Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SIFAT PEMAAF KARAKTER TERPUJI DAN


KARAKTER UTAMA MANUSIA
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengajar : DR.KHAIDIR SAIB, M.Sc

Disusun Oleh:
Andres Kurniawan
Nim : 2202020145
Jurusan : S1 Manajemen

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU


2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada tuhan yang maha esa saya dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang membahas tentang” Sifat Pemaaf Karakter
Terpuji dan Karakter Utama Manusia” dengan lancar. Karena berkat dan karunia-nyalah
makalah ini dapat disusun dan diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umum nya dan saya pada
khususnya, saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
untuk itu saya sebagai penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah yang lebih baik penulisan makalah ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih

Pekanbaru,07 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemaaf .......................................................................................................2-3
2.2 Hikmah Pemaaf ...........................................................................................................3
2.3 Pengertian Karakter.......................................................................................................4
2.4 Ciri Ciri Karakter...........................................................................................................4
2.5 Unsur Unsur Karakter....................................................................................................5

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................6
3.2 Saran ............................................................................................................................6
3.3 Daftar Pustaka ..............................................................................................................7

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia ingin menikmati ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup. Dan semua
orang akan berusaha mencarinya, meskipun tidak semuanya dapat mencapai apa yang
diinginkannya itu. Bermacam sebab dan rintangan yang mungkin terjadi, sehingga banyak
orang yang mengalami kegelisahan, kecemasan, ketidakpuasan bahkan berdampak pada fisik
mereka.
Menurut Zakiah Darajat (1982 : 15) Keadaan yang tidak menyenangkan itu tidak
terbatas kepada golongan tertentu saja, tetapi tergantung pada cara individu menghadapi
sesuatu persoalan. Ada dua sifat kepribadian manusia, yaitu terbuka dan tertutup. Individu
yang terbuka biasanya mereka bisa menceritakan apa yang tengah ia rasakan kepada teman,
orang tua, atau benda-benda yang dipercayainya.
Pembangunan watak bangsa sangat diperlukan mengingat bangsa Indonesia sangat
heterogen dan memiliki kemajemukan, tidak hanya bersifat horizontal tetapi juga bercorak
vertikal. Dengan karakter yang tangguh, bangsa Indonesia akan
dapat berdiri sejajar dengan bangsa lain, bahkan bukan tidak mungkin dapat melampauikemaj
uan bangsa lain.
1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Pemaaf?
2. Hikmah Pemaaf?
3. Apa itu karakter?
4. Ciri Ciri Karakter?
5. Unsur Unsur Karakter?
1.3 Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi pembentukan karakter
pemaaf dan sabar sebagai pilar pendidikanKetika seseorang memiliki sifat pemaaf, maka
orang tersebut cenderung akan lebih sehat dan bahagia, hal ini diungkapkan dalam beberapa
penelitian tentang karakter pemaaf pernah dilakukan oleh beberapa pakar ahli psikologi
Amerika, diantaranya adalah seorang ahli psikologi bernama Dr. Frederic Luskin dalam
bukunya, Forgive for Good [Maafkanlah demi Kebaikan], menjelaskan sifat pemaaf sebagai
resep yang telah terbukti bagi kesehatan dan kebahagiaan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemaaf


Pemaaf berarti orang yang rela memberi maaf kepada orang lain. Sikap pemaaf berarti
sikap suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa sedikit pun ada rasa benci dan keinginan
untuk membalasnya. Dalam bahasa Arab sikap pemaaf disebut al-‘afw yang juga memiliki
arti bertambah (berlebih), penghapusan, ampun, atu anugerah Dalam al-Quran kata al-‘afw
disebut sebanyak dua kali, yakni dalam QS. al-Baqarah (2): 219 dan QS. al-A’raf (7): 199.
Dalam QS. al-Baqarah (2): 219 Allah Swt. berfirman:

Artinya: Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah,
“Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya
lebih besar daripada manfaatnya.” Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang
(harus) mereka infakkan
Jadi, makna memaafkan inilah yang kemudian menjadi makna baku dari kata al-‘afw. Kata
al-‘Afw juga merupakan salah satu dari sifat atau asma Allah yang berarti dzat yang Maha
Pemaaf (QS. al-Mujadilah (58): 2).
Sikap pemaaf merupakan salah satu dari akhlak mulia yang juga merupakan salah satu
kriteria sekaligus manifestasi dari ketakwaan seseorang. Allah Swt. berfirman:

Artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-
orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-
orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali ‘Imran (3): 133-134).

2
Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa ciri orang yang bertakwa adalah orang yang
mau memaafkan orang lain tanpa harus menunggu orang lain itu meminta maaf. Jadi yang
dimaksudkan dalam ayat di atas bukan meminta maaf, tetapi memberi maaf. Sikap memberi
maaf jauh lebih mulia dari sikap meminta maaf. Dalam kehidupan sehari-hari Orang yang
memberi maaf biasanya didasari adanya kesalahan yang diperbuat orang lain terhadapnya
kemudian dia dengan rela memaafkan kesalahan orang lain tersebut. Sedang orang yang
meminta maaf justeru sebaliknya membuat kesalahan terhadap orang lain kemudian dia
meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuatnya.
Dalam al-Quran juga ditegaskan bahwa sikap memberi maaf itu harus benar-benar disertai
sikap lapang dada bahwa kesalahan orang lain itu benar-benar sudah dimaafkan tanpa ada
perasaan dendam sedikit pun. Allah Swt. berfirman:

Artinya: Engkau (Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka kecuali
sekelompok kecil di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan
biarkan mereka. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Membiarkan orang yang dimaafkan berarti tidak lagi mempersoalkan kesalahan yang
diperbuatnya. Jadi, orang yang pemaaf adalah yang benar-benar lapang dada dan tidak lagi
peduli dengan kesalahan yang telah diterimanya.

2.2 Hikmah Pemaaf


Di antara hikmah yang dapat dirasakan dari sikap pemaaf di antaranya adalah sebagai
berikut:
a. Orang yang pemaaf akan mendapatkan perlakuan yang lebih baik dari orang yang
dimaafkan. Orang yang dimaafkan merasa mendapatkan perhatian dan penghormatan dengan
dimaafkannya apa yang telah dilakukan, sehingga dia akan memberikan balasan yang lebih
baik dari sekedar sikap pemaaf yang diterima.
b. Orang yang pemaaf akan memperkuat tali silaturrahim dengan orang lain, termasuk orang
yang dimaafkan. Dengan demikian, dia akan tetap memiliki hubungan yang baik dengan
siapa pun.
c. Sikap pemaaf menunjukkan konsistensi seseorang dalam bertakwa. Artinya, orang yang
tidak memiliki sikap pemaaf berarti dia tidak disebut bertakwa dalam arti yang sebenarnya.

3
2.3 Pengertian Karakter

Menurut Simon Philips (2008), karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada
suatu sistem yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Sedangkan,
Doni Koesoema A. (2007) memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. kepribadian
dianggap sebagai ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang
bersumber dari bentuk – bentuk yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa
kecil, juga bawaan dari lahir.

Sementara, Winnie memahahi bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian tentang
karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang
berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebutmemanifestasikan perilaku
buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur dan suka menolong tentulah orang
tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan
personality. Seseorang baru bisa disebut orang yang berkarakter (a person of character)
apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.

Peterson dan Sligman (Gedhhe Raka, 2007:5) mengaitkan secara langsung character
strength dengan kebajikan. Character strength dipandang sebagai unsur – unsur psikologis
yang membangun kebajikan (virtues). Salah satu kriteria utama character strength adalah
bahwa karakter tersebut berkontribusi besar dalam mewujudkan sepenuhnya potensi dan cita
– cita seseorang dalam membangun kehidupan yang baik, yang bermanfaat bagi dirinya,
orang lain, dan bangsanya.

2.4 Ciri Ciri Karakter


 Karakter adalah “siapakah dan apakah kamu pada saat orang melihat kamu”

 Karakter merupakan hasil nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan

 Karakter adalah sebuah kebiasaan yang menjadi sifat alamiah kedua

 Karakter bukanlah reputasi atau apa yang di pikirkan orang lain terhadapmu

 Karakter bukanlah seberapa baik kamu dari pada orang lain

 Karakter tidak kreatif

Karakter di ambil dari bahasa Inggris character, yang juga berasal dari kata yunani Character
. Awalnya kata ini digunakan untuk menandai hal yang mengesankan dari koin (keping
uang).

4
2.5 Unsur – Unsur Karakter

Ada beberapa unsur dimensi manusia secara psikologis dan sosiologis terbentuknya
karakter pada manusia. Unsur-unsur ini kadag juga menunjukan bagaimana karakter
seseorag. Unsur-unsur tersebut antara lain sikap, emosi, kemauan, kepercayaan, dan
kebiasaan.

1. Sikap
Sikap seseorang biasanya adalah merupakan bagia karakternya. Bahkan di anggap
sebagai cerminan karakter seseorang tersebut. Tentu saja tidak semuanya benar, tetapi
dalam hal tertentu sikap seseorang terhadap sesuatu yang ada dihadapannya biasanya
menunjukan bagaimana karakternya. Bahkan para psikolog banyak mengembangka
perubahan diri menuju sukses melalui perubahan sikap.
2. Emosi.
Emosi adalah gejala dinamis dalam situasi yang dirasakan manusia, yang disertai
dengan efeknya pada kesadaran, prilaku, dan juga merupakan proses fisiologis.
Misalnya, saat kita merspon sesuatu yang melibatkan emosi, kita juga akan
mengetahui makna apa yyang kita hadapi (kesadaran). Saat kita marah dan tegang,
jantung kita akan berdebar-debar dan akan berdetak cepat (fisiologis). Kita akan
segera melakuka reaksi terhadap apa yang menimpa kita (prilaku).
3. Kepercayaan.
Kepercayaan merupakan komponen kognitif manusia dari faktor sosiopsikologis.
Kepercayaan bahwa sesuatu itu “benar” atau “salah” atas dasar bukti, sugesti otoritas,
pengalaman, dan intuisi sangatlah penting untuk membangun watak dan karakter
manusia. Jadi, kepercayaan itu memperkukuh eksistensi diri dan memperkukuh
hubungan dengan orang lain.
4. Kebiasaan dan kemauan.
Kebiasaan adalah komponen konatif dari faktor sosiopsikologis. Kebiasaan adalah
aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis, tidak
direncanakan. Ia merupakan hasil pelaziman yang berlangsung pada waktu yang lama
atau sebagai reaksi khas yang diulangi berkali-kali.
5. Konsepsi diri

5
Konsepsi diri penting karena biasanya tidak semua orang cuek pada dirinya. Orang
yang sukses biasanya adalah orang yang sadar bagaimana dia membentuk wataknya.
Dalam hal kecil saja, kesuksesan sering didapat dari orang-orang yang tahu
bagaimana bersikap di tempat-tempat yang penting bagi kesuksesannya.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Istilah karakter untuk menilai kepribadian manusia memiliki sejarah yang panjang.
Masing-masing masyarakat dalam perjalanan sejarah dulu mengaitkan karakter dengan nilai-
nilai filsafat. Di zaman modern, karakter manusia menjadi kajian antropologis dan psikologis
yang mendalam. Dalam hal ini karakter manusia memilik keunikan yang membedakannya
dengan binatang karena manusia telah mampu mengembangkan dirinya melampaui
determinisme natural (alam).

Sikap pemaaf berarti sikap suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa sedikit pun ada
rasa benci dan keinginan untuk membalasnya. Dalam bahasa Arab sikap pemaaf disebut
al-‘afw yang juga memiliki arti bertambah (berlebih), penghapusan, ampun, atu anugerah.

3.2 SARAN

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan bagi
pembaca semuanya. Serta diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca
maupun penyusun dapat menerapkan Karakter yang Terpuji dan Menerapkan Sikap Pemaaf
dalam kehidupan sehari hari yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan
sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W , setidaknya kita termasuk
kedalam golongan kaumnya.

6
3.3 DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/Samsung/Downloads/Dr.%20Marzuki,%20M.Ag_.%20Pemaaf%20(2).pdf

Handoyo, Eko dan Tijan. 2010. Model Pendidikan Karakter. Semarang : Widya Karya Press

Akbar, Ali Ibrahim. 2000. Pendidikan karakter. (USA : Harvard University)

Mu’in,Farchul.2011.Pendidikan karakter kontruksi teoretic & Praktik. Jogjakarta:Ar –Ruzz

Media

Muslich,Masnur. 2011. Pendidikan karakter menjawab tantangan krisis multidimensial.

Jakarta: Bumi Aksara

Rif’at,Syauqi nawawi. 2010. Kepribadian Qur’ani. Amzah.

7
8

Anda mungkin juga menyukai