Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pencegahan ISPA pada Balita

Pokok Bahasan : Penyakit ISPA

Sub Pokok Bahasan : Pencegahan Penularan ISPA pada balita

Sasaran : Orang Tua yang mempunyai Balita

Waktu : 20 menit

Tempat : Puskesmas Megaluh

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan keluarga mengerti tentang
penyakit ISPA dan pencegahan penularan ISPA
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit , diharapkan peserta dapat
mengetahui:
a. Pengertian dan penularan ISPA
b. Klasifikasi ISPA
c. Tanda dan gejala ISPA
d. Faktor resiko ISPA
e. Pencegahan ISPA
III. Materi Penyuluhan (Terlampir)
a. Pengertian dan penularan ISPA
b. Klasifikasi ISPA
c. Tanda dan gejala ISPA
d. Faktor resiko ISPA
e. Pencegahan ISPA
IV. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Diskusi
V. Media
a. Flip Chart / Slide
b. Leaflet
VI. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Penyuluh Audience Media
Kegiatan
Pembukaan 5 1. Mengucapkan 1. Menjawab Salam Kata-
Menit Salam 2. Mendengarkan Kata/
2. Memperkenalkan dan menyimak kalimat
Diri 3. Bertanya
3. Menyampaikan mengenai
tentang tujuan perkenalan dan
pokok materi tujuan jika ada
4. Menyampaikan yang kurang
pokok bahasan jelas
5. Kontrak waktu
Pelaksanaan 10 1. Penyampaian 1. Mendengarkan Flipchart /
menit materi dan menyimak Slide
a. Pengertian 2. Bertanya Leaflet
ISPA dan cara mengenai hal-hal
penularannya yang belum jelas
b. klasifikasi dan belum
ISPA dimengerti
c. faktor resiko
ISPA
d. tanda dan
gejala ISPA
e. pencegahan
ISPA
2. Tanya jawab
Memberikan
kesempatan
kepada peserta
untuk bertanya

Penutup 5 1. Evaluasi dengan 1. Sasaran dapat Kata-


Menit memberikan menjawab kata/
pertanyaan tentang Kalimat
sederhana: pertanyaan yang
a. Menjelaskan diajukan
kembali tentang 2. Mendengarkan
pengertian
ISPA 3. Memperhatikan
b. Menjelaskan 4. Menjawab Salam
kembali tentang
tanda dan
gejala ISPA
c. Menjelaskan
kembali tentang
pencegahan
ISPA
2. Menyampaikan
kesimpulan materi
3. Mengakhiri
pertemuan dan
mengucapkan
salam

VII. Evaluasi
Prosedur : Post Tes
Jenis Tes : Pertanyaan secara lisan
Butir-butir pertanyaan:
 Jelaskan pengertian ISPA
 Jelaskan tanda dan gejala ISPA
 Jelaskan pencegahan ISPA
VIII. Materi
1. ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Atas )
a. Pengertian ISPA
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang berlangsung selama 14 hari.
Saluran nafas yang dimaksud adalah organ mulai dari hidung sampai alveoli
paru . Penyakit ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti bakteri,
virus, mycoplasma, jamur dan lain-lainnya. ISPA bagian atas umumya
disebabkan oleh virus, sedangkan ISPA bagian bawah dapat disebabkan oleh
bakteri.
b. Klasifikasi ISPA
Berdasarkan umur ISPA dapat diklasifikasikan atas 2 bagian, yaitu sebagai
berikut:
1) Kelompok umur kurang dari 2 bulan, dibagi atas: Pneumonia berat dan
bukan Pneumonia. Pneumonia berat ditandai dengan adanya nafas cepat,
yaitu pernafasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih, atau adanya tarikan
dinding dada yang kuat pada dinding dada bagian bawah ke dalam ( severe
chest indrawing), sedangkan bukan pneumonia bila tidak ditemukan tarikan
dinding dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat (WHO,2003).
2) Kelompok umur 2 bulan sampai kurang 5 tahun dibagi atas: pneumonia
berat, pneumonia dan bukan pneumonia. Pneumonia berat, bila disertai
nafas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam pada
waktu anak menarik nafas. Pneumonia didasarkan pada adanya batuk dan
atau kesukaran bernafas disertai adanya nafas cepat sesuai umur, yaitu 40
kali permenit atau lebih. Bukan pneumonia, bila tidak ditemukan terikan
dinding dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat (WHO, 2003).
c. Tanda dan gejala ISPA
Berikut ini adalah gejala ISPA pada anak-anak :
- Demam
- Batuk
- Pilek, hidung tersumbat, atau bersin-bersin
- Nyeri tenggorokan/nyeri menelan
- Suara serak
- Sakit kepala, badan pegal-pegal, atau nyeri sendi
- Lesu, lemas
- Sesak napas
- Frekuensi napas cepat
d. Faktor resiko ISPA
Menurut Depkes (2004) faktor resiko terjadinya ISPA terbagi atas dua
kelompok yaitu:
1) Faktor internal merupakan suatu keadaan didalam diri penderita (balita) yang
memudahkan untuk terpapar dengan bibit penyakit (agent) ISPA yang
meliputi jenis kelamin, berat badan lahir, status ASI, dan status imunisasi.
2) Faktor eksternal merupakan suatu keadaan yang berada diluar diri penderita
(balita) berupa lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi yang
memudahkan penderita untuk terpapar bibit penyakit (agent) meliputi: polusi
asap rokok, polusi asap dapur, kepadatan tempat tinggal, keadaan geografis,
ventilasi dan pencahayaan
e. Pencegahan terjadinya ISPA
Prinsip penanganan ISPA secara umum:
1. Istirahat yang cukup minimal 8 jam perhari.
2. Beri makananan yang bergizi tinggi. Sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu
lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.
3. Berikan anak asupan cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak
dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan
akan menambah parah sakit yang dideritaterutama bila anak batuk dan
demam.
4. Tetap berikan ASI bila anak tersebut masih disusui.
5. Dianjurkan memberi obat batuk yang aman. Saat ini sudah tersedia Obat
Batuk Herbal yang terbukti ampuh dan aman digunakan untuk mengobati
batuk pada anak. Pilihan lainnya adalah menggunakan ramuan tradisional
yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok
teh , diberikan tiga kali sehari.
6. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol. Parasetamol
diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet
dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan
7. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air
(tidak perlu air es).
8. Bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk ke dokter.
9. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu
tangan yang bersih
10. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu
ketat. Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal
dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam.
11. Hindari penularan ISPA ke orang lain. Cara untuk menghindari penularan:
menutup mulut dan hidung bila batuk/bersin, cuci tangan dengan sabun
setelah batuk/bersin, gunakan masker (bila anak cukup kooperatif), hindari
kontak terlalu dekat dengan bayi atau manular.
12. Jangan memberikan antibiotik tanpa intruksi dokter. Antibiotik tidak diperlukan
apabila ISPA yang disebabkan infeksi virus. Antibiotik diperlukan apabila
ISPA disebabkan oleh infeksi bakteri seperti strep throat dan pneumonia.
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan kekebalan
bakteri terhadap antibiotik tersebut.
13. Hindari pemberian obat batuk/pilek pada anak tanpa instruksi dokter.
Diskusikan dengan dokter anda mengenai manfaat dan risiko obat tersebut
apabila akan diberikan pada anak anda
14. Kenali tanda-tanda gawat darurat pada anak yang menderita ISPA.
f. Peran orang tua dalam pencegahan ISPA
Menurut Dinkes (2003) pencegahan kejadian ISPA tidak terlepas dari peran
orang tua yang harus mengetahui cara-cara pencegahan, diantaranya
1. Mengetahui penyakit ISPA
Dalam pencegahan ISPA pada balita, orang tua harus mengerti tanda dan
gejala ISPA, penyebab, serta faktor-faktor yang mempermudah balita untuk
terkena ISPA

2. Mengatur pola makan balita


Menurut Sediaoetomo (1987) ada lima fungsi zat gizi yaitu: (1) sumber energi
atau tenaga, (2) menyokong pertumbuhan badan, (3) memelihara jaringan
tubuh dan mengganti yang rusak, (4) mengatur metabolisme dan berbagai
keseimbangan dalam cairan tubuh (keseimbangan air, asam basa dan
mineral), dan (5) berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap
berbagai penyakit sebagai antioksidan dan antibodi. Jadi, fungsi zat gizi dalam
penanganan kekambuhan ISPA diperlukan untuk fungsi pemulihan jaringan
tubuh dan mekanisme pertahanan tubuh.
3. Menciptakan lingkungan yang nyaman
Kondisi lingkungan yang kurang sehat akan mempengaruhi derajat kesehatan
seseorang adapun faktor lingkungan yang dimaksud adalah faktor fisik rumah
seperti kepadatan hunian, dan ventilasi.
4. Menghindar faktor pencetus
Pencemaran udara dalam rumah terjadi terutama karena aktivitas
penghuninya, antara lain: penggunaan bahan bakar biomassa untuk memasak
maupun memanaskan ruangan, asap dari sumber penerangan yang
menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakarnya, asap rokok,
penggunaan insektisida semprot maupun bakar (Syahril, 2006). Namun
keberadaan asap dalam ruangan ini tidak terlepas dari keadaan ventilasi
rumah.

Anda mungkin juga menyukai