Anda di halaman 1dari 48

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

A. PENDAHULUAN

A.1. LATAR BELAKANG

1. Pada tanggal 2 Agustus 2013, KADI melakukan inisiasi penyelidikan anti dumping
atas Barang Impor Partially Oriented Yarn (POY), pos tarif 5402.46.00.00 yang
berasal dari Malaysia, RRT, Republik Korea, Taiwan, dan Thailand, berdasarkan
permohonan dari PT. Indorama Polyester Industries Indonesia (IPII), PT. Asia
Pasific Fibers Tbk. (APF), dan PT. Indorama Synthetic Tbk. (IRS),

2. Berdasarkan Artikel 6.9 ADA, pada tanggal 6 Juni 2014 Komite Anti Dumping
Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil
penyelidikan dan telah menyampaikan kepada pihak yang berkepentingan untuk
diminta tanggapan/masukan.

A.2. PROSEDUR

3. Pada tanggal 2 Agustus 2013, KADI melakukan inisiasi dimulainya penyelidikan


antidumping terhadap produk POY dan menyampaikan pemberitahuan resmi
kepada pihak yang berkepentingan serta mengirimkan kuesioner kepada
Pemohon dan Importir yang diketahui.

4. Importir yang diketahui sesuai dalam permohonan adalah sebagai berikut:


a. CV. Suritex
Jl. Leuwigajah No. 175 Cimahi Bandung
b. PT. Dewa Sutratex
Jl. Cibaligo No.76 Leuwigajah Cimindi Cimahi
c. PT.Gemilang Maju Texindotama
Jl.Gatot Subroto Km.6.5 Kel.Jatake Kec. Jatiuwung Kota Tangerang
d. PT. Gistex Chewon Synthetic
Jl. Braga No. 106 Braga, Bandung
e. PT. Jo Perkasa Synthetic Fiber Industries

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
1
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
Kampung Sukawangi RT/RW 003/012 Jelegong, Soreang, Kab. Bandung
f. PT. Kahatex
Jl.Cijerah Cigondewah Girang 16 Melong Cimahi
g. PT. Kia Textile Industries
Jl.Raya Rancaekek No.389 Ds.Solokan Jeruk, Majalaya, Bandung
h. PT. Texfibre Indonesia
Tiffani Casa Moda Jl. RS Fatmawati No. 22 D-E Jakarta Selatan 12420
i. PT. Wijaya Mandiri Tintex
Jl. Jelambar Barat III No.3, Jelambar Baru, Jakarta Barat 11460
j. PT. Yakin Usaha Mandiri Textile
Jl. Ry Kutabumi KM. 6 No. 8 Karet, Sepatan, Tangerang

5. Pada penyelidikan ini jumlah Eksportir dan/atau Eksportir Produsen yang


diketahui cukup besar, maka sesuai dengan Artikel 6.10 ADA dan Artikel 12
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 KADI dapat membatasi
pemeriksaan dalam penyelidikan. Untuk itu pada tanggal 2 Agustus 2013, KADI
mengirimkan prakuesioner kepada Eksportir dan/atau Eksportir Produsen dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi awal mengenai besarnya jumlah ekspor ke
Indonesia untuk masing-masing Eksportir dan/atau Eksportir Produsen.

6. Eksportir dan/atau Eksportir Produsen yang diketahui sesuai dalam permohonan


adalah sebagai berikut:

a. Malaysia
Recron (Malaysia) Sdn.Bhd.
Level 9, Wisma Goldhill 67,Jalan Raja Chulan 50200, Kuala Lumpur
T: 602-2031-6000,
F: 602-2031-5000
b. RRT
1) Hangzhou Xiangsheng Import And Export Co.
Dangshan Industry Zone, Hangzhou City Zhejiang Province

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
2
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
T: 86-571-8378-8712,
F: +86-571-8378-8768
2) Hyosung Chemical Fibre (Jiaxing) Co., Ltd.
No.1888, Dongfang North Rd.,Jiaxing E-T-D-Z, Xiuzhou Dist.
JiaxingZhejiang, China

T: +86-57382228285
3) Suzhou Huayi Machine Co., Ltd.
No.88, Nan-Ma Industrial Zone Wu-Jiang City, Jiang-Su China.
T:86-512-63832688,
F:86-512-63836186
4) Tongkun Group Zhejiang Hengsheng Chemical
2nd Industrial Park Tongxiang Economic Development Zone, Wutong Street,
Jiaxing, Tongxiang, 314500, China
T: 86 57 3881 82561,
F: 86 57 3881 87895
5) Tongxiang Zhongchen Chemical Fiber Co., Ltd.
Zhouquan Industrial Park, Tongxiang ,Zhejiang Province, China
T: 86-573-88519777,
F: 86-573-88519777
6) Zhejiang Hengyi Petrochemicals Co., Ltd.
Yaqian, Xiaoshan, Hangzhou, Zhejiang
T: 0086-571-82701993,
F: 0086-571-82768565
c. Republik Korea
1) Huvis Corporation
151-7, Samsung-Dong, Gangnam-Gu, Seoul
2) Hyosung Corporation
Polyester Yarn Division (Pu) Overseas Sales Team 450, Kongduk-Dong
T: 82-2-7077000,

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
3
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
F: 82-2-7070130
3) Reko International Corp.
Rm 212, Loadland Ez Tower 153 Gumi-Dong, Bundang-Gu
4) Sharon Corporation
Samik Apartment Tower A Unit 609 Yeouido-Dong No.5
5) Tk Chemical Corp.
3F, Yeonu Bldg. 416-8, Chimsan-Dong, Buk-Gu, Daegu 702713, South
Korea
T: 82 220016000,
F: 82 220016180
6) Woongjin Chemical Co,Ltd
23th Floor Kukdong Bldg, 60-1 Chunghuro 3-Ga, Jung-Gu
7) Yoosung Trading
#474 Unwa-Dong Young Chuncity, Kyungbuk
T: 82-31-8071-4434,
F: 82-31-8071-4438
d. Taiwan
1) Far Eastern New Century Corporation
36F, Taipei Metro Tower, 207, Tun Hwa South Road, Sec. 2, Taipei,
Taiwan, R.O.C.
T: +886-2-27338000
2) Nan Ya Plastics Corporation
201 Tung Hwa North Road, Taipei, Taiwan, R. O. C.
T:886-2-27122211,
F:886-2-27129211
3) New Destiny International Co., Ltd
8th Fl.123,Sec.2, Nanking E, Rd.Taipei
T: 886-2-25071251,
F: 886-2-25072264

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
4
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
e. Thailand
1) Thai Polyester Co.,Ltd.
470 Bangkuntien-Chaitalay Rd., Samaedum, Bangkuntien, Bangkok 10150
Thailand
T: +66 (0) 2415-1111,
F: +66 (0) 2892-1987 to 8
2) Thai Toray Synthetics Co., Ltd
4th & 6th Fl., Bubhajit Building, 20 North Sathorn Road,
Silom, Bangrak, Bangkok 10500
T: 662-266-6596-8, 662-233-5444,
F: 662-236-4020, 662-236-1748
7. Untuk negara Malaysia, hanya terdapat 1 (satu) Eksportir Produsen yang
diketahui yaitu Recron (Malaysia) Sdn Bhd yang berpartisipasi dalam
penyelidikan.

8. Untuk negara RRT, prakuesioner dikirimkan ke 6 (enam) perusahaan yang


diketahui dan dijawab oleh 1 (satu) perusahaan yaitu Hangzhou Xiangsheng
Import And Export Co, Ltd. Dari jawaban prakuesioner Hangzhou Xiangsheng
Import And Export Co, Ltd. menyebutkan bahwa Hangzhou Xiangsheng Import
And Export Co, Ltd. berelasi dengan Hangzhou Xiangsheng Textile Co, Ltd.
dimana Hangzhou Xiangsheng Textile Co, Ltd tidak tercantum dalam permohonan
namun menjawab prakuesioner. Sedangkan 5 (lima) perusahaan lainnya yang
tidak menjawab prakuesioner yaitu Hyosung Chemical Fibre (Jiaqing) Co., Ltd.,
Suzhou Huayi Machine Co., Ltd., Tongkun Group Zhejiang Hengseng Chemical,
Tongxiang Zhongchen Chemical Fiber Co., Ltd., Zhejiang Hengyi Petrochemicals
Co., Ltd.

9. Untuk negara Korea, prakuesioner dikirimkan ke 7 (tujuh) perusahaan yang


diketahui dan dijawab oleh 3 (tiga) perusahaan yaitu Huvis Corporation, TK
Chemical Corp., dan Woongjin Chemical Co., Ltd. Sedangkan 4 (empat)
perusahaan lainnya tidak menjawab prakuesioner yaitu Hyosung Corporation,
Reko International Corp., Sharon Corporation, dan Yoosung Trading.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
5
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
10. Untuk negara Taiwan, prakuesioner dikirimkan ke 3 (tiga) perusahaan yang
diketahui dan dijawab oleh 1 (satu) perusahaan yaitu Far Eastern New Century
Corporation. Sedangkan 2 (dua) perusahaan lainnya tidak menjawab yaitu Nan
Ya Plastics Corporation dan New Destiny International Co., Ltd. Terdapat 1 (satu)
perusahaan yang tidak diketahui dalam permohonan tetapi menjawab
prakuesioner yaitu Shinkong Synthetic Fibers Corporation.

11. Untuk negara Thailand, prakuesioner dikirimkan ke 2 (dua) perusahaan yang


diketahui dan dijawab oleh 1 (satu) perusahaan yaitu Thai Polyester Co., Ltd.
Sedangkan 1 (satu) perusahaan lainnya tidak menjawab yaitu Thai Toray
Synthetics Co., Ltd.

12. Berdasarkan resital 7 sampai 11, Eksportir Produsen yang menjawab


prakuesioner adalah sebagai berikut:

a. Malaysia: Recron (Malaysia) Sdn. Bhd.


b. Republik Korea:
(1) Huvis Corporation
(2) Woongjin Chemical Co,Ltd
(3) Tk Chemical (Texlon)
c. RRT:
(1) Hangzhou XiangshengImport And Export Co, Ltd
(2) Hangzhou Xiangsheng Textile Co, Ltd
d. Taiwan :
(1) Far Eastern New Century Corporation Corporation (FENC)
(2) Shinkong Synthetic Fibers Corporation
e. Thailand: Thai Polyester Co., Ltd.

13. Berdasarkan prakuesioner yang diterima KADI dan karena rendahnya Eksportir
Produsen yang menjawab prakuesioner, maka seluruh Eksportir Produsen yang
menjawab prakuesioner ditetapkan sebagai Eksportir Produsen yang diselidiki.

14. Pada tanggal 23 Agustus 2013, KADI mengirimkan kuesioner untuk Eksportir
Produsen yang diselidiki dan memberikan waktu 30 (tigapuluh) hari untuk
Komite Anti Dumping Indonesia
Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
6
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
menjawab kuesioner terhitung dari tanggal pengiriman. Atas permintaan pihak
yang berkepentingan, KADI memberikan perpanjangan waktu untuk menjawab
kuesioner sampai tanggal 7 Oktober 2013.

15. Untuk negara RRT, Hangzhou Xiangsheng Import And Export Co, Ltd dan
Hangzhou Xiangsheng Textile Co, Ltd tidak menjawab kuesioner sampai batas
waktu yang telah ditentukan, sehingga KADI menetapkan bahwa perusahaan
tersebut dan seluruh Eksportir Produsen POY lainnya di RRT tidak kooperatif.

16. Untuk negara Korea, Huvis Corporation menjawab kuesioner, sehingga ditetapkan
sebagai pihak yang bekerjasama. Perusahaan lainnya dinyatakan tidak
bekerjasama dalam penyelidikan.

17. Untuk negara Taiwan, Far Eastern New Century Corporation (FENC) menjawab
kuesioner, sehingga ditetapkan sebagai pihak yang bekerjasama. Perusahaan
lainnya dinyatakan tidak bekerjasama dalam penyelidikan.

18. Untuk negara Thailand, Thai Polyester Co., Ltd. menjawab kuesioner, sehingga
ditetapkan sebagai pihak yang bekerjasama. Perusahaan lainnya dinyatakan tidak
bekerjasama dalam penyelidikan.

19. Dengan demikian, Eksportir Produsen yang bekerja sama dalam penyelidikan ini
adalah:

a. Malaysia : Recron (Malaysia) Sdn, Bhd


b. Republik Korea : Huvis Corporation
c. Taiwan : Far Eastern New Century Corporation (FENC)
d. Thailand : Thai Polyester Co., Ltd.

20. Berdasarkan tingkat kooperatif Eksportir Produsen yang menjawab kuesioner,


KADI menetapkan bahwa Eksportir Produsen yang menerima marjin dumping
individu adalah 4 (empat) perusahaan yang terdapat pada resital 19. Sedangkan
Eksportir dan/atau Eksportir Produsen lainnya yang tidak kooperatif, marjin
dumping ditetapkan berdasarkan data/informasi yang dimiliki KADI.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
7
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
21. Dalam melakukan penyelidikan, KADI telah melakukan pemeriksaan ke lokasi:

a. Pemohon:
1) IPII tanggal 18-20 November 2013
2) IRS tanggal 9-11Desember 2013
3) APF tanggal 16-18 Desember 2013.
b. Eksportir Produsen:
1) Recron (Malaysia) Sdn, Bhd tanggal 19-21 Februari 2014
2) Huvis Corporation (Korea) tanggal 20-21 Maret 2014
3) Far Eastern New Century Corporation (Taiwan) tanggal 10-12 Maret 2014
4) Thai Polyester Co., Ltd. (Thailand) tanggal 10-12 Februari 2014.
22. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dan verifikasi lapangan yang telah
dilakukan, pada tanggal 6 Juni 2014, KADI menerbitkan Essential Facts Hasil
Penyelidikan dan telah disampaikan kepada pihak yang berkepentingan untuk
memberikan kesempatan penyampaian tanggapan dan masukan dengan batas
waktu paling lambat tanggal 18 Juni 2014.

23. Berdasarkan Artikel 6.2 ADA, KADI memberikan kesempatan kepada pihak yang
berkepentingan untuk menyampaikan tanggapan secara oral dengan
mengadakan dengar pendapat (public hearing) pada tanggal 27 Juni 2014. KADI
memberikan waktu 4 (empat) hari kepada pihak yang berkepentingan untuk
menyampaikan tanggapan dalam dengar pendapat secara tertulis. Dalam dengar
pendapat tersebut Eksportir Produsen, importir pengguna, Asosiasi Pertekstilan
Indonesia (API), perwakilan negara yang dituduh menyampaikan isu like product,
hubungan afiliasi Pemohon dengan Eksportir Produsen dari Thailand, dan
kerugian yang dialami Pemohon.

24. KADI juga mengadakan dengar pendapat khusus (specific hearing) atas
permintaan Recron (Malaysia) Sdn, Bhd. yang telah dilaksanakan pada tanggal
26 Juni 2014. Recron (Malaysia) Sdn, Bhd. menyampaikan isu perhitungan marjin
dumping.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
8
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
25. KADI juga mengadakan dengar pendapat khusus (specific hearing) atas
permintaan Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (APSyFI) yang telah
dilaksanakan tanggal 27 Juni 2014. APSyFI menyampaikan bahwa Industri Dalam
Negeri POY mampu memproduksi seluruh tipe dan kualitas POY.

26. Untuk mempertimbangkan tanggapan maupun masukan yang diterima dari pihak
yang berkepentingan, KADI memperpanjang waktu penyelidikan yang seharusnya
berakhir pada tanggal 2 Agustus 2014 menjadi tanggal 1 September 2014.

B. PENYELIDIKAN

B.1 BARANG YANG DISELIDIKI DAN BARANG SEJENIS

27. Barang Yang diselidiki adalah POY yang berasal dari negara Malaysia, Republik
Korea, RRT, Taiwan, dan Thailand dengan nomor pos tarif dan uraian barang
sesuai dengan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012 sebagai berikut:

5402.46.00.00 : Benang filamen sintetik (selain benang jahit), tidak disiapkan


untuk penjualan eceran, termasuk monofilamen sintetik yang
kurang dari 67 desiteks, tunggal, tanpa antihan atau dengan
antihan, tidak melebihi 50 putaran tiap meter, dari polyester,
diorientasi sebagian.

28. POY yang diproduksi oleh Pemohon identik, sejenis, dan juga closely resembling
dengan POY yang diimpor dari negara-negara yang dituduh dumping karena
memiliki kesamaan antara lain dalam hal bahan baku, karakter fisik, teknis,
kegunaan, dan proses produksi.

29. Selanjutnya diperoleh masukan dan tanggapan dari pihak yang berkepentingan
yang menyatakan bahwa Pemohon tidak mampu memproduksi POY yang sejenis
dengan POY yang diimpor karena adanya perbedaan-perbedaan seperti
manufacturing process, physical characteristic, perbedaan harga, dan perbedaan
kualitas.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
9
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
30. Berdasarkan resital 29, KADI melakukan analisa lebih lanjut dan meminta
masukan dari pihak importir pengguna dan KADI menyimpulkan bahwa POY yang
diproduksi oleh Pemohon identik, sejenis, dan juga closely resembling dengan
POY yang diimpor dari negara-negara yang dituduh dumping karena memiliki
kesamaan antara lain dalam hal bahan baku, karakter fisik, teknis, kegunaan, dan
proses produksi

B.2 INDUSTRI DALAM NEGERI

B.2.1 Standing Petisioner

Tabel 1. Standing Petitioner

Industri Dalam Negeri Produksi 2012 (MT) Presentase Produksi (%)

Total Produksi Pemohon : XXX 61,3

1. APF XXX 29,5


2. IRS XXX 26,3
3. IPII XXX 5,6
Produksi IDN Lainya: XXX 38,7

Total Produksi Domestik XXX 100


Sumber : Data Pemohon hasil verifikasi, APSIFY

31. Berdasarkan Tabel 1 di atas, terlihat bahwa :

a) Total produksi Pemohon sebesar 61,3% dari total produksi nasional


b) Tidak ada Industri Dalam Negeri barang sejenis yang menolak dilakukan
penyelidikan
Dengan demikian Pemohon dinyatakan memenuhi persyaratan mewakili industri
dalam negeri (standing petitioner).

32. Pada Essential Facts penyelidikan ini, KADI menyatakan bahwa Pemohon dalam
penyelidikan berjumlah 3 (tiga) perusahaan yang mewakili 61,3% dari total
produksi nasional. Selanjutnya diperoleh masukan dan tanggapan pihak yang
berkepentingan yang menyatakan bahwa Pemohon bukan merupakan bagian dari

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
10
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
Industri Dalam Negeri yang dapat mengajukan permohonan karena ditengarai
mempunyai hubungan afiliasi antara IPII dan IRS dengan Eksportir Produsen dari
Thailand.

33. Berdasarkan resital 32, KADI melakukan analisa lebih lanjut mengenai hubungan
afiliasi IPII dan IRS dengan Eksportir Produsen Thailand yaitu Indorama Polyester
Industries, Pcl Thailand (IPI Thailand). Dalam Undang-Undang No 7 tahun 1994
tentang Pengesahan Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia
tidak dijelaskan lebih rinci mengenai pengertian “afiliasi”. Oleh karena itu, KADI
menggunakan Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal sebagai
referensi untuk menentukan pengertian “afiliasi”.

Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 1 Angka 1


menyatakan bahwa:

“Afiliasi adalah:
a. Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat
kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
b. Hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris dari
pihak tersebut;
c. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat satu atau lebih
anggota direksi atau dewan komisaris yang sama;
d. Hubungan antara perusahaan dan pihak, baik langsung maupun tidak
langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;
e. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung
maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
f. Hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama”

34. Berdasarkan resital 32, 33, dan penyelidikan lebih lanjut yang dilakukan oleh
KADI terhadap IPI Thailand dan IPII, ditemukan adanya kepemilikan saham
langsung maupun tidak langsung IPI Thailand terhadap IPII sebesar 99,975%
melalui KP Equity partners inc dan PT. Indorama Ventures Indonesia. Selain itu
juga ditemukan adanya hubungan afiliasi berdasarkan kesamaan pemegang
jabatan baik sebagai komisaris atau direksi dalam IPI Thailand dan IPII. Dengan
demikian IPI Thailand dan IPII terafiliasi dan dapat saling mengontrol.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
11
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
35. Berdasarkan resital 32, 33 dan penyelidikan lebih lanjut yang dilakukan oleh KADI
terhadap IPI Thailand dan IRS, ditemukan adanya kesamaan pemilik saham baik
langsung maupun tidak langsung antara IRS dengan IPI Thailand. Dengan
demikian IRS dan IPI Thailand terafiliasi dan dapat saling mengontrol.

36. Berdasarkan resital 34, 35, Artikel 4.1 ADA dan Pasal 1 angka 17, PP 34 tahun
2011, KADI menetapkan bahwa terdapat hubungan afiliasi antara IPII dengan IPI
Thailand dan antara IRS dengan IPI Thailand, sehingga IPII dan IRS tidak dapat
menjadi bagian dari Industri Dalam Negeri yang dapat mengajukan permohonan
dalam penyelidikan ini.

37. Dengan dikeluarkannya IPII dan IRS sebagai Pemohon, maka yang menjadi
Pemohon dalam penyelidikan ini adalah APF. Selanjutnya KADI melakukan
perhitungan kembali standing petitioner APF untuk menetapkan persyaratan
mewakili Industri Dalam Negeri. Hasil perhitungan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.
Standing Petitioner setelah dikeluarkannya IPII dan IRS
Industri Dalam Negeri Produksi 2012 Presentase Produksi (%)

APF XXX 29,5


Yang Menolak - -
Yang Mendukung - -
Abstain XXX 70,5

Total Produksi Nasional XXX 100


Sumber : Data Pemohon hasil verifikasi

38. Bahwa sampai dengan berakhirnya penyelidikan ini tidak ada Industri Dalam
Negeri barang sejenis yang menolak penyelidikan, sehingga berdasarkan tabel 2
di atas, APF memenuhi persyaratan sebagai Pemohon (standing petitioner).

B.2.2 Proses Produksi


39. POY diproduksi melalui proses polimerisasi purified terepthalic acid (PTA) dan
monoethylene glycol (MEG) dan additives lainnya atau dengan pemintalan

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
12
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
polyester PET chips. POY adalah bahan baku utama yang digunakan untuk
memproduksi Drawn Textured Yarn (DTY), dan dapat digunakan pada proses
warping untuk tenun dan proses rajut untuk lusi. Alur proses produksi POY:

Gambar 1. Proses Produksi POY

Additives
PTA

Polyester POY
PET Chips Polimerisasi
MEG

B.3 PASAR DOMESTIK BARANG YANG DISELIDIKI

Tabel 3. Besaran Bea Masuk


Bea Masuk (%)
Uraian 2010-2015
Barang/HS MFN AFTA CAFTA KAFTA

0 0

Partially
Diatur lebih lanjut Diatur lebih lanjut
Oriented Yarn
5 0 dalam PMK dalam PMK
5402.46.00.00
No.117/PMK.011/2012 No.118/PMK.011/2012

5 5

40. Besaran Bea Masuk Impor POY sesuai dengan Free Trade Agreement dan PMK
No.117/PMK.011/2012 dan PMK No.118/PMK.011/2012 dapat dilihat pada tabel

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
13
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
di atas. Impor POY asal Malaysia dan Thailand dikenakan tarif 0%, impor POY
asal RRT, Korea, dan Taiwan dikenakan tarif 5%.

Tabel 4. Perkembangan Pasar Domestik POY

Indikator 2010 2011 2012


Penjualan Pemohon 100 102 113
Penjualan IDN lainya 100 97 94
Total Impor Dumping 100 176 364
Malaysia 100 228 583
Thailand 100 865 2.773
Taiwan 100 85 59
RRT 100 112 199
Rep. Korea 100 464 427
Total Impor Negara Lain 100 139 619
Konsumsi Nasional 100 101 105
Sumber: BPS, Pemohon, APSIFY, Diolah.

41. Selama tahun 2010-2012 terlihat bahwa konsumsi nasional POY terus meningkat.
Namun peningkatan konsumsi nasional tersebut tidak dapat dinikmati oleh
Pemohon terlihat dari tabel 4 di atas dimana impor barang dumping meningkat
signifikan dari tahun 2010-2012, sedangkan penjualan Pemohon pada periode
yang sama meningkat namun tidak signifikan. Peningkatan konsumsi nasional
untuk POY seharusnya dapat menjadi kesempatan bagi Pemohon untuk
meningkatkan penjualan, tetapi kesempatan tersebut tidak diperoleh karena
tekanan dari impor barang dumping.

B.4 MARJIN DUMPING

42. Periode penyelidikan dumping menggunakan data satu tahun terakhir yaitu 1
Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012.

43. Dalam melakukan perhitungan marjin dumping, KADI menggunakan data jawaban
kuesioner dan hasil verifikasi yang dibatasi pada Eksportir Produsen yang

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
14
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
diselidiki. Marjin dumping secara umum ditetapkan berdasarkan selisih antara
harga normal dengan harga ekspor pada tingkat perdagangan yang sama.

44. Uji Profitabilitas Dan Harga Pokok Penjualan (HPP)

KADI pada umumnya menerima pengalokasian HPP yang dilakukan oleh


Eksportir Produsen, sepanjang pengalokasian tersebut mencerminkan biaya
produksi, pemasaran, dan penjualan yang sebenarnya dan didukung oleh data
seperti laporan keuangan, buku besar, dan invoice. Namun, apabila
pengalokasian biaya tersebut dinilai tidak mencerminkan biaya yang sebenarnya,
maka dilakukan penyesuaian yang dianggap wajar. Penyesuaian tersebut akan
disampaikan kepada Eksportir Produsen yang bersangkutan.

B.4.1. Nilai Normal (Normal Value)

45. Nilai normal dihitung berdasarkan data penjualan dalam jawaban kuesioner.
Harga penjualan Eksportir Produsen dapat dipergunakan dalam perhitungan nilai
normal apabila memenuhi persyaratan perdagangan yang wajar (ordinary course
of trade) yaitu:

a. Harga penjualan ke related company tidak lebih rendah dari penjualan ke


unrelated company;

b. Harga penjualan diatas biaya produksi dan ditambah keuntungan yang


wajar.

46. Dalam perhitungan nilai normal, data penjualan Eksportir Produsen dapat
digunakan apabila total volume penjualan domestik lebih dari 5% dari total volume
penjualan ekspor ke Indonesia.

47. Jika ada penjualan ekspor untuk PCN tertentu, namun tidak dijual di domestik,
maka nilai normal dihitung dengan metode konstruksi berdasarkan biaya produksi
ekspor untuk PCN tertentu, biaya penjualan, biaya umum dan administrasi
domestik, serta keuntungan yang wajar.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
15
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
48. Dalam hal tersebut di atas (resital 45b dan 46) tidak terpenuhi, nilai normal
dikonstruksi berdasarkan biaya produksi, biaya penjualan, biaya umum dan
administrasi, serta keuntungan yang wajar. Apabila keadaan dalam resital 45a
tidak terpenuhi, maka KADI hanya menggunakan penjualan ke unrelated
customer.

49. Allowances yang diusulkan yang dapat diterima adalah yang terkait dengan biaya
penjualan langsung (direct selling expenses), dan dapat ditelusuri dalam data
perusahaan terkait dengan penjualan produk yang dimaksud. Allowances dapat
diterima jika merupakan bagian dari biaya pemasaran dan penjualan dari barang
yang diselidiki yang telah dibebankan, yang umumnya diklasifikasikan dalam
biaya penjualan, biaya umum dan administrasi (selling, general and administrative
expenses), seperti: inland freight, bank charge, credit cost, dan adjustment.

B.4.2. Harga Ekspor

50. Harga ekspor ditentukan berdasarkan harga rata-rata tertimbang dari seluruh
transaksi penjualan ekspor ke Indonesia selama Periode Penyelidikan.

51. Allowances dapat dipertimbangkan dalam perhitungan marjin dumping jika sudah
terdapat di jawaban kuesioner dan disertai dengan penjelasan, cara perhitungan,
serta bukti pendukung dan yang terkait langsung dengan transaksi penjualan
tersebut.

52. Seluruh allowances yang disampaikan oleh Eksportir Produsen dapat diterima
karena telah sesuai dengan catatan historis atau alokasi yang rasional dan telah
dibebankan serta didukung bukti yang relevan, seperti: international freight, inland
freight, handling charge, insurance, harbour service fee, trade promotion fee, bank
charge, commission, credit cost, letter of credit, dan shipping.

53. Keputusan KADI atas permintaan allowances dari masing-masing Eksportir


Produsen yang kooperatif, disampaikan secara terpisah kepada masing-masing
Eksportir Produsen sebagai lampiran dari Laporan Akhir ini.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
16
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
B.4.3. Perhitungan Marjin Dumping

54. Perhitungan marjin dumping masing-masing perusahaan di negara yang dituduh:

a. Malaysia:

1) Recron (Malaysia) Sdn. Bhd.

Nilai normal

Recron tidak menjual POY di pasar domestiknya, sehingga perhitungan nilai


normal dilakukan dengan menggunakan metode konstruksi, yaitu
menggunakan COGSOE ditambah profit yang wajar.

Harga Ekspor

Perhitungan harga ekspor dilakukan dengan menggunakan data yang


diperoleh dari perusahaan. Dalam menentukan harga ekspor eks-pabrik, KADI
menggunakan nilai ekspor CIF dikurangi allowances yang diajukan.

Marjin Dumping

Marjin dumping ditentukan dengan membandingkan rata-rata tertimbang nilai


normal dengan rata-rata tertimbang harga ekspor pada tingkat perdagangan
yang sama, sehingga diperoleh hasil sebesar MYR 0,48/KG atau sebesar 9,3%
dari nilai ekspor CIF.

2) Eksportir Dan/Atau Eksportir Produsen Lainnya

Karena hanya 1 Eksportir Produsen POY di Malaysia yang diketahui, maka


KADI menetapkan marjin dumping bagi Eksportir dan/atau Eksportir Produsen
Malaysia yang tidak diketahui adalah sama dengan Recron Malaysia Sdn, Bhd.
yaitu sebesar 9,3% dari nilai ekspor CIF.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
17
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
b. Republik Korea:

1) Huvis Corporation

Nilai Normal

Penjualan domestik Huvis lebih dari 5% dari penjualan ekspor ke Indonesia,


maka penjualan domestik digunakan dalam perhitungan nilai normal.
Perhitungan nilai normal dilakukan dengan menggunakan data yang terdapat
dalam jawaban kuesioner. Barang Sejenis yang digunakan dalam perhitungan
nilai normal adalah barang yang diproduksi yang sejenis dengan penjualan
ekspor ke Indonesia.

Huvis mengajukan sejumlah allowances yang semuanya dapat diterima.

Harga Ekspor

Perhitungan harga ekspor dilakukan dengan menggunakan data yang


tercantum dalam jawaban kuesioner. Dalam menentukan harga ekspor eks-
pabrik, KADI menggunakan nilai ekspor CIF dikurangi allowances yang
semuanya dapat diterima.

Marjin Dumping

Marjin dumping ditentukan dengan membandingkan rata-rata tertimbang nilai


normal dengan rata-rata tertimbang harga ekspor pada tingkat perdagangan
yang sama, sehingga diperoleh marjin dumping sebesar minus KRW 61,36/KG
atau sebesar minus 2,8% dari nilai ekspor CIF.

2) Eksportir dan/atau Eksportir Produsen Lainnya

KADI menetapkan marjin dumping bagi Eksportir dan/atau Eksportir Produsen


lainya dari Republik Korea berdasarkan salah satu transaksi perusahaan yang
kooperatif sehingga diperoleh marjin dumping sebesar 13,7%.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
18
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
c. RRT

Eksportir dan/atau Eksportir Produsen di RRT

Karena tidak ada Eksportir dan/atau Eksportir Produsen di RRT yang


kooperatif dalam penyelidikan ini, maka KADI menetapkan marjin dumping
bagi Eksportir dan/atau Eksportir Produsen dari RRT berdasarkan besaran
marjin dumping tertinggi dari penyelidikan ini, yaitu marjin dumping Republik
Korea sebesar 13,7%.

d. Taiwan

1) Far Eastern New Century Corporation (FENC)

Nilai Normal

Penjualan domestik FENC lebih dari 5% dari penjualan ekspor ke Indonesia,


maka penjualan domestik digunakan dalam perhitungan nilai normal.
Perhitungan nilai normal (normal value) berdasarkan harga aktual di pasar
domestik kepada pihak yang terafiliasi maupun tidak terafiliasi.

Perhitungan nilai normal dilakukan dengan menggunakan data yang terdapat


dalam jawaban kuesioner. Barang Sejenis yang digunakan dalam perhitungan
nilai normal adalah barang yang diproduksi yang sejenis dengan penjualan
ekspor ke Indonesia. FENC mengajukan sejumlah allowances yang seluruhnya
dapat diterima. Disamping itu terdapat biaya-biaya yang tidak dapat diterima
karena tidak berhubungan dengan proses produksi maupun penjualan Barang
Sejenis.

Nilai normal untuk 2 (dua) tipe dilakukan dengan menggunakan metode


konstruksi, karena transaksi yang menguntungkan dari tipe tersebut kurang
dari 20%. Untuk tipe tersebut, perhitungan nilai normal dilakukan dengan
menggunakan metode konstruksi dimana DMCOGSOE dari tipe tersebut
ditambah dengan profit rata-rata penjualan domestik lainya.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
19
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
Harga Ekspor

Harga ekspor ditentukan berdasarkan rata-rata tertimbang dari seluruh


transaksi penjualan ekspor ke Indonesia selama Periode Penyelidikan. KADI
menggunakan nilai ekspor CIF yang telah dikurangi allowances yang
disampaikan dan diterima sehingga didapatkan harga ekspor eks pabrik.

Marjin Dumping

Marjin dumping ditentukan dengan membandingkan rata-rata tertimbang nilai


normal dengan rata-rata tertimbang harga ekspor pada tingkat perdagangan
yang sama, sehingga diperoleh hasil sebesar NTD 0,18/KG atau sebesar
0,3% dari ekspor CIF. (de minimis)

2) Eksportir Dan/Atau Eksportir Produsen Lainnya

KADI menetapkan marjin dumping bagi Eksportir dan/atau Eksportir Produsen


lainya yang tidak kooperatif di Taiwan dengan menggunakan data dalam
permohonan yaitu sebesar 6%.

e. Thailand

1) Thai Polyester Co., Ltd.

Nilai Normal

Penjualan domestik Thai Polyester Co., Ltd. lebih dari 5% dari penjualan
ekspor ke Indonesia, maka penjualan domestik digunakan dalam perhitungan
nilai normal. Perhitungan nilai normal (normal value) dilakukan berdasarkan
harga aktual seluruh transaksi like product di pasar domestik. Perhitungan nilai
normal dilakukan dengan menggunakan data yang terdapat dalam jawaban
kuesioner. Barang Sejenis yang digunakan dalam perhitungan nilai normal
adalah barang yang diproduksi yang sejenis dengan penjualan ekspor ke
Indonesia. Thai Polyester Co., Ltd. menyampaikan sejumlah allowances yang
seluruhnya dapat diterima.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
20
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
Nilai normal untuk 1 (satu) tipe dilakukan dengan menggunakan metode
konstruksi karena tidak terdapat penjualan di pasar domestik untuk tipe
tersebut. Perhitungan nilai normal dilakukan dengan menggunakan data COGS
tipe tersebut yang dijual ke Indonesia ditambah dengan data Operational
Expenses rata-rata untuk penjualan di pasar domestik dan profit rata-rata
penjualan di pasar domestik.

Harga Ekspor

Harga ekspor ditentukan berdasarkan rata-rata tertimbang dari seluruh


transaksi penjualan ekspor ke Indonesia selama periode penyelidikan. KADI
menggunakan harga ekspor yang telah dikurangi allowances yang
disampaikan dan dapat diterima sehingga didapatkan harga ekspor eks pabrik.

Marjin Dumping

Marjin dumping ditentukan dengan membandingkan rata-rata tertimbang nilai


normal dengan rata-rata tertimbang harga ekspor pada tingkat perdagangan
yang sama, sehingga diperoleh hasil sebesar THB (0,19)/KG atau sebesar
(0,3)% dari ekspor CIF. (de minimis)

2) Eksportir dan/atau Eksportir Produsen Lainnya

KADI menetapkan marjin dumping bagi Eksportir dan/atau Eksportir Produsen


lainya yang tidak kooperatif di Thailand dengan menggunakan data yang
dimiliki KADI yaitu sebesar 13,3%.

B.5 KINERJA EKONOMI INDUSTRI DALAM NEGERI

55. Periode penyelidikan kerugian meliputi data 3 tahun terakhir yaitu 1 Januari 2010
sampai dengan 31 Desember 2012 berdasarkan data dari APF yang pada
penyelidikan ini diputuskan sebagai satu-satunya Pemohon. Mengingat data
kerugian Pemohon dan angka-angka di bawah ini bersifat sensitif secara
komersial, maka disajikan dalam bentuk indeks. Berikut ini adalah indikator kinerja
Pemohon selama Periode Penyelidikan yang telah diperiksa dan diverifikasi.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
21
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
Tabel 5. Indikator Kinerja Pemohon: Pangsa Pasar, Penjualan, Impor
Dumping, dan Konsumsi Nasional (Indeks)

No Keterangan 2010 2011 2012


1 Pangsa Pasar 100 92 101
2 Penjualan 100 94 105
3 Impor Dumping 100 176 364
4 Konsumsi Nasional 100 101 105
Sumber: Pemohon, BPS, diolah

56. Penjualan Pemohon, pangsa pasar Pemohon, dan konsumsi nasional dari tahun
2010 sampai 2012 berangsur-angsur naik. Namun, impor dumping dari tahun
2010 sampai 2012 mengalami peningkatan yang sangat tajam sehingga kenaikan
konsumsi nasional lebih banyak dinikmati oleh produk impor dumping.

Tabel 6. Indikator Kinerja Pemohon: Penjualan, Produksi, Persediaan, dan Impor


Dumping (Indeks)

No Keterangan 2010 2011 2012


1 Penjualan 100 94 105
2 Produksi 100 98 104
3 Persediaan 100 101 115
4 Impor Dumping 100 176 364
Sumber: Pemohon, diolah

57. Penjualan dan produksi Pemohon berangsur-angsur meningkat. Namun,


persedian Pemohon meningkat tajam akibat meningkatnya impor dumping secara
tajam.

Tabel 7. Indikator Kinerja Pemohon: Penjualan Domestik, Harga Domestik,


Harga Pokok Produksi, dan Laba/Rugi (Operasi) (Indeks)
No PEMOHON 2010 2011 2012
1 Nilai Penjualan Domestik 100 118 118
2 Harga Domestik 100 127 112
3 Harga Pokok Produksi 133 165 120
4 Laba/Rugi (Operasi) (100) (101) (20)
Sumber: Pemohon diolah

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
22
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
58. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penjualan domestik dan harga domestik
selalu berada dibawah harga pokok produksi, sehingga Pemohon mengalami
kerugian. Walaupun telah menunjukan perbaikan kinerja dari tahun 2011 ke 2012
namun masih terlihat Pemohon mengalami kerugian yang cukup signifikan.

Tabel 8. Indikator Kinerja Pemohon: Net Income/Loss, ROI, ROE, Pertumbuhan,


dan Profitabilitas (Indeks)
No Keterangan 2010 2011 2012
1 Net Income/ Loss 100 (24) (86)
2 Return on Investment 100 (23) (94)
3 Return on Equity (100) (27) (96)
4 Pertumbuhan* (100) 28 (114)
5 Profitabilitas (100) (85) (17)
*)Asset
Sumber: Pemohon diolah

59. Dari tabel di atas terlihat bahwa Pemohon mengalami kerugian dari tahun 2010-
2011 dan mengalami kerugian yang lebih parah lagi di tahun 2012. Indikator-
indikator kemampuan Pemohon untuk menghasilkan keuntungan dari investasi
yang ditanam, indikator untuk menghasilkan keuntungan dari modal yang disetor,
kemampuan untuk meningkatkan asset, dan kemampuan untuk menghasilkan
keuntungan dari kegiatan operasional Pemohon, menunjukan penurunan kinerja
yang signifikan.

Tabel 9. Indikator Kinerja Pemohon: Tenaga Kerja, Produksi, Produktivitas,


dan Upah (Indeks)
No Keterangan 2010 2011 2012
1 Tenaga Kerja 100 102 98
2 Produksi 100 98 104
3 Produktivitas 100 95 106
4 Upah 100 115 146
Sumber: Pemohon diolah

60. Produktivitas tenaga kerja Pemohon mengalami peningkatan ditunjukkan dengan


meningkatnya produksi dan penurunan jumlah tenaga kerja dari tahun 2011-2012.
Komite Anti Dumping Indonesia
Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
23
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
Hal ini menunjukkan efisiensi dalam menekan biaya tenaga kerja, namun hal ini
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan harga pokok produksi
karena meningkatnya upah tenaga kerja secara tajam di tahun 2012.

61. Berdasarkan resital 56 sampai dengan 60, KADI menyimpulkan bahwa selama
tahun 2010-2012 dan utamanya pada periode investigasi (2012) Pemohon
mengalami kerugian material.

B.6 HUBUNGAN SEBAB AKIBAT

B.6.1. Dampak Volume

B.6.1.1 . Absolut

Tabel 10. Volume Impor Produk POY


(MT)
Negara 2010 2011 2012 Tren
Malaysia 2.361 5.373 13.759 141
Thailand 142 1.228 3.937 427
Taiwan 2.601 2.201 1.533 (23)
RRT 448 500 891 41
Rep. Korea 154 715 658 107
Total Impor Dumping 5.706 10.017 20.778 91
Total Impor Negara
67 93 415 149
Lainnya
Total Impor 5.773 10.110 21.193 92
Sumber: BPS,Diolah.

62. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa total impor dumping POY
mengalami peningkatan yang luar biasa sebesar 75,6% dari tahun 2010-2011 dan
lebih meningkat pada tahun 2011-2012 sebesar 110% atau dari tahun 2010-2012
terjadi peningkatan (tren) sebesar 91. Kenaikan Impor POY tersebut didominasi
oleh impor POY yang mengandung dumping sebesar 98% dari total impor pada
tahun 2012.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
24
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
B.6.1.2 Relatif

Tabel 11. Pangsa Pasar Impor Terhadap Konsumsi Nasional (Indeks)

Negara 2010 2011 2012


Impor Malaysia 100 225 556
Impor Thailand 100 853 2.645
Impor Taiwan 100 83 56
Impor RRT 100 110 190
Impor Rep. Korea 100 458 408
Total Impor Dumping 100 173 347
Total Impor Negara Lainnya 100 137 591
Total Impor 100 173 350
Penjualan domestik Pemohon 100 101 108
Penjualan IDN lainya 100 96 90
Konsumsi Nasional 100 101 105
Sumber: Pemohon, BPS diolah

63. Berdasarkan tabel di atas, pangsa pasar Pemohon dari tahun 2010 ke 2012
mengalami peningkatan sebesar 8 poin, namun pangsa impor POY yang
mengandung dumping mengalami kenaikan yang signifikan pada periode yang
sama sebesar 247 poin. Kenaikan konsumsi nasional secara relatif dinikmati oleh
impor POY yang mengandung dumping.

B.6.2. Dampak Harga

B.6.2.1 Price Undercutting

Tabel 12. Harga POY dan Price Undercutting (Indeks)


Uraian 2010 2011 2012
Pemohon 100 127 112
Malaysia 89 120 105
Thailand 102 121 104
Taiwan 162 199 176
RRT 121 148 127
Korea 148 154 126
Total Impor Dumping 127 141 112

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
25
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Price Undercutting
Malaysia (11) (7) (7)
Thailand 2 (6) (8)
Taiwan 62 72 64
RRT 21 21 15
Rep. Korea 48 27 14
Total Impor Dumping 27 14 (1)
Sumber: Pemohon, BPS diolah

64. Dari tabel di atas terlihat bahwa terjadi price undercutting barang impor dari
Malaysia tahun 2010 sampai 2012, dan dari Thailand tahun 2011 hingga 2012,
namun tidak terjadi price undercutting dari negara Taiwan, RRT, dan Republik
Korea dalam periode yang sama.

B.6.2.2 Price Deppression dan Price Suppresion

Tabel 13. Harga Jual dan Biaya Produksi POY Pemohon


Tahun
Uraian
2010 2011 2012
Harga Pemohon 100 127 112
Biaya Produksi 133 165 120
Malaysia 89 120 105
Thailand 102 121 104
Taiwan 162 199 176
RRT 121 148 127
Korea 148 154 126
Sumber: Pemohon diolah

65. Pemohon mengalami price suppression dari tahun 2010 - 2012 akibat adanya
tekanan dari barang impor dumping yang menyebabkan Pemohon terpaksa
menjual POY di bawah biaya produksi. Harga Pemohon dari tahun 2011-2012
mengalami penurunan sebesar 15 poin, sehingga Pemohon mengalami price
depression.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
26
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
B.7 FAKTOR LAIN

Tabel 14. Volume Impor POY


(MT)
Negara 2010 2011 2012
Malaysia 2.361 5.373 13.759
Thailand 142 1.228 3.937
Taiwan 2.601 2.201 1.533
RRT 448 500 891
Rep. Korea 154 715 658
Total Impor Dumping 5.706 10.017 20.778
Total Impor Lainya 67 93 415
Total Impor 5.773 10.110 21.193
Sumber: BPS diolah

66. Dari tabel di atas terlihat bahwa volume impor POY dari negara lain pada tahun
2010 sampai dengan 2012 terus mengalami peningkatan, namun dari segi jumlah
sangat kecil dibandingkan dengan impor dumping dari negara tertuduh. Dapat
disimpulkan bahwa impor dari negara lain bukan merupakan penyebab Kerugian
yang dialami oleh Pemohon.

67. Secara umum dalam proses produksi Pemohon menggunakan teknologi yang
sama dengan yang digunakan oleh Eksportir Produsen yang diselidiki. Dengan
demikian teknologi tidak berpengaruh terhadap kerugian yang dialami oleh
Pemohon.

Tabel 15. Konsumsi Nasional POY (Indeks)

Keterangan 2010 2011 2012


Konsumsi Nasional 100 101 105
Total Impor Dumping 100 176 364
Total Impor Negara Lainnya 100 139 619
Total Impor 100 175 367
Penjualan domestik
100 102 113
SSs
Pemohon

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
27
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
68. Selama Periode penyelidikan konsumsi nasional menunjukkan peningkatan,
namun seperti yang telah dijelaskan pada resital 56, hal ini menunjukkan bahwa
permintaan bukan penyebab kerugian Pemohon.

B.8 TANGGAPAN PIHAK-PIHAK YANG BERKEPENTINGAN

B.8.1. Tanggapan Pemerintah Negara Yang Dituduh

B.8.1.1 Ministry of International Trade and Industry (MITI) Malaysia

69. Injury Analysis

“GOM observes that injury analysis prepared by petitioners and essential facts are
insufficient and have not satisfactorily examined all other known factors as
required under Article 3.5 ADA.

The petisioner and Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) have failed to provide
clearly all evidence and the analysis of the examination of evidence as laid down
under Articles 5.2 (iv) and 3.4 of the WTO ADA to justify the initiation of the
investigation. In addition, the GOM is of the view that petisioner did not suffer
injury on most of the economic factors listed above and is inconsistent with Article
3.4 of the WTO ADA”

Jawaban KADI

KADI mempunyai bukti yang cukup dan akurat yang diperlukan dalam
penyelidikan baik yang diperoleh dari Pemohon maupun pihak berkepentingan
lainnya sesuai dengan Artikel 5.2 ADA. Hal-hal mengenai dampak volume dan
dampak harga telah dikaji dan dianalisa sebagaimana yang disajikan pada sub
bab B 6.1 mengenai dampak volume dan B 6.2 mengenai dampak harga, dam
berkesimpulan bahwa terdapat hubungan antara dumping dan kerugian yang
diderita oleh Pemohon. KADI juga telah melakukan pengkajian terhadap faktor
lain selain barang impor dan dampaknya terhadap kerugian Pemohon sesuai
dengan yang diatur dalam Artikel 3.5 ADA, dan berkesimpulan bahwa tidak ada
faktor lain yang menyebabkan kerugian bagi Pemohon.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
28
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
70. Establishing Normal Value and Dumping Margin

“GOM’s concerns on normal value and dumping margin have not been
satisfactorily addressed by the Essential Facts. Recron (Malaysia) Sdn. Bhd. The
sole producer and exporter of POY did not sell this product during period of
investigation (POI) in domestic market. Thus, GOM is doubtful on the method of
constructing the normal value and adjustment factors used have not been
disclosed as the information has been deemed confidential. In addition, by doing
so, Malaysian producers/exporters could have been wrongly alleged based on the
non-representative normal value. Interested parties are also not able to ensure
that the calculation of the normal value has been carried out in a fair manner”.

Jawaban KADI

Konstruksi nilai normal yang dilakukan KADI telah sesuai dengan Artikel 2.2 ADA
dimana apabila tidak ada penjualan di pasar domestik di Negara pengekspor
maka nilai normal dapat ditentukan dengan menggunakan harga ekspor ke
Negara ke-3 atau dikonstruksi berdasarkan biaya produksi ditambah biaya
administrasi, biaya penjualan, dan biaya umum ditambah dengan profit yang
wajar. Perhitungan nilai normal telah dilakukan secara transparan; KADI telah
menyampaikan data, metode, dan hasil perhitungan kepada Recron (Malaysia)
Sdn Bhd. Sesuai dengan Artikel 6.5 ADA, KADI tidak memberikan data yang
dipergunakan dalam perhitungan kepada GOM karena data tersebut bersifat
rahasia.

71. Causation

“…from the annual reports obtained for two petisioners i.e. P.T. Asia Pacific Fibers
Tbk and P.T. Indorama Synthetic Tbk indicates that both of these companies have
strong financial performance in 2012. … The petisioner has failed to prove the
existence of injury”

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
29
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
Jawaban KADI

Laporan keuangan APF dan IRS yang digunakan oleh MITI sebagai dasar untuk
membuat tanggapan adalah laporan keuangan konsolidasi, dan laporan keuangan
tersebut mencerminkan kinerja perusahaan untuk seluruh produk yang di
produksi. Dalam penyelidikan ini analisa kerugian dilakukan hanya terhadap
barang yang diselidiki yaitu POY. Analisa kerugian disampaikan secara rinci pada
resital 56-60.

72. Insufficient Production of Polyester Yarns by Domestic Industry to meet


local demand

“The excessive demand for filament yarn was met from increased volume of
import… Increased in imports from Malaysia for POY is in tandem with DTY due to
POY is raw material used to produce DTY. Malaysia’s export volume increased
into Indonesian market was to meet the local demand and not injuring the
domestic industry.”

Jawaban KADI

Penyelidikan KADI adalah untuk membuktikan terjadinya dumping, kerugian, dan


hubungan kausal. Hal-hal lain yang berhubungan dengan ketidakcukupan
penawaran POY dan kelebihan permintaan di pasar domestik bukan merupakan
ranah penyelidikan KADI. Apabila ekspor POY Malaysia ke Indonesia meningkat,
sepanjang ekspor tersebut dilakukan dengan cara yang adil dengan tidak menjual
dibawah harga normal.

B.8.1.2 Taipei Economic And Trade Office (TETO) Taiwan

73. “… Suggest KADI to fully consider the needs of downstream industry while making
the decision”

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
30
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
Jawaban KADI

Penyelidikan KADI adalah untuk membuktikan terjadinya dumping, kerugian, dan


hubungan kausal antara dumping dan kerugian. Eksportir dan Industri pengguna
tetap dapat melakukan ekspor dan impor produk POY dari negara yang dituduh
maupun negara lainnya sepanjang dilakukan dengan perdagangan yang adil (fair
trade). Tentang kepentingan industri hilir akan dibahas oleh tim Pertimbangan
Kepentingan Nasional.

B.8.2. Tanggapan Eksportir Produsen

B.8.2.1. Recron (Malaysia) Sdn. Bhd

74. The disclosure failed to provide adequate analysis and sufficient


response on the arguments raised in the legal brief

“Clear violation of article 12.2 ADA, in which the interested parties were denied
from their rights of receiving a sufficient explanation from the investigating
authorities regarding the rejection of their argument”.

Jawaban KADI

KADI telah menyampaikan Essential Facts sesuai dengan Artikel 6.9 ADA, yang
memuat hasil penyelidikan dan semua tanggapan yang telah dianalisa yang
disampaikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Demikian pula sesuai dengan
Artikel 12.2 ADA, KADI menyampaikan Laporan Akhir yang memuat hasil
penyelidikan yang telah mempertimbangkan masukan dan tanggapan dari pihak
yang berkepentingan dalam keputusan hasil penyelidikan.

75. There is no proper analysis concerning the existence of injury

a. ... “The rest of the industry indicators such as production, market share, wages,
capacity, employment, cash flow, and productivity in the disclosure show a
relatively stable trend over the period assigned and there appears no injury
experienced by the petitioners”;
Komite Anti Dumping Indonesia
Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
31
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
b. “The KADI’s conduct of investigation is therefore inconsistent with standard
injury examination requirement of ADA”;

c. “Performance of the petitioners remain stable with the exception of several


indicators, one of which particularly was profit”;

d. Petitioners suffered negative profit for the period of 2010-2012 despite


increased selling price, as the level of increased for cost of production to sale
their products below cost over the course of the assigned injury period”;

e. ...The petitioners could still manage to expand their PSF production line by
13%”;

f. In fact, it is highly possible that the negative profit was caused by the expansion
itself”.

Jawaban KADI

a. KADI telah melakukan analisa terhadap faktor-faktor ekonomi yang menjadi


dasar perhitungan indikator kerugian sebagaimana diatur dalam Artikel 3.4
ADA. Berdasarkan hasil penyelidikan KADI, Pemohon mengalami kerugian
material yang ditandai dengan adanya penurunan pangsa pasar, tenaga kerja,
ROI, pertumbuhan, kemampuan meningkatkan modal, arus kas dan Pemohon
masih mengalami kerugian operasional. Berdasarkan Artikel 3.4 ADA tidak
harus seluruh indikator mengalami kerugian dan tidak ada indikator yang
dominan antara satu dengan yang lain;

b. Berdasarkan penjelasan pada butir a di atas, penyelidikan KADI telah sesuai


dengan yang disyaratkan ADA;

c. Tanggapan pada poin d, e, dan f tidak relevan untuk ditanggapi karena


Pemohon dalam Laporan Akhir ini hanya APF sedangkan 2 (dua) lainnya
sudah bukan lagi sebagai bagian dari Industri Dalam Negeri yang dapat
mengajukan permohonan. Faktanya APF sebagai satu-satunya Pemohon,
menderita kerugian yang disebabkan karena kinerja perusahaan dalam produk
POY yang negatif.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
32
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

76. No causal link between dumping and injury

"KADI generalized the analysis without excluding the certain produt type which
could not be produced by the domestic industry which disallowed any fair
comparison, the comparison should have been done on type per type basis in
order to arrive at an objective comparison, this lack of analysis has clearly
invalidated the claim of any volume effect caused by imports which was stated by
KADI in its disclosure”.

Jawaban KADI

Pada Artikel 2.6 ADA yang dimaksud like product adalah bukan hanya identik
tetapi juga yang menyerupai (closely resembling), sehingga sudah tepat KADI
menggunakan volume dan harga jual rata-rata barang impor yang dituduh
dumping yang diperoleh dari BPS. Sehingga klaim KADI mengenai dampak
volume dan dampak harga sudah sesuai dengan ADA.

77. No analysis on Non-Attribution Factors

a. “No analysis whatsoever in the disclosure concerning what is the condition of


the competition between petitioners themselves and between them and the rest
of the domestic industry”.

b. “KADI failed to provide any analysis on possible impact of the significant


capacity expansion made by the petitioners towards their overall performance”.

c. “The petitioners actual inability to meet the domestic demand were also failed
to be analyzed properly by KADI”.

d. “The petitioners inability to meet domestic demand, several types of yarn


particularly for high filament yarns could only be produced in limited quantity
and on lower quality”.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
33
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
Jawaban KADI

a. Karena Pemohon hanya APF, maka tidak ada persaingan antar Pemohon yang
perlu dianalisa. Tidak ada persaingan antara Pemohon dan Industri Dalam
Negeri barang sejenis lainnya karena industri dalam negeri barang sejenis
lainnya tersebut mendukung penyelidikan ini.
b. Bahwa Pemohon dalam Laporan Akhir ini hanya APF, sedangkan 2 (dua)
perusahaan lainnya sudah bukan lagi sebagai bagian dari Pemohon. Bahwa
APF selama periode penyelidikan tidak melakukan ekspansi kapasitas.
c. Bahwa berdasarkan bukti yang dimiliki KADI, POY yang diproduksi Pemohon
adalah sejenis dengan barang impor, sehingga Pemohon mampu memenuhi
permintaan pasar dalam negeri.
d. Dalam penyelidikan, tidak ditemukan dasar bagi KADI untuk membedakan
berbagai jenis POY berdasarkan standar yang ada, dan tidak ada bukti spesifik
yang dapat disampaikan eksportir produsen, importir, dan asosiasi pengguna.

78. Any imposition of anti-dumping duty would hurt Indonesian downstream


users of the product concerned

“Imposition of AD measures on POY would lead to market distortion and also


abuse of dominant position by the petitioners, and KADI should consider the
impact of any imposition of anti-dumping duty on import POY”.

Jawaban KADI

Penyelidikan KADI adalah untuk membuktikan adanya praktek dumping, kerugian


dan hubungan kausal antara keduanya. Dampak pengenaan BMAD terhadap
industri hilir dan supply dan demand akan dibahas oleh tim Pertimbangan
Kepentingan Nasional.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
34
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
79. The product scope of this investigation is too broad, referring to HS number
of which a number of grades of POY cannot be produced by the petitioners

a. “The product scope of the current ongoing investigation is too wide as it only
refers to HS number 5402.46.00.00, despite the fact there are various types of
products included in the same HS number which cannot be produced by the
petitioners, as KADI only refers to HS code , there are several types product
which was a result of combination between POY and SDY, which is not within
the scope investigation still being included in the HS code of POY”.

b. “As there are numbers of categories/grades of imported POY from the alleged
countries which cannot be produced by the petitioners, the examination of
material injury cannot be made on objective basis, therefore we request such
exclusion and otherwise KADI should terminate the investigation without any
imposition of measure”.

Jawaban KADI

Produk yang diselidiki adalah POY dengan pos tarif 5402.46.00.00 dengan uraian
produk sesuai dengan buku tarif kepabeanan Indonesia tahun 2012. Tidak ada
kriteria spesifik yang membedakan berbagai tipe pada pos tarif 5402.46.00.00.
Tidak ditemukan dasar bagi KADI untuk mengecualikan beberapa tipe POY tanpa
adanya bukti spesifik berdasarkan standar yang ada yang dapat disampaikan
pihak yang berkepentingan.

B.8.3. Tanggapan Importir

B.8.3.1 PT. Yakin Usaha Mandiri Textile

80. “Benang POY yang diimpor adalah benang scrap dari produk POY dengan
kualitas B grade yang tidak akan menciderai Pemohon... Dan digunakan oleh
industri kecil dengan pangsa pasar low segment grade yang cukup potensial di
Indonesia”

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
35
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
B.8.3.2 PT. Wijaya Mandiri Tintex

“Terdapat tipe benang POY yang tidak diproduksi oleh Pemohon ataupun belum
memenuhi permintaan pasar”.

Jawaban KADI

Penyelidikan KADI mencakup seluruh produk POY dengan pos tarif


5402.46.00.00 yang terdapat dalam BTKI dan bukan berdasarkan tipe produk
maupun kualitas. Barang sejenis berdasarkan ADA bukan hanya yang identik
(identical) tetapi juga menyerupai (closely resembling).

B.8.4. Tanggapan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API)

81. Pengenaan BMAD akan merugikan Industri Dalam Negeri

a. “Pengenaan BMAD akan merugikan Industri Dalam Negeri khususnya industri


hilir, akan membuat Industri Dalam Negeri dimonopoli oleh Petisioner,
Pemohon tidak dapat memenuhi kebutuhan supply di dalam negeri,
ketidakmampuan Pemohon untuk memenuhi kebutuhan tipe-tipe tertentu,
ketidakmampuan Pemohon dalam memenuhi permintaan akan benang POY
dengan kualitas khusus sehingga BMAD akan mempengaruhi industri tekstil
nasional secara keseluruhan.

b. Meminta KADI untuk tidak membela kepentingan Pemohon dengan


memberikan proteksi yang berlebihan dan mematikan industri hilir, serta
menaruh perhatian kepada kepentingan nasional secara luas”.

Jawaban KADI

a. Penyelidikan KADI adalah untuk membuktikan ada atau tidaknya dumping,


kerugian dan hubungan kausal antara keduanya. Dampak pengenaan BMAD
terhadap industri hilir dan supply and demand akan dibahas oleh tim
pertimbangan kepentingan nasional. Kualitas benang yang diproduksi oleh
pemohon dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri termasuk kualitas khusus
sepanjang diketahui spesifikasi yang diminta.
Komite Anti Dumping Indonesia
Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
36
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
b. Penyelidikan yang dilakukan oleh KADI berdasarkan bukti dan informasi yang
disampaikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Sehingga, penyelidikan
bersifat objektif, transparan dan tidak memihak. Pengenaan BMAD adalah
untuk memulihkan kerugian yang dialami industri dalam negeri akibat
perdagangan yang tidak adil bukan semata-mata sebagai alat proteksi untuk
menghambat barang impor. Industri hilir tetap dapat memperoleh barang impor
untuk kebutuhan bahan bakunya sepanjang impor tersebut dilakukan dengan
perdagangan yang wajar.

82. Tidak ada bukti yang cukup mengenai adanya kerugian

“...Penyelidikan yang dilakukan oleh KADI terhadap indikator-indikator kerugian


Industri Dalam Negeri tidak sesuai dengan standar karena tidak disertai adanya
analisa yang komprehensif terhadap bukti-bukti yang tersedia, dan karenanya
penyelidikan ini tidak sesuai dengan ketentuan Artikel 3.1 dan 3.4 ADA dan harus
segera dihentikan”.

Jawaban KADI

KADI telah melakukan analisa dengan bukti yang cukup terhadap indikator-
indikator kerugian sebagaimana diatur dalam Artikel 3.4 ADA yang dapat dilihat
pada resital 56-60. Berdasarkan hasil penyelidikan KADI, Pemohon mengalami
kerugian material yang ditandai dengan adanya penurunan pangsa pasar, tenaga
kerja, ROI, pertumbuhan, kemampuan meningkatkan modal, dan Pemohon masih
mengalami kerugian operasional. Berdasarkan Artikel 3.4 ADA tidak harus seluruh
indikator mengalami kerugian dan tidak ada indikator yang dominan antara satu
dengan yang lain. Kerugian material Pemohon menunjukan perbaikan dari tahun
2010-2012, namun tidak dapat mencapai keuntungan yang diharapkan akibat
tidak dapat bersaing secara fair dengan barang impor dumping.

Akibat adanya kenaikan biaya produksi, Pemohon seharusnya dapat menaikan


harga jual produknya, namun agar dapat mempertahankan pangsa pasarnya di

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
37
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
pasar domestik Pemohon terpaksa menjual dibawah harga produksi akibat tidak
dapat bersaing secara fair dengan barang impor dumping.

KADI juga telah mengkaji dampak volume dan dampak harga barang dumping
terhadap kerugian yang dialami oleh Pemohon sesuai dengan yang diamanatkan
oleh Artikel 3.1 ADA yang disajikan pada sub bab B 6.1 dan 6.2 dalam laporan ini.

83. Tidak ada hubungan kausal

“...Analisa efek harga, KADI telah melakukan kesalahan dengan menggeneralisir


semua tipe produk tanpa mengecualikan terlebih dahulu produk-produk yang tidak
diproduksi oleh petisioner, yang pada akhirnya menghasilkan perbandingan yang
tidak fair dalam penentuan price undercutting, price suppression, dan price
depression”.

Jawaban KADI

Penyelidikan KADI mencakup seluruh produk POY dengan pos tarif


5402.46.00.00 yang terdapat dalam BTKI dan bukan berdasarkan tipe produk
maupun kualitas. Dalam penentuan dampak harga, perhitungan price
undercutting, price suppression, dan price depression telah dilakukan pada tingkat
perdagangan yang sama dan dalam perdagangan yang wajar (ordinary course of
trade)

84. “Untuk price depression yang menjadi penyebabnya adalah adanya tekanan dari
barang impor yang menyebabkan petisioner menjual dibawah biaya produksi dan
klaim adanya price suppression juga semakin tidak berdasar ketika pada
kenyataanya terjadi penurunan harga secara global pada periode IP yang
disebabkan adanya harga bahan baku utama PTA”.

Jawaban KADI

Price deppression dan price suppression terjadi karena adanya tekanan barang
dumping. Terbukti dengan terjadinya dumping dan price undercutting

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
38
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
sebagaimana yang disajikan dalam sub bab B.4 mengenai marjin dumping dan
B.6.2. mengenai dampak harga. Dengan demikian tidak benar terjadinya price
deppression dan price suppression karena penurunan harga secara global.

85. “Petisioner merupakan produsen yang berorientasi ekspor, dimana ISI selaku
salah satu petisioner tercatat mengalokasikan sebesar 59% dari hasil produksinya
pada periode 2012 untuk tujuan ekspor”.

Jawaban KADI

Sebagaimana yang diuraikan pada resital 27 dan 28 barang sejenis adalah POY
dengan nomor pos tarif dan uraian barang sesuai dengan BTKI pos tarif
5402.46.00.00. Berdasarkan hasil penyelidikan, angka 59% yang digunakan oleh
API yang bersumber dari annual report ISI adalah penjualan seluruh produk yang
diproduksi oleh ISI. Dengan demikian penjualan ekspor peranannya tidak
dominan dalam penjualan POY.

86. “Ketidakmampuan Industri Dalam Negeri memenuhi permintaan domestik…”

Jawaban KADI

Pemohon mampu memenuhi permintaan domestik karena kapasitas produksi


yang dimiliki dapat memenuhi permintaan konsumsi nasional dan teknologi yang
digunakan sama dengan teknologi Eksportir Produsen barang yang diselidiki.

87. “... Impor yang tidak bersaing dengan produk lokal tidak mungkin menyebabkan
kerugian bagi Industri Dalam Negeri”.

Jawaban KADI

Penyelidikan KADI telah menganalisa bahwa barang yang diproduksi dengan


Pemohon adalah barang yang sejenis dengan barang impor dari Negara yang
dituduh dumping. Dengan demikian barang impor dan barang yang diproduksi
Pemohon bersaing di pasar domestik, dan akibat perdagangan yang tidak fair
dari barang dumping menyebabkan kerugian bagi Industri Dalam Negeri.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
39
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

88. “API juga mempertanyakan apakah metodologi perbandingan harga dilakukan


pada tingkat perdagangan yang sama dengan mengeluarkan biaya-biaya lainya
yang berlaku umum untuk penjualan ke Indonesia seperti MFN 5% PPh 2,5%,
PPn 2,5%, Handling Charge 2%, Financing cost 2%”.

Jawaban KADI

Dalam menganalisa dampak harga, KADI membandingkan harga impor barang


dumping dengan harga Pemohon pada tingkat perdagangan yang sama, yaitu
untuk harga pemohon pada tingkat pabrik sedangkan untuk barang impor pada
tingkat harga di importir. Oleh karena itu, untuk barang impor yang diperhitungkan
adalah bea masuk, biaya handling dan keuntungan.

89. “KADI tidak memberikan analisa ekonomi yang dapat menjelaskan terjadinya
price undercutting”

Jawaban KADI

KADI telah melakukan analisa price undercutting sesuai dengan Artikel 3.2 ADA.
Price undercutting terjadi dimana harga Pemohon berada di atas harga impor
barang dumping. Hal ini dapat dilihat pada tabel 12 dan resital 64. Pemohon
terpaksa menurunkan harganya akibat tekanan barang impor dumping
sebagaimana terlihat pada tabel 13 dan resital 65.

90. “... Analisa hubungan kausal yang dilakukan KADI tidak tepat dan tidak
memenuhi persyaratan mengenai perlunya analisa yang objektif terhadap data
dan bukti yang terkait dengan efek volume dan harga sebagaimana diamanatkan
oleh Article 3.1 ADA.”

Jawaban KADI

Sesuai dengan Artikel 3.1 ADA, KADI telah menganalisa data dan bukti secara
objektif dan menyimpulkan telah terjadi dampak volume baik secara absolut
maupun relatif sebagaimana tercantum pada tabel 10-11 dan terjadi dampak

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
40
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
harga berupa price undercutting maupun price depression dan price suppression
sebagaimana tercantum pada tabel 12-13. KADI menyimpulkan bahwa Pemohon
mengalami kerugian material sebagaimana tercantum dalam resital 56-60 akibat
ketidakmampuan Pemohon dalam bersaing dengan barang impor dumping.

91. “Bahwa mengenai analisa hubungan kausal yang dilakukan oleh KADI tidak tepat
dan tidak memenuhi persyaratan mengenai perlunya analisa yang objektif
terhadap data dan bukti yang terkait dengan efek volume dan harga sebagaimana
yang diamanatkan oleh Artikel 3.5 ADA”.

Jawaban KADI

Dari jawaban KADI pada resital 62-65 tersebut di atas, KADI telah menganalisa
terjadinya dampak volume baik secara absolut maupun relatif dan dampak harga
akibat barang dumping yang dialami oleh Pemohon. KADI juga telah menganalisa
faktor lain yang mempengaruhi dampak kepada Pemohon baik secara volume
maupun harga.

Tidak ada analisa terhadap faktor lain yang menyebabkan kerugian

92. “Artikel 3.5 ADA mensyaratkan otoritas untuk menganalisa faktor-faktor lain yang
menyebabkan kerugian secara terpisah dengan impor yang diselidiki... Kami tidak
menemukan analisa mengenai efek persaingan antara para petisioner sendiri
maupun petisioner dengan Industri Dalam Negeri lainnya”.

Jawaban KADI

KADI telah menganalisa faktor lain yang mengakibatkan dampak negatif kepada
Pemohon seperti persaingan Antara Pemohon dan Industri Dalam Negeri lainnya.
Kesimpulan KADI bahwa tidak terjadi persaingan antara sesama Industri Dalam
Negeri. Hal ini terlihat dari pangsa pasar industri dalam negeri lainnya mengalami
penurunan pada periode 2011-2012 dan industri dalam negeri lainnya tersebut
mendukung penyelidikan ini. Sedangkan pangsa pasar impor barang dumping

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
41
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
meningkat pada periode yang sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penyebab kerugian adalah impor barang dumping bukan persaingan antara
Pemohon dengan Industri Dalam Negeri lainnya.

93. “KADI tidak menganalisa kondisi supply dan demand di pasar dalam negeri
dimana KADI hanya mengklaim bahwa petisioner mampu memenuhi kebutuhan
dalam negeri, walaupun pada kenyataanya berdasarkan kondisi dan laporan dari
anggota API bahwa petisioner sama sekali tidak mampu memenuhi permintaan
yang ada”.

Jawaban KADI

Penyelidikan KADI adalah untuk membuktikan terjadinya dumping, kerugian, dan


hubungan kausal. Hal-hal lain yang berhubungan dengan ketidakcukupan
penawaran POY dan kelebihan permintaan di pasar domestik serta dampak
pengenaan BMAD terhadap industry hilir, supply dan demand bukan merupakan
ranah penyelidikan KADI, hal tersebut akan dibahas oleh tim Pertimbangan
Kepentingan Nasional. Ekspor POY ke Indonesia masih dapat dilakukan
sepanjang ekspor tersebut dilakukan dengan cara yang adil dengan tidak menjual
dibawah harga normal.

94. “Fakta bahwa secara teknologi petisioner masih tertinggal dengan Eksportir
Produsen juga sama sekali tidak dianalisa oleh KADI”.

Jawaban KADI

Pernyataan API mengenai teknologi Pemohon masih tertinggal dengan Eksportir


Produsen tidak didukung dengan bukti yang cukup. Dari penyelidikan yang
dilakukan KADI disimpulkan bahwa Pemohon menggunakan teknologi yang sama
dengan teknologi yang digunakan oleh Eksportir Produsen yang diselidiki.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
42
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
95. “...Ketiadaan analisa terhadap faktor-faktor lain telah membuat disclosure KADI
menjadi sangat subjektif dan hanya semata-mata memenuhi kepentingan
petisioner tanpa didukung analisa dan bukti-bukti ekonomi yang memadai”.

Jawaban KADI

KADI telah menganalisa faktor lain yang menyebabkan kerugian, sebagaimana


yang telah dijelaskan pada resital 66-68.

96. Cakupan produk dalam penyelidikan yang terlalu luas karena hanya
mengacu pada nomor HS

“...Cakupan produk dalam penyelidikan KADI terlalu luas karena hanya mengacu
pada kode HS 5402.46.0000 dimana faktanya dalam satu kode HS yang sama
terdapat banyak sekali produk yang tidak dapat diproduksi oleh Industri Dalam
Negeri atau dapat diproduksi namun dengan kualitas yang tidak memadai...
Dengan adanya perbedaan-perbedaan seperti manufacturing process, physical
characteristic, perbedaan harga, dan perbedaan kualitas, KADI tidak dapat
mengeneralisir semua tipe produk tersebut kedalam satu jenis produk dalam
penyelidikan dengan mengacu kepada kode HS”.

“Akibat luasnya cakupan produk, terdapat tipe-tipe produk yang tidak dapat
diproduksi Petisioner yang masuk ke dalam lingkup penyelidikan, sehingga pada
akhirnya analisa atas hubungan kausal dan faktor lain yang menyebabkan
kerugian menjadi tidak objektif sebagaimana diamanatkan oleh Article 3.1 ADA”

Jawaban KADI

Dalam menentukan barang yang diselidiki yaitu POY, KADI mengacu pada buku
tarif kepabeanan Indonesia tahun 2012 dengan pos tarif 5402.46.00.00.
Meskipun pos tarif 5402.46.00.00 terdiri dari banyak tipe produk, namun yang
diproduksi oleh Pemohon sejenis dengan barang impor dumping. Pengertian
barang sejenis tidak selalu identik tetapi juga termasuk menyerupai (closely
resembling). Untuk itu permintaan API agar KADI menghentikan penyelidikan

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
43
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
karena luasnya cakupan produk tidak ada dasarnya. Selain itu, API juga tidak
memberikan bukti pendukung yang cukup mengenai perbedaan produk POY.

KADI telah melakukan analisa atas hubungan kausal dan faktor lain yang
menyebabkan kerugian sesuai dengan Artikel 3.1. ADA yang dapat dilihat pada
bab B6 dan B7.

B.8.5. Tanggapan Asosiasi Produsen Synthetic Fiber (APSYFI)

97. “... Terkait isu yang disampaikan pihak importir bahwa yang mereka impor adalah
produk khusus yang berada dalam nomor HS yang sama, kami menegaskan
bahwa Produsen Dalam Negeri telah mampu memproduksi semua jenis barang
yang tercakup dalam HS ini baik dalam variasi warna, kekuatan tarik, mulur,
nomor kecil hingga besar dan spesifikasi khusus lainnya yang selama ini
diimpor.... ”.

Jawaban KADI

KADI telah mempertimbangkan bahwa kualitas benang yang diproduksi oleh


pemohon dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri termasuk yang disebut
sebagai produk khusus, sebagaimana yang telah dijelaskan pada sub bab B.1.

B.8.6. Tanggapan Pemohon

Marjin Dumping

98. “Pemohon memohon agar KADI dapat meng-evaluasi ulang perhitungan agar
dapat ditemukan marjin dumping lebih tinggi, sebagaimana yang telah diajukan
dalam permohonan”

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
44
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
Jawaban KADI

Besaran marjin dumping yang ditentukan oleh KADI berdasarkan perhitungan


dengan menggunakan data dan informasi dari jawaban kuesioner dari masing-
masing Eksportir Produsen yang telah diverifikasi dan diuji kebenarannya.

99. “... Marjin dumping yang ditetapkan KADI untuk Eksportir dan/atau Eksportir
Produsen lainnya di Republik Korea adalah sebesar 13,7%, hal ini belum
menggunakan perhitungan marjin dumping berdasarkan Best Information
Available. Pemohon berharap agar marjin sebesar 33% sesuai permohonan dapat
diterapkan...”.

Jawaban KADI

Dalam penentuan besaran marjin dumping untuk Eksportir dan/atau Eksportir


Produsen lainnya dari Republik Korea yang tidak kooperatif, KADI menggunakan
marjin dumping dari salah satu transaksi perusahaan yang kooperatif yang
besarnya 13,7%.

100. “Memohon agar KADI dapat menjelaskan allowance-allowance apa yang


diajukan oleh Eksportir perihal nilai normal dan harga ekspor”.

Jawaban KADI

Allowances yang dapat diterima telah dijelaskan pada resital 49, 51 dan 52.

Kinerja ekonomi Pemohon

101. “Memohon agar KADI dapat memeriksa kembali permohonan dan data
verifikasi yang berkaitan dengan kinerja ekonomi”.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
45
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
Jawaban KADI

Data dan informasi yang disajikan dalam indikator kinerja Pemohon dalam
laporan ini merupakan data dan informasi yang diperoleh dari Pemohon yang
telah diverifikasi dan diinformasikan kepada Pemohon.

Dampak Harga

102. “Petisioner tidak sependapat dengan temuan KADI atas perhitungan price
undercutting dan Meminta penjelasan KADI mengenai price depression dan
price suppression”.

Jawaban KADI

Dalam penyelidikan KADI menggunakan data yang diperoleh dari Pemohon


dan telah diverifikasi, untuk penentuan harga ekspor, KADI menggunakan
harga rata-rata ekspor dari BPS dan ditambah biaya-biaya lain yang wajar.
Oleh karena itu KADI menentukan price undercutting hanya terjadi dari
Malaysia dan Thailand. Sedangkan untuk price depression dan price
suppression penjelasan dapat dilihat pada resital 65.

103. “Memohon agar KADI dapat menggunakan harga ekspor dari para Eksportir
dan bukan harga ekspor rata-rata dari Badan Pusat Statistik (BPS)... Agar
didapatkan perbandingan yang fair atau objektif serta akurat sesuai Artikel 3.1
ADA”.

Jawaban KADI

KADI berpendapat penggunaan data BPS untuk menentukan harga ekspor


pada perhitungan dampak harga telah sesuai dengan Artikel 3.1 ADA karena
data BPS merupakan positive evidence yang memenuhi persyaratan
affirmative, objective and verifiable character, dan credible.

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
46
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
C. KESIMPULAN

104. Berdasarkan temuan-temuan dari hasil penyelidikan seperti yang tertuang


dalam bagian B diatas KADI menyimpulkan sebagai berikut:

a. Terjadi dumping atas impor barang yang diselidiki yang dilakukan oleh
Eksportir dan/atau Eksportir Produsen yang berasal dari Malaysia,
Republik Korea, Republik Rakyat Tiongkok, Taiwan, dan Thailand;

b. Pemohon masih mengalami kerugian yang dapat dilihat dari profit yang
masih negatif, meningkatnya persediaan, menurunnya tenaga kerja,
penurunan arus kas, Return on Investment, ability to raise capital, dan
pertumbuhan yang menurun;

c. Terdapat hubungan kausal antara dumping dengan kerugian yang


dinyatakan dengan:

 Adanya dampak volume impor baik secara absolut maupun relatif dari
negara yang dituduh dumping;

 Adanya dampak harga dalam bentuk price undercutting, price


suppression, dan price depression.

D. REKOMENDASI

105. Setelah KADI mengumpulkan bukti, mengkaji, melakukan hearing, dan


mempertimbangkan tanggapan yang disampaikan pihak yang berkepentingan
atas petisi (non-confidential complaint), hasil verifikasi, dan tanggapan atas
Laporan Data Utama Hasil Penyelidikan, maka KADI merekomendasikan
pengenaan Bea Masuk Anti Dumping atas barang impor Partially Oriented Yarn
(POY) dengan pos tarif No: 5402.46.00.00. yang berasal dari Malaysia, Republik
Korea, Republik Rakyat Tiongkok, Taiwan, dan Thailand, sebagai berikut:

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
47
TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING


TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Tabel 16. Rekomendasi Marjin Dumping

Marjin
No. Negara Eksportir dan/atau Eksportir Produsen
Dumping (%)

Recron (Malaysia) Sdn. Bhd. 9,3


1. Malaysia
Eksportir dan/atau Eksportir Produsen lainnya 9,3

Huvis Corporation 0
2. Korea
Eksportir dan/atau Eksportir Produsen lainnya 13,7

3. RRT Seluruh Eksportir dan/atau Eksportir Produsen 13,7

Far Eastern New Century Corporation 0


4. Taiwan
Eksportir dan/atau Eksportir Produsen lainnya 6
Thai Polyester Co., Ltd. 0
5. Thailand
Eksportir dan/atau Eksportir Produsen lainnya 13,3

106. Bea Masuk Anti Dumping diusulkan berlaku selama 5 (lima) tahun sejak tanggal
diundangkan.

Jakarta, 1 September 2014

Komite Anti Dumping Indonesia


Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia
Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541
48

Anda mungkin juga menyukai