Anda di halaman 1dari 34

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI)

2.1 Deskripsi Organisasi


SMP Negeri 2 Pseksu merupakan unit kerja yang bertugas
melaksanakan pendidikan formal dibawah naungan Dinas Pendidikan
Kabupaten Lahat. Sekolah ini berdiri dan mulai operasional pada 16 Juli
2008 dengan surat keputusan pendirian nomor : 240/Kep/Pendik/2008
dengan status kepemilikan Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat. Sekolah ini
pada awalnya memiliki tiga ruang belajar yang kemudian dari waktu ke waktu
banyak penambahan fasilitas ruangan dan berbagai perlengkapan lainnya.
SMP Negeri 2 Pseksu berlokasi di Desa Muara Cawang Kecamatan Pseksu
Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan yang dibangun pada tahun 2008
di atas lahan seluas 3.000 m2. Padahal awal tahun berdiri, SMP Negeri 2
Pseksu merupakan SMP Satu Atap dengan nama SMP Negeri Satu Atap 2
Pseksu, Satu Atap dengan SD Negeri 8 Pseksu. Kemudian pada tahun 2011,
SMP Negeri Satu Atap 2 Pseksu berubah nama menjadi SMP Negeri 2
Pseksu

Gambar 2.1 : SMP Negeri 2 Pseksu

6
a. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Pseksu


NSS/ NPSN : 201110501170/10601398
Status Sekolah : Negeri
Desa Muara Cawang Kec. Pseksu Kab.
Alamat Sekolah :
Lahat
Tanggal SK Pendirian : 16 Juli 2008
Akreditasi : C
SK Pendirian Sekolah : 240/KEP/PENDIK/2008
Provinsi : Sumatera Selatan
Nama Kepala Sekolah : Eva Efriani, S.Pd
Tabel 2.1 : Identitas sekolah SMP Negeri 2 Pseksu

SMP Negeri 2 Pseksu sudah memiliki fasilitas yang cukup lengkap


mulai dari memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang Komputer, 1 ruang Kepala
Sekolah, 1 ruang guru dan TU, 1 Ruang Perpustakaan, 1 Laboratorium IPA,
dan 2 kamar Mandi siswa dan guru serta lapangan untuk berbagai kegiatan
siswa. siswa adalah 98 siswa. Jumlah guru di SMP Negeri 2 PSEKSU adalah
15 Orang dan tata usaha (TU) dan Staff sebanyak 7 orang.
b. Daftar Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK)
Mata Pelajaran
No Nama Lengkap L/P Pangkat/ Ket
yang diajarkan/
Gol
Lulusan
A. Guru
1 Eva Efriani, S. Pd. P Penata, S.1 B. Inggris Plt. Kepala
III/c Sekolah
2 Wiratama Sari Sarwinda, S. Pd. P III/a IPA Ka. Lab
3 Anne Valentine, S. Pd. P III/a Bahasa Inggris Ka. Perpus
4 Rika Astuti, S. Pd. P III/a Matematika
5 Dismiati, S. Pd. P - Prakarya/
Pend. Biologi
6 Fitriani Surmin, S. Pd. P - B. Indonesia
7 Betaria Susilasanti, S. Pd. P - SBK/
PGSD
8 Rasipun Abadi, S. Pd. L - IPA
9 Delly Lestari, S. Pd. P - PPKn/Pend.
Bahasa Inggris
10 Rice Fransisca KH, S. Pd. I P - PAIBP

7
11 Marlin Saputri, S. Pd. P - B. Indonesia
12 Nurul Istiqomah, S. Pd. P - IPS/ Pend.
Matematika
13 Elviera Agustine, S. Pd. P - IPS
14 Erma Vratiwi, S. Pd. I P - PPKn, PAI
15 Yungki Akbar, S. Pd. L - PJOK
B. Staff TU
1 Merna Rulianti P - SMK Ka. TU
2 Citri Anggriani, S. Pd P - S.1 Pend. Biologi
3 Nuhayati P - MAN
4 Merza Junita P - SMA Staff Perpu
5 Naini Sumarti S.Pd P - S.1 PGSD
6 Hesti, S.Pd P - S.1 Pend Biologi
7 Ruzi Hamzah Silin Hanafi L - SMA Penjaga
Tabel 2.2 : Daftar nama Guru dan Tenaga Kependidikan
SMP Negeri 2 Pseksu

Jumlah
Kelas
(7 + 8 + 9)
Tahun
Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9
Pelajaran
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
2017/2018 41 1 38 1 36 1 115 3
2018/2019 43 2 40 1 38 1 121 4
2019/2020 39 1 49 2 30 1 118 4
2020/2021 36 1 38 1 41 2 115 4
2021/2022 27 1 36 1 33 1 96 3
Tabel 2.3 : Jumlah siswa SMP Negeri 2 Pseksu

c. Daftar sarana dan prasarana


Jumlah Kondisi
No Uraian Yang Baik Rusak Rusak Ket
Ada Ringan Berat

1 Ruang belajar / kelas 6 4 1 1

2 Kantor 1 √

3 WC guru 1 √

4 WC siswa 1 √

5 Perpustakaan 1 √

6 UKS -

7 Komputer 13 12 1

8 Chromebook 15 15

9 Laptop 5 5

8
10 Laboratorium IPA 1 √

11 Pagar Sekolah 23 M

Tabel 2.4 : Daftar sarana dan prasarana SMP Negeri 2 Pseksu

2.2 Visi, Misi, dan Nilai-nilai Organisasi


a. Visi SMP Negeri 2 Pseksu
‘Terwujudnya peserta didik yang berkarater religius, mandiri, cerdas dan
bertanggung jawab”

b. Misi SMP Negeri 2 Pseksu


1. Meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran
agama.
2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan yang berorientasi
pada pencapaian kompetensi
3. Menyelenggarakan proses Pendidikan yang berpihak kepada siswa
4. Menciptakan lulusan yang memiliki daya saing dan kemandirian
5. Membentuk peserta didik yang bermoral, berbudi pekerti yang santun
dan disiplin
6. Terwujudnya kinerja pendidik dan tenaga pendidik yang professional
7. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara lingkungan

c. Nilai – nilai Organisasi


Adapun Nilai – Nilai Organisasi dari SMPN 2 Pseksu yaitu :
1. Profesional
SMPN 2 Pseksu dibawah naungan Dinas Pendidikan dan
kebudayaan kabupaten Lahat adalah aparat yang bekerja keras untuk
mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang tugasnya,
menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.
2. Akuntabel

9
Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat sesuai dengan
ketentuan atau peraturan yang berlaku.
3. Sinergi
Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama
yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku
kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik,
bermanfaat dan berkualitas.
4. Transparan
SMPN 2 Pseksu dibawah naungan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Lahat menjamin akses atas kebebasan bagi
setiap orang untuk memperoleh inforrmasi tentang penyelenggaraan
pemerintah, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan
pelaksaannya, serta hasil-hasil yang dicapai.
5. Inovatif
SMPN 2 Pseksu dibawah naungan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Lahat mendukung kreativitas dan
mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya.
Tugas dan Fungsi Pokok Guru
Adapun tugas pokok dan fungsi guru mata pelajaran adalah sebagai
berikut:
1. Membuat perangkat pembelajaran
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
3. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan
umum, ujian akhir
4. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
5. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
6. Mengisi daftar nilai siswa
7. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada
guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar

10
8. Membuat alat pelajaran/alat peraga
9. Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni
10. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum
11. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
12. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi
tanggung jawabnya
13. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar
14. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran
15. Mengatur keberhasilan ruang kelas
16. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan
pangkatnya.

11
Struktur Organisasi

12
2.3 Deskripsi Isu/ Situasi Problematik SMP Negeri 2 Pseksu
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Isu adalah masalah
yang harus didahulukan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal usulnya
dan tidak terjamin kebenarannya. Rancangan aktualisasi ini disusun
berdasarkan identifikasi beberapa isu yang ditemukan di instansi tempat
penulis ditugaskan yaitu di SMP Negeri 2 Pseksu Kabupaten Lahat. Sumber
isu berasal dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai
(SKP), serta inisiatif peserta sendiri berdasarkan persetujuan atasan.
Berdasarkan kaitannya dengan Manajemen ASN, Whole of Government
(WoG), dan Pelayanan Publik, ditemukan beberapa isu sebagai berikut:
a. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran Matematika di SMPN 2 Pseksu
Deskripsi Isu : Pelaksanaan kegiatan pembelajaran kurang aktif
disebabkan karena faktor internal dan eksternal. Faktor internal berkaitan
dengan minat belajar, motivasi belajar, dan tingkat intelegensi siswa,
sedangkan faktor eksternal berhubungan emosional anak dengan guru,
penggunaan komponen belajar yang kurang menarik, dan interaksi dengan
sesama siswa. Oleh sebab itu perlunya merancang kegiatan pembelajaran
yang aktif agar Pelayanan Publik dapat tercapai.

b. Rendahnya kemampuan representasi matematis siswa SMPN 2 Pseksu


Deskripsi Isu: Lemahnya kemampuan representasi matematis siswa
dapat disebabkan oleh kurang bervariasi dan inovatif media dan metode yang
digunakan dalam pembelajaran matematika. Siswa juga kesulitan
menunjukkan penyelesaian matematika dalam representasi visual (grafik,
diagram, tabel, dan gambar) dan representasi persamaan (ekpresi
matematis) sedangkan jenis representasi lain juga kurang diperhatikan
seperti verbal (kata-kata). Sehingga siswa sering mengalami kesulitan ketika
diminta untuk menjelaskan penyelesaian soal matematika secara verbal.
Hal ini menunjukkan bahwa untuk mengkomunikasikan ide matematika
diperlukan adanya representasi. Mengingat begitu pentingnya representasi
dalam pembelajaran matematika maka salah satu kemampuan matematis
yang harus dikembangkan adalah kemampuan representasi matematis.
Dalam meningkatkan kemampuan representasi dibutuhkan suatu model
pembelajaran yang aktif dan inovatif salah satunya dengan menggunakan

13
model pembelajaran SAVI (Somatic-Auditory-Visualization-Intellectualy)
(Pelayanan Publik)

c. Belum Optimalnya Penyusunan Perangkat Pembelajaran di SMPN 2


Pseksu
Deskripsi Isu : Belum optimalnya penyusunan perangkat pembelajaran
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain tidak adanya standarisasi dari
pemerintah, tugas dan tanggung jawab guru yang banyak dalam kegiatan di
kelas maupun di sekolah, guru hanya terfokus pada bahan ajar yang tersedia
dari sekolah. Fenomena yang berkembang menunjukkan bahwa, masih ada
guru yang belum mampu dan mau membuat/menyusun perangkat
pembelajaran (Manajemen ASN)
d. Rendahnya kesadaran siswa dalam menerapkan protokol Kesehatan di
masa pandemic covid 19 di SMPN 2 Pseksu
Deskripsi Isu: Bentuk pembelajaran di sekolah-sekolah formal yang
awalnya tatap muka beralih secara daring (dalam jaringan), melalui berbagai
macam platform. sekolah tentu mengalami dampak yang sangat signifikan
terhadap pembelajaran, bahkan Kementerian Pendidikan melakukan
berbagai upaya untuk menyiasati agar pembelajaran tetap berlangsung.
Penerapan protokol kesehatan saat ini menjadi hal utama yang wajib
dilakukan, seperti menggunakan masker saat bepergian/melakukan aktivitas
diluar rumah, sering mencuci tangan dengan sabun, sesering mungkin
menggunakan hand sanitizer setelah memegang suatu benda, melakukan
social dan physical distancing atau menjaga jarak. Program tersebut menjadi
prioritas pemerintah yang solutif untuk menghadapi pandemic Covid-19. Di
dalam pembelajaran tatap muka terbatas ini masih banyak siswa yang
menganggap enteng dan tidak menerapkan protokol Kesehatan di sekolah
maupun di rumah. Sehingga sekolah perlu berkolaborasi dengan petugas
Kesehatan maupun dinas pendidikian untuk bersosialisai mengenai hal ini
(Whole of Goverment)
e. Rendahnya hasil belajar matematika siswa SMPN 2 Pseksu
Deskripsi Isu: Adapun rendahnya hasil belajar matematika siswa juga
disebabkan oleh kesulitan memahami matematika dan siswa kurang
termotivasi dalam belajar matematika karena disebabkan kebiasaan belajar
yang kurang baik. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar
matematika siswa diantaranya adalah kurangnya keaktifan siswa didalam

14
proses belajar mengajar dan kurangnya keterampilan guru dalam menyajikan
materi pembelajaran dengan berbagai metode dan media pembelajaran.

Berdasarkan kaitannya dengan Manajemen ASN, Whole of Government


(WoG), dan Pelayanan Publik, penulis menuliskan kelima permasalahan
tersebut secara ringkas dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.4 : Identifikasi Isu Aktualisasi


Keterkaitan
Identifikasi Isu/ Identifikasi Akar
No Kondisi Ideal Dengan
Kondisi Sekarang Permasalahan
Materi
1. Siswa kurang aktif Siswa lebih aktif dalam Pelayanan Guru kurang optimal dalam
dalam pembelajaran pembelajaran, guru juga publik merancang pembelajaran
Matematika di SMPN 2 dapat menyajikan yang aktif
Pseksu pembelajaran yang
inovatif dan lebih
menyenangkan agar
siswa ikut terpacu dan
termotivasi dalam belajar.
2. g. Rendahnya Untuk menyelesaikan Pelayanan Lemahnya kemampuan
kemampuan soal matematika publik representasi matematis
representasi diperlukan suatu siswa dapat disebabkan
matematis siswa kemampuan dalam oleh kurang bervariasi dan
SMPN 2 Pseksu mengekspresikan inovatif media dan metode
penyelesaian matematika yang digunakan dalam
ke dalam bentuk symbol pembelajaran matematika
matematika, kedalam
bentuk visual maupun
verbal. Guru selalu
menggunakan model
pembelajaran yang
variatif ketika melakukan
proses pembelajaran.
3. Belum Optimalnya Dalam Kegiatan Manajemen Tidak adanya Standarisasi
Penyusunan Pembelajaran Sangat di ASN dari Pemerintah. Tugas
Perangkat perlukan Penyusunan dan tanggungjawab guru
Pembelajaran di Perangkat Pembelajaran, terlalu banyak baik di
SMPN 2 Pseksu agar kegiatan sekolah dan diluar sekolah
pembelajaran dapat
tercapai.
4. h. Rendahnya kesadaran Guru mengingatkan dan Whole Of Guru kurang melakukan
siswa dalam mengarahkan siswa Goverment pemberian pemahaman
menerapkan protokol untuk tetap prokes dalam (WoG) kepada siswa akan bahaya
Kesehatan di masa pembelajaran tatap muka covid serta kurangnya
pandemic covid 19 di terbatas kesadaran siswa dalam
SMPN 2 Pseksu menerapkan prokes

5. Rendahnya hasil Hasil belajar siswa Pelayanan Ketidaktepatan guru dalam


belajar matematika diharapkan bisa Publik merancang dan
siswa SMPN 2 melampaui KKM atau melaksanakan
Pseksu setidaknya tuntas dalam pembelajaran menjadi
pembelajaran salah satu faktor penyebab
prestasi belajar
matematika siswa rendah.

2.4 Teknik Analisis Isu (Core Issue)


Berdasarkan uraian mengenai permasalahan apa saja yang saat ini
terjadi di SMP Negeri 2 Pseksu dapat dipilih isu yang paling krusial dan

15
perlu dicari pemecahan masalahnya. Metode yang dipakai untuk
menentukan isu mana yang paling fundamental adalah dengan
menggunakan USG. Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah
satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan.
Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan
perkembangan isu menggunakan skala 1-5. Isu yang memiliki total skor
tertinggi merupakan isu prioritas yang harus segera diselesaikan atau dicari
solusinya. Berikut dipaparkan apa yang dimaksud dengan urgensi,
keseriusan dan perkembangan sebuah isu:
a) Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.

b) Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu
tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau
masalah penyebab isu tidak dipecahkan.
c) Growth
Seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dan
menimbulkan masalah baru. Sebuah isu yang penting jika tidak segera
diselesaikan akan membuat keadaan semakin memburuk
Tabel Analisis skor USG terhadap isu
No Isu U S G Skor

1 Siswa kurang aktif dalam pembelajaran Matematika di


SMPN 2 Pseksu 4 4 4 12

2 Rendahnya kemampuan representasi matematis


siswa SMPN 2 Pseksu 5 5 4 14

3 Belum Optimalnya Penyusunan Perangkat


Pembelajaran di SMPN 2 Pseksu 3 3 4 10

4 Rendahnya kesadaran siswa dalam menerapkan 4 3 3 10


protokol Kesehatan di masa pandemic covid 19 di
SMPN 2 Pseksu

5 Rendahnya hasil belajar matematika siswa SMPN 2 3 4 4 11


Pseksu

16
Keterangan : berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar,
3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil)
Berdasarkan hasil identifikasi dengan menggunakan analisis USG, dapat
disimpulkan bahwa terpilih isu aktual yaitu “Rendahnya kemampuan
representasi matematis siswa di SMP Negeri 2 Pseksu”

2.5 Argumentasi Terhadap Core Isu Terpilih


Setelah mengetahui core issue terpilih, yaitu “Rendahnya
kemampuan representasi matematis siswa di SMP Negeri 2 Pseksu”
selanjutnya dicarikan kegiatan pemecahan masalahnya agar dapat dilakukan
dengan tahapan-tahapan kegiatan dan berkonstribusi bagi visi dan misi
organisasi serta dapat memberikan penguatan pada nilai-nilai organisasi,
yang dituangkan dalam rancangan aktualisasi. Proses pembelajaran yang
terlalu monoton serta kurangnya kreatifitas dalam proses pembelajaran
sehingga membuat peserta didik jenuh dalam proses belajar mengajar dan
kurang maksimal dalam penyerapan materi pembelajaran.
Menurut Hermes (Suhartono, 2016) konsep-konsep matematika memiliki
sifat abstrak, karena hanya ada dalam pikiran manusia. Hanya pikiran yang
dapat melihat objek matematika. Hal ini menyebabkan siswa mengalami
kesulitan dalam belajar matematika. Sehingga perlunya kemampuan-
kemampuan matematika yang harus dimiliki siswa, agar mempermudah siswa
dalam menyampaikan ide-ide matematisnya. Salah satu kemampuan yang
dapat membantu mengekspresikan objek matematika yang ada pada pikiran
yaitu dengan merepresentasikan dalam bentuk ekspresi matematis lainnya.
Penemuan Mandur (Artiah, 2017) menyatakan kemampuan representasi
matematis berkontribusi secara signifikan terhadap prestasi belajar
matematika baik secara langsung maupun tidak langsung. Akan tetapi, peran
guru diperlukan untuk memfasilitasi siswa dalam mengembangkan
kemampuan representasi matematis.
Representasi matematis adalah ungkapan dari ide-ide matematika
sebagai hasil gambaran dari pemikiranya kedalam bentuk gambar, diagram,
tabel, persamaan, simbol, maupun kata-kata. Representasi matematis akan
mendukung dan mempermudah pemahaman siswa, jika diberikan instruksi
yang mendukung pemahaman representasi sebelum digunakan untuk
menjelaskan konsep matematika. Sejalan dengan pendapat Cai, Lane dan
Jacbsin (Hanifah, 2015) menyatakan bahwa peran guru dalam pembelajaran

17
untuk mendorong representasi matematis siswa yaitu, guru mendorong siswa
untuk melakukan transactive reasoning seperti mengkritik, menjelaskan,
mengklarifikasi, menjastifikasi dan mengelaborasi suatu gagasan yang
diajukan, baik yang diinisiasi oleh siswa maupun guru. Guru membantu siswa
dalam merencanakan dan menyiapkan bahan-bahan untuk presentasi dan
diskusi. Peran guru disini hanya sebagai fasilitator, siswa yang bergerak aktif
dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
Menurut hasil penelitian Hutagaol (Artiah, 2017) menyatakan terdapat
permasalahan dalam penyampaian materi pembelajaran matematika, yaitu
kurang berkembangnya daya representasi siswa, khususnya siswa SMP yang
disebabkan kurangnya kesempatan siswa untuk menghadirkan
representasinya sendiri. Dalam hal ini, guru di minta untuk dapat memberi
kesempatan siswa untuk mengeksplorasi sendiri ide-ide yang mereka pikirkan.
Pentingnya memberikan kesempatan siswa dalam memunculkan representasi
matematis dapat di dukung dari model pembelajaran yang di terapkan selama
pembelajaran. Sejalan dengan hasil penelitian Hanifah (2015) yang
menyatakan bahwa kelas yang diberi model pembelajaran yang mendukung
kesempatan siswa merepresentasikan ide-ide matematis dan di lakukan
secara konsisten dapat meningkatkan kemampuan representasi siswa.
Pelaksanaan Pembelajaran dengan model pembelajaran SAVI Somatic-
Auditory-Visualization-Intellectualy)
Salah satu model pembelajaran yang cocok untuk memunculkan
kemampuan representasi siswa adalah metode pembelajaran SAVI.
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar
haruslah memanfaatkan semua alat indera yang dimiliki siswa
Unsur-unsur pembelajaran SAVI adalah belajar Somatic, belajar
Auditory, belajar Visual, dan belajar Intellectual. Jika keempat unsur SAVI ada
dalam setiap pembelajaran, maka siswa dapat belajar secara optimal.
Salah satu materi yang akan digunakan oleh penulis untuk mengukur
kemampuan representasi matematis siswa adalah Transformasi Geometri
yang diajarkan di kelas IX SMP Semester Ganjil. Penjelasan unsur-unsur
model pembelajaran SAVI dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

a. Somatis 
Somatic berasal dari bahasa yunani yang berarti tubuh. Belajar
somatis berarti belajar dengan indera peraba, kinestetis, praktis melibatkan

18
fisik dan menggunakan tubuh sewaktu belajar secara berkala. Dalam hal ini
penulis akan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, siswa
dituntun untuk maju dan memperagakan translasi dan refleksi bangun datar
menggunakan papan magnetic yang telah disediakan.

b. Auditory 
Pikiran auditory lebih kuat dari apa yang kita sadari. Telinga bekerja
terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditory. Dan ketika
membuat suara sendiri dengan berbicara, maka beberapa area penting di otak
pun menjadi aktif. Dalam merancang pelajaran yang menarik bagi saluran
auditory yang kuat dalam diri pembelajar, maka dengan cara mendorong
pembelajaran untuk mengungkapkan dengan suara. Pembelajaran auditory
merupakan belajar paling baik jika mendengar dan mengungkapkan kata-kata.
Siswa akan diajak untuk menonton dan mendengarkan sebuah video
pembelajaran yang didalamnya memuat objek bangun datar yang akan di
translasikan atau di refleksikan.

c. Visual 
Ketajaman setiap orang itu kuat, disebabkan oleh pikiran manusia lebih
dari kata. visual paling baik jika dapat melihat contoh dari dunia nyata,
diagram, peta gagasan, ikon, gambar dan gambar dari segala macam hal
ketika sedang belajar. Dalam memperagakan transformasi geometri, siswa di
tuntun untuk memperhatikan dan mengamati baik-baik apa yang sudah
dicontohkan temannya. Selanjutnya dengan video pembelajaran yang
didalamnya ada efek-efek transisi yang dapat meningkatkan kemampuan
visual siswa.

d. Intelektual 
Intelektual adalah bagian dari yang merenung, mencipta,
memecahkan masalah yang membangun makna. Intelektual adalah pencipta
makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berfikir,
menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan saraf baru dan belajar. Pada
intelektual identik dengan melibatkan pikiran untuk menciptakan
pembelajarannya sendiri. Belajar bukanlah menyimpan informasi tetapi
menciptakan makna., pengetahuan dan nilai yang dapat dipraktikkan oleh
pikiran belajar.

19
Setelah melihat, menjalani, dan mempraktekan siswa akan di beri
latihan untuk mengukur tingkat kemampuan merepresentasikan objek
matematika kedalam bentuk yang verbal maupun visual.

2.6 Nilai-nilai Dasar Profesi PNS


Dalam merancang kegiatan aktualisasi ini ada lima nilai dasar atau
indikator profesi ASN yakni: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang disingkat menjadi “ANEKA” yang
menjadi acuan. Sehingga setiap kegiatan memiliki nilai - nilai dalam ANEKA.
Berikut ini penjelasan umum dari setiap nilai dasar dan indikator-indikator nilai
yang terkandung pada nilai dasar tersebut yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-
nilai publik tersebut antara lain adalah :
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi.
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis.
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Terdapat 9 (Sembilan) nilai-nilai dasar Akuntabilitas, yaitu:
Kepemimpinan lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana atasan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya Transparansi, Integritas, Tanggung Jawab, Kepercayaan,
Keseimbangan, Kejelasan dan Konsistensi.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi Aparatur Sipil Negara untuk
mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan
orientasi mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Atau sering
juga diartikan sebagai paham kebangsaan. Nilai-nilai dasar Nasionalisme
adalah sebagai berikut Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai-nilai

20
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Nilai-nilai Persatuan Indonesia, Nilai-
nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Nilai-nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.

3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, perilaku untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik. Nilai-nilai dasar Etika Publik adalah Memegang teguh nilai-nilai dalam
ideologi Negara Pancasila, Setia dan mempertahankan Undang-Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, Menjalankan tugas
secara profesional dan tidak berpihak, Membuat keputusan berdasarkan
prinsip keahlian, Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif,
Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur, Mempertanggung
jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik, Memiliki kemampuan
dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun, Mengutamakan
kepemimpinan berkualitas tinggi, Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama, Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai, Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan dan Meningkatkan
efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem
karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara
lain: mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan memberikan
layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara. Nilai-nilai
dasar komitmen mutu adalah efektif, efisien, inovasi dan mutu
penyelenggaraan pemerintahan yaitu :
a. Efektivitas, menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja
b. Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumber daya
dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan

21
c. Inovasi adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur
yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang
berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin
d. Mutu Penyelenggaraan Pemerintahan merupakan suatu kondisi dinamis
berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen.
5. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara
atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak. Nilai-nilai dasar Anti
Korupsi Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggung Jawab, Kerja Keras,
Sederhana, Berani dan Adil.

2.7 Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI


Ada 3 hal utama yang perlu dipahami dan diimplementasikan
seorang PNS dalam kesehariannya ketika menjalankan tugas negara, yaitu
pemahan tentang manajemen ASN, pelayanan publik dan whole of
government (LAN, 2015). Bahasan berikut bersumber pada modul
pelatihan Dasar CPNS yang disusun tim LAN RI.
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme
(LAN, 2015). Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan
zaman. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik;
2) Pelayan publik; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa

22
b. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat
dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan
/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat” (LAN, 2015).
Berdasarkan definis di atas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga unsur
utama terselenggaranya suatu pelanyanan publik yaitu penyelenggara,
penerima layanan dan kepuasaan penerima layanan.
Prinsip pelayanan public yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima adalah:

1) Partisipatif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan


masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya;
2) Transparan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah
sebagai penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses
bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan
pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut, seperti: persyaratan,
prosedur, biaya, dan sejenisnya.
3) Responsif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya
4) Tidak diskriminatif. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan
warga negara yang lain.
5) Mudah dan Murah. Persyaratan pelayanan mudah dan terjangkau oleh
masyarakat
6) Efektif dan Efisien. Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu
mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya
7) Aksesibel. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan
8) Akuntabel. Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan
menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh
warga negara melalui pajak yang mereka bayar
9) Berkeadilan

c. Whole of Government

23
Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program
dan pelayanan public (LAN, 2015). Oleh karenanya Whole of
Government juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan
urusan-urusan yang relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG
menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan
perhatian dari pemerintah, antara lain:
1) Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih
baik.
2) Adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari
adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan. Satu
sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau masing-
masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan
justru kontraproduktif atau “saling membunuh.”
3) Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk
latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat
dilakukan, baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal.
Cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh beberapa negara, termasuk
Indonesia dalam level-level tertentu.
1) Penguatan koordinasi antar lembaga
2) Membentuk lembaga koordinasi khusus
3) Membentuk gugus tugas
4) Koalisisosial

24
2.8 Matrik Rancangan Aktualisasi
Formulir 1. Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : SMP Negeri 2 Pseksu


Jabatan : Guru Matematika Ahli Pertama
Identifikasi Isu :
1. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran Matematika di SMP Negeri 2 Pseksu
2. Rendahnya kemampuan representasi matematis siswa SMP Negeri 2 Pseksu
3. Belum Optimalnya Penyusunan Perangkat Pembelajaran di SMP Negeri 2 Pseksu
4. Rendahnya kesadaran siswa dalam menerapkan protokol Kesehatan di masa pandemic covid 19 di SMP Negeri 2 Pseksu
5. Rendahnya hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 2 Pseksu

Isu yang diangkat : Rendahnya kemampuan representasi matematis siswa di SMP Negeri 2 Pseksu

Gagasan Pemecah Isu : Upaya Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Menggunakan Model
Pembelajaran SAVI (Somatic-Auditory-Visualization-Intellectualy) di SMP Negeri 2 Pseksu

Langkah-Langkah
Pemecahan Isu :
1 Melakukan koordinasi dengan atasan atau mentor
.
2 Menyusun perangkat dan model pembelajaran

25
.
3 Menyiapkan materi pembelajaran berupa lembar aktivitas siswa (LAS).
.
4 Menyiapkan papan transformasi geometri, disini penulis memanfaatkan papan magnetic
. sebagai alat peraga
5 Membuat bangun datar segi empat, segitiga, trapesium, jajar genjang dll dengan
. memanfaatkan kardus bekas dan kertas manggis warna-warni
6 Membuat media pembelajaran power point
.
7 Mencari video pembelajaran transformasi geometri sebagai media audio visual dalam
. pembelajaran matematika
8 Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran yang telah
. ditentukan

Penguatan
Output/Hasil Kedudukan Dan Peran ASN dalam Kontribusi terhadap Visi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai
Kegiatan NKRI & Misi Organisasi
Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
1.  Konsultasi dan meminta  Membuat rancangan  Terlaksananya Akuntabilitas Kegiatan konsultasi dan Kegiatan ini
persetujuan kepada aktualisasi mengenai pembuatan draf Kejelasan: meminta persetujuan dari mendukung
kepala sekolah ibu Eva kegiatan yang akan rancangan Komunikasi dilakukan dengan mentor dan coach memiliki nilai-nilai

26
Efriani, S.Pd. selaku dilakukan aktualisasi mentor untuk memberikan kejelasan kontribusi terhadap misi organisasi
mentor dan bapak Drs.  Mendengarkan saran,  Bukti Kegiatan kerja yang akan dilakukan sekolah SMP Negeri 2 SMP Negeri 2,
H. Joko Imam Sentosa, masukan dan kritikan dari  Notulen bimbingan PSESKU yang ke-2 yaitu yaitu nilai
M.M selaku coach Coach dan mentor untuk pembuatan Nasionalisme Mengoptimalkan proses Profesional
perbaikan rancangan rancangan Menghormati: pembelajaran dan Munculnya
aktualisasi aktualisasi Menghormati atasan dengan bimbingan yang sikap
 Meminta persetujuan Coach  Draf rancangan meminta izin terlebih dahulu berorientasi pada professional
dan Mentor untuk aktualisasi dengan sebelum melakukan kegiatan pencapaian kompetensi tercermin
melaksanakan kegiatan judul “Upaya dalam
Meningkatkan Etika Publik hubungan
Kemampuan Menghargai Komunikasi, Konsultasi antara
Representasi dan Kerjasama: pimpinan dan
Matematis Siswa Berkomunikasi dengan mentor bawahan
menggunakan adalah wujud dari Etika publik dalam
model terhadap pimpinan pelaksanaan
pembelajaran suatu
SAVI (Somatic- Komitmen Mutu kegiatan.
Auditory Efektif:
Visualization- Berkoordinasi terlebih dahulu untuk
Intellectualy) di mencapai tujuan yang telah
SMP Negeri 2 ditetapkan
Pseksu”
 Surat permohonan Anti Korupsi
aktualisasi Jujur:
 Surat persetujuan Meminta izin kepada mentor
dari mentor merupakan salah satu cara meminta
 Dokumentasi persetujuan dari atasan maka
kegiatan berupa sebagai ASN harus jujur dengan
foto kegiatan yang akan dilaksanakan
Keterkaitan

27
2.  Membuat dan  Membuat Silabus dan RPP,  Terlaksananya Keterkaitan Dengan Agenda Peran dan Kegiatan ini diharapkan Profesional :
menyiapkan Silabus, menyiapkan materi dan penyususnan Kedudukan ASN Adalah Pada Mata dapat berkontribusi Berkontribusi
RPP, materi, media Evaluasi pada Mata Silabus, RPP, Pelatihan: terhadap visi & misi dengan
pembelajaran dan alat pelajaran Matematika kelas draf Materi, Pelayanan Publik: organisasi, yaitu: melakukan
evaluasi kemampuan IX Evaluasi Menyiapkan Materi dan Media Pelajaran Terwujudnya kinerja upaya
representasi matematis  Menyiapkan Lembar  Telaksananya Keterkaitan Dengan Nilai ANEKA : pendidik dan tenaga menyiapkan
Aktivitas Siswa (LAS) pembuatan Akuntabilitas pendidik yang professional perangkat
 Menyediakan media media Tanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran
pembelajaran yang interaktif pembelajaran membuat media pembelajaran dan alat secara
berupa PPT dan Video berupa PPT dan peraga ini tercermin prioritas yang tinggi professional
 Menyiapkan alat peraga alat peraga dalam mendahulukan kepentingan publik sesuai dengan
papan geometri bangun datar dan membuat alat peraga dan media hasil yng ingin
transformasi dengan  Mencari dan merupakan kewajiban sebagai pendidik. di capai.
menggunakan papan menayangkan
magnetik video Nasionalisme
 Menyiapkan alat tambahan pembelajaran Pembuatan media pembelajaran
seperti Laptop, Proyektor dari youtube bertujuan membuat peserta didik mudah
dan Speaker  Desain LAS memahami materi ajar. Media
pembelajaran salah satu sarana yang
Bukti Kegiatan: dapat membuat proses belajar menjadi
 Silabus, RPP, menarik, sehingga sikap rela berkorban
materi alat
evaluasi Etika Publik
 Soft file PPT dan Sebagai tenaga pendidik dalam
Video, LAS meluangkan waktu harus dilakukan. Saya
 Foto-foto akan membuat media dan alat peraga
kegiatan pembelajaran dengan kecermatan dan
ketelitian dengan harapan media
pembelajaran ini dapat mengkaver jenis
kemapuan pemahaman peserta didik
dalam menerima materi ajar

28
Komitmen Mutu
Adanya media pembelajaran ini
diharapkan mendapatkan efektivitas
pembelajaran siswa.

Anti Korupsi
Untuk bisa menyelesaikan kegiatan ini
dibutuhkan sikap disiplin, tanggung jawab,
Kerja keras dan mandiri.

3.  Uji validasi dan reabilitas  Menyiapkan kelengkapan  RPP, silabus, Akuntabilitas : Kegiatan ini diharapkan Akuntabel:
perangkat pembelajaran uji Validasi dan reabilitas materi dan alat Adanya kejelasan wewenang dan mampu berkontribusi Kegiatan ini
meliputi kelayakan  Melakukan uji validasi dan evaluasi yang tanggung jawab antara penulis, mentor terutama terhadap visi & mendukung
materi, media reabilitas bersama mentor telah divalidasai dan coach misi organisasi, yaitu: 2) nilai-nilai
pembelajaran, dan alat dan coach dan reable Mengoptimalkan proses tanggung
evaluasi melalui  Foto-foto kegiatan Nasionalisme pembelajaran dan jawab
bimbingan dengan Munculnya sikap hormat menghormati bimbingan yang
mentor dan coach antara penulis, mentor dan coach dan berorientasi pada Profesional:
penekanan pada tanggung jawab pencpaian kompetensi 6) penguasaan
memvalidasi perangkat dan media Terwujudnya kinerja bidang
pembelajaran yang telah dibuat. pendidik dan tenaga tugasnya,
pendidik yang professional menjunjung
Etika Publik : tinggi etika
Sopan dalam berbicara kepada mentor dan integritas
dan coach, serta taat terhadap arahan profesi
yang diberikan oleh pimpinan.

Komitmen Mutu:
Terjadinya komunikasi dan keputusan
yang berorientasi pada mutu atau hasil

29
yang harus dicapai.

Anti Korupsi :
Dengan validasi ini diharapkan adanya
kejujuran dalm pembuatan media
pembelajarn dan tidak adanya bentuk
plagiarism

4.  pengumpulan data  Menyiapkan soal pretest  Lembar soal Akuntabilitas Sesuai misi sekolah yaitu Akuntabel:
kemampuan representasi untuk mengukur Pretest Berorientasi pada partisipasi melakukan terwujudnya kinerja Kegiatan ini
matematis siswa melalui kemampuan awal siswa  Hasil pretest kegiatan yang inovatif dalam pemberian pendidik dan tenaga mendukung
kegiatan tes awal  Melaksanakan pretest siswa pretest soal kepada siswa. pendidik yang professional nilai-nilai
(Pretest) tanggung
Nasionalisme jawab, kreatif
Pada pretest saat proses pemeriksaan dan tidak
lembar jawaban harus bersifat adil dan diskrikinatif,
transparan yaitu
menyusun
Etika Publik kisi-kisi soal,
Pelaksanaan pretest memasukkan nilai melaksanakan
siswa ke dalam daftar nilai harus hati-hati penilaian, dan
dan cermat agar tidak keliru memberikan
memasukkan nilai ke masing-masing nilai secara
siswa objektif

Komitmen Mutu
Proses pretest ini bermanfaat untuk
mengetahui kemampuan representasi
matematis siswa.

30
Anti Korupsi
Hasil dari pretest ini menjadi tolak ukur
peserta didik saya dan hasil penyampain
materi yang saya sampaikan. Jadi hasil
dari pretest harus disampikan dengan
jujur sesuai dengan fakta hasil nilai siswa
5.  Melaksanakan  Melaksanakan sistematika  Siswa mampu Pelayanan Publik Kegiatan ini diharapkan Kreatif dan
pembelajaran sesuai kegiatan belajar mengajar merepresentasika Keterkaitan dengan tugas ASN yakni mampu berkontribusi inovatif
dengan sintak model secara urut berdasarkan n penyelesaian sebagai niai Pelayanan Publik dimana terutama terhadap visi & Menggunakan
pembelajaran SAVI sintak model pembelajaran matematika Kegiatan pembelajaran dengan model- misi organisasi, yaitu: 1) model model
(Somatic-Auditory SAVI (Somatic-Auditory materi model pembelajaran yang sesuai dengan Meningkatkan pemahaman, pembelajaran
Visualization- Visualization-Intellectualy transformasi materi dapat membantu proses penghayatan, dan dan alat
Intellectualy)  Tahap Persiapan geometri kedalam pembelajaran akan mencapai tujuan pengamalan ajaran agama. peraga untuk
memberikan sugesti bentuk symbol, pembelajaran 2) Mengoptimalkan menciptakan
positif, memberikan grafik, dan verbal Nilai ANEKA proses pembelajaran hal baru yang
pernyataan yang memberi  Foto siswa saat dan bimbingan yang berbeda yang
manfaat kepada peserta menggunakan Akuntabilitas berorientasi pada sudah ada
didik, memberikan tujuan alat peraga Melaksanakan pembelajaran secara pencapaian kompetensi atau yang
yang jelas dan bermakna,  Foto siswa konsisten karena ini merupakan tugas 3) Menyelenggarakan sudah dikenal
serta membangkitkan rasa sedang menonton utama dan pokok seorang melaksanakan. proses Pendidikan yang sebelumnya
ingin tahu video Tanggung jawab dalam menjalankan berpihak kepada siswa. (gagasan,
 Tahap Penyampaian pembelajaran kegiatan belajar mengajar agar terlaksana 4) Menciptakan lulusan metode, atau
1. Pengamatan fenomena  Foto siswa saat dengan baik dan mencapai tujuan yang yang memiliki daya saing alat). Selain itu
dunia nyata, pelibatan mengisi LAS diharapkan. dan kemandirian. Kegiatan ini
seluruh otak, seluruh 5)Membentuk peserta mendukung
tubuh, presentasi Nasionalisme didik yang bermoral, nilai-nilai
interaktif, dan sarana Sebelum dan sesudah pelaksanaan berbudi pekerti yang tanggung
yang presentasi pembelajaran, guru mengajak siswa santun dan disiplin jawab, yaitu
berwarna-warni. untuk berdoa, sebagai bentuk 6) Terwujudnya kinerja menyiapkan
2. Siswa menonton video penanaman sikap religious. pendidik dan tenaga media dan
pembelajaran yang pendidik yang model-model

31
menanyangkan translasi professional pembelajaran
dan refleksi bangun merupakan
datar pada koordinat Etika Publik tugas pokok
kartesius (audio visual) Bertanggung jawab dan fungsi
3. Selanjutnya mengamati Dalam pelaksanaannya dengan guru.
gambar bidang bangun menggunakan cara melaksanakan
datar sebelum dan kegiatan belajar mengajar dengan setulus
sesudah di hati dan ikhlas agar dalam pembelajaran
transformasikan pada siswa mendapatkan pengajaran yang
slide PPT berkualitas. Menjalankan tugas Integritas
4. Mempraktekan apa Tinggi, Dalam kegiatan pembelajaran,
yang sudah di amati, guru haruslah meiliki integritas mengacu
praktek menggunakan pada RPP yang telah dibuat sehingga
alat peraga berupa menciptakan kegiatan yang efektif..
papan magnetic
(Somatic) Komitmen Mutu
 Tahap Pelatihan Efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan
Mengisi Lembar Aktivitas pembelajaran guru harus efektif dan
Siswa (LAS) efisien dengan waktu, dan metode yang
 Tahap Penampilan Hasil digunakan sehingga tercipta
Umpan balik, dan pembelajaran partisipasi, aktif, kreatif,
pemberian kesimulan efektif, dan menyenangkan. Inovasi
Pelaksanaan pembelajaran
menggunakan model memberikan kesan
baru kepada siswa, dan memotivasi siswa
agar dapat meningkatkan motivasi
belajar.

Anti Korupsi
Mandiri. Dalam pelaksanaannya dengan

32
menggunakan cara tidak bergantung
kepada bantuan rekan kerja lain dalam
melaksanakan tugas agar tugas mengajar
dapat terlaksana sesuai dengan jabatan
yang dimiliki. Disiplin Dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,
guru harus disiplin terhadap waktu untuk
setiap tahap pembelajaran agar tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat
tercapai.

6.  pengumpulan data  Melaksanakan proses  Foto kegiatan Menejemen ASN Kegiatan ini diharapkan Akuntabel:
kemampuan evaluasi kemampuan siswa melaksanan Keterkaitan dengan tugas ASN yakni mampu berkontribusi Kegiatan ini
representasi matematis representasi matematis proses evaluasi sebagai nilai Manajemen ASN dimana terutama terhadap visi & mendukung
siswa melalui kegiatan siswa kemampuan kegiatan evaluasi adalah salah satu misi organisasi, yaitu: nilai-nilai
evaluasi hasil berlajar  Memeriksa hasil evaluasi representasi tugas pendidik yang sesuai dengan 2) Mengoptimalkan proses tanggung
(Postest) kemampuan representasi matematis tujuannya yakni menjadi ASN yang pembelajaran dan jawab, kreatif
matematis siswa dan  Data terlampir profesional dan mempunyai etika bimbingan yang dan tidak
melakukan pengelolaan mengenai hasil profesi. berorientasi pada diskrikinatif,
data evaluasi pencapaian kompetensi yaitu
kemampuan Akuntabilitas 6) Terwujudnya kinerja menyusun
representasi Berorientasi pada partisipasi melakukan pendidik dan tenaga kisi-kisi soal,
matematis kegiatan yang inovatif dalam pemberian pendidik yang professional melaksanakan
evaluasi soal kepada siswa. penilaian, dan
memberikan
Nasionalisme nilai secara
Pada saat proses evaluasi pembelajaran objektif
saya tidak dapat memaksakan
kehendak kepada siswa terhadap target
yang ingin dicapai. Saya harus
mempertimbangkan kemampuan peserta

33
didik dalam memahami materi. Pada saat
proses pemeriksaan lembar jawaban
harus bersifat adil dan transparan

Etika Publik
Pelaksanaan evaluasi memasukkan nilai
siswa ke dalam daftar nilai harus hati-hati
dan cermat agar tidak keliru
memasukkan nilai ke masing-masing
siswa
Komitmen Mutu
Proses evaluasi ini harus bermuara pada
pada pencapaian hasil yang baik bagi
siswa.

Anti Korupsi
Hasil dari evaluasi ini menjadi tolak ukur
peserta didik saya dan hasil penyampain
materi yang saya sampaikan. Jadi hasil
dari evaluasi harus disampikan dengan
jujur sesuai dengan fakta hasil nilai siswa
6.  Menyusun laporan hasil  Membuat draf hasil  Foto-foto kegiatan Akuntabilitas :  Kegiatan konsultasi dan Sinergi dan
aktualisasi melalui aktualisasi mengenai pembimbingan Menyusun laporan hasil aktualisasi meminta persetujuan Profesional
konsultasi dan meminta kegiatan yang telah dan persetujan secara transparan, bertanggungjawab, dari mentor dan coach
persetujuan kepada dilakukan mentor dan coach dan berintegritas memiliki kontribusi Sebagai
kepala sekolah ibu Eva  Mendengarkan saran,  Hard copy dan terhadap misi sekolah bentuk
Efriani, S.Pd. selaku masukan dan kritikan dari soft copy laporan Nasionalisme : SMP Negeri 2 Pseksu pertanggung
mentor dan Drs. H. Coach dan mentor untuk hasil aktualisasi Menyusun laporan hasil aktualisasi yang ke-2 yaitu jawaban
Joko Imam Sentosa, perbaikan laporan hasil dengan cermat dan displin serta orientasi Mengoptimalkan proses terhadap
M.M selaku coach aktualisasi berpikir mementingkan kepentingan pembelajaran dan laporan
 Meminta persetujuan Coach publik, bangsa dan negara bimbingan yang kegiatan yang

34
dan Mentor untuk laporan berorientasi pada telah
hasil aktualisasi Etika Publik : pencapaian kompetensi dilakukan
Menyusun laporan dengan Bahasa yang
sopan dan santun, serta menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik

Komitmen Mutu :
Pembuatan laporan aktualisasi dengan
berorientasi pada kualitas hasil

Anti Korupsi :
Laporan aktualisasi yang dilaksanakan
harus jujur, disiplin, tanggung jawab dan
tidak melakukan plagiarisme.

JADWAL KEGIATAN
TABEL . JADWAL KEGIATAN
November Desember
NO Kegiatan Tahapan
2 3 4 1 2
1. Konsultasi dan meminta persetujuan  Membuat rancangan aktualisasi mengenai kegiatan yang akan
kepada kepala sekolah ibu Eva dilakukan
Efriani, S.Pd. selaku mentor dan  Mendengarkan saran, masukan dan kritikan dari Coach dan mentor
bapak Drs. H. Joko Imam Sentosa,

35
M.M selaku coach untuk perbaikan rancangan aktualisasi
 Meminta persetujuan Coach dan Mentor untuk melaksanakan
kegiatan

2. Membuat dan menyiapkan Silabus,  Membuat Silabus dan RPP, menyiapkan materi dan Evaluasi pada
RPP, materi, media pembelajaran Mata pelajaran Matematika kelas IX
 Menyiapkan Lembar Aktivitas Siswa (LAS)
dan alat evaluasi kemampuan
 Menyediakan media pembelajaran yang interaktif berupa PPT dan
representasi matematis Video
 Menyiapkan alat peraga papan geometri transformasi dengan
menggunakan papan magnetik
 Menyiapkan alat tambahan seperti Laptop, Proyektor dan Speaker

3. Uji validasi dan reabilitas  Menyiapkan kelengkapan uji Validasi dan reabilitas
perangkat pembelajaran meliputi  Melakukan uji validasi dan reabilitas bersama mentor dan coach

kelayakan materi, media


pembelajaran, dan alat evaluasi
melalui bimbingan dengan mentor
dan coach
4. pengumpulan data kemampuan  Menyiapkan soal pretest untuk mengukur kemampuan awal siswa
representasi matematis siswa  Melaksanakan pretest

melalui kegiatan tes awal (Pretest)


5. Melaksanakan pembelajaran  Melaksanakan sistematika kegiatan belajar mengajar secara urut
sesuai dengan sintak model berdasarkan sintak model pembelajaran SAVI (Somatic-Auditory
Visualization-Intellectualy
pembelajaran SAVI (Somatic-
 Tahap Persiapan
Auditory Visualization-Intellectualy) memberikan sugesti positif, memberikan pernyataan yang memberi

36
manfaat kepada peserta didik, memberikan tujuan yang jelas dan
bermakna, serta membangkitkan rasa ingin tahu

 Tahap Penyampaian
1. Pengamatan fenomena dunia nyata, pelibatan seluruh otak,
seluruh tubuh, presentasi interaktif, dan sarana yang presentasi
berwarna-warni.
2. Siswa menonton video pembelajaran yang menanyangkan
translasi dan refleksi bangun datar pada koordinat kartesius (audio
visual)
3. Selanjutnya mengamati gambar bidang bangun datar sebelum dan
sesudah di transformasikan pada slide PPT
4. Mempraktekan apa yang sudah di amati, praktek menggunakan
alat peraga berupa papan magnetic (Somatic)

 Tahap Pelatihan
Mengisi Lembar Aktivitas Siswa (LAS)

 Tahap Penampilan Hasil


Umpan balik, dan pemberian kesimulan
6. pengumpulan data kemampuan  Melaksanakan proses evaluasi kemampuan representasi matematis
representasi matematis siswa siswa
 Memeriksa hasil evaluasi kemampuan representasi matematis siswa
melalui kegiatan evaluasi hasil
dan melakukan pengelolaan data
berlajar (Postest)
7. Menyusun laporan hasil aktualisasi  Membuat draf hasil aktualisasi mengenai kegiatan yang telah
melalui konsultasi dan meminta dilakukan
 Mendengarkan saran, masukan dan kritikan dari Coach dan mentor
persetujuan kepada kepala sekolah
untuk perbaikan laporan hasil aktualisasi
ibu Eva Efriani, S.Pd. selaku  Meminta persetujuan Coach dan Mentor untuk laporan hasil

37
mentor dan Drs. H. Joko Imam aktualisasi
Sentosa, M.M selaku coach

38
2.9 Kendala dan Antisipasi
Dalam pelaksanaan aktualisasi, kemungkinan kendala yang akan dihadapi dan
solusi yang akan dilakukan sebagi berikut:

Tabel 2.9 kendala dan solusi

No Kendala Solusi

Tetap bisa menggunakan alat peraga

1. Listrik mati sewaktu Pembelajaran papan magnetic dengan penjelasan


langsung dari guru

39

Anda mungkin juga menyukai