Anda di halaman 1dari 87

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA

PERUBAHAN
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN
2023

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah


NOTA KESEPAKATAN
ANT ARA
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA
DENGAN ·
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

NOMOR : 901 / 567 I BPKAD /2023


.
NOMOR : 170/ 442 I DPRD I 2023
TANGGAL : 16 Agustus 2023 .

TENTANG
KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH KABUPAT,EN JEMBRANA
TAHUN ANGGARAN 2023

Yang bertanda tangan dibawah ini :


1. Nama I Nengah Tamba
Jabatan Bupati Jembrana
Ala mat Jalan Surapati No. 1 Negara .
.
bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kabupaten Jembrana.

2. a. Nama Ni Made Sri Sutharmi ,


Jabatan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Jembrana. ,
Ala mat Jalan Surapati No. 2 N~gara.

b. Nama I Wayan Suardika


Jabatan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Jembrana.
Alam at Jalan Surapati No. 2 Negara.
c. Nama I Made Putu Yudha Baskara
Jabatan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Jembrana.
Ala mat Jalan Surapati No. 2 Negara.

sebagai Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten


Jembrana yang bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kabupaten Jembrana.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Perubahan Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran
2023, perlu disusun Kebijkan Umum Perubahan APBD yang disepakati bersama
antara DPRD bersama Pemerintah Kabupaten Jembrana. untuk selanjutnya
dijadikan sebagai dasar penyusunan Perubahan Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten
Jembrana Tahun Anggaran 2023.

Berdasarkan hal tersebut diatas, para pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum
Perubahan PBD Kabupaten Jembrana Tahun 2023 yang meliputi asumsi-asumsi
dasar Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah, yang mejadi
dasar dalam penyusunan Perubahan Prioritas dan Palfon Anggaran Sementara
dan Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2023.

Secara lengkap Kebijakan Umum Perubahan APBD Kabupaten Jembrana Tahun


Anggaran 2023 disusun dalam lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan Nota Kesepakatan ini.

Apabila terdapat penambahan atau pengurangan program, kegiatan Sub.


Kegiatan serta pagu anggaran ketika proses pembahasan Perubahan Prioritas
dan Plafon Anggaran Sementara dan Rancangan Perubahan APBD Kabupaten
Jembrana tahun Anggaran 2023, dapat dilakukan dengan tidak mengadakan
perubahan terhadap nota kesepakatan ini.
Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan
Perubahan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Perubahan
Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2023.

Negara, 16 Agustus 2023

BUPATI JEMBRANA,
selaku
HAK PERTAMA,

I SUTHARMI

I MADE PUTU YUDHA BASKARA


KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa karena atas asung kertha wara
nugaha-Nya, Rancangan Perubahan Kebijakan Umum Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun anggaran
2023 dapat tersusun sesuai waktu yang telah ditentukan. Sebagaimana
diatur pada Pasal 161 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun
2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa Perubahan APBD
dapat dilakukan apabila: a) Terjadi perkembangan yang tidak sesuai
dengan asumsi KUA 2023; b) Keadaan yang menyebabkan harus
dilakukan pergeseran anggaran antar organisasi, antar unit organisasi,
antar Program, antar Kegiatan, dan antar jenis belanja; c) Keadaan yang
menyebabkan SiLPA tahun anggaran sebelumnya harus digunakan
dalam tahun anggaran berjalan, berdasarkan hal tersebut Perubahan
Kebijakan Umum APBD Kabupaten Jembrana tahun anggaran 2023
disusun dengan mengacu dan berpedoman pada Perubahan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Semesta Berencana tahun 2023
serta memperhatikan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok
Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Nasional Tahun 2023.

Dengan tersusunnya Perubahan KUA Kabupaten Jembrana tahun


anggaran 2023, digunakan sebagai acuan/pedoman dalam menyusun
Perubahan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dan Rancangan
Perubahan APBD Kabupaten Jembrana Tahun 2023. Akhir kata tidak
lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
membantu dan berkontribusi terhadap penyelesaian dokumen ini.

Negara, 16 Agustus 2023


Bupati Jembrana

I NENGAH TAMBA
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Penyusunan Perubahan Kebijakan Umum APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan


dasar pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan dengan Peraturan
Daerah sebagai produk hukum antara Pemerintah Daerah (Eksekutif) dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Legislatif). Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) disusun sesuai dengan kebutuhan
penyelenggaraan pemerintah dan kemampuan pendapatan daerah yang
memiliki fungsi sebagai perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi,
dan stabilisasi. Diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pada pasal
3 ayat (1) bahwa Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara secara
tertib, objektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan azas keadilan, kepatuhan dan manfaat untuk
masyarakat serta taat pada peraturan perundang-undangan. Kepala
Daerah selaku kepala pemerintahan daerah adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah dalam kepemilikan kekayaan yang
dipisahkan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dalam kurun waktu pelaksanaannya, anggaran Pendapatan dan


Belanja Daerah (APBD) dapat mengalami perubahan yang disebabkan
karena adanya perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA),
keadaan yang mengharuskan adanya pergeseran anggaran, keadaan yang
menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya yang harus
digunakan pada tahun berjalan, keadaan darurat, dan keadaan luar
biasa. Memperhatikan kondisi tersebut maka kepala daerah
mengakumulasikan hal-hal yang mengakibatkan terjadinya perubahan

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


APBD yang diterangkan ke dalam rancangan Perubahan Kebijakan Umum
APBD untuk disampaikan dan dibahas bersama DPRD

Perubahan Kebijakan Umum APBD Kabupaten Jembrana tahun


2023 adalah salah satu dokumen perencanaan pembangunan yang
disusun dalam rangka penyelarasan perencanaan aspiratif yang tertuang
dalam Perubahan RKPD dengan mengacu pada perkembangan
kemampuan keuangan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah pada pasal
162 Ayat (1) bahwa Kebijakan Umum Perubahan APBD memuat
perubahan asumsi dasar kebijakan umum APBD, perubahan kebijakan
pendapatan daerah, perubahan kebijakan belanja daerah dan perubahan
kebijakan pembiayaan daerah

I.2 Tujuan Penyusunan Perubahan KUA

Tujuan penyusunan Perubahan Kebijakan Umum APBD (Perubahan KUA)


Kabupaten Jembrana Tahun 2023 adalah:

1) Untuk memenuhi kewajiban sebagai penyelenggaraan


pemerintahan daerah Kabupaten Jembrana sebagaimana diatur
dalam ketentuan Pasal 308 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 89 Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
2) Melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap asumsi kerangka
ekonomi daerah dan kerangka pendanaan dengan perkembangan
kondisi terkini, perubahan prediksi penerimaan Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang sah
Tahun 2023, dan penyesuaian belanja berdasarkan realisasi Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun 2022;

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


3) Menyesuaikan program kegiatan Perangkat Daerah untuk
mengikuti dinamika perubahan kebijakan pemerintah pusat dan
daerah yang terjadi;
4) Menghasilkan kesepakatan Bersama antara Pemerintah
Kabupaten Jembrana dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD)
Kabupaten Jembrana atas perubahan kebijakan pendapatan,
belanja dan pembiayaan serta asumsi yang mendasari dalam
pencapaian target perencanaan pembangunan dalam Perubahan
RKPD Semesta Berencana Kabupaten Jembrana Tahun 2023;
5) Menjadi landasan dalam Penyusunan Rancangan Perubahan
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dan Rancangan
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Rancangan
P-APBD) Kabupaten Jembrana tahun 2023.

I.3 Dasar Hukum Penyusunan Perubahan KUA

Dasar hukum penyusunan Perubahan KUA tahun 2023 adalah:

1) Undang–Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan


Daerah–daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah–daerah Tingkat I
Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
2) Undang–Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3851);
3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
5) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
6) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5495);
7) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
8) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 4);
9) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pelaksanaan Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4663);

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


10) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
11) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 123; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5539);
12) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa
yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168),
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5694);
13) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang
Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6206);
14) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6322);

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


15) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2023 tentang Ketentuan
Umum Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 85)
16) Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020– 2024
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 3);
17) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
tentang Rencana Pembangunan JangkaPanjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata
Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 1312);
18) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2018 tentang
Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Kelurahan
dan Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 139);
19) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1114);
20) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang
Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan dan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1447);
21) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1781);

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


22) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2022 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2023 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2022 Nomor 972);
23) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.02/2020 tentang
Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai
Hasil Tembakau (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 1558);
24) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 207/PMK.02/2020 tentang
Tata Cara Penundaan Penyaluran Dana Transfer Umum Atas
Pemenuhan Kewajiban Pemerintah Daerah Untuk Mengalokasikan
Belanja Wajib (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 1560);
25) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41/PMK.07/2021 tentang
Tata Cara Penundaan dan/atau Pemotongan Dana Perimbangan
Terhadap Daerah Yang Tidak Memenuhi Alokasi Dana Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 446);
26) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 212/PMK.02/2022 tentang
Indikator Tingkat Kinerja Daerah dan Ketentuan Umum Bagian
Dana Alokasi Umum Yang Ditentukan Penggunaannya Tahun
Anggaran 2023 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 1335);
27) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67 Tahun 2023 tentang
Insentif Fiskal Untuk Penghargaan Kinerja Tahun Berjalan Pada
Tahun Anggaran 2023 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2023 Nomor 510);
28) Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009 - 2029
(Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2009 Nomor 16);

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


29) peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2019 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Semesta
Berencana Provinsi Bali Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah
Provinsi Bali Tahun 2019 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Bali Nomor 2);
30) Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2019 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Semesta
Berencana Provinsi Bali Tahun 2018-2023 (Lembaran Daerah
Provinsi Bali Tahun 2019 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Bali Nomor 3);
31) Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 13 Tahun 2006
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Jembrana Tahun 2006 - 2025 (Lembaran
Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2006 Nomor 13, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 13), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana
Nomor 14 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Jembrana Nomor 13 Tahun 2006 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Jembrana Tahun 2006-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten
Jembrana Tahun 2012 Nomor 30, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Jembrana Nomor 30);
32) Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 11 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana Tahun
2012-2032 (Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2012
Nomor 27, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana
Nomor 27);
33) Peraturan Bupati Jembrana Nomor 44 Tahun 2023 tentang
Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Semesta Berencana
Tahun2023.
Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
BAB II

KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

Kerangka Ekonomi Makro daerah yang memuat arah kebijakan


ekonomi daerah dan arah kebijakan keuangan daerah akan memberi
gambaran tentang kondisi ekonomi daerah sebagai bagian dari
perekonomian regional, nasional maupun global. Kerangka Ekonomi
Makro Kabupaten Jembrana yang digunakan pada perubahan KUA
Tahun 2023 memuat Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2022 dan Proyeksi
Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2023 yang terdiri dari:

1) Laju Pertumbuhan Ekonomi


2) Laju Inflasi
3) Ketenagakerjaan
4) Kemiskinan
5) Ketimpangan Pendapatan
6) Indeks Pembangaunan Manusia (IPM)
7) Perkembangan Indikator Ekonomi Makro

Secara umum Kerangka Ekonomi Makro Kabupaten Jembrana


yang dituangkan pada KUA dan PPAS induk 2023 tidak mengalami
perubahan yang signifikan pada perubahan KUA dan perubahan PPAS.
Namun demikian, estimasi sumber-sumber pendapatan dari sektor
potensial dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan dalam
mengalokasikan anggaran secara efektif dan efisien untuk setiap program
kegiatan yang direncanakan.

II.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Arah kebijakan ekonomi daerah tidak lepas dari tren ekonomi


makro Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali serta Nasional serta
memperhatikan dinamika perekonomian global. Berdasarkan proyeksi
beberapa lembaga internasional, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih
diperkirakan membaik pada tahun 2022 dan cukup tinggi pada tahun
2023. Kondisi ini disertai dengan tingkat inflasi Indonesia yang masih
tergolong lebih rendah dibandingkan global. Bank Indonesia
Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
memperkirakan pertumbuhan ekonomi Bali akan menyamai level tahun
2019 di tahun 2023, dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun
2022 sebesar 4,6% dan dengan asumsi pertumbuhan PDRB konsisten 5%
setiap tahun. Sementara itu Bappenas memproyeksikan ekonomi Bali
akan pulih paling cepat 2025 (optimis) atau 2025 (moderat). Namun
demikian berdasarkan hasil pemaparan Outlook Ekonomi Jangka
Menengah 2023-2026 pada bulan Desember 2022 oleh Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Bali, tantangan yang akan dihadapi oleh
perekonomian Provinsi Bali di tahun 2023 dan 2024 ini adalah
menghadapi resesi global yang akan dialami sebagian negara-negara
berpengaruh di dunia. Setelah membaik di tahun 2022, diperkirakan di
tahun 2023 pertumbuhan ekonomi global akan tumbuh lebih rendah dari
perkiraan bahkan disertai resiko resesi di beberapa negara. Revisi ke
bawah pertumbuhan ekonomi terjadi di sejumlah negara maju terutama
AS dan Eropa, dan juga di Tiongkok. Perlambatan ekonomi global
dipengaruhi oleh berlanjutnya ketegangan geopolitik yang memicu
fragmentasi perekonomian, serta dampak pengetatan kebijakan moneter
yang agresif.

Mencermati perkembangan ekonomi global, nasional dan di


Provinsi Bali sekaligus untuk menjamin keberlanjutan arah
pembangunan daerah, maka penyesuaian/perubahan arah kebijakan
ekonomi Kabupaten Jembrana tahun 2023 harus sejalan dengan
kebijakan ekonomi nasional dan provinsi serta diselaraskan dengan arah
pembangunan yang tertuang dalam RPJMD Semesta Berencana 2021-
2026 tahun ke-3 (tiga) dengan tujuan pencapaian visi, misi dan program
Kepala Daerah untuk “Mewujudkan Masyarakat Jembrana Bahagia
Berlandaskan Tri Hita Karana”. Demi menunjang kinerja pemerintah
daerah dalam kaitannya dengan ekonomi daerah, perlu dilakukan analisis
kondisi perekonomian Kabupaten Jembrana secara menyeluruh untuk
menentukan strategi dan arah kebijakan menuju pencapaian tujuan
pembangunan.

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


II.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2022 dan Proyeksi Kondisi
Ekonomi Daerah Tahun 2023

Pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2022 tercatat sebesar 4,84%


karena didukung oleh pelonggaran PPLN yang diiringi dengan
berlanjutnya restrukturisasi, perkembangan pariwisata, (penambahan
jumlah maskapai, dan frekuensi direct flight), dan perkembangan
kapasitas pertambangan. Oleh karena itu proyeksi pertumbuhan ekonomi
juga akan sangat dipengaruhi oleh percepatan pemulihan dan
perkembangan pembiayaan ke depan. Meskipun demikian, ekonomi 2023
diperkirakan sedikit melambat akibat ketidakpastian ekonomi dan
ancaman resesi global. Pada tahun 2023, BI memperkirakan
perekonomian Bali akan tumbuh pada angka 4.40% hingga 5,20%.
Kondisi ini juga akan mempengaruhi perkembangan proyeksi ekonomi
daerah kabupaten/kota di Bali. Untuk merumuskan arah kebijakan
ekonomi daerah, perlu digambarkan kondisi ekonomi tahun 2021 – 2022
serta tantangan dan prospek perekonomian tahun 2023 – 2024

II.1.1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan PDRB dapat digunakan untuk mengukur


pertumbuhan ekonomi karena menunjukkan pertumbuhan produksi
barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dalam selang waktu
tertentu. Setelah sebelumnya sempat anjok di tahun 2020 akibat COVID-
19 hingga -4,96%, pada tahun 2021 PDRB Kabupaten Jembrana
meningkat menjadi -0,65% seiring dengan dilakukannya berbagai upaya
dan kebijakan pemulihan ekonomi. Penguatan ini didukung oleh stimulus
ekonomi yang diberikan kepada sektor usaha kerakyatan serta gencarnya
kegiatan vaksinasi sebagai upaya preventif terhadap penularan Covid-19.
Selanjutnya, penguatan ekonomi ini terus belanjut hingga di mencapai
angka 2,98% di tahun 2022.

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Gambar 2.1 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Jembrana 2018-2022

Sumber: BPS Kabupaten Jembrana

Meskipun secara struktur sektor pertanian masih mendominasi


PDRB, namun tidak dapat dipungkiri bahwa sektor transportasi dan
pariwisata memegang peranan penting bagi roda perekonomian
Kabupaten Jembrana. Kedua sektor ini merupakan yang paling terpuruk
pada era pandemi sehingga menyebabkan daerah dengan pendapatan
dominan dari kedua sektor pasti mengalami kontraksi pertumbuhan
ekonomi. Namun seiring dengan pengambilan kebijakan pemulihan sektor
ekonomi yang dilaksanakan pada tahun 2022, laju pertumbuhan
ekonomi di Jembrana perlahan-lahan mengalami penguatan.

Gambar 2.2 Struktur PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan lapangan


usaha. Sumber: BPS Kabupaten Jembrana
Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
Secara garis besar, lapangan usaha yang memberi kontribusi
terbesar masih sama dengan tahun sebelumnya yakni sektor Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan (sebesar 21,95%), sektor Transportasi dan
Pergudangan (sebesar 13,71%) dan sektor Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum (sebesar 11,88%). Dari ketiga sektor utama tersebut,
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum menjadi sektor yang
menunjukkan laju pertumbuhan positif terbesar (10,18%) dan jauh
meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan
aktivitas ekonomi di Kabupaten Jembrana mulai pulih pasca Pandemi
Covid-19. Memperhatikan data-data tersebut, pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Jembrana diproyeksikan bergerak positif di tahun 2023.

II.1.1.2 Laju Inflasi

Indikator lain yang digunakan untuk mengukur kondisi ekonomi


suatu daerah adalah dari nilai inflasi. Nilai inflasi di Kabupaten Jembrana
mengikuti nilai Inflasi Kota Singaraja (kota terdekat). Pada bulan
Desember 2022 Kota Singaraja tercatat mengalami inflasi sebesar 0,59
persen. Tingkat inflasi tahun 2022 tercatat sebesar 4,63 persen. Angka ini
masih berada di bawah tingkat inflasi Denpasar dan Nasional,
dibandingkan tingkat inflasi tiga tahun sebelumnya (2019 s.d. 2021) yang
selalu lebih tinggi dari tingkat inflasi nasional dan kota Denpasar.

Gambar 2.3 Struktur PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan lapangan


usaha. Sumber: BPS Kabupaten Jembrana
Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
Proyeksi inflasi Kabupaten Jembrana pada tahun 2022
diharapkan akan tetap terkendali pada kisaran kurang dari 2%. Tiga
kelompok pengeluaran yang diperkirakan mengalami inflasi tertinggi
adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau serta kelompok
Kesehatan. Pada semester ke II tahun 2023, seiring dengan proyeksi
membaiknya perekonomian Kabupaten Jembrana maupun Provinsi Bali
dan Nasional, implementasi serangkaian Program Pemulihan Ekonomi
Nasional diperkirakan akan berdampak pada kenaikan inflasi yang
diiringi dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi ke arah yang positif.
Untuk mencapai angka proyeksi yang telah ditetapkan, selain
dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah (administered price), karena inflasi
sangat ditentukan harga pasar, maka diperlukan penguatan koordinasi
serta dukungan kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terutama
untuk menjaga ketersediaan dan permintaan barang di daerah.

II.1.1.3 Ketenagakerjaan

Selain berdampak pada inflasi, pertumbuhan ekonomi suatu


wilayah diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
wilayah tersebut. Salah satu indikator peningkatan kesejahteraan
masyarakat adalah penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
Perkembangan ketenagakerjaan Kabupaten Jembrana untuk Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) berdasarkan data BPS selama tahun 2022.

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Gambar 2.4 Ketenagakerjaan Kabupaten Jembrana Tahun 2022,

Sumber: BPS Kabupaten Jembrana

Penurunan laju pertumbuhan ekonomi daerah akibat Pandemi


Covid-19 menyebabkan naiknya TPT Kabupaten Jembrana. Terlihat pada
gambar 2.4, TPT Kabupaten Jembrana meningkat tajam pada tahun 2020
sebagai akibat banyaknya pemutusan hubungan kerja akibat penurunan
ekonomi di hampir semua sektor. Sektor yang terkontraksi cukup tinggi
adalah sektor yang berkaitan dengan pariwisata, utamanya penyedia jasa
akomodasi dan makanan minuman. Seiring dengan penyesuaian
kehidupan masyarakat di era normal baru dan pengambilan kebijakan
peningkatan ekonomi nasional, pada tahun 2021-2022 telah terjadi
penurunan TPT menjadi 3,94. Penurunan ini terjadi akibat adanya
peningkatan pekerja sektor formal yang beralih ke sektor informal sejalan
dengan pengembangan dan penguatan sektor UMKM di masyarakat serta
menggeliatnya sektor pariwisata akibat penambahan jumlah kunjungan
wisata baik domestik maupun manca negara. Pada tahun 2023-2024
dimana pertumbuhan ekonomi diproyeksi akan mengalami pertumbuhan
positif akibat program Pemulihan Ekonomi Nasional akan memberikan
dampak optimisme penurunan angka TPT.

II.1.1.4 Kemiskinan
Dampak lain pandemi Covid-19 yang menyerang dalam kurun

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


waktu dua tahun terakhir juga terlihat dari meningkatnya angka
kemiskinan. Perhitungan kemiskinan di Indonesia oleh BPS
menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic
needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memnuhi kebutuhan dasar
makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi,
penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran
perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan. Penurunan pendapatan
akan berdampak pada penurunan pengeluaran masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan. Seiring
dengan penurunan laju ekonomi di hampir semua sektor serta
meningkatnya Tingkat Pengangguran Terbuka, dapat terlihat jika angka
kemiskinan di Kabupaten Jembrana tahun 2022 mengalami peningkatan
cukup signifikan.

Gambar 2.5 Profil Kemiskinan Kabupaten Jembrana Tahun 2022

Sumber: BPS Kabupaten Jembrana

Penurunan aktivitas ekonomi menyebabkan semakin susahnya


masyarakat miskin keluar dari kemiskinan, bahkan lebih buruk lagi
dengan munculnya masyarakat miskin baru karena terdampak Pandemi
Covid-19. Dari tahun 2018 hingga tahun 2020 angka kemiskinan terus
mengalami trend penurunan. Namun di tahun 2021-2022, kelompok
Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
probabilitas rentan miskin jatuh kedalam kategori penduduk miskin
baru, dimana angka kemiskinan yang sebelumnya sebesar 4,51%
meningkat menjadi 5,06% pada tahun 2021 dan naik naik menjadi 5,30%
pada tahun 2022. Dampak pembatasan kegiatan masyarakat selama
pandemi dan naiknya angka pengangguran telah mempengaruhi
peningkatan angka kemiskinan. Disisi lain, adanya pelonggaran kegiatan
ekonomi masyarakat dalam rangka penerapan kebijakan program
Pemulihan Ekonomi Nasional dan penguatan jaring sosial dengan
pemberian bantuan kepada penduduk miskin mampu untuk menahan
laju peningkatan kemiskinan. Pada semester II tahun 2023 dan 2024 laju
pertumbuhan ekonomi diprediksi mengalami peningkatan, maka prediksi
kemiskinan juga diprediksi akan mengalami penurunan.

II.1.1.5 Ketimpangan Pendapatan


Berbicara mengenai penduduk miskin yang terkatagori memiliki
rata-rata pengeluarkan perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan,
dengan asumsi pendapatan penduduk yang jauh dibawah standar,
ketimpangan pendapatan masyarakat di daerah juga menjadi salah satu
aspek yang perlu diperhatikan. Salah satu tujuan pembangunan adalah
tercapainya peningkatan pendapatan per kapita yang terdistribusi secara
merata dan dapat dinikmati oleh keseluruhan penduduk secara
seimbang.

Salah satu ukuran yang digunakan untuk menghitung derajat


ketidakmerataan distribusi pendapatan penduduk suatu wilayah adalah
indeks gini. Ketimpangan di Indonesia dihitung berdasarkan tingkat
pengeluaran riil per kapita. Perubahan tingkat ketimpangan penduduk
sangat dipengaruhi oleh besarnya variasi perubahan pengeluaran antar
kelompok penduduk. Apabila perubahan pengeluaran penduduk
kelompok bawah lebih cepat dibandingkan dengan penduduk kelompok
atas, maka ketimpangan pengeluaran akan membaik.

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Gambar 2.6 Gini Rasio Kabupaten Jembrana Tahun 2018-2022

Sumber: BPS Kabupaten Jembrana

Berdasarkan data pada gambar 2.6, gini rasio Kabupaten Jembrana


dari tahun 2018 sampai tahun 2022 cenderung fluktuatif, namun tetap
dalam rentang sedang dan rendah. Pada tahun 2023, sebagai dampak
dari penurunan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan angka
kemiskinan, diprediksi jumlah masyarakat dengan rata-rata pengeluaran
perbulan di bawah garis kemiskinan akan mengalami peningkatan,
sehingga jumlah penduduk yang mengalami ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya akan meningkat. Pada 40 persen
penduduk dengan pendapatan terendah penurunan pendapatan atau
bahkan penghilangan pendapatan akan berdampak pada pengeluaran
secara signifikan. Di sisi lain, penduduk pada 40 persen pendapatan
menengah dan 20 persen pendapatan atas diasumsikan juga akan
mengalami penurunan pendapatan. Namun di sisi pengeluaran
dimungkinkan perubahan komposisi pengeluaran yang digunakan
sebagai petunjuk terjadinya perubahan tingkat kesejahteraan pada
kelompok atas dan menengah akan mengalami penurunan yang lebih
lambat dibandingkan pada kelompok pendapatan rendah. Dari asumsi
ini, maka diprediksi tahun 2023 angka gini ratio akan mengalami sedikit
penurunan.

II.1.1.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Secara umum, pembangunan bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Aksesibilitas masyarakat terhadap hasil
Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
pembangunan seperti kesehatan, pendidikan, pendapatan, dan
sebagainya digambarkan dengan Indeks Pembangunan Manusia.

Gambar 2.7 IPM Kabupaten Jembrana Tahun 2018-2022

Sumber: BPS Kabupaten Jembrana

Melihat tren IPM Kabupaten Jembrana dari tahun 2018 sampai


dengan 2022, terus terjadi peningkatan nilai IPM hingga tahun 2022
dengan nilai 72,91 (berstatus tinggi). Jika dilihat dari keseluruhan
kabupaten/kota di Provinsi Bali, IPM Kabupaten Jembrana tahun 2022
berada di urutan lima, dibawah Kabupaten Tabanan dan sedikit di atas
Kabupaten Buleleng. Sesuai dengan tren selama 5 tahun terakhir
tersebut, ada optimisme bahwa pada semester ke II tahun 2023 dan 2024
prediksi IPM Kabupaten Jembrana juga dapat meningkat. Hal ini
diperkuat juga dengan prediksi peningkatan laju pertumbuhan ekonomi,
penurunan angka pengangguran dan penurunan angka kemiskinan
akibat adanya program Pemulihan Ekonomi Nasional dan pelonggaran
aktivitas kegiatan masyarakat di era normal baru.

II.1.1.7 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Kabupaten


Jembrana
Berdasarkan ulasan capaian indikator ekonomi makro dan proyeksi
yang telah diuraikan sebelumnya, secara umum perkembangan indikator
ekonomi makro Kabupaten Jembrana pada tahun 2020 s.d. 2022 adalah
sebagai berikut.

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


CAPAIAN
INDIKATOR
2020 2021 2022

Pertumbuhan Ekonomi -4.96 -0.65 2.98

Persentase Kemiskinan 4.51 5.06 5.30

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)


4.52 4.11 3.94

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


72.36 72.75 72.91

Gini Ratio 0.353 0.378 0.33

Tabel 2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Tahun 2020-2022

Sumber: Kabupaten Jembrana Dalam Angka

II.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2023

Tantangan dan prospek perekonomian di Kabupaten Jembrana


akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global, nasional,
serta di Provinsi Bali. Risiko dan tantangan perekonomian di tahun 2023
adalah tekanan inflasi global dan percepatan pemulihan laju
pertumbuhan ekonomi. Lebih rinci lagi faktor internal dan eksternal serta
proyeksi ekonomi global memiliki tantangan yang diperkirakan akan
dihadapi di tahun 2023, antara lain:

1) Masih rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia

Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia tergambar dari IPM


Kabupaten Jembrana yang berada di bawah Provinsi Bali. Jika
dilihat dari empat komponen pembentuk IPM, hanya angka
harapan hidup Kabupaten Jembrana yang berada di atas Provinsi
Bali. Angka Harapan Lama Sekolah, Angka Rata-rata Lama
Sekolah dan Pengeluaran perkapita Kabupaten Jembrana masih
berada di bawah provinsi. Tantangan ini memerlukan arah
kebijakan strategis dalam perencanaan tahun 2023 untuk
mengurangi ketimpangan dan mengejar ketertinggalan kualitas
SDM Kabupaten Jembrana melalui peningkatan IPM.

2) Masih tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Hingga tahun 2022, tingkat kemiskinan Kabupaten Jembrana
cenderung masih di atas tingkat kemiskinan Provinsi Bali, namun
berada di bawah capaian Nasional. Jika dibandingkan dengan
kabupaten/kota lainnya di Provinsi Bali, tingkat kemiskinan
Kabupaten Jembrana berada pada posisi ke-6. Sedangkan untuk
Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Jembrana di tahun
2022 walaupun lebih rendah dari Provinsi Bali namun jumlahnya
masih cukup tinggi di angka 3,94. Dua hal ini menjadi tantangan
tersendiri dalam perumusan perencanaan pembangunan di tahun
2023 untuk mampu menurunkan angka kemiskinan dan
pengangguran terbuka daerah.

3) Masih belum optimalnya pelayanan infrastruktur

Infrastruktur yang memadai merupakan kunci dari peningkatan


perekonomian dan kualtas sumber daya manusia. Peningkatan
infrastruktur menjadi penting untuk menghubungkan kawasan
produksi dengan kawasan distribusi, mempermudah akses ke
kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja baru dan
mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian rakyat.

4) Belum optimalnya tatakelola pemerintahan dan pelayanan publik


kepada masyarakat. Meningkatkan tata kelola pemerintahan
melalui perwujudan birokrasi yang profesional dengan cara
meningkatkan efektifitas kelembagaan perangkat daerah dan
meningkatkan kualitas sumber daya aparatur; peningkatan
kualitas ketenteraman dan ketertiban masyarakat dalam
kehidupan demokrasi dan sadar hukum; serta peningkatan
kinerja pemerintah daerah dengan penyederhanaan birokrasi
menjadi tantangan yang harus dapat dijawab dalam rangka
mencapai kemudahan investasi dan peningkatan kualitas
pelayanan di daerah guna mendukung upaya peningkatan
pertumbuhan ekonomi daerah.

Selain tantangan, beberapa hal yang diharapkan mampu

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


pendukung prospek perekonomian Kabupaten Jembrana di tahun 2023
antara lain:

1) Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jembrana tidak sepenuhnya


bergantung pada sektor pariwisata. Hal ini membuat imbas
perlambatan ekonomi di Kabupaten Jembrana tidak separah
kabupaten lain di Bali yang berfokus pada kegiatan pariwisata.
Kabupaten Jembrana memiliki potensi di bidang pertanian,
perkebunan dan perikanan yang dapat dioptimalkan untuk
mempercepat laju perekonomian daerah dan menanggulangi
dampak pandemi COVID-19. Jika sektor ini dikembangkan
potensinya dengan baik, diharapkan mampu menunjang
perekonomian daerah dan menambah pendapatan asli daerah
Kabupaten Jembrana.

2) Kinerja perekonomian daerah diperkirakan akan mengalami


pemulihan serangkaian dengan peningkatan laju pertumbuhan
ekonomi serta optimisme pelaku usaha dalam memulai usahanya
kembali.

3) Rencana pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi yang diharapkan


mampu menjamin pemerataan pertumbuhan ekonomi di Bali
sehingga sektor transportasi dan pariwisata dapat lebih
berkembang di Kabupaten Jembrana.

Dengan memperhatikan tren, tantangan dan daya dukung yang ada


di Kabupaten Jembrana serta arah kebijakan pemerintah pusat dan
pemerintah Provinsi Bali tahun 2023, maka Arah kebijakan makro tahun
2023 masih ditujukan untuk penguatan sektor strategis daerah setelah
mengalami dampak pandemi COVID-19 yakni percepatan pemulihan
ekonomi daerah, menurunkan tingkat kemiskinan, menurunkan tingkat
pengangguran terbuka, menurunkan gini ratio dan meningkatkan Indek
Pembangunan Manusia (IPM). Untuk mencapainya maka pada Perubahan
Kebijakan Umum anggaran Kabupaten Jembrana Tahun 2023 ditekankan
pada beberapa hal berikut:

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


1) Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), membangun SDM
pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi didukung dengan kerjasama industri
dan talenta global;

2) Peningkatan Infrastruktur dan Lingkungan Hidup dengan


melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan
kawasan produksi dengan kawasan distribusi, mempermudah
akses ke kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja baru, dan
mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian rakyat
serta peningkatan kualitas lingkungan hidup untuk
menanggulangi kerusakan lingkungan dan perubahan iklim.

3) Peningkatan perekonomian melalui optimalisasi daya saing


ekonomi dan kesempatan berusaha dengan memberikan
kemudahan perizinan berusaha dan insentif terkait investasi,
peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian dan
kemaritiman berdasarkan potensi daerah yang terintegrasi hulu-
hilir, meningkatkan potensi unggulan daerah yang berdaya saing
serta meningkatkan kemitraan usaha antara Usaha Mikro Kecil
dan Usaha Menengah Besar dan bantuan permodalan untuk
UMKM.

4) Peningkatan kinerja aparatur dan birokrasi melalui meningkatkan


tata kelola pemerintahan, peningkatan kualitas pelayanan publik
dan mempercepat implementasi kebijakan smart city untuk
menjamin pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang transparan
dan pelayanan publik yang prima melalui penerapan teknologi
informasi.

Berdasarkan ulasan mengenai kondisi perekonomian daerah,


tantangan dan prospek perekonomian tahun 2023 yang telah dijabarkan
sebelumnya, secara umum perkembangan indikator ekonomi makro
Kabupaten Jembrana pada tahun 2020 s.d. 2022 dan prediksi capaian
tahun 2023 adalah sebagai berikut:

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


CAPAIAN PROYEKSI

INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 Perubahan KUA
2023

Pertumbuhan Ekonomi -4.96 -0.65 2.98 5.56 (5.26 – 5.86) 5.56 (5.26 – 5.86)

Persentase Kemiskinan 4.51 5.06 5.30 3.82 (3.62 – 4.03) 3.82 (3.62 – 4.03)

Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) 4.52 4.11 3.94 3.00 (2.85 – 3.15) 3.00 (2.85 – 3.15)

Indeks Pembangunan 72.36 72.75 72.91 74.28 (74.08 – 74.48) 74.28


Manusia (IPM) (74.08 – 74.48)
Gini Ratio 0.353 0.378 0.33 0.323 (0.303 – 0.343) 0.323
(0.303 – 0.343)

Tabel 2.2 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Tahun 2020-2022 dan Proyeksi
Indikator Ekonomi Makro Kabupaten Jembrana Tahun 2023

Sumber: Kabupaten Jembrana Dalam Angka 2023 (data capaian tahun 2020-2022)

II.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Arah kebijakan keuangan daerah adalah kebijakan yang akan


ditempuh oleh pemerintah daerah berkaitan dengan pendapatan daerah,
belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Keuangan daerah memiliki
peranan penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah
khususnya pembiayaan pembangunan agar berjalan dengan baik. Oleh
karena itu, analisis mengenai kondisi dan proyeksi keuangan daerah
perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mendanai
rencana pembangunan. Dengan adanya analisis keuangan daerah yang
tepat akan menghasilkan kebijakan yang efektif dalam pengelolaan
keuangan daerah untuk pencapaian tujuan pembangunan.

Keuangan daerah harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis,


efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan
perundang-undangan dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan. Prinsip pengelolaan ini mengarahkan penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menggunakan pendekatan
kinerja untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara
optimal, dengan memperhatikan keseimbangan antara pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan
Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
pelayanan masyarakat. Oleh karena itu penyusunan anggaran dilakukan
berlandaskan efisiensi, efektivitas, tepat waktu pelaksanaan dan
penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan.

Arah kebijakan keuangan daerah berpedoman pada ketentuan


perundang-undangan, realisasi dan proyeksi pendapatan daerah serta
pertimbangan kemungkinan kebutuhan pendanaan di masa mendatang.
Arah kebijakan keuangan daerah meliputi arah kebijakan pengelolaan
pendapatan daerah, arah kebijakan pengelolaan belanja daerah dan arah
kebijakan pembiayaan belanja daerah.

II.2.1 Arah Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah


Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
adalah hak daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan
bersih dalam periode tahun anggaran berkenaan. Efektifitas
penyelenggaraan pemerintah tidak terlepas dari kapasitas keuangan yang
dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana. Kebijakan belanja
pembangunan daerah akan mempertimbangkan kapasitas fiskal yang
dimiliki. Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022
tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah, perlu adanya penyesuaian Pajak Daerah Retribusi Daerah
(PDRD) yang menjadi kewenangan kabupaten/kota serta potensi
pendapatan daerah yang sesuai dengan ketentuan tersebut. Arah
kebijakan keuangan daerah dalam kerangka peningkatan penerimaan
pendapatan daerah Kabupaten Jembrana antara lain:

1) Mengoptimalkan penerimaan pendapatan asli daerah melalui:

a. Meningkatkan potensi penerimaan pajak dan retribusi melalui


penyesuaian regulasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022
tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 35
Tahun 2023 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah dan

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Retribusi Daerah;

b. Ekstensifikasi dan intensifikasi pajak daerah, utamanya pajak


yang memiliki potensi besar seperti BPHTB, PBB-P2, Pajak
Hotel, Pajak Restoran, Parkir, dan Pajak Reklame;

c. Pembenahan manajemen penerimaan PAD, terutama berfokus


pada pembenahan data wajib pajak dan objek pajak,
kemudahan pembayaran pajak, menyiapkan SDM pemeriksa
pajak dan penilai objek pajak;

d. Melakukan inovasi melalui percepatan dan perluasan


digitalisasi/ elektronifikasi transaksi pemerintah daerah
khususnya dibidang pajak daerah dan retribusi daerah,
penyesuaian tarif untuk beberapa jenis pajak dan retribusi,
penyesuaian NJOP pada PBB-P2, pendekatan layanan pajak
daerah, keringanan pajak untuk wajib pajak dengan
persyaratan tertentu, dan lain-lain;

e. Mengembangkan kelembagaan pengelolaan keuangan daerah


sesuai dengan kebutuhan daerah, terutama pemantapan
kerangka regulasi dan kelembagaan pengelolaan pendapatan
daerah melalui Perangkat Daerah terkait.

2) Mengoptimalkan sumber pendapatan lain yang sah, seperti bagi


hasil deviden, jasa giro dan lain-lain;

3) Mengoptimalkan sumber pendapatan dari Transfer Pemerintah


Pusat dan Transfer Antar Daerah (Pemerintah Provinsi)

4) Mengembangkan alternatif-alternatif pembiayaan pembangunan


selain dari APBD, terutama mekanisme Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha dan Corporate Social Responsibility (CSR).

Arah kebijakan pendapatan daerah tidak lepas dari realisasi


pendapatan daerah semester pertama tahun 2023 seperti pada tabel
berikut:

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Jumlah

NO Uraian Realisasi Proyeksi Perubahan


Realisasi Tahun Realisasi Tahun Target Tahun 2023 Realisasi Semester Semester APBD 2023
2021 2022 (tahun berjalan) 1 2023 1 2023
(%)

(1) (2) (3) (4) (4) (5) (6) (7)

4 Pendapatan Daerah

4.1 Pendapatan Asli Daerah 185.003.035.370 175.993.267.582 159.318.495.549 82.560.586.415 51,82 216.803.007.173

4.1.1 Pajak Daerah 38.129.903.223 48.793.825.835 48.636.820.127 24.655.527.013 50,7 87.166.506.980

4.1.2 Retribusi Daerah 8.483.625.074 9.204.968.004 15.555.558.630 3.714.386.832 23,9 15.555.558.630

4.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 9.665.377.069 8.303.444.556 9.331.678.792 8.972.857.456 96,2 9.111.857.456

4.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 128.724.130.003 109.691.029.187 85.794.438.000 45.217.815.113 52,7 104.969.084.107

4.2 Pendapatan Transfer 841.856.179.239 919.698.952.459 869.949.514.543 425.166.244.572 48,9 882.527.060.831

4.2.1 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 736.019.994.868 787.808.597.949 728.662.874.000 377.801.365.514 51,8 718.066.226.397

4.2.1.1 Dana Perimbangan 653.090.567.868 719.734.722.949 666.352.069.000 331.654.461.614 49,8 655.755.421.397

4.2.1.2 Dana Insentif Daerah/ Insentif Fiskal 28.389.744.000 25.641.736.000 21.013.127.000 10.506.563.500 50 21.013.127.000

4.2.1.3 Dana Desa 54.539.683.000 42.432.139.000 41.297.678.000 35.640.340.400 86,3 41.297.678.000

4.2.2 Pendapatan Transfer Antar Daerah 105.836.184.371 131.890.354.510 141.286.640.543 47.364.879.058 33,5 164.460.834.434

4.2.02.01 Pendapatan Bagi Hasil 77.543.259.689 107.088.930.678 97.936.178.628 41.405.212.978 42,3 121.210.372.519

4.2.02.02 Bantuan Keuangan 28.292.924.682 24.801.423.832 43.350.461.915 5.959.666.080 13,7 43.250.461.915

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


4.3 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 40.634.399.000 - - - - -

4.3.1 Hibah 40.634.399.000 - - - - -

4.3.2 Dana darurat - - - - - -

4.3.3 Lain-lain pendapatan sesuai dengan ketentuan peraturan - - - - - -


perundang-undangan

JUMLAH PENDAPATAN DAERAH (4.1+4.2+4.3) 1.067.493.613.610 1.095.691.565.638 1.029.268.010.092 507.726.830.987 49,3 1.099.330.068.004

Tabel 2.3 Realisasi, Target dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2021 s.d. 2023

Sumber: SIPD/Simda NG (data diolah)

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Mencermati tabel 2.3. Rata-rata penerimaan pendapatan daerah pada
semester 1 tahun 2023 cukup baik yaitu sebesar 49,3% dimana realisasi
yang masih rendah dari Pendapatan Asli Daerah hanya Retribusi Daerah
(23,9%) dan dari pendapatan transfer antar daerah yaitu Bantuan
Keuangan (13,7%). Berdasarkan data tersebut maka diperlukan strategi
untuk mengoptimalkan penerimaan retribusi daerah dengan melakukan
evaluasi kinerja untuk mengidentifikasi permasalahan dan mencarikan
solusi.

II.2.1 Arah Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah


Belanja daerah sesuai ketentuan pada Peraturan Pemerintah
Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, terdiri dari Urusan
Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan. Belanja Daerah Tahun 2023
diarahkan pada pengelolaan belanja daerah yang dilaksanakan dengan
pola proporsional, efisien dan efektif dalam rangka pencapaian prioritas
dan sasaran pembangunan daerah. Arah pengelolaan belanja daerah
pada tahun 2023 antara lain:

1) Memprioritaskan belanja untuk pencapaian Standar Pelayanan


Minimal (SPM) dengan memperhatikan arahan visi dan misi
Kepala Daerah serta menyelaraskan dengan arah kebijakan
pembanguanan nasional dan arah kebijakan Provinsi Bali yang
dilakukan melalui pendekatan tematik, holistik, integratif dan
spasial yang menyasar pada prioritas pembangunan daerah;

2) Optimalisasi belanja daerah untuk mendanai pelaksanaan


program prioritas pembangunan secara efektif dan efisien yang
mendukung pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan pekerjaan
dan percepatan penurunan stunting (Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 72 Tahun 2021) serta pengentasan kemiskinan
ekstrim menjadi nol persen sesuai dengan Intruksi Presiden

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan
Penghapusan Kemiskinan Ekstrem;

3) Memprioritaskan belanja penyelenggaraan urusan pemerintah


lainnya yang mendukung kinerja pemerintah daerah dalam
mencapai sasaran prioritas pembangunan daerah.

Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019,


terdapat perbedaan struktur APBD yang mempengaruhi penyajian
realisasi dan proyeksi Belanja Daerah. Belanja Daerah tidak lagi
diklasifikasikan ke dalam Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.
Peraturan Pemerintah tersebut mengelompokkan Belanja Daerah menjadi
4 klasifikasi antara lain:

1) Belanja Operasi
Belanja operasi merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan
sehari-hari Pemerintah Daerah yang memberikan manfaat jangka
pendek. Belanja operasi dirinci kembali menjadi:

a. Belanja pegawai;
b. Belanja barang dan jasa;
c. Belanja bunga;
d. Belanja subsidi;
e. Belanja hibah; dan
f. Belanja bantuan sosial.
2) Belanja Modal
Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan
aset tetap dan aset lainnya yang memberikan manfaat lebih dari
satu periode akuntansi.

3) Belanja Tak Terduga


Belanja tak terduga merupakan pengeluaran anggaran atas beban
APBD untuk keperluan darurat termasuk keperluan mendesak
yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


4) Belanja Transfer
Belanja transfer merupakan pengeluaran uang dari Pemerintah
Daerah kepada pemerintah desa. Belanja transfer dirinci atas
jenis:

a. Belanja bagi hasil; dan


b. Belanja bantuan keuangan
Berdasarkan hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber
pendapatan daerah dan realisasi serta proyeksi pendapatan daerah 3
(tiga) tahun terakhir, realisasi belanja daerah tahun 2020-2021 serta
alokasi belanja daerah tahun 2022, maka arah kebijakan belanja daerah
pada tahun 2020-2024 dituangkan dalam tabel berikut:

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Jumlah

Realisasi Proyeksi Perubahan


NO Uraian Realisasi Semester
Realisasi Tahun 2021 Realisasi Tahun 2022 Target Tahun 2023 Semester 1 APBD 2023
1 Tahun 2023
2023 (%)

(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

5 Belanja

5.1 Belanja Operasi 878.167.543.354 877.968.599.857 922.173.712.550 368.568.400.905 39,97 976.452.790.928

5.1.1 Belanja Pegawai 465.003.429.661 426.227.679.239 455.169.590.080 213.664.715.155 46,94 450.127.391.910

5.1.2 Belanja Bunga - - - - - -

5.1.3 Belanja Subsidi - - - - - -

5.1.4 Belanja Barang dan Jasa 384.799.432.164 400.252.208.916 407.984.599.142 145.672.185.249 35,71 453.856.708.723

5.1.5 Belanja Hibah 15.620.003.010 42.522.016.663 55.289.482.676 6.711.940.000 12,14 67.377.453.843

5.1.6 Belanja Bantuan Sosial 12.744.678.519 8.966.695.039 3.730.040.652 2.519.560.500 67,55 5.091.236.452

5.2 Belanja Modal 82.211.432.945 128.377.652.064 85.924.760.167 14.928.400.688 18,25 82.477.364.507

5.2.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 16.160.291.657 30.238.731.393 22.133.865.732 5.338.057.031 24,12 22.623.532.972

5.2.3 Belanja Modal Gedung dan 37.983.040.650 39.191.542.663 30.392.119.000 1.420.511.946 4,67 27.888.639.000
Bangunan

5.2.4 Belanja Modal Jalan, Jaringan, dan 20.537.947.642 54.851.664.232 22.183.993.435 8.055.463.421 36,31 23.761.554.935
Irigasi

5.2.5 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 7.530.152.996 4.095.713.777 7.108.418.500 114.368.290 1,61 5.458.703.500

5.2.6 Belanja Modal Aset Lainnya - - 4.106.363.500 - - 2.744.934.100

5.3 Belanja Tidak Terduga 6.228.142.505 3.495.999.039 6.594.595.000 - - 2.594.595.000

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


5.3.1 Belanja Tidak Terduga 6.228.142.505 3.495.999.039 6.594.595.000 - - 2.594.595.000

5.4 Belanja Transfer 130.831.498.002 121.813.736.560 116.167.121.514 79.782.708.805 68,68 129.595.642.714

5.4.1 Transfer Bagi Hasil Pendapatan 17.256.931.305 15.849.047.960 15.538.518.014 6.215.407.205 40 17.143.831.514

5.4.2 Transfer Bantuan Keuangan 113.574.566.697 105.964.688.600 100.628.603.500 73.567.301.600 73,11 112.451.811.200

TOTAL JUMLAH BELANJA 1.097.438.616.806 1.131.655.987.520 1.130.860.189.231 463.279.510.398 40,97 1.191.120.393.149

SURPLUS/DEFISIT -27.108.293.371 -33.265.540.711 -101.592.179.139 (91.790.325.145)

Tabel 2.4 Realisasi dan Target/Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2020 s.d. 2023

Sumber: SIPD dan SIMDA NG (data diolah)

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


II.3.1 Arah Kebijakan Pengelolaan Pembiayaan Daerah

Arah kebijakan pembiayaan daerah meliputi kebijakan


penerimaan pembiayaan dan kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah.
Kebijakan penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan
kebijakan pemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun
sebelumnya (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan
kembali pemberian pinjaman, dan penerimaan piutang daerah sesuai
dengan kondisi keuangan daerah. Sumber penerimaan pembiayaan
daerah dapat berasal dari:

1) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya


(SiLPA) mencakup pelampauan penerimaan PAD, pelampauan
penerimaan pendapatan transfer, pelampauan penerimaan lain-
lain pendapatan daerah yang sah, pelampauan penerimaan
pembiayaan, penghematan belanja, kewajiban kepada pihak
ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan, dan sisa
dana akibat tidak tercapainya capaian target Kinerja dan sisa
dana pengeluaran pembiayaan.
2) Pencairan dana cadangan digunakan untuk menganggarkan
pencairan dana cadangan dari rekening dana cadangan ke
rekening kas umum daerah dalam tahun anggaran berkenaan,
dengan Jumlah yang dianggarkan sesuai dengan jumlah yang
telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang pembentukan
dana cadangan berkenaan.
3) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.
4) Penerimaan pinjaman daerah didasarkan pada jumlah pinjaman
yang akan diterima dalam tahun anggaran berkenaan sesuai
dengan yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman
bersangkutan. Penerimaan pinjaman daerah dapat bersumber
dari pemerintah pusat, pemerintah daerah lain, lembagan
keuangan bank, Lembaga keuangan bukan bank, dan/atau
masyarakat.
Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
5) Penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah digunakan
untuk menganggarkan penerimaan kembali pinjaman yang
diberikan kepada pihak penerima pinjaman sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
6) Penerimaan pembiayaan lainnya digunakan untuk
menganggarkan penerimaan pembiayaan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah mencakup


pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) daerah yang
telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah, pembayaran pokok utang
jatuh tempo, dan pemberian pinjaman daerah. Pengeluaran pembiayaan
dialokasikan pada hal-hal yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kemampuan keuangan daerah dan memenuhi kewajiban yang telah jatuh
tempo. Rincian pengeluaran pembiayaan daerah antara lain:

1) Pembayaran Cicilan Pokok Utang digunakan unuk


menganggarkan pembayaran pokok utang yang didasarkan pada
jumlah yang harus dibayarkan sesuai dengan perjanjian
pinjaman dan pelaksanaannya merupakan prioritas utama dari
seluruh kewajiban Pemerintah Daerah yang harus diselesaikan
dalam tahun anggaran berkenaan berdasarkan perjanjian
pinjaman.

2) Penyertaan Modal Daerah dapat dilakukan pada BUMD dan/atau


BUMN. Penyertaan Modal Daerah dapat dilaksanakan apabila
jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan
telah ditetapkan dalam perda mengenai penyertaan modal daerah
bersangkutan.

3) Dana Cadangan penggunaannya diprioritaskan untuk mendanai


kebutuhan pembangunan prasarana dan sarana daerah yang
tidak dapat dibebankan dalam 1 tahun anggaran. Dana
Cadangan dapat digunakan untuk mendanai kebutuhan lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dana
Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
Cadangan bersumber dari penyisihan atas Penerimaan Daerah
kecuali dari DAK, Pinjaman Daerah, dan Penerimaan lainnya
yang penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran tertentu
berdasarkan peraturan perundang- undangan.

4) Pemberian Pinjaman Daerah digunakan untuk menganggarkan


Pemberian Pinjaman Daerah yang diberikan kepada Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah lainnya, BUMD, badan usaha milik
negara, koperasi, dan/atau masyarakat.

5) Pengeluaran Pembiayaan lainnya digunakan untuk


menganggarkan pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tahun 2022,


Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun 2022 adalah sebesar
Rp.91.790.325.144,00 yang terdiri dari SiLPA terikat sebesar Rp.
51.600.745.440,52 dan SiLPA non terikat sebesar Rp. 40.189.579.704,11.
Adapun rincian target/proyeksi dan realisasi pembiayaan daerah
Kabupaten Jembrana tahun 2021 s.d. semester 1 tahun 2023 tersaji
dalam tabel berikut:

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Jumlah
NO
Jenis Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Realisasi Th. 2021 Realisasi Th. 2022 Target Th. 2023 Realisasi Semester 1 Proyeksi Perubahan
Th. 2023 Pembiayaan Th 2023

1 2 3 4 5 6 7

Pembiayaan Daerah

6.1 Penerimaan pembiayaan 32.509.293.371 134.476.737.091 106.992.179.139 92.760.325.144 97.190.325.145

6.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SiLPA) 27.109.293.371 129.876.737.091 101.592.179.139 91.790.325.144 91.790.325.145

6.1.2 Pencairan Dana Cadangan - - - -

6.1.3 Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan - - - -

6.1.4 Penerimaan pinjaman daerah - - - -

6.1.5 Penerimaan Kembali pemberian pinjaman 5.400.000.000 4.600.000.000 5.400.000.000 970.000.000 5.400.000.000

6.1.6 Penerimaan pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan - - - -

6.2 Pengeluaran pembiayaan 5.400.000.000 6.721.990.065 5.400.000.000 5.400.000.000 5.400.000.000

6.2.1 Pembayaran pokok utang - - - -

6.2.2 Penyertaan modal (Investasi) daerah - 2.121.990.065 - -

6.2.3 Pembentukan dana cadangan - - - -

6.2.4 Pemberian pinjaman daerah 5.400.000.000 4.600.000.000 5.400.000.000 5.400.000.000 5.400.000.000

6.2.5 Pengeluaran pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- - - - -


undangan

JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO 32.509.293.371 127.754.747.026 101.592.179.139 87.360.325.144 91.790.325.145

Tabel 2.5 Realisasi dan Target/Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2021 s.d. 2023 Sumber: SIPD (data diolah)

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


BAB III

ASUMSI DASAR PENYUSUNAN PERUBAHAN APBD TAHUN 2023

III.1 Asumsi Dasar Yang Digunakan Dalam Perubahan APBN Tahun


2023
Berdasarkan dokumen KEM PPKF Tahun 2023 yang memuat
gambaran awal sekaligus skenario arah kebijakan ekonomi dan fiskal
nasional tahun 2023, dimana perekonomian global dan nasional telah
mulai pulih dari krisis pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid19)
dengan meningkatnya aktivitas sosial ekonomi serta pelonggaran restriksi
perjalanan di seluruh dunia. Pemulihan ekonomi yang terjadi mendorong
peningkatan permintaan dan kenaikan harga-harga komoditas terutama
di kelompok energi dan pangan sehingga terjadi peningkatan inflasi yang
merata secara global. Kenaikan inflasi secara global diperparah dengan
terjadinya konflik geopolitik Rusia dan Ukraina yang memicu lonjakan
harga minyak serta komoditas lain secara signifikan. Dampak dari konflik
ini diperkirakan menjadi salah satu faktor risiko terbesar bagi
perekonomian global dan nasional ke depan yang harus diwaspadai.
Selain dari tren kenaikan inflasi global dan konflik geopolitik Rusia dan
Ukraina, beberapa risiko lain harus diwaspadai secara hati-hati seperti
pengetatan kebijakan moneter global, penurunan pertumbuhan ekonomi
serta ketidakseimbangan pola pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-
19.

III.1.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro (ADEM) Nasional tahun 2023

1) Pertumbuhan Ekonomi
Transisi pandemi menjadi endemi Covid-19 yang diharapkan
terjadi di tahun 2022 akan menjadi basis fundamental yang kuat
bagi pembangunan ekonomi di jangka pendekmenengah.
Ketidakpastian akibat fluktuasi jumlah kasus serta dampaknya
pada disrupsi aktivitas perekonomian dapat dieliminasi di tahun
2023. Kebijakan fiskal juga dapat kembali difokuskan untuk
Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
mendorong agenda reformasi struktural serta memperkuat
program perlindungan sosial bagi kelompok masyarakat miskin
dan rentan. Perputaran roda perekonomian yang semakin
resilien akan memberi optimisme pembangunan yang kokoh baik
di sisi konsumsi, investasi, maupun produksi. Hal ini kemudian
dapat mendorong penciptaan lapangan kerja yang berkualitas
dan masif serta meminimalkan dampak scarring effect dari
pandemi. Konsumsi rumah tangga masih akan terus
menunjukkan kinerja yang optimal. Di tengah periode
transformasi ekonomi, penciptaan lapangan kerja baru
diperkirakan akan semakin kuat baik untuk kelompok
masyarakat menengah maupun berpendapatan rendah.
Dorongan Pemerintah melalui program pengembangan kualitas
sumber daya manusia, termasuk program Kartu Prakerja, akan
sangat bermanfaat untuk mempersiapkan tenaga kerja dengan
kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha. Tingkat
upah diperkirakan terus membaik dan menopang pertumbuhan
konsumsi rumah tangga dari level yang terendah. Keberlanjutan
reformasi perlindungan sosial juga diharapkan terus efektif
dalam melindungi masyarakat miskin dan miskin ekstrem di
masa transformasi ekonomi. Selain itu, jenis konsumsi
masyarakat yang relatif tertekan di masa pandemi, seperti
belanja sandang, hiburan, dan pariwisata, juga akan
sepenuhnya pulih pada periode endemi di tahun 2023.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun 2023
diperkirakan mencapai kisaran 4,8 - 5,4 persen. PKP dalam
tahun 2023 diproyeksikan tumbuh positif di tengah upaya
konsolidasi fiskal. Alokasi belanja yang sebelumnya difokuskan
untuk penanganan pandemi dan stabilisasi perekonomian dapat
direalokasikan menjadi belanja yang lebih berkualitas serta
memiliki produktivitas tinggi. Belanja tersebut juga diharapkan
mampu menciptakan dampak pengganda (multiplier effect) yang

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


tinggi bagi keberlangsungan transformasi ekonomi. Selain itu,
kegiatan pelayanan birokrasi juga diperkirakan kembali
mencapai kapasitas optimalnya di tahun 2023. Pertumbuhan
PKP dalam tahun 2023 diperkirakan pada rentang 0,6 – 1,2
persen. Akselerasi transformasi ekonomi akan mendorong
pertumbuhan investasi di 2023. Aktivitas pembangunan
diperkirakan masih akan menjadi motor utama kinerja investasi
seiring dengan berlanjutnya pembangunan infrastruktur
prioritas, revitalisasi industri, dan penyelesaian pembangunan
PSN, termasuk pembangunan infrastruktur IKN Nusantara.
Program penerapan ekonomi hijau juga akan menambah sumber
investasi baru, terutama pada industri-industri pendukung
teknologi ramah lingkungan. Langkah reformasi struktural yang
konsisten, peningkatan kualitas SDM, keberlanjutan
pengembangan kawasan industri, dan peningkatan kemudahan
berusaha juga turut menyokong daya tarik ekonomi nasional
sebagai destinasi investasi utama di dunia. Perbaikan peran
intermediasi sektor keuangan juga akan turut memfasilitasi
perbaikan iklim investasi di dalam negeri. Investasi (PMTB)
tahun 2023 diproyeksikan tumbuh pada rentang 6,1 – 6,7
persen. Ekspor yang telah menjadi penopang pertumbuhan
ekonomi di masa krisis akibat pandemi, diperkirakan akan terus
melanjutkan tren pertumbuhan yang robust. Permintaan akan
produk unggulan nasional diproyeksikan masih tetap kuat,
meskipun di tengah moderasi pertumbuhan ekonomi global.
Transformasi ekonomi dalam mendorong nilai tambah produk-
produk sektor unggulan diharapkan dapat mendorong daya
saing dan pangsa pasar produk nasional di dunia. Promosi
global untuk mewujudkan ekonomi hijau juga akan
menstimulus pertumbuhan ekspor-ekspor produk terkait,
seperti hasil hilirisasi mineral dan kendaraan bermotor beremisi
rendah. Di sisi lain, dengan berevolusinya pandemi menjadi

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


endemi, tingkat kedatangan turis asing yang lebih tinggi juga
diharapkan dapat memperbaiki neraca perdagangan jasa
nasional. Sementara itu, aktivitas ekonomi domestik yang
semakin kuat mendorong tingginya permintaan bahan baku dan
barang modal yang bersumber dari impor. Ekspor dan impor
diperkirakan masing-masing tumbuh pada rentang 6,8 – 8,0
persen dan 6,6 – 7,8 persen. Dari sisi produksi, transformasi
ekonomi juga memiliki peranan penting dalam mendorong
kinerja sektor manufaktur dan perdagangan. Performa kedua
sektor ini diperkirakan menguat seiring dengan solidnya
permintaan dalam negeri maupun penguatan daya saing produk
dalam negeri pada pasar global. Upaya revitalisasi industri
diharapkan dapat efektif dalam mengembalikan peran sektor
manufaktur sebagai mesin pertumbuhan ekonomi nasional yang
berkelanjutan dan inklusif. Dorongan kepada penyerapan
produk manufaktur yang memiliki tingkat kandungan lokal yang
tinggi juga dilakukan, salah satunya melalui program
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Sektor
manufaktur dan perdagangan masing-masing diperkirakan
tumbuh pada kisaran 5,4 – 6,0 persen dan 5,0 – 5,6 persen pada
tahun 2023. Keberlanjutan pembangunan baik yang bersumber
dari sektor swasta maupun publik akan menopang kinerja
sektor konstruksi di tahun 2023. Perbaikan kondisi ekonomi
Indonesia serta kualitas infrastruktur yang signifikan akan
menstimulus geliat pembangunan. Pemanfaatan Kawasan
Industri existing maupun baru sebagai destinasi ekspansi usaha
berperan penting dalam inisiasi proyek-proyek konstruksi sektor
swasta. Sementara pemulihan kinerja BUMN sebagai agen
pelaksanaan proyek infrastruktur pemerintah dan didukung oleh
Indonesia Investment Authority (INA) akan berperan dalam
mendukung pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur prioritas
dan PSN Pemerintah. Sementara itu, keberlanjutan program-

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


program padat karya melalui K/L teknis serta pemerintah
daerah akan turut mendorong proyek konstruksi berskala
menengah-kecil di daerah. Mempertimbangkan potensi tersebut,
sektor konstruksi akan tumbuh pada kisaran 6,3 – 6,9 persen
pada tahun 2023. Pertumbuhan sektor pertambangan dan
penggalian akan didorong oleh hilirisasi dan meningkatnya daya
saing produk olahan tambang nasional. Sektor ini diperkirakan
mencatat tumbuh positif pada kisaran 3,2 – 3,5 persen di tahun
2023. Proses hilirisasi logam mineral seperti bauksit, timah,
tembaga, dan nikel yang dimulai sejak 2015 akan mampu
menjaga kinerja sektor pertambangan. Selain hilirisasi,
perkembangan sektor pertambangan juga akan didorong oleh
meningkatnya permintaan akan logam mineral yang terkait
dengan energi baru dan terbarukan seperti nikel. Permintaan
akan logam mineral ini terutama yang terkait dengan industri
baterai akan didorong oleh upaya pencapaian target
operasionalisasi mobil listrik secara bertahap dalam jangka
menengah. Efektivitas upaya penanganan pandemi menjadi
faktor penting dalam menumbuhkan kembali rasa kepercayaan
pada sektor pariwisata. Transisi pandemi menjadi endemi
merupakan momentum bagi pariwisata nasional untuk bangkit
dengan kuat. Langkah pengendalian pandemi yang selama ini
memberikan hasil positif juga menunjukkan bahwa Indonesia
merupakan destinasi pariwisata yang sangat layak untuk
dikunjungi kembali, terutama oleh turis mancanegara. Selain
itu, dukungan Pemerintah selama masa pandemi melalui
program PEN kepada sektor pariwisata juga berperan penting
dalam memberikan bantalan sekaligus mempersiapkan sektor
ini dalam menyerap potensi kenaikan aktivitas pariwisata dalam
jangka menengah. The International Air Transport Association
(IATA) memperkirakan bahwa angka perjalanan internasional
akan tumbuh signifikan pada tahun 2023, dan akhirnya

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


berpotensi melampaui level pra-pandemi pada tahun 2024.
Sektor penunjang pariwisata yaitu sektor jasa penyediaan
akomodasi dan makan minum serta sektor transportasi masing-
masing diproyeksikan tumbuh pada rentang 6,6 – 7,3 persen
dan 8,5 – 9,5 persen pada tahun 2023. Mempertimbangkan
potensi tersebut, perekonomian nasional di tahun 2023
diproyeksikan tumbuh kuat dengan tetap mewaspadai risiko
eksternal yang masih tinggi. Tensi geopolitik yang tinggi di tahun
2022 diperkirakan masih menyimpan risiko pada laju
pertumbuhan ekonomi global di tahun 2023. Perang antara
Rusia dan Ukraina yang terjadi hingga saat ini dapat
mengakibatkan disrupsi pasokan dunia yang berkepanjangan.
Selain itu akselerasi normalisasi kebijakan moneter AS juga
merupakan risiko tambahan bagi perekonomian dalam negeri.
Oleh karena itu, akselerasi transformasi ekonomi menjadi
mutlak untuk dilakukan. Dorongan produktivitas sektor-sektor
bernilai tambah tinggi dan mampu menyerap tenaga kerja secara
masif akan menjaga resiliensi perekonomian nasional serta
mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, inklusif,
dan berkelanjutan. Dengan dorongan tersebut, pertumbuhan
ekonomi di tahun 2023 diperkirakan pada kisaran 5,3 – 5,9
persen. Dalam jangka menengah, upaya reformasi struktural
diharapkan dapat terus menopang perekonomian berada di jalur
menuju Indonesia Emas 2045. Stabilitas makroekonomi yang
terjaga dengan baik serta pertumbuhan ekonomi yang lebih
stabil akan menjadi kunci untuk mendorong ekosistem
transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Selain
itu, kondisi politik yang terjaga secara kondusif terutama dalam
menghadapi perhelatan pemilihan umum tahun 2024 juga
sangat krusial dalam melanjutkan agenda reformasi struktural
dalam mewujudkan perekonomian yang lebih berdaya saing dan
produktif. Upaya peningkatan produktivitas nasional melalui

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


pemanfaatan tren kunci utama dan pelaksanaan agenda
reformasi struktural dilakukan untuk mewujudkan transformasi
ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Peluang tren kunci
utama berpotensi menjadi pengungkit pertumbuhan di jangka
pendek-menengah. Penerapan pola hidup baru akibat tingginya
kesadaran masyarakat akan aspek kesehatan diperkirakan akan
mendorong kebutuhan pasokan produk farmasi dan layanan
medis yang prima. Selain itu, lonjakan adopsi teknologi digital
selama pandemi juga diproyeksikan akan terus berlanjut dan
menjadi potensi tersendiri bagi laju perkembangan ekonomi
digital. Fenomena ini diharapkan dapat membentuk sektor jasa
nasional yang modern, bernilai tambah tinggi, dan mampu
menciptakan lapangan kerja yang layak. Selain itu, perubahan
peta investasi dan perdagangan dunia yang terjadi akibat dari
pandemi serta dinamika geopolitik menjadi kesempatan emas
bagi perekonomian nasional untuk menarik investasi di sektor-
sektor potensial serta mendongkrak partisipasi sektor
manufaktur domestik dalam Global Value Chain, termasuk
untuk industri mesin, elektronik, alat komunikasi, serta
hilirisasi mineral. Sementara itu, dorongan komunitas global
dalam mewujudkan ekonomi hijau juga semakin mengemuka.
Indonesia yang memiliki sumber daya hayati yang sangat besar
berpotensi memproduksi Nilai Ekonomi Karbon (NEK) secara
signifikan. Selain itu, inisiatif Pemerintah untuk mulai
menerapkan pola perdagangan emisi, salah satunya melalui
pengenaan pajak karbon, menjadikan Indonesia sebagai negara
terdepan dalam penerapan ekonomi hijau. Arah pertumbuhan
investasi kepada sektor energi terbarukan dapat mendorong
percepatan pembangunan ekonomi yang ramah lingkungan serta
akselerasi hilirisasi sumber daya alam nasional untuk
mendukung teknologi energi terbarukan.
2) Inflasi

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Perkiraan laju inflasi domestik 2023 tetap berada pada kisaran
3,0±1,0 persen, masih sesuai dengan sasaran inflasi yang telah
ditetapkan. Kondisi harga komoditas global yang diperkirakan
mulai melandai memengaruhi pergerakan harga-harga
komoditas domestik ke depan di tengah proses pemulihan
ekonomi nasional yang terus berlangsung. Aktivitas ekonomi
sosial masyarakat yang semakin membaik diperkirakan terus
berlanjut, terutama pada masa HBKN Ramadan dan Idul Fitri
serta Natal dan Tahun Baru. Stabilitas inflasi pangan yang terus
diupayakan juga mendorong semakin terkendalinya pergerakan
harga pangan, terutama dari sisi ketersediaan dan kelancaran
distribusi antarwilayah yang mendorong menurunnya disparitas
harga. Meskipun begitu, volatilitas harga pangan masih tetap
menjadi tantangan seiring dengan dinamika perubahan cuaca
dan iklim serta karakteristik komoditas pangan yang bersifat
musiman. Selain itu, kebijakan administered price juga menjadi
komponen krusial sehingga Pemerintah akan terus berhati-hati
dalam pengambilan kebijakan harga energi domestik. Dengan
tetap berfokus tujuan utama meningkatkan ketepatan sasaran
subsidi energi, kebijakan akan dirancang untuk mengedepankan
sisi keadilan dan keberlanjutan kondisi fiskal secara jangka
panjang dengan tetap mempertimbangkan kondisi daya beli
masyarakat secara umum. Secara jangka menengah, Pemerintah
tetap berkomitmen untuk menjaga laju inflasi agar tetap berada
dalam tren menurun dan stabil sebagai dukungan terhadap
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sebagai upaya
mencapai target, Pemerintah menetapkan sasaran inflasi dengan
tren menurun ditujukan untuk menjangkar ekspektasi inflasi
masyarakat pada level yang stabil dan rendah. Meskipun
ditetapkan menurun, laju inflasi diperkirakan tetap dapat
memberikan ruang bagi dunia usaha untuk berkembang tanpa
memberikan tekanan yang besar pada di sisi permintaan.

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Pencapaian tren tingkat inflasi tersebut tetap harus didukung
oleh terobosan dalam mengatasi isu struktural pangan serta
pengelolaan inflasi administered price yang hati-hati yang juga
masih menjadi tantangan hingga sekarang. Oleh karena itu,
Pemerintah dan BI akan terus berupaya meningkatkan sinergi
dan koordinasi guna pelaksanaan bauran kebijakan yang
mendukung penciptaan laju inflasi jangka menengah yang
rendah dan stabil pada rentang sasaran inflasi pada 2024 –
2026.
3) Nilai Tukar Rupiah
Pergerakan nilai tukar Rupiah pada tahun 2023 masih akan
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari global dan domestik.
Dari sisi global, keberlanjutan pengetatan kebijakan moneter
yang dilakukan oleh negara maju maupun berkembang masih
akan mewarnai dinamika di pasar keuangan global. Potensi
risiko utamanya akan terjadi pada periode kenaikan suku bunga
acuan oleh The Fed yang diperkirakan masih berlanjut di tahun
2023 sebagai langkah untuk menurunkan kembali inflasi AS ke
level 2 persen dalam jangka menengah. Masih adanya potensi
risiko geopolitik juga dapat menambah ketidakpastian di pasar
keuangan global. Sejumlah risiko ini diperkirakan akan
memengaruhi volatilitas dan pengetatan likuiditas di pasar
keuangan global dan berdampak pada pergerakan aliran modal
dan nilai tukar di negara emerging markets, termasuk Indonesia.
Selain itu, adanya potensi perlambatan perekonomian Tiongkok
sebagai major trading partner utama Indonesia dan risiko
normalisasi harga komoditas ekspor juga akan menjadi
tantangan tersendiri pada pergerakan nilai tukar Rupiah,
dengan terbatasnya suplai valas yang berasal dari kinerja
ekspor. Di sisi lain, kegiatan importasi diperkirakan masih akan
meningkat sejalan dengan pulihnya ekonomi domestik, sehingga
akan turut menambah kebutuhan terhadap valas. Dalam jangka

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


menengah, pergerakan nilai tukar Rupiah masih akan
dipengaruhi faktor fundamental ekonomi domestik maupun
dinamika di pasar keuangan global. Berbagai tantangan dan
risiko yang berasal dari eksternal, seperti prospek pertumbuhan
ekonomi global yang moderat dan belum merata serta risiko
geopolitik, diperkirakan akan menyebabkan sentimen terhadap
pergerakan nilai tukar Rupiah. Selain itu, perekonomian
domestik yang akan terus membaik berimplikasi pada tingginya
kegiatan importasi sehingga akan memengaruhi tingkat
permintaan valas di dalam negeri. Kebutuhan valas juga
diperkirakan berasal dari kenaikan pembayaran bunga utang
luar negeri khususnya sebagai dampak peningkatan pembiayaan
selama pandemi Covid-19. Meski demikian, fundamental
perekonomian domestik yang didukung dengan transformasi
ekonomi dan reformasi struktural secara berkelanjutan
diharapkan akan menjadi kunci utama dalam menarik
kepercayaan investor. Penguatan kinerja ekspor melalui upaya
peningkatan produksi yang bernilai tambah diharapkan dapat
menopang pasokan valas di pasar domestik yang lebih sustain.
Dari sisi kebijakan Pemerintah, strategi dalam menyusun
kebijakan fiskal yang responsif dalam menghadapi tantangan ke
depan, salah satunya melalui strategi pembiayaan yang prudent,
juga diharapkan dapat menjaga persepsi positif investor
terhadap perekonomian domestik. Koordinasi antara otoritas
terkait di sektor keuangan dalam wadah KSSK juga penting
dilaksanakan secara berkelanjutan untuk memonitor kondisi
pasar keuangan domestik dan mengambil langkah antisipatif
guna menjaga stabilitas makroekonomi. Upaya penguatan
program pendalaman pasar keuangan dan pelaksanaan
reformasi struktural di sektor keuangan juga diharapkan dapat
menopang sistem keuangan domestik yang lebih kondusif. Selain
itu, sinergi antara kebijakan fiskal dengan moneter juga terus

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


diarahkan untuk dapat merespons berbagai tantangan dari
global, namun dengan tetap mengutamakan dukungan dalam
upaya menjaga stabilitas perekonomian dan inflasi dalam level
yang rendah. Pada akhirnya, berbagai upaya tersebut
diharapkan dapat mendukung pasokan valuta asing di pasar
keuangan domestik dan dapat menjaga stabilitas nilai tukar
Rupiah, di tengah masih adanya risiko global. Dengan
mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, rata-rata nilai
tukar Rupiah sepanjang tahun 2023 diperkirakan akan berada
pada kisaran Rp14.300 – 14.800 per USD dan relatif stabil
dalam jangka menengah di tahun 2024 sampai 2026.
4) Suku Bunga SUN 10 Tahun
Dalam jangka menengah, tingkat suku bunga SUN 10 tahun
diperkirakan masih berfluktuasi seiring masih tingginya
ketidakpastian pasar keuangan global. Kondisi ini terutama
dipengaruhi oleh berlanjutnya kebijakan normalisasi moneter
negara maju untuk mengatasi tekanan inflasi yang terus
meningkat sejalan dengan pemulihan global yang terus
berlanjut. Sejumlah bank sentral negara maju, terutama The Fed
diperkirakan kembali menaikkan suku bunga acuan setidaknya
hingga akhir 2023. Selain itu, risiko geopolitik juga turut
memberi tekanan pada volatilitas pasar keuangan global. Dari
sisi domestik, berlanjutnya tren pemulihan yang ditopang oleh
stabilitas makroekonomi akan mendukung kinerja tingkat suku
bunga SUN 10 tahun. Berbagai upaya reformasi struktural,
termasuk penguatan peran sektor keuangan dan pendalaman
pasar keuangan domestik, diharapkan dapat menarik minat
investor untuk berinvestasi pada surat utang Pemerintah.
Konsolidasi fiskal yang akan dimulai di 2023 serta dukungan
strategi pembiayaan yang prudent juga diperkirakan dapat
menjaga kinerja tingkat suku bunga SUN 10 tahun. Berdasarkan
dinamika tersebut, tingkat suku bunga SUN 10 tahun di 2023

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


diperkirakan berada pada kisaran 7,34 – 9,16 persen. Perkiraan
tingkat suku bunga SUN 10 tahun ke depan yang berfluktuasi
dalam level moderat tentunya akan terus dipengaruhi oleh
kondisi pasar keuangan global serta kebutuhan fiskal untuk
membiayai pembangunan. Potensi penurunan tingkat suku
bunga SUN 10 tahun dalam jangka menengah diperkirakan
masih dapat terjadi seiring perbaikan fundamental
perekonomian domestik, meskipun dibayangi oleh berbagai
risiko ketidakpastian global.
5) Harga Minyak Mentah Indonesia
Setelah mengalami gejolak, harga minyak mentah Indonesia
(Indonesian Crude Price/ICP) diperkirakan melandai pada 2023.
Secara fundamental, harga minyak mentah dunia diperkirakan
mengalami penurunan dipengaruhi oleh permintaan yang tetap
tumbuh positif di tengah terus membaiknya sisi produksi. Tren
positif sisi permintaan didorong oleh aktivitas industri dan
mobilitas global yang meningkat seiring pemulihan ekonomi
yang terus berlanjut. Di sisi lain, sisi produksi semakin membaik
didorong oleh semakin kondusifnya dunia usaha migas
tercermin dari semakin meningkatnya aktivitas rig-rig minyak
baik di negara OPEC+ maupun non-OPEC+, terutama Amerika
Serikat. Hal ini berdampak pada meningkatnya cadangan
minyak global sehingga menjadi faktor yang mendorong harga
minyak melandai. Meskipun diperkirakan mengalami
penurunan, sisi nonfundamental masih dapat membayangi
pergerakan harga minyak mentah seiring risiko geopolitik yang
berkepanjangan sehingga memunculkan sentimen negatif.
Ketidakpastian tersebut mendorong pergerakan harga minyak
dapat berfluktuasi dan masih diliputi oleh ketidakpastian.
Mempertimbangkan perkembangan harga minyak mentah
tersebut, ICP juga diperkirakan bergerak melandai pada 2023
mengikuti tren harga minyak utama dunia. Perkiraan ICP pada

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


2023 bergerak pada kisaran USD80 - 100/barel. Perkembangan
harga minyak dalam jangka menengah akan dipengaruhi faktor
fundamental, yaitu sisi permintaan dan penawaran, serta
geopolitik. Sisi fundamental diperkirakan dipengaruhi oleh
gerakan transisi energi dengan penggunaan energi yang lebih
ramah lingkungan. Meskipun begitu, permintaan bahan bakar
fosil akan tetap berfluktuasi seiring transisi energi yang
membutuhkan waktu dalam jangka panjang. Aktivitas ekonomi
global yang semakin membaik seiring pemulihan pasca pandemi
Covid-19 masih akan mendorong kenaikan permintaan diiringi
oleh perbaikan sisi produksi. Dengan semakin meningkatnya
penggunaan energi alternatif dan semakin canggihnya teknologi
eksplorasi, harga ICP diperkirakan akan termoderasi dalam
jangka menengah.
6) Lifting Minyak dan Gas Bumi
Upaya peningkatan kinerja hulu migas terus diupayakan dengan
berbagai bauran kebijakan untuk melanjutkan upaya
transformasi menuju pencapaian 1 juta barel minyak per hari
dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari di tahun 2030.
Target ini diperlukan untuk meningkatkan produksi jangka
menengah dan jangka panjang, mengurangi defisit transaksi
berjalan, dan menjaga ketahanan energi nasional. Berbagai
upaya terus dilakukan guna mendorong tingkat produksi yang
lebih tinggi, antara lain mencakup aktivitas pengeboran, kerja
ulang, perawatan sumur, serta optimalisasi fasilitas produksi.
Pemanfaatan teknologi produksi, seperti Enhanced Oil Recovery
(EOR) juga akan terus didorong dalam rangka menahan tingkat
penurunan alamiah lapangan migas nasional. Di samping itu,
percepatan plan of development dan komersialisasi proyek-
proyek utama juga diharapkan dapat mengubah cadangan
sumber daya yang ada menjadi tambahan produksi dan lifting.
Mempertimbangkan upaya kapasitas produksi sektor migas

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


maka lifting minyak bumi dan gas bumi masing-masing
diperkirakan 619 – 680 ribu barel per hari (bph) dan 1.019 –
1.107 ribu barel setara minyak per hari (bsmph) dalam tahun
2023.
Secara lebih jelas Asumsi Dasar Ekonomi Makro Jangka Menengah
Nasional dari tahun 2023 sampai dengan tahun 2026 adalah seperti
tabel berikut:

Tabel 3.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Jangka Menengah

III.1.2 Sasaran dan Indikator Pembangunan Nasional 2023

Perkembangan indikator kesejahteraan jangka menengah tentunya


harus selaras dengan upaya pencapaian visi Indonesia 2045 yang salah
satunya berorientasi pada pembangunan manusia. Di sisi lain,
pencapaian target jangka menengah Indonesia pun harus selaras dengan
keseluruhan agenda pembangunan berkelanjutan (Sustainable
Development Goals/SDGs) yang merupakan cita-cita masyarakat dunia
pada tahun 2030. Dengan terbatasnya sumber daya yang dimiliki,
prioritas terhadap keselarasan target pembangunan nasional dengan
SDGs pun perlu dilakukan. Oleh karena itu, Pemerintah melalui
Bappenas menetapkan target yang berfokus pada isu kunci yang
memiliki daya ungkit paling besar dan paling relevan dengan tantangan
pembangunan Indonesia, diantaranya yang terkait dengan isu-isu
perlindungan sosial, kesehatan, dan pendidikan. Dalam jangka

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


menengah, sesuai dengan RPJMN 2020 – 2024, tingkat kesejahteraan
masyarakat Indonesia diperkirakan terus membaik. Tingkat kemiskinan
Indonesia pada tahun 2024 diprediksi berada pada rentang 6,0 persen –
7,0 persen dan Rasio Gini pada rentang, 0,360 – 0,374. Dari sisi
ketenagakerjaan, TPT diproyeksikan terus berada dalam tren menurun
hingga mencapai level 3,6 persen - 4,3 persen. Sementara itu, fokus
terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) terlihat dari
proyeksi nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terus meningkat
hingga mencapai angka 75,54. Perbaikan keseluruhan indikator tersebut
merupakan dampak dari perbaikan kondisi makro yang meningkatkan
kualitas pertumbuhan Indonesia menjadi semakin inklusif dan
berkualitas. Kementerian PPN/Bappenas juga telah menerbitkan Peta
Jalan SDGs Indonesia menuju pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan pada 2030. Terdapat dua skenario dalam pencapaian
target tersebut, yaitu skenario BaU dan skenario intervensi. Mengingat
dampak pandemi Covid-19, skenario BaU yang akan digunakan sebagai
acuan. Dalam peta jalan tersebut digambarkan bahwa untuk mencapai
target tingkat kemiskinan sebesar 5,73 persen di tahun 2030, pada
tahun 2026 proyeksi tingkat kemiskinan Indonesia berada pada rentang
6,5 - 7,0 persen. Sementara itu, untuk mencapai Rasio Gini sebesar
0,379 pada tahun 2030, Rasio Gini pada tahun 2026 digambarkan
berada pada kisaran 0,375 – 0,385. Dari sisi ketenagakerjaan, pada
tahun 2030, TPT diperkirakan akan mencapai 4,7 persen. Untuk
mencapai hal tersebut, TPT pada tahun 2026 diperkirakan berada pada
rentang 4,7 – 5,0 persen.

III.1.3 Arah dan Strategi Kebijakan Makro Fiskal Nasional

Esensi kebijakan makro fiskal jangka menengah diarahkan untuk


merespons dinamika perekonomian, menjawab tantangan struktural dan
mendukung pencapaian target pembangunan secara optimal. Selaras
dengan hal tersebut maka pengelolaan fiskal dalam jangka menengah
senantiasa didorong agar efektif untuk menstimulasi perekonomian dan
mewujudkan peningkatan derajat kesejahteraan dengan tetap menjaga
Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
keberlanjutan fiskal dalam jangka menengah-panjang. Untuk itu APBN
sebagai instrumen utama kebijakan fiskal diarahkan lebih fokus pada
program prioritas, efisien dan berdaya tahan sehingga keberlanjutan
fiskal dapat dijaga baik dalam perspektif jangka pendek, menengah dan
panjang. Berkenaan dengan hal tersebut maka kerangka kebijakan fiskal
jangka menengah mempunyai nilai strategis sebagai aggregate control
untuk menjaga konsistensi dan keselarasan antara kebijakan jangka
pendek, menengah, dan jangka panjang. Mencermati perkembangan
perekonomian terkini baik global dan domestik, dan tantangan
struktural serta prospek perekonomian ke depan, maka kebijakan fiskal
jangka menengah difokuskan selain untuk merespons permasalahan
yang berkembang saat ini, juga sekaligus mengatasi masalah
fundamental. Permasalahan yang berkembang saat ini dan perlu
direspons secara cepat dan tepat adalah mendorong efektivitas
penanganan Covid19 dan mengantisipasi dampak kenaikan harga
komoditas akibat konflik geopolitik Rusia - Ukraina dan dinamika
geopolitik lainnya. Sementara itu, permasalahan fundamental yang perlu
diatasi adalah perlunya mendorong transformasi ekonomi untuk
peningkatan kapasitas produksi dan daya saing, melalui reformasi
struktural. Dalam penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan
ekonomi, Pemerintah tetap konsisten mengatasi pandemi agar proses
recovery sosial-ekonomi dapat diakselerasi. Respons kebijakan yang
ditempuh pemerintah di masa pandemi dilakukan secara sistematis dan
terstruktur melalui penahapan yang jelas yaitu extraordinary policy,
reopening policy, recovery and reform policy. Hal ini dilanjutkan dengan
langkah konsolidasi fiskal secara bertahap untuk mendukung pemulihan
ekonomi dan keberlanjutan fiskal jangka menengah-panjang. Dengan
demikian, langkah konsolidasi fiskal merupakan satu kesatuan
kebijakan yang utuh dari serangkaian kebijakan dalam rangka
penanganan Covid-19. Konsolidasi ini merupakan upaya menjaga
konsistensi kebijakan untuk percepatan recovery dan sekaligus
memelihara keberlanjutan fiskal. Di masa pandemi, APBN telah bekerja

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


keras untuk menahan dampak negatif dari pandemi Covid-19 terhadap
perekonomian. Pada masa awal berlangsungnya pandemi, perekonomian
Indonesia terkontraksi sebesar 2,07 persen di tahun 2020. Meskipun
capaian pertumbuhan tersebut jauh di bawah target APBN 2020 sebesar
5,3 persen, capaian pertumbuhan ekonomi tersebut relatif lebih baik
dibandingkan dengan banyak negara lainnya yang terkontraksi jauh
lebih dalam. Kerja keras APBN terus berlanjut di tahun 2021 terutama
dalam mendukung akselerasi pemulihan ekonomi. Hal ini antara lain
terefleksi dari pertumbuhan ekonomi tahun 2021 yang mencapai 3,07
persen, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tren
pemulihan yang berlanjut juga terlihat pada perbaikan tingkat
kesejahteraan. Persentase penduduk miskin pada September 2021 telah
berhasil ditekan menjadi 9,71 persen, lebih rendah dari periode yang
sama tahun sebelumnya (10,19 persen). Dengan kata lain, program
pemulihan ekonomi dan perluasan perlindungan sosial telah berhasil
menyelamatkan sekitar 1,05 juta orang dari kemiskinan.

Gambar 3.1 Dinamika Pengelolaan Fiskal 2020-2023

Kebijakan Pemerintah berhasil menahan laju pemburukan perekonomian


meskipun memiliki dampak terhadap peningkatan risiko fiskal. Kenaikan
risiko fiskal didorong oleh penurunan penerimaan perpajakan dan
kenaikan belanja yang signifikan. Realisasi penerimaan perpajakan tahun
Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
2020 hanya mencapai 8,32 persen PDB, lebih rendah dibandingkan
dengan rata-rata penerimaan perpajakan periode 2015-2019 (10,2
persen). Di sisi lain, realisasi belanja negara tahun 2020 mencapai 16,81
persen PDB, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata belanja
negara periode 2015-2019 (15,00 persen). Implikasinya, realisasi defisit
anggaran melebar hingga mencapai 6,14 persen PDB pada tahun 2020,
jauh di atas kondisi normal di mana rata-rata defisit anggaran periode
2015-2019 mencapai 2,3 persen PDB. Konsekuensi kenaikan defisit
anggaran telah mendorong peningkatan rasio utang. Pada tahun 2020
rasio utang mencapai 39,38 persen PDB, meningkat dibandingkan dengan
tahun 2019 yang mencapai 30,23 persen PDB. Namun demikian, jika
dibandingkan dengan negara emerging markets lainnya, tingkat rasio
utang Indonesia masih berada di level moderat. Hal ini menunjukkan
pertambahan rasio utang Indonesia masih terkendali. Sementara itu, di
tengah upaya akselerasi pemulihan ekonomi, konflik geopolitik
RusiaUkraina berpotensi menambah risiko fiskal. Perang Rusia-Ukraina
di awal tahun 2022 memacu kenaikan harga komoditas global terutama
harga komoditas energi dan pangan. Kenaikan harga tersebut mendorong
peningkatan inflasi akibat disrupsi rantai pasok global. Risiko ini
tertransmisi ke perekonomian domestik yang ditandai dengan kenaikan
harga komoditas dalam negeri. Inflasi pada bulan Maret 2022 tercatat
sebesar 1,2 persen (ytd), 0,66 persen (mtm), atau 2,6 persen (yoy). Pada
sektor energi, kenaikan harga energi internasional berimplikasi pada
kenaikan biaya produksi energi di dalam negeri. Namun demikian,
Pemerintah berusaha menjaga stabilitas harga di masyarakat sehingga
berpotensi meningkatkan belanja subsidi dan berdampak pada pelebaran
defisit anggaran.

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Gambar 3.2 Perkembangan Indikator Makro Fiskal

Dalam rangka menjaga efektivitas dan keberlanjutan fiskal, maka arah


kebijakan makro fiskal jangka menengah panjang berfokus pada
penguatan efektivitas anggaran prioritas untuk peningkatan kualitas
SDM, percepatan pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi,
revitalisasi industri, dan pengembangan ekonomi hijau. Sejalan dengan
arah kebijakan prioritas jangka menengah tersebut, maka postur makro
fiskal jangka menengah adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Postur Makro Fiskal Jangka Menengah (% PDB)

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


III.2 Asumsi dasar yang digunakan dalam APBD

Selain memperhatikan dan mencermati Asumsi Dasar Ekonomi Makro


(ADEM) nasional tahun 2023, dalam penyusunan rancangan Perubahan
APBD tahun anggaran 2023 yang terukur dan rasional maka perlu juga
untuk mencermati asumsi-asumsi dasar yang digunakan Ekonomi Makro
Kabupaten Jembrana tahun 2023 (seperti yang sudah dijelaskan pada
BAB II), terdiri dari Pertumbuhan Ekonomi, Persentase Kemiskinan,
Tingkat Pengangguran Terbuka, Indeks Pembangunan Manusia (IPM, Gini
Ratio, Inflasi, PDRB dan Pendapatan Daerah Kabupaten Jembrana,
antara lain sebagai berikut:

Asumsi Dasar Ekonomi Makro Kabupaten Jembrana

NO INDIKATOR
Induk 2023 Perubahan 2023

1 Pertumbuhan Ekonomi 5.56 (5.26 – 5.86) 5.56 (5.26 – 5.86)

2 Persentase Kemiskinan 3.82 (3.62 – 4.03) 3.82 (3.62 – 4.03)

Tingkat Pengangguran Terbuka


3 3.00 (2.85 – 3.15) 3.00 (2.85 – 3.15)
(TPT)

Indeks Pembangunan Manusia


4 74.28 (74.08 – 74.48) 74.28 (74.08 – 74.48)
(IPM)

5 Gini Ratio 0.323 (0.303 – 0.343) 0.323 (0.303 – 0.343)

6 Inflasi mengacu kota Singaraja (%) 4,50 4,50

7 PDRB atas Dasar Berlaku (Rp) 14,5 Trilyun 14,5 Trilyun

8 PDRB atas Dasar Harga Konstan (Rp) 9,1 Trilyun 9,1 Trilyun

9 Pendapatan Daerah (Rp) 1.029.268.010.092 1.099.330.068.004 (Batas Atas)

- PAD 159.318.495.549 216.803.007.173 (Batas Atas)

- Pendapatan Transfer 869.949.514.543 882.527.060.831 (Batas Atas)

Tabel 3.3 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Kabupaten Jembrana

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


BAB IV

KEBIJAKAN PENDAPATAN DAERAH

IV.1 Kebijakan Perubahan Perencanaan Pendapatan Daerah yang


diproyeksikan

Dalam rangka mencapai konsolidasi fiskal yang berkualitas dan


mendukung kesinambungan fiskal, Pemerintah akan terus memobilisasi
pendapatan negara dengan lebih optimal pada tahun 2023 dengan tetap
menjaga iklim investasi dan keberlanjutan dunia usaha. Pemerintah terus
berupaya meningkatkan optimalisasi pendapatan dari perpajakan,
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan hibah dengan tetap menjaga
daya beli, iklim investasi, dan perlindungan terhadap masyarakat dan
lingkungan. Untuk itu, Pemerintah akan terus mendorong efektivitas
reformasi perpajakan, reformasi pengelolaan aset, serta inovasi layanan.
Dari sisi perpajakan, Pemerintah akan menjaga efektivitas implementasi
UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), termasuk peningkatan
rasio perpajakan serta terus memberikan insentif perpajakan yang
terarah dan terukur. Dari sisi PNBP, optimalisasi dilakukan antara lain
dengan reformasi pengelolaan aset, sumber daya alam (SDA), dan dividen
BUMN, serta meningkatkan pelayanan yang inovatif dan berkualitas.
Sejalan dengan hal tersebut, penguatan tata kelola pendapatan negara
harus terus ditingkatkan melalui penguatan administrasi, peningkatan
kepatuhan perpajakan, penyempurnaan regulasi, penguatan sinergi, dan
peningkatan pemanfaatan TIK. Kinerja pendapatan negara menunjukkan
perbaikan meskipun sempat mengalami tekanan akibat pandemi Covid-
19. Pada tahun 2020, pandemi Covid-19 menyebabkan resesi ekonomi
sehingga kinerja pendapatan negara terkontraksi sebesar 15,96 persen
atau terendah dalam 10 tahun terakhir. Kinerja pendapatan negara yang
mengalami kontraksi tersebut disebabkan oleh terbatasnya aktivitas
sosial ekonomi masyarakat serta masifnya pemberian insentif perpajakan
dan PNBP untuk mendukung penanganan Covid-19 dan akselerasi
pemulihan ekonomi. Namun, pada tahun 2021 pendapatan negara

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


meningkat signifikan sebesar 22,07 persen sejalan dengan aktivitas
ekonomi yang membaik serta didukung kenaikan harga komoditas utama
global. Dilihat dari komposisi pendapatan negara, penerimaan perpajakan
tetap menjadi tumpuan utama sumber pendapatan negara. Selama
periode 2017-2021, penerimaan perpajakan berkontribusi rata-rata
sebesar 78,56 persen dan PNBP berkontribusi rata-rata sebesar 20,18
persen terhadap pendapatan negara. Pada periode tersebut, penerimaan
perpajakan secara nominal terus mengalami peningkatan kecuali pada
tahun 2020 yang menurun akibat kondisi perekonomian yang mengalami
kontraksi sebagai dampak pandemi Covid-19. Penerimaan perpajakan
kembali meningkat pada tahun 2021 dan mencapai level yang relatif
sama dengan realisasi pra-pandemi didorong oleh pemulihan ekonomi,
peningkatan aktivitas perdagangan, dan kenaikan harga komoditas
selama tahun 2021. Sementara itu, kinerja PNBP pada periode 2017-2021
juga menunjukkan tren yang meningkat, meskipun turun pada tahun
2020. Untuk tahun 2021, kondisi pemulihan ekonomi memberikan
dampak yang cukup signifikan terhadap realisasi PNBP di 2021, di mana
capaiannya melebihi kondisi pra-pandemi. Salah satu faktor utamanya
adalah peningkatan harga komoditas yang cukup signifikan dan
berdampak langsung terhadap PNBP, utamanya PNBP Sumber Daya Alam

Gambar 4.1 Grafik Penerimaan Perpajakan Negara (Sumber: Kemenkeu)


Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
Sementara itu, Kebijakan Perubahan Perencanaan Pendapatan
Kabupaten Jembrana Tahun 2023 ditentukan dengan memedomani
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2022 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2023 serta rencana pada RPJMD, pada RKPD dan realisasi semester
pertama tahun 2023 serta realisasi tahun-tahun sebelumnya. Pendapatan
daerah merupakan semua hak daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran berkenaan.
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening
kas umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar, sebagai hak
pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu
dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan Daerah Kabupaten Jembrana
terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pendapatan Transfer dan Lain-
Lain Pendapatan Daerah yang sah. PAD terdiri atas Pajak Daerah,
Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Seluruh pendapatan
daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto yang berarti bahwa jumlah
pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang
digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau
dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka
bagi hasil. Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam perubahan APBD
Tahun Anggaran 2023 merupakan perkiraan yang terukur secara rasional
yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan dan memiliki
kepastian serta dasar hukum penerimaannya. Kebijakan pendapatan
daerah tahun 2023, diarahkan kepada upaya peningkatan pendapatan
daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, dan pendapatan
transfer. Prinsip dalam pengelolaan keuangan adalah pendapatan daerah
diproyeksikan pada besaran pendapatan yang optimis tercapai.

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Gambar 4.2 Komposisi Pendapatan Daerah Kabupaten Jembrana

Berdasarkan gambar 4.2 yang menggambarkan tren anggaran


pendapatan daerah kabupaten Jembrana dari APBD tahun 2010 sampai
dengan APBD induk tahun 2023 menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan anggaran PAD dari tahun ke tahun meskipun tidak secara
signifikan, sementara pendapatan transfer sejak tahun 2020
menunjukkan grafik penurunan. Sementara komposisi Pendapatan
Daerah Kabupaten Jembrana dari tahun 2020 sampai dengan tahun
2023 menunjukkan bahwa Pendapatan Daerah Kabupaten Jembrana
didominasi oleh Pendapatan Transfer, meskipun anggaran dan realisasi
Pendapatan Asli Daerah terus menunjukkan peningkatan tiap tahunnya.
Dengan kata lain Pemerintah Kabupaten Jembrana masih sangat
bergantung dengan pendapatan transfer khususnya pendapatan transfer
Pemerintah Pusat.

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Tabel 4.1 Alokasi dan Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 2021-2023

Gambar 4.3 Pendapatan Transfer Tahun 2021 s.d 2024

Tabel 4.1 dan Gambar 4.3 menunjukkan fenomena penurunan


realisasi pendapatan transfer pemerintah pusat pada setiap tahun
anggaran, dari tahun anggaran 2022 sampai tahun anggaran 2023
realisasi pendapatan transfer pemerintah pusat menurun sebesar Rp
59.145.723.949,00 atau sebesar 8%. Terlebih lagi sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 212 Tahun 2022 yang
mengamanatkan belanja mengikat untuk Dana Alokasi Umum (DAU)
yaitu untuk: Penggajian formasi PPPK, Pendanaan Kelurahan, Bidang
Pendidikan, Bidang Kesehatan dan Bidang Pekerjaan Umum, dengan
demikian DAU yang pada tahun anggaran 2022 dan sebelumnya dapat
Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
bebas digunakan untuk mendanai program dan kegiatan sejak
diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan tersebut menjadi bersifat
mengikat/ ditentukan penggunaannya. Selebihnya DAU yang tidak
ditentukan penggunaannya adalah untuk memenuhi belanja Pegawai.

Pada tahun anggaran 2023, pendapatan transfer pemerintah Pusat


adalah sebesar Rp. 728.662.874.000,00 dimana komponen Dana Alokasi
Umum (DAU) adalah sebesar Rp. 536.261.628.000,00 atau sebesar 74%
dari total pendapatan transfer pemerintah pusat, DAU dengan belanja
yang ditentukan/mengikat sesuai PMK Nomor 212 tahun 2022 sebesar
Rp. 106.982.077.000,00 (20% dari total DAU) dan sisanya sebesar Rp.
429.179.551.000,0. Dengan demikian kebijakan Pendapatan Daerah
Kabupaten Jembrana yang 85% nya dari Pendapatan Transfer harus
menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah pusat, dan melakukan
upaya untuk mengoptimalkan sektor Pendapatan Asli Daerah, dan
tentunya kebijakan pendapatan daerah ini menjadi acuan dalam
menentukan arah kebijakan belanja daerah.

Gambar 4.4 Grafik Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah Semester 1 2023

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Sementara itu pertumbuhan pendapatan daerah pada perubahan APBD
2023 apabila dibandingkan dengan realisasi semester 1 tahun 2022
mengalami kontraksi sebesar 1,37%, dari sisi Pendapatan Asli Daerah
terkontraksi sebesar 4,20%, dimana sektor yang mengalami penurunan
adalah pada Pajak Air Tanah (-8,91%), BPHTB (-0,93%), Retribusi Jasa
Usaha (-38,83%), Retribusi Perizinan Tertentu (-13,11%), Hasil
Pemanfaatan BMD yang tidak dipisahkan (-22,12%), Pendapatan Bunga (-
66,86%), Penerimaan atas Tuntutan Ganti Kerugian Keuangan Daerah (-
10%), Pendapatan BLUD (-15,96%), dan pada sektor Pajak Daerah
mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu sebesar 13,84%.
Realisasi pendapatan transfer (YoY) juga mengalami kontraksi sebesar
0,80%, diantaranya pendapatan transfer pemerintah pusat terkontraksi
sebesar 2,71% akibat dari penurunan realisasi dana perimbangan sebesar
6,72% sementara Dana Insentif Daerah/Insentif Fiskal, Dana Desa serta
Pendapatan transfer Antar Daerah semua mengalami pertumbuhan.
Pertumbuhan realisasi Pendapatan Daerah (YoY Semester 1 tahun 2022
dan 2023) dapat dilihat pada tabel 4.2

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


2022 2023

PENDAPATAN Selisih Realisasi YoY


DAERAH Realisasi Realisasi YoY (%)
Anggaran % Anggaran %
Semester 1 Semester 1

PENDAPATAN 159.147.495.549 86.183.372.614 54,2 159.318.495.549 82.560.586.415,40 51,8 - 3.622.786.199 (4,20)


ASLI DAERAH
(PAD)
Pajak Daerah 47.214.772.083 21.657.787.008 45,9 48.636.820.127 24.655.527.013,70 50,7 2.997.740.006 13,84

Pajak Hotel 2.329.900.000 238.887.516 10,3 2.329.900.000 1.650.724.304,70 70,8 1.411.836.789 591,00

Pajak Restoran 2.785.750.000 1.020.932.057 36,6 2.785.750.000 2.072.375.027,00 74,4 1.051.442.970 102,99

Pajak Hiburan 35.455.000 21.506.705 60,7 35.455.000 133.985.750,00 377,9 112.479.045 523,00

Pajak Reklame 564.247.083 137.181.750 24,3 564.247.083 146.606.525,00 26,0 9.424.775 6,87

Pajak Penerangan 17.908.000.000 8.632.414.827 48,2 17.018.400.000 9.000.898.033,00 52,9 368.483.206 4,27
Jalan
Pajak Parkir 70.910.000 31.175.200 44,0 70.910.000 65.733.850,00 92,7 34.558.650 110,85

Pajak Air Tanah 273.510.000 154.445.600 56,5 273.510.000 140.677.600,00 51,4 - 13.768.000 (8,91)

Pajak Bumi dan 8.104.000.000 3.362.154.322 41,5 8.104.000.000 3.460.775.123,00 42,7 98.620.801 2,93
Bangunan
Perdesaan dan
Perkotaan (PBBP2)
Bea Perolehan Hak 15.143.000.000 8.059.089.031 53,2 17.454.648.044 7.983.750.801,00 45,7 - 75.338.230 (0,93)
Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB)

Retribusi Daerah 15.713.615.500 4.334.816.183 27,6 15.555.558.630 3.714.386.832,00 23,9 - 620.429.351 (14,31)

Retribusi Jasa 10.058.665.500 2.337.973.859 23,2 9.036.285.700 2.446.206.586,00 27,1 108.232.727 4,63
Umum
Retribusi Jasa 5.435.190.000 1.815.315.648,50 33,4 5.799.512.930 1.110.452.246,00 19,1 - 704.863.403 (38,83)
Usaha
Retribusi Perizinan 219.760.000 181.526.675 82,6 719.760.000 157.728.000,00 21,9 - 23.798.675 (13,11)
Tertentu
Hasil Pengelolaan 8.303.444.557 8.303.444.557 100,0 9.331.678.792 8.972.857.456,14 96,2 669.412.899 8,06
Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan

Bagian Laba yang 8.303.444.557 8.303.444.557 100,0 9.331.678.792 8.972.857.456,14 96,2 669.412.899 8,06
Dibagikan kepada
Pemerintah Daerah
(Dividen) atas
Penyertaan Modal
pada BUMD
Lain-lain PAD 87.915.663.409 51.887.324.867 59,0 85.794.438.000 45.217.815.113,56 52,7 - 6.669.509.753 (12,85)
yang Sah
Hasil Penjualan 180.664.000 159.564.841 88,3 180.664.000 167.505.352,00 92,7 7.940.511 4,98
BMD yang Tidak
Dipisahkan
Hasil Pemanfaatan 414.951.400 171.945.575 41,4 456.951.400 133.916.200,00 29,3 - 38.029.375 (22,12)
BMD yang Tidak
Dipisahkan
Hasil Kerja Sama 3.544.200 15.116.600 426,5 3.544.200 104.273.830,00 2942,1 89.157.230 589,80
Daerah
Jasa Giro 6.972.000.000 510.056.758,51 7,3 6.972.000.000 684.012.592,51 9,8 173.955.834 34,11

Pendapatan Bunga 0 933.333.333,44 0 309.290.011,70 - 624.043.322 (66,86)

Penerimaan atas 0 1.000.000 0 900.000,00 - 100.000 (10,00)


Tuntutan Ganti
Kerugian
Keuangan Daerah
Pendapatan Denda 0 0 0 11.520.000,00 11.520.000
atas Keterlambatan
Pelaksanaan
Pekerjaan
Pendapatan Denda 0 154.762.276 0 393.909.920,00 239.147.644 154,53
Pajak Daerah
Pendapatan Denda 912.384 0 2.921.292,00 2.008.908 220,18
Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil 9.861.361,41 0 75.848.161,00 65.986.800 669,14
Eksekusi atas
Jaminan
Pendapatan dari 194.631.406,07 0 506.247.170,04 311.615.764 160,11
Pengembalian
Pendapatan BLUD 80.344.503.809 49.735.645.331,14 61,9 78.181.278.400 41.799.081.012,31 53,5 - 7.936.564.319 (15,96)

Lain-lain PAD yang 495.000 - 495.000 (100)


Sah Lainnya -LRA

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Pendapatan Hasil 0 0 0 997.216.240,00 997.216.240
Pengelolaan Dana
Bergulir
Remunerasi 0 0 0 31.173.332,00 31.173.332

PENDAPATAN 963.101.939.495 428.592.874.318 44,5 869.949.514.543 425.166.244.572,00 48,9 - 3.426.629.746 (0,80)


TRANSFER
Pendapatan 815.932.384.751 388.338.112.093 47,6 728.662.874.000 377.801.365.514,00 51,8 - 10.536.746.579 (2,71)
Transfer
Pemerintah Pusat
Dana Perimbangan 747.858.509.751 355.540.095.293 47,5 666.352.069.000 331.654.461.614,00 49,8 - 23.885.633.679 (6,72)

Dana Insentif 25.641.736.000 2.666.089.000 10,4 21.013.127.000 10.506.563.500,00 50,0 7.840.474.500 294,08
Daerah (DID)
Dana Desa 42.432.139.000 30.131.927.800 71,0 41.297.678.000 35.640.340.400,00 86,3 5.508.412.600 18,28

Pendapatan 147.169.554.744 40.254.762.225 27,4 141.286.640.543 47.364.879.058,00 33,5 7.110.116.833 17,66


Transfer Antar
Daerah
Pendapatan Bagi 116.495.992.829 35.131.671.665 30,2 97.936.178.628 41.405.212.978,00 42,3 6.273.541.313 17,86
Hasil
Bantuan Keuangan 30.673.561.915 5.123.090.560 16,7 43.350.461.915 5.959.666.080,00 13,7 836.575.520 16,33

Jumlah 1.122.249.435.044 514.776.246.932 45,9 1.029.268.010.092 507.726.830.987 49,3 - 7.049.415.945 (1,37)


Pendapatan
Tabel 4.2 Perbandingan realisasi Pendapatan Daerah (YoY semester 1 2022-2023)

Sumber: SIMDA NG

IV.2 Perubahan Target Pendapatan Daerah meliputi Pendapatan Asli


Daerah (PAD), Pendapatan Transfer, dan Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah

Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara


rasional yang dapat dicapai oleh setiap sumber-sumber pendapatan.
Pendapatan daerah yang tertuang dalam Perubahan APBD tahun
anggaran 2023 yang nantinya akan digunakan dalam belanja daerah
sebagai upaya penggerak roda pembangunan. Berdasarkan pada potensi
dan kondisi serta permasalahan yang dihadapi, maka kebijakan
pembangunan kabupaten Jembrana adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Jembrana sebagai upaya menanggulangi kemiskinan dan
pengangguran melalui optimalisasi potensi basis dan pemberdayaan
masyarakat yang disertai dengan pembangunan sosial budaya sebagai ciri
khas masyarakat Jembrana yang multicultural, sehubungan dengan hal
tersebut perubahan kebijakan pendapatan daerah dilakukan dengan
mengoptimalkan penerimaan dari sektor pajak daerah terutama dari
BPHTB, mengingat semakin meningkatnya investasi yang ada akhir-akhir
ini menjadikan potensi penerimaan BPHTB dapat ditingkatkan sebesar
Rp. 52.474.756.495 (200,6%). Target pendapatan daerah Kabupaten
Jembrana pada perubahan anggaran tahun 2023 direncanakan sebesar
Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
Rp.1.099.330.068.004,00 mengalami kenaikan sebesar Rp.
70.062.057.912,00 atau 6,81% dari anggaran semula
Rp.1.029.268.010.092,00.

Kode Uraian TAHUN 2023 Bertambah / %


(Berkurang)
Induk Perubahan
4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 159.318.495.549 216.803.007.173 57.484.511.624 36,1

4.1.01 Pajak Daerah 48.636.820.127 87.166.506.980 38.529.686.853 79,2


4.1.01.06 Pajak Hotel 2.329.900.000 2.329.900.000 - -
4.1.01.07 Pajak Restoran 2.785.750.000 2.800.000.000 14.250.000 0,5
4.1.01.08 Pajak Hiburan 35.455.000 215.000.000 179.545.000 506,4
4.1.01.09 Pajak Reklame 564.247.083 564.247.083 - -
4.1.01.10 Pajak Penerangan Jalan 17.018.400.000 20.315.093.402 3.296.693.402 19,4
4.1.01.11 Pajak Parkir 70.910.000 90.000.000 19.090.000 26,9

4.1.01.12 Pajak Air Tanah 273.510.000 273.510.000 - -

4.1.01.15 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan 8.104.000.000 8.104.000.000 - -


Perkotaan (PBBP2)
4.1.01.16 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan 17.454.648.044 52.474.756.495 45.020.108.451 200,6
(BPHTB)

4.1.02 Retribusi Daerah 15.555.558.630 15.555.558.630 - -


4.1.02.01 Retribusi Jasa Umum 9.036.285.700 9.036.285.700 - -
4.1.02.02 Retribusi Jasa Usaha 5.799.512.930 5.799.512.930 - -
4.1.02.03 Retribusi Perizinan Tertentu 719.760.000 719.760.000 - -

4.1.03 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang 9.331.678.792 9.111.857.456 (219.821.336) (2,4)
Dipisahkan
4.1.03.02 Bagian Laba yang Dibagikan kepada 9.331.678.792 9.111.857.456 (219.821.336) (2,4)
Pemerintah Daerah (Dividen) atas Penyertaan
Modal pada BUMD

4.1.04 Lain-lain PAD yang Sah 85.794.438.000 104.969.084.107 19.174.646.107 22,3


4.1.04.01 Hasil Penjualan BMD yang Tidak Dipisahkan 180.664.000 180.664.000 - -
4.1.04.03 Hasil Pemanfaatan BMD yang Tidak 456.951.400 456.951.400 - -
Dipisahkan
4.1.04.04 Hasil Kerja Sama Daerah 3.544.200 3.544.200 - -
4.1.04.05 Jasa Giro 6.972.000.000 5.609.330.655 (1.362.669.345) (19,5)
4.1.04.07 Pendapatan Bunga - 322.933.892 322.933.892 -
4.1.04.08 Penerimaan atas Tuntutan Ganti Kerugian - 900.000 900.000 -
Keuangan Daerah
4.1.04.11 Pendapatan Denda atas Keterlambatan - 31.536.000 31.536.000 -
Pelaksanaan Pekerjaan
4.1.04.12 Pendapatan Denda Pajak Daerah - 424.983.250 424.983.250 -
4.1.04.14 Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan - 75.848.161 75.848.161 -
4.1.04.15 Pendapatan dari Pengembalian - 506.468.042 506.468.042 -
4.1.04.16 Pendapatan BLUD 78.181.278.400 97.355.924.507 19.174.646.107 24,5

4.2 PENDAPATAN TRANSFER 869.949.514.543 882.527.060.831 12.577.546.288 1,4

4.2.01 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 728.662.874.000 718.066.226.397 (10.596.647.603) (1,5)


4.2.01.01 Dana Perimbangan 666.352.069.000 655.755.421.397 (10.596.647.603) (1,6)
4.2.01.01.01 Dana Transfer Umum-Dana Bagi Hasil (DBH) 14.453.588.000 14.483.735.260 30.147.260 0,2

4.2.01.01.02 Dana Transfer Umum-Dana Alokasi Umum 536.261.628.000 536.261.628.000 - -


(DAU)
4.2.01.01.03 Dana Transfer Khusus - Dana Alokasi Khusus 3.217.071.000 3.217.071.000 - -

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


(DAK) Fisik
4.2.01.01.04 Dana Transfer Khusus-Dana Alokasi Khusus 112.419.782.000 101.792.987.137 (10.626.794.863) (9,5)
(DAK) Non Fisik
4.2.01.02 Dana Insentif Daerah (DID) 21.013.127.000 21.013.127.000 - -
4.2.01.05 Dana Desa 41.297.678.000 41.297.678.000 - -

4.2.02 Pendapatan Transfer Antar Daerah 141.286.640.543 164.460.834.434 23.174.193.891 16,4


4.2.02.01 Pendapatan Bagi Hasil 97.936.178.628 121.210.372.519 23.274.193.891 23,8
4.2.02.02 Bantuan Keuangan 43.350.461.915 43.350.461.915 - -

4.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG - - - -


SAH

4.3.03 Lain-lain Pendapatan Sesuai dengan - - - -


Ketentuan Peraturan Perundang- Undangan
4.3.03.01 Lain-lain Pendapatan - - - -

Jumlah Pendapatan Daerah 1.029.268.010.092 1.099.330.068.004 70.062.057.912 6,8

Tabel 4.3 Perubahan Anggaran Pendapatan Daerah tahun 2023 (Sumber: SIPD)

1) Pendapatan Asli Daerah


Anggaran PAD pada perubahan APBD 2023 berdasarkan Perubahan
RKPD Kabupaten Jembrana Tahun 2023 dirancang optimis dan
diproyeksikan mengalami peningkatan yang signifikan dari APBD
induk 2023 (meningkat sebesar 38,3%).

TAHUN 2023 Bertambah /


Kode Uraian %
Induk Perubahan (Berkurang)
4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 159.318.495.549 216.803.007.173 57.484.511.624 36,1

4.1.01 Pajak Daerah 48.636.820.127 87.166.506.980 38.529.686.853 79,2


4.1.01.06 Pajak Hotel 2.329.900.000 2.329.900.000 - -
4.1.01.07 Pajak Restoran 2.785.750.000 2.800.000.000 14.250.000 0,5
4.1.01.08 Pajak Hiburan 35.455.000 215.000.000 179.545.000 506,4
4.1.01.09 Pajak Reklame 564.247.083 564.247.083 - -
4.1.01.10 Pajak Penerangan Jalan 17.018.400.000 20.315.093.402 3.296.693.402 19,4
4.1.01.11 Pajak Parkir 70.910.000 90.000.000 19.090.000 26,9

4.1.01.12 Pajak Air Tanah 273.510.000 273.510.000 - -

4.1.01.15 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan 8.104.000.000 8.104.000.000 - -
(PBBP2)
4.1.01.16 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 17.454.648.044 52.474.756.495 45.020.108.451 200,6

4.1.02 Retribusi Daerah 15.555.558.630 15.555.558.630 - -


4.1.02.01 Retribusi Jasa Umum 9.036.285.700 9.036.285.700 - -
4.1.02.02 Retribusi Jasa Usaha 5.799.512.930 5.799.512.930 - -
4.1.02.03 Retribusi Perizinan Tertentu 719.760.000 719.760.000 - -

4.1.03 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 9.331.678.792 9.111.857.456 (219.821.336) (2,4)
4.1.03.02 Bagian Laba yang Dibagikan kepada Pemerintah Daerah 9.331.678.792 9.111.857.456 (219.821.336) (2,4)
(Dividen) atas Penyertaan Modal pada BUMD

4.1.04 Lain-lain PAD yang Sah 85.794.438.000 104.969.084.107 19.174.646.107 22,3

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


4.1.04.01 Hasil Penjualan BMD yang Tidak Dipisahkan 180.664.000 180.664.000 - -
4.1.04.03 Hasil Pemanfaatan BMD yang Tidak Dipisahkan 456.951.400 456.951.400 - -
4.1.04.04 Hasil Kerja Sama Daerah 3.544.200 3.544.200 - -
4.1.04.05 Jasa Giro 6.972.000.000 5.609.330.655 (1.362.669.345) (19,5)
4.1.04.07 Pendapatan Bunga - 322.933.892 322.933.892 -
4.1.04.08 Penerimaan atas Tuntutan Ganti Kerugian Keuangan - 900.000 900.000 -
Daerah
4.1.04.11 Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan - 31.536.000 31.536.000 -
Pekerjaan
4.1.04.12 Pendapatan Denda Pajak Daerah - 424.983.250 424.983.250 -
4.1.04.14 Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan - 75.848.161 75.848.161 -
4.1.04.15 Pendapatan dari Pengembalian - 506.468.042 506.468.042 -
4.1.04.16 Pendapatan BLUD 78.181.278.400 97.355.924.507 19.174.646.107 24,5

Tabel 4.4 Perubahan Anggaran Pendapatan Asli Daerah tahun 2023 (Sumber: SIPD)

Berdasarkan tabel 4.2 komponen Pendapatan Asli Daerah yang


mengalami peningkatan yang signifikan adalah dari Pajak Daerah
yaitu sebesar Rp. 38.529.686.853,00 atau sebesar 79,2 persen
(peningkatan dari pendapatan BPHTB), dan juga dari penerimaan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah meningkat sebesar Rp
19.174.646.107,00 atau sebesar 22,3 persen. Optimisme
peningkatan penerimaan Pendapatan Asli Daerah tersebut dengan
mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut:
a) Penyesuaian regulasi pajak daerah dan retribusi daerah
sebagaimana amanat UU No.1 Tahun 2022 tentang
Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 35
Tahun 2023 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah akan mampu menangkap lebih banyak
potensi-potensi di kabupaten Jembrana yang belum menjadi
objek pajak/retribusi daerah;
b) Isu strategis pembangunan Theme Park Internasional pada
kawasan Taman Kerti Bali Semesta di Kecamatan Pekutatan
yang berpotensi mendongkrak penerimaan daerah khususnya
dari sektor Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) akibat peralihan dari HPL ke HGB dengan nilai
potensi penerimaan BPHTB lebih kurang sebesar
Rp.35.000.000.000,00 sampai dengan Rp.40.000.000.000,00
disamping itu peningkatan investasi seperti pada tabel 4.5
Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
dikabupaten Jembrana diharapkan mampu mendorong
peningkatan transaksi jual-beli yang akan menjadi potensi
peningkatan penerimaan BPHTB.

Penanaman ModalDalam
Tahun Penanaman ModalAsing Jumlah
Negeri

(1) (2) (3) (4)

2018 - 4.413.136,40 4. 413.136,40

2019 - 1 724.810,69 1.724.810,69

2020 283.185,00 7.097.926,39 7.381.111,39

2021 283.185,00 165.013,62 448.198,62

2022 16. 067.544,41 1.124.207,98 17. 191.752,38

Tabel 4.5 Realisasi Investasi PMA dan PMDN di Kabupaten Jembrana


(Sumber Perubahan RKPD 2023)
c) Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
diproyeksikan meningkat sebesar Rp 19.174.646.107,00
atau sebesar 18,3 persen karena asumsi peningkatan
pendapatan BLUD RSU Negara yang tahun ini sudah
mengadakan CT Scan sehingga pasien yang memerlukan
layanan tersebut tidak perlu dirujuk ke Rumah Sakit lain.
2) Pendapatan Transfer

Pendapatan Transfer yang diterima pemerintah Kabupaten Jembrana


diproyeksikan mengalami perubahan dari target awal sebesar
Rp.869.949.514.543,00 dan setelah perubahan menjadi Rp.
882.527.060.831,00 mengalami kenaikan sebesar Rp.
12.577.546.288,00 atau 1,4% dan adapun komponen Pendapatan
Transfer antara lain yang mengalami perubahan adalah:

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


TAHUN 2023 Bertambah /
Kode Uraian %
Induk Perubahan (Berkurang)
4.2 PENDAPATAN TRANSFER 869.949.514.543 882.527.060.831 12.577.546.288 1,4

4.2.01 Pendapatan Transfer Pemerintah 728.662.874.000 718.066.226.397 (10.596.647.603) (1,5)


Pusat
4.2.01.01 Dana Perimbangan 666.352.069.000 655.755.421.397 (10.596.647.603) (1,6)
4.2.01.01.01 Dana Transfer Umum-Dana Bagi Hasil 14.453.588.000 14.483.735.260 30.147.260 0,2
(DBH)
4.2.01.01.02 Dana Transfer Umum-Dana Alokasi 536.261.628.000 536.261.628.000 - -
Umum (DAU)
4.2.01.01.03 Dana Transfer Khusus - Dana Alokasi 3.217.071.000 3.217.071.000 - -
Khusus (DAK) Fisik
4.2.01.01.04 Dana Transfer Khusus-Dana Alokasi 112.419.782.000 101.792.987.137 (10.626.794.863) (9,5)
Khusus (DAK) Non Fisik
4.2.01.02 Dana Insentif Daerah (DID) 21.013.127.000 21.013.127.000 - -
4.2.01.05 Dana Desa 41.297.678.000 41.297.678.000 - -

4.2.02 Pendapatan Transfer Antar Daerah 141.286.640.543 164.460.834.434 23.174.193.891 16,4


4.2.02.01 Pendapatan Bagi Hasil 97.936.178.628 121.210.372.519 23.274.193.891 23,8
4.2.02.02 Bantuan Keuangan 43.350.461.915 43.350.461.915 - -

4.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH


YANG SAH - - -

4.3.03 Lain-lain Pendapatan Sesuai dengan


Ketentuan Peraturan Perundang- - - -
Undangan
4.3.03.01 Lain-lain Pendapatan
- - -

Tabel 4.5 Perubahan Anggaran Pendapatan Transfer Tahun 2023

3) Lain-lain Pendapatan Yang Sah


Berdasarkan Perubahan RKPD Semesta Berencana Kabupaten
Jembrana Tahun 2023, Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
diproyeksikan NIHIL sama dengan APBD Induk tahun 2023.

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


BAB. V
KEBIJAKAN BELANJA DAERAH

V.1 Kebijakan terkait dengan Perubahan Perencanaan Belanja

Undang-Undang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan


Pemerintahan Daerah (UU HKPD) telah menjadi tonggak berbagai upaya
reformasi desentralisasi fiskal di Indonesia. Salah satunya melalui
penguatan sinergi kebijakan fiskal nasional guna akselerasi pencapaian
tujuan bernegara. Sesuai ketentuan Pasal 169 dan Pasal 170 UU HKPD,
Pemerintah menyinergikan kebijakan fiskal nasional dan pemda
menyinergikan kebijakan pembangunan dan fiskal daerah diantaranya
dengan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal
(KEM PPKF). Sinergitas kebijakan fiskal pusat dan daerah diperlukan
agar alokasi sumber daya dalam pencapaian tujuan pembangunan lebih
efisien. Dalam rangka melaksanakan amanat tersebut, bagian ini disusun
terutama sebagai bentuk penyelarasan kebijakan fiskal nasional oleh
Pemerintah dan sebagai pedoman bagi pemda dalam penyusunan arah
dan strategi kebijakan pembangunan dan fiskal di daerah yang
dituangkan dalam Kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon Anggaran
Sementara (KUA PPAS) di masing-masing daerah. Upaya untuk
menyinergikan kebijakan Pusat dan Daerah ditempuh dengan
menyelaraskan antara arah dan strategi serta target pembangunan baik
dari sisi ekonomi maupun kesejahteraan.

Belanja daerah dilaksanakan dalam rangka membiayai pelaksanaan


urusan pemerintahan yang terdiri atas urusan wajib, urusan pilihan dan
urusan yang penanganannya dalam bidang tertentu dapat dilaksanakan
bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar
pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-
undangan. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi
kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang
direncanakan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas
perencanaan anggaran serta memperjelas efektifitas dan efisiensi
Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
penggunaan anggaran. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk
menunjang efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi perangkat daerah
dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi
tanggung jawabnya. Alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh
Perangkat Daerah harus terukur dan disertai dengan peningkatan kinerja
pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan dengan kondisi
pendapatan dan kebijakan sebagaimana diuraikan sebelumnya serta
dikaitkan dengan permasalahan/isu yang dihadapi, maka arah kebijakan
belanja daerah dalam perubahan RKPD Semesta Berencana Tahun 2023
secara umum adalah sebagai berikut.
1) Memprioritaskan belanja untuk pencapaian Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dan belanja mandatori seperti pendidikan,
kesehatan dan infrastruktur dengan memperhatikan arahan visi
dan misi Kepala Daerah serta menyelaraskan dengan arah
kebijakan pembanguanan nasional dan arah kebijakan Provinsi
Bali yang dilakukan melalui pendekatan tematik, holistik,
integratif dan spasial yang menyasar pada prioritas
pembangunan daerah;
2) Optimalisasi belanja daerah untuk mendanai pelaksanaan
program prioritas pembangunan secara efektif dan efisien yang
mendukung pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan
pekerjaan dan pengentasan kemiskinan;
3) Memprioritaskan belanja penyelenggaraan urusan pemerintah
lainnya yang mendukung kinerja pemerintah daerah dalam
mencapai sasaran prioritas pembangunan daerah.
4) Mengutamakan penggunaan produk usaha kecil (UMKM) serta
koperasi dari hasil produksi dalam negeri, termasuk rancang
bangun dan perekayasaan nasional yang dilakukan apabila
terdapat produk dalam negeri yang memiliki penjumlahan nilai
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) ditambah nilai Bobot
Manfaat Perusahaan (BMP) paling sedikit 40% (empat puluh
persen) sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 12

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor
16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
5) Memastikan setiap belanja yang mengarah pada pembangunan
fisik dan insfrastruktur untuk melakukan tahapan perencanaan
pembangunan n-1 dari tahun pembangunan fisiknya sehingga
tahapan pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan fisik dapat
berjalan optimal.Pemenuhan pemanfaatan anggaran untuk
pendidikan sebesar 20% dari volume APBD tiap tahun dengan
fokus pada penuntasan wajib belajar 9 tahun serta menciptakan
pendidikan yang berkualitas dan terjangkau.
6) Belanja daerah yang bersifat tetap dan mengikat seperti belanja
pegawai menyesuaikan dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
7) Belanja daerah berupa hibah dan bantuan sosial diberikan
secara selektif, akuntabel, transparan dan berkeadilan dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah serta
berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku.
8) Dana desa, alokasi dana desa dan belanja bagi hasil pajak dan
retribusi daerah pada pemerintahan desa merupakan bentuk
distribusi fiskal yang ditentukan berdasarkan proporsi besaran
dana perimbangan (DAU dan pendapatan asli daerah
khususnya pajak daerah dan retribusi daerah) serta
menyesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku.
9) Belanja tidak terduga diarahkan untuk menyediakan anggaran
siaga terutama disiapkan untuk antisipasi dan penanganan
bencana alam maupun sosial.
10) Mengoptimalkan jaring pengaman sosial bagi yang
membutuhkan melalui bantuan sosial kepada masyarakat.

Realisasi belanja daerah pada perubahan APBD 2023 apabila


dibandingkan dengan realisasi belanja semester 1 tahun 2022 mengalami
peningkatan sebesar 9,40%. Peningkatan realisasi Belanja Daerah (YoY

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Semester 1 tahun 2022 dan 2023) dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai
berikut:

APBD 2022 APBD 2023


Selisih YoY
Belanja Daerah
Anggaran Realisasi semester 1 % Anggaran Realisasi semester 1 % Realisasi (YoY) (%)

Belanja Operasi 968.443.569.920 327.250.360.484 33,79 922.173.712.550 368.568.400.905 39,97 41.318.040.421 12,63

Belanja Pegawai 457.920.891.622 188.184.819.514 41,10 455.169.590.080 213.664.715.155 46,94 25.479.895.641 13,54

Belanja Bunga 0 0 0 0 0

Belanja Subsidi 0 0 0 0 0

Belanja Barang 454.351.902.439 126.464.448.970,43 27,83 407.984.599.142 145.672.185.249 35,71 19.207.736.279 15,19
dan Jasa
Belanja Hibah 44.002.267.640 11.572.090.000 26,30 55.289.482.676 6.711.940.000 12,14 -4.860.150.000 -42,00

Belanja Bantuan 12.168.508.219 1.029.002.000 8,46 3.730.040.652 2.519.560.500 67,55 1.490.558.500 144,85
Sosial
Belanja Modal 153.266.313.085 17.931.857.473 11,70 81.818.396.667 14.928.400.688 18,25 -3.003.456.785 -16,75

Belanja Modal 31.267.157.063 3.677.711.373 11,76 22.133.865.732 5.338.057.031 24,12 1.660.345.658 45,15
Peralatan dan
Mesin
Belanja Modal 59.433.230.176 76.473.000 0,13 30.392.119.000 1.420.511.946 4,67 1.344.038.946 1757,5
Gedung dan 3
Bangunan
Belanja Modal 58.225.762.130 13.894.689.600 23,86 22.183.993.435 8.055.463.421 36,31 -5.839.226.179 -42,02
Jalan, Jaringan,
dan Irigasi
Belanja Modal 4.340.163.716 282.983.500 6,52 7.108.418.500 114.368.290 1,61 -168.615.210 -59,58
Aset Tetap
Lainnya
Belanja Modal 0 0 4.106.363.500 0 0,00 0
Aset Lainnya
Belanja Tidak 6.280.562.505 2.955.064.799 47,05 6.594.595.000 0 0,00 -2.955.064.799 -
Terduga 100,00
Belanja Tidak 6.280.562.505 2.955.064.799 47,05 6.594.595.000 0 0,00 -2.955.064.799 -
Terduga 100,00
Belanja 122.013.736.560 75.319.111.295 61,73 116.167.121.514 79.782.708.805 68,68 4.463.597.510 5,93
Transfer
Transfer Bagi 15.849.047.960 5.311.126.255 33,51 15.538.518.014 6.215.407.205 40,00 904.280.950 17,03
Hasil
Pendapatan
Transfer 106.164.688.600 70.007.985.040 65,94 100.628.603.500 73.567.301.600 73,11 3.559.316.560 5,08
Bantuan
Keuangan
0

TOTAL 1.250.004.182.070 423.456.394.051 33,88 1.130.860.189.231 463.279.510.398 40,97 39.823.116.347 9,40

Tabel 5.1 Perbandingan Realisasi Belanja Daerah (YoY Semester 1 tahun 2022-2023)
Sumber: SIMDA NG

5.2 Rencana Perubahan Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja


Transfer dan Belanja Tak Terduga

Pagu belanja daerah tahun Anggaran 2023 dianggarkan sebesar Rp.


1.130.860.189.231,00 pada Perubahan Kebijakan Umum Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) Tahun 2023 dialokasikan sebesar
Rp. 1.191.120.393.149,00 atau mengalami peningkatan sebesar Rp.
60.260.203.918,00 atau 5,33%. Kenaikan rencana belanja terjadi pada
belanja operasi dan belanja transfer. Perubahan Belanja pada setiap
perangkat daerah terlihat pada tabel berikut:

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


Perubahan APBD
Belanja Daerah APBD Induk 2023 Lebih/Kurang %
2023

5.1 BELANJA OPERASI 922.173.712.550 976.452.790.928 54.279.078.378 5,89


5.1.01 Belanja Pegawai 455.169.590.080 450.127.391.910 -5.042.198.170 -1,11
5.1.02 Belanja Barang dan Jasa 407.984.599.142 453.856.708.723 45.872.109.581 11,24
5.1.05 Belanja Hibah 55.289.482.676 67.377.453.843 12.087.971.167 21,86
5.1.06 Belanja Bantuan Sosial 3.730.040.652 5.091.236.452 1.361.195.800 36,49
5.2 BELANJA MODAL 85.924.760.167 82.477.364.507 -3.447.395.660 -4,01
5.2.02 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 22.133.865.732 22.623.532.972 489.667.240 2,21
Belanja Modal Gedung dan
5.2.03 30.392.119.000 27.888.639.000 -2.503.480.000 -8,24
Bangunan
Belanja Modal Jalan, Jaringan, dan
5.2.04 22.183.993.435 23.761.554.935 1.577.561.500 7,11
Irigasi
5.2.05 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 7.108.418.500 5.458.703.500 -1.649.715.000 -23,21
5.2.06 Belanja Modal Aset Lainnya 4.106.363.500 2.744.934.100 -1.361.429.400 -33,15
5.3 BELANJA TIDAK TERDUGA 6.594.595.000 2.594.595.000 -4.000.000.000 -60,66
5.3.01 Belanja Tidak Terduga 6.594.595.000 2.594.595.000 -4.000.000.000 -60,66
5.4 BELANJA TRANSFER 116.167.121.514 129.595.642.714 13.428.521.200 11,56
5.4.01 Belanja Bagi Hasil 15.538.518.014 17.143.831.514 1.605.313.500 10,33
5.4.02 Belanja Bantuan Keuangan 100.628.603.500 112.451.811.200 11.823.207.700 11,75
Jumlah Belanja 1.130.860.189.231 1.191.120.393.149 60.260.203.918 5,33
Total Surplus/(Defisit) -101.592.179.139 -91.790.325.145 9.801.853.994 -9,65
Tabel 5.2 Rencana Perubahan Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Transfer dan
Belanja Tak Terduga (Sumber: SIPD)

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


BAB VI
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH

VI.1 Kebijakan Perubahan Penerimaan Pembiayaan


Penerimaan pembiayaan daerah disediakan untuk menganggarkan
setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan / atau pengeluaran yang
akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Kebijakan Penerimaan
Pembiayaan Pemerintah Kabupaten Jembrana, yaitu:
1) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu (SILPA) merupakan
selisih lebih antara realisasi pendapatan dengan belanja daerah.
2) Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
Merupakan penerimaan pembiayaan dari dana talangan untuk
pembelian gabah petani dan koperasi.
Rencana penerimaan pembiayaan dalam perubahan APBD
Kabupaten mengalami penurunan sebesar Rp. 9.801.853.994 atau -9,16%
dari semula sebesar Rp.106.992.179.139,00 menjadi Rp.97.190.325.145,00
yang terdiri dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun anggaran
sebelumnya sebesar Rp.91.790.325.145,00 Penerimaan dana talangan
sebesar Rp. 5.400.000.000,-.
VI.2 Kebijakan Perubahan Pengeluaran Pembiayaan

Rencana pengeluaran pembiayaan dalam perubahan APBD


Kabupaten Jembrana tahun 2022 dianggarkan sebesar
Rp.5.400.000.000,00 yaitu digunakan untuk Dana Talangan Gabah sebesar
Rp.4.900.000.000.00, Dana Talangan Koperasi Kakao sebesar
Rp.300.000.000,00 dan Dana Talangan untuk Koperasi Tenun
Rp.200.000.000.00.

Perubahan APBD
Pembiayaan Daerah APBD Induk 2023 Lebih/Kurang %
2023
6.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 106.992.179.139 97.190.325.145 -9.801.853.994 -9,16

6.1.01 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya 101.592.179.139 91.790.325.145 -9.801.853.994
-9,65

6.1.05 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 5.400.000.000 5.400.000.000 0


0
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 106.992.179.139 97.190.325.145 -9.801.853.994 -9,16
6.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 5.400.000.000 5.400.000.000 0 0
6.2.04 Pemberian Pinjaman Daerah 5.400.000.000 5.400.000.000 0 0
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 5.400.000.000 5.400.000.000 0 0
Pembiayaan Netto 101.592.179.139 91.790.325.145 -9.801.853.994 -9,65
Tabel 612 Rencana Perubahan Pembiayaan Daerah (Sumber: SIPD)

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


BAB VII
STRATEGI PENCAPAIAN

VII.1 Langkah-langkah dalam mencapai target.

Pendapatan Daerah memegang peranan yang sangat penting dalam


menjamin berlangsungnya program kegiatan di daerah. Apabila
Pendapatan Daerah tinggi maka persentase dalam kemampuan daerah
dalam membiayai pelayanan pembangunan juga tinggi dan sebaliknya.
Pemerintah daerah diharapkan memaksimalkan Potensi Pendapatan
Daerahnya. Memaksimalkan pendapatan harus didasarkan pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Secara Umum,
penganggaran pendapatan daerah Kabupaten Jembrana setiap tahunnya
sudah dilaksanakan semaksimal mungkin. Adapun upaya- upaya yang
dilakukan untuk mencapai target Anggaran Pendapatan Daerah adalah
sebagai berikut:

1) Penyesuaian regulasi berdasarkan Undang-Undang Nomor.1


Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor
35 Tahun 2023 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, dengan menyusun Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah sebagai dasar hukum pemungutan dan
penguatan pengelolaan pemungutan pajak daerah dan retribusi
daerah dan memaksimalkan potensi penerimaan daerah dari sektor
pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
2) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
pendapatan daerah dengan memanfaatkan sistem informasi yang
berbasis teknologi informasi;
3) Memperhatikan dan menindaklanjuti arahan Monitoring Centre for
Prevention (MCP) Komisi Pemberantasan Korupsi pada area
intervensi Optimalisasi Pajak Daerah;
4) Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah melalui percepatan
digitalisasi dan perluasan kanal-kanal pembayaran pajak
daerah dan retribusi daerah secara non tunai;
5) Meningkatkan koordinasi, kerja sama dan dukungan antar
Perangkat Daerah yang terkait dengan pengelolaan Pendapatan
Daerah;

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


6) Meningkatkan evaluasi, monitoring dan pengawasan atas
pengelolaan pendapatan daerah;
7) Meningkatkan partisipasi dan peranan pihak ketiga penyediaan
biaya pembangunan daerah; dan
8) Khusus untuk Pajak Daerah, peningkatan pengelolaan Pajak
dilakukan dengan memaksimalkan Intensifikasi dan Ekstensifikasi
Pajak Daerah.
Selain pendapatan, sisi belanja pemerintah daerah dalam bentuk anggaran
belanja daerah juga memiliki peranan penting dalam peningkatan
kualitas pelayanan publik dan sekaligus menjadi stimulus bagi
perekonomian daerah apabila terealisasi dengan baik. Belanja daerah
merupakan bentuk realisasi rencana kerja pemerintah daerah dalam
pelaksanaan pembangunan. Akitivitas pemerintah baru dapat dirasakan
oleh masyarakat ketika proses belanja selesai dilakukan, seperti belanja
penyediaan infrastruktur untuk percepatan penyediaan sarana prasarana
layanan publik dan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesempatan
kerja, mengurangi kemiskinan, dan mengurangi kesenjangan penyediaan
layanan publik termasuk pembangunan sumber daya manusia dukungan
Pendidikan, belanja di bidang pendidikan, belanja di bidang kesehatan,
belanja dibidang standar pelayanan minimal, belanja hibah dan bantuan
sosial, dan lain-lain. Mekanisme belanja harus disusun sedemikian rupa
sehingga proses belanja dapat dilakukan secara terkendali. Pemerintah
selaku organisasi nonprofit memang tidak dituntut untuk menghasilkan
keuntungan, tapi bukan berarti dapat mengeluarkan uang (belanja)
dengan seenaknya. Selain hal tersebut, yang perlu mendapat perhatian
adalah tidak optimalnya penyerapan anggaran sesuai dengan target dalam
dokumen anggaran pendapatan dan belanja yang ditetapkan.
Kegagalan pencapaian target penyerapan anggaran tersebut akan
berakibat hilangnya manfaat belanja. Fakta di lapangan menunjukkan
bahwa lemahnya perencanaan pengalokasian belanja memunculkan
ketidakefisienan kinerja pemerintah. Ketidakefisienan kinerja pemerintah
dikarenakan kurang transparan, kurang benar, kurang cepat dan kurang
akurat dalam menyusun akuntabilitas. Untuk itu Belanja daerah harus
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Belanja daerah tidak dialokasikan secara overspending (belanja yang
melebihi kebutuhan dan kemampuan keuangan daerah);
2) Belanja daerah dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kepada masyarakat dan memastikan kelancaran
Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
jalannya pemerintahan serta menghindari misspending (belanja
yang tidak sesuai kebutuhan);
3) Perencanaan Belanja hanya dipastikan untuk kegiatan- kegiatan
yang akan dilaksanakan sehingga menghindari underspending
(belanja yang tidak terlaksana);
4) Belanja daerah harus memperhatikan aspek hukum untuk
menghindari fraud spending (belanja yang melanggar
ketentuan hukum);
5) Meningkatnya koordinasi dengan institusi bidang pengawasan,
inspektorat Kabupaten, Provinsi, Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
(BPKP), serta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) maupun dan
kerja sama terpadu dengan intansi terkait guna meningkatkan
efisiensi belanja daerah berdasarkan peraturan; dan
6) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas belanja. Hal ini untuk
menghindari kemungkinan terjadinya penyelewengan,
penyimpangan, penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, kolusi,
nepotisme dan tindakan negatif lainnya.
Selain hal tersebut di atas, Pemerintah sebagai pengemban amanat
masyarakat bertanggung jawab atas kinerja yang telah dilakukannya.
Salah satu kata kunci dalam keberhasilan pengelolaan keuangan daerah
adalah akuntabilitas publik. Karena untuk mendukung dilakukannya
pengelolaan dana masyarakat yang mendasarkan konsep Value For Money,
maka diperlukan sistem pengelolaan keuangan daerah dan anggaran
daerah yang berorientasi pada kinerja (performance budget). Anggaran
kinerja tersebut adalah untuk mendukung terciptanya akuntabilitas
publik Pemerintah Daerah dalam rangka otonomi daerah dan
desentralisasi. Sehingga penganggaran di Kabupaten Jembrana
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Anggaran daerah harus bertumpu pada kepentingan public;
2) Anggaran daerah harus dikelola dengan hasil yang baik dan biaya
rendah (work better and cost less);
3) Anggaran daerah harus mampu memberikan transparansi dan
akuntabilitas secara rasional untuk keseluruhan siklus anggaran;
4) Anggaran daerah harus dikelola dengan pendekatan kinerja
untuk seluruh jenis pengeluaran maupun pendapatan;
5) Anggaran daerah harus mampu menumbuhkan
profesionalisme kerja disetiap organisasi yang terkait
Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023
6) Anggaran daerah harus dapat memberikan keleluasaan bagi para
pelaksananya.
Performance budget sebagai upaya untuk memperbaiki proses
pengendalian dan pengawasan anggaran. Pengawasan dan pengendalian
tidak hanya dilakukan pada akhir proses anggaran, tetapi harus dilakukan
pada setiap tahap mulai dari perencanaan, implementasi maupun output-
nya akan dievaluasi. Hal ini dimaksudkan agar setiap penyimpangan atau
kesalahan yang terjadi sedini mungkin dapat terdeteksi dan dapat
dikendalikan sehingga efisiensi dan efektivitas dapat tercapai. Perencanaan
anggaran entitas pemerintah yang berorientasi pada kinerja pada dasarnya
melibatkan tiga elemen penting yang saling terkait dan terintegrasi yaitu:
masyarakat, DPRD dan Pemerintah Daerah. Adapun fungsi Pemerintah
Daerah adalah sebagai pelaksana teknis yang meliputi:
1) Untuk meningkatkan dan mengembangkan sistem pengelolaan
keuangan daerah agar dihasilkan pengelolaan keuangan daerah
yang sesuai dengan kondisi daerah;
2) Untuk mengontrol dan mengendalikan target penerimaan dan
pengeluaran sesuai dengan APBD yang ditetapkan, dan;
3) Informasi keuangan lebih transparan dan dapat dipercaya,
baik kepada DPRD, Pemerintah Pusat, dan masyarakat.
Upaya untuk menjaga pembangunan daerah yang berkesinambungan dan
sistimatis yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana
dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia secara optimal,
efisien,efektif dan akuntabel dengan tujuan akhir meningkatkan kualitas
hidup manusia dan masyarakat secara berkelanjutan dan selaras dengan
sasaran, arah kebijakan, dan strategi pembangunan yang dilaksanakan
dipandang perlu adanya sinkronisasi pembangunan antara Pemerintah
Kabupaten Jembrana dengan pemerintah Provinsi Bali serta Nasional
sesuai dengan program prioritas yang sudah ditetapkan.

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023


BAB VIII
PENUTUP

Demikianlah Rancangan Perubahan Kebijakan Umum Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) Kabupaten Jembrana Tahun
2023 ini dibuat untuk selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan
Perubahan Prioritas dan Palfon Anggaran Sementara (PPAS) dan
Perubahan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD) Tahun Anggaran 2023.

Negara, 16 Agustus 2023


Bupati Jembrana

I NENGAH TAMBA

Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2023

Anda mungkin juga menyukai