SK Layanan Klinis PKMMH
SK Layanan Klinis PKMMH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MULYAHARJA
Jl.Cibereum No. 14 Rt. 003/003 Kel. Mulyaharja Kec. Bogor Selatan Kota Bogor
Kode Pos 16135 Telp. 0251 – 8416164
Situs Web:www.pkmmulyaharja.kotabogor.go.id
email:puskesmasmulyaharja2023@kotabogor.go.id
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS MULYAHARJA
NOMOR : 800/3.3.1.a-SKP/049a/02.01.23/PKMMH
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Bogor
Pada tanggal : 2 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS MULYAHARJA
HUSNUL KHATIMAH
LAMPIRAN I. SURAT KEPUTUSAN UPTD PUSKESMAS MULYAHARJA
NOMOR : 800/3.3.1.a-SKP/049a/02.01.23/PKMMH
TENTANG : LAYANAN KLINIS YANG BERORIENTASI PASIEN
A. SCREENING PASIEN
Mengintruksikan pasien untuk mencuci tangan, petugas puskesmas mulyaharja
memeriksakan suhu pasien dan memastikan pasien menggunakan masker
setelah itu mencatatnya dalam buku, pasien mengambil nomer antrian sesuai
dengan nomer prioritas, petugas puskesmas mulyaharja mengintruksikan pasien
untuk menunggu di ruang tunggu yang sudah disediakan.
B. PENYAMPAIAN INFORMASI
Penyampaian informasi adalah suatu proses pemberian informasi tentang sarana
pelayanan di puskesmas, media informasi di puskesmas mulyaharja yaitu melalui
website, Instagram, facebook, tiktok, youtube, twitter, whatsapp dan madding
puskesmas Tujuannya agar pelanggan mendapatkan informasi sesuai kebutuhan.
Tersedianya informasi tentang fasilitas rujukan seperti mou dengan tempat
rujukan. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari pendaftaran
C. PENDAFTARAN PASIEN
Pendaftaran pasien merupakan proses awal terjadinya rekam medis di setiap
fasilitas pelayanan kesehatan, di tempat pendaftaran pasien akan di data identitas
pribadi pasien serta keperluan kunjungannya ke puskesmas. Selain mencatat data
identitas pasien, akan diperlukan juga pendataan lain mengenai penanggung
jawab pasien, pekerjaan, dan general consent untuk meminta persetujuan secara
umum mengenai biaya, seluruh perawatan, pengobatan dan hak kewajiban
pasien.
D. IDENTIFIKASI PASIEN
Identifikasi pasien adalah pengumpulan data melalui kartu identitas pasien seperti
KK, KTP, kartu JKN, passport atau lainnya dan pencatatan segala keterangan
tentang bukti-bukti pasien sehingga kita dapat menetapkan dan menyamakan
keterangan tersebut dengan pasien, maka dengan identifikasi tersebut dapat
mengetahui identitas pasien dan dapat membedakan dari pasien yang lain.
Dilakukan identifikasi pasien pada kondisi khusus, misalnya pasien tidak dapat
menyebutkan identitas, penurunan kesadaran, koma, gangguan jiwa, datang
tanpa identitas yang jelas, dan ada dua atau lebih pasien mempunyai nama yang
sama atau mirip.
Identifikasi harus dilakukan minimal dengan dua cara identifikasi yang relatif tidak
berubah, yaitu :
1. Nama Lengkap
2. Tanggal Lahir
3. Nomor Rekam Medis.
4. Nomor Induk Kependudukan
Proses identifikasi dengan benar harus dilakukan mulai dari penapisan atau
skrining, pada saat pendaftaran, serta pada setiap akan dilakukan prosedur
diagnostik, prosedur tindakan, pemberian obat, dan pemberian diet.
H. TRANSFER PASIEN
Transfer Pasien adalah upaya petugas dalam memberikan pelayanan sesuai
dengan kebutuhan dan hasil identifikasi pasien.
Tujuannya sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas dalammenerapkan
asuhan komperhensif kepada pasien sesuai dengan hasil identifikasi kebutuhan
dengan mengedepankan keselamatan pasien.
I. PEMERIKSAAN PASIEN
Petugas unit pelayanan memeriksan pasien, membuka rekam medis elektronik,
menegakkan diganosa medis dan keperawatan, memberikan tindakan, therapi
dan merujuk pasien ke unit terkait sesuai dengan kebutuhan pasien, setelah itu
petugas unit pelayanan memulangkan pasien (boleh pulang/rawat jalan atau rujuk
lanjut). Petugas unit pelayanan meminta pasien untuk menyerahkan resep ke unit
farmasi apabila pasien boleh pulang/rawat jalan dan menyerahkan resep ke unit
pendaftaran apabila pasien mendapat rujukan lanjut.
J. PELAYANAN FARMASI
Petugas unit farmasi menerima resep dan menyiapkan obat. Petugas unit farmasi
memberikan obat pada pasien dan memberikan informasi terkait obat yang
diterima pasien.
SKRINING
PASIEN
I.
INFORMASI
KONSELING
POLIKLINIK TERPADU
UMUM
PENDAFTARA GIGI PULANG
KIA/KB APOTEK OBAT
N
TB
JIWA LABORATORIUM
RUJUKAN
II. IDENTIFIKASI HAMBATAN
Identifikasi Hambatan adalah suatu proses untuk mengetahui hambatan yang ada
di puskesmas selama proses pendaftaran.
Tujuannya Sebagai pedoman dalam melaksanakan pelayanan untuk mencegah
hambatan yang terjadi pada proses pelayanan sehingga proses pelayanan bisa
berjalan maksimal tanpa mengalami kesulitan ataupun hambatan.
Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : 2 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS MULYAHARJA
HUSNUL KHATIMAH
LAMPIRAN II. SURAT KEPUTUSAN UPTD PUSKESMAS MULYAHARJA
NOMOR : 800/3.3.1.a-SKP/049a/02.01.23/PKMMH
TENTANG : LAYANAN KLINIS YANG BERORIENTASI PASIEN
B. PELAYANAN MEDIS
Pelayanan medis adalah proses yang harus dilaksanakan sesuai standar
profesi dan dilakukan oleh tenaga yang kompeten.
Tujuannya sebagai acuan aktifitas medis yang di berikan kepada pasien.
C. ASUHAN KEPERAWATAN
Suatu rangkaian kegiatan praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada
pasien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan
metodologi proses keperawatan, (Pengkajian, analisa data, diagnosis
keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan dan
evaluasi keperawatan) dalam lingkup dan wewenang serta tanggung jawab
keperawatan.
Tujuannya untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secara
komprehensif.
D. ASUHAN KEBIDANAN
Prosedur yang dilakukan bidan/paramedis dalam memberikan asuhan kebidanan
meliputi : pengkajian, diagnosa kebidanan, rencana kebidanan, implementasi
kebidanan dan evaluasi kebidanan.
Tujuannya untuk memudahkan dalam mengetahui keadaan kesehatan pasien
dan upaya tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh bidan/paramedis kepada
pasien.
E.
F. TRIASE
Triase adalah memilah – milah korban sesuai dengan tingkat kegawatannya
untuk menentukan prioritas tindakan. Keadaan darurat adalah keadaan yang
terjadinya mendadak, sewaktu-waktu / kapan saja, terjadi dimana saja, dan
dapat menyangkut siapa saja sebagai akibat dari suatu kecelakaan, suatu
proses medik atau perjalanan suatu penyakit.
Tujuannya adalah untuk menentukan prioritas tindakan penanganan pasien
sesuai dengan tingkat kegawatan pasien. Penderita dibedakan menurut
kegawatannya dengan memberi kode warna menggunakan pita:
a. hijau adalah warna untuk penderita tidak gawat dan tidak darurat. Misalnya :
Penderita Common Cold, gastritis, abses
b. Kuning adalah warna untuk penderita yang darurat tidak gawat dan gawat tidak
darurat, Misalnya : luka sayat dangkal
c. Merah adalah warna untuk penderita gawat darurat (pasien dengan kondisi
mengancam). Misalnya :Fraktur terbuka, trauma kepala, Penderita stroke
trombosis, luka bakar, Appendic acuta , CVA, AMI, asma bronchial dll
d. Hitam adalah warna untuk penderita yang telah meninggal dunia
P. RUJUKAN BPJS
Rujukan pasien BPJS adalah suatu proses pengiriman pasien BPJS ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi (FASKES tingkat II atau FASKES tingkat
III) untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Tujuannya agar pasien yang tidak dapat ditangani di Puskesmas, mendapatkan
penanganan yang lebih lanjut dari fasilitas yang lebih tinggi.
Q. RUJUKAN INTERNAL
Rujukan Internal adalah suatu proses pengiriman pasien apabila memerlukan
konsultasi antar unit pelayanan di dalam puskesmas
Tujuannya Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar proses rujukan
berjalan efektif.
R. PERSIAPAN PASIEN RUJUKAN EMERGENSI
Persiapan pasien rujukan emergensi adalah langkah-langkah yang harus
dilakukan sebelum pasien emergensidikirim ke Unit Gawat Darurat fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
Tujuannya agar pasien emergensi yang dirujuk dalam kondisi stabil dan
aman selama perjalanan menuju fasilitas pelayanan yang lebih tinggi.
S. PELAYANAN TERPADU
Pelayanan terpadu adalah suatu proses yang mengatur tentang rencana
tindakan dan pengobatan serta rencana layanan terpadu jika diperlukan
penanganan oleh tim kesehatan antar profesi disusun dengan tujuan yang jelas,
terkordinasi dan melibatkan pasien/keluarga.
Tujuannya sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar terapi yang
dilakukan dapat mengatasi masalah kesehatan pasien sesuai dengan
kebutuhan yang bersangkutan.
V. AUDIT KLINIS
Audit klinis adalah suatu proses peningkatan mutu yang mencoba memperbaiki
pelayanan pasien dan hasilnya melalui aktifitas tinjuan pelayanan sistematis
dibandingkan dengan kriteria yang jelas dan penerapan perubahan.
Tujuannya sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk meningkatkan
pelayanan pasien melalui tinjauan sistematis pelayanan terhadap langkah-
langkah eksplisit dan pelaksanaan perubahan dalam praktek jika diperlukan. Tim
Audit Klinis di UPTD PUSKESMAS MULYAHARJA dalah sebagai berikut :
1. Adevita Anggraeni, A.Md.Keb
2. Ajeng Ayuhardianti, A.Md.Kes
3. Putri Kusuma Jenari, A.Md.Gizi
W. KEWASPADAAN UNIVERSAL
Suatu cara untuk mencegah penularan penyakit dari cairan tubuh yang keluar
dari tubuh pasien/penderita penyakit baik dari pasien ke petugas kesehatan
ataupun dari pasien satu ke pasien lain.
Tujuannya sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
penularan penyakit infeksi baik dari pasien ke petugas ataupun dari pasien ke
pasien lain melalui cairan tubuh pasien.
X. TINDAKAN PEMBEDAHAN
Tindakan pembedahan adalah tindakan pengobatan yang dilakukan dengan
cara menyayat untuk membuka atau menampilkan bagian tubuh yang sakit.
Tindakan pembedahan yang dilakukan di Puskesmas Mulyaharja adalah
tindakan bedah minor, yaitu pembedahan yang dilakukan secara sederhana,
tidak memiliki risiko terhadap nyawa pasien.
Tujuannya agar tindakan pembedahan dilakukan dengan aman baik bagi
pasien maupun bagi petugas
Tindakan Bedah yang bisa dilakukan di Puskesmas
A. Ekstraksi clavus
B. Ekstraksi Verucca Vulgaris
C. Ekstraksi Kuku
D. Eksplorasi Luka Tertusuk Paku
Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : 2 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS MULYAHARJA
H
USNUL KHATIMAH
LAMPIRAN II. SURAT KEPUTUSAN UPTD PUSKESMAS MULYAHARJA
NOMOR : 800/3.3.1.a-SKP/049a/02.01.23/PKMMH
TENTANG : LAYANAN KLINIS LABOLATORIUM
23.
24. Menetapkan pelabelan reagensia yang memuat nama reagen, no bath/lot,
tanggal expired
25. Menetapkan warna sesuai kode kadaluwarsa, merah, hijau, dan kuning
26. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan nilai normal
Pemeriksaan Nilai Rujukan Pemeriksaan Nilai Rujukan
Hemoglobin L: 13,3-16,2 g/dL Salmonella Typhi Negatif
P: 12,0-15,8 g/dL O
Jumlah Lekosit 3500-9100/uL S. Paratyphi AO Negatif
Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : 2 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS MULYAHARJA
HUSNUL KHATIMAH
198004052006042009
LAMPIRAN III. SURAT KEPUTUSAN UPTD PUSKESMAS MULYAHARJA
NOMOR : 800/3.3.1.a-SKP/049a/02.01.23/PKMMH
TENTANG : PELAYANAN FARMASI
B
Ket : A = resep yang sesuai dengan formularium puskesmas
B = jumlah resep
B
Ket : A = resep yang sesuai dengan formularium puskesmas
B = jumlah resep
11. Untuk menjaga agar tidak terjadi pemberian obat dan BMHP kadaluwa
rsa dengan pelaksanaan FEFO & FIFO serta adanya kartu stok/kendali,
prosedur yang dilakukan :
- Mencatat di kartu stok obat sumber anggaran, nomor batch, tanggal
kadaluwarsa dan jumlah obat yang diterima.
- Mengeluarkan obat yang lebih awal kadaluwarsa terlebih dahulu,
dan untuk mempermudah dan terlihat jelas, pada dus obat ditandai
dengan kode warna merah : Expired < 3 bulan
Sedangkan untuk menjaga agar tidak terjadi pemberian vaksin kadalu
warsa dengan metode VVM dan FEFO serta adanya kartu stok/kendal
i.
13. Penyimpanan obat, vaksin, dan BMHP di gudang obat dilakukan sesuai
dengan ketentuan penyimpanan tiap-tiap obat.
a) Obat disusun berdasarkan golongan, alfabetis untuk setiap bentuk
sediaan
b) Obat LASA dan HIGH ALERT diberi label “LASA” dan “HIGH ALERT”
dan diselingi dengan obat lain
c) Obat dirotasi dengan sistem FEFO & FIFO
d) Obat disimpan pada rak.
e) Sediaan obat cairan dipisahkan dari sediaan padatan.
f) Beberapa jenis obat harus disimpan di dalam lemari pendingin pada
suhu 2-8ºC yang dilengkapi dengan pemantau suhu dan monitoring
suhu yang dicatat setiap hari , seperti : Injeksi oksitosin ,Injeksi metil
ergometrin, Injeksi ephinerprine, Serum anti Bisa Ular, dan suppositor
ia.
g) Vaksin disimpan pada lemari pendingin khusus vaksin (suhu 2-8°C)
dilengkapi dengan pemantau suhu dan monitoring suhu yang dicatat
setiap hari
19. Efek samping obat harus dilaporkan, ditindaklanjuti, dan dicatat dalam fo
rm MESO.
20. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat dan KNC, maka harus di ca
tat, dilaporkan dan ditindaklanjuti.
Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : 2 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS MULYAHARJA
HUSNUL KHATIMAH
LAMPIRAN III. SURAT KEPUTUSAN UPTD PUSKESMAS MULYAHARJA
NOMOR : 800/3.3.1.a-SKP/049a/02.01.23/PKMMH
TENTANG : LAYANAN KLINIS YANG BERORIENTASI PASIEN
85. DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA PEMERIKSAAN IVA DAN CBE ( ICD X : Z12
)
Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan dengan cara mengamati dengan
menggunakan speculum, melihat leher rahim yang telah dipulas dengan asam
asetat atau asam cuka (3-5%). CBE adalah pemeriksaan payudara klinis oleh
tenaga kesehatan.
Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini kanker leher rahim dan kanker
payudara.
HUSNUL KHATIMAH