Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TENTANG

ASKEP PADA ANAK DENGAN KELAINAN KONGENITAL PADA

SISTEM RESPIRASI : BRONKHOMALASIA DAN DAMPAKNYA

TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

(DALAM KONTEKS KELUARGA)

DISUSUN OLEH:

FADINA AMELIA PUTRI

190101009

DOSEN PEMBIMBING:

Ns.Ramaita, M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN

2021

0
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah “Askep Bronkhomalasia pada Anak “ Adapun makalah ini telah saya

usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan banyak pihak,

sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini.

Oleh sebab itu, saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam

pembuatan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah

sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan.

Akhir kata kami berharap semoga makalah penyakit ini dapat memberikan

manfaat terhadap pembaca.

Pariaman,6 juni 2021

Penyusun

FADINA AMELIA PUTRI

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar belakang...............................................................................................3
B. Tujuan...........................................................................................................3
C. Manfaat penulisan.........................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Definisi..........................................................................................................5
B. Etiologi..........................................................................................................5
C. Patofisiologi..................................................................................................6
D. Manifestasi klinis..........................................................................................7
E. Komplikasi....................................................................................................7
F. Pemeriksaan Penunjang................................................................................8
G. Penatalaksanaan Medis...............................................................................11
BAB III..................................................................................................................13
TINJAUAN KASUS..............................................................................................13
A. Kasus semu.................................................................................................13
B. Pengkajian...................................................................................................13
C. Riwayat kesehatan.......................................................................................14
D. Pemeriksaan Fisik.......................................................................................16
E. Pemeriksaan Diagnostik..............................................................................17
BAB IV..................................................................................................................19
PENUTUP..............................................................................................................19
A. Kesimpulan.................................................................................................19
B. Saran............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan

tulang rawanberkurang dari saluran udara yang lebih kecil (di bawah trakea,

atau tenggorokan). Tulangrawan melemah biasanya menyempit lebih mudah

selama ekspirasi dan memperpanjangwaktu, atau mencegah dahak dan sekresi

mnejadi terperangkap. Biasanya banyak menyerangpada anak usia kurang

dari 6 tahun.(Children’s National Health System,2016).Bronkhomalasia

paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan mungkin

berhubungandengan kondisi lain. Saat ini, tidak diketahui mengapa tulang

rawan tidak terbentuk denganbaik.

Prevalensi bronkomalasia di dunia sangat luas dan bervariasi secara

geografis. DiIndonesia, prevalensi bronkomalasia belum diketahui secara

pasti. Bronkomalasia sendiridapat ditangani dengan tindakan pembedahan

atau trakheotomi. Dengan pertimbangan angkakejadian yang cukup tinggi,

maka sangat perlu dilakukan pencegahan yang lebih optimal.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak pada umumnya dan

untukmenambah pengetahuan tentang bronkomalacia pada khususnya.

3
2. Tujuan Khusus

Diharapkan mahasiswa/i :

a. Mampu melakukan pengkajian pada Anak.A dengan Bronkhomalasia

b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada Anak.A dengan

Bronkhomalasia

c. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada Mampu melaksanakan

tindakankeperawatan pada Anak.A dengan Bronkhomalasia

d. Mampu melakukan evaluasi pada Anak.A Bronkhomalasia

C. Manfaat penulisan

Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat terutama bagi

mahasiswa keperawatanagar memahami mengenai konsep dasar dan asuhan

keperawatan pada anak denganbronkomalasia, sehingga dapat memberikan

pelayanan yang tepat bagi pasien

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Malasia napas kongenital adalah salah satu dari beberapa penyebab

obstruksisaluran udara ireversibel pada anak-anak, tetapi kejadian pada

populasi umum tidakdiketahui. Malacia nafas berat atau malacia berhubungan

dengan sindrom tertentubiasanya diakui dan didiagnosis awal masa bayi, tetapi

informasi tentang fitur klinisanak dengan malacia primer, sering didiagnosis

hanya kemudian di masa kecil,langka.

Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan

tulangrawan berkurang dari saluran udara yang lebih kecil (di bawah trakea,

atautenggorokan). tulang rawan melemah biasanya menyempit lebih mudah

selamaekspirasi dan memperpanjang waktu, atau mencegah dahak dan sekresi

mnejaditerperangkap. Biasanya banyak menyerang pada anak usia kurang dari

6tahun.(Children’s National Health System,2016)

B. Etiologi
Bronchomalacia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan

mungkinberhubungan dengan kondisi lain. Saat ini, tidak diketahui mengapa

tulang rawantidak terbentuk dengan baik.

a. Klasifikasi

1. Bronkomalasia primer

a) Disebabkan oleh defisiensi pada cincin kartilago

b) Diklasifikasikan sebagai kongenital

5
2. Bronkomalasia sekunder

a) Merupakan kelainan didapat (bukan kongenital)

b) Disebabkan oleh kompresi ekstrinsik (luar), dapat dari

pelebaran pembuluhpembuluhdarah, cincin vascular, atau

kista bronkogenik.

C. Patofisiologi
Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan

mulut, melaluikotak suara (laring) ke dalam tenggorokan (trakea), yang terbagi

menjadi dua cabang(kanan dan bronkus kiri) yang masing-masing paru-paru.

Trakea dan bronkus terbuat daricincin tidak lengkap dari tulang rawan dan

jika tulang rawan ini lemah tidak dapatmendukung jalan napas.Pada bayi

cincin tulang rawan trakea terbuka sehingga udara bisa didapatkan

daritenggorokan ke paru-paru. Ketika cincin ini kecil, berbentuk aneh, tidak

kaku cukup, atautidak membentuk sama sekali maka trakea dapat menutup ke

dalam dirinya sendiri. Halini lebih mungkin terjadi saat mengembuskan napas

dan menangis.

Hal ini dapatmenyebabkan mengi, batuk, sesak napas, dan / atau napas

cepat. Biasanya tulang rawanberkembang dengan sendirinya dari waktu ke

waktu sehingga tracheomalacia tidak lagimasalah. Sementara lebih umum pada

bayi, tracheomalacia tidak terjadi pada orangdewasa. Ketika masalah yang

sama terjadi di saluran napas kecil disebut bronkus itudisebut bronchomalacia.

Saluran udara dari paru-paru yang sempit atau runtuh saatmengembuskan

napas karena pelunakan dinding saluran napas.

6
D. Manifestasi klinis
a. Batuk dengan suara brassy atau barking

b. Sesak nafas

c. Ditemukan suara wheezing(mengi)

d. Infeksi pada saluran nafas bawah berulang

e. Kelelahan dan Apnea

E. Komplikasi
a. Pneumonia

Pneumonia adalah peradangan pada paru-paru dan bronkiolus yang

disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, atau aspirasi karena makanan atau

benda asing. Pneumonia adalah infeksi pada parenkim paru, biasanya

berhubungan dengan pengisian cairan didalam alveoli hal ini terjadi

akibat adanya infeksi agen/infeksius atau adanay kondisi yang

mengganggu tekanan saluran trakheabronkialis (Wilson, 2006)

b. Bronkitis

Bronkitis pada anak berbeda dengan bronchitis yang terdapat pada

orang dewasa. Pada anak, bronchitis merupakan bagian dari berbagai

penyakit saluran nafas lain, namun ia dapat juga merupakan penyakit

tersendiri secara 10 harfiah bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditndai

oleh adanya inflmasi bronkus.

c. Polychondritis

Polychondritis adalah gangguan kronis langka yang ditandai

peradangan tulang rawan yang biasa terjadi pada telinga dan hidung.

7
Penyakit ini dikenal dengan nama lain seperti Meyenburg Altherr

Uehlinger Sindrom, kronis atrofi polychondritis dan sindrom Von

Meyenburg. Penyakit ini dapat mempengaruhi tulang rawan dari setiap

jenis dan jaringan sendi, telinga, hidung dan trakea. Penyebab

polychondritis diyakini gangguan autoimun.

Sistem kekebalan tubuh mulai menyerang jaringan dan tulang

rawan menyebabkan kerusakan dan peradangan. Antibodi yang

dihasilkan autoimun akan menghancurkan glycosaminoglycans yang

merupakan bagin terpenting dalam jaringan ikat di tulang rawan.

d. Asma

Asma yaitu penyakit yang dikarenakan oleh peningkatan respon

dari trachea dan bronkus terhadap berbagai macam stimuli yang ditandai

dengan penyempitan bronkus atau bronkhiolus dan sekresi yang berlebih-

lebihan dari kelenjar-kelenjar di mukosa bronchu (Smelzer Suzanne,

2001). Asma adalah suatu penyakit yang dicirikan oleh hipersensitivitas

cabang-cabang trakheobronkial terhadap berbagai jenis rangsangan

(Pierce, 2007)

F. Pemeriksaan Penunjang
a. Bronkoskopi

Bronkoskopi adalah pemeriksaan/inspeksi langsung terhadap laring,

trakea dan bronkus, melalui suatu bronkoskop logam standar atau bronkoskop

serat optik fleksibel yang disebut dengan bronkofibroskop. Melalui

bronkoskop sebuah sikat kateter atau forsep biopsi dapat dimasukan untuk

mengambil sekresi dan jaringan untuk pemeriksaan sitologi.

8
Tujuan utama bronkoskopi adalah untuk melihat, mengambil dan

mengumpulkan spesimen. Indikasi bronkoskopi adalah sebagai berikut:

a. Untuk mendeteksi lesi trakeobronkial karena tumor

b. Untuk mengetahui lokasi perdarahan

c. Untuk mengambil benda asing (sekresi dan jaringan)

d. Untuk pemeriksaan sitologi dan bakteriologik

e. Untuk pemeriksaan drainase trakeobronkial

Adapun prosedur tindakan bronkospi adalah sebagai berikut:

 Persetujuan tindakan

 Puasa selama 6 jam lebih dianjurkan 8-12 jam

 Lepaskan gigi palsu, kontak lensa dan perhiasan

 Kaji riwayat alergi terhadap obat-obatan

 Periksa dan catat tanda-tanda vital

 Premedikasi

 Pasien dibaringkan diatas meja dengan posisi telentang atau semi fowles

dengan kepala ditengadahkan atau didudukan dikursi. Tenggorok

disemprot dengan anestesi lokal. Bronkoskop dimasukkan melalui mulut

atau hidung.

 Wadah spesimen diberi label dan segera dibawa ke laboratorium

 Lama pemeriksaan kurang lebih 1 jam

9
b. CT Scan dada

CT Scan paru-paru merupakan salah satu metode pencitraan yang

digunakan untuk mendiagnosisdan memantau tatalaksana dari berbgai

kelainan pada paru-paru. CT Scan atau pemindaian tomografi

terkomputerisasi melibatkan berbagai gambar yang diambil 1 dari sudut-

sudut yang berbeda, yang kemudian akan dikombinasikan untuk

menghasilkan gambaran melintang dan gambaran 3 dimensi dari struktur

internal paru-paru.

Tujuan utama dari pencitraan ini adalah untuk mendeteksi struktur

abnormal di dalam paru-paru atau ketidakteratur yang bisa jadi merupakan

gejala yang dialami oleh pasien. Di samping untuk mendiagnosis penyakit

atau jelas pada paru-paru, CT Scan juga dapat digunakan untuk memandu

pengobatan tertentu untuk memeastikan ketepatan dan ketelitian.

Banyak tenaga medis profesional menggunakan CT Scan paru-paru

untuk menentukan rencana pengobatan yang pasien, yang meliputi

peresepan, pembedahab, atau terapi radiasi.CT Scan paru-paru biasanya

tergolong kedalam kategori CT Scan dada atau toraks.

Prosedur untuk melakukan CT Scan paru-paru meliputi

penghasilan berbagai gambaran X-ray, yang disebut dengan irisan yang

dilakukan di dada atau abdomen bagian atas pasien irisan-irisan tersebut

kemudian dimasukkan kedalam komputer untuk melihat gambaran akhir

yang dapat dilihat dari berbagai sudut, sis, dan bidang.

10
c. MRI dada

Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau pencitraan resonansi

magnetik adalah pemeriksaan yang memanfaatkan medan magnet dan

energi gelombang radio untuk

menampilkan gambaran struktur dan organ dalam tubuh. MRI dapat

memberikan gambaran struktur tubuh yang tidak bisa didapatkan pada tes

lain, seperti Rontgen, USG, atau CT Scan.

G. Penatalaksanaan Medis
 Time.

Invasisf minimal, bersamaan dengan pemebrian tekanan udara positif

yang kontinu.

 Tekanan udara positif kontinu.

Metode menggunakan respiratory ventilation.

 Trakheotomi

Prosedur pembedahan pada leher untuk membuka/ membuat saluran

udara langsungmelalui sebuah insisi di trakhe (the windpipe).

 Dampak terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia (dalam konteks

keluarga)

1. pola persepsi dan manajemen kesehatan

klien tidak bisa menjaga pola makan dan sering sekali minum minuman

yang manis secara berlebihan dan belum tahu penyakit diabetes

11
melitus,jika sakit klien selalu memeriksa kesehatannya ke rumah

sakit.selama sakit,klien mengatakan cemas atas penyakitnya

2. pola pemenuhan nutrisi dan metabolisme

Klien dengan diabetes makan tiga kali sehari dengan makanan diet

diabetes dan tidak dihabiskan setengah porsi.Minum 11 sampai 12 gelas

sehari dengan minuman yang disediakan keluarga seperti: minuman teh

tawar dan air putih.

3. pola eliminasi

Klien saat di rawat dirumah BAB 1 kali dengan karakteristik lunak

berbentuk,bau khas BAK 8-9 kali perhari dengan karakteristik

urine,kuning jernih,bau khas jumlah 1400 cc

4. pola aktivitas

Selama sakit klien merasa lelah saat setelah melakukan aktivitas dan

melakukan aktivitaspun perlu dibantu keluarga dan seperti

makan,minum,pergi ke kamar mandi,dan beraktivitas di tempat tidur.

5. pola tidur dan istirahat

Pola tidur 4-5 jam saat di rawat di rumah klien tidur lebih/hari karena klien

merasa cemas dengan kondisi nya saat ini dan merasakan pegal pegal pada

daerah paha dan pinggang

6. pola koping dan stress

Saat ada masalah pastikan di diskusikan dengan keluarga dan maupun

saudara terdekat dan menyelesaikan masalahnya dengan musyawarah.klien

terlihat cemas dan stress akan penyakit yang di deritanya.Maka dari itu

perlu perhatin dari keluarganya.

12
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Kasus semu

Anak berumur 2 bulan 28 hari di bawah ke rumah sakit, ibu mengatakan

anakmenderita batuk & pilek serta nafas anak lebih cepat dari biasanya.

Terkadang muntah sekitar¼ gelas kecil atau sesuai yang dimakan. Pasien

tidak menggigil, tidak mengalami kejang. BAK dengan jumlah cukup, warna

kuning serta bau khas. BAB tidak mengalami gangguan warna hijau,

konsistensi padat serta bau khas. Pasien masih batuk dan pilek. Anak masih

bersedia makan dan minum, BAB dan BAK tidak ada kelainan.3 hari lalu

anak masih batuk dan pilek.Anak tampak lemas.

Berat badan anak menurun dari 4,3 kg menjadi 3,5 kg. BAKdan BAB

tidak ada kelainan. Lalu anak dibawa ke RS. Kota Semarang, diperiksa Lab.

Darahdengan hasil : Hb : 9,7 g/dL ; Leu : 96.700/μl ; Tr : 1.057.000/μl ; Hc :

30,9% Dan mendapatrujukan ke RS. Dr. Kariadi. An.A belum pernah

dilakukan tindakan operasi. An.A tidakmempunyai riwayat alergi. An.A tidak

pernah jatuh / cedera sampai dirawat di RS.

B. Pengkajian
Tanggal masuk : 30 April 2018

Jam : 19.15 WIB

13
Ruang : C1L2 ( Anak )

No. Reg. : C346907

Identitas

Nama : An. A

Umur : 2 bulan 28 hari

Nama Ayah : Tn. J

Nama Ibu : Ny. I

Pekerjaan Ayah : Buruh

Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga

Alamat : Margohayu Rt/Rw 04/05, kec.

Karangawen, Kab.Demak

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Pendidikan Ayah : SLTA

Pendidikan Ibu : SLTA

C. Riwayat kesehatan
1. Riwayat Perawatan Sekarang

Pasien menderita batuk serta pilek. Pasien tidak menggigil, tidak

mengalami kejang. BAKdengan jumlah cukup, warna kuning serta bau khas.

BAB tidak mengalami gangguan warnahijau, konsistensi padat serta bau

khas. Pasien masih batuk dan pilek. Anak masih bersediamakan dan minum,

BAB dan BAK tidak ada kelainan.3 hari lalu anak masih batuk dan

pilek.Nafas anak tampak lebih cepat dari biasanya, terkadang muntah sekitar

¼ gelas kecil / sesuaiyang dimakan. Anak tampak lemas.

14
Berat badan anak menurun dari 4,3 kg menjadi 3,5 kg.BAK dan BAB

tidak ada kelainan. Lalu anak dibawa ke RS. Kota Semarang, diperiksa

Lab.Darah dengan hasil : Hb : 9,7 g/dL ; Leu : 96.700/μl ; Tr : 1.057.000/μl ;

Hc : 30,9% Danmendapat rujukan ke RS. Dr. Kariadi. An.A belum pernah

dilakukan tindakan operasi. An.A tidak mempunyai riwayat alergi. An.A

tidak pernah jatuh / cedera sampai dirawat di RS.

2. Riwayat Keperawatan Kelahiran

 Pre Natal

Selama kehamilan ibu melakukan pemeriksaan ke bidan lebih dari 6 kali,

imunisasiTT, tidak pernah menderita sakit selama hamil.

 Intra Natal

An.A lahir ditolong oleh bidan, letak belakang kepala, spontan, langsung

menangis,berat badan lahir 2800 gram, panjang badan 50 cm, umur

kehamilan 9 bulan.

 Post Natal

Bayi diasuh oleh kedua orang tua, diberikan ASI eksklusif, mulai awal

bulan sudahdiberikan makanan tambahan selerac.

3. Riwayat Keperawatan Keluarga

Dari kedua keluarga tidak ada riwayat bronchomalasia

4. Riwayat Sosial

Yang mengasuhAn.A diasuh oleh kedua orang tuanya, kedua orang tua

sangat menyayanginya.

 Hubungan dengan anggota keluarga

15
Hubungan antara anggota keluarga baik, ada komunikasi antar anggota

keluarga. Saatdirawat di RS orang tua selalu menjaga pasien. An.A

terlihat kurang aktif

 Lingkungan rumah

Keluarga mengatakan lingkungan rumahnya cukup bersih, ada

jendela.

 Pola istirahat /tidur

An.A mempunyai kebiasaan tidur siang jam 13.00 dan jika malam sering

terjaga Pola kebersihanAn.A mandi masih dibantu oleh ibunya

 Pola eliminasi

An.A sebelum sakit BAB 2X sehari, BAK 8 kali sehari, setelah

sakit BAB 1x sehari

D. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : GCS : E= 4, M= 6, V= 5 Composmentis

Nadi : 124x/ menit dengan kekuatan lemah

Pernafasan : 50x/ menit dengan nafas cepat dan meningkat

Suhu tubuh : 37,2 0 C

Kulit :▪ Berkeringat, lembab, turgor baik.

▪ Warna kulit sawo matang, lembab, tidak ada bekas luka,

elastis.

Mata :▪ Konjungtiva : tidak anemis

▪ Sclera : tidak ikteric

16
▪ Pupil : normal berbentuk bulat, diameter 3 mm kanan kiri dan

reflekcahaya ( + ) langsung

Kepala :▪ Rambut : warna hitam, lurus,

▪ Kulit kepala : tidak ada laserasi, kulit kepala berminyak.

Hidung :▪ Septum deviasi tidak ada, concha normal, tidak ada polip,

rongga hidungbersih, ada cuping hidung

Telinga :▪ Daun telinga : simetris antara kanan dan kiri, bersih

▪ Liang telinga : tidak terdapat serumen

▪Fungsi pendengaran : bersih, tidak ada sekret/serumen, fungsi

pendengaran tidakada gangguan, bentuk simetris

Mulut :▪ Mulut bersih, tidak berbau, bibir berwarna pucat, lidah bersih,

mukosa lembab

Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid, tidak ditemukan

distensi vena jugularis.

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium

Tanggal 9 April 2018

Hematologi

Hb : 8,20 gr/ dL

Hematokrit : 27,8 %

Erythrosit : 3,64 juta/ mmk

MCV : 76,4 fL

MCH : 22,5 pg

MCHC : 29,5 gr/ dL

Leukosit : 26,4 ribu/ mmk

17
Hitung Jenis Darah Tepi

Eosinofil : 2%

Basofil : 0%

Batang : 0%

Segmen : 58%

Limfosit : 30%

Monosit : 6%

Eritrosit : anisitosis ringan poikilositosis sedang

Trombosit : jumlah meningkat, bentuk normal

Leukosit : jumlah tampak meningkat, limfosit teraktivasi +,

smudge

cell +

RDW : 17,4 %

MPV : 7,60 fL

BGA : pH: 7,20m, CO3: 21mmHg,Pco: 48 mmHg, BE:

-3, p: 75

18
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bronkomalasia merupakan degenerasi dari jaringan penyangga dan jaringan

elastin bronkus. Kata bronkomalasia juga digunakan untuk kelemahan kartilago

pada dinding bronkus, mengenai anak/bayi diusia dibawah 6 tahun, dapat

ditemukan ronchi dan wheezing. Bronkomalasia dapat dideskripsikan sebagai

efek kelahiran pada bronkus ditraktus respiratorus.

Jadi, Bronkomalasia adalah runtuhnya dinamis dari satu atau kedua

bronkusutama dan atau divisilobus atau segmental distal mereka yang dapat

terjadi karena cacat yang melekat pada kartilago atau dari kompresiextinsik.

Bronkomalasia lebih sering muncul dengan trakeomalasia dibandingkan dengan

lesi yang terisolasi. Bronchomalacia terlihat dominan di sisi kiri (35,7%)

dibandingkan dengan kanan (22%). Bronkomalasia paling sering terlihat pada

bronkus batang utama kiri, bronkuslobus kiri atas, bronkuslobus kanan tengah,

dan bronkus batang utama kanan, dalam urutan prevalensi menurun.Ada juga

dominasi laki-laki pada lesi ini (Laberge, 2008).

19
B. Saran
Dalam makalah mungkin banyak terdapat kekurangan karena keterbatasan

dari wawasan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan Kritik dan saran

dari pembaca sehingga menjadikan makalah ini lebih membangun. Semoga

makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

https://calonsarjanabangsa.blogspot.com

abraham m.rudolph, hoffman julien i.e dan rudolphcolin D. Buku ajar

pediatri rudolph (buku). - jakarta : buku kedokteran EGC, 199, -Vol. 3

EVELIN C. PEARCE Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis (Buku).-

Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2016

20

Anda mungkin juga menyukai