Anda di halaman 1dari 10

p-ISSN : 2621-1025

VOLUME 2, No.2, SEPTEMBER 2019 e-ISSN : 2654-4903

RELEVANSI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK


TERHADAP NILAI-NILAI DALAM AJARAN YOGA
Made Adi Nugraha Tristaningrat
Sekolah Tinggi Agam hindi Negeri Mpu Kuturan Singaraja
E-mail: adinugraha817@gmail.com

ABSTRACT
Learning theory is a theory in which there is an application of teaching and learning
activities between teachers and students, the design of learning methods that will be implemented
in class and outside the classroom. The theories of learning explain what learning and how to
learn it happens. In this case behavioristic learning theory is a theory that learning is a change
in behavior as a result of interaction between stimulus and response. This theory of learning is
precisely used today considering the still relevance of the behavioristic learning theory with the
innovative things though it is with spiritual related things as an example of Yoga. Behavioristic
learning theory is in line with the values in the Yoga teaching of Karma Yoga, Bakti Yoga, Jnana
Yoga, and the king of Yoga. The teaching of Yoga teaches people to always reach their divisions
through various ways such as addressing the problem well as the teachings of Karma Yoga,
through respecting God's creations such as the teaching of Bakti Yoga, through learning as a
medium A change of attitude from those who do not know to know like Jnana Yoga teaching, as
well as the discipline of the teachings of the king of Yoga. All these things are reflected in the
understanding of the Behavioristic learning theory that is a better process or behavior change
in direction.

Keywords: Behavioristic, Learning Theory, and Yoga

I. PENDAHULUAN
Teori belajar merupakan gabungan tetapi dapat dilihat dari gejala-gejala perubahan
prinsip yang saling berhubungan dan perilaku.
penjelasan atas sejumlah fakta serta penemuan Banyak definisi yang dikemukakan para
yang berkaitan dengan peristiwa belajar. ahli tentang belajar. Melalui pertimbangan
Penggunaan teori belajar dengan langkah- tertentu, para ahli telah melakukan penelitian
langkah pengembangan yang benar dan pilihan dari sudut pandang yang berbeda. Dari
materi pelajaran serta penggunaan unsur desain perbedaan pandangan tentang belajar, dilahirkan
pesan yang baik dapat memberikan kemudahan teori-teori belajar yang berbeda sesuai dengan
kepada siswa dalam memahami sesuatu yang sudut pandangan yang diyakini. Teori yang
dipelajari. Selain itu, suasana belajar akan dimaksud antara lain teori belajar behavioristik,
terasa lebih santai dan menyenangkan. Proses teori belajar kognitif, teori belajar sosial, dan
belajar pada hakikatnya adalah kegiatan mental teori belajar humanistik. Beberapa tokoh aliran
yang tidak tampak. Artinya, proses perubahan teori belajar behavioristik antara lain (1)
yang terjadi dalam diri seseorang yang sedang Thorndike, (2) Watson, (3) Clark Hull, (4)
belajar tidak dapat disaksikan dengan jelas, Edwin Guthrie, dan (5) Skinner. Adapun tokoh
yang menganut aliran teori belajar kognitif,

58
RELEVANSI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK....(Made Adi Nugraha Tristaningrat, 58-67)
diantaranya (1) Jean Piaget, (2) Brunner, dan Hindu. Banyak cendekiawan yang muncul dari
(3) Ausubel. Sedangkan penganut teori belajar institusi ini. Kehidupan beragama Hindu juga
sosial, diantaranya (1) Albert Bandura dan (2) bergerak lebih dinamis. Masyarakat Hindu
Lev Vygotsky. Teori belajar humanistik dianut awam menjadi semakin kritis terhadap agama
oleh (1) Kolb, (2) Money dan Mumford, (3) yang dianutnya dan menuntut pendalaman-
Hebermas, serta (4) Bloom dan Krat Wohl pendalaman terus menerus terhadap
(Marhaeni, 2013). Berdasarkan beberapa teori kepercayaannya tersebut. Jadi, ada kebutuhan
belajar di atas, setelah dianalisis diketahui dalam masyarakat akan pencerahan keagamaan
bahwa semua teori belajar tersebut relevan yang tingkat urgensinya sangat tinggi. Sistem
dengan pembelajaran Agama Hindu. Hanya pendidikan Hindu harus mampu memenuhi
saja, perlu dikaji terlebih dahulu, kesesuaian tuntutan itu. Menurut Maswinara (1994),
antara pembelajaran Agama Hindu dengan teori dikatakan bahwa Pendidikan Agama Hindu
belajar yang akan digunakan/dikembangkan. haruslah merupakan pendidikan yang
Selanjutnya dalam pembelajaran kita membentuk manusia yang beragama Hindu
ketahui bersama terdapat banyak muatan yang menjadi orang yang mengamalkan ajaran
tentunya sebagai pengantar dalam kegiatan agamanya dalam kehidupan sehari-harinya.
pembelajaran. Muatan pembelajaran yang Pendidikan Agama Hindu tidak seharusnya
dimaksud dapat meliputi muatan pembelajaran diartikan sebagai pendidikan yang menciptakan
yang bersifat tematik. Terdapat pula muatan orang yang pandai mengenai agama Hindu saja.
pembelajaran yang terpisah sesuai dengan Yang dengan demikian lebih mengarah kepada
kurikulum 2013 yakni Agama Hindu dan menciptakan orang yang memiliki Sradha.
Matematika. Berbicara tentang Pendidikan Sradha adalah keyakinan yang benar tentang
Agama Hindu, tidak lepas dengan konsep kebenaran. Dengan adanya keyakinan akan
menciptakan manusia-manusia Hindu yang Sradha, setiap manusia cenderung akan
cendekia yang akhirnya suatu saat siap dan meningkatkan kualitas hidup mereka dengan
mampu mentransfer segala kemampuannya segala cara yang diinginkan.
bagi kepentingan masyrakat Hindu secara luas Menurut Edwards, dkk (Kinasih, 2010),
mencakup Hindu di daerahnya, di Indonesia, setiap orang memiliki cara cara tersendiri untuk
dan bahkan dunia. meningkatkan kualitas hidupnya. Hal ini senada
Dalam pendidikan formal, Pendidikan dengan Somvir (2008) yang menyatakan bahwa
Agama Hindu pada telah banyak bermunculan cara lain untuk meningkatkan kualitas hidup
untuk menciptakan manusia-manusia Hindu adalah melalui Yoga.
yang cendekia yang akhirnya suatu saat siap Ajaran yoga bukanlah sebuah ajaran yang
dan mampu mentransfer segala kemampuannya menyangkut khusus tentang ajaran agama atau
bagi kepentingan masyrakat Hindu secara luas kepercayaan tertentu. Yoga adalah teknik
mencakup Hindu di daerahnya, di Indonesia, pendekatan diri dengan Tuhan yang umumnya
dan bahkan dunia. Dalam bentuk non-formal jauh lebih tua dari agama apapun di dunia ini,
maupun informal, institusi-institusi pendidikan termasuk agama hindu yang merupakan agama
Hindu lain yang bersifat sementara maupun tertua sepanjang sejarah manusia. Hindu adalah
permanen seperti ashram, pesantian, dan guru agama yang berdasarkan atas ajaran Veda. Kitab
kula. Dahulu, hal itu tidak dikenal secara luas Veda ini digubah sekitar 5000 tahun sebelum
atau konsepnya dikenal namun tidak pernah ada masehi, yaitu pada saat masuknya bangsa Arya
yang mempraktekkannya. ke India. Namun yoga sudah dikenal oleh
Sistem pendidikan ini telah banyak masyarakat india jauh sebelum Veda itu
menciptakan perkembangan bagi masyrakat digubah atau yoga itu sudah dikenal jauh

59
p-ISSN : 2621-1025
VOLUME 2, No.2, SEPTEMBER 2019 e-ISSN : 2654-4903

sebelum masuknya bangsa Arya ke india. didik agar memunculkan potensi-potensi baik
Sebelum jaman Veda, para yogi sudah terdapat atau yang dikenal dalam agama Hindu sebagai
di india. Timbulnya ajaran yoga bermula dari sifat-sifat kedewataan dalam dirinya sehingga
kesadaran manusia akan pentingnya Pendidikan Agama Hindu mampu menekankan
mendekatkan diri dengan sang pencipta. Sadar dalam perubahan tingkah laku siswa. Menurut
akan adanya kekurangan dan kelemahan, dan Titib (2003), hal tersebut dapat dirumusakan
juga sadar bahwa atman yang ada dalam diri sebagai berikut:
manusia itu adalah sama dengan Sang Pencipta, “Bila kita kaji tentang makna pendidikan
hanya saja segala bentuk kekotoran yang mengandung arti mengantarkan seorang
melekat pada atman itu harus dibersihkan agar anak menuju tingkat dewasa atau
dapat menyatu dengan sempurna pada asalnya, kedewasaan, seperti diungkapkan oleh
Langerveld, kata dewa atau dewata,
yaitu dengan jalan yoga. Yoga adalah milik
dimaksudkan seseorang itu dalam
dunia luas, milik semua insan manusia yang
perilakunya sudah memiliki sifat-sifat
memiliki kesadaran untuk mendekatkan diri kedewataan (Daivisampat, karena kata
dengan sang pencipta. Ibarat matahari siapun dewasa (devasya) berasal dari kosa kata
juga bisa dan berhak untuk berjemur bahasa Sansekerta, yang artinya memiliki
dibawahnya. sifat dewa, juga berarti bercahaya”.
Yoga secara harfiah berasal dari suku kata
“yuj” yang memiliki arti menyatukan atau Dari pemahaman mengenai teori belajar
menghubungkan diri dengan Tuhan. Kemudian dan konsep Pendidikan Agama Hindu di atas,
Patanjali memberikan definisi tentang yoga dapat diketahui bersama bahwa teori belajar
yaitu mengendalikan gerak-gerak pikiran. Ada yang menekankan terhadap perubahan perilaku
dua hal yang penting sebagai seorang praktisi siswa dalam mempelejari Pendidikan Agama
yoga adalah melatih secara terus menerus Hindu adalah teori belajar yang disebut
sekaligus tidak terikat dengan hal-hal duniawi. behavioristik.
Secara spiritual Yoga merupakan suatu proses Dilihat dari pengertiannya teori belajar
di mana identitas jiwa individual dan jiwa behavioristik merupakan suatu teori psikologi
Hyang Agung disadari oleh seorang yogi, Yogi yang berfokus pada prilaku nyata dan tidak
adalah orang yang menjalani yoga, orang yang terkait dengan hubungan kesadaran atau
telah mencapai persatuan dengan Hyang konstruksi mental. Ciri utama teori belajar
Agung. Jiwa manusia dibawa kepada kesadaran behavioristik adalah guru bersikap otoriter dan
akan hubungan yang dekat dengan sumber sebagai agen induktrinasi dan propaganda dan
realitas (Hyang Widhi). Seperti setitik air yang sebagai pengendali masukan prilaku.Hal ini
bersatu dengan air di samudra. Yoga adalah karena teori belajar behavioristik menganggap
ketenangan hati, ketentraman, keahlian dalam manusia itu bersifat pasif dan segala sesuatunya
bertingkah laku. Segala sesuatu yang terbaik tergantung pada stimulus yang didapatkan.
dan tertinggi yang dapat dicapai dalam hidup Sasaran yang dituju dari pembelajaran ini
ini adalah Yoga juga, Yoga mencakup seluruh adalah agar terjadi perubahan perilaku siswa
aplikasi yang inklusif dan universal yang ke arah yang lebih baik. Selain dalam
mengantar kepada pengembangan/ pemberian point terhadap pelanggaran aturan
pembangunan seluruh badan, pikiran dan jiwa sekolah, teori belajar behavioristik juga
hingga mengarahkan pada tujuan Pendidikan diterapkan dalam pembelajaran.
Agama Hindu sesungguhnya. Teori belajar behavioristik adalah sebuah
Terdapat Tujuan pendidikan dalam teori yang mempelajari tingkah laku manusia.
agama Hindu adalah untuk membentuk peserta Menurut Desmita (2009), teori belajar

60
RELEVANSI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK....(Made Adi Nugraha Tristaningrat, 58-67)
behavioristik merupakan teori belajar respon. Teori belajar behavioristik berpengaruh
memahami tingkah laku manusia yang terhadap pengembangan teori pendidikan dan
menggunakan pendekatan objektif, mekanistik, pembelajaran yang dikenal dengan aliran
dan materialistik, sehingga perubahan tingkah behavioristik. Aliran ini menekankan pada
laku pada diri seseorang dapat dilakukan terbentuknya perilaku yang tampak sebagai
melalui upaya pengkondisian. Dengan kata lain, hasil belajar.
mempelajari tingkah laku seseorang seharusnya Teori belajar behavioristik memandang
dilakukan melalui pengujian dan pengamatan belajar merupakan perubahan tingkah laku
atas tingkah laku yang terlihat, bukan dengan sebagai akibat dari adanya interaksi antara
mengamati kegiatan bagian-bagian dalam stimulus dan respon. Seseorang dapat dikatakan
tubuh. Teori ini mengutamakan pengamatan, belajar jika mampu menunjukan perubahan
sebab pengamatan merupakan suatu hal penting tingkah lakunya. Menurut Uno (2005), belajar
untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan merupakan perubahan tingkah laku yang
tingkah laku tersebut. dialami siswa dengan menunjukkan perubahan
Slavin (2000) mengatakan bahwa belajar dalam hal kemampuan untuk bertingkah laku
merupakan akibat adanya interaksi antara dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi
stimulus dan respons. Seseorang dianggap telah stimulus dan respon. Sejalan dengan Uno,
belajar apabila dapat menunjukkan perubahan Budiningsih (2005) juga menyatakan bahwa
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang terpenting dalam teori ini adalah masukan
yang penting adalah input yang berupa stimulus atau input yang berupa stimulus dan keluaran
dan output yang berupa respons. Stimulus berupa output yang berupa respon. Stimulus
adalah sesuatu yang diberikan guru kepada merupakan rangsangan yang diberikan guru
siswa, sedangkan respons berupa reaksi atau kepada siswa untuk membantu siswa dalam
tanggapan siswa terhadap stimulus yang belajar. Sedangkan yang dimaksud respon
diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi adalah tanggapan atau reaksi siswa terhadap
antara stimulus dan respons tidak penting untuk stimulus yang diberikan guru. Teori
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan behavioristik menekankan pada pengukuran.
tidak dapat diukur. Hal senada dikatakan oleh Oleh karena itu, apapun stimulus yang
Putrayasa (2013), dimana sesuatu yang dapat diberikan guru dan respon yang ditunjukan
diamati adalah stimulus dan respons, oleh siswa haruslah dapat diukur, karena dengan
karena itu apa yang diberikan oleh guru melakukan pengukuran perubahan tingkah laku
(stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa siswa dapat dilihat. Hal penting lain yang
(respons) harus dapat diamati dan diukur. ditekankan adalah reinsforcement atau
King (2010) menyatakan bahwa Teori penguatan. Penguatan mampu mengarahkan
behavioristik menekankan pada kajian ilmiah siswa untuk memperkuat timbulnya respon dan
mengenai berbagai respon perilaku yang dapat respon yang ditunjukan pun bermacam-macam.
diamati dan penentu lingkungannya. Dengan
kata lain, perilaku memusatkan pada interaksi II. PEMBAHASAN
dengan lingkungannya yang dapat dilihat dan A. Teori Belajar Behavioristik
diukur. Prinsip-prinsip perilaku diterapkan Beberapa tokoh penganut teori
secara luas untuk membantu orang-orang behavioristik setuju dengan teori belajar
mengubah perilakunya ke arah yang lebih baik. behavioristik namun ada beberapa perbedaan
Teori belajar behavioristik adalah teori belajar pendapat diantara mereka. Tokoh-tokoh dalam
yang menekankan pada tingkah laku manusia aliran behavioristik sebagai berikut.
sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan

61
p-ISSN : 2621-1025
VOLUME 2, No.2, SEPTEMBER 2019 e-ISSN : 2654-4903

a) Teori Belajar menurut Thorndike 3) Hukum Akibat (Low of Effect)


Thorndike sependapat bahwa belajar Hukum akibat ini didasarkan atas pendapat
adalah hasil dari interaksi stimulus dan respon. yang menyatakan bahwa suatu tindakan
Menurut Thorndike (Budianingsih, 2005) yang diikuti oleh akibat yang menyenangkan
stimulus adalah semua yang dapat merangsang akan cenderung diulang-ulang. Akibat dari
terjadinya respon seperti pikiran, perasaan atau tindakan yang tidak menyenangkan
hal lain yang dapat ditangkap melalui alat cenderung akan dihindari. Maka dari itu,
indera. Sedangkan respon merupakan reaksi untuk membentuk respon yang positif, siswa
yang ditunjukkan siswa dapat berupa pikiran, diusahakan merasa senang misalnya dengan
perasaan atau tindakan. Jadi perubahan tingkah cara memberikan pujian atau hadiah kepada
laku akibat dari kegiatan belajar tidak hanya siswa.
saja bersifat konkret namun juga bersifat tidak
konkret/abstrak. Meskipun aliran behaviorisme 4) Transfer Latihan (Transfer of Training)
mengutamakan pengukuran namun ada tingkah Teori transfer latihan merupakan teori yang
laku yang tidak dapat diukur. Teori Thorndike mengutamakan implikasi pembelajaran di
juga disebut aliran koneksionisme. sekolah. Apa yang pernah dipelajari siswa
Hukum-hukum dalam teori di sekolah harus berguna di masa yang akan
koneksionisme menurut Abimanyu (2008) datang. Throndike berkeyakinan bahwa
sebagai berikut. pengajaran yang baik diawali dengan
1) Hukum Kesiapan (Low of Readiness) memahami apa yang akan diajarakan.
Kaitan antara stimulus dan respon mudah
terbentuk jika ada kesiapan pada diri b) Teori Belajar menurut Watson
seseorang. Hukum kesiapan meliputi: Tokoh aliran behavioristik yang muncul
a. Jika seseorang memiliki kesiapan setelah Throndike adalah Watson. Watson
merespon atau bertindak akan memberi meyakini bahwa belajar memang hasil interaksi
kepuasan dan kepuasan akan antara stimulus dan respon. Tingkah laku yang
mengakibatkan tindakan lain; terbentuk akibat hasil interaksi memang berupa
b. Jika seseorang memiliki kesiapan untuk tingkah laku yang dapat diukur maupun yang
merespon, tetapi tidak dilakukan tidak dapat diukur, namun bagi Watson tingkah
akibatnya orang tersebut memiliki laku yang dapat diukurlah yang merupakan
tindakan lain. hasil interaksi stimulus dan respon. Perubahan
c. Jika seseorang belum memiliki kesiapan tingkah laku siswa yang tidak dapat diukur
merespon, maka respon yang diberikan memang hal yang penting, namun perubahan
menimbulkan ketidakpuasan. yang tidak dapat diamati tidak dapat
menjelaskan apakah siswa tersebut mengalami
2) Hukum Latihan (Low of Exercise) tindak belajar.
Hukum latihan ini meyakini bahwa
hubungan stimulus dan respon akan lebih c) Teori Belajar menurut Clark Hull
kuat karena latihan yang dilakukan. Semakin Clark hull adalah tokoh behavioristik
sering suatu pelajaran diulang maka yang terpengaruh oleh teori Carles Darwin.
pelajaran itu semakin dipahami, begitu pula Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua
sebaliknya hubungan stimulus dan respon fungsi tingkah laku bermanfaat untuk menjaga
akan semakin lemah jika jarang dilakukan kelangsungan hidupnya. Menurut Hull (dalam
latihan apalagi dihentikan. Uno, 2005) menyatakan bahwa kebutuhan
biologis dan pemuas biologis adalah penting

62
RELEVANSI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK....(Made Adi Nugraha Tristaningrat, 58-67)
dan menempati posisi sentral dalam seluruh penguatan negatif adalah penguatan positif,
kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam keduanya bertujuan untuk memperkuat respon.
belajar pun selalu dikaitkan dengan kebutuhan Berdasarkan paparan teori belajar
biologis, walaupun respon yang muncul tidak behavioristik, yang secara umum memandang
selalu sama. belajar merupakan perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antara
d) Teori Belajar menurut Edwin Guthrie stimulus dan respon, dapat dikaji keterkaitan
Hubungan antara stimulus dan respon teori belajar behavioristik dengan pembelajaran
juga digunakan Guthrie dalam menjelaskan Agama Hindu. Beberapa keterkaitan teori
pengertian belajar. Guthrie tidak sependapat belajar behavioristik dengan pembelajaran
dengan Clark dan Hull mengenai stimulus yang Agama Hindu diketahui melalui proses
selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis. pembelajaran, di antaranya: (1) guru hendaknya
Menurut Guthrie (Uno, 2005) hubungan antar paham tentang jenis stimulus yang tepat
stimulus dengan respon merupakan faktor kritis diberikan kepada siswa; (2) guru juga mengerti
dalam belajar. Pemberian stimulus yang sering tentang jenis respons yang akan muncul pada
akan memperkuat respon. Respon yang lebih diri siswa; dan (3) untuk mengetahui apakah
kuat inilah akan menjadi suatu kebiasaan. Hal respons yang ditunjukkan siswa benar-benar
lain yang ditekankan dalam teori ini adalah sesuai dengan apa yang diharapkan, maka guru
hukuman (punishment) dalam belajar. harus mampu menetapkan bahwa respons itu
Hukuman mampu memberikan mengubah dapat diamati (observable), dapat diukur
kebiasaan seseorang jika diberikan pada saat (measurable), dan senantiasa menjadi
yang tepat. kebiasaan dalam bertingkah laku. Maka sangat
diperlukan adanya semacam hadiah (reward).
e) Teori Belajar menurut Skinner
Pendapat Skinner mengenai belajar B. Yoga
mampu mengungguli konsep-konsep lain yang Yoga adalah salah satu jalan keselamatan
dikemukakan oleh para tokoh sebelumnya. dalam Hinduisme, yaitu cara mencapai Moksa
Hubungan antara stimulus dan respon disajikan atau kelepasan. Yoga berarti usaha mendisiplin
secara sederhana yaitu perubahan tingkah laku diri untuk merealisasikan kehadiran Tuhan
melalui interaksi dalam lingkungannya. dalam diri, dan juga berarti usaha mengatur
Stimulus yang diberikan kepada seseorang akan kekuatan alam dari roh, dan juga sebagai usaha
saling berinteraksi dan menghasilkan respon. penyatuan diri. Yoga merupakan salah satu dari
Respon yang dihasilkan juga menimbulkan enam ajaran dalam filsafat Hindu, yang
konsekuensi. Maka dari itu, konsekuensi yang menitikberatkan pada aktivitas meditasi atau
muncul menciptakan perilaku. Skiner juga tapa di mana seseorang memusatkan seluruh
mempercayai penguatan negatif. Penguatan pikiran untuk mengontrol panca inderanya dan
negatif tidak sama dengan hukuman. Menurut tubuhnya secara keseluruhan. Masyarakat
Skinner (dalam Budiningsih, 2005) perbedaan global umumnya mengenal Yoga sebagai
hukuman dan penguatan negatif terletak pada aktifitas latihan utamanya asana (postur) bagian
bila hukuman diberikan sebagai stimulus dari Hatta Yoga. Yoga juga digunakan sebagai
respon yang akan muncul berbeda dengan salah satu pengobatan alternatif, biasanya hal
respon yang sudah ada, sedangkan penguatan ini dilakukan dengan latihan pernapasan, oleh
negatif sebagai stimulus harus dikurangi agar tubuh dan meditasi, yang telah dikenal dan
respon yang sama semakin kuat. Lawan dari dipraktekkan selama lebih dari 5000 tahun.
Sedangkan pengertian Yoga menurut

63
p-ISSN : 2621-1025
VOLUME 2, No.2, SEPTEMBER 2019 e-ISSN : 2654-4903

Ensiklopedi umum adalah sistim ajaran gaib menerima suatu persoalan sebagai kenyataan
yang diperkembangkan Hinduisme dengan dan menyelesaikannya, kemudian melarikan
maksud membebaskan orang dari dunia diri tanpa mau menghadapi dan
khayalan seperti yang difahami dengan menyelesaikannya. (2) Bakti Yoga adalah yoga
pancaindera. Pembebasan ini sukar dan yang dilakukan dengan berbakti kepada Tuhan,
mungkin memerlukan beberapa kali umur yaitu melaksanakan perintah dan menjauhi
hidup. Yogi (penganut yoga) yang percaya akan larangan Tuhan. Semuanya dilakukan dengan
pantheisme (kepercayaan bahwa dunia dengan cinta tanpa memiliki pamrih apa pun (termasuk
segala isinya adalah Tuhan) mencari persatuan ingin masuk surga). Kecintaan praktisi Bakti
dengan jiwa seluruh alam dunia. Penganut yoga Yoga (Bakta) bermakna luas, bukan hanya pada
yang atheis (tidak mengakui adanya Tuhan) Tuhan, namun juga pada semua mahluk
mencari perasingan yang sempurna dari segala ciptaan-NYA. Mencintai ciptaan-NYA
jiwa-jiwa lainnya dan pengetahuan diri sendiri merupakan manifestasi dari mencintai Sang
yang sempurna. Kemudian terakhir yang dicari Pencipta. Cinta seorang Bakta tidak membeda-
ialah kemuliaan penerangan sempurna. Para bedakan ras, suku, bangsa, dan agama. Tidak
penganut yoga memakai disiplin jasmani untuk membenci yang miskin – yang kaya, yang indah
mencapai penyucian, kebersihan, samadi, dan – yang buruk, yang pintar – yang bodoh, yang
latihan. Orang yang melakukan tapa yoga beriman dan yang kafir. Semuanya dicintai,
disebut yogi, yogin bagi praktisi pria dan yogini bahkan binatang, tumbuhan, dan batu-batuan
bagi praktisi wanita. Sastra Hindu yang memuat pun tidak luput dari kecintaan seorang praktisi
ajaran Yoga, diantaranya adalah Upaishad, Bakti. (3) Jnana Yoga, yoga yang dilakukan
Bhagavad Gita, Yogasutra, Hatta Yoga serta dengan jalan pengetahuan. Praktisi yoga ini
beberapa sastra lainnya. adalah para intelektual, dengan cara mengkikis
Secara garis besar Yoga ada 4 jenis, yaitu: kebodohan manusia. Dengan terkikisnya
(1) Karma Yoga adalah yoga yang dilakukan kebodohan, maka manusia semakin pandai.
melalui kehidupan tanpa pamrih. Para Semakin pandai manusia, terhapuslah
praktisinya tidak pernah mengeluh menghadapi kemiskinan, dan ketidakadilan. Dengan
persoalan. Semua masalah dipandang demikian semakin damai dunia. Semua itu
merupakan akibat dari karma, maka harus dikarenakan manusia tahu akan hakekat
diterima dan dihadapi. Konsep ini banyak dirinya. Manusia yang tahu hakekat dirinya,
disalahpahami sebagai konsep hidup pasif, maka dia akan tahu hakekat Tuhannya. Itulah
padahal konsep ini justru membawa manusia tugas para praktisi Jnana Yoga. (4) Raja Yoga
menjadi aktif dalam menghadapi kehidupan. adalah yoga yang dilakukan dengan cara
Karma Yoga mengajarkan pada manusia untuk mempraktekkan secara langsung tata cara
menghadapi dan menyelesaikan persoalan, pengedalian pikiran dan kesadaran indra-indra
bukan melarikan diri dari persoalan. Bila anda manusia. Raja Yoga memuat berbagai disiplin
praktisi Karma Yoga, maka persoalan apapun fisik dan pikiran, semua dilakukan dalam
yang terjadi harus anda terima, tidak melarikan rangka menuju kepenyatuan seorang hamba
diri. Melarikan diri bukan solusi, tapi justru dengan Tuhan. Hasil dari semua itu disebut
menimbun persoalan dan membuat persoalan Pencerahan. Perkembangan kemudian, hanya
baru. Persoalan tidak akan pernah hilang, yang Raja Yoga lah yang dikenal sebagai Yoga. Bagi
ada hanyalah penundaan dan penumpukan. praktisi Raja Yoga, praktek Hatha, Japa,
Untuk menyelesaikannya, semua harus Mantra, Kundalini, dsb. bukanlah sesuatu yang
dihadapi. Banyak penderitanya menjadi stress, terpisah. Sebagaimana praktek Sholat, tidak
bahkan yang bunuh diri, dikarenakan tidak mau pernah memisahkan antara “bacaan” (doa-doa)

64
RELEVANSI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK....(Made Adi Nugraha Tristaningrat, 58-67)
dengan “gerakan-gerakannya”, semuanya mengajarkan bahwa pembelajaran yang baik,
sakral. Seorang praktisi Yoga yang sempurna, maka diperlukan persiapan yang baik pula, serta
juga melakukan praktek Bakti, Karma, dan Raja Yoga yang mengajarkan kita tentang
Jnana. Sebagaimana seorang yang taat kedisplinan dan ketaatan terhadap aturan yang
beragama, tidak hanya melakukan ritual berlaku dalam proses pembelajaran. Nilai-nilai
peribadatan pada Tuhan saja, tapi juga dalam Ajaran Yoga inilah yang akan menjadi
melakukan semua aturan moralitas dan hukum inovasi untuk menunjang penggunaan teori
yang telah digariskan. belajar dalam proses pembelajaran.
Teori Behavioristik merupakan teori
C. Relevansi Teori Belajar Behavioristik dengan pandangan tentang belajar adalah
dengan Nilai-nilai dalam Yoga perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat
Sebagaimana yang telah disebutkan di dari interaksi antara stimulus dan respon. Atau
atas, teori belajar memiliki peran yang penting dengan kata lain belajar adalah perubahan yang
dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk
Teori belajar adalah suatu teori yang di bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai
dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian hasil interaksi antara stimulus dan respon.
kegiatan belajar mengajar antara guru dan (Hamzah Uno, 7: 2006). Para ahli yang banyak
siswa, perancangan metode pembelajaran yang berkarya dalam aliran ini adalah Thorndike,
akan dilaksanakan di kelas maupun di luar Watson, Hull, Edwin Guthrie dan Skinner.
kelas. Tujuan dari adanya teori belajar ini Menurut Thorndike (Hamzah Uno,
sesungguhnya akan menciptakan suasana 7:2006) belajar adalah proses interaksi antara
pembelajaran yang lebih baik sehingga dengan stimulus dan respon. Menurut Thorndike
adanya proses pembelajaran yang baik selaras perubahan tingkah laku bisa berwujud sesuatu
dengan hasil belajar siswa yang cederung yang dapat diamati atau yang tidak dapat
meningkat. Untuk menjaga tetap eksisnya diamati.
penggunaan teori belajar dalam proses Menurut Watson (Hamzah Uno, 7:2006)
pembelajaran, perlu adanya suatu inovasi yang belajar adalah proses interaksi antara stimulus
dilakukan. Inovasi yang dapat dilakukan adalah dan respon. Stimulus dan respon tersebut
dengan menciptakan relevansi antara teori berbentuk tingkah laku yang bisa diamati.
belajar dengan hal yang erat dengan kehidupan Dengan kata lain Watson mengabaikan
sehari-hari. berbagai perubahan mental yang mungkin
Bertalian dengan hal di atas, kini Yoga terjadi dalam belajar dan menganggapnya
dijadikan bukan lagi sebagai suatu pilihan sebagai faktor yang tidak perlu diketahui karena
dalam olahraga, melainkan sudah digunakan faktor-faktor tersebut tidak bisa menjelaskan
sebagai gaya hidup untuk meningkatkan apakah proses belajar telah terjadi atau belum.
kualitas hidup pula. Hal ini sejalan dengan yang Hull berpendapat bahwa tingkah laku
disampaikan oleh Somvir (2008) mengenai seseorang berfungsi untuk menjaga
meningkatkan kualitas hidup adalah melalui kelangsungan hidup. Oleh karena itu
Yoga. Nilai-nilai dalam ajaran yoga telah kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan
dideskripsikan sebelumnya, yaitu ajaran Karma biologis menempati posisi sentral. Menurut
Yoga yang pada intinya mengajarkan pada sikap Hull kebutuhan dikonsepkan sebagai dorongan,
kita dalam pemecahan masalah, ajaran Bakti stimulus hampir selalu dikaitan dengan
Yoga yang mengarahkan kehidupan manusia kebutuhan biologis.
untuk selalu bersyukur atas ciptaan Tuhan yang Guthrie mengemukakan bahwa belajar
ada di dunia, Jnana Yoga yang secara khusus merupakan kaitan asosiatif antara stimulus dan

65
p-ISSN : 2621-1025
VOLUME 2, No.2, SEPTEMBER 2019 e-ISSN : 2654-4903

respon tertentu. Stimulus dan respon Dari pemahaman di atas, Teori Belajar
merupakan faktor kritis dalam belajar. Oleh Behavioristik sangat relevan dengan nilai-nilai
karena itu diperlukan pemberian stimulus yang dalam ajaran Yoga. Menurut Teori Belajar
sering agar hubungan lebih langgeng. Suatu behavioristik, belajar dimaksudkan merupakan
respon akan lebih kuat (dan bahkan menjadi proses perubahan tingkah laku. Hal ini sejalan
kebiasaan) apabila respon tersebut dengan ajaran Karma Yoga dimana ketika
berhubungan dengan berbagai stimulus. seseorang mampu menghadapi masalah, di saat
Guthrie mengemukakan bahwa hukuman itu pula seseorang akan belajar semakin
memegang peranan penting dalam proses bijaksana. Hal ini sejalan dengan seorang
belajar. Menurutnya suatu hukuman yang Penulis Amerika yakni Anthony Jay Robbins
diberikan pada saat yang tepat akan mampu yang menyatakan bahwa “very problem is a gift
merubah kebiasaan seseorang. Contoh seorang - without problems we would not grow”. Selain
anak perempuan yang setiap kali pulang belajar merupakan proses perubahan tingkah
sekolah selalu mencampakkan baju dan topinya laku, belajar juga dianggap merupakan kaitan
dilantai. Ibunya menyuruh agar baju dan topi asosiatif antara stimulus dan respon tertentu.
dipakai kembali oleh anaknya. Lalu kembali Setelah beberapa kali melakukan suatu hal,
keluar, dan masuk rumah kembali sambil suatu respon akan menjadi terasosiasi dengan
mengantungkan baju dan topinya di tempat stimulus. Dalam proses pembelajaran, ketika
gantungannya. Setelah beberapa kali kita terbiasa mengajarkan pada anak untuk
melakukan hal itu, respon menggantung topi meletakkan barang pada tempatnya, seketika
dan baju menjadi terasosiasi dengan stimulus hal tersebut akan sering dilakukan meskipun
memasuki rumah. tidak diawasi lagi. Hal ini tercermin dalam
Pendapat Skinner mengenai belajar ajaran Bakti Yoga, dimana kita sebagai manusia
mampu mengungguli konsep-konsep lain yang ciptahan Tuhan wajib pula menghargai ciptaan
dikemukakan oleh para tokoh sebelumnya. Tuhan lainnya seperti tumbuhan dan binatang.
Hubungan antara stimulus dan respon disajikan Semakin kita terbiasa dalam menghargai
secara sederhana yaitu perubahan tingkah laku ciptahan Tuhan, kehidupan kita dimanapun
melalui interaksi dalam lingkungannya. berada juga akan terbiasa untuk selalu
Stimulus yang diberikan kepada seseorang akan menghargai apapun yang terlihat. Pengertian
saling berinteraksi dan menghasilkan respon. lainnya, belajar dikatakan mampu mengungguli
Respon yang dihasilkan juga menimbulkan konsep-konsep lain yang dikemukakan oleh
konsekuensi. Maka dari itu, konsekuensi yang para tokoh sebelumnya. Hal ini mengartikan
muncul menciptakan perilaku. Skiner juga bahwa ketika kita tidak henti-hentinya belajar,
mempercayai penguatan negatif. Penguatan kita akan mampu mengoreksi hal-hal yang
negatif tidak sama dengan hukuman. Menurut sudah ada sehingga kita mampu sesuaikan
Skinner (dalam Budiningsih, 2005) perbedaan dengan hal-hal yang baru sesuai dengan
hukuman dan penguatan negatif terletak pada perkembangan zaman. Dalam arti lain suatu hal
bila hukuman diberikan sebagai stimulus yang konvensional akan dikoreksi untuk
respon yang akan muncul berbeda dengan menjadi lebih inovatif dan kontekstual. Hal ini
respon yang sudah ada, sedangkan penguatan tercermin dalam ajaran Jnana Yoga dan Raja
negatif sebagai stimulus harus dikurangi agar Yoga, dimana dalam mencapai kebahagiaan,
respon yang sama semakin kuat. Lawan dari kita wajib disiplin dalam belajar sehingga
penguatan negatif adalah penguatan positif, menghindarkan diri dari kebodohan.
keduanya bertujuan untuk memperkuat respon.

66
RELEVANSI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK....(Made Adi Nugraha Tristaningrat, 58-67)

III. PENUTUP
Dari pemahaman di atas, dapat
disimpulkan bahwa terdapat relevansi antara
Teori Belajar Behavioristik dengan Nilai-nilai
dalam Ajaran Yoga. Teori Belajar Behavioristik
mendeskripsikan bahwa belajar merupakan
perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat
dari interaksi antar stimulus dan respon. Hal
ini sejalan dengan Nilai-nilai dalam Ajaran
Yoga yakni Karma Yoga, bakti Yoga, Jnana
Yoga, dan Raja Yoga. Yoga digunakan dalam
hal ini karena merupakan suatu inovasi dalam
dunia kesehatan yang memang dapat dijangkau
oleh semua kalangan. Dengan adanya analisis
relevansi dari Teori Belajar Behavioristik
dengan Nilai-nilai Ajaran Yoga, dapat membuat
Teori Belajar Behavioristik menjadi tetap eksis
sebagai suatu pilihan yang tepat dalam
menciptakan proses pembelajaran yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, S, dkk. 2008. Strategi


Pembelajaran. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional.
Budiningsih, A. 2005. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
King, Laura A. 2010. Psikologi Umum: Sebuah
Pengantar Apresiatif. Jakarta: Salemba
Humanika.
Maswinara, Wayan, 1994. Yoga Sutra
Patanjali, Surabaya, Paramita
Putrayasa, Ida Bagus. 2013. Landasan
Pembelajaran. SingarajaL Undiksha
Press.
Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology:
Theory and P r a c t i c e .
Massachusetts: Allyn and Bacon.
Titib, I Made. 2003. Menumbuhkembangkan
Pendidikan Budhi Pekerti Pada Anak

67

Anda mungkin juga menyukai