Artikel 1
Artikel 1
Introduction
Pengertian Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau mendapatkan ilmu,
berlatih, mengubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman. Belajar juga diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui
pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar dibawah bimbingan
pengajar.1
Belajar pada dasarnya merupakan aktivitas yang utama dalam serangkaian
proses pendidikan di sekolah. Hal ini dapat dipahami bahwa keberhasilan atau
tidaknya suatu pendidikan itu tergantung pada proses belajar mengajar
berlangsung dan kesungguhan dalam proses itu sendiri. Namun pada
hakikatnya, belajar secara universal tidak hanya diartikan sebagai proses yang
berlangsung di sekolah antara pendidik dan peserta didik, melainkan tambahnya
pengetahuan dan wawasan seseorang untuk dirinya sendiri.
Para ahli psikologi senantiasa berusaha menemukan berbagai realisasi atau
unsur-unsur pokok dari proses belajar. Belajar merupakan komponen ilmu
pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik
bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Setiap perilaku belajar
ditandai dengan ciri-ciri perubahan spesifik antara lain :
a.) Belajar menyebabkan perubahan yang disadari dan disengaja
b.) Perubahan yang berkesinambungan
c.) Belajar hanya terjadi dari pengalaman yang bersifat individual
1
Arfani, Laili. 2016. “Mengurai Hakikat Pendidikan, Belajar, dan Pendidikan”.
Jurnal Pendidikan Vol.11, No.02,
https://pbpp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPB/article/view/5160. 27 September
2021.
1
Riko Agus Setiawan, dkk
d.) Belajar adalah kegiatan yang bertujuan kearah yang ingin dicapai atau
perubahan yang bersifat positif
e.) Belajar menghasilkan perubahan yang bersifat aktif, menyeluruh, dan
permanen
Didalam konteks belajar pasti ada yang namanya mengajar. Istilah ini
sangat identik dengan guru, dosen, ustadz, dll. Mengajar dapat diartikan sebagai
aktifitas mengarahkan, memberikan kemudahan dalam menemukan sesuatu
yakni mencari ilmu berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh pengajar.
Winarno Surachman (1980) mengutarakan bahwa mengajar merupakan
peristiwa yang terikat tujuan, terarah oleh tujuan, dan dilaksanakan semata-
mata untuk mencapai tujuan.2 Mengajar pada hakikatnya merupakan proses
transfer atau pengalihan pengetahuan, norma, informasi, nilai dan sebagainya
dari seorang pengajar kepada yang belajar.
Dalam UU. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional, Bab IV pasal 29 ayat 1 disebutkan bahwa pendidik
merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, memiliki hasil pembelajaran, melakukan
bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama pada pendidik di Perguruan.3
Konsep-konsep yang harus diterapkan dalam proses mengajar adalah
prinsip belajar itu sendiri. Seorang pengajar dapat dikatakan melaksanakan
tugasnya dengan baik ketika ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai
dengan prinsip-prinsip orang belajar.
Kemudian belajar tidak akan berjalan dengan baik kecuali dengan adanya
pembelajaran. Pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru
atau pendidik mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi disamping itu,
juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya.4
Pembelajaran itu sendiri merupakan proses interaksi seorang pelajar
dengan pendidik dan sumber belajar didalam suatu lingkungan belajar. Didalam
pengertian lain pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam
memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadinya proses belajar dalam diri
pelajar. Dari semua pengertian tersebut, dapat kita pahami bahwa pembelajaran
membutuhkan hubungan dialogis antara pengajar dengan pelajar.
Pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses interaksi antara pelajar
dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Tugas seorang pendidik adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang
terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran dari sisi lain
dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu seorang pelajar
agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
A. Konsep Dasar Mengajar
Konsep atau strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam
menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
mengajar, agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai
dan berhasil guna. Strategi berarti pilihan pola kegiatan belajar mengajar
2
Sukinta, Teori pendidikan jasmani, (Bandung: Penerbit Nuansa, 2004) hlm. 57.
3
Republik Indonesia, Undang-undang,.......hlm.20.
4
Sukinta, Teori pendidikan jasmani, (Bandung: Penerbit Nuansa, 2004) hlm. 55.
ÁLFIYAH|Jurnal Pendidikan Bahasa Arab
Vol. 1 No. 1 (2023) : 1-12
ALFIYAH: Jurnal Pendidikan Pendidikan Bahasa Arab
Volume 1 No. 1. Januari-Juni 2023
ISSN: xxxx; E-ISSN: xxxx
DOI:
5
Sabri Ahmad, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching (Jakarta: Quantum
Teaching, 2005), hlm. 2.
3
Riko Agus Setiawan, dkk
2) Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu. Pokok materi
tersebut dapat diambil dari buku sumber yang telah disiapkan
sebelumnya.
3) Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi dalam pembahasan
materi itu dapat ditempuh dengan dua cara yakni: pertama,
pembahasan dimulai dari gambaran umum materi pengajaran menuju
kepada topik secara lebih khusus.
4) Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-
contoh konkret.
5) Pengguanaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan
setiap pokok materi sangat di perlukan.
6) Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi.
c. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan
dari tahapan kedua (intruksional). Kegiatan yang dilakukan pada tahapan
ini antara lain:
1) Mengajukan pertanyaan ke beberapa siswa mengenai semua pokok
materi yang telah dibahas pada tahapan kedua yang bersumber dari
bahan pengajaran.
2) Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab kurang dari
70%, maka guru harus mengulangi kembali materi yang belum
dikuasai siswa.
3) Untuk memperkaya pengetahuan siswa dari materi yang sudah
dibahas, guru harus memberikan tugas rumah yang berkaitan tentang
materi yang dibahas
4) Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberitahukan pokok
materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Informasi ini
perlu agar siswa dapat mempelajari materi-materi tersebut dari
sumber yang dimilikinya.
2. Pendekatan Mengajar
Tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh oleh
pendekatan mengajar yang digunakan untuk guru. Menurut Massialas ada
dua pendekatan yaitu pendekatan ekspositeri dan inquiry.
a. Pendekatan Ekspositeri atau Model Informasi
Pendekatan ini berpandangan bahwa tingkah laku kelas dan
penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru/pelajar.
Hakikat mengajar menurut pandangan ini adalah menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada siswa.
b. Pendekatan Inquiry atau Discovery
Pendekatan ini menganggap bahwa siswa sebagai subjek dan objek
dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang
secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliknya.
Conclusion
Belajar dapat diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui
pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar dibawah bimbingan
pengajar., Belajar pada dasarnya merupakan aktivitas yang utama dalam
ÁLFIYAH|Jurnal Pendidikan Bahasa Arab
Vol. 1 No. 1 (2023) : 1-12
ALFIYAH: Jurnal Pendidikan Pendidikan Bahasa Arab
Volume 1 No. 1. Januari-Juni 2023
ISSN: xxxx; E-ISSN: xxxx
DOI:
Bibliography
Sabri Ahmad. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching (Jakarta: Quantum
Teaching, 2005)
Sukinta. Teori pendidikan jasmani. (Bandung: Penerbit Nuansa, 2004)
Republik Indonesia. Undang-undang,.
Sukinta. Teori pendidikan jasmani. (Bandung: Penerbit Nuansa, 2004)
Arfani. Laili. 2016. “Mengurai Hakikat Pendidikan, Belajar, dan Pendidikan”.
Jurnal Pendidikan Vol.11, No.02,
https://pbpp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPB/article/view/5160. 27
September 2021.