BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Dibawah ini merupakan literature pendukung dalam pembuatan proyek akhir
ini, antara lain:
1. Puspita Rahman, Sherly, Mas Sarwoko Suraatmadja, Zulfi. Perancangan
dan Realisasi Prototipe Sistem Transfer Daya Listrik Nirkabel untuk
Mengisi Baterai Handphone. Bandung:Universitas Telkom. 2013.
Membahas mengenai sistem transfer energi listrik secara nirkabel
menggunakan prinsip induksi resonansi magnetik yang menyalurkan
energi listrik nya ke baterai handphone.
2. Hassan, Mohamed A, A Elzawawi. Wireless Power Transfer through
Inductive Coupling. Recent Advances in Circuits. ISBN: 978-1-61804-
319-1. Membahas mengenai transfer daya menggunakan resonansi
magnetik untuk mengisi daya-daya kecil dengan menggunakan frekuensi
input sebesar 100KHz dan jarak yang diuji yaitu jarak dekat.
3. Kumar R, Ajey, Gayathri H R, Beete Gowda R, Yashwanth B. WiTricity
: Wireless Power Transfer By Non-radiative Method. International
Journal of Engineering Trends and Technology (IJETT). Volume 11
Number 6 - Mei 2014. Membahas mengenai metode-metode dalam
transfer daya nirkabel beserta perbandingan antar metode tersebut.
Pengiriman daya listrik tanpa kabel adalah suatu sistem yang memiliki
proses dimana energi listrik dapat ditransmisikan dari suatu sumber listrik
menuju ke beban listrik tanpa melalui suatu kabel. Transmisi daya listrik tanpa
kabel ini berguna jiga kita membutuhkan suatu energi listrik, akan tetapi tidak
ada kabel di sekitar tempat kita berada.
Alat pengirim daya listrik tanpa kabel memiliki banyak kegunaan dalam
kehidupan sehari-hari, yang terbagi dalam dua kategori, yaitu :
Memberikan sumber listrik tanpa kabel secara langsung, yaitu ketika
peralatan elektronik tanpa baterai membutuhkan daya listrik, akan tetapi
tidak ada kabel disekitarnya, maka alat pengirim daya listrik tanpa kabel
akan berfungsi selama masih berada dalam area jangkauan (Contoh :
Televisi. Lampu).
Mengisi ulang secara otomatis tanpa menggunakan kabel, yaitu ketika
suatu alat elektronik yang menggunakan baterai yang dapat diisi ulang
membutuhkan isi ulang baterai, maka alat ini juga dapat digunakan untuk
keperluan tersebut (Contoh : Telepon genggam. pemutar mp3. laptop).
Alat pengirim daya listrik tanpa kabel ini sangat berbeda dengan prinsip
induksi elektromagnetik konvensional, seperti yang digunakan pada trafo,
dimana kumparan primer dapat metransmisikan daya ke kumparan sekunder
dalam jarak yang sangat dekat.
daya listrik tanpa kabel yang dimaksud di dalam Proyek Akhir ini merupakan
teknologi yang tidak beradiasi dan mengacu pada konsep medan dekat (near-
field). Banyak teknik lain dalam bidang pengiriman energi listrik tanpa kabel
yang
berbasiskan kepada teknik radiasi, baik itu keperluan informasi seperti
gelombang radio, sinar laser (narrow beam) dan gelombang cahaya. Radiasi
udara dari frekuensi pada gelombang radio banyak digunakan untuk
mengirimkan informasi tanpa kabel karena informasi dapat ditransmisikan ke
segala arah untuk dipakai oleh beberapa pengguna. Daya yang diterima pada
setiap
radio atau rangkaian penerima tanpa kabel sangatlah kecil, dan harus
diperkuat lagi di dalam rangkaian penerima tersebut dengan menggunakan
sumber listrik dari luar suatu alat tersebut. Oleh karena mayoritas dari daya
radiasi terbuang dengan percuma ke dalam udara bebas, transmisi radio ini
sangat tidak efisien jiga berfungsi untuk mengirimkan daya listrik dengan jumlah
besar. Untuk menambah jumlah energi yang dapat ditangkap oleh rangkaian
penerima, maka pada sisi rangkaian pengirim dapat diberikan daya yang lebih
tinggi pula, akan tetapi hal ini tidak aman dan bahkan dapat mengganggu alat
lain yang juga menggunakan frekuensi radio.
Gambar II.2 Percobaan Michael Faraday
Faraday telah memperkirakan bahwa kabel yang dialiri dengan arus listrik
akan menghasilkan medan magnet disekitar kabel tersebut. Pada saat kabel yang
satu dialiri dengan arus listrik. jarum galvanometer yang dihubungkan dengan
kabel pada sisi yang lain bergerak. Induksi yang terjadi diakibatkan oleh fluks
magnetik yang timbul saat sumber arus di hubungkan dan dilepas dari kabel.
Dengan ini Michael Faraday menyimpulkan bahwa medan magnet pada
kabel yang dialiri arus listrik dapat menghantarkan arus kepada kabel lainnya
yang berada pada jangkauan medan magnet kabel tersebut.
Dari percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday. maka dapat
disimpulkan bahwa induksi elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak
listrik di dalam suatu kumparan/konduktor bila terdapat perubahan fluks
magnetik pada konduktor tersebut atau bila konduktor bergerak relatif melintasi
medan magnetik.
Pada awal tahun 1930. Michael Faraday dan Joseph Henry melakukan
sebuah percobaan untuk mecari tahu atas apa yang telah di lakukan oleh H.C.
Oersted melalui eksperimen yang sangat sederhana. Sebuah magnet yang
digerakkan masuk dan keluar pada kumparan dapat menghasilkan arus listrik
pada kumparan. Galvanometer merupakan alat yang dapat digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya arus listrik yang mengalir. Ketika sebuah magnet
yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan, jarum galvanometer
kumparan menimbulkan arus listrik. Arus listrik bisa terjadi jika pada ujung
ujung kumparan terdapat GGL (gaya gerak listrik). GGL yang terjadi di
ujung-ujung kumparan dinamakan GGL induksi. Arus listrik hanya timbul
pada saat magnet bergerak. Jika magnet diam di dalam kumparan, di ujung
kumparan tidak terjadi arus listrik.
banyak. Bertambahnya jumlah garis-garis gaya ini menimbulkan GGL
induksi pada ujung-ujung kumparan, GGL induksi yang ditimbulkan
menyebabkan arus istrik mengalir menggerakkan jarum galvanometer. Arah
arus induksi dapat ditentukan dengan cara memerhatikan arah medan magnet
yang ditimbulkannya. Pada saat magnet masuk, garis gaya magnet listrik
dalam kumparan bertambah. Akibat medan magnet, hasil arus induksi bersifat
mengurangi garis gaya magnet itu. Dengan demikian. ujung kumparan itu
merupakan kutup utara sehingga arah arus induksi seperti yang ditunjukkan
II.3.a.
Karena arus induksi selalu bolak-balik, maka disebut arus bolak-balik
(AC = Alternating Current). Faraday menggunakan konsep garis gaya
magnet untuk menjelaskan peristiwa di atas.
Gambar II.3 Gaya gerak listrik timbul akibat perubahan garis gaya
Gaya gerak listrik yang timbul akibat adanya perubahan jumlah garis-
garis gaya magnet disebut GGL induksi, sedangkan arus yang mengalir
dinamakan arus induksi dan peristiwanya disebut induksi elektromagnetik.
2.2.3. Faktor Besarnya GGL
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar GGL induksi yaitu :
1. Kecepatan perubahan medan magnet. Semakin cepat perubahan
medan magnet, maka GGL induksi yang timbul semakin besar.
2. Banyaknya lilitan semakin banyak lilitannya, maka GGL induksi
yang timbul juga semakin besar.
3. Kekuatan magnet, semakin kuat gejala kemagnetannya, maka GGL
induksi yang timbul juga semakin besar.
Untuk memperkuat gejala kemagnetan pada kumparan dapat dengan
jalan memasukan inti besi lunak. GGL induksi dapat ditimbulkan dengan cara
lain yaitu:
1. Memutar magnet di dekat kumparan atau memutar kumparan di
dekat magnet. Maka kedua ujung kumparan akan timbul GGL
induksi.
2. Memutus-mutus atau mengubah-ubah arah arus searah pada
kumparan primer yang di dekatnya terletak kumparan sekunder
maka kedua ujung kumparan sekunder dapat timbul GGL induksi.
3. Mengalirkan arus AC pada kumparan primer, maka kumparan
sekunder didekatkan dapat timbul GGL induksi. Arus induksi yang
timbul adalah arus AC dan gaya gerak listrik induksi adalah GGL
AC.
Fluks magnetik yang dihasilkan oleh medan magnet B pada permukaan
yang memiliki luas A adalah
𝜙 = 𝐵𝐴 cos 𝜃 (2.1)
Percobaan yang dilakukan oleh Faraday menunjukan bahwa perubahan
fluks magnet pada pada suatu permukaan tertutup oleh lintasan tertutup
mengakibatkan adanya Gerak Gaya Listrik (GGL) induksi. Besarnya GGL
induksi yang terjadi adalah
Δ𝜙
Ε = −𝑁 (2.2)
Δ𝑡
Keterangan : 𝜙 = Fluks Magnetik (Wb)
𝐵 = Medan magnetik (T)
𝜃 = sudut antara bidang A dan B
Ε = GGL Induksi (Volt)
𝑁 = Jumlah lilitan
𝑡 = waktu (s)
Tanda negatif pada hukum Faraday berkaitan dengan arah GGL induksi
yang ditimbulkan. Hukum Lenz menyatakan bahwa arus induksi yang timbul
arahnya sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan magnet induksi yang
melawan arah perubahan medan magnet.
Dari gambar II.5 diatas dapat terlihat bahwa jika medan magnet
bertambah (ke atas), maka akan timbul medan magnet induksi yang
berlawanan arah dengan medan magnet utama (ke bawah), medan induksi ini
akan menghasilkan GGL induksi pada kumparan tersebut dengan arah yang
disesuaikan dengan aturan tangan kanan seperti gambar II.6 di bawah ini.
B pada solenoida :
𝐵 = (𝜇𝑜 𝜂)𝐼 (2.5)
Dari persamaan (2.3) sampai dengan (2.5), dapat dilihat bahwa B
sebanding dengan I, dan karena dari persamaan (2.1) diketahui bahwa B
sebanding dengan 𝜙, maka fluks magnet juga sebanding dengan I.
𝜙 = 𝐿𝐼 (2.6)
Dimana L adalah tetapan kesebandingan antara 𝜙 dengan I yang
dinamakan induktansi diri dari suatu sistem. Untuk mengetahui nilai L pada
suatu lilitan dapat menggunakan persamaan berikut
𝜇𝑜 𝑁 2 𝐴
𝐿= (2.7)
ℓ
Dari persamaan (2.7) dapat diketahui bahwa L sebanding dengan N.
Karena pada hukum Faraday perubahan fluks listrik dapat menimbulkan
GGL, maka dengan memasukkan (2.6) dan (2.7) kedalam persamaan (2.2)
didapatkan :
Δ𝐼
𝐸 = −𝐿 Δ𝑡 (2.8)
2.2.6. Induktansi Bersama
Induktansi bersama terjadi apabila terdapat dua lilitan yang saling
berdekatan seperti gambar II.7, Arus i1 pada lilitan 1 akan menghasilkan
medan magnet yang fluks magnetnya akan mempengaruhi lilitan 2. Jika i1
berubah, maka medan magnet pada lilitan 1 juga akan berubah. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya GGL induksi pada lilitan 2. Ketika timbul GGL
induksi pada lilitan 2, maka arus akan mengalir di lilitan 2 dan akan
menghasilkan medan magnet yang akan mempengaruhi lilitan 1. Hal inilah
Arus bolak-balik (AC) melalui koil pengirim (L1) menciptakan medan
magnet yang berosilasi (B) berdasarkan hukum Ampere. Medan magnet
melewati koil penerima (L2), dimana ia menginduksi tegangan EMF bolak balik
berdasarkan
hokum induksi Faraday, yang menciptakan arus AC pada rangkaian
Kopling induktif adalah teknologi tenaga nirkabel tertua dan paling banyak
digunakan dan hampir satu-satunya digunakan pada produk komersial. Hal ini
digunakan dalam pengisian induktif adalah singkatan dari peralatan nirkabel
yang digunakan di lingkungan basah seperti sikat gigi elektrik dan alat cukur,
untuk mengurangi risiko tersetrum listrik. Area aplikasi lainnya adalah pengisian
ulang perangkat prostetik biomedis yang ditanamkan ditubuh manusia. seperti
alat pacu jantung dan pompa insulin, untuk menghindari adanya kabel yang
melewati kulit. Hal ini juga digunakan untuk mengisi kendaraan listrik seperti
mobil dan untuk kendaraan muatan atau tenaga transit seperti bus dan kereta api.
.Gambar II.9 Prototype inductive electric car charging system di Tokyo Auto Show 2011
2.4 Rangkaian Dioda Sebagai Penyearah
Penerapan dioda semikonduktor dalam bidang elektronika sangatlah luas. Hal
ini karena sifat dioda yang sangat mendasar yaitu hanya dapat melewatkan arus
satu arah saja. Rangkaian penyearah merupakan penerapan dioda yang
dalam
sangat
penting untuk perancangan elektronika. Penyearah berarti mengubah arus
bolak-balik (AC) menjadi arus searah (dc). Sesuai dengan bentuk gelombang
outputnya, maka penyearah terdapat dua macam yaitu setengah gelombang dan
gelombang penuh.
2.4.1. Penyearah Setengah Gelombang
Penyearah yang paling sederhana adalah penyearah setengah gelombang,
yaitu yang terdiri dari sebuah dioda.
Input AC
Input
DC
Gambar II.10 Penyarah setengah gelombang (a) rangkaian; (b) tegangan sekunder trafo;
(c) arus beban.
Prinsip kerja penyearah setengah gelombang adalah pada saat sinyal input
berupa siklus positip, maka dioda mendapat bias maju sehingga arus (i) mengalir
ke beban (RL), dan sebaliknya bila sinyal input berupa siklus negatip maka dioda
mendapat
bias mundur sehingga tidak mengalir arus. Bentuk gelombang tegangan
input
(vi) ditunjukan pada (b) dan arus beban (i) pada (c) dari gambar II.10.
Gambar II.11. Penyearah gelombang penuh dengan jembatan (a) rangkaian dasar; (b) saat
siklus positip; (c) saat siklus negatip; (d) arus beban.
Prinsip kerja rangkaian ini dapat dijelaskan melalui gambar II.11. Pada saat
rangkaian mendapatkan sinyal positip dari siklus sinyal ac maka (gambar II.11 b) :
- D1 dan D3 hidup (ON), karena mendapat bias maju
- D2 dan D4 mati (OFF), karena mendapat bias mundur
Sehingga arus i1 mengalir melalui D1, RL, D3. Sedangkan jika jembatan mendapat
bagian siklus negatip, maka (gambar II.11 c):
- D2 dan D4 hidup (ON), karena mendapat bias maju
- D1 dan D3 mati (OFF), karena mendapat bias mundur
Sehingga
arus i1 mengalir melalui D2, RL, D4
Untuk harga Vdc dengan memperhitungkan harga tegangan cut-in dioda (Vγ)
adalah:
Harga 2 Vγ ini diperoleh karena pada setiap siklus terdapat dua buah diode yang
dipasang secara seri.