Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VIII
NAMA : 1. BAIQ NURHIDATAYI KARTIWI P.R
(18051009)
2. EMI SUNDARI (18051007)
3. GHINA AZZIZAH (18051018)
DOSEN : M. SAMSUL HADI , M.P

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATARAM
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamduliilahirabbilalamin,puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesempatam sehinga kami bisa menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah Pancasila, dengan judul: “ Pancasila sebagai Dasar Negara”
Selain itu kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas makalah ini, sehimgga makalah ini bisa sampai ketangan
bapak pembina.
Disamping itu juga, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan yang sekiranya dapat membantu
dalam perbaikan makalah ini, akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua, aamiin yaa rabbal alamin.

Mataram, 12 oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………...
1.3 Tujuan penulisan……………………………………………………………….
1.4 Manfaat penulisan……………………………………………………………...

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Hubungan antara Filsafat dan Idiologi…………………………………………
2.2 Perbandingan antara Idiologi Pancasila, Liberalisme dan Komunisme………..
2.3 Pancasila Sebagai Idiologi Negara……………………………………………..
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pancasila selain sebagai dasar negara juga merupakan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Sejarah telah mengungkapkan bahwa pancasila adalah jiwa dari seluruh bangsa
Indonesia yang mampu memberikan kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin bak, didalam masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur.
Pancasila yang diterima dan ditetapkan sebagai dasar Negara seperti yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa.
Pembelajaran pancasila menjadi sangat penting. Karena mengingat pancasila merupakan jiwa
dari seluruh rakyat Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa didalam pancasila
mengandung jiwa yang luhur, nilai-nilai yang luhur dan sarat dengan ajaran moralitas.
Kadang kala nilai-nilai lihur yang ada dalam pancasila yang merupakan penjelmaan dari
seluruh bangsa indonesia tidak dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi
diabaikan sehingga akibatnya dari itu nilai-niali terebut akan hilang. Menyadari bahwa untuk
kelestarian nilai-nilai pancasila itu perlu diusahakan secara nyata sehingga tidak tergerus oleh
idiologi-idiologi asing yang tak sesuai dengan nilai yang terkandung didalam pancasila itu sendiri
. oleh karenanya kita butuh kesadaran yang tinggi sehingga kedepannya kita bisa menangkis
pengaruh-pengaruh buruk dari idiologi-idiologi asing tersebut.

1.2 Rumusan Masalah.


1. Apa itu filsafat dan ideologi
2. Bagaimana hubungan antara filsafat dengan Ideologi
3. Bagaimana perbandingan antara ideologi liberalism, komunisme, dan pancasila
4. Bagaimana pancasila sebagai Ideologi negara
1.3 TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan sebagai bahan pembelajaran dan pengetahuan tentang
Pancasila sebagai Ideologi dasar negara, dengan adanya makalah ini diharapkan bisa
memberikan mafaat seluas-luasnya bagi semua orang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hubungan Filsafat dan Ideologi
A. pengertian filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata “philos” dan “sophos” menjadi
philosophia. Philos berarti cinta atau teman, sophos berarti bijaksana. Jadi philosophia atau
filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan/pengetahuan. Seorang ahli pikir disebut filosof. Kata
ini mula-mula dipakai oleh Herakleitos.Pengetahuan bijaksana memberi kebenaran, orang yang
mencintai Pengetahuan bijaksana, karena itu yang mencarinya adalah orang yang mencintai kebenaran
adalah karakteristik dari setiap filosof dari dahulu sampai sekarang. Didalam mencari kebenaran
dan kebijaksanaan itu, filosof menggunakan caradengan berfikir sedalam-dalamnya (merenung).
Hasil filsafat (berfikir sedalam-dalamnya) disebut filsafat atau falsafah. Filsafat sebagai hasil
berfikir sedalam-dalamnya diharapkan merupakan suatu yang paling bijaksana atau setidak-
tidaknya mendekati kesempurnaan. Filosof ulung prof. DR. M.J Langeveld dalam bukunya
‘Opwegnaar wijsgerig denken (menuju kepemilikan filsafat) berpendapat bahwa kita memasuki
filsafat manakala kita memikirkan pernyataan apapun juga secara radikal, yakni dari dasar sampai pada
konsekuensinya yang terakhir dan secara sistematis, yakni dalam penuturan yang logis dalam urutan
yang saling hubungan yang bertanggung jawab. Apa yang terbentuk dalam keseluruhan penuturan dan
uraian disebut filsafat.
Filsafat terbentuk karena berfilsafat. Dapat disimpulkan bahwa berfilsafat adalah mencari
kebenaran tentang segala sesuatu yang dipermasalahkan dengan berfikir secara radikal, sistem
radikal dan universal. Dan filsafat adalah sistem kebenaran tentang segala sesuatu yang
dipersoalkan sebagai hasil dari berfikir secara radikal, sistematis, dan universal.
  Professor Langeveld membedakan antara filosof dan ahli filsafat. Filosof adalah orang
yang menghasilkan /menciptakan karya filsafat, sedangkan ahli filsafat adalah orang yang
menguasai pengetahuan filsafat, dapat bicara filasat, membahas dan mengajarkan filsafat (sarjana
Filsafat) tetapi tidak menciptakan karya filsafat.

Pengertian lainnya :

1. Plato (427 SM – 348 SM). Ahli filsafat Yunani : Filasafat ialah ilmupengetahuan yang
berminat mencapai kebenaran asli.
2. (382  – 322), Aristoteles : filsafat ialah ilmu pengetahuan yang meliputikebenaran yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika. Logika,retorika, etika, ekonomi, politik
dan estetika.
3. Al- farabi (870 – 950 M), ahli filsafat islam : filsafat ialah ilmu pengetahuantentang alam
wujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
4. Immanuel Kant (1724 – 1804) ahli filsafat katolik : filsafat ialah ilmupengetahuan yang
menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yangdi dalamnya tercakup empat persoalan:
a. Apakah yang dapat diketahui? (jawabnya: metefisika)
b. Apakah yang harus kita kerjakan? (jawabnya: etika)
c. Sampai dimanakah harapan kita? (jawabnya: agama)
d. Apakah yang dinamakan manusia? (jawabnya: antropologi)

5. Drs. Hasbullah Bakry seorang ahli filsafat Indonesia: ilmu filsafat ialah ilmu yang
menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan
manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu
seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
6. Prof. H. Muhammad Yamin, S.H. berpendapat: “filsafat ialah pemusatan pikiran,
sehingga manusia kepribadiannya itu dialami kesungguhan.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan, bahwa apa yang disebut filsafat adalah suatu usaha
pemikiran manusia yang sungguh-sungguh, secara sistematis dan radikal untuk
mencari kebenaran sesuai dengan ruang dan waktu.
Jikalau ditinjau dari lingkup pembahasannya, maka filsafat meliputi banyak bidang bahasan
antara lain tentang manusia, masyarakat, alam, pengetahuan, etika, logika, agama, estetika dan
lainnya. Oleh karena itu seiringdengan perkembangan ilmu pengetahuan maka muncul dan berkembang
juga ilmufilsafat yang berkaitan dangan bidang-bidang ilmu tertentu, misalnya filsafatsosial,
filsafat hukum, filsafat politik, filsafat bahasa, filsafat ilmu pengetahuan,filsafat lingkungan,
filsafat agama dan filsafat yang berkaitan dengan bidang ilmu lainnya.
B. Pengertian ideologi
Secara umum, Pengertian Ideologi adalah suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar,
keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis dengan arah dan tujuan yang hendak
dicapai dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan negara.
Istilah ideologi berasal dari kata 'idea' (inggris) yang berarti gagasan, konsep, pengertian
dasar, cita-cita; dan kata 'logi' yang dalam bahasa Yunani logos artinya ilmu atau pengetahuan.
Secara Harfiah, Pengertian Ideologi adalah pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan
tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar.
Dalam pengertian sehari-hari "idea" yang berarti 'cita-cita'. Cita-cita yang dimaksud
adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu
sekaligus merupakan dasar, pandangan atau paham. Ideologi mencakup pengertian tentang ide-
ide, pengertian dasar, gagasan dan cita-cita. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang luas,
sebagai cara memandang segala sesuatu. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak
hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga pembuat konsep
ini menjadi intisari politik.
Ada beberapa pengertian ideologi menurut beberapa kalangan, yaitu :
1. Maswardi Rauf (srijanti, dkk, 2008) adalah rangkaian/ kumpulan nilai yangdisepakati
bersama untuk menjadi landasan atau pedoman dalam mencapaitujuan atau kesejahteraan
bersama.
2. Carl J. Friederich (kamal Pasha. 2002), ideologi sebagai suatu sisitempemikiran yang
berkaitan dengan tindakan.
3. Alfian (1981), ideologi adalah pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan
mendalam yang dipunyai dan dipegang oleh masyarakat tentang bagaimana, yaitu secara
moral dianggap benar dan adil, mengatur tingkah laku mereka bersama dalam berbagai
segi kehidupan duniawi mereka.
4. Kunto Wibisono (kamal pasha, 2002) menyebut tiga unsur yang sangat dominan dalam ideologi
yaitu :
a. Adanya keyakinan, yakni gagasan vital yang diyakini kebenarannya.
b. Mitos, ada yang dimitoskan secara optik dan deterministik pasti akan menjamin
tercapainya tujuan.
c. Loyalitas, yakni menuntut adanya keterlibatan secara optimal dari parapendukungnya.

Peranan ideologi dalam kehidupan bermasyarakat dapat dilihat dari tiga dimensi yaitu :

a. Dimensi ideal, bahwa kualitas yang terkandung dalam ideologi mampumendorong


motivasi, menggugah harapan, optimisme akan terwujudnya cita-cita yang
diharapkan.
b. Dimensi realitas, dimensi ini memberikan citra ideal bahwa nilai-nilai
yangberkembang dalam masyarakat adalah nilai yang sama yang diperjuangkandalam
ideologi tersebut, di mana apa yang diinginkan masyarakat adalah apayang
sebenarnya akan diwujudkan dalam perjuangan ideologinya.
c. Dimensi fleksibilitas, menunjuk pada kemampuan ideologi dalammempengaruhi dan
menyesuaikan diri dengan pertumbuhan danperkembangan masyarakat.

Filsafat dan ideologi memiliki keterkaitan, sebelum lahirnya sebuah ideologi maka ada
filsafat terlebih dahulu, filsafat berubah menjadi ideologi setelah filsafat tersebut digunakan
untuk cita-cita dan dikerjakan atau dipatuhi oleh manusia tersebut. Seperti yang diungkapkan
Roeslan Abdulgani (1986) “ Filsafat sebagai pandangan hidup pada hakikatnya merupakan
sistem nilai yang secara epistemologis kebenarannya telah diyakini sehingga dijadikan dasar atau
pedoman bagi manusia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa,
dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar dan pedoman bagi manusia   dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh hidup dan kehidupan. Filsafat dalam pengertian ini
telah menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan (belief-system) yang telah
menyangkut praksis, karena di jadikan landasan bidang kehidupannya. Hal itu berarti filsafat
telah beralih dan menjelma menjadi ideologi”.
Filasafat adalah sebuah pemikiran kritis untuk melogikakan sesuatu, sehingga filsafat
menjadi akar dari setiap ilmu pengetahuan, sedangkan ideologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang cita-cita. Sudah tentu keterkaitan antara keduanya sangat terlihat, apabila
tidak ada sistem filsafat akankah ideologi ada? Tanpa adanya filsafat, ideologi tidak akan
ada. Setiap ideologi bersumber dari filsafat. Filsafat lahir dari perenungan dan pencarian jadi diri
sehingga lahirlah cita-cita dan tujuan yang menjadi landasan hidup seseorang atau suatu
kelompok sehingga hal tersebut menjadi identitas bagi pemilik ideologi tersebut.

Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai dan pemikiran yang dapat
menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Pancasila dikatakan sebagai filsafat
karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dituangkan dalam suatu
sistem.  Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu
kesatuan organis. Pancasila sebagai ideologi mengandung nilai-nilai yang berakar pada
pandangan hidup bangsa.
Pancasila lahir dari hasil perenungan mendalam para founding father, dan kemudian hasil
perenungan tersebut dijadikan tujuan bersama atau dijadikan suatu sistem keyakinan yang
menjadi landasan bagi bangsa dan negara Indonesia. Dan Pancasila juga telah menjadi identitas
bangsa Indonesia, bukan hanya sebagai landasan bangsa. Seperti halnya liberal dan sosialis hal
tersebut pula lahir dari sebuah sistem filsafat dan menjadi ideologi di negara-negara penganut
sistem tersebut sehingga hal tersebut kini menjadi landasan-landasan kehidupan bangsa yang
menganutnya , yang akhirnya menjadi jati diri negara mereka sehingga dapat dibedakan dari
bangsa-bangsa yang lain yang menganut ideologi yang berbeda pula.

2.2 Perbedaan ideologi Pancasila dengan ideologi liberalisme


A. Ideologi Liberalisme
Liberalisme berasal dari kata liber yang memiliki arti bebas dan bukan budak atau suatu
keadaan dimana seseorang itu bebas dari kepemilikan orang lain. Secara umum, liberalisme
mencita-citakan atas dasar kebeasan berfikir bagi para individu agar dapat mengembangkan
bakat dan kemampuannya itu sebebas mungkin dalam segala bidang.
Inti pokok liberalisme adalah terjaminnya kemerdekaan individu mengingat masyarakat
dibentuk dari individu-individu. Paham liberalism menolak adanya pembantasan, khususnya
dari pemerintahan dan agama. Dalam masyarakat modern,liberalism akan dapat tumbuh dalam
system demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas.
Dengan kata lain, kekuasaan tertinggi (kedaulatan) dalam suatu negara berada ditangan rakyat
(demokrasi). Agar supaya kebebasan, kemerdekaan individu tetap dijamin dan dihormati
sehingga harus dibentuk undang-undang , hokum, parlemen, dan sebagainya. Dengan demikian,
yang dikehendaki oleh golongan liberal adalah demokrasi liberal. Hal ini seperti yang berlaku
dinegara-negara Eropa barat dan Amerika Serikat.

Berdasarkan pengertian liberalisme diatas, kita dapat membuat kesimpulan bahwa negara
yang menganut politik liberalism memiliki ciri-ciri:
1. Menjamin kemerdekaan dan kebebasan berekspresi setiap individu
2. Persaingan ekonomi dijalankan oleh golongan swasta
3. Setiap orang berhak menganut maupun tidak menganut agama
4. Kekuasaan politik berdasarkan suara dominan
5. Negara tidak mencampuri urusan pribadi warga negaranya
6. Solidaritas social tidak berkembang karena tumbuhnya persaingan bebas
B. Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila merupakan dasar negara yang berfungsi, baik dalam
menggambarkan tujuan negara maupun dalam proses pencapaian tujuan negara. Artinya,
tujuan negara yang secara material dirumuskan untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksankan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial harus mengarah kepada
terwujudnya masyarakat adil,makmur,serta sejahtera dengan tetap memperhatikan
bahkan merealisasikan dimensi-dimensi yang mencerminkan watak dan ciri wawasan
Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai suatu sistem pemikiran terbuka.
Ideologi terbuka adalah nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan, melainkan digali
dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakatnya itu sendiri.
Sedangkan ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia yang menentukan
tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan social, yang ditasbihkan sebagai kebenaran
yang tidak boleh dipersoalkan lagi, tetapi harus diterima sebagai sesuatu yang sudah jadi
dan harus dipatuhi.

Ciri-ciri ideologi terbuka dan ideologi tertutup adalah:


a. Ideologi Terbuka
1.      Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat
2.      Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat sendiri.
3.      Hasil musyawarah dan konsesus masyarakat.
4.      Bersifat dinamis dan reformasi.
 b.     Ideologi Tertutup
1.      Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat,
2.      Bukan berupa nilai dan cita-cita
3.      Kepercayaan dan kesetian ideologis yang kaku
4.      Terdiri atas tuntutan kongkrit dan operational yang diajukan secara mutlak.
C. ASPEK TERHADAP HUBUNGAN DENGAN WARGA NEGARA
Ideologi Liberalisme :
Negara sebagai penjaga malam. Rakyat atau warganya mempunyai kebiasaan
untuk berbuat atau bertindak apa saja asal tidak melanggar tata tertib hukum.
Ideologi Pancasila :
Hubungan ann antara warga Negara dengan Negara adalah seimbang. Artinya,
tidak mengutakaman Negara tetapi juga tidak mengutamakan warga Negara.
D. ASPEK TERHADAP KEPENTINGAN WARGANEGARA DENGAN NEGARA
Ideologi Liberalisme :
Kepentingan dan hak warga Negara lebih diutamakan daripada kepentingan
Negara. Negara didirikan untuk menjamin kebebasan dan kepentingan warga Negara.
Ideologi Pancasila :
Kepentingan Negara dan warganegara sama-sama dipentingkan.
E. ASPEK AGAMA
Ideologi Liberalisme :
Agama urusan pribadi, bebas beragama, bebas memilih agama, bebas tidak
beragama. Maksudnya, Negara tidak mencampuri urusan agama. Agama menjadi urusan
pribadi setiap warganegaranya. Negara terpisan dengan agama. Warganya bebas
berapagama, tetapi bebas juga tidak beragama.
Ideologi Pancasila:
Bebas memilih agama, Agama harus menjiwai dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara Maksudnya, agama erat hubungannya dengan Negara. Setiap
warganegara dijamin pula kebebasannya untuk memilih salah satu agama yang ada dan
diakui oleh pemerintah. Setiap orang harus beragama, tetapi agama yang dipilih
diserahkan kepada masing-masing warganegara. Atheis atau tidak mengaku adanya tuhan
tidak diperbolehkan.
F. ASPEK HUKUM
Ideologi Liberalisme :
- Demokrasi liberal,
- Hukum untuk melindungi individu,
- Dalam politik mementingkan individu.
Ideologi Pancasila :
Demokrasi Pancasila, hukum untuk menjunjung tinggi keadilan dan keberadaban
individu dan masyarakat
G. ASPEK EKONOMI
Ideologi Liberalisme :
- peran negara kecil,
- swasta endominasi,
- kapitalisme, monopolisme,
-  persaingan bebas.

Ideologi Pancasila :
Peran negara ada untuk tidak terjadi monopoli, yang dirugikan rakyat.
H. ASPEK PANDANGAN TERHADAP INDIVIDU DAN MASYARAKAT
Ideologi Liberalisme :
- Individu lebih penting dari pada masyarakat,
- Masyarakat diabdikan  bagi individu.
Ideologi Pancasila :
- Individu diakui keberadaanya,
- Masyarakat diakui keberadaannya,
- Individu akan punya arti apabila hidup di tengah masyarakat
I. PERS
Ideologi Liberalisme :
Di bidang pers, politik liberalis memungkinkan seorang wartawan bebas memuat
berita apa pun yang ia ketahui, sementara, para sastrawan bebas mengeluarkan pendapat
dan ungkapan hatinya. Masyarakat umum berhak membaca dan menilai sendiri tulisan-
tulisan pada wartawan dan sastrawan tersebut.
Ideologi pancasila:
Pers Pancasila adalah pes yang melihat segala sesuatunya proporsional. Pers
Pancasila hendaknya mencari keseimbangan dalam berita atau tulisannya demi
kepentingan semua pihak sesuai dengan konsensus demokrasi Pancasila. Pers sebagai
lembaga kemasyarakatan yang bergerak dibidang pengumpulan dan penyebaran
informasi mempunyai misi ikut mencerdaskan masyarakat, menegakkan keadilan dan
memberantas kebatilan. Selama melaksanakan tugasnya, pes terkait erat dengan tata nilai
sosial yang berlaku dalam masyarakat. Dalam kehidupan sosial, masyarakat mempunyai
hak untuk mengetahui segala hal yang berkaitan dengan hajat hidup mereka. Untuk
itulah, pes sebagai lembaga kemasyarakatan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan
infomasi bagi masyarakatnya. Etika pers adalah etika dari semua orang yang terlibat
dalam kegiatan pers. Etika pers adalah filsafat dibidang moral pers, yaitu mengenai
kewajiban-kewajiban pers, baik dan buruknya pers, pers yang benar, dan pers yang
mengatur tingkah laku pers atau dengan kata lain, etika pers itu berbicara tentang apa
yang seharusnya dilakukan oleh orangorang yang terlibat dalam kegiatan pers. Etika pers
mempermasalahkan bagaimana seharusnya pers itu dilaksanakan agar dapat memenuhi
fungsinya dengan baik.

Contoh dalam kehidupan sehari-hari


Ideologi liberalisme :
- Seorang warga Negara bebas melakukan hubungan intim dengan syarat mereka telah
berumur 18 tahun ke atas (karena orang tersebut dianggap sudah dewasa setelah umur
18 tahun)
- Seorang warga Negara diperbolehkan memakai/menyimpan senjata berbahaya seperti
pistol dengan tujuan untuk berjaga-jaga/ untuk melindungi diri mereka. Terkecuali
mereka berada di dalam tempat keramaian seperti di pesawat terbang (bandara),
kereta api, dll.
- Seorang warganegara bebas untuk berkreasi sesuai dengan kemauan mereka
walaupuan hal itu jika di Indonesia tergelong perbuatan yang sangat dilarang sebagai
contoh seorang membuat website tentang videovideo porno online ang sangat banyak
kita temui di situs-situs luar negri. Namun hal tersebut di Negara mereka tidak
dilarang karena menurut pandangan Negara pekerjaaan tersebut tidak melanggar
undang-undang dan tidak pernah yang merasa rugi dengan adanya situs tersebut.
- Seorang wartawan/pers bebas memuat suatu berita baik itu berita yang berbau porno
maupun berita-berita yang bogong sebagai cntoh di Amerika Serikat ada seorang
yang memuat berita bohong seperti mengabarkan tentang hidup kembali raja pop
dunia yaitu Michael Jackson dan banyak lagi dimuat yang tidak sesuai dengan
kenyataan dan situs web itu sangat popular di negaranya namun dalam Negara
tersebut tidak pernah membatasi apa yang mereka muat tersebut.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari Ideologi pancasila :
- Seorang warna Negara di Indonesia harus memiliki agama sesuai dengan agama yang
telah diakui oleh pemerintah.
- Setiap warganegarad iberikan jaminan keamanan dan hak untuk hidup tentram
dengan syarat setiap warganegara tersebut juga harus memenuhi apa yang telah
diprogramkan dan peraturan-peraturan pemerintah seperti setiap warganegara wajib
untuk membayar pajak bumi dan bangunan.
2.3 Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila merupakan dasar ideologi bagi Negara Kesatuan Republik Indonesa
(NKRI), Pancasila merupakan gabungan dari dua kata yaitu Panca yang memiliki arti
lima dan Sila yang memiliki arti prinsip atau asas.jadi bisa disimpulkan bahwa Pancasila
memiliki arti 5 Prinsip utama yang menjadi acuan bagi segala bentuk aspek-aspek
kehidupan Bangsa dan Negara Indonesia.
Isi Pancasila:
 Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.
 Sila kedua: Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
 Sila Ketiga: Persatuana Indonesia.
 Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
 Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Fungsi Umum Pancasila:
 Berfungsi sebagai acuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Menjadi sumber utama dalam peraturan-peraturan negara.
 Berfungsi sebagai perjanjian luhur.
 Menjadi falsafah dalam kehidupan bangsa indonesia.

Arti dan Makna Pancasila:


makna dan arti ketuhanan yang maha esa
 Memiliki arti sebagai bentuk pengakuan adanya kuasa yang satu yaitu Tuhan Yang Maha
Esa.
 Memberikan kebebasan dan keamanan dalam memeluk dan beribadah menurut
kepercayaan agamanya masing-masing.
 Tidak memberikan paksaan terhadap warga-warganya untuk memeluk suatu agama atau
berpindah ke agama lain.
 Memberikan jaminan perkembangan dan pertumbuhan ajaran agama masing-masing.
 Negara memberikan kebebasan dan menjadi fasilitator bagi tumbuh kembang agama
yang di anut oleh masyarakatnya.
Makna dan Arti Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab:
 Memberikan hak dan kewajiban kepada masyarakatnya dalam mengeluarkan pendapat
sebagai bukti keadilan.
 Kemerdekaan merupakan hak setiap masyarakat Indonesia, mereka berhak mendapatkan
kebebasan dan keamanan dalam kehidupan mereka.
 Menegakkan keadilan dan menjunjung tinggi kemerdekaan bagi setiap rakyat Indonesia.

Makna dan Arti Sila Persatuan Indonesia:


 Sikap nasionalisme yang wajib dimiliki tiap-tiap warga indonesia.
 Mencintai bangsa dan tanah air Indonesia.
 Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
 Menumbuhkan rasa tanggung jawab dan tolong menolong terhadap sesama rakyat
Indonesia.
 Mencegah terjadinya kekuatan dan kekuasaan perseorangan.
 Tidak adanya perbedaan dan permusuhan ketika adanya perbedaan budaya dan warna
kulit.
Makna dan Arti Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan:
 Hakikat sila keempat adalah negara menggunakan sistem demokrasi.
 Permusyawaratan memiliki makna bahwa setiap persoalan dan permasalahan diputuskan
secara bersama, disetujui bersama, dan diselesaikan secara bersama-sama.
 Rakyat dipimpin oleh pemimpin yang hikmat dan bijaksana dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan negara.
Makna dan Arti Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia:
 Kemakmuran dan kesejahteraan merupakan hak bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Memberikan perlindungan kepada yang lemah dan yang memiliki kekurangan.
 Kekayaan alam Indonesia dipergunakan untuk kebahagiaan dan kepentingan bersama.
 Sikap positif dalam mengamalkan nilai-nilai pancasila.
 Senantiasa menghargai dan menghormati pendapat orang lain.
 Menghormati ornag yang lebih tua dari kita.
 Tidak membeda-bedakan orang dalam masalah hubungan sosial dan sebagainya.
 Menyelesaikan masalah dengan cara bermusyawarah untuk mendapatkan hasil dan tujuan
yang maksimal.
 Tidak membeda-bedakan orang dalam amsalah pertemanan, seperti karena perbedaan
budaya atau perbedaan warna kulit.
 Mendapatkan hak dan kebebasan dalam menjalankan agama yang di anut masing-masing.
 Mendapatkan hak dan wewenang dalam mengemukaan pendapat di depan umum.
 Senantiasa membantu orang yang sedang kesusahan.
Pancasila sebagai dasar negara memiliki mana bahwasannya Pancasila menjadi
landasan, pondasi utama, titik acuan bangsa dan negara Indonesia dalam mengatur
bangsa maupun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
kehidupan berbangsa dan bernegara, segala bentuk peraturan-peraturan yang ada
di Indonesia harus berlandaskan pancasila.
Fungsi Pancasila Sebagai Dasar-Dasar Negara, Pancasila Menjadi Pedoman Hidup
Dalam Berbangsa dan Bernegara.
Pancasila berperan sebagai pedoman bagi rakyatnya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, dengan begitu segala bentuk aturan-aturan yang ada di indonesia ini harus
berlandaskan pancasila, begitu juga dengan keputusan-keputusan yang ditetapkan ketika
menyelesaikan suatu persoalan berbangsa dan bernegara.
Pancasila Mendarah Daging Di Dalam Jiwa Bangsa Indonesia
Pancasila haruslah mendarah daging pada tiap-tiap jiwa masyarakat indonesia,
ketika menjalankan kehidupan sehari-hari, bersosialisasi, dalam pekerjaan, dan bentuk
aspek-aspek kehidupan lainnya.
Sebagai Cerminan Kepribadian Bangsa Indonesia
Menjadikan pancasila sebagai Kepribadian kita merupakan hal yang sangat
penting, selain itu Pancasila juga bisa menjadi identitas seorang yang berkebangsaan
Indonesia, karena itu Pancasila seharusnya mendiami tiap pribadi-pribadi rakyat
indonesia.
Menjadikan Pancasila Sebagai Sumber Hukum
Menjadikan pancasila sebagai sumber diatas segala sumber hukum yang berlaku
di indonesia, atau bisa dikatakan Pancasila menajadi pondasi utama dan landasan bagi
semua hukum-hukum yang ada di Indonesia, tidak ada satupun yang boleh menetapkan
suatu peraturan yang bertentangan dengan Pancasila.

Menjadi Cita-Cita dan Arah Tujuan Bangsa Indonesia


Pancasila yang menjadi dasar negara dibentuk dan disusun untuk menjadi
pedoman hukum, selain menjadi pedoman Pancasila juga berfungsi sebagai cita-cita
bangsa indonesia, seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia Memimpikan dan
mengidam-idamkan sebuah negara yang memiliki rasa keyakinan Ketuhanan YME yang
tinggi, rasa kemanusiaan yang tinggi, persatuan dan kesatuan yang kokoh, senantiasa
bermusyawarah dalam mengambil dan menentukan suatu keputusan, dan terciptanya
keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Pancasila Design
Semakin lama seiring perkembangan zaman, para pemuda-pemudi Indonesia
semakin kreatif dalam menyemarakkan garuda indonesia terutama untuk pancasila design
sendiri, desing dari pancasila sangatlah bagus mulai dari tahun-tahun kebelakang ini,
karena bukti cinta para pemuda-pemudi indonesia terhadap tanah air yang satu, berbagai
macam design yang menarik sudah sering kita temukan bahkan banyak dijadikan ikon,
photo profil, gambar backround dan sebagainya oleh anak-anak Indonesia saat ini.
Makna Pancasila
Pancasila merupakan ikon penting bagi negara indonesia, karena pancasila lah
yang mendasari atas segala bentuk hukum dan peraturan yang ditetapkan di negara
Indonesia. Semua peraturan, kedudukan, harus tunduk diatas hukum pancasila yang
merupakan hukum mutlah tak bisa terbantahkan oleh hukum-hukum lainnya bagi bangsa
Indonesai.
Gambar Simbol Pancasila
Simbol pancasila merupakan kecintaan bangsa ini terhadap tanah airnya, berbagai
macam simbol pancasila yang telah hadir sering kita lihat diberbagai tempat, namun
pastinya tetap seperti pada umumnya tidak merendahkan ataupun menjelek-jelekkan arti
dari pancasila itu sendiri, perlu diketahui bahwasannya pancasila gambar simbolnya
merupakan seekor burung yang menurut legenda merupakan burung perkasa yang gagah
berani bentuk tubuhnya menyerupai manusia.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil pemikiran dari tokoh-tokoh pembangun bangsa
yang didalamnya memuat nilai-nilai yang sarat makna yang bertujuan untuk membentuk negara
yang berdaulat dan sejahtera serta untuk menciptakan warga negara yang mememiliki budi
pekerti yang luhur berdasarkan isi dari Pancasila tersebut serta melindungi warga negara dari
pedoman-pedoman atau ideologi-ideologi asing yang tidak sesuai dengan Pancasila.

DAFTAR PUSTAKA

Nopirin. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9. Jakarta: Pancoran Tujuh.
Notonagoro. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9. Jakarta: Pantjoran Tujuh.
Salam, H. Burhanuddin, 1998. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: Rineka Cipta.
Oesman oetojo A.1991.Pancasila Sebagai Ideologi. Jakarta: BP-7 Pusat.

Anda mungkin juga menyukai