Anda di halaman 1dari 15

PARAMETER DAN PEMERIKSAAN

FISIK SAMPAH

OLEH:
Doddy prabowo
NIM.PO7233321865
PEMERIKSAAN FISIK SAMPAH

Pemeriksaan kualitas fisikmerupakan pemeriksaan yang dilakukan pada suatu


sampel dengan melihat wujud secara fisik seperti berat jenis, kadar air, kadar
volatile, kadar abu, nilai kalor, distribusi ukuran.
Karakteristik sampah dapat dikelompokkan menurut sifat-sifatnya, seperti :

Karakteristik fisika: yang paling penting adalah densitas, kadar air, kadar volatile, kadar

abu, nilai kalor, distribusi ukuran .

Karakteristik kimia: khususnya yang menggambarkan susunan kimia sampah tersebut

yang terdiri dari unsure C, N, O, P, H, S dan sebagainya.

Karakteristik Biologi: Biodegrabilitas


BERAT JENIS SAMPAH

Berat jenis sampah merupakan perbandingan antara massa suatu jenis sampah dengan jumlah
volume, ukuran ini dipakai bila pemakaian ukuran belum dapat terpenuhi untuk itu memang di
perlukan suatu penelitian dulu berat jenis sampah untuk volume sampah tertentu.

Menurut pengamatan di lapangan, maka berat jenis sampah akan tergantung pada sarana pengumpul dan
pengangkut yang digunakan, biasanya untuk kebutuhan desain yang digunakan.
a. Sampah di wadah sampah rumah : 0,01 – 0,20 tom/m3
b. Sampah di gerobak sampah : 0,20 – 0,25 ton/m3
c. Sampah di truk terbuka : 0,30m – 0,40 ton/m3
d. Sampah di TPA dengan pemadatan konvensional : 0,50 – 0,60 ton/m3
KADAR AIR SAMPAH

Kadar air sampah merupakan salah satu sifat fisis sampah. Kadar air menunjukkan kandungan air
yang ada dalam sampah. Dalam pengukuran kadar air sampah, metode yang biasa digunakan yaitu
metode pengukuran berat basah dan berat kering.
Prinsip kerja:
Sampah dikeringkan agar semua air yang terkandung didalamnya hilang.

Alat dan Bahan:


Sampel sampah dari penetapan sebelumnya.\
Timbangan
Cawan petri
Oven 105O C
Penjepit
Cara kerja:
1.Ambil sampel sampah dari penetapan awal. sampel tersebit dibagi menjadi empat bagian, dari
seperempat bagian dibagi menjadI empat bagian lagi diaduk rata, dibagi empat bagian lagi dan
seterusnya sampai beratnya kira-kira mencapai 100 gram.
2.Timbang cawan petri kosong (sudah dipanaskan dalam oven selama 2 jam) catat hasilnya.
3.Masukkan sampel sampah tersebut dalam cawan petri, lalu timbang catat hasilnya (missal : a
gram)
4.Masukkan cawan petri bersama sampah dalam oven, selama 24 jam.
5.Setelah itu keluarkan dan biarkan dingin,masukkan dalam desikator,kemudian timbang catat
hasilnya ( misal: b gram)
KADAR VOLATIL SAMPAH

Pengukuran kadar volatil dilakukan dengan cara menghaluskan sampah hingga diperoleh berat 4 gram
dari hasil pengukuran kadar air sampah. Sampel yang sudah halus ini kemudian dimasukkan dalam oven.
Kadar volatil sampah dapat ditentukan sebagai berikut :
Kadar Volatil = (berat sampel kering - berat sampah setelah pemanasan)/(berat sampel kering) x 100%.
Perhitungan dengan menggunakan rumus: % Kadar abu = 100 % - % kadar volatil
PENGUKURAN TIMBULAN KOMPOSISI SAMPAH KOTA

Prinsip:
1. Timbulan
2. Komposisi
3. Karakteristik
4. 8 hari berturut-turut dan 2 musim

Peralatan:
1. Timbangan Pegas
2. Timbangan kue
3. Sarung Tangan
4. Trashbag
5. sampling box
6. masker
1. Pemilihan dan jumlah sampel
Prinsip:
1) acak (random): setiap anggota populasi berkesempatan sama untuk menjadi sampel
2) sesuai strata – stratified: geografi, administratif, social – ekonomi, dsb
3) proporsional terhadap strata yang ditentukan
Jumlah sampel: 10% dari populasi (kalau bisa)
1) metode sampling n = σ2 / σx2
2) menggunakan metode SNI Indonesia, paling sering digunakan: n = Cd.Cj √ populasi
3) dari “jiwa” jadikan KK (rumah)
Titik sampel:
a. Sumber: Rumah tangga (RT) dan non-RT
b. TPS, atau titik transfer dari gerobak ke truk pengangkut
c. Pengolahan atau di TPA
3. Pengukuran timbulan di TPS
a. Menentukan lokasi TPS yang akan dijadikan titik sampel dengan pendekatan yang
sama seperti di atas: acak, terstratifikasi dan proporsional
b. Jumlah sampel gerobak dari sebuah TPS juga ditentukan seperti di atas
c. Ukur volume sampah dalam gerobak demikian juga beratnya
d. Bila sulit mengukur semua sampah dalam gerobak, maka ukur sebagian saja, misalnya
¼-nya, dengan catatan berat sampah yang akan diukur adalah benar – benar
mempunyai volume ¼ gerobak
e. Dapatkan data KK yang dilayani oleh gerobak tersebut. Mungkin gerobak yang sama melayani
KK yang berbeda setiap harinya
f. Dapatkan rata-rata jiwa per-KK
g. Dari sana akan diperoleh data rata-rata timbulan sampah: liter atau kg/orang/hari
h. Hal yang sama dilakukan pada gerobak atau mobil pengumpul lainnya yang melayani
sumber non-RT
i. Jumlah timbulan sampah kota atau rata-rata MSW dihitung dengan cara seperti di atas
4. Pengambilan sampel untuk komposisi dan karaketeristik
a. Sampel untuk timbulan dan atau karakteristik biasanya dilakukan di TPS atau di TPA
b. Bila metodenya adalah sampling dari rumah ke rumah, maka seluruh sampel
terkumpul diangkut dengan gerobak ke TPS, lalu sampah tsb dituang di pelataran datar
dengan alas plastik, diaduk agar merata
c. Bila metodenya adalah sampling dari gerobak, maka sampah dalam gerobak setelah
tiba di TPS kemudian dituang di pelataran datar dengan alas plastik
d. Timbunan sampah tsb kemudian secara metode kuadran, diambil sebagian membentuk timbunan
baru, aduk, lalu bentuk kuadran lagi, ambil sampel sampai terkumpul sekitar 500 liter (200 kg-an), lalu
bentuk kuadran lagi, aduk, ambil sampel sekitar 10-15 liter (3-5 kg), masukkan dalam kantong plastic
berlabel keterangan, tanggal, nomor, dsb, untuk dibawa ke laboratorium guna analisa karakteristik

e. Sampel sampah semula (500 liter setelah diambil sampel untuk karakteristik), lalu timbang
(misalnya X kg)

f. Lalu dipilah berdasarkan komponen (komposisi) penyusunnya: sisa makanan, kertas, plastik dsb.
Kalau perlu masing-masing jenis komponen tsb dipilah lagi lebih detail, kalau perlu dipilah mana
bagian plastik yang bisa didaur-ulang. Biasanya ini melibatkan pemulung yang sudah terbiasa.
g. Masing-masing komponen komposisi tsb kemudian ditimbang. Akan ada bagian yang sulit
terindentifikasi, misalnya abu dan bagian hilang lainnya. Maka komponen terakhir dari
komposisi biasanya dinyatakan sebagai “dan lain-lain”, dengan total semua tetap = X kg

h. Berat masing-masing komposisi tsb kemudian ditimbang, atau bila akan diukur volume-nya,
gunakan metode SNI wadah 40 liter. Nyatakan hasilnya dalam: % berat basah, atau % volume
(densitas sumber).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai