Anda di halaman 1dari 56

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil dan sejarah Organisasi
SMP Negeri 2 PSEKSU terletak di Desa Muara Cawang,
Kecamatan PSEKSU, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.
Sekolah ini berdiri pada tahun 2008 dengan SK pendirian sekolah No.
240/Kep/Pendik/2008, tanggal SK adalah 16 Juli 2008 dan mulai
beroperasional pada tanggal 4 Juni 2008 bedasarkan SK Operasional
No. 240/Kep/Pendik/2008. SMP Negeri 2 PSEKSU berstatus sebagai
sekolah negeri. SMP Negeri 2 PSEKSU memiliki akreditasi C dengan
NPSN 10601398.
Pada awal berdirinya, SMP ini merupakan SMP satu atap
bergabung dengan SD Negeri 8 PSEKSU dengan nama SMP Negeri
Satu atap 2 PSEKSU. Sekolah ini awalnya memakai fasilitas gedung
SD 8 PSEKSU dan pelaksanaan pembelajaran dilakukan di siang hari
setelah siswa SD pulang sekolah, dumulai pukul 13.00 -17.00 WIB.
Pada tahun 2011, SMP ini resmi berubah nama menjadi SMP Negeri
2 PSEKSU setelah selesainya pembangunan gedung sekolah.

Gambar 2.1 SMP Negeri 2 PSEKSU

7
Sekolah ini pada awalnya memiliki tiga ruang belajar yang
kemudian dari waktu ke waktu terjadi penambahan ruang belajar
menjadi 6 ruang belajar dan penambahan fasilitas-fasilitas yang
lainnya seperti 1 ruang Komputer, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang
guru dan TU, 1 Ruang Perpustakaan, 1 Laboratorium IPA, dan 2
kamar Mandi siswa dan guru, lapangan untuk kegiatan siswa. Jumlah
rombongan belajar (rombel) sebanyak 3 rombel dan jumlah
keseluruhan siswa tahun ajaran 2020/2021 adalah 96 siswa. Jumlah
guru di SMP Negeri 2 PSEKSU adalah 15 Orang dan tata usaha (TU)
sebanyak 7 orang.
a. Identitas Sekolah
Tabel 2.1 Identitas SMP Negeri 2 Pseksu
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Pseksu
NSS/ NPSN : 201110501170/10601398
Status Sekolah : Negeri
Desa Muara Cawang Kec. Pseksu
Alamat Sekolah :
Kab. Lahat
Tanggal SK
: 16 Juli 2008
Pendirian
Akreditasi : C
SK Pendirian
: 240/KEP/PENDIK/2008
Sekolah
Provinsi : Sumatera Selatan
Nama Kepala
: Eva Efriani, S.Pd
Sekolah

b. Daftar Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK)


Tabel 2.2. Daftar Guru dan Tenaga Kependidikan
SMP Negeri 2 Pseksu
Mata
Pangkat
Pelajaran
No Nama Lengkap L/P / Ket
yang
Gol
diajarkan
B. GURU
1 Eva Efriani, S. Pd. P Penata, B.inggris/ Plt. Kepala
III/c S.1 B. Sekolah
Inggris
2 Wiratama Sari Sarwinda, P III/a IPA/ Ka. Lab

8
Mata
Pangkat
Pelajaran
No Nama Lengkap L/P / Ket
yang
Gol
diajarkan
S. Pd. S-1 IPA
Pend.Biologi
3 Anne Valentine, S. Pd. P III/a B.Imggris/ Ka.
S-1 Perpus
B.Inggris
4 Rika Astuti, S. Pd. P III/a Mate Ka.
matika/ Pengadaa
S-1 Pend. n Barang
Matematika dan jasa
5 Dismiati, S. Pd. P - Prakarya/
S-1
Pen.Biologi
6 Fitriani Surmin, S. Pd. P - B.
Indonesia/
S-1
Pen.Indones
ia
7 Betaria Susilasanti, S. Pd. P - SBK/
S-1 PGSD
8 Rasipun Abadi, S. Pd. L - IPA/
S-1 Pend.
Fisika
9 Delly Lestari, S. Pd. P - PKn/
S-1 Pend,
Bahasa
Inggris
10 Rice Fransisca KH, S. Pd. P - PAI, PKn/
I S-1 Pend.
Agama
Islam
11 Marlin Saputri, S. Pd. P - B.
Indonesia/
S-1 Pend.
B.Indonesia
12 Nurul Istiqomah, S. Pd. P - IPS/
S-1 Pend.
Matematika
13 Elviera Agustine, S. Pd. P - IPS/
S-1 Pend
Geografi
14 Erma Vratiwi, S. Pd. I P - PPKn, PAI/
S-1 Pend
Agama
Islam
15 Yungki Akbar, S. Pd. L - PJOK/
S-1 Pendor

9
Mata
Pangkat
Pelajaran
No Nama Lengkap L/P / Ket
yang
Gol
diajarkan

B. TATA USAHA
1 Merna Rulianti P - SMK Ka.
TU/Operat
or
2 Citri Anggriani, S. Pd P - S.1 Pend. Staf TU
Biologi
3 Nuhayati P - MAN Staf TU
4 Merza Junita P - SMA Staf
Perpus
5 Naini Sumarti S.Pd P - S.1 bahasa Staf
inggris Perpus
6 Hesti, S.Pd P - S.1 Pend Staf Lab
Fisika IPA
7 Ruzi Hamzah Silin Hanafi L - SMA Penjaga
c. Jumlah Siswa
Tabel 2.3 Jumlah siswa SMP Negeri 2 Pseksu
Tahun Kelas Jumlah
Pelajaran Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 (7+8+9)
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
siswa siswa siswa siswa
2017/2018 41 38 36 115
2018/2019 43 40 38 121
2019/2020 39 49 30 118
2020/2021 36 38 41 115
2021/2022 27 34 31 96

d. Daftar sarana dan prasarana


Tabel 2.4 Daftar Sarana dan Prasarana SMP Negeri 2 Pseksu
Jumlah Kondisi
No Uraian Yang Baik Rusak Rusak Ket
Ada Ringan Berat
1 Ruang belajar / kelas 6 4 1 1
2 Kantor 1 √ - -
3 WC guru 1 √ - -
4 WC siswa 1 √ - -
5 Perpustakaan 1 √ - -
6 UKS - - - -
7 Komputer 13 12 1 -
8 Chromebook 15 15 - -
9 Laptop 5 5 - -

10
10 Laboratorium IPA 1 √ - -
11 Pagar Sekolah 23 M  -

2. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Organisasi


a. Visi SMP Negeri 2 PSEKSU
‘Terwujudnya peserta didik yang berkarater religius, mandiri,
cerdas dan bertanggung jawab”
b. Misi SMP Negeri 2 PSEKSU
1. Meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran
agama.
2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan yang
berorientasi pada pencapaian kompetensi
3. Menyelenggarakan proses Pendidikan yang berpihak kepada
siswa
4. Menciptakan lulusan yang memiliki daya saing dan kemandirian
5. Membentuk peserta didik yang bermoral, berbudi pekerti yang
santun dan disiplin
6. Terwujudnya kinerja pendidik dan tenaga pendidik yang
professional
7. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara lingkungan
c. Nilai – nilai Organisasi
Adapun Nilai – Nilai Organisasi dari SMPN 2 PSEKSU yaitu :
1. Profesional
SMPN 2 PSEKSU dibawah naungan Dinas Pendidikan dan
kebudayaan kabupaten Lahat adalah aparat yang bekerja keras
untuk mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang
tugasnya, menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.
2. Akuntabel
Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat sesuai dengan
ketentuan atau peraturan yang berlaku.

11
3. Sinergi
Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan
kerjasama yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan
para pemangku kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan
solusi terbaik, bermanfaat dan berkualitas.
4. Transparan
SMPN 2 PSEKSU dibawah naungan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Lahat menjamin akses atas kebebasan
bagi setiap orang untuk memperoleh inforrmasi tentang
penyelenggaraan pemerintah, yakni informasi tentang kebijakan,
proses pembuatan dan pelaksaannya, serta hasil-hasil yang
dicapai.
5. Inovatif
SMPN 2 PSEKSU dibawah naungan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Lahat mendukung kreativitas dan
mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan
dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya

3. Tugas dan Fungsi Pokok Guru


a) Tugas Guru
1) Merencanakan pembelajaran.
2) Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu.
3) Menilai dan mengevaluasi hasi lpembelajaran.
4) Membimbing dan melatih peserta didik/siswa.
5) Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
6) Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan
pokok yang sesuai.
7) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik
dan kompetensi secara berkelanjutan.

12
8) Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan.
9) Menyusun silabus pembelajaran.
10) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
11) Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
12) Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran.
13) Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada
mata pelajaran di kelasnya.
14) Menganalisis hasil penilaian pembelajaran.
15) Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan
dengan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi.
16) Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya (khusus guru kelas).
17) Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses
dan hasil belajar tingkat sekolah/madrasah dan nasional.
18) Membimbing guru pemula dalam program induksi.
19) Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses
pembelajaran.
20) Melaksanakan pengembangan diri.
21) Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif;dan
22) Melakukan presentasi ilmiah

b) Fungsi Guru
1) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
2) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum
dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika.
3) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis.
4) Memelihara komitmen secara profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan, dan memberi teladan dan
menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

13
14
4. Sruktur Organisasi Sekolah

15
C. DESKRIPSI ISU
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Isu adalah masalah
yang dikedepankan untuk ditanggapi, kabar yang tidak jelas asal
usulnya dan tidak terjamin kebenarannya, kabar angin, desas - desus.
Berdasarkan definisi di atas, Isu adalah suatu hal yang terjadi baik di
dalam maupun di luar organisasi yang apabila tidak ditangani secara
baik akan memberikan efek negatif terhadap organisasi dan berlanjut
pada tahap krisis. Berkaitan dengan laporan aktualisasi ini, sumber isu
yang diangkat berasal dari hasil observasi dan pengalaman penulis
selama masa percobaan (CPNS) sekitar 8 bulan di SMP Negeri 2
PSEKSU. Berikut isu-isu yang yang terkait dengan kondisi terkini,
antar lain:
1. Belum optimalnya penggunaan laboratorium IPA dalam
menunjang kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 2
PSEKSU
Laboratorium merupakan tempat bagi guru, siswa atau orang lain
untuk melakukan kegiatan ilmiah dalam rangka belajar
mengajar, Laboratorium adalah parasarana, sarana dan mekanisme
kerja yang memiliki fungsi untuk Menunjang materi pelajaran di dalam
kelas melalui pengalaman langsung dalam membentuk keterampilan,
pemahaman dan wawasan dalam pengajaran, serta dalam
pengembangan ilmu dan teknologi. Hasil observasi dan pengalaman
selama 8 bulan sebagai guru IPA di SMP Negeri 2 PSEKSU,
didapatkan bahwa penggunaan Laboratorium IPA belum Optimal
dalam menunjang materi pelajaran. Hal ini dikarenakan belum
terlaksananya pengelolaan laboratorium yang baik, serta inventarisasi
alat-alat laboratorium yang belum tertata dengan rapi.
Kondisi Ideal : Penggunaan laboratorium IPA dapat menunjang
proses belajar mengajar IPA dan dapat memberikan pengalaman
langsung kepada siswa untuk membentuk keterampilan, pemahaman
dan wawasan pembelajaran dan sikap ilmiah. Diperlukan suatu

16
koordinasi yang baik antara kepala sekolah, kepala laboratorium, Staf
Laboran dan guru IPA di SMP Negeri 2 PSEKSU mengenai
pengelolaan laboratorium, dimulai dari penataan ruang dan alat-alat
laboratorium, pembuatan jadwal pemakaian, dan standar keamanan
laboratorium
Keterkaitan dengan Materi : Pelayanan Publik, Management
ASN, Whole of Goverment
2. Kurangnya Minat baca siswa SMP Negeri 2 PSEKSU pada
materi IPA
Keterampilan membaca atau literasi merupakan keterampilan
dasar yang harus dimiliki oleh siswa terutama siswa SMP negeri 2
PSEKSU. Selama 8 bulan menjadi guru IPA di SMP Negeri 2
PSEKSU didapatkan bahwa siswa belum memiliki kesadaran minat
untuk membaca dan mendalami materi IPA. Hal ini dikarenakan
banyaknya siswa yang belum lancar membaca dan menulis sehingga
menghambat proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hal ini juga
didukung dengan kurangnya kontrol orang tua dan lingkungan sosial
siswa untuk turut memantau siswa selama belajar di rumah.
Kondisi Ideal : siswa kelas VII, VIII dan IX seharusnya sudah
memiliki kemampuan membaca dan menulis yang baik dan memiliki
motivasi yang tinggi untuk membaca dan memperdalam materi
pelajaran. Untuk mengatasi permasalahan kurangnya motivasi
membaca khususnya mata pelajaran IPA, guru dapat memberikan
penugasan kepada siswa untuk membaca buku IPA atau buku-buku
yang lainnya minimal 2 buku dalam seminggu. Guru juga meminta
siswa untuk merangkum kembali isi buku yang telah mereka baca.
Sekolah seharusnya lebih mengoptimalkan penggunaan perpustakaan
sekolah, membuat ruang baca yang menarik sehingga siswa tertarik
untuk membaca
Keterkaitan dengan materi : Pelayanan Publik dan
Management ASN

17
3. Kurangnya motivasi belajar IPA di SMP Negeri 2 PSEKSU
Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab
adanya motivasi mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang
adanya motivasi akan melemahkan semangat belajar. Motivasi
merupakan syarat mutlak dalam belajar; seorang siswa yang belajar
tanpa motivasi (atau kurang motivasi) tidak akan berhasil dengan
maksimal. Kurangnya motivasi siswa untuk belajar masih memiliki
keterkaitan dengan banyaknya siswa yang belum dapat membaca dan
menulis dan minat baca yang rendah. Selain itu, penggunaan media
pembelajaran yang belum optimal juga ikut mempengaruhi motivasi
belajar IPA.
Kondisi Ideal: siswa seharusnya memiliki motivasi belajar yang
tinggi, sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai sesuai dengan
harapan. Diperlukan suatu model pembelajaran tertentu yang dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga siswa tertarik untuk
belajar. Guru harus kreatif memberikan variasi pembelajaran sehingga
siswa tidak mengalami kejenuhan dalam belajar. Selain model
pembelajaran, guru dapat menggunakan media pembelajaran tertentu
untuk membantu siswa meningkatkan motivasi belajarnya.
Keterkaitan dengan materi : Management ASN dan Pelayanan
Publik
4. Belum optimalnya penggunaan media pembelajaran audio
visual pada pembelajaran IPA di SMP Negeri 2 PSEKSU
Media audio-visual dapat digunakan oleh guru untuk menarik
perhatian dari siswa, sehingga materi dapat tersampaikan dan
diterima dengan baik. Audio sebagai bahan ajar telah tersedia dalam
berbagai ilmu, sehingga dapat dengan mudah dijadikan sebagai
penunjang atau alat bantu dalam proses pembelajaran. Penggunaan
media pembelajaran audio visual belum terlaksana secara optimal di
SMP negeri 2 PSEKSU. Hal ini dikarenakan seringnya terjadi

18
pemadaman listrik di Desa Muara Cawang tempat sekolah berada.
Akibatnya, perangkat pembelajaran seperti Laptop, Proyektor, sound
system belum dapat digunakan secara optimal.
Kondisi Ideal : Optimalnya penggunaan media audio visual
dalam menunjang proses pembelajaran IPA di SMP Negeri 2
PSEKSU sehingga dapat menimbulkan minat belajar yang tinggi
kepada siswa. Seringnya terjadi pemadaman listrik di desa muara
cawang dapat diatasi dengan diadakannya pembelian generator untuk
sekolah, sehingga ketika terjadi pemadaman listrik, kegiatan belajar
mengajar di sekolah tetap berjalan sebagaimana mestinya. Selain
pembelian generator, diperlukan adanya koordinasi dengan pihak PLN
untuk segera memperbaiki instalasi listrik yang sering terputus atau
tertimpa pohon dan penambahan daya pasukan listrik untuk desa
muara cawang.
Keterkaitan dengan materi : Whole of Government,
Management ASN dan Pelayanan Publik
5. Belum optimalnya kerjasama antar siswa dalam pembelajaran
IPA di SMP Negeri 2 PSEKSU
Lingkungan sekolah bisa menumbuhkan rasa pengertian dan
saling membantu satu sama lain. Interaksi yang terjadi antar teman di
sekolah bisa menumbuhkan rasa kerjasama dalam berbagai kegiatan.
Kerjasama antar siswa dapat membentuk pribadi siswa yang saling
membantu, tutor sebaya sehingga terjadi keselarasan di lingkungan
sekolah. Kerjasama antar siswa dalam proses belajar mengajar
belum optimal, hal ini dikarenakan pola mengajar guru IPA yang
masih klasikal dan belum menerapkan model pembelajaran yang
dapat terbentuknya kerjasama antar siswa seperti model cooperative
learning,
Kondisi ideal : kerjasama antar siswa dapat terjalin dalam
proses belajar mengajar, sehingga terbentuk karakter yang suka
membantu, saling tolong menolong dan tutor sebaya, diperlukan

19
model pembelajaran cooperative learning untuk membentuk
kerjasama, saling tutor sebaya antar siswa. Guru harus memiliki
kreativitas, mengembangkan inovasi pembelajaran sehingga dapat
membentuk kerjasama antar siswa
Keterkaitan dengan materi : Management ASN, Pelayanan
Publik
6. Belum optimalnya kemampuan berpikir dan bertindak kritis
pada mata pelajaran IPA siswa kelas IX di SMP Negeri 2
PSEKSU
Berpikir kritis merupakan topik yang penting dan vital dalam era
pendidikan modern. Tujuan khusus pembelajaran berpikir kritis dalam
pendidikan sains maupun disiplin yang lain adalah untuk
meningkatkan keterampilan berpikir siswa dan sekaligus menyiapkan
mereka agar sukses dalam menjalani kehidupannya. Dengan
dimilikinya kemampuan berpikir kritis yang tinggi oleh siswa SMP
Negeri 2 PSEKSU maka mereka akan dapat mencapai standar
kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum atau yang akan
dicapai dalam proses pembelajaran, serta mereka akan mampu
merancang dan mengarungi kehidupannya pada masa datang yang
penuh dengan tantangan, persaingan, dan ketidakpastian.
Keterampilan berpikir kritis dan bertindak kritis belum diberdayakan
secara optimal untuk siswa kelas IX SMP Negeri 2 PSEKSU. Hal ini
dikarenakan model pembelajaran yang aplikasikan masih bersifat
teacher cetered atau pembelajaran klasikal.
Kondisi ideal : siswa kelas IX SMP Negeri 2 PSEKSU telah
memiliki keterampilan berpikir kritis yang baik, dan ditunjang oleh
model-model pembelajaran yang menunjang terbentuknya
keterampilan berpikir dan bertindak kritis siswa. Salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan tererampilan berpikir kritis
adalah “deep diologe critical thinking”. Model pembelajaran dapat
mewadahi siswa untuk berpikir dan bertindak kritis karena dalam

20
sintaks pembelajaran ini, diperlukan diskusi atau dialog yang
membutuhkan keterampilan siswa dlam berpikir kritis untuk
memcahkan masalah
Keterkaitan dengan materi : Managemen ASN, Pelayanan
Publik
Adapun 6 (enam) isu diatas akan dijelaskan secara ringkas pada
tabel dibawah ini:
Tabel 2.5 Deskripsi Isu
Identifikasi Keterkaitan
Identifikasi Akar
No Isu/Kondisi Kondisi Ideal dengan
Permasalahan
Sekarang Materi
1 Belum optimalnya Laboratorium IPA Manajemen  Belum
pengunaan dijadikan sebagai ASN tersedianya
Laboratorium IPA penunjang Pelayanan sarana dan
pembelajaran IPA public prasarana
sehingga proses WoG laboraturium IPA
KBM berjalan  Kurangnya
lebh optomal management
pengelolaan Lab
IPA
2 Kurangnya minat Tersedianya Whole of  Kurang
baca siswa pada Buku-buku Government tersedianya
materi IPA penunjang Pelayanan buku-buku
pembelajaran IPA Publik penunjang
dalam
pembelajaran
IPA
3 Kurangnya Diterapkan model Management  Masih
motivasi belajar pembelajaran ASN monotonnya cara
siswa pada yang bervariasi Pelayanan guru mengajar,
pembelajaran IPA sehingga dapat Publik fasilitas sekolah
memotivasi siswa belum memadai
untuk belajar
4 Belum Ketersediaan Pelayanan  Banyak siswa
Optimalnya media public yang masih
media pembelajaran belum melek
pembelajaran seperti alat WoG teknologi
peraga, Proyektor  Kurangnya alat
dan Laptop, menunjang
Tablet pembelajaran di
sekolah
 Seringnya terjadi
pemadaman
listrik, sehingga
penggunaan

21
Identifikasi Keterkaitan
Identifikasi Akar
No Isu/Kondisi Kondisi Ideal dengan
Permasalahan
Sekarang Materi
media
pembelajaran
tidak optimal
5 Belum optimalnya siswa saling tutor Managemen  Belum
kerjasama antar sebaya, belajar ASN diterapkannya
siswa bersama teman- Pelayanan model
teman Publik pembelajaran
yang mengasah
kerjasama antar
siswa
6 Belum otimanya Siswa dapat Managemen  Belum
kemampuan menggunakan ASN diterapkannya
berpikir dan kemampuan Pelayanan model
berindak kritis berpikir dan Publik pembelajaran
bertindak kritis WoG yang mengasah
untuk kemampuan
memcahkan siswa untuk
permasalahan berpikir dan
bertindak kritis

D. ANALISIS ISU
Analisis isu merupakan salah satu tahapan dalam
mengelompokkan isu berdasarkan tingkatan tingkatan kriteria tertentu
dan diakukan menggunakan sebuah metode. Analisis isu yang
digunakan dalam rancangan ini adalah metode AKPK. Metode AKPK
merupakan singkatan dari Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan
Kelayakan.
Tabel 2.6
Analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan)
Penilaian
No ISU Kriteria Jumlah Rank
A K P K
1 Belum optimalnya 4 3 3 3 13 6
penggunaan
laboratorium IPA
dalam menunjang
kegiatan belajar
mengajar di SMP
Negeri 2

22
PSEKSU
Kurangnya minat
baca siswa kelas
2 VII SMP Negeri 2 4 3 3 4 14 5
PSEKSU pada
pembelajaran IPA
Kurangnya
Motivasi belajar
3 4 4 5 4 17 2
IPA siswa SMP
Negeri 2 PSEKSU
Belum optimalnya
penggunaan
media
pembelajaran
4 4 4 4 4 16 3
audio visual pada
pembelajaran IPA
di SMP Negeri 2
PSEKSU
Belum optimalnya
kerjasama antar
siswa dalam
5 4 3 4 4 15 4
pembelajaran IPA
di SMP Negeri 2
PSEKSU
Kurangnya
kemampuan
berpikir dan
bertindak kritis
6 pada mata 4 4 5 5 18 1
pelajaran IPA
siswa kelas IX di
SMP Negeri 2
PSEKSU

Keterangan :
A : Aktual artinya benar – benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat.
K : Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak.
P : Problematika artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
K : Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

23
Tabel 2,7
Bobot Nilai AKPK
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya

2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

Isu yang Diangkat : Kurangnya kemampuan berpikir dan bertindak


kritis pada mata pelajaran IPA siswa kelas IX di SMP Negeri 2
PSEKSU.
Pemecahannya : Peningkatan kemampuan berpikir dan
bertindak kritis pada mata pelajaran IPA siswa kelas IX di SMP Negeri
2 PSEKSU melalui Model pembelajaran Deep Dialoge Critical
Thinking.

E. Argumentasi terhadap isu terpilih


Berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat diperlukan
pada zaman sekarang. Selain itu, berpikir kritis juga memiliki manfaat
dalam jangka panjang, mendukung siswa dalam mengatur
keterampilan belajar mereka, dan kemudian memberdayakan individu
untuk berkontribusi secara kreatif pada profesi yang mereka pilih. Udi
& Cheng (2015: 456) menegaskan bahwa berpikir kritis harus menjadi
dasar yang meresap dari pengalaman pendidikan semua siswa mulai
dari pra-sekolah hingga SMA dan perangkat di universitas serta
program terstruktur dalam berpikir kritis harus dimulai dengan
mengenalkan karakter (disposisi) yang tepat dan beralih menuju ke
pengembangan kemampuan berpikir kritis. Artinya, berbekal dengan
kemampuan berpikir kritis, guru telah membantu mempersiapkan
peserta didik untuk masa depannya.

24
Lebih lanjut Ben-Chaim, et all (2000: 149) mengatakan bahwa
kemampuan berpikir kritis menjadi sangat penting agar sukses di
kehidupan, sebagai langkah perubahan untuk terus melaju dan
sebagai kompleksitas serta saling meningkatkan ketergantungan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis
adalah berpikir rasional tentang sesuatu, kemudian mengumpulkan
informasi sebanyak mungkin tentang sesuatu tersebut yang meliputi
metode-metode pemeriksaan atau penalaran yang akan digunakan
untuk mengambil suatu keputusan atau melakukan suatu tindakan.
Seseorang yang berpikir kritis memiliki ciri-ciri : (1) mampu berpikir
secara rasional dalam menyikapi suatu permasalahan; (2) mampu
membuat keputusan yang tepat dalam menyelesaikan masalah; (3)
dapat melakukan analisis, mengorganisasi, dan menggali informasi
berdasarkan fakta yang ada; (4) mampu menarik kesimpulan dalam
menyelesaikan masalah dan dapat menyusun argumen dengan benar
dan sistematik
Salah satu model pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk
memberdayaan kemampuan berpikir dan bertindak kritis adalah Model
pembelajaran berbasis Deep Dialogue Critical Thinking. Model
pembelajaran ini meruapak suatu pendekatan pembelajaran yang
mengakses paham konstruktivis
F. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Deep Dialogue Critical
Thinking
Adapun tahapan pelaksanaan Model Pembelajaran Deep dialoge
Critical Thingking adalah sebagai berikut:
1. Tahap pra instruksional. Tahap pra instruksional merupakan tahap
awal yang ditempuh pada saat memulai proses pembelajaran, antara
lain melalui kegiatan:
a. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya mengenai bahan
pelajaran yang belum dikuasai dari pelajaran yang sudah dibelajarkan

25
b. Mengajukan pertanyaan pada siswa mengenai bahan yang telah
dibelajarkan
c. Mengulang secara singkat semua aspek yang telah dibelajarka
2. Tahap instruksional. Tahap instruksional merupakan tahap
pemberian atau pelaksanaan kegiatan pembelajaran yakni:
a. Materi, tugas dan contoh-contoh
b. Penggunaan alat bantu untuk memperjelas perolehan belajar
c. Serta menyimpulkan hasil pembelajaran
3. Tahap evalauasi. Tahap evaluasi dan tindak lanjut adalah tahap
yang diperlukan untuk mengetahui keberhasilan tahap instruksional.
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan
tahapan kedua (instruksional). Kegiatan yang dilakukan pada tahapan
ini antara lain adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan pertanyan kepada kelas atau kepada beberapa siswa
mengenai semua pokok materi yang telah dibahas pada tahap kedua.
b. Guru harus mengulang kembali pembahasan materi yang belum
dikuasai jika pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab kurang
dari 70% diantara siswa.
c. Untuk memperkaya pengetahuan siswa mengenai materi guru
dapat memberikan tugas pekerjaan rumah.

G. Nilai-Nilai Dasar PNS


Perubahan aktualisasi menjadi habituasi merupakan tahapan
penting dalam LATSAR CPNS. Aktualisasi dipahami sebagai suatu
proses untuk menjadikan pengetahuan dan pemahaman yang telah
dimiliki terkait substansi mata pelatihan yang telah dipelajari dapat
menjadi aktual/nyata ada dalam praktik pelaksanaan tugas dan fungsi
di masing-masing instansi. Prinsipnya substansi mata pelatihan yang
akan diaktualisasikan adalah nilai-nilai dasar PNS. Nilai Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil yang diperoleh selama mengikuti pendidikan dan
pelatihan dasar Aparatur Sipil Negara dibagi menjadi lima bagian,

26
yaitu: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi (ANEKA).

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang tidak asing didengar dan susah
membedakannya dengan responsibilitas, tetapi kedua konsep
tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban
untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggung-jawaban yang harus dicapai., Akuntabilitas lebih kepada
kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggungjawab yang menjadi amanahnya dalam posisi sebagai PNS
yang menjadi amanahnya adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai
publik. Adapun nilai-nilai publik tersebut antara lain:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan
sektor, kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukkan sikap dan perilaku konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
e. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan
sektor, kelompok, dan pribadi;
f. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
g. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
h. Menunjukkan sikap dan perilaku konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.

27
i. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan
sektor, kelompok, dan pribadi;
j. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
k. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
l. Menunjukkan sikap dan perilaku konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas merupakan prinsip dasar bagi suatu organisasi
yang baik, berlaku pada setiap level dan merupakan kewajiban
jabatan untuk mempertanggungjawabkan dalam bentuk laporan setiap
kegiatan kepada atasannya. Pentingnya akuntabilitas sebagai nilai
yang tertanam pada suatu organisasi sebab fungsi yang terkandung di
dalamnya yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis yaitu dengan membangun
sistem yang melibatkan stakeholders dan users yang lebih luas;
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan;
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Akuntabilitas publik dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama,
akuntabilitas vertikal yang berarti pertanggungjawaban atas
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi seperti
pertanggungjawaban unit-unit kerja kepada pemerintah daerah
kemudian pemerintah daerah kepada pemerintah pusat dan
pemerintah pusat kepada DPR. Kedua, akuntabilitas horizontal yang
berarti pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Akuntabilitas
horizontal membutuhkan pejabat pemerintah untuk melaporkan
kepada pejabat lainnya dan lembaga negara yang sifatnya sejajar.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dapat dimaknai sebagai suatu paham atau
kesadaran yang sifatnya nasional yang mengandung cita-cita dan

28
pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat
bangsa dan negaranya. Dalam konteks negara Indonesia kesadaran
nasional yang dikembangkan adalah Nasionalisme Pancasila.
Mengapa Pancasila, sebab merupakan dasar negara sebagaimana
tertuang di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Nasionalisme Pancasila merupakan
pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Sasaran utama nasionalisme Pancasila adalah mewujudkan
manusia Indonesia yang senantiasa: menempatkan persatuan dan
kesatuan; kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan; menunjukkan sikap rela berkorban
demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
mengakui persamaan derajat; persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling
mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Sesuai dengan terminologinya, Pancasila mempunyai lima nilai dasar
sesuai dengan rumusan silanya. Lima nilai dasar tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Ketuhanan yang Maha Esa (nilai ketuhanan);
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab (nilai kemanusiaan);
3. Persatuan Indonesia (nilai persatuan);
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan (nilai kerakyatan);
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (nilai keadilan).
Nasionalisme juga tercermin dari prilaku masyarakat bangsa dalam
menghormati symbol-simbol negera, seperti Bendera Merah Putih,
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, Burung Garuda
Pancasila sebagai lambang negara, dan lagu Kebangsaan
Indonesia Raya.

29
3. Etika Publik
Etika Publik dipahami sebagai refleksi tentang standar/norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggungjawab pelayanan publik. Pelayanan publik
mempunyai tiga fokus utama yaitu:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;dimensi reflektif,
etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan
sarana kebijakan publik dan alat evaluasi;
b. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
Etika publik mengandung empat belas nilai dasar antara lain:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara yaitu Pancasila;
Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
3. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
4. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
5. Memelihara dan menjungjung tinggi standar etika luhur;
6. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
7. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
8. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun;
9. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
10. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
11. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
12. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;

30
13.Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merujuk pada empat konsep dasar yaitu:
efektifitas, efisiensi, Inovasi dan Mutu. Lebih lanjut mengenai keempat
konsep tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a. Konsep Efektivitas
Merujuk pada pemikiran Richard L. Daft efektifitas organisasi
mengandung arti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya.
Lebih lanjut efektivitas organisasi berarti memberikan barang atau
jasa yang dihargai oleh pelanggan. Pelanggan sesuai dengan
pandangan Zulian Yamit adalah orang yang membeli atau
menggunakan produk atau jasa. Seiring dengan globalisasi dimana
persaingan semakin kompetitif maka kinerja suatu organisasi
diarahkan kepada kepuasan pelanggan. Mengukur kepuasan
pelanggan dapat dilakukan dengan melihat tingkat kesenangannya
ketika mendapatkan produk/jasa yang sesuai atau bahkan melebihi
harapannya sehingga mendorong untuk membeli kembali produk/jasa
yang pernah diperolehnya, bahkan menginisiasi orang lain untuk
menggunakan produk/jasa tersebut. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performance untuk
mencapai target mutu, kualitas, ketepatan waktu, dan alokasi sumber
daya, akan tetapi juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
b. Konsep Efisiensi
Masih menurut Richard L. Daft, efisiensi organisasi dimaknai
sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasional. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak
bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan

31
jumlah keluaran tertentu. Begitu pula efisiensi dapat dihitung sebagai
jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang atau
jasa. Berdasarkan pandangan ini dapat dipahami bahwa efisiensi
diukur dari ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga dapat diketahui ada
atau tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.
c. Konsep Inovasi
Pertama yang perlu dipahami bahwa inovasi muncul sebagai
dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi
dengan tuntutan perubahan yang terjadi pada eranya. Perubahan ini
sendiri dipicu oleh pergeseran selera pasar, peningkatan harapan dan
daya beli masyarakat, pergeseran gaya hidup, peningkatan
kesejahteraan, perkembangan ekonomi, pengaruh globalisasi, serta
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Inovasi pada layanan publik hendaknya mencerminkan hasil
pemikiran baru yang sifatnya konstruktif, sehingga akan memberikan
motivasi setiap individu untuk mengembangkan karakter dan mind-set
baru dalam posisinya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Pengembangan karakter dan mind-set yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya bukan
sekedar menjalankan tugas yang bersifat rutinitas. Aparatur dapat
mengembangkan daya imajinasi dan kreativitasnya untuk melahirkan
terobosan baru dalam menjawab tantangan zaman untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan dengan catatan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa esensi yang terdapat pada
istilah inovasi adalah perubahan.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari Bahasa Latin yaitu kata corrumpere. Masih
berasal dari bahasa Latin, kemudian menjadi corruptio atau menurut

32
Webster Student Dictionary adalah corruptus. Dari bahasa Latin itulah
turun ke banyak bahasa di Eropa seperti Inggris: corruption, corrupt;
Perancis: corruption; Belanda corruptie (korruptie). Selanjutnya dari
bahasa Belanda korruptie inilah diduga korupsi dalam bahasa
Indonesia diadopsi.
Secara harfiah korupsi berarti kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidak-jujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau menfitnah.
Selanjutnya arti kata korupsi yang telah diterima dalam
perbendaharaan kata bahasa Indonesia itu, disimpulkan oleh
Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia bahwa
korupsi adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang,
penerimaan uang sogok dan sebagainya.
Selain istilah korupsi dalam konteks membangun semangat anti
korupsi dikenal istilah tindak pidana korupsi. Tindak pidana sendiri
mempunyai arti suatu perbuatan yang diancam pidana oleh undang-
undang. Sementara tindak pidana korupsi itu sendiri berarti suatu
perbuatan yang dilarang berdasarkan ketentuan Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yaitu Undang-Undang Nomor
31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Menurut undang-undang ini
terdapat tujuh kelompok tindak pidana korupsi yaitu:
a. Kerugian keuangan negara;
b. Suap-menyuap;
c. Pemerasan;
d. Perbuatan curang;
e. Penggelapan dalam jabatan;
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan;
g. Gratifikasi.
Kesadaran anti korupsi berhubungan langsung dengan spiritual
accountability seseorang. Kehidupan warga negara Indonesia

33
diwarnai dengan keyakinan akan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa.
Kehidupan di garis Tuhan Yang Maha Esa terdiri dari tiga tahapan
utama yaitu: sebelum kehidupan dunia, kehidupan dunia sendiri, dan
kehidupan pasca dunia. Penyimpangan terjadi ketika manusia
melupakan perjanjian mereka dengan Tuhannya pada saat di alam
Roh. Mereka yang memiliki spiritual accountability akan selalu
memegang teguh perjanjian dengan Tuhannya yang pada dasarnya
merupakan tujuan hidup dan kesadaran bahwa hidup mereka harus
dipertanggungjawabkan.
Spiritual accountability mempunyai implikasi sistemik terhadap
hasil kerja seseorang. Dimulai dengan spiritual accountability yang
baik akan menghasilkan niat yang baik yang selanjutnya
menghasilkan visi dan misi yang baik, selanjutnya akan diterjemahkan
dalam usaha yang terbaik untuk mendapatkan hasil terbaik.
Hubungan konsekuensi tersebut lazimnya menjamin bahwa orang
yang memiliki spiritual accountability yang baik akan mendorong
public accountability yang baik pula dan tentunya tidak akan tergoda
untuk membuat kerusakan termasuk salah satunya adalah korupsi.
Sebaliknya justru mempunyai keteguhan niat untuk menghindari
korupsi.
H. Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI
Pegawai ASN mempunyai kedudukan sebagai aparatur negara
yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan maupun partai politik. Terbebasnya ASN dari intervensi
partai politik dimaksudkan agar tercipta keutuhan, kekompakan dan
persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran
dan tenaga kepada tugas yang dibebankan kepadanya.
ASN berkedudukan di pusat, daerah dan di luar negeri. Kendatipun
demikian, pegawai ASN merupakan satu kesatuan yang mempunyai
arti penting pada wacana putra daerah di era desentralisasi dan

34
otonomi daerah yang sering kali menimbulkan stagnansi birokrasi di
daerah-daerah. Kondisi ini tentunya menjadi ancaman bagi kesatuan
bangsa.
Dalam melaksanakan kedudukannya, pegawai ASN mempunyai
fungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan publik;
2. Pelayan publik;
3. Perekat dan pemersatu bangsa.
Lebih lanjut pegawai ASN mempunyai tugas:
1. Melaksanakan kewajiban yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.
Peran pegawai ASN itu sendiri adalah sebagai perencana,
pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintah dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan
kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari
intervensi politik serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN hakikatnya merupakan pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi dan nepotisme. Penekanan manajemen ASN lebih kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia
sumber daya aparatur sipil negara yang unggul sesuai dengan
kebutuhan zaman.
Keberadaan ASN dalam perkembangannya selama ini dirasa belum
cukup mampu untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Dalam
rangka untuk profesionalisme birokrasi maka konsep yang terkandung

35
dalam payung hukum ASN harus jelas. Merujuk pada UU No. 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara berdasarkan jenisnya, pegawai
ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan,
memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sementara PPPK
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka
waktu tertentu dalam rangka menjalankan tugas pemerintahan.
Pengelolaan pegawai ASN penting dilakukan untuk memberikan
motivasi serta meningkatkan produktivitas dalam menjalankan
tugasnya sehingga mampu berkontribusi pada pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi. Guna mendapatkan profil pegawai yang produktif,
efektif dan efisien diperlukan suatu sistem pengelolaan SDM yang
mampu memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi
individu yang bekerja di dalamnya. Suatu sistem yang efisien, efektif,
adil, transparan serta bebas dari kepentingan politik/individu/kelompok
tertentu.
Sistem merit yang menekankan pada objektivitas dalam
pengelolaan ASN menjadi suatu pilihan logis bagi berbagai organisasi
dalam mengelola SDM. Menggunakan sistem merit berarti menjadikan
kualifikasi, kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan pegawai
sebagai acuan. Sistem merit merupakan fondasi untuk memiliki
pegawai yang berkompeten dan menciptakan kebahagiaan di tengah-
tengah organisasi sebab mereka memiliki kepercayaan diterapkannya
keadilan dalam organisasi.
2. Whole of Government (WoG)

36
Whole of Government yang selanjutnya disebut dengan WoG
merupakan suatu pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan manajemen program dan
pelayanan publik. WoG dikenal sebagai pendekatan Interagency yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait
dengan urusan-urusan yang relevan.
APSC memberikan definisi WoG “it demotes public service
agencies working across portfolio boundaries to achieve a share goal
and an integrated government response to particular issues.
Approaches can be formal and informal. They can focus on policy
development, program management, and service delivery”. Bertolak
dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa WoG merupakan
pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan
menghilangkan sekat-sekat sektoral yang selama ini terbangun
dengan model NPM. Sementara bentuk pendekatannya dapat
dilakukan secara formal maupun informal.
Penerapan WoG mempunyai beberapa arti penting. Pertama,
adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih
baik. Perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika
kebijakan yang lebih kompleks juga menjadi faktor pendorong
pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai
penyelenggara kebijakan dan layanan publik. Kedua, terkait dengan
faktor-faktor internal dengan adanya ketimpangan kapasitas sektoral
sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
pembangunan. Ketiga, mengkhusus dalam konteks Indonesia
keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk

37
latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi
bangsa.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik pada prinsipnya merupakan pemberian
layanan atau melayani keperluan orang atau masyarakat dan/atau
organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu,
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan
ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan.
Per definisi tersebut dapat ditarik 3 unsur penting dari pelayanan
publik yaitu: Pertama, organisasi penyelenggara pelayanan publik.
Kedua, penerima layanan yaitu orang, masyarakat atau organisasi
yang berkepentingan. Ketiga, kepuasan yang diberikan dan atau
diterima oleh penerima layanan.
Pelayanan publik yang baik dalam rangka mewujudkan
pelayanan prima mempunyai prinsip-prinsip antara lain:
a. Partisipatif;
b. Transparan;
c. Responsif;
d. Tidak diskriminatif;
e. Mudah dan murah;
f. Efektif dan efisien;
g. Aksesibel;
h. Akuntabel;
i. Berkeadilan

38
I.Formulir Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : SMP Negeri 2 PSEKSU
Identifikasi Isu :
1. Belum optimalnya penggunaan laboratorium IPA dalam menunjang
kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 2 PSEKSU
2. Kurangnya minat baca siswa SMP Negeri 2 PSEKSU pada
pembelajaran IPA
3. Kurangnya Motivasi belajar IPA siswa SMP Negeri 2 PSEKSU
4. Belum optimalnya penggunaan media pembelajaran audio visual
pada pembelajaran IPA di SMP Negeri 2 PSEKSU
5. Belum optimalnya kerjasama antar siswa dalam pembelajaran IPA
di SMP Negeri 2 PSEKSU
6. Belum Optimalnya kemampuan berpikir dan bertindak kritis pada
mata pelajaran IPA siswa kelas IX di SMP Negeri 2 PSEKSU
Isu yang Diangkat : belum optimalnya kemampuan
berpikir dan bertindak kritis pada mata pelajaran IPA siswa kelas IX
di SMP Negeri 2 PSEKSU
Gagasan Pemecahan Isu : Solusi yang ditawarkan untuk
memecahkan isu terpilih adalah dengan menggunakan model
pembelajaran deep diologe critical thinking, judul rancangan
aktualisasi ini adalah “Penerapan Model Deep Dialoge Critical
Thinking untuk meningkatkan kempuan Berpikir dan Bertindak
kritis Mata pelajaran IPA SMP Negeri 2 PSEKSU””. Adapun
langkah-langkah pemecahan isu adalah sebagai berikut:
1. Konsultasi dan meminta persetuan mentor (kepala sekolah) terkait
rancangan aktualisasi.
2. Membuat dan menyiapkan Perangkat pembelajaran (Silabus,RPP),
media pembelajaran (PPT dan Video) dan Instrumen tes
kemampuan beripikir dan bertindak kritis,
3. Melaksanakan pre-test kemampuan berpikir dan bertindak kritis.
4. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan sintax model

39
pembelajaran Deep Dialoge/CriticalThinking (DD/CT).
5. Melaksanakan post-test.
6. Melakukan evaluasi penerapan model Deep Dialoge/Critical
Thinking (DD/CT)

40
Tabel 2.8
Formulir Rancangan Aktualisasi
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Konsultasi dan  Berkonsultasi  Foto dan video Keterkaitan Dengan  Kegiatan ini Kontribusi kegiatan
meminta dengan kepala  Lembar Nilai ANEKA : berkaitan dengan ini terhadap nilai
persetuan mentor sekolah yang persetujuan misi nomor 2 dan 3 organisasi di SMP
(kepala sekolah) berperan sebagai melakukan  Akuntabilitas : yaitu 2 PSEKSU yaitu
terkait rancangan mentor mengenai aktualisasi Transparansi : Mengoptimalkan berkaitan dengan
aktualisasi. kegiatan yang  Lembar Komunikasi dengan proses nilai :
akan dilaksanakan Konsultasi mentor dilakukan secara pembelajaran dan  Transparan
 Meminta pendapat mentor terbuka untuk bimbingan yang Komunikasi
kepada mentor menghindari berorientasi pada dengan mentor
terkait isu yang kesalahpahaman pencapaian dilakukan dengan
dipilih. antarpihak kompetensi dan transparan dan
 Meminta Kejelasan : Rancangan Menyelenggarakan jelas dapat
persetujuan dari kegiatan yang proses Pendidikan dipertanggung
mentor untuk disampaikan harus yang berpihak jawabkan kepada
melaksanakan secara terbuka sehingga kepada siswa masyarakat
kegiatan tidak merugikan pihak  Sinergi
manapun. Kerjasama antara
kepala sekolah
 Nasionalisme : selaku mentor
Menghormati : serta guru untuk
Menghormati atasan mengatasi isu
dengan meminta izin yang terjadi di unit
terlebih dahulu sebelum kerja
melakukan kegiatan.

41
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Etika Publik :
Jujur : Saat
menjelaskan kegiatan
aktualisasi dilakukan
secara jujur dan
terbuka

Komitmen Mutu :
Inovasi :
Menyampaikan inovasi
baru terkait dengan
penerapan model
pembelajaran.
Efektif : Pelaksanaan
kegiatan melakukan
koordinasi terlebih
dahulu untuk mencapai
tujuan yang telah
ditetapkan

Anti Korupsi :
Tanggung Jawab :
Meminta izin kepada
mentor merupakan
salah satu cara
meminta persetujuan
dari atasan maka
sebagai ASN harus
bertanggung jawab
dengan kegiatan yang

42
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
akan dilaksanakan.
Jujur : Komunikasi
yang dilakukan pada
kepala sekolah harus
secara terbuka, terus
terang, dan siap
menerima kritik.

Keterkaitan Dengan
Agenda Peran dan
Kedudukan ASN
Adalah Pada Mata
Pelatihan:

 Manajemen ASN :
Melaksanakan tugas
dan fungsi secara
profesional,
bertanggung jawab,
integritas dalam
menyampaikan ide
 Pelayanan Publik
Bertanggung jawab
terhadap peningkatan
mutu peserta didik
dengan
menyampaikan
rancangan aktualisasi
kepada mentor.
 Whole of

43
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Government :
Berkoordinasi dengan
kepala sekolah selaku
mentor
2 Merancang  Menentukan  Foto dan Video Keterkaitan Dengan  Kegiatan ini telah Kontribusi kegiatan
perangkat dan Kompetensi inti, Kegiatan Nilai ANEKA : mewujudkan ini terhadap nilai
media Kompetensi  Dokumen beberapa misi organisasi di SMP
pembelajaran dasar, indikator perangkat  Akuntabilitas: sekolah 2 PSEKSU yaitu
(Silabus, RPP, dan tujuan pembelajaran Tanggung Jawab : diantaranya, misi berkaitan dengan
Power Point, dan pembelajaran berupa Silabus, dalam penyusunan nomor 2, nilai :
Video) serta  Berkoordinasi RPP yang telah perangkat dan media Mengoptimalkan  Inovatif
instrumen tes dengan kepala ditanda tangani pembelajaran proses Merancang
berpikir dan sekolah selaku oleh Kepala dilaksanakan dengan pembelajaran dan perangkat
bertindak kritis mentor Sekolah penuh tanggung jawab bimbingan yang pembelajaran yang
mengenai  Soft file media dan tepat waktu berorientasi pada sistematis dan
penyusunan pembelajaran Kejelasan : Rancangan pencapaian inovatif yaitu
perangkat berupa Power kegiatan yang kompetensi. misi dengan
pembelajaran Poin dan Video disampaikan harus nomor 3 menggunakan
(Silabus, RPP), materi jelas agar semua pihak menyelenggarakan model
media pewarisan Sifat memiliki gambaran proses Pendidikan pembelajaran deep
pembelajaran  Lembar validasi tentang pelaksanaan yang berpihak diaologe critical
(power point perangkat kegiatan dan kepada siswa dan thinking (DDCT)
dan video) dan pembelajaran capaiannya. misi nomor 6, agar proses
instrument tes  Lembar validasi Terwujudnya pembelajaran
kemampuan instrument tes  Nasionalisme : kinerja pendidik berjalan lancar dan
berpikir dan Amanah dan Kerja dan tenaga optimal
bertindak kritis Keras : Kecintaan pendidik yang
serta terhadap bangsa professional
mendengarkan melalui dunia
saran dan pendidikan mendorong

44
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pendapat munculnya sikap
 Menyiapkan amanah dalam
perangkat dan melaksanakan
media tanggung jawab serta
pembelajaran mau bekerja keras
serta instrument untuk membuat
tes kemampuan persiapan terencana
berpikir kritis sebelum melaksanakan
dan meminta tugas sebagai guru.
persetujuan Etos Kerja :
dengan kepala Penyusunan perangkat
sekolah dan media
 Bersama pembelajaran
mentor, berdasarkan
melakukan sistematika yang telah
validasi ditentukan.
perangkat  Etika Publik :
pembelajaran, Taat Aturan : Dalam
media dan pembuatan perangkat
instrumen tes dan media
kemampuan pembelajaran
berpikir kritis berpedoman pada
aturan.
Sopan : Semua
perangkat dan media
pembelajaran
disampaikan kepada
Kepala Sekolah dengan
sopan santun untuk
ditanda tangani.

45
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

 Komitmen Mutu:
Efisien : Perangkat dan
media pembelajaran
dibuat dengan
dokumen pendukung
lainnya sebagai bagian
dari administrasi
sehingga bisa
digunakan untuk tahun-
tahun berikutnya.
Efektif : Penyusunan
perangkat dan media
pembelajaran mampu
membuat pembelajaran
yang dapat mencapi
tujuan yang telah
ditetapkan.

 Anti Korupsi :
Jujur : Dalam
menyusun dan
menyiapkan perangkat
pembelajaran serta
bekerja keras dan
bertanggung jawab
dengan hasil yang
dicapai.
Disiplin : Dalam
pembuatan perangkat

46
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pembelajaran dan
harus tepat waktu
dilaksanakan.
Bertanggung Jawab :
Penyusunan RPP
dapat
dipertanggungjawabkan
sesuai yang telah
direncanakan.

Keterkaitan Dengan
Agenda Peran dan
Kedudukan ASN
Adalah Pada Mata
Pelatihan:

 Manajemen ASN:
Pengelolaan dalam
pembuatan perangkat
dan media
pembelajaran sesuai
dengan tugas dan
fungsi guru secara
profesional.
 Pelayanan Publik :
Guru memberikan
pelayanan melalui
perangkat
pembelajaran yang
disusun secara

47
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
menarik dan terstruktur
sehingga memiliki
dampak pada
pembelajaran yang
menyenangkan dan
mudah dipahami.
3. Melaksanakan  Membagikan  Lembar soal Keterkaitan Dengan Kegiatan pre-test ini Kontribusi kegiatan
Pre-Test lembar soal pre pre-test Nilai ANEKA : berkaitan dengan ini terhadap nilai
kemampuan test kepada kemampuan  Akuntabilitas: beberapa misi organisasi di SMP
Tanggung jawab: data organisasi, yaitu misi 2 PSEKSU yaitu
berpikir dan peserta didik berpikir dan
hasil penilaian pre-test ke-2 berkaitan dengan
bertindak kritis  Mengawasi berindak kritis nilai :
kemampuan berpikir dan mengoptimalkan
pelaksanaan pre-  Lembar bertindak kritis dapat proses pembelajaran  Akuntabel
test Jawaban Pre- dipertanggung jawabkan dan bimbingan yang kegiatan
 Mengumpulkan test Kejelasan : Membuat berorientasi pada pengumpulan data
Lembar Jawaban  Foto / Video soal pre test dengan pencapaian awal kemampuan
jelas, dapat dipahami kompetensi dan misi berpikir dan
 Melakukan Kegiatan
dan dimengerti dengan ke-6 yaitu bertindak kritis
Penilaian terwujudnya kinerja harus dapat
baik oleh siswa
pendidik dan tenaga dipertanggung
 Nasionalisme: pendidik yang jawabkan
Adil dan Etos Kerja : professional.
pembuatan soal pre test Sebagai seorang
dengan etos kerja yang guru, peserta latsar
tinggi dan adil untuk wajib memiliki
semua siswa, merupakan keterampilan
salah satu penerapan pengelolaan data
nilai sila ke 5 hasil belajar siswa,
sehingga dapat
dipertanggung

48
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
 Etika Publik: jawabkan
Cermat dan Sopan :
pembuatan soal pre-test
dilakukan dengan
kecermatan dan dengan
kata-kata yang sopan
dan tidak mengandung
unsur SARA

 Komitmen Mutu:
Efektif dan efesien: soal
pre-test yang dibuat
dapat dengan tepat
mengkur kemampuan
awal siswa dalam berpikir
dan bertindak kritis

 Anti Korupsi:

Jujur dan bertanggung


jawab: data nilai pre-test
siswa yang didapatkan
adalah data yang
sebenarnya dan dapat
dipertanggung jawabkan

Keterkaitan Dengan
Agenda Peran dan
Kedudukan ASN

49
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Adalah Pada Mata
Pelatihan:

 Manajemen ASN :
Guru bekerja secara
profesional untuk
melakukan pre-test
kemampuan berpikir
dan bertindak kritis
dengan penuh rasa
tanggung jawab
 Pelayanan Publik
Guru memberikan
pelayanan melalui
instrument evaluasi
kemampuan berpikir
dan bertindak kritis
yang disusun secara
menarik dan
terstruktur sehingga
hasil test yang
didapatkan dapat
memberikan
gambaran awal bagi
guru mengenai
kemampuan berpikir
dan bertindak kritis
siswa.

50
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

4  Melaksanakan  Membuka  Daftar hadir Keterkaitan Dengan  Kegiatan Kontribusi kegiatan


kegiatan pembelajaran peserta didik Nilai ANEKA pembelajaran ini ini terhadap nilai
pembelajaran dengan salam  Foto / Video  Akuntabilitas : sesuai dengan organisasi di SMP
dengan Kegiatan Integritas : Bahwa apa beberapa misi 2 PSEKSU yaitu
 Meminta ketua
berkaitan dengan
menerapkan yang dilaksanakan sekolah SMP N 2
model Deep kelas memimpin PSEKSU nilai :
sesuai dengan
Dialoge/Critica doa rancangan kegiatan di diantaranya nomor  Profesional
l Thinking  Mengabsen RPP dengan tahapan yang nomor 2 Guru yang
(DD/CT) kehadiran peserta pembelajaran yang yaitu profesional adalah
didik sesuai dengan sintaks Mengoptimalkan guru memiliki
model Deep Dialoge proses kemampuan
 Memberikan
Critical Thinking pembelajaran dan bidang pedagogik
apersepsi,motivasi bimbingan yang
(DD/CT). yang baik,
dan konsep materi Konsisten : Secara berorientasi pada diantaranya dapat
yang akan konsisten melaksanakan pencapaian menerapkan
dipelajari tahapan pembelajaran kompetensi, misi model
 Menjelaskan sesuai dengan sintaks nomor 3 yaitu pembelajaran
tujuan model Deep Dialoge menyelenggarakan deep dialoge
Critical Thinking proses pendidikan critical thinking
pembelajaran
(DD/CT). yang berpihak untuk
 Menjelaskan kepada siswa dan meningkatkan
materi  Nasionalisme : misis nomor 6 yaitu kemampuan siswa
pembelajaran Ketuhanan : Sebelum terwujudnya kinerja dalam berpikir dan
 Membagikan melaksanakan proses pendidik dan bertindak kritis
lembar diskusi pembelajaran diawali tenaga pendidik
dengan salam dan yang professional  Inovatif
siswa (LDS)
berdoa Penulis sebagai
 Membagi peserta

51
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
didik dalam  Etika Publik : seorang guru
beberapa Menghargai komunikasi, berusaha
kelompok kecil konsultasi dan kerjasama mengembangkan
(dua orang saling menghargai dan menerapkan
komunikasi dan kerja
perkelompok) model
sama antar peserta didik
untuk saat belajar dengan pembelajaran
mendiskusikan model pembelajaran yang belum
permasalahan deep dialoge critical digunakan
yang terdapat thinking (DD/CT) disekolah
dalam LDS khususnya model
 Membagi peserta  Komitmen Mutu : deep dialoge
didik dalam Inovatif dan efisien : critical thinking
Penggunaan model
beberapa (DD/CT) dalam
pembelajaran deep
kelompok besar dialoge critical thinking pembelajaran IPA
(4-6 orang (DD/CT) dalam untuk menunjang
perkelompok) pembelajaran IPA efektif proses belajar
untuk untuk mewadahi siswa mengajar dan
mendiskusikan dalam mengasah memberikan
permasalahan kemampuan berpikir dan wadah kepada
bertindak kritis. Guru
yang terdapat siswa untuk
juga sudah melakukan
dalam LDS inovasi pembelajaran mengasah
 Meminta IPA dengan kemampuan
perwakilan menerapkan model berpikir dan
kelompok untuk deep dialoge critical bertindak kritis
menyampaikan thinking/ (DD/CT)
 Anti Korupsi
hasil diskusi di
Adil, jujur, dan tanggung

52
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
depan kelas jawab : Setiap peserta
 Menyimpulkan didik dituntut untuk
pembelajaran bersikap adil bekerja
sama dalam kelompok
 Menutup Kegiatan untuk memecahkan
pembelajaran masalah, jujur dan
bertanggung jawab.
Guru pun harus adil dan
cermat dalam menilai
ketepatan dan
kecepatan kelompok
dalam proses belajar
mengajar.

Keterkaitan Dengan
Agenda Peran dan
Kedudukan ASN
Adalah Pada Mata
Pelatihan:

 Manajemen ASN :
Pengendalian kelas
selama kegiatan
pembelajaran
berlangsung secara
profesional
 Pelayanan Publik :
Memberikan pelayanan
kepada peserta didik
dalam kegiatan

53
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pembelajaran
berlangsung.
5.  Melakukan  Membagikan  Foto dan Video Keterkaitan Dengan Kegiatan ini Kontribusi kegiatan
Pos-Test lembar soal post Kegiatan Nilai ANEKA berkaitan dengan ini terhadap nilai
kemampuan test  Lembar misi sekolah nomor organisasi di SMP
berpikir dan  Melaksanakan Jawaban  Akuntabilitas 2 yaitu 2 PSEKSU yaitu
bertindak kritis post test Peserta Didik Transparansi : data hasil Mengoptimalkan berkaitan dengan
 Mengawasi  Lembar soal post-test kemampuan proses nilai :
pelaksanaan post Post-test berpikir dan bertindak pembelajaran dan  Akuntabel
test kritis siswa diolah secara bimbingan yang Memiliki rasa
 Mengoreksi transparan, data yang berorientasi pada tanggung jawab
jawaban didapatkan adalah data pencapaian dan tidak
yang sebernanya terjadi kompetensi dan diskrikinatif dalam
di lapangan misi nomor 6 yaitu hal pelaksanakan
Tanggung Jawab : terwujudnya kinerja penilaian, dan
kegiatan post-test dan pendidik dan tenaga memberikan nilai
pengelolan nilai post-test pendidik yang secara objektif.
kemampuan berpikir dan professional .
bertindak kritis dapat
dipertanggung jawabkan

 Nasionalisme:
Guru melakukan post-
test untuk mengetahui
sejauh mana
peningkatan kemampuan
berpikir dan bertindak
kritis siswa setalah
diterapkan model deep
dialoge/critical thinking

54
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(DD/CT) merupakan
bentuk tanggung jawab
guru terhadap kegiatan
belajar mengajar,
sehingga dapat
menimbulkan kesadaran
akan lebih semanagat
dalam mencerdaskan
generasi penerus
bangsa.

 Etika Publik :
Menjalankan tugas
secara profesional dan
tidak memihak : Guru
dalam proses
pembelajaran berusaha
untuk tidak memihak
dalam menilai dan
menjalankan
pembelajaran secara
profesional.
Membuat keputusan
berdasarkan prinsip
keahlian: Dalam hal ini
guru melakukan post-test
untuk memihat
peningkatan kemampuan
berpikir dan bertindak
kritis siswa setalah

55
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
diterapkan model
pembelajaran deep
dialoge/critical thinking
(DD/CT)

 Komitmen Mutu:
Efektivitas : post-test
dilakukan untuk melihat
peningkatan kemampuan
berpikir dan bertindak
kritis siswa setelah
diterapkan model deep
dialoge/critical thinking
(DD/CT)

 Anti Korupsi:
Jujur dan Adil : Dalam
memberikan penilaian
dan menampilkan data
yang sebenarnya dan
bertanggung jawab atas
keputusan yang telah di
ambil.

Keterkaitan Dengan
Agenda Peran dan
Kedudukan ASN
Adalah Pada Mata
Pelatihan:

56
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
 Manajemen ASN :
Melaksanakan tugas
dan fungsi secara
profesional,
bertanggung jawab,
integritas.
 Pelayanan Publik :
Dengan mendahulukan
kepentingan peserta
didik agar menjadi lebih
baik dengan melihat
hasil post-test.
6  Melakukan  Monitoring - Laporan Hasil Keterkaitan Dengan Kegiatan evaluasi  Kegiatan ini
Evaluasi Penerapan Model kegiatan Nilai ANEKA penerapan model mendukung nilai-
Penerapan DD/CT oleh rekan evaluasi  Akuntabilitas : pembelajaran nilai organisasi
Model Deep sejawat penerapan jujur : menganalisis berkontribusi SMP Negeri 2,
Dialoge/Critical  Analisis Hasil Pre- model Deep hasil pre-test dan post- terhadap misi yaitu nilai
Thinking test dan Pos-test Dialoge/Critica test kemampuan nomor 2 yaitu  Akuntabel
(DD/CT)  Melakukan l Thinking berpikir dan bertindak Mengoptimalkan kegiatan evaluasi
Wawancara (DD/CT) kritis dengan jujur untuk proses penerapan
kepada siswa - Foto/Video dapat melihat sejauh pembelajaran dan pembelajaran
 Melaporkan hasil Kegiatan mana keefektian model bimbingan yang dilakukan dengan
evaluasi kepada pembelajaran ini dalam berorientasi pada jujur dan dapat
mentor meningkatkan pencapaian dipertanggung
kemampuan berpikir kompetensi dan jawabkan
dan bertindak kritis misi nomor 6 yaitu
terwujudnya kinerja
bertanggungjawab : pendidik dan tenaga
melaporkan hasil pendidik yang
evauasi penerapan professional

57
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
model pembelajaran
Deep dialoge/Critical
Thinking kepada mentor
dengan penuh
tanggung jawab

 Nasionalisme
Menerima masukkan dan
saran dari mentor atas
hasil laporan evaluasi
penerapan model deep
dialoge critical thinking

 Etika Publik :
Hasil evaluasi kegiatan
ini dilaporkan kepada
mentor dengan santun
melalui komunikasi yang
baik, dan sikap ramah
ditimbulkan dengan
adanya komunikasi yang
hangat saat
menyampaikan hasil
evaluasi kepada mentor

 Komitmen Mutu :
Memanfaatkan waktu
dengan sebaik mungkin
untuk langsung
memberikan evaluasi

58
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Dengan Pencapaian
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Dan
Nilai-Nilai Mata Diklat Penguatan Nilai
Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kegiatan dengan mentor,
tanpa menunda-nunda
pekerjaan
 Anti Korupsi :
Kegiatan pengamatan
kegiatan pembelajaran
oleh rekan sejawat
dilakukan dengan jujur
untuk melihat
kesesuaian kegiatan
pembelajaran dengan
sintaks model
pembelajaran Deep
dialoge critical
thinking.

Keterkaitan Dengan
Agenda Peran dan
Kedudukan ASN
Adalah Pada Mata
Pelatihan:

Manajemen ASN
Melaksanakan tugas dan
fungsi secara profesional

59
J. Jadwal Kegiatan

Adapun rancangan kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan peserta diuraikan pada tabel berikut ini

Tabel 2.9. Jadwal Kegiatan


Tanggal Pelaksanaan Kegiatan
November 2021 Desember
No Daftar Kegiatan
2021
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5
Konsultasi dan meminta persetuan mentor
1 (kepala sekolah) terkait rancangan
aktualisasi
                     
Membuat Perangkat Pembelajaran
2 (Silabus, RPP), media pembelajaran dan
Instrumen tes
                   
Melakukan Pre-tes Kemampuan berpikir
3 dan bertindak kritis
                     
Menerapkan Model Pembelajaran Deep
4 dialoge Critical Thinking (DD/CT)
                     
Melaksanakan Post-tes Kemampuan
5 berpikir dan Bertindak kritis
                     
Melakukan Evaluasi penerapan model
6 pembelajaran Deep Dialoge Critical
Thinking (DD/CT)

60
K. Kendala dan Antisipasi
Dalam pelaksanaan aktualisasi, kemungkinan kendala yang akan
dihadapi dan solusi yang akan dilakukan sebagi berikut:
Tabel 2.9 Kendala dan Solusi

No Kendala Solusi

Siswa dalam satu kelompok ada yang


Butuh waktu dan adaptasi memiliki kemapuan rendah dan ada siswa
1. bagi siswa yang memiliki yang memiliki kemampuan tinggi, sehingga
tingkat kemampuan rendah diperlukan tutor sebaya antar siswa dalam
satu kelompok.

Kecendurungan kelompok
siswa akan mengandalkan Pembagian tugas masing-masing anggota
anggota kelompok yang kelompok harus adil, semua anggota
2.
memiliki tingkat kelompok harus memiliki peran dan ikut
kemampuan tinggi dalam andil
berdiskusi

Guru sebagai pengontrol jalannya diskusi,


Kenderungan siswa yang
memberikan kesempatan kepada anggota
memiliki kemampuan tinggi
3. kelompok lain untuk mengutarakan
akan mendominasi
pendapat, sehingga semua siswa akan
jalannya diskusi
bertisipasi aktif

Dibutuhkan perencanaan yang matang


dalam hal perangkat pembelajarannya,
Jalannya diskusi memakan
4. materi dan topik-topik diskusi disusun
waktu yang cukup lama
sedemikian rupa dan dilakukan pengaturan
alokasi waktu untuk melakukan diskusi.

61
62

Anda mungkin juga menyukai