Anda di halaman 1dari 11

REFLEKSI KASUS September 2017

INFEKSI SALURAN KEMIH

DISUSUN OLEH:

NAMA : LUH DITA YULIANDINA

STAMBUK : N 111 17 043

PEMBIMBING

Dr. dr. M. Sabir, M.Si

PEMBIMBING LAPANGAN
dr. Adheleide Krisnawati Borman

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU 2017

1
BAB I

PENDAHULUAN

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya


mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak
mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat
terjadi baik di pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin
ternyata wanita lebih sering menderita infeksi daripada pria. Angka kejadian bakteriuri
di wanita meningkat sesuai dengan bertambahnya usia dan aktifitas seksual. Di
kelompok wanita yang tidak menikah angka kejadian ISK lebih rendah dibandingkan
dengan kelompok yang sudah menikah. Lebih kurang 35% kaum wanita selama
hidupnya pernah menderita ISK akut dan umur tersering adalah di kelompok umur
antara 20 sampai 50 tahun.1
Faktor-faktor yang berpengaruh pada ISK akut yang terjadi pada wanita dapat
ditemukan. Mikroorganisme yang paling sering di temukan adalah jenis bakteri aerob.
Selain bakteri aerob, ISK dapat di sebabkan oleh virus dan jamur. Terjadinya infeksi
saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan antar mikroorganisme infeksi
sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai  host. Gangguan keseimbangan ini
disebabkan oleh karena pertahanan tubuh dari host yang menurun.2
Enterobacteriaceaea (termasuk Escherichia coli) dan Enterococcus faecalis

merupakan agen penyebab yang mencakup >95% dari ISK.1

Berdasarkan data WHO (World Health Organization), 2012, jumlah penderita


infeksi saluran kemih di dunia mencapai 8,3 juta orang, angka ini diperkirakan akan
terus meningkat hingga 9,7 juta orang pada tahun 2015. Di dunia, penyakit infeksi
saluran kemih termasuk 6 besar penyebab kematian, diperkirakan 10,000 orang
meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran kemih. Tingginya angka ini banyak
disebabkan oleh kurangnya kebersihan diri.3,4

BAB II

2
LAPORAN KASUS

2.1. Identitas pasien


Nama Pasien : Ny. M
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir : SD
Alamat : Desa Bangga

2.2. Anamnesis
Keluhan utama: sakit pinggang, nyeri saat buang air kecil
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan demam sejak 2 hari. pusing
disertai mual. Sudah 2 minggu sebelumnya pasien mengeluh nyeri perut bagian
kanan dan kiri bawah. Nyeri terasa terus menerus. Pasien juga mengeluh nyeri saat
kencing, terasa perih dan panas, sering kencing, hematuria, keputihan. Pasien
mengeluh sakit dipinggang dan nyeri saat buang air kecil sudah dirasakan sejak 3
bulan yang lalu. BAB tidak ada keluhan. pasien suka menahan kencing saat ingin
buang air kecil dan kebiasaan pasien yang sering lupa mengganti celana saat selesai
bekerja.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien mengaku pernah mengalami sakit yang sama sejak 1 tahun yang lalu.
Riwayat penyakit Hipertensi (-), diabetes (-), gangguan jantung (-), alergi (-).
Riwayat Penyakit Keluarga:
Keluarga tidak ada yang mengalami hal serupa.

Riwayat pengobatan:
Tidak ada

3
Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
1. pasien disini tinggal dengan suami, 2 orang anak, 2 menantu dan 5 cucu.
Dimana pasien hanya memiliki 1 kamar mandi. Pasien merupakan
keluarga ekonomi menengah .
2. Untuk air berasal dari sumur yang dimiliki pasien, pasien mengaku ia
memasak air untuk keperluan konsumsi rumah tangga.
3. Untuk memasak keluarga pasien menggunakan tungku.
4. Ventilasi udara rumah pasien baik dan cenderung terbuka, lantai rumah
disemen halus, dinding rumah terbuat dari beton.
5. Hanya ada 1 Kamar mandi yang terpisah dengan rumah yang berada
dibelakang rumah. Dan pasien hanya membersihkan kamar mandi 2
minggu sekali.

2.3. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130/100 mmHg
Frek. Nadi : 78 x/menit
Frek. Napas : 20 x/menit
Suhu : 37,8 °C
Berat badan : 62 kg
Tinggi badan : 158 cm
Status gizi : Baik

Kepala dan Leher

4
a.
b. Kepala : bentuk mesosephal, rambut warna hitam, lurus, luka (-)
c. Wajah : moon face (-), luka (-)
d. Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikteri (-/-), mata cekung (-)
e. Telinga : sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-), nyeri tekan tragus (-)
f. Hidung : sekret (-), napas cuping hidung (-), epistaksis (-)
g. Mulut : sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), pernapasan mulut (-)
h. Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-).

Abdomen
Inspeksi : perut terlihat membesar, ikterik (-), sikatrik (-), caput medusa (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : tympani (+), nyeri ketok CVA (-/-)
Palpasi : nyeri tekan pada lumbal dextra et sinistra (+), distensi (-),
defans muscular (-), hepar tidak teraba.
Paru
Inspeksi : Bentuk simetris kiri = kanan, normochest
Palpasi : Fremitus raba : kesan normal ,Nyeri tekan : (-) ,Massa tumor : (-)
Perkusi : Paru kiri : sonor , Paru kanan : sonor.
Auskultasi : Bunyi pernapasan : vesikuler , Bunyi tambahan : Rh -/-, Wh -/-

Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi jantung I/II murni regular, bunyi tambahan (-)

2.4. Diagnosis Kerja

5
Infeksi Saluran Kemih (ISK)

2.5. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
1. Paracetamol 3 x 1 tab
2. Ciprofloxacin 2 x 1 tab
3. Asam Mefenamat 3 x 1 (ketika sakit)
4. Antasida 3 x 1 (AC)

b. Non farmakologi
1. Istirahat yang cukup
2. Minum banyak air putih
3. Menjaga higienitas sekitar alat kelamin
4. Menjaga kebersihan lingkungan
5. Jangan menunda-nunda untuk buang air kecil

2.6. Prognosis
Dubia ad bonam

BAB III

6
PEMBAHASAN

Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan demam sejak 2 hari. Demam dapat
disebabkan adanya proses peradangan atau inflamasi. Pada pasien ini didapatkan
keluhan pada BAKnya. Kedua keluhan tersebut berhubungan, adanya rasa nyeri pada
saat BAK dapat disebabkan oleh bakteri. Jika bakteri berkoloni dalam jumlah yang
banyak ditambah dari kebersihan sekitar alat kelamin kurang maka dapat menyebabkan
peradangan disekitar yang salah satunya dapat menyebabkan nyeri saat BAK. Selain itu
bakteri tersebut juga dapat menyebabkan timbulnya keputihan.

Berdasarkan hasil penelusuran kasus ini, jika mengacu pada konsep kesehatan
masyarakat, maka dapat ditelaah beberapa faktor yang mempengaruhi atau menjadi
faktor resiko terhadap penyakit yang diderita oleh pasien dalam kasus ini :
1. Faktor Genetik/Biologis.
Pada kasus ini pasien seorang wanita berusia 48 tahun. Dimana untuk
Infeksi saluran Kemih (ISK) lebih sering terjadi pada wanita khususnya wanita
berumur 20-50 tahun dan wanita yang sudah menopause.

2. Faktor Lingkungan
Rumah merupakan stuktur fisik, dimana orang menggunakannya untuk
tempat berlindung yang dilengkapi dengan fasilitas dan pelayanan yang
diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani, rohani dan
keadaan sosialnya yang baik untuk keluarga dan individu.
Menurut Depkes RI, rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi
kriteria sehat minimum komponen rumah dan sarana sanitasi dari tiga
komponen (rumah, sarana sanitasi dan perilaku) di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Minimum yang memenuhi kriteria sehat pada masing-
masing parameter adalah sebagai berikut :

7
 Minimum dari kelompok komponen rumah adalah langit-langit, dinding,
lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga, ventilasi, sarana
pembuangan asap dapur dan pencahayaan.
 Minimum kelompok fasilitas pendukung rumah sehat adalah sarana air
bersih, jamban (sarana pembuangan kotoran), sarana pembuangan air
limbah (SPAL) dan sarana pembuangan sampah.
Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat untuk
menitikberatkan pada pengawasan terhadap strukur fisik yang digunakan sebagai
tempat berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
Dimana pasien disini tinggal dengan suami, 2 orang anak, 2 menantu dan
5 cucu. Dimana pasien hanya memiliki 1 kamar mandi. Pembersihan kamar
mandi yang dilakukan hanya 2 minggu sekali.

3. Pelayanan Kesehatan
Rumah pasien tidak terlalu jauh dari puskesmas Baluase, dimana hanya
melewati 2 Desa dari rumah pasien. Pasien tidak pernah berobat ke puskesmas
atau mengikuti kegiatan POSBINDU Lansia karena alasan tidak memiliki kartu
JKN. Dari segi pelayanan kesehatan terkait kinerja Puskesmas untuk
menanggulangi penyakit ISK mulai dari pelayanan di poli umum, posbindu serta
pelayanan dalam meberikan obat telah dianggap cukup dalam penanggulangan
penyakit ISK.

4. Faktor Perilaku
Pasien suka menahan untuk buang air kecil dikarenakan jarak kamar mandi yang
berada diluar rumah terutama pada malam hari. Pasien juga malas minum air
putih terutama saat bekerja dikebun. Kebiasaan pasien yang suka lupa
mengganti celana ketika selesai bekerja.

8
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN

1. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih


(ISK) pada pasien, yaitu : faktor biologis, faktor perilaku, faktor lingkungan.
2. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan kasus yang biasa terjadi pada semua
umur. Dimana wanita denga rentang usia 20-50 tahun lebih sering menderita
ISK khususnya wanita yang sudah menopause.
3. Perilaku gaya hidup berperan penting terhadap terjadinya penyakit-penyakit
tertentu di masyarakat.

4.2. SARAN

Melakukan sosialisasi mengenai penyakit ISK secara aktif. Mengingat


penyakit ini memiliki dampak yang buruk dan resiko berulang yang tinggi pada
penderitanya. Oleh karena itu dengan adanya sosialisasi diharapkan ISK semakin
diketahui baik dari gejala, penyebab maupun cara pencegahanya.

DAFTAR PUSTAKA

9
1. Sumolang CA, Poruto j, Soelingoan. Pola penderita Bakteri pada Infeksi
Saluran Kemih Di BLU RSUP PROF. dr. R. D. KANDOU MANADO. Jurnal
e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 597-601
2. Aldy WJ , Alwiyah M, Inggrid F. Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada
Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK) di Instalasi Rawat Inap RSUD Undata
Palu Tahun 2012. Online Jurnal of Natural Science Vo.2(3): 20-29. Des
2013.
3. Best J, et al. Diagnosis And Management Of Urinary Tract Infections In The
Emergency Department. Emergency Medicine Practice, Vol (16) No (7). Jul
2014.
4. Ramesh H, Aggarwal KK. Urinary Tract Infections in Women. Indian
Journal of Clinical Practice, Vol. 23, No. 4, September 2012.
5. Sukandar, E. Infeksi Saluran Kemih. In Sudoyo A.W, et all.ed. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta: Internal Publishing. 2009

10
LAMPIRAN

A.

11

Anda mungkin juga menyukai