Refka Isk
Refka Isk
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING
PEMBIMBING LAPANGAN
dr. Adheleide Krisnawati Borman
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
2
LAPORAN KASUS
2.2. Anamnesis
Keluhan utama: sakit pinggang, nyeri saat buang air kecil
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan demam sejak 2 hari. pusing
disertai mual. Sudah 2 minggu sebelumnya pasien mengeluh nyeri perut bagian
kanan dan kiri bawah. Nyeri terasa terus menerus. Pasien juga mengeluh nyeri saat
kencing, terasa perih dan panas, sering kencing, hematuria, keputihan. Pasien
mengeluh sakit dipinggang dan nyeri saat buang air kecil sudah dirasakan sejak 3
bulan yang lalu. BAB tidak ada keluhan. pasien suka menahan kencing saat ingin
buang air kecil dan kebiasaan pasien yang sering lupa mengganti celana saat selesai
bekerja.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien mengaku pernah mengalami sakit yang sama sejak 1 tahun yang lalu.
Riwayat penyakit Hipertensi (-), diabetes (-), gangguan jantung (-), alergi (-).
Riwayat Penyakit Keluarga:
Keluarga tidak ada yang mengalami hal serupa.
Riwayat pengobatan:
Tidak ada
3
Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
1. pasien disini tinggal dengan suami, 2 orang anak, 2 menantu dan 5 cucu.
Dimana pasien hanya memiliki 1 kamar mandi. Pasien merupakan
keluarga ekonomi menengah .
2. Untuk air berasal dari sumur yang dimiliki pasien, pasien mengaku ia
memasak air untuk keperluan konsumsi rumah tangga.
3. Untuk memasak keluarga pasien menggunakan tungku.
4. Ventilasi udara rumah pasien baik dan cenderung terbuka, lantai rumah
disemen halus, dinding rumah terbuat dari beton.
5. Hanya ada 1 Kamar mandi yang terpisah dengan rumah yang berada
dibelakang rumah. Dan pasien hanya membersihkan kamar mandi 2
minggu sekali.
4
a.
b. Kepala : bentuk mesosephal, rambut warna hitam, lurus, luka (-)
c. Wajah : moon face (-), luka (-)
d. Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikteri (-/-), mata cekung (-)
e. Telinga : sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-), nyeri tekan tragus (-)
f. Hidung : sekret (-), napas cuping hidung (-), epistaksis (-)
g. Mulut : sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), pernapasan mulut (-)
h. Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-).
Abdomen
Inspeksi : perut terlihat membesar, ikterik (-), sikatrik (-), caput medusa (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : tympani (+), nyeri ketok CVA (-/-)
Palpasi : nyeri tekan pada lumbal dextra et sinistra (+), distensi (-),
defans muscular (-), hepar tidak teraba.
Paru
Inspeksi : Bentuk simetris kiri = kanan, normochest
Palpasi : Fremitus raba : kesan normal ,Nyeri tekan : (-) ,Massa tumor : (-)
Perkusi : Paru kiri : sonor , Paru kanan : sonor.
Auskultasi : Bunyi pernapasan : vesikuler , Bunyi tambahan : Rh -/-, Wh -/-
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi jantung I/II murni regular, bunyi tambahan (-)
5
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
2.5. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
1. Paracetamol 3 x 1 tab
2. Ciprofloxacin 2 x 1 tab
3. Asam Mefenamat 3 x 1 (ketika sakit)
4. Antasida 3 x 1 (AC)
b. Non farmakologi
1. Istirahat yang cukup
2. Minum banyak air putih
3. Menjaga higienitas sekitar alat kelamin
4. Menjaga kebersihan lingkungan
5. Jangan menunda-nunda untuk buang air kecil
2.6. Prognosis
Dubia ad bonam
BAB III
6
PEMBAHASAN
Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan demam sejak 2 hari. Demam dapat
disebabkan adanya proses peradangan atau inflamasi. Pada pasien ini didapatkan
keluhan pada BAKnya. Kedua keluhan tersebut berhubungan, adanya rasa nyeri pada
saat BAK dapat disebabkan oleh bakteri. Jika bakteri berkoloni dalam jumlah yang
banyak ditambah dari kebersihan sekitar alat kelamin kurang maka dapat menyebabkan
peradangan disekitar yang salah satunya dapat menyebabkan nyeri saat BAK. Selain itu
bakteri tersebut juga dapat menyebabkan timbulnya keputihan.
Berdasarkan hasil penelusuran kasus ini, jika mengacu pada konsep kesehatan
masyarakat, maka dapat ditelaah beberapa faktor yang mempengaruhi atau menjadi
faktor resiko terhadap penyakit yang diderita oleh pasien dalam kasus ini :
1. Faktor Genetik/Biologis.
Pada kasus ini pasien seorang wanita berusia 48 tahun. Dimana untuk
Infeksi saluran Kemih (ISK) lebih sering terjadi pada wanita khususnya wanita
berumur 20-50 tahun dan wanita yang sudah menopause.
2. Faktor Lingkungan
Rumah merupakan stuktur fisik, dimana orang menggunakannya untuk
tempat berlindung yang dilengkapi dengan fasilitas dan pelayanan yang
diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani, rohani dan
keadaan sosialnya yang baik untuk keluarga dan individu.
Menurut Depkes RI, rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi
kriteria sehat minimum komponen rumah dan sarana sanitasi dari tiga
komponen (rumah, sarana sanitasi dan perilaku) di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Minimum yang memenuhi kriteria sehat pada masing-
masing parameter adalah sebagai berikut :
7
Minimum dari kelompok komponen rumah adalah langit-langit, dinding,
lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga, ventilasi, sarana
pembuangan asap dapur dan pencahayaan.
Minimum kelompok fasilitas pendukung rumah sehat adalah sarana air
bersih, jamban (sarana pembuangan kotoran), sarana pembuangan air
limbah (SPAL) dan sarana pembuangan sampah.
Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat untuk
menitikberatkan pada pengawasan terhadap strukur fisik yang digunakan sebagai
tempat berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
Dimana pasien disini tinggal dengan suami, 2 orang anak, 2 menantu dan
5 cucu. Dimana pasien hanya memiliki 1 kamar mandi. Pembersihan kamar
mandi yang dilakukan hanya 2 minggu sekali.
3. Pelayanan Kesehatan
Rumah pasien tidak terlalu jauh dari puskesmas Baluase, dimana hanya
melewati 2 Desa dari rumah pasien. Pasien tidak pernah berobat ke puskesmas
atau mengikuti kegiatan POSBINDU Lansia karena alasan tidak memiliki kartu
JKN. Dari segi pelayanan kesehatan terkait kinerja Puskesmas untuk
menanggulangi penyakit ISK mulai dari pelayanan di poli umum, posbindu serta
pelayanan dalam meberikan obat telah dianggap cukup dalam penanggulangan
penyakit ISK.
4. Faktor Perilaku
Pasien suka menahan untuk buang air kecil dikarenakan jarak kamar mandi yang
berada diluar rumah terutama pada malam hari. Pasien juga malas minum air
putih terutama saat bekerja dikebun. Kebiasaan pasien yang suka lupa
mengganti celana ketika selesai bekerja.
8
BAB IV
4.1. KESIMPULAN
4.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
9
1. Sumolang CA, Poruto j, Soelingoan. Pola penderita Bakteri pada Infeksi
Saluran Kemih Di BLU RSUP PROF. dr. R. D. KANDOU MANADO. Jurnal
e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 597-601
2. Aldy WJ , Alwiyah M, Inggrid F. Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada
Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK) di Instalasi Rawat Inap RSUD Undata
Palu Tahun 2012. Online Jurnal of Natural Science Vo.2(3): 20-29. Des
2013.
3. Best J, et al. Diagnosis And Management Of Urinary Tract Infections In The
Emergency Department. Emergency Medicine Practice, Vol (16) No (7). Jul
2014.
4. Ramesh H, Aggarwal KK. Urinary Tract Infections in Women. Indian
Journal of Clinical Practice, Vol. 23, No. 4, September 2012.
5. Sukandar, E. Infeksi Saluran Kemih. In Sudoyo A.W, et all.ed. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta: Internal Publishing. 2009
10
LAMPIRAN
A.
11