Lapminipro Baru DR - Nurjanh
Lapminipro Baru DR - Nurjanh
Disusun oleh:
dr. Nurjanah
Pembimbing:
dr. Tita Maulita Sawitri
Disusun oleh:
dr. Nurjanah
Telah disetujui
Tangerang, 22 Februari 2023
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah evaluasi program ini. Evaluasi program ini
dilaksanakan dalam rangka menjalankan Program Dokter Internship yang berlokasi di
Puskesmas Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Evaluasi program ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan program Kesehatan jiwa di Puskesmas Kelapa Dua,
Kabupaten Tangerang.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bimbingan
yang telah diberikan dalam penyelesaian penelitian ini kepada:
1. dr. Tita Maulita Sawitri selaku pembimbing Dokter Internsip
2. drg. Rr. Truly Kartikawatie selaku Kepala Puskesmas Kelapa Dua
3. dr. Muhammad Irfan penanggung jawab program Kesehatan jiwa
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu
mohon kritik dan saran yang membangun sehingga di masa mendatang dapat ditingkatkan lebih
baik lagi.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
Kondisi tersebut merupakan keadaan yang mengindikasikan seseorang
sedang mengalami perubahan psikologis. Berbeda dengan gangguan jiwa berat
psikosis dan skizofrenia, gangguan mental emosional adalah gangguan yang dapat
dialami semua orang pada keadaan tertentu, tetapi dapat pulih seperti semula.
Gangguan ini dapat berlanjut menjadi gangguan yang lebih serius apabila tidak
berhasil ditanggulangi.1
Perhatian besar ditunjukan WHO (2001), dimana jika 10% dari populasi
penduduk mengalami masalah kesehatan jiwa maka harus mendapat perhatian
serius karena sudah terkategori rawan kesehatan jiwa yang perlu disikapi secara
serius oleh semua pihak. Gangguan jiwa berat menimbulkan beban bagi
pemerintah, keluarga serta masyarakat oleh karena produktivitas pasien menurun
dan akhirnya menimbulkan beban biaya yang besar bagi pasien dan keluarga. Dari
sudut pandang pemerintah, gangguan ini menghabiskan biaya pelayanan kesehatan
yang besar. Sampai saat ini masih terdapat pemasungan serta perlakuan salah pada
pasien gangguan jiwa berat di Indonesia. Hal ini akibat pengobatan dan akses ke
pelayanan kesehatan jiwa belum memadai.3
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk membuat
evaluasi program yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan
pada penderita masalah kejiwaan di wilayah Puskesmas Kelapa Dua.
1.2 Tujuan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Orang dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) dan Orang dengan Gangguan
Kejiwaan (ODGJ)
2.1.1 Definisi
Menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2014 pasal 1 ayat 2 bahwa Orang Dengan
Masalah Kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai masalah fisik, mental,
sosial, pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki
resiko gangguan jiwa. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014
Pasal 1 ayat 3, Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami
gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk
sekumpulan gejala dan/atau perubahan perilaku yang bermakna serta dapat
menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi sebagai
manusia.1
2.1.2 Etiologi
Gangguan jiwa dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, faktor biologis,
seperti faktor keturunan, ketidakseimbangan zat di otak akibat cedera otak, penyakit
pada otak dan penyalahgunaan narkoba, kecelakaan dikepala dan sebagainya. Kedua
faktor psikologis seperti tidak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi
di lingkungan, kepribadian yang kurang matang, trauma psikologis masa lalu,
konflik batin, dan keinginan yang tidak tercapai sehingga menimbulkan frustasi.
Ketiga yaitu faktor sosial seperti masalah hubungan dalam keluarga, konflik dengan
orang lain, masalah ekonomi, pekerjaan dan tekanan dari lingkungan sekitar, ada
masalah yang tidak dapat diatasi, dukungan yang kurang dari keluarga dan
lingkungan, hingga keadaan trauma pasca bencana.3,4
2.1.3 Patofisilogi
Stimulus yang menyebabkan masalah kejiwaan diatas bisa berasal dari lingkungan
internal atau lingkungan eksternal. Penting untuk mengkaji stressor, yang mencakup
kejadian stressor, lama terpapar dengan stressor dan seberapa sering terjadi. Selain
8
itu, jumlah stressor yang dialami individu dalam masa tertentu karena kejadian yang
menimbulkan stres mungkin lebih sulit diatasi apabila terjadi beberapa kali dalam
waktu yang berdekatan.5
1. Respon kognitif
Respon kognitif merupakan bagian penting karena memainkan peran sentral dalam
adaptasi. Ketika terjadi stres, kogntif berperan dalam menentukan pilihan yang
kognitif memediasi secara fisiologis antara manusia dan lingkungan pada tiap saat
menghadapi stres. Kondisi ini berarti bahwa kerusakan atau potensi kerusakan
2. Respon afektif
Respon afektif merupakan suatu perasaan yang muncul pada penilaian stressor,
respon afektif yang utama adalah reaksi gembira, sedih, takut, marah, menerima,
tidak percaya, antisipasi atau takjub. Emosi diuraikan menurut jenis, lama dan
intensitas karakteristik yang berubah setiap saat dan sebagai dampak dari kejadian.
Sebagai contoh, apabila emosi berlangsung dalam waktu yang lama dapat
3. Respon fisiologis
4. Respon perilaku
Respon perilaku sebagai hasil respon fisiologis dan emosional, begitu juga analisis
kognitif dari situasi yang menimbulkan stress. Terdapat empat fase respon perilaku
invidu yang menimbulkan stress (Caplan, 1981); fase pertama; perilaku yang
5. Respon sosial
Respon sosial ditampilkan terhadap stres dan penyakit cukup banyak dan dibagi
menjadi tiga aktifitas (Mechanic, 1997) yaitu; mencari makna: individu mencari
10
2.1.4 Gejala
Tabel 1. Gejala Resiko Gangguan Jiwa dan Gejala yang Telah Mengalami
Gangguan Jiwa.6
Tanda dan gejala gangguan jiwa menurut (Sulistiawati dkk, 2007), meliputi:6
- Perubahan yang berulang dalam pikiran, daya iingat, persepsi yang
bermanifestasi sebagai kelainan berbicara dan perilaku.
- Perubahan ini menyebabkan tekanan batin dan penderitaan pada individu
dan orang lain sekitarnya.
2.1.5 Diagnosis
Diagnosis ODMK maupun ODGJ dapat dilihat dari gejala yang dialami pasien
sehingga untuk mendiagonis ODMK dan ODGJ dapat dibagi menjadi dua yaitu:5
11
Gangguan jiwa ringan
Gangguan jiwa ringan merupakan masalah kesehatan jiwa yang sering di
temui di masyarakat pada umumnya. Gangguan jiwa ringan meliputi cemas,
depresi dan psikosomatis.5
1. Kecemasan
Merupakan respon adaptif yang wajar dan pernah dialami oleh setiap orang.
Kecemasan dalam sebuah situasi tertentu menjadi berlebihan dan mengganggu
aktifitas merupakan gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan tergolong
gangguan psikologis yang paling sering dialami oleh orang dewasa.5
2. Depresi
Merupakan kondisi emosional yang ditandai dengan kesedihan yang amat sangat,
perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain, mengalami
gangguan tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual dan minat serta
kesenangan dalam aktifitas yang biasa di lakukan serta berkurangnya energy yang
menyebabkan keadaan mudah lelah.5
3. Psikosomatis
-mata karena gangguan fungsi alat -alat tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf
vegetative. Gangguan psikomatik juga dinamakan gangguan psikofisiologik
karena hanya mengalami gangguan pada fungsi faal saja.5
1. Gejala positif
2. Gejala Negatif
c. Mutisme
d. Penelantaran diri
3. Gejala Afektif
a. Depresi
b. Elasi
4. Gejala kognitif
b. Defisit atensi
dll)
13
dan tempat ibadah dan lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan.
✓ Upaya rehabilitatif
14
Medikamentosa
yang memiliki efek utama terhadap proses pikir, perasaan dan fungsi motorik dan atau
moodstabilizer.7,8
15
Obat-obat antiansietas meliputi8
16
BAB III
17
c. Penanganan OMDK dan ODGJ
18
DAFTAR PUSTAKA
19
20