Tugas Mps Hospital Infection Assosiate
Tugas Mps Hospital Infection Assosiate
Calista roy
Healthcare-Associated Infections (HAIs) atau infeksi Nosokomial adalah infeksi yang terjadi
dirumah sakit atau dalam sistem pelayanan kesehatan yang berasal dari proses penyebaran
disumber pelayanan kesehatan, baik melalui pasien, petugas kesehatan, pengunjung, maupun
sumber lainnya. Infeksi ini dapat terjadi sebagai hasil prosedur yang invasif, pemakaian
antibitik, adanya organisme yang resisten dengan berbagai obat, dan pelanggaran dalam
kegiatan pencegahan dan kontrol infeksi.
Demam umumnya merupakan tanda pertama infeksi. Gejala dan tanda lainnya dari adanya
infeksi adalah napas yang cepat, tekanan darah rendah, pengeluaran urine yang berkurang,
dan jumlah leukosit meningkat serta terjadinya gangguan mental. Penderita dengan infeksi
saluran kemih dapat mengalami nyeri kencing dan adanya darah di dalam urine. Jika terjadi
pneumonia, penderita mengalami gangguan saat bernapas dan gangguan pada waktu batuk.
Infeksi lokal yang terjadi dimulai dengan terjadinya pembengkakan, kemerahan jaringan
setempat, nyeri pada kulit atau sekitar luka atau luka yang terbuka, yang dapat menimbulkan
kerusakan jaringan di bagian bawah otot, atau bisa juga menyebabkan sepsis.
Sesudah ditentukan penyebab infeksinya, jika penyebabnya adalah bakteri, dilakukan uji
kepekaan terhadap antibiotika sehingga penderita dapat segera diobati dengan tepat. Sambil
menunggu hasil uji kepekaan antibiotik, pengobatan dapat dimulai menggunakan antibiotik
spektrum lebar, misalnya penisilin, cefalosporin, tetrasiklin, atau eritromisin. Jika bakteri
yang ditemukan sudah resisten terhadap antibiotik spektrum lebar standard yang dicobakan,
maka antibiotik yang lebih kuat yang biasanya masih efektif dapat diberikan, yaitu
vancomycin atau imipenem.
Jika penyebab infeksi adalah jamur, dapat diberikan obat-obatan antijamur, misalnya
amphotericin B, nystatin, ketoconazole, itraconazole dan fl uconazole.
Virus tidak dapat diobati dengan antibiotik. Sejumlah obat antiviral telah diuji cobakan untuk
menghambat reproduksi virus, misalnya acyclovir, ganciclovir, foscarnet, dan amantadine.
Pada masa lalu, fokus utama penanganan masalah dalam pelayanan kesehatan adalah
mencegah infeksi, meskipun infeksi masih merupakan masalah di beberapa negara, terutama
dengan penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dan Hepatitis B yang belum
ditemukan obatnya.
Saat ini, perhatian utama untuk mengurangi resiko perpindahan penyakit, tidak hanya untuk
pasien, tetapi juga untuk pelayanan kesehatan dan karyawan, termasuk pekerja yaitu orang
yang membersihkan dan merawat ruang bedah.
Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan menurut (Elang & Engkus, 2013)
adalah:
a. Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Istilah ini digunakan
untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi.
Tujuan akhirnya adalah mengurangi atau mengurangi jumlah mikroorganisme, baik pada
permukaan benda hidup maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman
digunakan.
b. Antiseptik, yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
c. Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas
kesehatan secara aman, terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian
dilakukan. Contohnya adalah meja pemeriksaan, alat-alat kesehatan, dan sarung tangan
yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh disaat prosedur bedah atau tindakan
dilakukan.
d. Pencucian, yaitu tindakan menghapus semua darah, cairan tubuh, atau setiap benda asing
seperti debu dan kotoran.
Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan menurut (Soedarto, 2016) adalah:
11. Menggunakan kateter urine yang sudah dilapisi silveralloy untuk mencegah
bakteri menginfeksi kandung kemih
12. Kurangi penggunaan prosedur berisiko tinggi dan lama pemakaian alat-alat
berisiko tinggi misalnya kateterisasi saluran kemih
Kesimpulan
Daftar pustaka
Salawati, L. (2013). ‘Pengendalian Infeksi Nosokomial Di Ruang Intensive Care Unit Rumah
Sakit', Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, Vol 12, No. 1, dilihat 25 Maret 2018
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit. (2015). Buku Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo
(edisi 4). Jakarta : Komite PPIRS RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo