Anda di halaman 1dari 24

KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 93 TAHUN 2020


TENTANG
PETUNJUK TEKNIS MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN PENGADAAN
BANTUAN HIBAH UNTUK BERBAGAI JENIS PERPUSTAKAAN DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan program


pembudayaan kegemaran membaca perlu peningkatan
kualitas dan kuantitas perpustakaan;
b. bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas perpustakaan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu pengadaan
bantuan hibah untuk berbagai jenis perpustakaan di
Indonesia;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, maka perlu
menetapkan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional
tentang Petunjuk Teknis Mekanisme Pelaksanaan
Pengadaan Bantuan Hibah Untuk Berbagai Jenis
Perpustakaan di Indonesia.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang


Perpustakaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4474);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 76, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5531);

4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang


Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 145 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedelapan Atas Keputusan
-2-

Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,


Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan
Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 323);

5. Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 3


Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perpustakaan Nasional sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 1 Tahun
2012 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala
Perpustakaan Nasional Nomor 3 Tahun 2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL TENTANG


PETUNJUK TEKNIS MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN
PENGADAAN BANTUAN HIBAH UNTUK BERBAGAI JENIS
PERPUSTAKAAN DI INDONESIA.

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Mekanisme Pelaksanaan


Pengadaan Bantuan Hibah Untuk Berbagai Jenis
Perpustakaan di Indonesia sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 7 Februari 2020

KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA,

MUHAMMAD SYARIF BANDO


-3-

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 93 Tahun 2020
TANGGAL : 7 Februari 2020

PETUNJUK TEKNIS MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN


PENGADAAN BANTUAN HIBAH UNTUK BERBAGAI JENIS PERPUSTAKAAN
DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Indonesia dibentuk untuk melindungi segenap bangsa,
mewujudkan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 bahwa perlu diupayakan dengan mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. Pembangunan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dapat ditempuh dengan
pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi berupa karya
tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
menyatakan Perpustakaan Nasional adalah sebagai instansi pembina
semua jenis perpustakaan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
transformasi informasi, penelitian, pelestarian budaya bangsa, dan
rekreasi ilmiah, serta memberikan layanan kepada pemustaka,
meningkatkan kegemaran membaca, memperluas wawasan dan
pengetahuan. Hal ini juga sesuai dengan usaha pembentukan revolusi
mental yang menjadi program pemerintah saat ini.
Pemerintah pusat, pemerintah provinsi/kabupaten/kota dan
berbagai komponen masyarakat terus mengupayakan pendidikan baik
formal maupun non formal sebagai usaha untuk mencerdaskan
masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Salah satunya melalui
pengembangan perpustakaan sebagai sarana belajar sepanjang hayat dan
merupakan pendukung sistem pendidikan. Perpustakaan berperan
penting dalam pengembangan kecerdasan masyarakat Indonesia dan
memiliki fungsi pendidikan, penelitian, informasi, referensi, dan rekreasi.
-4-

Terdapat beberapa jenis perpustakaan di Indonesia, yaitu:


Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Umum, Perpustakaan Khusus,
Perpustakaan Sekolah, dan Perpustakaan Perguruan Tinggi. Sebagai
langkah nyata dalam memenuhi tugas dan kewajiban dalam peningkatan
dan pengembangkan perpustakaan di Indonesia, Perpustakaan Nasional
terus berupaya menciptakan program pembudayaan kegemaran membaca
melalui peningkatan kualitas dan kuantitas perpustakaan.
Program pembudayaan kegemaran membaca melalui peningkatan
kualitas dan kuantitas perpustakaan melalui penguatan berbagai jenis
perpustakaan ini bertujuan dalam rangka penyebarluasan informasi dan
peningkatan kegemaran membaca masyarakat. Hal ini ditujukan untuk
menjamin terwujudnya pengembangan berbagai jenis perpustakaan di
Indonesia.
Untuk melaksanakan program tersebut diperlukan acuan berupa
petunjuk teknis mekanisme pengadaan bantuan hibah berbagai jenis
perpustakaan di Indonesia. Petunjuk Teknis ini sebagai acuan dan guna
menyamakan pengertian serta pola pikir, memberikan petunjuk
administrasi, dan teknis kepada pihak yang terkait agar supaya kegiatan
berjalan tertib dan lancar sesuai dengan peran, tugas, dan tanggung
jawabnya masing-masing.

B. Tujuan
Tujuan penyusunan Petunjuk Teknis Mekanisme Pelaksanaan
Kegiatan Pengadaan Bantuan Hibah Buku Untuk Berbagai Jenis
Perpustakaan di Indonesia ini adalah:
1. Menjamin tercapainya sasaran dengan prosedur yang tepat dan
mudah;
2. Menjadi acuan dalam menetapkan penerima bantuan;
3. Menjamin terwujudnya target dan sasaran yang ingin dicapai;
4. Meningkatkan indeks minat baca;
5. Meningkatkan indeks literasi;
6. Tercapainya peningkatan mutu pelaksanaan pelayanan;
7. Perpustakaan yang merata di seluruh tanah air;
8. Memperkecil kesenjangan antar wilayah (Indonesia Bagian
Timur, Indonesia Bagian Tengah, dan Indonesia Bagian
Barat).
-5-

C. Pengertian
Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan:
1. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya
cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang
baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi, dan rekreasi para pemustaka.
2. Perpustakaan Nasional adalah Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan
yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan
rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian,
perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan, serta
berkedudukan di ibukota negara.
3. Gerakan Pembudayaan Kegemaran Membaca adalah suatu usaha
nyata dan keteladanan yang memicu masyarakat luas untuk berbuat
sama dalam meningkatkan minat baca dan kebiasaan gemar
membaca.
4. Kegemaran Membaca adalah kebiasaan atau perilaku yang disukai
seseorang untuk mengetahui atau menambah informasi melalui
membaca.
5. Masyarakat adalah setiap orang, kelompok orang, atau lembaga yang
berdomisili pada suatu wilayah yang mempunyai perhatian dan
peranan dalam bidang perpustakaan.
6. Pemangku Kepentingan Perpustakaan adalah masyarakat umum atau
pihak pihak yang terlibat dan terkait langsung atau memiliki
kepentingan dalam penyelenggaraan perpustakaan.
7. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
8. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah
Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
9. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
10. Tim Seleksi adalah pejabat fungsional pustakawan dan pejabat
struktural terkait di lingkungan Perpustakaan Nasional.
-6-

BAB II
PETUNJUK SELEKSI PENGADAAN BUKU

A. Proses Pengadaan Buku

Pengadaan buku dimulai dengan pembentukan Tim Seleksi. Adapun


Tim Seleksi ditetapkan melalui Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional.
Penetapan Tim Seleksi dimulai dengan usulan calon anggota Tim Seleksi
oleh Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat
Baca kepada Deputi Sumber Daya Perpustakaan (Deputi II), yang
kemudian Deputi II mengusulkan daftar Tim Seleksi kepada Kepala
Perpustakaan Nasional.
Dalam menetapkan daftar buku yang akan diberikan, Tim Seleksi
menyusun daftar buku dengan berbagai kriteria. Tim seleksi
membutuhkan alat bantu dalam menyusun daftar buku, yaitu:
1. Katalog penerbit yang asli atau dapat diunduh dari internet;
2. Daftar terbitan dari penerbit yang terbaru;
3. Bibliografi Nasional Indonesia;
4. Katalog Induk Nasional;
5. Saran dari pemustaka;
6. Instrument.
Selain itu, buku yang akan diberikan merupakan buku atau
majalah terbitan 3 (tiga) tahun terakhir kecuali peraturan perundang-
undangan yang masih berlaku. Sementara itu, judul buku yang
diutamakan dalam Pengadaan Bantuan Hibah Buku Berbagai Jenis
Perpustakaan di Indonesia adalah:
1. Buku-buku yang membangun karakter bangsa;
2. Buku-buku yang dapat menggugah nilai-nilai kemanusiaan dan
peradaban;
3. Buku-buku yang membangun nasionalisme dan kecintaan
terhadap tanah air;
4. Ilmu-ilmu terapan (pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan,
kerajinan);
5. Life skill (home industry);
6. Buku-buku muatan lokal;
7. Pengetahuan umum;
8. Pengetahuan agama;
-7-

9. Buku-buku perluasan/penambahan pengetahuan bagi masyarakat


umum;
10. Buku bacaan hiburan seperti novel dll;
11. Buku-buku tentang subjek perpustakaan;
12. Tidak termasuk buku paket kurikulum sekolah;
13. Dilarang buku-buku yang mengandung ajaran atheisme dan
komunisme, dan buku-buku lain yang dilarang dengan ketetapan
putusan pengadilan.

Gambar 1. Proses Pengadaan Buku

B. Ketentuan Harga

Harga yang diambil adalah yang terjangkau dengan Petunjuk


Operasional Kegiatan (POK) pengadaan buku sesuai Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Perpustakaan Nasional tahun pelaksanaan kegiatan
Pengadaan Bantuan Hibah Buku Berbagai Jenis Perpustakaan di Indonesia,
dengan acuan sebagai berikut:
1. Semua acuan harga yang dipakai adalah harga yang berlaku di pasaran
dengan referensi harga Satuan Biaya Umum (SBU) yang resmi
dikeluarkan Kementerian Keuangan pada tahun pelaksanaan kegiatan.
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan Order Estimasi (OE) ditetapkan lebih
rendah atau sama dengan Purchaise Order (PO) setelah mengetahui harga
yang berlaku di pasaran;
2. Tidak diperkenankan mark up atau menaikkan harga buku lebih tinggi
dari Harga Katalog Penerbit.
-8-

BAB III
PETUNJUK VERIFIKASI PENGADAAN BUKU

A. Sosialisasi
Sosialisasi pengadaan buku dilakukan melalui berbagai pertemuan yang
melibatkan kelembagaan perpustakaan dari tingkat pusat hingga pemerintah
daerah.

B. Jenis Perpustakaan
Adapun jenis perpustakaan yang termasuk dalam Petunjuk Teknis
Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Bantuan Hibah Buku Berbagai
Jenis Perpustakaan di Indonesia ini adalah:
1. Perpustakaan Pondok Pesantren dan Pendidikan Keagamaan lainnya
(Perpustakaan Tempat Ibadah/Pura Perpustakaan Sekolah Tinggi Teologi);
2. Perpustakaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas);
3. Perpustakaan Komunitas;
4. Perpustakaan Daerah Transmigrasi;
5. Perpustakaan Rumah Sakit;
6. Perpustakaan Keliling;
7. Perpustakaan Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar; dan
8. Perpustakaan Vokasi (Politeknik/Poltek dan Balai Latihan Kerja/BLK).

C. Prosedur
Prosedur pengadaan buku dari berbagai jenis perpustakaan dilakukan
sebagai berikut:
1. Pemohon mengajukan proposal permohonan disertai surat pengantar
proposal yang ditujukan kepada Kepala Perpustakaan Nasional c.q.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan;
2. Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan
memerintahkan Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian
Minat Baca untuk memproses permohonan sampai ditetapkan penerima
bantuan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
3. Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca
mendisposisi permohonan kepada Tim Verifikasi;
4. Tim Verifikasi yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala Perpustakaan
Nasional melakukan verifikasi terhadap kelayakan proposal pemohon
yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan bantuan.
-9-

5. Tim Verifikasi menerbitkan berita acara hasil verifikasi;


6. Kepala Perpustakaan menandatangani Keputusan Kepala Perpustakaan
Nasional yang menetapkan penerima bantuan;
7. PPK menetapkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Harga Perkiraan
Sendiri (HPS);
8. PPK memberikan dokumen KAK dan HPS kepada Unit Panitia Lelang
(UPL);
9. Unit Panitia Lelang menyebarluaskan informasi lelang pengadaan buku
melalu berbagai media.

Gambar 2. Proses Pemberian Buku

D. Kriteria Penerima Hibah


1. Kriteria Penerima Hibah Perpustakaan Pondok dan Pendidikan
Keagamaan lainnya
Kriteria penerima hibah perpustakaan pondok pesantren dan
pendidikan keagamaan lainnya (perpustakaan tempat ibadah/pura
perpustakaan sekolah tinggi teologi) adalah sebagai berikut:
1. Membuat surat pengajuan proposal dan/atau surat rekomendasi dari
Dinas Perpustakaan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota setempat yang
ditujukan kepada Kepala Perpustakaan Nasional Jl. Salemba Raya
No. 28 A Jakarta Pusat.
2. Menyerahkan profil Perpustakaan Pondok Pesantren dan Pendidikan
Keagamaan lainnya;
3. Memiliki ruang perpustakaan;
4. Memiliki tenaga perpustakaan;
-10-

5. Memiliki rombongan belajar yang aktif;


6. Membuat dan menandatangani surat kesiapan menerima hibah dan
surat pernyataan kesanggupan untuk mendayagunakan koleksi
bantuan kepada pemustaka;
7. Setiap penerima hibah bantuan buku siap layan dan rak buku
ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI;
8. Setiap penerima bantuan menyampaikan program pemanfaatan
koleksi bantuan kepada pemustaka dan melaporkan pemanfaatan
bantuan selama 1 (satu) tahun sejak diberikan. Format pelaporan
pemanfaatan bantuan buku siap layan dimuat pada Lampiran II.

2. Kriteria Penerima Hibah Perpustakaan Lembaga Pemasyarakatan


(LAPAS)
Kriteria penerima hibah perpustakaan Lembaga Pemasyarakat (LAPAS)
adalah sebagai berikut:
1. Membuat surat pengajuan proposal dan/atau surat rekomendasi dari
Dinas Perpustakaan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota setempat yang
ditujukan kepada Kepala Perpustakaan Nasional Jl. Salemba Raya
No. 28 A Jakarta Pusat;
2. Menyerahkan profil perpustakaan LAPAS;
3. Memiliki ruang perpustakaan;
4. Memiliki tenaga perpustakaan;
5. Membuat dan menandatangani surat kesiapan menerima hibah dan
surat pernyataan kesanggupan untuk mendayagunakan koleksi
bantuan kepada pemustaka;
6. Setiap penerima hibah bantuan buku siap layan dan rak buku
ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional;
7. Setiap penerima bantuan menyampaikan program pemanfaatan
koleksi bantuan kepada pemustaka dan melaporkan pemanfaatan
bantuan selama 1 tahun sejak diberikan. Format pelaporan
pemanfaatan bantuan buku siap layan dimuat pada Lampiran II.

3. Kriteria Penerima Hibah Perpustakaan Komunitas


Berikut adalah kriteria penerima hibah perpustakaan komunitas:
1. Membuat surat pengajuan proposal dan/atau surat rekomendasi dari
Dinas Perpustakaan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota setempat yang
-11-

ditujukan kepada Kepala Perpustakaan Nasional Jl. Salemba Raya


No. 28 A Jakarta Pusat;
2. Menyerahkan profil perpustakaan komunitas dan/atau profil
komunitas;
3. Memiliki ruang perpustakaan;
4. Memiliki pengguna pontensial yang akan memanfaatkan bantuan
buku;
5. Melampirkan fotokopi KTP rangkap 2 (dua) yang penanggung jawab
kegiatan bertandatangan di dalam Berita Acara Serah Terima (BAST)
Hibah Buku;
6. Di dalam pengambilan buku setiap perpustakaan komunitas wajib
mengisi data sebagai berikut:
a. Berita Acara Serah Terima (BAST) Hibah Buku dengan
dibubuhi stempel perpustakaan komunitas tersebut;
b. Tanda terima pengambilan buku;
c. Menandatangani surat kesiapan menerima dan surat
pernyataan kesanggupan untuk mendayagunakan koleksi
bantuan kepada pemustaka;
d. Pengambilan buku dilakukan saat menandatangani Berita Acara
Serah Terima (BAST) dan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu
setelah penandatanganan Berita Acara Serah Terima;
7. Apabila setelah 1 (satu) minggu buku bantuan tidak diambil, maka
Perpustakaan Nasional berhak mengalihkan kepada perpustakaan
komunitas lain yang layak menerima bantuan;
8. Penerima bantuan hibah buku komunitas bersedia menanggung biaya
pengiriman seluruh bantuan buku.
9. Setiap penerima bantuan menyampaikan program pemanfaatan
koleksi bantuan kepada pemustaka dan melaporkan pemanfaatan
bantuan selama 1 tahun sejak diberikan. Format pelaporan
pemanfaatan bantuan buku siap layan dimuat pada Lampiran II.

4. Kriteria Penerima Hibah Perpustakaan Daerah Transmigrasi


Kriteria penerima hibah perpustakaan daerah transmigrasi adalah:
1. Membuat surat pengajuan proposal dan/atau surat rekomendasi dari
Dinas Perpustakaan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota/Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang
-12-

ditujukan kepada Kepala Perpustakaan Nasional Jl. Salemba Raya


No. 28 A Jakarta Pusat;
2. Memiliki ruang perpustakaan;
3. Memiliki tenaga perpustakaan;
4. Membuat dan menandatangani surat kesiapan menerima hibah dan
surat pernyataan kesanggupan untuk mendayagunakan koleksi
bantuan kepada pemustaka;
5. Setiap penerima hibah bantuan buku siap layan dan rak buku
ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional;
6. Setiap penerima bantuan menyampaikan program pemanfaatan
koleksi bantuan kepada pemustaka dan melaporkan pemanfaatan
bantuan selama 1 tahun sejak diberikan. Format pelaporan
pemanfaatan bantuan buku siap layan dimuat pada Lampiran II.

5. Kriteria Penerima Hibah Perpustakaan Rumah Sakit


Kriteria penerima hibah Perpustakaan Rumah Sakit, adalah sebagai
berikut:
1. Membuat surat pengajuan proposal dan/atau surat rekomendasi dari
Dinas Perpustakaan Umum Provinsi / Kabupaten / Kota setempat
yang ditujukan kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI Jl. Salemba
Raya No. 28 A Jakarta Pusat;
2. Menyerahkan profil Perpustakaan Rumah Sakit dan/atau profil
Rumah sakit;
3. Memiliki ruang perpustakaan;
4. Memiliki tenaga perpustakaan;
5. Membuat dan menandatangani surat kesiapan menerima hibah dan
surat pernyataan kesanggupan untuk mendayagunakan koleksi
bantuan kepada pemustaka;
6. Setiap penerima hibah bantuan buku siap layan dan rak buku
ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional;
7. Setiap penerima bantuan menyampaikan program pemanfaatan
koleksi bantuan kepada pemustaka dan melaporkan pemanfaatan
bantuan selama 1 tahun sejak diberikan. Format pelaporan
pemanfaatan bantuan buku siap layan dimuat pada Lampiran II.
-13-

6. Kriteria Penerima Hibah Mobil Perpustakaan Keliling


Dalam penetapan penerima hibah Mobil Perpustakaan Keliling (MPK),
Perpustakaan Nasional melihat skala prioritas bagi daerah yang belum
pernah menerima bantuan hibah mobil perpustakaan, apresiasi bagi
daerah yang mempunyai kontribusi dalam pengembangan perpustakaan
dan gemar membaca, mendorong daerah yang secara geografis dalam
kondisi 3T (tertinggal, terluar, terdepan).
Adapun kriteria penerima hibah Mobil Perpustakaan Keliling (MPK), yaitu:
1. Pemerintah Daerah (Propinsi dan Kabupaten/Kota) memiliki
lembaga setingkat Dinas;
2. Perguruan Tinggi;
3. Pemerintah Daerah (Gubernur, Bupati, Walikota) dan Perguruan
Tinggi mengajukan proposal permintaan Mobil Perpustakaan Keliling
(MPK). Di dalam proposal tersebut diuraikan kesanggupan untuk
menyiapkan:
a. Tenaga Mobil Perpustakaan Keliling (MPK);
b. Tenaga teknis pelayanan perpustakaan;
c. Biaya operasional layanan Mobil Perpustakaan Keliling (MPK);
d. Biaya pemeliharaan/pembiayaan penggantian suku cadang Mobil
Perpustakaan Keliling (MPK);
e. Uraian tentang jumlah titik layanan yang akan di jangkau
setiap bulannya (Minimal 24 titik layanan) menyerahkan profil
Perpustakaan Umum Provinsi / Kabupaten / Kota dan Perguruan
Tinggi;
4. Memiliki struktur organisasi perpustakaan;
5. Belum pernah mendapatkan Mobil Perpustakaan Keliling (MPK)
sebelumnya;
6. Daerah yang sudah menerima Mobil Perpustakaan Keliling (MPK)
dalam jangka 7-10 tahun terakhir;
7. Pernah menerima Mobil Perpustakaan Keliling (MPK) sebelum 7 tahun
namun mengalami kerusakan parah karena kecelakaan/bencana
alam;
8. Cakupan wilayah layanan yang luas, misalnya jumlah kecamatan
lebih dari 30 (tiga puluh) atau karena wilayahnya terbagi atas
beberapa kepulauan;
9. Setiap penerima bantuan menyampaikan program pemanfaatan
koleksi bantuan kepada pemustaka dan melaporkan pemanfaatan
-14-

bantuan selama 1 tahun sejak diberikan. Format pelaporan


pemanfaatan bantuan buku siap layan dimuat pada Lampiran III.
10. Disetujui dalam rapat pimpinan dengan berbagai pertimbangan
antara lain asas pemerataan, keterbukaan, transparansi, dan
keterjangkauan terhadap daerah-daerah perbatasan dan daerah
terpencil;
11. Jika lebih dari 1 (satu) bulan setelah acara serah terima bantuan
Mobil Perpustakaan Keliling (MPK), daerah yang telah ditunjuk sebagai
penerima tidak mengambil Mobil Perpustakaan Keliling (MPK)
tersebut, maka Perpustakaan Nasional RI berhak menyerahkan mobil
tersebut kepada daerah yang lain yang siap menerima dan
membutuhkan Mobil Perpustakaan Keliling (MPK).
12. Biaya pengiriman Mobil Perpustakaan Keliling (MPK) menjadi
tanggungan pemerintah daerah penerima Mobil Perpustakaan Keliling
(MPK);
13. Setiap penerima hibah bantuan Mobil Perpustakaan Keliling (MPK)
ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional.

7. Kriteria Penerima Hibah Perpustakaan Daerah Tertinggal, Terluar,


Terdepan
Kriteria penerima hibah perpustakaan daerah tertinggal, terluar,
terdepan adalah:
1. Direkomendasikan oleh Kementerian Pembangunan Daerah
Tertinggal, atau Dinas Perpustakaan Provinsi /Kabupaten/Kota;
2. Membuat surat pengajuan proposal dan/atau surat rekomendasi dari
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, atau Dinas
Perpustakaan Provinsi /Kabupaten/Kota setempat yang ditujukan
kepada Kepala Perpustakaan Nasional Jl. Salemba Raya No. 28 A
Jakarta Pusat;
3. Memiliki ruang perpustakaan;
4. Memiliki tenaga perpustakaan;
5. Membuat dan menandatangani surat kesiapan menerima hibah dan
surat pernyataan kesanggupan untuk mendayagunakan koleksi
bantuan kepada pemustaka;
6. Setiap penerima hibah bantuan buku siap layan dan rak buku
ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional;
-15-

7. Setiap penerima bantuan menyampaikan program pemanfaatan


koleksi bantuan kepada pemustaka dan melaporkan pemanfaatan
bantuan selama 1 tahun sejak diberikan. Format pelaporan
pemanfaatan bantuan buku siap layan dimuat pada Lampiran II.

8. Kriteria Penerima Hibah Perpustakaan Vokasi (Poltek dan BLK)


Kriteria penerima hibah perpustakaan vokasi adalah:
1. Membuat surat pengajuan proposal dan/atau surat rekomendasi dari
Dinas Perpustakaan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota setempat yang
ditujukan kepada Kepala Perpustakaan Nasional Jl. Salemba Raya
No. 28 A Jakarta Pusat;
2. Menyerahkan profil Perpustakaan Poltek/BLK;
3. Memiliki ruang perpustakaan;
4. Memiliki tenaga perpustakaan;
5. Memiliki rombongan belajar yang aktif;
6. Membuat dan menandatangani surat kesiapan menerima hibah dan
surat pernyataan kesanggupan untuk mendayagunakan koleksi bantuan
kepada pemustaka;
7. Setiap penerima hibah bantuan buku siap layan dan rak buku
ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional;
8. Setiap penerima bantuan menyampaikan program pemanfaatan koleksi
bantuan kepada pemustaka dan melaporkan pemanfaatan bantuan
selama 1 tahun sejak diberikan. Format pelaporan pemanfaatan bantuan
buku siap layan dimuat pada Lampiran II.

9. Kriteria Penerima Hibah Motor Perpustakaan Keliling


Dalam penetapan penerima hibah Motor Perpustakaan Keliling,
Perpustakaan Nasional melihat skala prioritas bagi daerah yang belum
pernah menerima bantuan hibah motor perpustakaan keliling, apresiasi
bagi daerah yang mempunyai kontribusi dalam pengembangan
perpustakaan dan gemar membaca, mendorong daerah yang secara
geografis dalam kondisi 3T (tertinggal, terluar, terdepan).
Adapun kriteria penerima hibah Mobil Perpustakaan Keliling (MPK), yaitu:
1. Pemerintah Daerah (Propinsi dan Kabupaten/Kota) memiliki
lembaga setingkat Dinas;
2. Perpustakaan Komunitas;
-16-

3. Pemerintah Daerah (Gubernur, Bupati, Walikota) dan Perpustakaan


komunitas mengajukan proposal permintaan Mobil Perpustakaan
Keliling. Di dalam proposal tersebut diuraikan kesanggupan untuk
menyiapkan:
a. Tenaga Motor Perpustakaan Keliling ;
b. Tenaga teknis pelayanan perpustakaan;
c. Biaya operasional layanan Motor Perpustakaan Keliling ;
d. Biaya pemeliharaan/pembiayaan penggantian suku cadang Motor
Perpustakaan Keliling ;
e. Uraian tentang jumlah titik layanan yang akan di jangkau
setiap bulannya (Minimal 24 titik layanan).
4. Menyerahkan profil Perpustakaan Umum Provinsi / Kabupaten / Kota
dan Perpustakaan komunitas;
5. Memiliki struktur organisasi perpustakaan;
6. Belum pernah mendapatkan Motor Perpustakaan Keliling sebelumnya;
7. Daerah yang sudah menerima Motor Perpustakaan Keliling dalam
jangka 7-10 tahun terakhir;
8. Pernah menerima Motor Perpustakaan Keliling sebelum 7 tahun
namun mengalami kerusakan parah karena kecelakaan/bencana
alam;
9. Cakupan wilayah layanan yang luas, misalnya jumlah kecamatan
lebih dari 30 (tiga puluh) atau karena wilayahnya terbagi atas
beberapa kepulauan;
10. Setiap penerima bantuan menyampaikan program pemanfaatan
koleksi bantuan kepada pemustaka dan melaporkan pemanfaatan
bantuan selama 1 tahun sejak diberikan. Format pelaporan
pemanfaatan bantuan buku siap layan dimuat pada Lampiran III.
11. Disetujui dalam rapat pimpinan dengan berbagai pertimbangan
antara lain asas pemerataan, keterbukaan, transparansi, dan
keterjangkauan terhadap daerah-daerah perbatasan dan daerah
terpencil;
12. Jika lebih dari 1 (satu) bulan setelah acara serah terima bantuan
Motor Perpustakaan Keliling , daerah yang telah ditunjuk sebagai
penerima tidak mengambil Motor Perpustakaan Keliling tersebut,
maka Perpustakaan Nasional RI berhak menyerahkan motor tersebut
kepada daerah yang lain yang siap menerima dan membutuhkan
Motor Perpustakaan Keliling (MPK).
-17-

13. Biaya pengiriman Motor Perpustakaan Keliling (MPK) menjadi


tanggungan pemerintah daerah penerima Mobil Perpustakaan Keliling
(MPK);
14. Setiap penerima hibah bantuan Mobil Perpustakaan Keliling (MPK)
ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional.
-18-

BAB IV
MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

A. MONITORING, EVALUASI
Dalam rangka pencapaian target kinerja, transparansi, dan akuntabilitas
pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Bantuan Hibah Berbagai Jenis Perpustakaan
di Indonesia, Sekretaris Utama/Deputi/Kepala Pusat sesuai dengan
kewenangannya melakukan monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi
tersebut antara lain melakukan pengawasan terhadap: (a) kesesuaian antara
pelaksanaan pengadaan bantuan hibah dengan pedoman umum dan petunjuk
teknis yang telah ditetapkan serta ketentuan peraturan terkait lainnya; dan (b)
kesesuaian antara target capaian dengan realisasi. Sekretaris
Utama/Deputi/Kepala Pusat mengambil langkah-langkah tindak lanjut
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi untuk perbaikan Kegiatan
Pengadaan Bantuan Hibah .

B. PELAPORAN
Deputi/Kepala Pusat wajib menyampaikan laporan perkembangan
pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Bantuan Hibah kepada Kepala Perpustakaan
Nasional melalui Sekretaris Utama paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun
anggaran berakhir. Berdasarkan laporan tersebut, Sekretaris Utama
melakukan rekapitulasi dan menyampaikan laporan kepada Kepala
Perpustakaan Nasional.
-19-

BAB V
PENUTUP

Demikian Petunjuk Teknis Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Pengadaan


Bantuan Hibah Berbagai Jenis Perpustakaan di Indonesia ini disusun dengan
harapan Kegiatan Pengadaan Bantuan Hibah Berbagai Jenis Perpustakaan di
Indonesia dapat dilaksanakan dengan baik, dan bermanfaat bagi masyarakat,
bangsa dan negara Indonesia.

KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA,

MUHAMMAD SYARIF BANDO


-20-

LAMPIRAN II
KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 93 Tahun 2020
TANGGAL : 7 Februari 2020

FORMAT LAPORAN PEMANFAATAN BANTUAN

BAB I PENDAHULUAN
 LATAR BELAKANG
 TUJUAN
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
 JENIS LAYANAN
 WAKTU LAYANAN
 LOKASI LAYANAN
 PETUGAS LAYANAN
 ANGGARAN
BAB III PENUTUP
LAMPIRAN
-21-

Lampiran Format Laporan Pemanfaatan Bantuan

1. Nama Perpustakaan :

2. Alamat :

3. Waktu Layanan :

4. Jumlah Koleksi : ………………………………Judul


………………………………Eksemplar

5. Jumlah Tenaga : ……………………………..Orang

6. Jumlah Anggaran : Rp. …………………………….(TA 20..)

7. Jumlah Anggota : ……………………………..Orang


Perpustakaan
8. Jenis Layanan :
Perpustakaan

9. Jumlah : Perpust. Kab/Kota :…………..


Perpustakaan Perpust. Kecamatan :………….
Binaan Perpust. Desa/Kelurahan :………….
Perpust. Sekolah :………….
Perpust. Perguruan Tinggi :………….
Perpust. Khusus :………….

10. Statistik Pengunjung :

11. Statistik Peminjaman :

12. Foto-Foto Kegiatan :

KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA,

MUHAMMAD SYARIF BANDO


-22-

LAMPIRAN III
KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 93 Tahun 2020
TANGGAL : 7 Februari 2020

FORMAT LAPORAN PEMANFAATAN


BANTUAN HIBAH PERPUSTAKAAN KELILING

BAB I PENDAHULUAN
 LATAR BELAKANG
 TUJUAN
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
 JENIS LAYANAN
 WAKTU LAYANAN
 LOKASI LAYANAN
 PETUGAS LAYANAN
 ANGGARAN
BAB III PENUTUP
LAMPIRAN
-23-

Lampiran Laporan Pemanfaatan Bantuan Hibah Perpustakaan Keliling

1. Nama Perpustakaan :

2. Alamat :

3. Waktu Layanan :

4. Jumlah Koleksi : ………………………………Judul


………………………………Eksemplar

5. Jumlah Tenaga : ……………………………..Orang

6. Jumlah Anggaran : Rp. …………………………….(TA 20..)

7. Jumlah Anggota : ……………………………..Orang


Perpustakaan
8. Jenis Layanan :
Perpustakaan

9. Jumlah : Perpust. Kab/Kota :…………..


Perpustakaan Perpust. Kecamatan :………….
Binaan Perpust. Desa/Kelurahan :………….
Perpust. Sekolah :………….
Perpust. Perguruan Tinggi :………….
Perpust. Khusus :………….

10. Jadwal Layanan :


Perpustakaan
Keliling

11. Statistik Pengunjung :

12. Foto-Foto Kegiatan :

KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA,
-24-

MUHAMMAD SYARIF BANDO

Anda mungkin juga menyukai