Gambaran Sanitasi Pemukiman
Gambaran Sanitasi Pemukiman
DI WILAYAH PELANTAR 2”
Teori Dasar :
Menurut WHO dalam Kasjono (2011), permukiman adalah bangunan fisik
yang digunakan orang sebagai tempat berlindung dan lingkungan bangunan
tersebut, yang mencakup semua fasilitas dan layanan yang mereka butuhkan,
peralatan yang bermanfaat bagi kesehatan fisik dan spiritual mereka, dan kondisi
sosial yang menguntungkan bagi keluarga dan individu mereka. Komunitas yang
sehat adalah tempat di mana orang dapat tinggal secara permanen, di mana
mereka dapat beristirahat, bersenang-senang, dan menjauh dari dunia luar. Itu juga
memenuhi kebutuhan fisik dan mental mereka dan bebas dari kecelakaan dan
penyakit (Kasjono, 2011).
Permukiman kumuh adalah suatu kawasan permukiman yang tidak dapat
dihuni atau ditinggali karena dapat membahayakan kehidupan masyarakat yang
tinggal dan bermukim di dalamnya, baik dari segi keamanan terlebih lagi dari segi
kesehatan (Gerald, dkk, 2015. Hlm 429). Fenomena permukiman kumuh tidak
akan terlepas dari suatu perkembangan wilayah dan kota meskipun keberdaannya
tidak pernah.
Untuk melakukan identifikasi kawasan permukiman kumuh digunakan
kriteria. Penentuan kriteria kawasan permukiman kumuh dilakukan dengan
mempertimbangkan berbagai aspek atau dimensi seperti kesesuaian peruntukan
lokasi dengan rencana tata ruang, status kepemilikan) tanah, letak/kedudukan
lokasi, tingkat kepadatan penduduk, tingkat kepadatan bangunan, kondisi fisik,
sosial, ekonomi dan budaya masyarakat lokal. Berikut yang menjadi kriteria
pemukiman kumuh, yaitu:
1. Kondisi Bangunan Gedung
2. Kondisi Jalan Lingkungan
3. Kondisi Penyediaan Air Minum
4. Kondisi Drainase Lingkungan
5. Kondisi Pengelolaan Air Limbah
6. Kondisi Pengelolaan Persampahan
7. Kondisi Pengamanan (Proteksi)
Hasil Observasi :
Lokasi : Jl. Merdeka No.5, Kelurahan Tanjungpinang
Kota, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota
Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau
Hari/tanggal : Senin/ 31 Juli 2023
Waktu : 15.00-Selesai