Uji Hipotesis
Uji Hipotesis
MENGUJI HIPOTESIS
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prosedur penarikan hipotesis juga memiliki aturan dan dilakukan secara cermat
dan hati-hati hipotesis. dibuat dengan landasan teori atau hasil kajian empiris
penelitian sebelumnya dan bukan prediksi tanpa dasar (Gani & Amalia, 2015).
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Oleh
karena itu, perumusan hipotesis sangat berbeda dari perumusan pertanyaan
penelitian. Rumusan-rumusan hipotesis penelitian, pada gilirannya sewaktu akan
diuji dengan menggunakan metode statistika, perlu diterjemahkan dalam bentuk
pernyataan simbolik. Simbol-simbol yang digunakan dalarn rumusan hipotesis
statistika adalah simbol-simbol parameter. Parameter adalah besaran-besaran yang
ada pada populasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan hipotesis ?
2. Apa saja jenis-jenis hipotesis ?
3. Apa saja karakteristik hipotesis ?
4. Bagaimana cara menguji hipotesis?
C. Tujuan Makalah
Tujuan makalah ini adalah
1. Mengetahui definisi uji hipotesis dan jenis-jenis hipotesis.
2. Mengetahui alat uji hipotesis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis (hipotesa) berasal dari bahasa Yunani. Dari arti katanya, hipotesis
berasal dari dua kata yaitu “hypo” artinya sementara dan “thesis” artinya
kesimpulan. Dengan demikian, hipotesis berarti dugaan atau jawaban sementara
terhadap suatu permasalahan penelitian(Haris & Martawijaya, 2015). Untuk itu,
diperlukan data atau fakta untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis. Hipotesis
dibuat berdasarkan pemikiran teoritis atau dari penelitian terdahulu (Timotius,
2017).
Menurut Frankel dan Wallen (1990) dalam (Arifin, 2012) menyatakan bahwa
kata dugaan, prediksi, dan sementara menunjukan bahwa suatu hipotesis harus
dibuktikan kebenarannya, apakah dapat diterima menjadi suatu pernyataan yang
permanen atau tidak. Hipotesis pada dasarnya merupakan pernyataan prediktif yang
menghubungkan variabel yang satu dengan variabel lainnya. Dengan demikian
rumusan hipotesis itu mengandung lebih dari satu variabel. Sebuah hipotesis
dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau kalimat deklaratif yang polanya
bervariatif (Didin Fatihudin, 2015).
Sebagai Contoh, Sebagai contoh, hipotesis penelitian yang menyatakan
mengenai perbedaan Tingkat Agresivitas antara siswa Sekolah I dan siswa Sekolah
II mengandung arti bahwa terdapat perbedaan rata-rata Tingkat Aresivitas antara
siswa dari kedua sekolah tersebut. Dalam statistika, rata-rata berarti mean yang
mempunyai simbol X sedangkan parameter mean bagi populasi adalah j.l (Azwar,
2005). Oleh karena itu, simbolisasi hipotesis tersebut adalah:
Ha : μ ≠ μ0 untuk hipotesis- dua arah,
atau
Ha : μ > μ0 untuk hipotesis- satu arah.
B. Menyusun Hipotesis
Hipotesis dapat disusun dengan dua pendekatan yang pertama secara deduktif
dan yang kedua secara induktif (Gulo, 2002). Penyusunan hipotesis secara deduktif
ditarik dari teori. suatu teori terdiri atas proposisi-proposisi, sedangkan proposisi
menunjukkan hubungan antara dua konsep. Proposisi ini merupakan postulat-
postulat yang daripadanya disusun hipotesis. Penyusunan hipotesis secara induktif
dari pengamatan empiris.
Pada model Wallace tentang proses penelitian ilmiah dalam Bab II penelitian
sebagai proses ilmiah telah dijelaskan penjabaran hipotesis dari teori dengan
metode deduksi logis. Teori terdiri atas seperangkat proposisi, sedangkan proposisi
menunjukkan hubungan di antara dua konsep. Misalnya Teori A terdiri atas
proposisi-proposisi X-Y, Y-X, dan X-Z, dari ketiga proporsisi itu dipilih proposisi
yang diminati dan relevan dengan peristiwa pengamatan, misalnya proposisi X-Y.
Bertitik tolak dari proposisi itu diturunkan hipotesa secara deduksi (Gulo W, 2002).
Konsep-konsep yang terdapat dalam proposisi diturunkan dalam pengamatan
menjadi variabel-variabel sebagaimana ditunjukkan pada skema dan contoh
digambar berikut :
Ya
1. Merumuskan Hipotesa
Dalam bahasa statistika, hipotesis yang menyatakan atau digambarkan dikenal
sebagai hipotesis nol (null hyputhesis) yang dilambangkan dengan simbol
(H0), hipotesis nol biasanya dilawankan pengujiannya terhadap hipotesis
alternatif atau (alternatif hipotesis) yang dilambangkan dengan (H1) (Gujarati
& Porter, 2013). Hipotesis alternati (H1) digunakan untuk mententukan arah
pengujian sehingga bisa berbentuk hipotesis dua arah atau satu arah.
1) Ketika harga parameter lebih besar dari harga yang dihipotesiskan.
pengujian ini merupakan pengujian satu arah atau sisi kanan
2) Harga parameter lebih kecil dari harga yang dihipotesiskan pengujian ini
merupakan pengujian dari arah atau sisi kiri.
3) Harga parameter tidak sama dengan harga yang dihipotesiskan pengujian
ini merupakan pengujian dari dua arah atau dua sisi
H0 dan Ha dapat diinformasikan dalam bentuk :
H0 : μ = μ0 Ha : μ < μ0
Ha : μ > μ0 Ha : μ ≠ μ0
3. Hipotesis asosiatif
Hipotesis asosiatif, yaitu hipotesis yang menunjukkan hubungan (korelasi)
antar dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2013). Sebagai contoh rumusan
hipotesis asosiatif:
Apakah ada hubungan antara jumlah fitoplankton dengan hasil
tangkapan?
Apakah ada pengaruh penambahan jumlah ABK terhadap kuantitas
hasil angkapan?
Rumusan hipotesis:
Tidak ada hubungan antara jumlah fitoplankton dengan hasil tangkapan.
Ho: p = 0, Ha: p ≠ 0
Tidak ada pengaruh penambahan jumlah ABK terhadap kuantitas hasil
tangkapan.
Ho: p = 0, Ha: p ≠ 0
F. TARAF KESALAHAN
Seperti telah dikemukakan, pada dasarnya menguji hipotesis itu adalah
menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel. Terdapat dua cara menaksir
yaitu a point estimate dan interval estimate. A point estimate (titik taksiran) adalah
suatu taksiran parameter populasi berdasarkan satu nilai dari rata-rata data sampel.
Adapun interval estimate (taksiran interval) adalah suatu taksiran parameter
populasi berdasarkan nilai interval rata-rata data sampel. Saya berhipotesis
(menaksir) bahwa daya tahan kerja orang Indonesia itu 10 jam/hari, hipotesis ini
disebut point estimate, karena daya tahan kerja orang Indonesia ditaksir melalui
suatu nilai yaitu 10 jam/hari, bila hipotesisnya berbunyi daya tahan kerja orang
Indonesia antara 8 sampai dengan 12 jam/hari, maka hal ini disebut interval
estimate. Nilai intervalnya adalah 8 sampai dengan 12 jam.
Menaksir parameter populasi yang menggunakan nilai tunggal akan
mempunyai resiko kesalahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan
interval estimate. Menaksir daya tahan kerja orang Indonesia 10 jam/hari akan
mempunyai kesalahan yang lebih besar bila dibandingkan dengan taksiran antara 8
sampai dengan 12 jam. Menaksir daya tahan kerja orang Indonesia 6 sampai 14
jam/hari akan mempunyai kesalahan yang lebih kecil bila dibandingkan dengan
interval taksiran 8 sampai dengan 12 jam. Untuk selanjutnya kesalahan taksiran ini
dinyatakan dalam peluang yang berbentuk prosentase.
Menaksir daya tahan kerja orang Indonesia dengan interval antara 6 sampai
dengan 14 jam/hari akan mempunyai persentase kesalahan yang lebih kecil bila
digunakan interval taksiran 8 sampai dengan 12 jam/hari. Biasanya dalam
penelitian kesalahan taksiran tetapkan terlebih dahulu yang digunakan adalah 5%
dan 1% daerah taksiran dan kesalahan dapat digambarkan seperti gambar berikut.
Daerah Taksiran dan Besarnya Kesalahan
Berdasarkan hal tersebut, maka hubungan antara keputusan menolak atau tidak
menolak hipotesis dapat ditebelkan sebagai berikut:
Peluang dari kedua tipe kesalahan ini penting diketahui karena akan
menentukan sensitifitas dan kekuatan pengujian dalam membedakan antara
hipotesis yang benar dan hipotesis yang salah.
Bila nilai statistik data sampel yang diperoleh dari hasil pengumpulan data
sama dengan nilai parameter populasi atau masih berada pada nilai interval
parameter populasi maka hipotesis yang dirumuskan 100% diterima. jadi tidak
terdapat kesalahan Tetapi bila nilai statistik di luar nilai parameter populasi Akan
terdapat kesalahan(Sudaryono, 2016).
Prosedur statistika memungkinkan kita menentukan seberapa besar peluang
atau probabilitas untuk terjadinya error Tipe 1 dan tipe 2 yang akan digunakan
besarnya peluang terjadinya error ke-1 disebut taraf signifikansi yang diberi simbol
atau simbol (α) yang dinyatakan dalam proporsi atau persentase, sedangkan harga
(1- α) 100% disebut taraf kepercayaan. Sebagai contoh, apabila kita menetapkan (α)
sebesar 0,05 atau 5% berarti sama dengan menentukan taraf kepercayaan sebesar
(1-0,05) = 0,95 atau 95%. Besarnya peluang untuk terjadinya eror kedua diberi
simbol β yang juga dinyatakan dalam bentuk proporsi dan prosentase sedangkan
harga (1-β) 100% disebut Power of the text (Goos & Meintrup, 2016).
Secara umum dengan mengambil sampel acak secara berulang maka kita akan
memperoleh distribusi statistik θ sehingga probabilitas dari interval (θ1 < θ < θ2 )
akan sama dengan nilai tertentu yang diinginkan yaitu :
Dimana,
α disebut kesalahan duga atau taraf kesalahan
1–α disebut konfisien kepercayaan atau taraf kepercayaan
P (θ1 < θ < θ2 ) disebut interval kepercayaan
θ1 dan θ2 disebut batas kepercayaan bawah dan atas
e) Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho
(sesuai dengan kriteria pengujiannya).
(1) Jika H0 diterima maka H1 di tolak
(2) Jika H0 di tolak maka H1 di terima
2) Sampel Kecil (n ≤ 30)
Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel kecil (n ≤
30), uji statistiknya menggunakan distribusi t. Prosedur pengujian
hipotesisnya adalah sebagai berikut.
a) Formulasi hipotesis
(1) Ho : µ = µo H1 : µ
> µo
(2) Ho : µ = µo H1 : µ
< µo
(3) Ho : µ = µo H1 :
µ ≠ µo
b) Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai t- tabel
Menentukan nilai α sesuai soal, kemudian menentukan
derajat bebas, yaitu db = n – 1, lalu menentukan nilai
tα;n-1 atau tα/2;n-1 ditentukan dari tabel.
c) Kriteria Pengujian
(1) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ > µo
Ho diterima jika to ≤ tα
Ho ditolak jika to > tα
(2) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ < µo
Ho diterima jika to ≥ - tα
Ho ditolak jika to < - tα
(3) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ ≠ µo
Ho diterima jika - tα/2 ≤ to ≤ tα/2
Ho ditolak jika to > tα/2 atau to < - tα/2
d) Uji Statistik
(1) Simpangan baku populasi ( σ ) diketahui :
e) Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan
Ho(sesuai dengan kriteria pengujiannya).
(1) Jika H0 diterima maka H1 ditolak
(2) Jika H0 ditolak maka H1 diterima
d) Uji Statistik
(1). Simpangan baku populasi ( σ ) diketahui :
e) Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai
dengan kriteria pengujiannya).
(1) Jika H0 diterima maka H1 ditolak
(2) Jika H0 ditolak maka H1 diterima
c) Kriteria Pengujian
(1) Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 > µ2
Ho diterima jika to ≤ tα
Ho ditolak jika to > tα
(2) Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 < µ2
Ho diterima jika to ≥ tα
Ho ditolak jika Zo < - tα
(3) Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 ≠ µ2
Ho diterima jika - tα/2 ≤ to ≤ tα/2
Ho ditolak jika to > tα/2 atau to < - tα/2
d) Uji Statistik
(1) Untuk Pengamatan tidak berpasangan
32
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Di dalam suatu penelitian perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah
ketiga setelah penetapan masalah dan kerangka berpikir. Hipotesis penelitian
merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian dimana disajikan dalam
bentuk kalimat pernyataan. Pada makalah ini dibahas beberapa jenis hipotesis serta
pengujiannya yaitu hipotesis deskriptif, komparatif dan assosiatif.
Rancangan pengujian hipotesis berguna duntuk mengetahui korelasi dari
kedua variabel yang diteliti. Tahap-tahap dalam rancangan pengujian hipotesis ini
dimulai dari penetapan hipotesis nol H 0 dan hipotesis alternative H a pemilihan tes
33
DAFTAR PUSTAKA
Arieska. (2018). Belajar Sampling tanpa Pusing. CV. Putra Media Nusantara (PMN).
Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. PT. Remaja
Rosdakarya.
Didin Fatihudin. (2015). Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Ekonomi, Manajemen, dan
Akuntansi. Zifatama Publisher.
Enos Lolang. (2015). Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif. Jurnal KIP, III.
Gani, I., & Amalia, S. (2015). Alat Analisis Data: Aplikasi Statistik untuk Penelituan
Bidang Ekonomi dan Sosial. Penerbit Andi.
Goos, P., & Meintrup, D. (2016). Statistics with JMP: Hypothesis tests, ANOVA, and
regression. Wiley.
Haris, A., & Martawijaya, M. A. (2015). Kemampuan Merumuskan Hipotesis Fisika Pada
Peserta Didik Kelas XMIA SMA Barrang Lompo. Jurnal Pendidikan Fisika Universitas
Muhammadiyah Makassar, 10.
Kim, J. H. (2016). How to Choose the Level of Significance: A Pedagogical Note. Munich
Personal RePEc Archive (MPRA), 14.
Mufarrikoh, Z. (2019). Statistika Pendidikan (Konsep Sampling dan Uji Hipotesis). Jakad
Media Publishing.
Siagian, D. (2000). Metode statistika untuk bisnis dan ekonomi. Gramedia Pustaka Utama.
34
Timotius, K. H. (2017). Pengantar Metodologi Penelitian: Pendekatan Manajemen
Pengetahuan untuk Perkembangan Pengetahuan. Penerbit Andi.
Yanto. (2020). Konsep dasar dan aplikasi statistika inferensi untuk teknik industri.
Penerbit Atma Jaya.
35