Anda di halaman 1dari 5

Setkab

1. Data terkait jenis/komoditas tol laut masih tertutup, data tersebut harus dibuka secara
umum untuk dapat menyusun langkah-langkah lebih lanjut

Rudi Sugiharto Ditlala ( Ditjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan)


1. Perpres 27 tahun 2021
2. Tol laut terdapat 2 jenis yaitu tol laut ternak dan tol laut barang
3. Tol laut ternak ada 6unit kapal dari Kemenhub yang bekerjasama dengan Kementerian
Pertanian. Setiap kendala yang dialami oleh Kemenhub dalam hal operasional tol laut
seperti keterbatasan dermaga, keterbatasan kapasitas angkut maupun kendala teknis
akan dilaporkan ke kementerian pertanian.
4. Tol laut telah dilaksanakan pada tahun 2015-2022 dan dalam pelaksanaannya
mengalami beberapa kendala yaitu:
- Terdapat kendala dalam muatan kapal, karena baik dalam kondisi kosong maupun
terdapat muatan, kapal harus membayar biaya tol laut, sehingga diperlukan muatan
baik kapal untuk menutup biaya operasional kapa
- Masih banyak wilayah wilayah yang belum tersedia jaringan internet sehingga
menghambat koordinasi dalam operasional tol laut.
- Terdapat ketimpangan antara permintaan muatan dari beberapa daerah dengan
kapasitas angkut dan jumlah kapal yang terbatas, sehingga perlu adanya pihak yang
menentukan/mengatur kuota muat kapal sehingga operasional tol laut dapat
berjalan secara optimal
- Adanya keterbatasan anggaran dalam pelaksanaan aktifitas tol laut
- Adanya kekurangan jumlah BBM bersubsidi (kebutuhan 110 KL namun yang
didistribusikan ke Kemenhub hanya 100 KL) sehingga Kemenhub harus membeli
BBM yang non subsidi. Hal tersebut menyebabkan pengurangan pelayanan tol laut
oleh Kemenhub, yang seharusnya bisa sampai bulan Desember, namun karena
adanya keterbatasan anggaran, pada bulan Oktober atau November sudah tidak
dapat melaksanakan pelayanan operasional

Tanggapan Terkait Disvarietas Harga BBM untuk Operasional Tol Laut

1. Mengingat adanya disvarietas harga antara BBM subsidi dan non subsidi, akan ada
pembahasan lebih lanjut terkait supply chain terkait dengan kegiatan tol laut dan akan
dihadiri oleh ditjen migas

Dwi Rudi Hartoyo (Kemendesa PDTT)


1. Pasal 23 Perpres 27 Tahun 2021 tentang peran kemendes dalam tol laut
2. Ada beberapa point penting yang disampaikan oleh Direktur P2DK:
- Komoditas balik terkendala terkait harga yang sangat tinggi, mengingat biaya logistik
di daerah tertinggal yang sangat tinggi.
- Banyak produk dari Indonesia Timur belum ada pembelinya. Perlu adanya sinergi
antar K/L untuk dapat mensinergikan antara supply dan demand, khususnya di
daerah tertinggal/Indonesia Bagian Timur
- Masih Adanya conflict of interest di dalam pelaksanaan tol laut
- Kemendes akan mendorong BUMDES/BUMDESMA untuk lebih aktif dalam
menghasilkan produk2 unggulan melalui peningkatan peran pendamping desa
sehingga dapat memberikan beberapa opsi produk untuk komoditas balik kapal dari
wilayah Indonesia Timur. Sebagai contoh di Kabupaten Fak-Fak akan di dorong
terkait pemasaran buah pala sebagai salah satu komoditas utama. Serta di daerah
Manowakwari Selatan yang memiliki komoditas buah kakao namun belum tersedia
rute angkut dari manokwari selatan ke daerah tujuan.
- Adanya keluhan terkait perizinan tol laut. Dalam mekanisme perizinan yang
diajukan, apakah harus berbadan hukum atau perorangan juga bisa? Mengingat di
daerah para pelaku usaha terdiri dari pelaku usaha berbadan hukum dan ada juga
pelaku usaha perorangan.
- Belum adanya kejelasan/sosialisasi terkait perizinan tol laut di daerah.

Anda mungkin juga menyukai