah merah, maka
kemampuan sel darah merah mensuplai oksigen ke sel-sel tubuh bertambah.
Apabila semua sel di seluruh tubuh memperoleh pasokan oksigen, nutrisi dan
hormon dengan lancar maka sel-sel tersebut dapat bekerja dengan normal
sehingga kondisi tubuh menjadi sehat kembali.

8. Membantu Operasi Jantung


Partikel magnetik juga telah digunakan dalam operasi jantung. Para
ilmuwan menggunakan partikel kecil magnet yang melekat pada sel induk
untuk membantu memperbaiki hati yang telah rusak.
Laporan penelitian yang dimuat dalam Journal of American College
of Cardiology ini menemukan bahwa teknik tersebut efektif pada tikus dan
akan diuji coba pada manusia untuk tahap berikutnya. Efektivitas sel-sel
induk meningkat lima kali karena partikel magnetik memandu sel-sel ke
daerah sasaran. "Nampaknya serangan jantung dan cedera pembuluh darah
lainnya dapat diobati dengan menggunakan suntikan sel tubuh magnetik.
Teknologi ini bisa disesuaikan untuk melokalisasi sel-sel di organ lain dan
menjadi alat yang berguna untuk segala macam terapi sel," kata penulis
penelitian, Dr Mark Lythgoe. "Penelitian menunjukkan bahwa nanomagnets
dapat digunakan untuk membantu terapi sel-sel induk menjangkau daerah-
daerah tertentu di dalam tubuh, terutama di dalam pembuluh darah dimana
darah mengalir cepat dengan tekanan tinggi," kata Profesor Peter Weissberg,
direktur medis The British Heart Foundation yang mendanai penelitian.

9. Mengurangi Pembengkakan
Sebuah penelitian oleh University of Virginia membuktikan bahwa
magnet dapat mengurangi pembengkakan. Ilmuwan menemukan bahwa

11
magnet statis mampu mengurangi pembengkakan kaki belakang tikus hingga
50 persen. Teorinya adalah daerah yang terkena kalsium dalam sel otot
menyebabkan pelebaran pembuluh darah arteri. Dengan memaparkan magnet,
pelebaran tersebut dapat dikurangi.

B. Penerapan Dalam Bidang Ilmu Kimia

1. Magnetic Stirrers
Hot Plate Magnetic Stirrer adalah merupakan peralatan laboratorium
yang berfungsi untuk mengaduk dan memanaskan larutan satu dengan larutan
lain yang bertujuan untuk membuat suatu larutan homogen dengan bantuan
pengaduk batang magnet (stir bar). Pelat (plate) yang terdapat dalam
peralatan dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses
homogenisasi.
Cara penggunaan alat ini cukup sederhana kita tinggal menyalakan
kemudian menempatkan sampel diatas hotplate, kemudian diatur suhunya
sesuai yang diinginkan.
Gelas ukur yang
berisi larutan yang akan
diaduk dan berisi stir bar
diletakkan diatas pelat
(plate). Stir bar atau magnet
pengaduk yang dimasukkan
dalam wadah gelas ukur
yang berisi larutan kimia
tidak akan bereaksi dengan larutan apapun pada saat proses pencampuran
berjalan, karena stir bar atau magnet pengaduk dibungkus dengan materi
khusus seperti teflon.
Prinsip kerja “Hot Plate Magnetic Stirrer” adalah berupa plate yang
dapat dipanaskan dan hubungan antara dua magnet yaitu, magnet yang
dihubungkan pada motor dan magnet (stir bar) yang dimasukkan dalam
wadah gelas yang berisi larutan kimia yang ditempatkan pada atas pelat

12
(plate). Dengan menggunakan “Hot Plate Magnetic Stirrer”, pencampuran
larutan kimia dapat dilakukan dengan cepat, sehingga dapat menghemat
waktu, tenaga dan dihasilkan larutan yang lebih homogen.

2. Ozon Generator
Ozon merupakan suatu zat atau
senyawa kimia berbentuk gas yang
berfungsi sebagai pelindung bumi dari
sengatan berbahaya sinar UV matahari.
Ozon berfungsi sebagai penetralisir dan
pengurai CO, ammonium, sulfat, gas metana
dan unsur racun berbahaya lainnya. Selain
itu, ozon juga mempunyai daya oksidasi
yang tinggi untuk menguraikan gas beracun dan membunuh kuman sehingga
berfungsi sebagai pemurnian dalam pengolahan air. Ozone juga disebut O 3
adalah sejenis gas yang tidak berwarna, tidak beracun, memiliki sedikit aroma
daun segar karena Ozon memiliki kemampuan menembus yang sangat kuat,
kemampuan oksigen dan kemampuan mengurai, digunakan secara luas pada
berbagai aspek kehidupan. Alat untuk membentuk ozon disebut ozon
generator. Alat ini digunakan untuk membuat ozon dalam laboratorium
dengan bahan dasar (O2) murni.
Prinsip kerja ozon generator
melalui proses ozonisasi dengan cara
menginjeksikan gas ozon yang disertai
dengan air yang telah melalui beberapa
tahapan water treatment.
Ozonisasi adalah gas ozone
yang diproduksi dari listrik tegangan tinggi ±80.000 V dimana kutub anonda
dan katoda terjadi kilatan listrik. Oksigen atau udara dilewatkan kedalam
reactor ozon, oksigen diaktifkan dan dipecah molekulnya dari O2 menjadi O3
yang kemudian menghasilkan gas ozon. Berikut persamaan reaksi
pembentukan ozon dibawah ini:

13
Energy listrik  O-O + O  O3

Dalam industri pengolahan air minum,  Manfaat Ozone Generator


adalah untuk membunuh kuman, bakteri dan virus dalam air (fungsinya
memang mirip dengan ultraviolet). Selain itu, Ozone Generator juga
berfungsi untuk mengawetkan rasa air (tidak mudah berubah rasa) jika
disimpan dalam waktu yang cukup lama. Selain untuk pengolahan air minum,
Ozone Generator juga dapat digunakan dalam aplikasi kedokteran dan
kesehatan. Dengan demikian ozone generator sangat cocok untuk proses
penjernihan air minum yang bebas dari bakteri, virus maupun
mikroorganisme lainnya sehingga aman untuk diminum.

3. Centrifuge
Sentrifuge (pemusing/centrifuge) adalah sebuah perangkat yang
berputar pada poros tetapnya dengan
berbagai kecepatan. Alat ini dapat
memisahkan cairan dan padatan atau cairan
dengan kepekatan berbeda-beda dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal yang
dihasilkan berasal dari putaran motor listrik
yang mendapat supply. Metode yang
digunakan dalam pencapaian sedimentasi
dimana partikel dipisahkan dari fluida oleh
gaya sentrifugasi yang dikenakan pada
partikel disebut teknik sentrifugasi. Dimana percepatan sentripetal
menyebabkan zat yang lebih padat akan mengendap di dasar tabung. Dengan
cara yang sama, benda ringan akan cenderung bergerak ke atas tabung
(melayang di dalam tabung).
Sentrifus merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan organel
berdasarkan massa jenisnya melalui proses pengendapan. Dalam prosesnya,
sentrifus menggunakan prinsip rotasi atau perputaran tabung yang berisi
larutan agar dapat dipisahkan berdasarkan massa jenisnya. Larutan akan
terbagi menjadi dua fase yaitu supernatant yang berupa cairan dan pellet atau

14
organel yang mengendap. Peralatan sentrifus terdiri dari sebuah rotor atau
tempat untuk meletakan larutan yang akan dipisahkan. Rotor ini nantinya
akan berputar dengan cepat yang akan mengakibatkan larutan akan terpisah
menjadi dua fase. Semakin cepat perputaran yang dilakukan, semakin besar
gaya centrifugal yang dihasilkan, semakin banyak pula organel sel yang dapat
diendapkan begitu juga sebaliknya.

Cara Kerja Blok Diagram :


Tegangan PLN masuk ke blok power supply dan disearahkan untuk
men- supply seluruh rangkaian. Selanjutnya lakukan setting kecepatan dan
waktu. Setelah dilakukan pengaturan kecepatan dan waktu, maka kontrol
circuit akan mengolah settingan tersebut supaya motor dapat berputar sesuai
dengan yang diinginkan. Safety circuit berfungsi sebagai pengaman pada
pesawat centrifuge. Dalam safety circuit ini terdapat rangkaian switching
yang menghubungkan control circuit dengan motor yang terletak pada tutup
centrifuge. Pintu centrifuge tidak akan terbuka jika motor masih berputar.
Motor akan berputar saat pintu centrifuge ditutup. Selanjutnya motor akan
berputar sesuai dengan kecepatan yang telah di- setting selama waktu yang
telah ditentukan. Perputaran motor ini akan menggerakkan tempat sampel
sehingga timbul gaya centrifugal yang akan memisahkan partikel pada sampel
sesuai berat molekulnya. Setelah timer habis, maka motor akan melambat dan
berhenti berputar.

4. Lemari Pendingin

15
Lemari pendingin adalah lemari yang dilengkapi sistim penurunan
suhu sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan aktivitas dan
pertumbuhan mikroba dalam media kultur. Sistem kerja lemari pendingin
dimulai ketika di aliri listrik, motor kompresor akan berputar dan memberikan
tekanan pada refrigerant atau gas freon. Gas Freon ini mempunyai sifat bila
mendapat tekanan akan berubah sifatnya menjadi gas yang bertekanan tinggi
dan bersuhu tinggi, ini bisa kita buktikan bahwa ketika lemari es dalam
kondisi hidup seluruh body lemari es akan terasa panas bila dipegang.
Selanjutnya adalah Gas Freon yang bertekanan dan bersuhu tinggi
tersebut melewati kondensor, ketika berada dalam kondensor ini gas freon
tadi diubah lagi sifatnya menjadi gas cair dengan suhu rendah namun tetap
bertekanan tinggi hingga akhirnya mencapai suhu kondensasi.
Kemudian gas freon tadi akan
melewati filter lalu menuju pipa kapiler
yang berdiameter sangat kecil, kemudian
masuk ke saluran Evaporator. Pada saat
berada di Evaporator inilah gas Freon
yang bersuhu sangat rendah namun
bertekanan tinggi ini akan menguap dan
kembali ke wujud semula yaitu gas namun
tetap bersuhu rendah.
Penguapan ini terjadi karena adanya penyerapan panas dari ruang
Evaporator, akibatnya udara yang berada di ruangan Evaporator ini akan
terkondensasi. Karena kondisi ini terus berulang selama masih dialiri listrik,
lama kelamaan udara tersebut akan menjadi butiran-butiran es. Hal tersebut
juga akan terjadi pada benda yang diletakkan di dalam ruangan Evaporator.
Aliran Freon tersebut akhirnya meninggalkan Evaporator dan kembali
menuju kompresor. Proses ini akan terus berputar dan berulang-ulang. Pada
kondisi normal dan tidak ada kebocoran, gas freon akan terus mengalir dan
tidak akan pernah habis.

5. Oven Pensteril

16
Oven merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan
menggunakan udara kering. Alat sterilisasi ini dipakai untuk mensterilkan
alat-alat gelas seperti Erlenmeyer, Petridisk (cawan petri), tabung reaksi dan
gelas lainnya, untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan, dan untuk
mengeringkan bahan yang sedang dalam keadaan basah. Bahan-bahan seperti
kapas, kain dan kertas juga dapat disterilkan dalam oven tetapi dalam
temperatur tertentu, pada umumnya temperatur yang digunakan pada
sterilisasi cara kering adalah sekitar 140-1700C selama  paling sedikit 2 jam.
Perlu diperhatikan bahwa lamanya sterilisasi tergantung pada jumlah alat
disterilkan dan ketahanan alat terhadap panas. Sterilisasi dengan oven tidak
dapat digunakan untuk alat alat gelas yang membutuhkan keakuratan.
Contoh: alat ukur, penutup karet atau plastik.
Dengan menggunakan oven sebagai alat sterilisasi kering, maka alat
gelas yang disterilisasi tidak akan timbul kondensasi sehingga tidak ada tetes
air (embun) di dalam alat gelas. Namun sterilisasi panas kering juga biasa
digunakan untuk mensterilkan cairan dengan kadar air sangat rendah dan
perawatan serbuk obat.
Metode sterilisasi panas kering biasanya menggunakan Oven
pensteril. Biasanya alat ini terbuat dari stainless steel, bentuk dan posisi
elemen pemanas di ruang menjamin distribusi temperatur biasa. Keseluruhan
proses terdiri dari pengeringan, pemanasan, sterilisasi dan pendinginan
bertahap.
Sterilisator menggunakan teknologi ozone,
proses cleaning (sterilisasi), disinfeksi dan sinar
gelombang bertemperatur tinggi. Semua proses ini
dilakukan dalam waktu bersamaan. Sistem ini juga
bekerja secara otomatis sehingga aman, karena mesin
akan berhenti bekerja jika pintu ruang dibuka pada
saat proses ozonisasi berjalan.
Sterilisasi panas kering umumnya digunakan
untuk senyawa-senyawa yang tidak efektif
disterilkan dengan uap air panas, karena sifatnya

17
yang tidak dapat ditembus atau tidak tahan dengan uap air. Misalnya, minyak
lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril seperti
talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat lain.

C. Penerapan Dalam Bidang Ilmu Lain


1. Bel Listrik
Bel Listrik yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Electric Bell
adalah sebuah alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi suara
dengan menggunakan prinsip elektromagnetik yang bekerja secara otomatis.
Bel listrik bekerja menggunakan prinsip elektromagnetik yaitu
pembuatan magnet sementara dengan cara dialiri arus listrik.
Bagian-bagian utama bel listrik:

1. Sebuah magnet listrik: A dan B, berupa magnet listrik berbentuk U


yang dililit kawat berfungsi sebagai magnet ketika diberi arus listrik.
2. Penghubung dan pemutus arus listrik (interuptor): C.
3. Sebuah pelat besi lunak (jangkar besi lunak): D yang dihubungkan
dengan pegas baja: E dan pemukul bel: F.
4. Lonceng (Gong): G.
5. Kumparan Elektromagnet.
6. Saklar tekan.
7. Baterai sebagai sumber tegangan.

Bagian terpenting sebuah bel listrik adalah elektromagnet dan


pemutus arus (interuptor). Elektromagnet dalam bel listrik berupa inti besi

18
yang berbentuk huruf U. Inti besi tersebul dililiti kumparan dengan arah
belitan yang berbeda. Hal ini dilakukan dengan maksud supaya pada ujung-
ujung inti besi diperoleh magnet yang berbeda/ kutub-kutub magnet yang
tidak sejenis (utara dan selatan) jika kumparan tersebut dialiri arus listrik.
Ketika sakelar ditekan, terjadi aliran arus listrik. Akibatnya, inti besi
lunak menjadi elektromagnet. Elektromagnet ini dapat menarik jangkar besi
lunak. Saat jangkar besi tersebut menempel pada elektromagnet, pemukul
mengenai bel dan terjadi bunyi.
Selama jangkar besi menempel pada besi lunak. aliran arus listrik
terputus. Hal itu menyebabkan sifat kemagnetan inti besi lunak hilang.
Akibatnya. jangkar besi lunak kembali ke posisi semula. Demikianlah hal ini
berlangsung berulang-ulang selama sakelar bel ditekan. Alat untuk
menyambung atau memutus arus listrik secara berulang-ulang secara otomatis
disebut interuptor. Jadi, elektromagnet pada bel listrik memutus dan
menyambung arus listrik dengan cepat secara otomatis.
Prinsip kerja bel listrik adalah ketika sakelar ditekan, maka arus listrik
dari baterai mengalir melalui interuptor lalu menuju pegas baja dan akhirnya
sampai di kumparan. Ketika kumparan dialiri arus listrik, kumparan tersebut
menjadi magnet (elektromagnet) dan menarik jangkar besi lunak sehingga
jangkar tersebut memukul bel dan menghasilkan bunyi. Sesaat setelah jangkar
besi lunak ditarik oleh elektromagnet, arus listrik yang mengalir melalui
interuptor terputus. Terhentinya arus listrik yang mengalir menuju kumparan
menyebabkan kumparan kehilangan sifat kemagnetannya sehingga pegas baja
menarik jangkar besi lunak pada keadaan semula. Setelah kembali kedudukan
semula, interuptor terhubung kembali dengan arus listrik dari baterai sehingga
kumparan menjadi magnet dan proses yang sama akan terulang kembali.
Proses ini terjadi secara berulang-ulang sehingga bel terus menghasilkan
bunyi sampai saklar kembali ditekan untuk memutuskan arus dari baterai.

2. Relai
Relai adalah alat yang dapat menghubungkan atau memutus arus
listrik besar menggunakan arus listrik kecil. Dengan kata lain, relai bekerja

19
sebagai saklar pada rangkaian listrik berarus besar. Arus yang relatif kecil
dalam kumparan magnet listrik dapat digunakan untuk menghidupkan arus
yang besar tanpa terjadi hubungan listrik antara kedua rangkaian. Bagian
utama relai adalah elektromagnet dan kontak. Relai banyak digunakan
sebagai kontak starter mobil, sakelar jarak jauh. Sebagai contoh, relai untuk
membuka pintu garasi. Sakelar pengatur dihubungkan dengan rangkaian
elektronik yang peka cahaya. Apabila rangkaian elektronik disoroti lampu
mobil, maka pintu garasi akan terbuka dan dalam bidang teknik untuk
mengatur suatu alat dari jarak jauh, misalnya pada motor listrik. Oleh karena
itu, motor listrik atau mesin-mesin listrik yang memerlukan arus besar dapat
dikontrol dari jauh menggunakan kabel yang dapat dilalui arus kecil. Kabel
seperti itu lebih murah harganya. Bagian utama sebuah relai yaitu:
1. Magnet listrik (M)
2. Sauh (S)
3. Kontak (K)
4. Pegas (P)

Prinsip kerja relai sebagai berikut:


Ketika sakelar ditekan, arus listrik kecil mengalir. Aliran arus ini
menyebabkan jangkar besi lunak tertarik ke elektromagnet hingga menempel.
Hal itu menyebabkan kontak terhubung. Akibatnya, motor listrik teraliri arus.
Aliran arus listrik itulah yang menyebabkan motor listrik berputar.
Jika sakelar ditutup, arus segera mengalir di elektromagnet kemudian,
elektromagnet menarik jangkar besi sehingga menekan kontak dan terjadi
kontak di K (kontak terhubung) dan mengalirlah arus di rangkaian sekunder
(motor berputar).
Keuntungan kita dalam menggunakan relay:
1. Kita bisa membuat rangkaian otomatis penyambung/pemutus (switch)
tegangan  AC dan DC
2. Relay bisa digunakan pada switch tegangan tinggi
3. Relay juga menjadi solusi pada switch dengan arus yang besar
4. Bisa melakukan swith pada banyak kontak dalam waktu yang bersamaan

20
5. Sakelar-sakelar dan kabel-kabel penerangan yang hanya sesuai untuk arus
kecil dapat dipakai untuk mengatur mesin-mesin listrik yang berarus besar,
misalnya pada dinamo starter mobil.

3. Pesawat Telepon
Pesawat telepon terdiri dari dua bagian utama  yaitu pesawat pengirim
suara (mikrofon/ mounthpiece) dan pesawat penerima suara (telepon) atau
earpice, pada pesawat penerima suara terdapat magnet dan elektromagnet.
Mikrofon terdiri atas diafragma aluminium, kotak karbon, dan butir-butir
karbon. Adapun telepon terdiri atas diafragma besi, magnet permanen, dan
elektromagnet.
Prinsip kerja pesawat telepon sebagai berikut:

Prinsip kerja bagian telepon adalah mengubah sinyal listrik menjadi


gelombang bunyi. Pada sebuah mikrofon terdapat pelat tipis yang disebut
diafragma (D) yang selalu bersentuhan dengan butir-butir karbon (C) yang
berada di dalam kotak karbon ( B ).
Getaran suara yang jatuh di permukaan diafragma D mengakibatkan
diafragma itu bergetar. Getaran diafragma mengakibatkan butir-butir karbon
tertekan. Jika tekanannya besar, butir-butir karbon merapat, jika tekanannya
kecil, butir-butir karbon merenggang. Perubahan merapat dan merenggangnya
butir-butir karbon menyebabkan hambatan listriknya berubah-ubah. Saat
butir-butir karbon merapat, hambatan listriknya kecil dan saat merenggang
hambatan listriknya besar. Berubahnya hambatan listrik karbon sesuai dengan
getaran suara. Perubahan hambatan listrik ini mengakibatkan berubah-
ubahnya arus listrik. Arus yang berubah-ubah ini dialirkan ke pesawat
penerima.

21
Pesawat penerima terdiri atas sebuah diafragma M, magnet listrik AA
dan magnet tetap US yang berfungsi memagnetkan inti magnet listrik AA.
Karena diafragma terbuat dari lempengan bahan ferromagnetik, maka selalu
tertarik ke arah AA, sehingga bentuknya lengkung. Arus listrik dari mikrofon
yang berubah-ubah mengakibatkan kemagnetan elektromagnet pada pesawat
penerima berubah-ubah pula. Perubahan kemagnetan ini menyebabkan
berubahnya gaya tarik pada diafragma. Perubahan gaya tarik ini sesuai
dengan getaran suara yang dikirim dari mikrofon. Penerima mendengar suara
pengirim.

4. Kunci Pintu Listrik

Kunci pintu listrik bekerja didasarkan pada elektromagnetik. Kunci ini


mempunyai kumparan dari jenis solenoida yang dihubungkan ke saklar di
dalam rumah. Jika seseorang menekan sakelar, arus mengalir ke solenoida.
Elektromagnetik yang dihasilkan akan menarik kunci besi ke dalam solenoida
sehingga seorang di luar bisa membuka pintu.

5. Metal Detector
Metal detector merupakan sebuah instrument elektronik yang
memanfaatkan mekanisme elektromagnetik
untuk melacak kandungan metal pada sebuah
objek. Umumnya metal detector terdiri dari 3
komponen utama, yaitu:

1. Transmitter coil.

22
2. Receiver coil.
3. Standard wave analyzer.

Prinsip kerja metal detector sebagai berikut:


Transmitter coil merupakan sebuah kumparan yang berfungsi sebagai
penghasil atau pemancar gelombang elektromagnetik, karena berdasarkan
prinsip dasar elektromagnetik yaitu “Saat kumparan diberi tegangan AC
(alternating Current), maka pada kumparan tersebut akan timbul medan
magnet”. Gelombang elektromagnet ini nantinya akan diterima oleh receiver
coil yang diletakkan di dekat transmitter coil antara transmitter dan receiver,
nantinya akan diberi ruang untuk melewati objek yang akan diuji kandungan
metalnya.

Jika benda logam melewati metal detector, maka gelombang yang ada
menjadi terganggu dan standard wave analyzer akan memberitahukan bahwa
ada ketidakseimbangan gelombang. Fungsi standar wave analyzer disini yaitu
sebagai regulasi induksi gelombang elektromagnetik antara transmitter coil
dan receiver coil. Standar wave analyzer ini terhubung ke control unit yang
nantinya akan mengontrol sistem yang ada pada metal detector seperti bunyi
alarm, mengaktifkan lampu indicator, menghentikan atau membalik putaran
motor, memisahkan objek yang terdeteksi mengandung metal pada conveyor
belt metal detector. Untuk lebih jelasnya, mekanisme kerja metal detector
dapat dilihat pada ilustrasi berikut:

Pengaplikasian metal detector saat ini sangatlah luas, misalnya saja


untuk sistem keamanan, arkeolog, untuk industri (untuk quality control), dll.
Untuk sistem keamanan mungkin sudah sering kita lihat di bandara dan
tempat-tempat penting lainnya.

Untuk aplikasi di industri contohnya pada industri makanan, farmasi,


textile, garment, kimia, plastik, dan industri pengepakkan. Metal detector
untuk industri ini disebut dengan istilah industrial metal detector. Contoh
penggunaan metal detector pada industri makanan misalnya, kontaminasi
makanan oleh pecahan logam dari mesin pengolahan yang rusak selama

23
proses manufaktur adalah masalah keamanan utama dalam industri makanan.
Untuk itu perlu dilakukan quality control dengan menggunakan metal
detector sebelum makanan tersebut dikemas. Detektor logam untuk tujuan ini
banyak digunakan dan diintegrasikan ke dalam line produksi.

Itulah sebabnya mengapa metal detector perlu dipasang pada industri-


industri yang memproduksi bahan makanan atau pengolahan makanan. Bila
anda berkecimpung di bidang ini, pastikan produk anda aman untuk
dikonsumsi, dengan memasang metal detector di pabrik anda. Dan bila anda
konsumen produk makanan, pastikan anda hanya membeli produk yang telah
mengaplikasikan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point), yang
salah satu persyaratannya adalah memiliki industrial metal detector.
Praktek saat ini di pabrik industri garment atau pakaian jadi untuk
menerapkan pendeteksian logam setelah pakaian yang benar-benar dijahit dan
sebelum pakaian dikemas, terlebih dahulu diperiksa apakah ada kontaminasi
logam (jarum, jarum patah, dll) dalam pakaian. Hal ini perlu dilakukan untuk
alasan keamanan.

6. Loudspeaker
Loud Speaker atau speaker (pengeras suara) adalah transduser yang
mengubah sinyal elektrik ke frekuensi audio
(suara) dengan cara menggetarkan komponennya
yang berbentuk membran untuk menggetarkan
udara sehingga terjadilah gelombang suara
sampai di kendang telinga kita dan dapat kita
dengar sebagai suara. Yang dimaksud dengan
“Suara” sebenarnya adalah Frekuensi yang dapat
didengar oleh Telinga Manusia yaitu Frekuensi
yang berkisar di antara 20Hz – 20.000Hz. Timbulnya suara dikarenakan
adanya fluktuasi tekanan udara yang disebabkan oleh gerakan atau getaran
suatu obyek tertentu. Ketika Obyek tersebut bergerak atau bergetar, Obyek
tersebut akan mengirimkan Energi Kinetik untuk partikel udara disekitarnya.
Hal ini dapat di-anologi-kan seperti terjadinya gelombang pada air.

24
Sedangkan yang dimaksud dengan Frekuensi adalah jumlah getaran yang
terjadi dalam kurun waktu satu detik. Frekuensi dipengaruhi oleh kecepatan
getaran pada obyek yang menimbulkan suara, semakin cepat getarannya
makin tinggi pula frekuensinya. Loudspeaker terdiri atas membran berupa
corong. Lubang dibelakang corong diberi magnet yang dibungkus dengan
kumparan kawat. Apabila ada sinyal suara, kumparan akan bersifat magnet
dan bergerak (ingat kutub sejenis tolak-menolak dan kutub tak sejenis tarik-
menarik).

Prinsip kerja loudspesker sebagai berikut:

Getaran tersebut akan menggetarkan membran. Karena bentuknya


corong, getaran tersebut makin keras dan mengeluarkan suara persis seperti
suara dari tape recorder/ radio. Dengan digunakannya kotak berbagai
kemasan, suara akan semakin keras dan jelas. Dalam rangka menterjemahkan
sinyal listrik menjadi suara yang dapat didengar, Speaker memiliki komponen
Elektromagnetik yang terdiri dari Kumparan yang disebut dengan Voice Coil
untuk membangkitkan medan magnet dan berinteraksi dengan Magnet
Permanen sehingga menggerakan Cone Speaker maju dan mundur. Voice
Coil adalah bagian yang bergerak sedangkan Magnet Permanen adalah bagian
Speaker yang tetap pada posisinya. Sinyal listrik yang melewati Voice Coil
akan menyebabkan arah medan magnet berubah secara cepat sehingga terjadi
gerakan “tarik” dan “tolak” dengan Magnet Permanen. Dengan demikian,
terjadilah getaran yang maju dan mundur pada Cone Speaker.
Cone adalah komponen utama Speaker yang bergerak. Pada prinsipnya,
semakin besarnya Cone semakin besar pula permukaan yang dapat
menggerakan udara sehingga suara yang dihasilkan Speaker juga akan
semakin besar.

Suspension yang terdapat dalam Speaker berfungsi untuk menarik


Cone ke posisi semulanya setelah bergerak maju dan mundur. Suspension
juga berfungsi sebagai pemegang Cone dan Voice Coil. Kekakuan (rigidity),

25
komposisi dan desain Suspension sangat mempengaruhi kualitas suara
Speaker itu sendiri.

7. Katrol listrik
Katrol Listrik adalah elektromagnetik yang besar digunakan untuk
mengangkat sampah logam yang tidak terpakai. Terutama saat selesai proses
pembangunan gedung atau kepingan-kepingan badan kapal besar yang tidak terpakai.

Kebaikan katrol listrik adalah:


a. Mampu mengangkat sampah besi dalam jumlah besar
b. Dapat  mengangkat/memindahkan  bongkahan  besi  yang  tanpa
rantai
c. Membantu memisahkan antara logam feromagnetik dan bukan
feromagnetik.
Kekurangan katrol listrik adalah:
a. Katrol listrik sangat bergantung dengan arus listrik
b. Apa bila arus listrik mati, seketika pula sampah yang diangkutnya
akan jatuh berhamburan.
Prinsip kerja katrol listrik sebagai berikut:
Apabila arus dihidupkan katrol listrik akan menarik sampah besi dan
memindahkan ke tempat yang dikehendaki. Apabila arus listrik dimatikan,
sampah besi akan jatuh, dengan cara ini sampah yang berupa tembaga,
aluminium, dan seng dapat dipisahkan dengan besi.

8. Alat pengangkat besi tua


Alat pengangkat besi merupakan salah satu penerapan dari gejala
kemagnetan oleh arus listrik, yang digunakan untuk mengangkat,
memindahkan benda-benda logam yang berat/ terbuat dari besi dan baja
diperlukan alat penarik yang memiliki sifat magnet sementara yang kuat.
Dewasa ini alat pengangkat magnetik digunakan untuk memisahkan bahan
logam dengan bahan bukan logam, misalnya pada tempat pembuangan
sampah modern.
Prinsip kerja alat pengangkat besi tua sebagai berikut:

26
Pada umumnya, alat tersebut menggunakan kumparan berinti besi
lunak yang berbentuk U. Dengan mengalirkan arus listrik pada kumparan, inti
besi yang berbentuk U tersebut menjadi sebuah magnet sehingga dapat
menarik benda-benda yang terbuat dari besi/ baja. Setelah sampai ke tempat
yang ditentukan, besi/ baja tersebut diletakkan dengan cara memutuskan arus
yang mengalir pada kumparan. Untuk memperbesar gaya tarik alat, dapat
dilakukan dengan cara menambah lilitan dan menambah arus listrik.

9. Dinamo
Dinamo adalah generator listrik pertama yang mampu mengantarkan
tenaga untuk industri, dan masih merupakan generator terpenting yang
digunakan pada abad ke-21. Dinamo menggunakan prinsip
elektromagnetisme untuk mengubah putaran mekanik menjadi listrik arus
bolak-balik. Dinamo pertama berdasarkan prinsip Faraday dibuat pada 1832
oleh Hippolyte Pixii, seorang pembuat peralatan dari Perancis. Alat ini
menggunakan magnet permanen yang diputar oleh sebuah “crank”. Magnet
yang berputar diletakaan sedemikian rupa sehingga kutub utara dan
selatannya melewati sebongkah besi yang dibungkus dengan kawat. Pixii
menemukan bahwa magnet yang berputar memproduksi sebuah pulsa arus di
kawat setiap kali sebuah kutub melewati kumparan. Lebih jauh lagi, kutub
utara dan selatan magnet menginduksi arus di arah yang berlawanan. Dengan
menambah sebuah komutator, Pixii dapat mengubah arus bolak-balik menjadi
arus searah.

10. Motor Listrik


Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi
magnet yang disebut sebagai elektromagnet. Prinsip kerja motor listrik pada
dasarnya sama untuk semua jenis motor secara umum :
 Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya

27
 Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah
lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan
magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
 Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar
kumparan.
 Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan
tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh
susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan


merupakan sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik.

Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller


pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll di
industri dan digunakan juga pada peralatan listrik rumah tangga seperti:
mixer, bor listrik, kipas angin, mesin cuci, pompa air, penyedot debu.

11. Generator Listrik


Ada 2 cara untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik, yaitu
dengan:
1. Generator arus searah (DC Generator)
2. Generator arus bolak balik (AC Generator)

28
A. Generator arus searah (DC Generator)
Alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik searah
(DC).

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin


DC yang diam/tidak bergerak, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC
yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat
arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari:
komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.
Prinsip kerja generator DC sama dengan generator AC. Namun,
pada generator DC arah arus induksinya tidak berubah. Hal ini disebabkan
cincin yang digunakan pada generator DC berupa cincin belah
(komutator).
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin
adalah sikat arang yang akan memendek dan harus diganti secara
periodik/berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat
arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah
komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat
arang.
B. Generator arus bolak balik (AC Generator) adalah:
Alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik bolak
balik (AC).

29
Bagian utama generator AC terdiri atas: magnet permanen (tetap),
kumparan (solenoida). cincin geser, dan sikat. Pada generator. perubahan
garis gaya magnet diperoleh dengan cara memutar kumparan di dalam
medan magnet permanen. Karena dihubungkan dengan cincin geser,
perputaran kumparan menimbulkan GGL induksi AC. OIeh karena itu,
arus induksi yang ditimbulkan berupa arus AC. Adanya arus AC ini
ditunjukkan oleh menyalanya lampu pijar yang disusun seri dengan kedua
sikat.
Contoh generator AC yang akan sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari adalah dinamo sepeda. Bagian utama dinamo sepeda
adalah sebuah magnet tetap dan kumparan yang disisipi besi lunak. Jika
magnet tetap diputar, perputaran tersebut menimbulkan GGL induksi pada
kumparan. Jika sebuah lampu pijar (lampu sepeda) dipasang pada kabel
yang menghubungkan kedua ujung kumparan. lampu tersebut akan dilalui
arus induksi AC. Akibatnya, lampu tersebut menyala. Nyala lampu akan
makin terang jika perputaran magnet tetap makin cepat (laju sepeda makin
kencang).

30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Konsep Fisis Magnet dan Listrik ada 3, yaitu:
a. Hukum Oersted (Ada I tumbul B)
b. Hukum Faraday (Ada B timbul I)
c. Gaya Lorentz (Ada I dan B timbul F)
2. Penerapan Konsep Fisis Magnet dan Listrik di Bidang Biologi antara lain:
MRI, Terapi Biomagnetik, Mengobati Epilepsi, Mengobati Radang Sendi,
Mengobati Alzheimer, Meringakan Depresi, Memperbaiki Jaringan Yang
Luka, Membantu Operasi Jantung, Mengurangi Pembengkakan.
3. Penerapan konsep fisis magnet dan listrik di bidang Kimia antara lain:
Magnetic Stirrers, Ozon Generator, Centrifuge, Lemari Pendingin, Oven
Pensteril
4. Penerapan konsep fisis magnet dan listrik di bidang Ilmu Lain antara lain:
Bel Listrik, Relai, Pesawat Telepon, Kunci Pintu Listrik, Metal Detector,
Loudspeaker, Katrol listrik, Alat pengangkat besi tua, Dinamo, Motor
Listrik, Generator Listrik.

B. Saran

31
Dalam sebuah penulisan, tentu diperlukan dilakukannya penulisan lanjutan
guna meningkatkan ilmu pengetahuan. Dalam membuat makalah, disarankan
mencari referensi yang lebih luas lagi, sehingga pembahasan akan semakin
mendalam dan lebih efektif. Sehingga akan benar-benar memberikan manfaat
dimana akan didapat sebuah pengetahuan yang dapat diterapkan di dalam
masyarakat hendaknya.

DAFTAR PUSTAKA

Damari, Ari. Handayani, Sri. 2009. Fisika SMA Kelas XII. Jakarta : Depdiknas
Murdaka Eka, Bambang. 2010. Fisika Dasar Listrik, magnet, Optika, Fisika
Modern. Yogyakarta:CV Andi Offset
Halliday, David. 2010. Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Supiyanto. 2007. Fisika 3 Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : PHIETA
Sutejo. 2007. FISIKA 3. Jakarta : Balai Pustaka

32

Anda mungkin juga menyukai