Anda di halaman 1dari 6

Organisms Vol. 1 No.

2 (2021)

Contents lists available at ORGANISMS


ORGANISMS
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/organisme

Aktifitas Tabir Surya dari Kombinasi Ekstrak Kunyit


(Curcuma longa) dan Ganggang Hijau (Haematococus
pluviaris) Secara In Vitro
Indarto Indarto1*, Habibul Ikhsan1, Eko Kuswanto1

1Universitas Islam Negeri Raden Intan lampung, Indonesia


*Correspondence email: indarto@radenintan.ac.id

Article Info ABSTRACT


Sun exposure can cause adverse effects such as skin
Article History damage by inducing photoaging, photocarcinogenesis,
Received : 19-09-2021 even cause skin cancer through its direct effect on target
Revised : 21-10-2021 cells. Nowdays, sunscreen products are dominated by
Published : 30-10-2021 synthetic chemicals that can have side effects, so it is
necessary to return to natural ingredients to overcome
them. The aim of this study was to observe the sunscreen
Correspondence email: activity of a combination of Curcuma longa and
indarto@radenintan.ac.id Haematococus pluvialis extracts in vitro using a UV-Vis
spectrophotometer. The sunscreen activity was tested by
measuring the absorbance of the combination of Curcuma
longa and Haematococus pluvialis extracts in a ratio of 3:1
(C1), 1:1 (C2), and 3:1 (C3) at a concentration of 100 ppm
and a wavelength of 290-320 nm. The absorbance data is
then determined by the SPF value using the Mansur
equation. Sunscreen activity is indicated by the SPF value,
the greater the SPF value, the better the sunscreen
activity. The results show that the highest SPF value is the
combination sample C3 with SPF value of 31.51 and is
classified as ultra protection sunscreen.

Keywords: Astaxanthin, Curcuma longa, Curcumin,


Haematococus pluvialis, Sunscreen

ABSTRAK
Paparan sinar matahari dapat menyebabkan efek buruk
seperti kerusakan kulit dengan menginduksi photoaging,
photocarsinogenesis bahkan dapat menyebabkan kanker
kulit pada manusia melalui pengaruh langsung pada sel
sasaran. Produk tabir surya saat ini didominasi oleh
bahan-bahan kimia sintetis yang dapat memberikan efek
samping, sehingga perlu kembali ke bahan alami untuk
mengatasinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat
aktifitas tabir surya kombinasi ekstrak kunyit (Curcuma
longa) dan alga hijau (Haematococus plivialis) secara in
Copyright © 2021, Organisms, Print ISSN: xxxx-xxxx, Online ISSN: 2808-4012
Organisms, 1 (2), 2021 - 120
Indarto Indarto, Habibul Ikhsan, dan Eko Kuswanto

vitro menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Pengujian


aktivitas tabir surya dengan mengukur absorbansi
kombinasi ekstrak Curcuma longa dan Haematococus
pluvialis dengan perbandingan 3:1 (C1), 1:1 (C2), dan 3:1
(C3) pada konsentrasi 100 ppm dengan panjang
gelombang 290-320 nm. Data absorbansi selanjutnya
ditentukan nilai SPF nya menggunakan persamaan
Masur. Aktifitas tabir surya ditunjukkan dari nilai SPF,
semakin besar nilai SPF maka aktifitas tabir suryanya
semakin bagus. Hasil menunjukkan nilai SPF tertinggi
yaitu sampel kombinasi C3 dengan nilai SPF sebesar
31,51 dan digolongkan perlindungan tabir surya proteksi
ultra.

Kata Kunci: Astaxanthin, Curcuma longa, Curcumin,


Haematococus pluvialis, Tabir Surya

PENDAHULUAN Susilawati, 2017). Beberapa tumbuhan


Sinar matahari banyak yang berpotensi untuk dikembangkan
memberikan manfaat untuk mahluk menjadi produk kosmetik di antaranya
hidup di antaranya sebagai penerang, adalah kunyit (Curcuma longa) dan
sumber energi, fotosintesis pada ganggang hijau (Haematococus
tumbuhan, dan juga sintesis vitamin pluvialis).
D. Di sisi lain, radiasi matahari Kearifan lokal masyarakat
terutama sinar ultraviolet (UV) dapat Indonesia dalam memanfaatkan
menyebabkan pengaruh buruk berupa tanaman herbal terlihat dalam budaya
kerusakan kulit dengan menginduksi masyarakat jawa dan bali misalnya
photoaging, photocarsinogenesis dalam memanfaatkan kunyit sebagai
bahkan dapat menyebabkan kanker bahan lulur ataupun masyarakat
kulit pada manusia melalui pengaruh banjar yang menggunakan kunyit
langsung pada sel sasaran. Sekarang sebagai bahan pupur atau bedak
ini produk-produk krim tabir surya dingin, ternyata kunyit mengandung
dan antiaging didominasi oleh bahan- senyawa kurkumin (Datta et al., 2014)
bahan kimia sintetis yang dapat yang dapat memberikan perlindungan
menimbulkan efek samping dan dari radikal bebas dan paparan sinar
bahkan ditemukan masuk ke dalam UV (Dahariya et al., 2020; Dita
aliran darah, hal ini menimbulkan Permatasari, Dian Ayu Juwita, Rahma
kehawatiran para ilmuwan di dunia Yosmar, 2021), sementara itu alga
(Rodrigues & Jose, 2020). Para hijau mengandung astaxanthin (Li et
ilmuwan kini tengah mengarahkan ke al., 2020) yang berfungsi untuk
formulasi herbal karena adanya menyerap sinar UV. Astaxanthin
toksisitas molekul sintetis ini. merupakan antioksidan alami yang
Indonesia merupakan negara paling kuat jika dibandingkan dengan
tropis yang juga dikenal sebagai negara karotenoid jenis lain seperti lutein, β-
megabiodiversitas terbesar kedua karotin, dan zeaxanthin. astaxanthin
setelah Brazil. Sekitar 30.000 jenis juga memiliki aktivitas antioksidan 100
tanaman dijumpai di Indonesia dan kali lebih besar dari α-tokoferol
7.000 jenis di antaranya diperkirakan (Mularczyk et al., 2020).
dapat berkhasiat sebagai tanaman Kombinasi ekstrak kunyit
obat, sementara 2.500 jenis ditetapkan (Curcuma longa) dan ganggang hijau
sebagai tanaman obat (Hanifa & (Haematococus pluvialis) mampu
Copyright © 2021, Organisms, Print ISSN: xxxx-xxxx, Online ISSN: 2808-4012
Organisms, 1 (2), 2021 - 121
Indarto Indarto, Habibul Ikhsan, dan Eko Kuswanto

memberikan perlindungan terhadap C1 = Curcuma longa : Haematococus


paparan sinar UV, selain itu juga pluvialis (3:1)
mampu menangkal efek berbahaya C2 = Curcuma longa : Haematococus
yang disebabkan oleh radikal bebas pluvialis (1:1)
sebab kunyit mengandung antioksidan C3 = Curcuma longa : Haematococus
(Bhalke et al., 2021). Penelitian ini pluvialis (1:3)
bertujuan untuk melihat aktifitas tabir
surya kombinasi ekstrak Curcuma Pengukuran absorbansi sampel
longa dan Haematococus pluvialis menggunakan spektrofotometer UV-
secara in vitro menggunakan Vis. Sebanyak 0,1 gram sampel
spektrofotometer UV-Vis. dilarutkan dalam 10 mL etanol PA dan
diencerkan hingga diperoleh
METODE konsentrasi 100 ppm. Sampel tersebut
Alat dan Bahan selanjutnya diukur absorbansinya
Alat yang digunakan dalam setiap interval 5 nm pada Panjang
penelitian ini meliputi alat-alat gelas, gelombang 290-320 nm dan etanol PA
parut, pengaduk kaca, cawan porselin, digunakan sebagai blankonya. Dari
timbangan, kertas saring, rotary data absorbansi sampel tersebut
evaporator, spektrofotometer UV-Vis, kemudian dihitung nilai SPF nya
kamera, dan oven. Sedangkan bahan yang menggunakan persamaan Masur
digunakan meliputi simplisia kunyit,
(Mansur et al., 1986). Aktifitas tabir
ekstrak Haematococus pluvialis komersil,
surya dilihat dari besarnya nilai SPF
etanol 96%, etanol PA, dan aquades.
yang diperoleh.
Persamaan Mansur:
Pembuatan ekstrak kunyit
Kunyit diambil dari Kecamatan 320
Sukoharjo Kabupaten Pringsewu
SPF = CF x ∑ EE (λ)x I(λ)x abs (λ)
Provinsi Lampung. Rimpang kunyit
290
diiris tipis-tipis kemudian dikeingkan
dengan oven pada suhu 55 ℃ hingga
Keterangan :
kadar air 10%. Setelah kering simplisia
CF : Faktor Koreksi (10)
kunyit dibuat serbuk dengan ukuran
EE : Spektrum Efek Eritema
80 mesh. Sebanyak 200 gram serbuk
I : Spektrum Intensitas
kunyit dilakukan maserasi dengan
Cahaya
menggunakan etanol 96% selama 3 x
Abs : Absorbansi Sampel
24 jam. Filtrat hasil maserasi yang
diperoleh kemudian dipekatkan
Dari nilai SPF yang diperoleh
menggunakan rotary evaporator pada
kemudian ditentukan kategori
suhu 40 ℃ hingga diperoleh ekstrak
perlindungan tabir surya seperti pada
pekat.
Tabel 1.
Uji in vitro menggunakan
Tabel 1. Kategori Perlindungan Tabir
spektrofotometer UV-Vis
Surya Menurut FDA
Ekstrak kunyit yang diperoleh Nilai Kategori Perlindungan
dikombinasikan dengan ekstrak SPF Tabir Surya
Haematococus pluvialis dengan 2-4 Minimal
perbandingan sebagai berikut: 4-6 Sedang
6-8 Ekstra
8-15 Maksimal
>15 Ultra

Copyright © 2021, Organisms, Print ISSN: xxxx-xxxx, Online ISSN: 2808-4012


Organisms, 1 (2), 2021 - 122
Indarto Indarto, Habibul Ikhsan, dan Eko Kuswanto

HASIL DAN PEMBAHASAN (Tabel 3) menunjukkan bahwa nilai


Metode ekstraksi yang digunakan SPF tertinggi dimiliki oleh sampel C3
untuk mendapatkan ekstrak kunyit sebesar 31.153 dengan perbandingan
pada penelitian ini adalah metode ekstrak Curcuma longa dan
maserasi (perendaman) karena metode Haematococus pluvialis 1:3 dan
ini sederhana, mudah dan tanpa diketegorikan perlindungan ultra.
pemanasan sehinga tidak merusak zat Sedangkan nilai SPF terendah yaitu
aktif yang ada pada sampel karena kombinasi sampel C1 sebesar 15.203
faktor pemanasan suhu tinggi. dan digolongkan ke dalam
Maserasi menggunakan pelarut etanol perlindungan maksimal. Artinya
96%, etanol dikenal sebagai pelarut ekstrak Haematococus pluvialis
inert sehingga tidak bereaksi dengan memiliki peran dominan dalam
komponen lainnya. Etanol juga bersifat menyerap sinar UV dibandingkan
polar sehingga akan mengekstrak ekstrak kunyit. Meskipun demikian,
senyawa polar seperti curcumin. kombinasi kedua ekstrak tersebut
Untuk mengetahui aktivitas tabir memiliki potensi untuk dikembangkan
surya kombinasi ekstrak Curcuma sebagai bahan aktif tabir surya. Data
longa dan Haematococus pluvialis nilai SPF menunjukkan semua
secara in vitro yaitu dengan mengukur kombinasi (C1, C2, dan C3) baik yang
absorbansinya pada Panjang didominasi ekstrak kunyit maupun
gelombang 290-320 nm (yaitu sebaliknya menghasilkan nilai SPF
gelombang UVB) menggunakan yang cukup bagus dengan kriteria
spektrofotometer UV-Vis. Kombinasi maksimal (C1 dan C2) dan ultra (C3).
ekstrak Curcuma longa dan
Haematococus pluvialis (C1, C2, dan Tabel 3. Perhitungan Nilai SPF
C3) dilarutkan dalam pelarut etanol PA λ EE x I x Abs
hingga diperoleh konsentrasi 100 ppm. EE x I
(nm) C1 C2 C3
Pengukuran absorbansi dilakukan
setiap interval 5 nm. Data nilai 320 0.018 0.282 0.307 0.655
absorbansi dapat dilihat pada Tabel 2. 315 0.084 1.278 1.381 2.733
310 0.186 2.815 2.997 5.998
Tabel 2. Nilai absorbansi sampel 305 0.328 4.953 5.202 10.378
Panjang Absorbansi 300 0.287 4.371 4.552 8.783
Gelombang 295 0.082 1.265 1.310 2.479
UV (nm) C1 C2 C3
290 0.015 0.239 0.248 0.487
320 1.566 1.706 3.638 Total Nilai SPF 15.203 15.997 31.513
315 1.523 1.646 3.258
310 1.510 1.608 3.218
Ekstrak kunyit dan Haematococus
305 1.511 1.587 3.166
pluvialis berpotensi sebagai bahan aktif
300 1.521 1.584 3.056 tabir surya karena kandungan
295 1.548 1.603 3.034 senyawa yang terdapat di dalamnya.
290 1.596 1.651 3.245 Kunyit mengandung senyawa
Rata-Rata 1.539 1.383 3.231 curcumin (Gambar 2) sedangkan
Total 10.775 9.680 22.615 Haematococus pluvialis mengandung
senyawa astaxanthin (Gambar 1). Jika
Dari data absorbansi pada Tabel 2 dilihat dari strukturnya kedua
selanjutnya ditentukan nilai SPF in senyawa tersebu memiliki ikatan
vitro menggunakan persamaan rangkap yang terkonjugasi yang
Mansur. Hasil perhitungan nilai SPF mampu menyerap radiasi sinar UV.
Copyright © 2021, Organisms, Print ISSN: xxxx-xxxx, Online ISSN: 2808-4012
Organisms, 1 (2), 2021 - 123
Indarto Indarto, Habibul Ikhsan, dan Eko Kuswanto

aktivitas lotion tabir surya yang lebih


baik dibandingkan ekstrak Aloe vera
dan Alpinia galanga dan memiliki nilai
SPF paling tinggi di antara ketiganya
(Rasheed et al., 2012). Begitu juga
Gambar 1. Struktur astaxanthin untuk krim tabir surya, ekstrak
Curcuma longa memiliki nilai SPF lebih
besar dari ekstrak Butea monosperma
(Bambal & Mishra, 2014).

KESIMPULAN DAN SARAN


Kombinasi ekstrak Curcuma longa
Gambar 2. Struktur curcumin dan Haematococus pluvialis mampu
menyerap radiasi sinar UV B (290-320
Krim tabir surya berbahan aktif nm) secara in vivo dan berpotensi
astaxanthin telah dilaporkan mampu sebagai bahan aktif tabir surya dengan
mampu melindungi kulit dari radiasi kombinasi yang paling baik adalah
sinar UV B (Yang et al., 2015). Selain kobinasi C3 dengan perbandingan
mampu menyerap radiasi sinar UV, ekstrak Curcuma longa dan
astaxanthin juga memiliki aktivitas Haematococus pluvialis (1:3).
antioksidan dan anti radikal bebas. Perlu dilakukan penelitian lebih
Astaxanthin yang terkandung dalam lanjut terkait dengan pengembangan
Haematococus pluvialis memiliki bahan aktif tabir surya dalam bentuk
aktivitas antioksidan 65 kali lebih krim atau lotion dan pengujiannya
besar dan efektivitasnya mencapai 500 secara in vivo.
kali lebih baik dari oksidasi lemak dan
bahkan mencapai 550 kali lebih baik REFERENSI
dalam meredam singlet oksigen Bambal, V., & Mishra, M. (2014).
dibandingkan vitamin E (Tlonaen, Evaluation of In Vitro Sunscreen
2019). Activity of Herbal Cream
Kunyit juga memiliki banyak Containing Extract of Curcuma
manfaat di antaranya adalah Longa and Butea Monosperma.
curcumin, demetoksikumin, dan J. Pharm. Res, 3(2), 3026–3035.
bisdesmetoksikurkumin yang Bhalke, R. D., Giri, M. A., Gangarde, P.
tergolong ke dalam curcuminoid, serta B., & Priyanka, G. (2021).
senyawa-senyawa lain seperti lemak, Ethnobotanical assessment of
karbohidrat, protein, pati, zat besi, indigenous knowledge of plants
vitamin C, kalsium, fosfor, dan minyak used as sunscreen: A
atsiri. Curcumin adalah zat warna comprehensive review. 10(2),
kuning dari kunyit dengan kandungan 1460–1464.
sekitar 10,29% yang memiliki aktivitas Dahariya, S., Prashanth, N., Divakar,
biologi di antaranya sebagai K., & Baadhe, R. R. (2020). N ano
antihepototoksik, antioksidan, dan W orld J ournal. August, 11–13.
antibakteri sehingga sering digunakan Datta, N., Pal, M., Roy, U., Mitra, R., &
sebagai obat tradisional bagi Pradhan, A. (2014). World
masyarakat untuk menjaga kesehatan Journal of Pharmaceutical
dan kecantikan (Prabandari, 2018). Research. Infection, 13(10), 15.
Ekstrak kunyit juga telah https://doi.org/10.20959/wjpr2
dilaporkan memiliki stabilitas dan 02110-21242

Copyright © 2021, Organisms, Print ISSN: xxxx-xxxx, Online ISSN: 2808-4012


Organisms, 1 (2), 2021 - 124
Indarto Indarto, Habibul Ikhsan, dan Eko Kuswanto

Dita Permatasari, Dian Ayu Juwita, pluvialis—Multifunctional


Rahma Yosmar, J. F. R. I. (2021). Applications. Marine Drugs,
Jurnal Farmasi Dan Ilmu 18(9), 1–22.
Kefarmasian Indonesia Vol. 8 No. https://doi.org/10.3390/md180
2 Agustus 2021 162. 8(2), 162– 90459
167. Prabandari, R. (2018). Formulasi
Hanifa, D., & Susilawati, Y. (2017). Sediaan Lulur Pencerah Dan
Potensi Tanaman Gandaria Penghalus Kulit Dari Kunyit
(Bouea Macrophylla Griff) (Curcuma Longa Linn. Viva
Sebagai Obat Herbal Yang Medika: Jurnal Kesehatan,
Beraktivitas Antioksidan. Kebidanan Dan Keperawatan,
Farmaka, 15(Vol 15, No 3 (2017): 11(3), 59–67.
Farmaka), 134–142. Rasheed, A., Shama, S. N.,
Li, F., Cai, M., Lin, M., Huang, X., Mohanalakshmi, S., &
Wang, J., Ke, H., Wang, C., Ravichandran, V. (2012).
Zheng, X., Chen, D., & Yang, S. Formulation, characterization
(2020). Enhanced Biomass and and in vitro evaluation of herbal
Astaxanthin Production of sunscreen lotion. Oriental
Haematococcus pluvialis by a Pharmacy and Experimental
Cell Transformation Strategy Medicine, 12(4), 241–246.
with Optimized Initial Biomass Rodrigues, L. R., & Jose, J. (2020).
Density. Marine Drugs, 18(7). Exploring the photo protective
https://doi.org/10.3390/md180 potential of solid lipid
70341 nanoparticle-based sunscreen
Mansur, J. de S., Breder, M. N. R., cream containing Aloe vera.
Mansur, M. C. d’Ascençäo, & Environmental Science and
Azulay, R. D. (1986). Pollution Research, 27(17),
Determinaçäo do fator de 20876–20888.
proteçäo solar por Yang, T., LIAO, M., HE, Y., LIU, S., LI,
espectrofotometria. An. Bras. P., & HE, X. (2015). Preliminary
Dermatol, 121–124. research on the sunscreen cream
Mularczyk, M., Michalak, I., & Marycz, based on astaxanthin. Detergent
K. (2020). Astaxanthin and other & Cosmetics, 04.
Nutrients from Haematococcus

Copyright © 2021, Organisms, Print ISSN: xxxx-xxxx, Online ISSN: 2808-4012

Anda mungkin juga menyukai