Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN FENOMENA TRANSPORT

Nama : Shafira Dhevania P.


NIM : 18302241062
Prodi : Pendidikan Fisika C

1. Gaya Intermolekuler
Gaya di antara beberapa pasang molekul gas adalah gaya listrik origin.
Sedangkan gaya interaksi antara kedua molekul disebut gaya Van der Waals, dimana
besarnya menurun seiring bertambahnya jarak antar molekul. Pada saat dua molekul
saling mendekat, awan-awan elektron akan saling overlap dan gaya yang ditimbulkan
bertambah besar. Jika dua molekul saling bersentuhan maka gaya intermolekuler
menjadi infinite.
2. Persamaan keadaan Van Der Waals
Pada keadaan gas clausius berlaku:
𝑝(𝑉 − 𝑛𝑏) = 𝑛𝑅𝑇 atau 𝑝(𝑣 − 𝑛𝑏) = 𝑅𝑇
2
𝑏 = 𝑁𝐴 𝜋𝑑3
3
Untuk menghitung gaya yang ditimbulkan dalam persamaan keadaan gas ideal:
(𝑝 + 𝛼𝑵2 )(𝑉 − 𝑛𝑏) = 𝑛𝑅𝑇
𝑎𝑛2
𝛼𝑵2 = 2
𝑉
Jadi, tekanan p diperoleh dari persamaan Hirn
𝑅𝑇 𝑎 𝑎
𝑝 = (𝑣−𝑏) − 𝑣2 atau (𝑝 + 𝑣2 )(𝑣 − 𝑏) = 𝑅𝑇
Pada titik kritis, volume molar jenis dari gas Van der Waals vc=3b sehingga
vc=2NAπd3. Oleh karena itu nilai b memberikan arti untuk mengestimasikan diameter.

dimana:
v = volume molar jenis
n = jumlah mol molekul gas
p = tekanan gas
T = Temperatur mutlak gas (K)
R = Konstanta has umum
V = Volume ruang
N = kerapatan partikel
α = suatu faktor yang bergantung pada kekuatan gaya tarik molekuler
b = faktor koreksi terhadap ukuran molekul gas
3. Jalan bebas rerata
Jalan bebas rerata (mean free path) yaitu sebuah lintasan dari sebuah molekul
yang bergerak antar beberapa tumbukan. Suatu molekul yang bertumbukan sebagai
molekul target dan yang lain sebagai molekul uji. Tumbukan terjadi jika jaraak antara
pusat molekul menjadi sama dengan diameter molekul d. Misal molekul-molekul uji
jumlahnya cukup besar N, maka molekul uji akan bergerak melalui lapisan dan
beberapa menumbuk molekul target. Perbandingan antara jumlah tumbukan terhadap
total molekul akan sama dengan perbandingan luas yang disajikan molekul target
dengan luas total. Luas target σ dari molekul tunggal adalah luas lingkarang dengan
diameter d. Luas ini disebut tampang lintang tumbukan mikroskopik sebuah molekul.
Sedangkan makroskopiknya adalah kerapatan dikalikan dengan luas target.
Jarak rerata sebagai jalan bebas rerata (mean free oath)dapat dirumuskan
sebagai:
1
𝜆=
𝑵𝜎

Jumlah molekul untuk tumbukan yang pertama dan untuk mencari sisa gas
yang tidak benar-benar habis dapat dihitung dengan survival equation yaitu:

𝑥
𝑁 = 𝑁0 𝑒𝑥𝑝 (− )
𝜆

Sedangkan lintasan bebas rerata yang disajikan oleh Maxwell dengan


mengasumsikan bahwa sudut rerata dari pendekatan adalah 90°, sehingga laju
pendekatan rerata adalah 𝑣𝑐 = √2〈𝑣〉 adalah:

1
𝜆=
√2𝑵𝜎
4. Koefisien Viscositas
Tiga sifat gas yang digambarkan dalam gejala transport yaitu viscositas,
konduktivitas termal, dan koefisien difusi yang dijelaskan sebagai transport dari suatu
momentum, energi, dan massa. Andaikan disajikan gambar sumbu imaginer suatu gas
yang mengalir OO’. Ada beberapa molekul dalam lapisan di atas OO’ akan melintasi
lapisan bawah dengan serta merta dan sama dengan jumlah yang akan melewati
bagian atas. Oleh karena itu, lapisan bagian ats dari sumbu imaginer OO’ secara
kontinu kehilangan momentum yang menyebabkan adanya seretan kental (viscous
drag). Karena adanya energi kinetik maka prosesnya akan disertai kenaikan
temperatur.
Gaya yang bekerja pada fluida cair ini menghasilkan tekanan sebesar:
𝐹⃗ 𝑑𝑢
=𝜂
𝐴 𝑑𝑦
dimana 𝜂 adalah koefisien viscositas.
Gas real juga mempunyai viscositas. Besarnya koefisien viscositas adalah:
1 1 〈𝑣〉
𝜂 = 3 𝑚𝜆𝑵〈𝑣〉 atau 𝜂 = 3𝑚 𝜎
5. Konduktivitas termal
Konduktivitas termal suatu gas diperlakukan dengan cara yang sama seperti
viscositas. Dua plat diam tetapi memiliki suhu yang berbeda sehingga gas mempunyai
gradien tempeatur. Aliran kalor dari T2 ke T1 adalah:
𝑑𝑇
𝐻 = −𝐾
𝑑𝑦
Tanda negatif menunjukkan bahwa arus panas bergerak ke bawah.
Kita anggap tiap molekul melintas di atas dan dibawah permukaan sumbu imaginer
2
OO’ pada jarak sehingga 3 𝜆, sehingga energi kinetik sama dengan temperatur pada
jarak tersebut. Konduktivitas termal suatu gas merupakan fluks netto dari energi
kinetik molekul yang melintasi permukaan. Total energi kinetik permol dari molekul
gas ideal merupakan energi dalam (internal energi) gas.
Energi kinetik suatu molekul di bawah permukaan dapat dinyatakan sebagai:
2 𝑑𝑇
𝑐𝑣∗ 𝑇 = 𝑐𝑣∗ (𝑇0 − 𝜆 )
3 𝑑𝑦
Energi yang diangkut keatas dan yang melintas dari atas adalah:
1 2 𝑑𝑇
𝐻 ↑= 𝑵〈𝑣〉𝑐𝑣∗ (𝑇0 − 𝜆 )
4 3 𝑑𝑦
1 2 𝑑𝑇
𝐻 ↓= 𝑵〈𝑣〉𝑐𝑣∗ (𝑇0 + 𝜆 )
4 3 𝑑𝑦
Aliran kalor dari transport energi:
1 𝑑𝑇
𝐻 = − 𝑵〈𝑣〉𝑐𝑣∗ 𝜆
3 𝑑𝑦
Konduktivitas termal ệ adalah :
1 𝑑𝑇
𝐾 = 𝑵〈𝑣〉𝑐𝑣∗ 𝜆
3 𝑑𝑦
atau
1𝑓𝑘
𝐾= 〈𝑣〉
6𝜎
Dengan:
H = aliran kalor per satuan luas per satuan waktu (Jm-2m-1K-1)
K = koefisien konduktivitas thermal (Js-1m-1K-1)
T = temperatur (Km-1)
𝑐𝑣∗ = kapasitas kalor molekul
𝑇0 = temperatur pada permukaan OO’
k = konstanta boltzman
f = derajat kebebasan untuk gas
6. Difusi
Difusi molekul dari satu jenis ke dalam beberapa molekul lainnya yang berjenis sama
dikenal sebagai difusi diri (self-difussion). Koefisien difusi ditentukan dengan
persamaan hukum Fick:
𝑑𝑵∗
𝑑𝑦
Kita asumsikan tiap molekul melakukan tumbukan terakhir sebelum melintasi
molekul pada jarak 2/3 jauhnya dari permukaan. Jumlah molekul pada jarak tersebut
dibawah permukaan adalah:
∗ ∗
2 𝑑𝑵∗
𝑵 = 𝑵0 − 𝜆
3 𝑑𝑦
Fluks ke arah atas dan bawah dapat dituliskan dengan:
1 2 𝑑𝑵∗
𝛤↑ = 〈𝑣〉 (𝑵∗0 − 𝜆 )
4 3 𝑑𝑦
1 2 𝑑𝑵∗
𝛤↓ = 〈𝑣〉 (𝑵∗0 + 𝜆 )
4 3 𝑑𝑦
Sehingga fluks netto yang merupakan perbedaan keduanya:
1 𝑑𝑵∗
𝛤 = − 〈𝑣〉𝜆
3 𝑑𝑦
Maka akan ditunjukkan bahwa koefisien difusi:
1 1 〈𝑣〉
𝐷 = − 〈𝑣〉𝜆 =
3 3 𝑵𝜎

Dimana 𝑵 adalah jumlah total molekul persatuan volume.


Salah satu peristiwa difusi adalah gejala difusi melalui pori-pori kapiler
lembut dalam bahan kermik untuk memiasahkan isotop U235 dan U233.

7. Contoh Soal dan Penyelesaian


1. Jari-jari rata-rata molekul udara (baik O2 atau N2) adalah sekitar R = 0,15 nm,
berapa kira-kira jalur bebas rata-rata λ dari molekul di udara pada tekanan
atmosfer dan suhu kamar?

Solusi:

Diketahui :

P = 1,01 𝑥 105 𝑃𝑎
k = (1,38 𝑥 10−23 𝐽/𝐾)
T = 300K
R = 0,15 𝑥 10−9 𝑚
Ditanya : 𝜆?

Jawab :

𝑁 𝑃 1,01 𝑥 105 𝑃𝑎
𝐍= = = −23
= 2,45 𝑥 1025 𝑚−3
𝑉 𝑘𝑇 (1,38 𝑥 10 𝐽/𝐾) 𝑥 (300𝐾)

𝜎 = 𝜋(2𝑅)2 = 4𝜋(0,15 𝑥 10−9 𝑚) = 2,8 𝑥 10−19 𝑚2

1 1
𝜆= = = 1,4 𝑥 10−7 𝑚
𝑵𝜎 (2,45 𝑥 10 𝑚 )(2,8 𝑥 10−19 𝑚2 )
25 −3

= 140𝑛𝑚

2. Hitung suhu di mana 20 mol helium akan mengerahkan tekanan 120 atm dalam
silinder 10 dm3. a = 0,034 dm6 atm mol-2 b =0,024 dm3 mol-1 menggunakan
persamaan gas ideal dan Van der Waals.
Solusi:
Diketahui:
n= 20 mol
p= 120 atm
V= 10 dm3
a = 0,034 dm6 atm mol-2
b =0,024 dm3 mol-1

Ditanya: T?

Jawab:

𝑝𝑉 120 𝑎𝑡𝑚 𝑥 10𝑑𝑚3


𝑇= = = 731 𝐾
𝑛𝑅 20 𝑚𝑜𝑙𝑥 0,08206 𝑑𝑚3 𝑎𝑡𝑚 𝐾 −1 𝑚𝑜𝑙 −1

Persamaan Van der Waals: (𝑝 + 𝛼𝑵2 )(𝑉 − 𝑛𝑏) = 𝑛𝑅𝑇

(𝑝+𝛼𝑵2 )(𝑉−𝑛𝑏)
Maka, 𝑇 = 𝑛𝑅
(20 𝑚𝑜𝑙)2
(120 𝑎𝑡𝑚 + 0,034 𝑑𝑚6 𝑎𝑡𝑚 𝑚𝑜𝑙 −2 𝑥 𝑥(10𝑑𝑚3 − 20 𝑚𝑜𝑙 𝑥 0,024𝑑𝑚3 𝑚𝑜𝑙 −1
(10 𝑑𝑚3 )2
𝑇=
20 𝑚𝑜𝑙 𝑥 0,08206 𝑑𝑚3 𝑎𝑡𝑚 𝐾 −1 𝑚𝑜𝑙 −1

𝑇 = 697𝐾

Anda mungkin juga menyukai