Kartini Kti Fiks
Kartini Kti Fiks
1
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
i
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
Mengatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambilan ahlian tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.Apabila kemudian hari terbukti atau di buktikan
Karya Tulis Ilmiah ini jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
berbuatan tersebut.
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui
Pembimbing
Elisabeth Herwanti,S.Kp.,M.Kes
NIP. 19580901198502200
Mengesahkan Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Prodi D-lll Keperawatan
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
AdelvinaKartiniKome
NIM : PO.530320119103
Dewan Penguji
Penguji 1
Mengesahkan Mengesahkan
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Prodi D-III Keperawatan
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir dengan
judul “Gambaran Karakteristik dan Tindakan Self care management pada Pasien
Hipertensi Di Kelurahan Oebobo Kota Kupang”. Penyusunan Laporan Karya
Tulis Ilmiah ini dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kupang.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
tidak akan berhasil tanpa bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak secara
langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Laporan Karya Tulis Ilmiah
ini banyak mendapat dukungan dan bantuan dari beberapa pihak yang dengan
caranya masing-masing menolong penulis demi keberhasilan studi penulis. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga Kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hikmat dan rahmatNya
dalam penyusunan tugas akhir ini.
2. Ibu Dr. Ragu .Harming Kristina SKM.,M.,Kes selaku Direktur
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang sekaligus sebagai pelindung
dalam kegiatan Ujian Akhir Program Mahasiswa-Mahasiswi Diploma
III Keperawatan Kupang Jurusan Keperawatan Kupang.
3. Bapak Dr. Florentianus Taat, S.Kp.,M,Kes selaku ketua jurusan
Keperawatan Kupang sekaligus sebagai penanggung jawab dalam
kegiatan Ujian Akhir Program Studi Diploma III Keperawatan.
4. Meiyerince Kapitan,S.Kep.,Ns.,Selaku Ketua Program Studi D-III
Keperawatan
5. Bapak ibu Dosen yang telah mendidik dan memberi banyak ilmu
kepada penulis hingga bisa sampai di tahap ini.
6. Ibu Antonia Hamu selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
mendukung saya untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
7. Ibu Elisabet Herwanti,S.Kp.M.Kes, selaku pembimbing l yang dengan
penuh kesabaran dan ketelitian telah membimbing penulis dengan
totalitasnya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
8. Ibu Kori Limbong, S. Kep.,Ns.,M.Kep, sebagai pembimbing II yang
telah banyak memberi bimbingan, masukan serta memberikan dorongan
semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan Ujian Akhir Program.
9. Bapak Irfan,SKM.,M.Kes, selaku penguji yang telah meluangkan
waktu,tenaga,dan pikiran untuk penguji penulis dan mangarahkan
penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Pihak Puskesmas Oebobo yang telah bersedia memberikan
kesempataan dan bantuan dalam melaksanakan penelitian.
11. Seluruh staf dosen dan karyawan prodi D-III Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kupang yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
12. Bapa dan mama tercinta yang telah membesarkan dan mendidik saya
serta kakak,ade,tanta dan om yang memberikan dukungan doa dan
motivasi untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
13. Sahabat-sahabat (Ria Nalle,Enjel,Putri, Sandri, Fira,Lita, Norce,Inna)
dan semua teman yang sudah mendukung menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
14. Teman-teman angkatan 2020 tingkat III Reguler A dan B yang selalu
memberikan saran,dukungan dan semangat buat penulis dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan agar dapat digunakan penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini selanjutnya.
Adelvina K.kome
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN............................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................... iv
KATA PENGANTAR........................................................................... v
DAFTAR ISI.......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL.................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... xi
BAB IPENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................... 5
1.3 Tujuan Studi Kasus............................................................. 5
1.4 Manfaat Penilitian............................................................... 6
vii
BAB IITINJAUAN PUSTAKA............................................................ 7
2.1 Konsep Teori Penyakit Hipertensi..................................... 7
2.1.1 Definisi Hipertensi.................................................... 7
2.1.2 Etiologi...................................................................... 8
2.1.3Faktor Resiko............................................................. 9
2.1.4.Tanda Dan Gejala...................................................... 11
2.1.5 Patofisiologi........................................................... 11
2.1.6 Pencegahan............................................................. 13
2.1.7 PemeriksaanPenunjang.......................................... 16
2.1.8 Komplikasi............................................................. 16
2.1.9 Diagnosis................................................................ 18
2.1.10 Penatalaksanaan..................................................... 18
2.2. Konsep Self Menagement.................................................. 20
2.2.1. Definisi..................................................................... 20
2.2.2.Tujuan Self Menagement.......................................... 21
2.2.3.Komponen Self Menagement.................................... 21
2.2.4.Perilaku Pengelolaan Self Menagement................... 23
2.2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Self Menagement....... 24
2.2.6 Aspek-Aspek Yang Dapat Dikelompokan Kedalam Prosedur
Selfmenagement....................................................... 25
viii
3.3. Subjek Penelitian (Populasi Dan Sampel).......................... 26
3.3.1. Populasi.................................................................... 26
3.3.2.Sampel....................................................................... 27
3.4. Fokus Studi Sasus.............................................................. 28
3.5. Definisi Operasional........................................................... 28
3.6 Instrumen Penelitian........................................................... 29
3.7 Metode Pengumpulan Data................................................. 30
3.8. Lokasi Dan Waktu Penelitian............................................. 30
3.8.1. Lokasi Penelitian...................................................... 30
3.8.2. Waktu Penelitian...................................................... 30
3.9. Analisa Data Dan Data Penyajian...................................... 30
3.10. Etika Penelitian................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Definisi Operasional.................................................................. 28
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Konsep.................................................................. 26
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Hipertensi memiliki dampak sebagai beban kesehatan yang
terbesar bagi masyarakat diseluruh dunia. Sebagaimana dampak tersebut
membuat masyarakat diseluruh dunia dapat menghambat aktivitas maupun
dampak bagi ekonomi.Tekanan lebih dari 140/80 mmHg,bisa
menyebabkan 9,4 juta kematian selama tahun 2010 diseluruh
dunia.Berdasarkan prevalensi sebagaimana hipertensi merupakan 50%
penyebab terjadinya penyakit kardiovaskuler dan stoke, 40% juga
menyebabkan kematian pada penderita diabetes,dan menyebabkan resiko
utama terjadinya gagal ginjal,keracunan kehamilan dan demensia
(Dr.Med,Dr Abraham Simatupang.M.Kes) .
2
54 tahun (45,3%) dan umur 55-64 tahun (55,2 %). Hipertensi di Indonesia
dengan jumlah kasus sebanyak 63.309.620 jiwa,namun angka kematian di
Indonesia akibat hipertensi sebanyak 427.218 kematian (Riskesdes,2018)
3
menular,pada tahun 2016 diiresmikan(Global Heart Initiative) oleh WHO
serta pusat pencegahan dan pengendalian Amerika Serikat untuk
mendukung pemerintah dalam pencegahan serta penenganan penyakit
kardiovaskular (Adiatman,2020) untuk menajemen obat tatalaksana pada
penderita hipertensi meliputi penetalaksanaan farmakologi dan non
farmakologi. Penatalaksanaan perawatan obat dengan memberikan obat-
obatan hipertensi,sedangkan penatalaksanaan non obat meliputi modifikasi
gaya hidup(Sartika,2017).Self menejemen diduga telah menyebabkan
peningkatan besar kasus-kasus penyakit tidak menular di Indonesia,
termasuk didalamnya adalah hipertensi. kejadian kesakitan dan kematian
akibat hipertensi dapat dikendalikan denganmelakukan suatu self
menajemen untuk mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap
tekanan darah. dan menjaga kestabilan tekanan darah (Wahyu,2015). Self
menajemen hipertensi dapat dilakukan dengan menerapkan 5 komponen
yaitu integritas diri, regulasi diri, interaksi dengan Self menajemen adalah
kemampuan individu mempertahankan perilaku yang efektif dan
menejemen penyakit yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
untuk membantu klien dalam menurunkan tenaga kesehatan dan
laninya.pementauan tekanan darah, dan kepatuhan terhadap aturan yang
dianjurkan dan terdapat 5 perilaku pengelolaan hipertensi yaitu kepatuhan
terhadap diet, aktivitas fisik, control stress, membatasi konsumsi alcohol
dan berhenti merokok(Akhter,2010).
4
melakukan pemeriksaan tekanan darah, peningkatan aktifitas fisik,
mengurangi konsumsi makanan mengandung natrium (Johnson et
al.,2019;Yatim et al al.,2019; Ko et al.,2018). Faktor yang menghambat
self manajemen pada pasien hipertensi seperti faktor tenaga
kesehatan ,sistem layanan kesehatan dan pasien (Lee et al.,2021;Nyaaba et
al.,2020; Kementrian Kesehatan RI,2018).Tenaga kesehatan mengalami
kesulitan berkomunikasi, kolaborasi yang buruk antara tenaga kesehatan
dan terbatasnya pelatihan.kurang optimalnya sistem layanan kesehatan
seperti kurangnya tenaga kesehatan, kekurangan obat, fasilitas dan
peralatan yang tidak memadai serta masalah jaminan kesehatan, faktor
ketidakpatuhan, penggunaan obat herbal, kurangnya motivasi dan stress
(Yatim et al.,2019).
5
1.2.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang telah dibahas diatas maka dapat dirumuskan pokok
permasalahan dari penelitian adalah sebagai berikut,bagaimana Gambaran
Karakteristik Dan self CareMenagement pada pasien Hipertensi di Kelurahan
Oebobo Kota Kupang.
1. Tujuan umum
Untuk Mengetahui Gambaran Karakteristik Dan Self CareManagement
Hipertensi di Kelurahan Oebobo Kota kupang
2.Tujuan khusus
a). Mengetahui karakteristik responden (usia, jenis kelamin, dan
pendidikan, pekerjaan dikelurahan Oebobo)
b). Mengetahui Tindakan Self careMenagement Hipertensi Di
Kelurahan Oebobo
1.4 MANFAAT PENILITIAN
Studi kasus ini, diharapkan memberikasn manfaat bagi :
1. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
masyarakat tentang gambaran karakteristik dan tindakan self management
pasien hipertensi
2. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi refrensi dan bahan bacaan yang
dapat dikembangkan pada penelitian gambaran karakteristik dan tindakan
self management pasien hipertensi
3. Bagi mahasiswa peneliti
Sebagai bahan masukan yang dapat digunakan untuk melanjutkan
penelitian selanjutnya untuk mengetahui gambaran karaktersitik dan
tindakan self management pasien hipertensi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP TEORI PENYAKIT HIPERTENSI
7
Hipertensi atau sering dikenal tekanan darah adalah suatu
peningkatan darah sistolik >140 mmHg (milimeter air raksa) dan tekanan
darah diastolic >90 mmHg (milliliter air aksa)apabla diukur dua kali
dengan selang waktu selama lima menit itu selama dalam keadaan cukup
istirahat atau tenang. Tekanan ini sering diartikan sebagai kesatuan,
contohnya tekanan tekanan sistolik nya 120 mmHg dan tekanan diastolic
nya 80 mmHg,maka akan dibaca 120 per 80 atau 120/80 (Kemenkes
RI,2014).
2.1.2 Etiologi
2.1.3.Faktor Resiko
Menurut Aulia,R,(2017),factor resiko hipertensi dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu :
8
1. Faktor yang tidak dapat diubah
a. Riwayat keluarga,seseorang memiliki keluarga seperti ayah,ibu,kakak
kandung/saudari kandung,kakek dan nenek dengan hipertensi lebih beresiko
untuk terkena hipertensi
b. Usiatekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia,pada laki-
laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita
meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.
c. Jenis kelamin hipertensi lebih muda menyerang kaum laki-laki dari pada
perempuan. Hal itu kemungkinan karena laki-laki banyak memiliki faktor
pendorong terjadinya hipertensi, seperti stress,kelelahan,dan makan tidak
terkontrol. Adapun hipertensi pada perempuan peningkatan resiko terjadi
setelah masa menopause (sekitar 45 tahun).
d. Ras/etnikhipertensi menyerang segala ras etnik namun diluar negri hiperensi
banyak ditemukan pada ras Afrika Amerika dari pada kaukasia atau Amerika
Hispanik
2. Faktor yang dapat diubah
a. Merokok
meupakan salah satu faktor penyebab hipertensi karena merokok terdapat
kandungan nkotin,nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil dalam
paru-paru dan diedarkan ke otak.didalam otak,nikotin memberikan singal
pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin atau adrenalin yang
menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung berkerja lebih
berat karena takanan darah yang lebih berat karena tekanan darah yang
lebih tinggi.
b. Kurang aktivitas fisik
adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot-otot rangka yang
memerlukan pengeluaran energy.kurang aktivita fisik merupakan factor
resiko independen untuk penyakit kronis dan secarah keseluruhan
diperkirakan dapat menyebabkan kamatian secara global
(Iswahyuni,S.,2017) .
c. Konsumsi alkohol
9
efek yang hampir sama dengan karbon monoksida,yaitu dapat
meningkkan keaasaman darah.darah menjadi lebih kental dan jantung
dipaksa memompa darah lebih kuat lagi agar agar darah sampai
kejaringan mencukupi.
d. Kebiasaan minum kopi
sering kali dikaitkan dengan penyakit jantung koroner,termasuk
penngkatan tekanan darah yang kadar kolesterol darah karna kopi
mempunyai kandungan polifenol,kalium,dan kafein.salah satu zat yang
dikatakan meningkatkan tekanan darah adalah kafein.kafein didalam
tubuh manusia berekja dengan cara memicu produksi hormone adrenalin
yang berasal dari reseptor adinos didlam sel sarah yang mengakibatkan
penigkatan tekanan darah,pengaruh dari konsumsi kafein dapat dirasakan
dalam 4-30 menit dan bertahan hingga 12 jam (Indriyani dalam Bistara
D.N & Kartini Y,.2018 ).
e. .Kebiasaan konsumsi makanan banyak mengandung garam-garam
merupakan bumbu dapur yang biasa digunakan untuk memasak,konsumsi
garam sacara berlebihdapat meningkatkan tekanandarah,menurut
Sarlina,Palimbong,S.Kurniasar,M.D.,R0.R(2018)natrium merupakan
kation utama dalam cairanan ekstraseluler tubuh yang berfungsi menjaga
kesembangan cairan,natrium yang berlebih dapat mengganggu
keseimbangan cairan tubuh sehingga mengebabkan edema atau asites,dan
hipertensi.
f. Kebiasaan konsumsi makanan lemak
menurut jauhari (dalam Manawan A.A Rattu A,J,M punuh
M,I,2017),lemak didalam makanan atau hidangan memberikan
kecenderungan meningkatkan cholesterol darah,terutama lemak hewani
yang menagandung lemak jenuh,kolesterol yang tinggi bertalian dengan
peningkatan prevalensi penyakit hipertensi
10
2.1.4. Tanda dan Gejala
Menurut Kemenkes RI, 2018 tidak semua penderita hipertensi memiliki
gejala secara tampak, mayoritas dari penderitanya mengetahui menderita
hipertensi setelah melakukan pemeriksaan pada fasilitas kesehatan baik
primer maupun sekunder.Hal ini pula yang mengakibatkan hipertensi
dikenal dengan sebutan the silent killer. Tetapi pada beberapa penderita
memiliki gejala seperti :
a. Sakit Kepala
a. Mudah marah
b. Jantung berdebar-debar
c. Pusing
d. Penglihatan kabur
e. Rasa sesak di dada
f. Mudah lelah
g. Sesak napas
h. Rasa berat di tengkuk
i. Mata berkunang-kunang
j. Sukar tidur
2.1.5 Patofisiologi
Hipertensi secara umum didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah
yang dapat berakibat pada timbulnya penyakit sertaan lainnya.hipertensi
ditandai dengan tekanan darah yang melebihi 140/90mmHg. Hipertensi
terjadi karena adanya proses penebalan dinding pembuluh darah dan
hilangnya elastisitas dinding arteri. Keadaan ini dapat mempercepat
jantung dalam memompa darah guna mengatasi resitensi perifer yang lebih
tinggi dan semakin tinggi.Dari seluruh penderita hipertensi,95%
penderitanya memiliki kemungkinan mewariskan atau keturunannya
memiliki risiko menderita hipertensi dikemudian waktu,sedangkan5%
lainnya menjadi penyebab penyakit seperti stroke,kardiovaskular,atau
11
gangguan ginjal.Organ-organ penting yang mempengaruhi dan terlibat
dalam meningkatnya hipertensi antara lain :
1. Curah jantung dan resistensi periferal merupakan komponen utama
dalam penghitungan tekanan darah.Penambahan resistensi periferal
adalah salah satu kontribusi besar.Selain berpengaruh terhadap
pembuluh darah tepi,curah jantung juga berpengaruh cukup besar
pada regulasi sirkulasi ke otak yang berpengaruh terhadap tekanan
darah dimana hal ini berperan besar pada tidak berfungsinya
jantung.Banyak factor genetic maupun dari lingkungan yang
berperanpada elevasi dari curah jantung dan resistensi
peripheral.Curah jantung juga meningkatkan kadar obesitas dan
volume plasma.
2. Rennin-Angiostensis-Aldosterone System (RAAS) meregulasi
tekanan darah dengan sebuah mekanisme yang beragam.Berdasarkan
RAAS (Angiostensin-II), hipertensi banyak berorientasi berdasarkan
gender / jenis kelamin,hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
penderita hipertensi terjadi pada pria.Organ tubuh yang berfungsi
sebagai pusat control yaitu otak,juga berperan dalam regulasi sirkulasi
sistem.Studi menunjukkan bahwa RAAS-Otak lebih berperan secara
aktif daripada RAS Periferal.Memiliki kedudukan yang utama pada
sistem ini,Angiostensin-II merupakan sebuah pemain neuropeptida
pada modulasi tekanan darah dan reseptor dari RAAS yaitu
AT1a,AT1b terletak di bagian penting diotak.Salah satu tujuannya
yaitu mereduksi pasokan aliran darah pada ginjal sehingga
menurunkan tekanan darah.
3. Perubahan Pembuluh Darah Mikro tingkatan reduksi dari nitrik oksida
berpengaruh pada peningkatan radikal oksigen yang berpotensi
terjadinya hipertensi.Dengan lubang arteriol yang kecil,hal ini
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah sehingga perfusi darah
ke organ juga berkurang yang disebabkan oleh tekanan bawaan.Hal ini
12
dapat berakibat pada iskemia atau pecahnya pembuluh darah sehingga
berpengaruh pada kerusakan organ.
4. Hasil inflamasi yang kuat dalam pembentukan kembali vaskular yang
selanjutnya berubah menjadi hipertensi yang disebabkan oleh penyakit
dan prokreasi dari sel otot polos,sel endotelial dan fibroblas.Sitokin
mediator inflamasi,semokin,danPGE2merupakanbagian-bagian yang
terlibat sebagai tanda adanya hipertensi sebagaimana meningkatkan
tekanan darah dengan cara menebalkan dinding pembuluh darah.
5. Insulin Sensitif Berdasarkan perubahan nutrisi dan mikro vaskular
relaksasi,fungsi dari hormon insulin juga akan terganggu sebagai
akibat dari tidak tercukupinya suplay glukosa pada jaringan dan
bepengaruh terhadap berkurangnya jumlah oksida nitrat
endotel,inflamasis dan stress oksidatif terjadi pada pasien obesitas dan
diabetes (Ammara Batool dkk, 2018).
2.1.6 Pencegahan
Pencegahan adalah tindakan yang ditujukan untuk mencegah, menunda,
mengurangi, membasmi, mengeliminasi penyakit dan kecacatan dengan
menerapkan sebuah atau sejumlah intervensi yang telah dibuktikan efektif.
1. Tahap primer
Pencegahan primer adalah upaya memodifikasi faktor resiko atau
mencegah berkembangnya faktor resiko, sebelum dimulainya perubahan
patologis dengan tujuan mencegah atau menunda terjadinya kasus baru
penyakit.Tahap primer penatalaksanaan penyakit hipertensi merupakan
upaya awal pencegahan sebelum seseorang menderita hipertensi melalui
program penyuluhan dan pengendalian faktor-faktor resiko kepada
masyarakat luas dengan memprioritaskan pada kelompok resiko tinggi.
Tujuan pencegahan primer untuk mengurangi insidrnsi penyakit
hipertensi dengan cara mengendalikan faktor-faktor resiko agar tidak
terjadi penyakit hipertensi. Contoh kegiatan yang dapatdilakukan adalah
pengaturan diet, perubahan gaya hidup, manajemen stress dan lainnya.
13
Modifikasi gaya hidup yang penting adalah mengurangi berat badan
untuk individu yang obesitas atau gemuk , mengadopsi pola makan
DASH (Diearty Approach To Stop Hyprtension) yang kaya akan kalium
dan kalsium, dirt rendah natrium, aktifitas fisik, dan konsumsi alkohol
sedikit saja. Pada sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah
cukup baik dengan terapi satu obat anti hipertensi, mengurangi garam,
dan berat badan dapat membebaskan pasien dari menggunakan obat.
Pendekatan nonfarmakologis merupakan penanganan awal sebelum
penambahan obat-obatan hipertensi, di smping perlu diperhatikan oleh
seorang yang sedang dalam terapi obat.Pada pasien hipertensi yang
terkontrol, pendekatan farmakologis ini dapat membantu pengurangan
dosis obat pada sebagaian penderita. Oleh karena itu, modifikasi gaya
hidup merupakan hal yang penting diperhatikan karena berperan dalam
keberhasilan penanganan hipertensi. Upaya mencegah terjadinya
hipertensadalah dengan cara merubah faktor resiko yang ada pada
kelompok beresiko. Upaya-upaya yang dilakuan dalam pencegahan
primer terhadap penyakit hipertensi antara lain:
a. Pola makan yang baik
Nasihat pengurangan garam, harus memerhatikan kebiasaan makan
penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit
dilaksanakan. Modifikasi diet atau pengaturan diet sangat penting
pada klien hipertensi, tujuan utama dari pengaturan diet adalah
mengatur makanan sehat yang dapat mengontrol kenan darah tinggi
dan mengurangi penyakit kardiovaskuler. Secara garis besar, ada 4
macam diet untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan
keadaan tekanan darah yaitu diet rendah garam, diet rendah
kolestrol, lemak terbatas serat tinggi serat , dan rendah kalori bila
kelebihan berat badan. Diet rendah garam diberikan oada pasien
dengan edema atau asites serta hipertensi.Tujuannya untuk
menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah edema dan penyakit
jantung (lemah jantung).
14
b. Perubahan gaya hidup seperti:
Olahraga teraturOlahraga sebaiknya dilakukan teratur dan bersifar
aerobic, karena kedua sifat inilah yang dapat menurunkan tekanan
darah.Olahraga aerobic maksudnya olahraga yang dilakukan terus
menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenu hi tubuh,
misalnya jogging, senam, renang dan bersepeda
1) Menghentikan merokok merokok sangat besar perannya
meningkatkan tekanan darah, hal ini disebabkan nikotin yang
terdapat di dalam rokok yang memicu hormone adrenalin yang
menyebabkan tekanan darah meningkat.Nikotin di serap oleh
pembuluh-pembuluh darah didalam paru dan diedarkan ke
suluruh aliran darah lainnya sehingga terjadi penyempitan
pembuluh darah.
2) Membatasi konsumsi alcoholKonsumsi alkohol dalam jumlah
sedang sebagai bagian dari pola makan yang sehat dan bervariasi
tidak merusak kesehatan.Namun demikian, minum alkohol secara
berlebihan telaj dikaitkan dengan peningkatan tekanan
darah.Pesta minuman keras (binge drinking) sangat berbahaya
bagi kesehatan karena alcohol berkaitan dengan stroke.
3) Mengurangi Kelebihan Berat BadanSemua faktor resiko yang
dapat dikendalikan, berat badan adalah salah satu yang paling erat
kaitannya dengan hipertensi.Penurunan berat badan pada
penderita hipertensi dapat dilakukan melalui perubahan pola
makan dan olah raga secara teratur.Menurunkan berat badan bisa
menurunkan tekanan darah 5-20 mmHg per 10 kg penurunan BB.
2. Tahap Sekunder
Penanganan tahap sekunder yaitu upaya pencegahan hipertensi yang
sudah pernah terjadi akibat serangan berulang atau untuk mencegah
menjadi berat terhadap timbulnya gejala-gejala penyakit secara klinis
melalui deteksi dini (early detection).Pencegahan ini ditujukan untuk
mengobati para penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih
15
serius dari penyakit, yaitu melalui diagnosis dini dan pemberian
pengobatan.Melalui penegakan diagnose sedini mungkin, penanganan
dapat dilakukan untuk memperlambat perkembangan munculnya
penyakit dan meminimalkan kerusakan akibat yang ditimbulkan
penyakit. (Setyoadi & Triyanto, 2012)
2.1.8 Komplikasi
16
Penyakit ini sering dialami penderita hipertensi sebagai akibat
terjadinya pengampuran pada dinding pembuluh darah jantung
mengebabkan berkurangnya aliran darah pada beberapa bagian otot
jantung. Hal ini menyebabkan rasa nyeri di dada dan dapat
berakibat gangguan pada otot jantung,bahkan dapat menyebkan
timbulnya serangan jantung.
2). Gagal jantung
Tekanan darah tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat
untuk memompa darah, kondisi itu berakibat otot jantung akan
menebal dan meregang sehingga daya pompa otot menurun. Pada
akhirnya, dapat terjadi kegagalan kerja jantung secara umum.
Tanda tanda adanya komplikasi yaitu sesak nafas, nafas putus-
putus (pendek), dan terjadi pembengkakan pada tungkai bawah
serta kaki.
3). Kerusakan pembuluh darah otak
Beberapa penelitian di luar negeri mengungkapkan bahwa
hipertensi menjadi penyebab utama pada kerusakan pembuluh
darah otak. Ada dua jenis kerusakan yang ditimbulkan yaitu
pecahnya pembuluh darah dan rusaknya dinding pembuluh darah,
Dampak akhirnya seseorang mengalami stroke dan kematian.
4). Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan peristiwa di mana ginjal tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya, Ada dua jenis kelainan ginjal
akibat hipertensi, yaitu nefrosklerosis benigna terjadi pada
hipertensi yang berlangsung lama sehingga terjadi pengendapan
fraksi-fraksi plasma pada pembuluh darah akibat proses menua.
Hal itu akan menyebabkan daya permeabilitas dinding pembuluh
darah berkurang. Adapun nefrosklerosis maligma merupakan
kelainan ginjal yang ditandai dengan naiknya tekanan diastolik di
atas 130 mmHg yang disebabkan terganggunya fungsi ginjal.
17
2.1.9 Diagnosis
Konfirmasi diagnosis hipertensi tidak dapat hanya mengandalkan pada satu
kali pemeriksaan, kecuali pada pasien dengan tekanan darah yang sangat
tinggi, misalnya hipertensi derajat 3 atau terdapat bukti kerusakan target
organ akibat hipertensi (HMOD, hypertension-mediated organ damage)
misalnya retinopati hipertensif dengan eksudat dan perdarahan, hipertrofi
vertikel kiri atau kerusakan ginjal (Lukito, Hemeiwati, & Hustrini, 2019)
Sebagian besar pasien, pengukuran berulang di klinik biasanya menjadi
strategi untuk konfirmasi peningkatan tekanan darah persisten, juga untuk
klasfikasi dan derajat hipertensi.jumlah kunjungan dan jarak pengukuran
tekanan darah antar kunjungan sangat bervariasi tergantung beratnya
hipertensi.pada hipertensi derajat 1 tanpa tanda kerusakan organ target
pengukuran tekanan darah dapat diulang dalam beberapa bulan, selama
periode ini, dapat dilakukan penilaian tekanan darah berulang berdasarkan
beratnya resiko kerovaskuler (Lukito,Hermeiwati,& Hustrini,2019).
2.1.10 Penatalaksanaan
Penalaksanaan yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah
yaitu dengan 2 cara (Direktorat Pengendalian penyakit tidak
menular,2010)
1) Penatalaksanaan farmakologi
Penatalaksanaan farmakologi dapat dilakukan untuk menurunkan
tekanan darah dengan menggunakan obat-obatan kimiawi seperti
obat hipertensi.
a) Diuretik
Obat-obatan jenis diuretic bekerja dengan mengeluarkan
cairan tubuh (lewat kincing) sehingga volume cairan tubuh
berkurang, tekanan darah turun dan beban jantung ringan
b) Penyekat beta (betablocker)
Mekanisme kerja obat anti hipertensi ini adalah melalui
penurunan laju nadi dan daya pompa jantung.jenis obat ini
18
tidak dianjurkan pada penderita asma bronchial.pemakaian
pada penderita diabetes harus hati-hati karena dapat
menutupi gejala hipoglikemia
c) Penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE)
Penghambat ACE menghambat kerja ACE sehingga
perubahan angiotensin 1 menjadi angiotensin ll
(vasodilatasi) terganggu.penghambat ACE mempunyai efek
vasodilatasi sehingga meringankan beban jantung,obat-
obatan yang termasuk golongan ini yaitu
lisinopril,valsartan,dan ramipril
d) Calcium Channel Blockers (CCB)
Calcium Channel Blockers menghambat masuknya kalsium
ke dalam sel pembuluh darah arteri,sehingga menyebabkan
dilatasi arteri koroner dan juga arteri perifer.Ada dua
kelompok obat calcium chanel Blocker,yaitu dihidropyridin
(amlodipine,felodipene) dan nondihidropyridin (verapamil),
keduany efektif untuk pengobatan hipertensi pada lanjut
usia
2) Penatalaksanaan Nonfarmakologi
a. Makan Gizi seimbang
Modifikasi diet terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi.prinsip diet yang dianjurkan adalah gizi seimbang
yaitu membatasi garam,cukup buah,sayur-sayuran,kacang-
kacangan,biji bijian, makanan rendah lemak jenuh
b. Melakukan olahraga secara teratur
Berolahraga seperti senam aerobic atau jalan cepat 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali dalam seminggu dapat menambah kebugaran dan
memperbaiki metabolism tubuh dan dapat mengontrol tekanan
darah
c. Berhenti merokok dan hindari konsumsi alcohol berlebihan
19
Merokok dapat menambah kekuatan pembuluh darah sehingga
dapt memperburuk hipertensi.zat-zat kimia beracun seperti nikotin
dan karbon monoksida yang di hisap melalui rokok yang masuk ke
dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah
arteri dan mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan
darah.Demikian juga dengan alcohol, efek mengkomsumsi kadar
alcohol yang banyak dapat meningkatkan tekanan darah
d. Menajemen stress
Strategi yang direkomendasikan dalam menajemen stress adalah
dengan melakukan olahraga, membicarakan masalah dengan orang
lain yang di percaya.teknik relaksasi yang dapat dilakukan dalam
menangani stress yaitu relaksasi fisik seperti latihan nafas daam
diafragma, latihan progresi muscular relaxation (PMR/relaksasi
otot progresif dan pelatihan otogenik) sedangkan teknik relaksasi
mental dari imajinasi mental.
2.2.1.Definisi
Self management adalah kemampuan individu dalam melakukan aktifitas
perawatan diri untuk mempertahankan hidup, meningkatkan, dan memelihara
kesehatan serta kesejahteraan individu, self menajemen merupakan aktifitas
individu untuk untuk mengontrol gejala, melakukan perawatan, keadaan fisik,
dan psikologi serta merubah gaya hidup yang disesuaikan dengan penyakit
yang diderita.tujuan utama dilakukannya self menajemen adalah klien dapat
efektif memanajemen kesehatanya secara berkelanjutan, terutama pada klien
dengan penyakit kronis (Orem,2001).
Self care pada pasien hipertensi merupakan salah satu bentuk usaha positif
klien untuk mengoptimalkan kesehatan dari klien, mengontrol dan
memanagemen tanda dan gejala yang muncul, mencegah terjadinya komplikasi
dan meminimalkan gangguan yang timbul pada fungsi tubuh (Akhter, 2010) .
20
intervensi keperawatan pada penderita hipertensi berfokus pada pengajaran
kepada pasien dan keluarganya tentang factor-faktor resiko yang dapat
menimbulkan tekanan darah pada pasien hipertensi menjadi tidak terkontrol
(Marryam dkk, 2008).
21
h. Latihan/olahraga untuk mengontrol tekanan darah dan berat
badan dengan berjalan kaki,jogging,atau bersepeda selama 30-
60 menit perhari
i. Berhenti merokok
j. Mengontrol stress dengan mendengarkan musik, istirahat,dan
berbicara dengan anggota keluarga.
2. Regulasi diri
Mencerminkan perilaku mereka melalui pementauan tanda dan
gejala yang dirasakan oleh tubuh,penyebab timbulnya tanda dan
gejala yang dirasakan,serta tindakan yang dilakukan.perilaku
regulasi diri meliputi :
a. Mengetahui penyebab berubahnya tekanan darah
b. Mengenali tanda-tanda dan gejala tekanan darah tinggi dan
rendah
c. Bertindak dalam menangkapi gejala
d. Membuat keputusan berdasarkan pengalaman
e. Mengetahui situasi yang dapat mempengaruhi tekanan
darah
f. Memandingkan perbedaan antara tingkat tekanan darah
3. Interaksi dengan tenaga kesehatan dan laninya
Didasarkan pada konsep yang menyatakan bahwa kesehatan (dalam
kasus hipertensi tekanan darah yang terkontrol dengan baik) dapat
mencapai karena adanya kolaborasi antara klien dengan tenaga
kesehatan dan individu lain seperti keluarga,teman,dan
tentangga.perilaku yang mencerminkan interaksi dengan tenaga
kesehatan dan lainya adalah sebagai berikut :
a. Nyaman ketika mendiskusikan pengobatan dengan penyedia
layanan kesehatan
b. Nyaman ketika meyarankan perubahan rencana perawatan
kepada penyedia layanan kesehatan
22
c. Nyaman ketika bertanya kepada penyedia layanan kesehatan
terkait hal yang dipahami
d. Berkolaborasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk
mengidentifikasi alasannya berubahnya tingkat tekanan darah
e. Meminta orang lain untuk membantu dalam mengontrol
tekanan darah
f. Nyaman ketika bertanya pada orang lain terkait teknik
menajemen yang dilakukan untuk menurunkan tekanan darah
tinggi
4. Pemantauan tekanan darah
Dilakukan untuk mendekteksi tingkat tekanan darah sehingga klien
dapat menyesuikan tindakan yang dilakukan dalam self
menajemen.perilaku pemantauan tekanan darah meliputi :
a. Memerikasa tekanan darah saa merasa sakit
b. Memeriksa tekanan darah ketika menagalami gejala tekanan
darah rendah
c. Memeriksa tekanan darah untuk membantu mambuat
keputusan hipertensi perawatan diri
5. Kepatuhan terhadap aturan yang dianjurkan
Mengacu pada kepatuhan pasien terhadap konsumsi obat anti-
hipertensi dan kunjungan klinik.komponen ini juga melibatkan
konsumsi obat sesuai dosis yang telah ditentukan,waktu yang
ditentukan untuk minum obat,dan kunjungan klinik rutin setiap 1-3
bulan (Akhter,2010).
2.2.4.Perilaku Pengelolaan Self Menagement
Ada 5 self menagement pada klien hipertensi sebagai berikut :
1. Kepatuhan terhadap diet
klien hipertensi disarankan menerapkan pola diet sehat dengan
menekankan pada peningkatan konsumsi buah-buahan,sayura dan
produk susu rendah lemah,makanan yang berserat tinggi,biji-bijian
23
dan protein nabati,dan kurangi konsumsi makanan yang
mengandung kolesterol dan lemak jenuh.
2. Aktivitas fisik
Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu
menurunkan tekanan darah tinggi.olahraga atau latihan dinamis
dengan intensitas sedang seperti berjalan
kaki,jongging,bersepeda,atau berenang dapat dilakukan secara rutin
selama 30-60 menit selama 4-7 hari dalam seminggu.olahraga atau
latihan dinamis intensitas sedang yang rutin dilakukan selama 4-7
hari dalam seminggu diperkirakan dapat menurunkan tekanan
darah 4-9 mmHg.
3. Kontrol stress
Stress yang dialami seseorang yang dialami seseorang akan
mengakibatkan saraf simpatis yang akan memicu keja jantung yang
menyebabkan peningkatan tekanan darah,oleh karena itu bagi
mereka yang sudah memiiliki riwayat sejarah penderita hipertensi
disarankan untuk berlatih mengendalikan stress dalam hidupnya
4. Membatasi konsumsi alcohol
Klien hipertensi yang minum alcohol harus disarankan untuk
membatasi konsumsi alcohol,konsumsi alcohol tidak lebih dari 2
minuman perhari atau tidak lebih dari 14 minuman perminggu
untuk laki-laki dan untuk perempuan.takaran atau minuman yaitu
13,6 gram atau 17,2 ml etanol atau sekitar 44 ml
5. Berhenti merokok
Berhenti merokok sangat penting untuk dilakukan oleh klien
hipetensi. karena dapat mengurangi efek jengka panjang
hipetensi.bahan kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan
dinding arteri,sehingga dapat menyebabkan arteri menyempit dan
meningkatkan tekanan darah,asap rokok diketahui juga data
menurunkan aliran darah keberbagai organ dan dapat
meningkatkan kerja jantung (Akhter,2011).
24
2.2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Self Menagement
Menurut Notoatmodjo (dalam wawan dan Dewi,2010).
1.faktor internal
a. Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan,semakin cukup umur, tingkat kemetangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang,semakin tinggi usia
seseorang kemampuan kognitif biasa menurun dan ini dapat
mempengaruhi perilaku menejemen diri mereka
b. Jenis kelamin
Perempuan memiliki lebih banyak pengetahuan tentang
penyakit dibandingkan laki-laki, karena itu mereka mungkin
lebih mampu beradaptasi terhadap perawatan diri.
c. Pendidikan
Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju impian atau cita-
cita tertentu yang menentukan manusia untuk membuat dan
mangisi kehidupan agar tercapai keselamatan dan kebagiaan,
pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi berupa
hal—hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup, tingkat pendidikan sangat
menentukan kemampuan pasien agar dapat memahami
keadaan kesehatanya. Seseorang yang memiliki pendidikan
yang rendah maka akan mangalami hambatan dalam mengenal
masalah kesehatan serta memahami panduan peneganan suatu
penyakit.Kemampuan seseorang yang baik akan meningkatkan
pengenalan terhadap factor yang mempengaruhi kesehata
d. Pendapatan
25
Penghasilan memiliki efek pada menejemen diri pasien
berpenghasilan rendah tidak mampu membeli makanan rendah
tidak mampu membeli makanan sehat dan obat secara teratur,
sehingga meraka tidak dapat melakukan menajemen diri.
e. Status perkawinan
f. Pekerjaan (Herpeni,2018)
Gambaran karakteristik
Pencegahan Self
1. 1. Usia
MenejemenHipertensi
2. 2. Jenis kelamin
3. 3. Pendidkan 1. Penggunaanobat
4. 4. Pekerjaan 2. Diet rendah garam
3. Menajemen stress
4. Aktivitasfisik
5. Merokok
6. Menejemenberat badan
7. Menejemennutrisi
8. Alcohol
26
BAB III
MEDODE PENELITIAN
201
n=
201 ¿ ¿
201
n=
201 ( 0,01 ) +1
201
n=
3,01
n= 66,7 sehingga dibulatkan menjadi 67 sampel
27
Adapun cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Purposive sampling menurut (Sugiyono 2010)
purposive sampling adalah suatu teknik pengambilan sumber data
dengan penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi menurut Nursalam (2013) merupakan kriteria dimana
subjek penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat
sebagai sampel
Kriteria inklusi penelitian ini adalah :
a. Pasien yang mengalami hipertensi lebih dari > 3 bulan
b. Pasien yang dapat berkomunikasi
c. Pasien yang bersedia menjadi responden
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek
yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebeb
(Nursalam,2016). Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah:
a. Pasien dengan usia > 65 tahun
b. Pasien yang tidak berada ditempat pada saat penelitian
3.4.Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Hasil pengukuran Skala
Operasional Pengukuran pengukuran
28
1. Dewasa awal 26-35
2. Dewasaakhir36-45
3. Lansiaawal46-55
4. Lansia akhir 56-65
2 jenis Karakteristik Kuesioner Observasidengan Nominal
kelamin biologis yang kategori :
dilihatdari 1. Laki-laki
penampilan luar 2. Perempuan
3 Pendidikan Pendidikan pasien Kuesioner Wawancara dengan Ordinal
berdasarkan kategori :
ijazah yang 1. Tidak sekolah
diperoleh 2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Perguruan Tinggi
4 Perkerjaan Kegiatan yang Kuesioner Wawancara dengan Nominal
dilakukan pasien ketegori
1. Tidak bekerja
2. Petani/Nelayan/Buru
3. Wiraswasta
4. PNS
5. IRT
2 Tindakan Kemampuan atau Kuesioner 1. Baik (jika Skala Ordinal
Self suatu cara nilainya 75
Menagemen merawat diri dari sampai 100 %)
t Hipertensi komplikasi 2. Cukup
hipertensi baik (jika nilainya
meliputi:penggun 50 sampai 74% )
aan 3. Kurang
obat,dietrendah baik (jika nilainya
garam,menajemen
29
stress,aktivitas 30 sampai 49%)
fisik,merokok,me
najemen Skor
nutrisi,alkohol, Selalu :3
Kadang-kadang:2
Tidak pernah: 1
a) wawancara .
30
wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan tanya jawab dengan pasien dan keluarga pasien jika
memungkinkan.
1) Lokasi penelitian
Tempat penelitian adalah tempat dimana peneliti akan melakukan kegiatan
pengumpulan data dan kegiatan pengumpulan data dan kegiatan
penelitian.penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Peskesmas Oebobo
Kota Kupang
2) Waktu penelitian
Pengambilan data dan penelitian di laksanakan pada bulan Juli 2022
3.8 AnalisaData dan Data Penyajian
1. Pengelolahan Data
Pengelolahan data merupakan salah satu rangkaian kegiatan
penelitian setelah kegiatan pengumpulan data,agar analisis penelitian
menghasilkan informasi yang aktif,ada 4 tahapan dalam pengelolahan
data yang harus dilalui yaitu:
a) Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian
kelengkapan formulir atau kuesioner,apakah jawaban responden
sudah lengkap,jelas,relevan,dan konsisten
b) Coding
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka atau bilangan.setelah data di edit kemudian data
diberi kode atau penomoran,peneliti memberi kode pada setiap
kuisioner responden,kegunaan dari koding yaitu untuk
mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat saat
entri data. Kode yang digunakan dalam kusioner ini adalah
1) Kuesioner A (data demografi)
a) Usia
31
Ketegori usia dibedakan menjadi dewasa awal (26-35
Tahun) diberi kode 1,rentang umur dewasa akhir (36-45
tahun) diberi kode 2, rentang umur lansia awal (46-55
tahun) diberi kode 3, rentang umur lansia akhir (56-65
tahun) diberi kode 4,.
b) Jenis kelamin
Ketegori jenis kelamin dibedakan menjadi 2 yaitu laki-laki
diberi kode 1 dan perempuan diberi kode 2.
c) Pendidikan
Pendidikan terakhir dibedakan menjadi 5 yaitu tidak
sekolah diberi kode 1, SD/sederajat diberi kode 2,
SMP/sederajat diberi kode 3, SMA/sederajat diberi kode 4,
perguruan tinggi diberi kode 5.
d) Pekerjaan
Pekerjaan dibagi menjadi beberapa kategori yaitu tidak
bekerja diberi kode 1, petani di beri kode 2, wiraswasta
diberi kode 3, PNS di beri kode 4, dan IRT di beri kode 5.
2) Kuesioner B (aktivitas self care)
Kuesioner self care management Hipertensi terdiri atas 25
pertanyaan untuk menilai
c) Entry Data
Data entry merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara
memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam data base komputer
atau master tabel, kemudian membuat tabel kontigensi atau dapat juga
membuat tabel distribusi frekuensi sederhana. Data dari responden yang
telah terkumpul selanjutnya dimasukan ke dalam program pengelohan
komputer
d) Cleaning
Data cleaning merupakan aktivitas untuk memastikan data yang telah
masuk ke dalam mesin pengolah data/komputer adalah sudah sesuai
yang sebenarnya. Peneliti memerlukan adanya ketelitian dan akurasi
32
data, pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan pada data-data
yang telah dimasukan.
e) Tabulasi
Tabulasi merupakan suatu bentuk untuk penyajian data, terutama
dalam pengelohan data yang akan menjerumus ke analisis
kuantitatif. Pada umumnya pengolahan data dengan cara tabulasi
menggunakan media tabel, baik berupa tabel distribusi frekuensi
maupun tabel silang. Data yang telah dimasukan kedalam program
komputer selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel peneliti
2. Analisa Data Univariat
Penelitian ini menggunakan peningkatan data dalam bentuk
kategori (n) dan presentase tiap ketegori (%), bentuk penyajian data
dalam analisis univariat disajikan dalam bentuk table dari masing-
masing variabel kemudian di interprestasikan, Distribusi tiap variabel
dihitung dengan menggunakan rumus
F
P= X 100 %
N
Keterangan
P: presentase
F: frekuensi
100: bilangan tetap
n: jumlah subjek
33
Etika yang menjadi dasar penyusunan studi kasus menurut Setiadi
(2013) terdiri dari :
1. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan.
2. Confidentiality (kerahasian)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya
oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil penelitian
3. Informed consent (lembar persetujuan )
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya agar
subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui
dampaknya. Jika subyek bersedia, maka peneliti harus menghormati hak
klien.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
35
4.1.2.Data Khusus
Tabel 4.1.
36
Berdasarkan table 4.1 diatas diperoleh data bahwa paling banyak
usia responden berada di umur lansia akhir (56-65 tahun) sebanyak 25
orang (37,3 %), paling banyak responden yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 40 orang (59,7 %). Paling banyak responden yang
berpendidikan SD sebanyak 30 orang (44.8 %). Paling banyak responden
yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 24 orang (35,5 %)
Tabel 4.2.
Sel Frekuens
No Management i Pesentase
1 Baik (75-100%) 35 52,2
2 Cukup (50-74%) 22 32,8
Kurang (30-
3 49%) 10 14,9
Total 67 100,0
Tabel 4.2 Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh tingkat Self Care Menagement
tertinggi pada kategori baik sebanyak 35 responden (52,2%) dan kategori
kurang sebanyak 22 responden (32,8%) dan tidak ada responden dengan
self care management cukup
4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik Responden
a. Usia
Hasil pada penelitian ini tentang pasien hipertensi
Puskesmas Oebobo menunjukan rentang usia terendah yakni 26
tahun dan tertinggi adalah 65 tahun. Data yang didapatkan
mayoritas pasien hipertensi berusia lansia (56-65 tahun) berjumlah
37
25 responden (37,3%).Tingginya prevalensi penderita hipertensi
pada kebanyakan orang dengan usia yang lebih tua atau lansia
dapat disebabkan beberapa faktor, pola hidup yang buruk,
kurangnya aktivitas yang dilakukan serta keterpaparan dengan
resiko lain yang dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi pada
lansia.Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring
dengan bertambahnya usia seseorang, hal ini merupakan pengaruh
degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya yang
akan berdampak pada parubahan-perubahan pada diri manusia,
seperti perubahan kognitif melemahnya daya ingat terhadap
sesuatu hal (pikun) yang dapat mempengaruhi penerimaan
pemahaman suatu informasi.
b. Jenis kelamin
Hasil pada penelitian ini menunjukan responden penelitian
yakni pasien hipertensi di Puskesmas Oebobo Kota Kupang paling
banyak berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 40 orang
(59,7%) sedangkan untuk untuk responden berjenis kelamin laki-
laki sebanyak 27 orang (40,3%).orang yang berjenis kelamin
perempuan lebih banyak perempuan labih banyak menderita
hipertensi dibandingkan laki-laki terutama pada penderita
hipertensi dewasa tua dan lansia.Tingginya prevalensi hipertensi
pada Wanita di usia separuh dikaitkan dengan beberapa faktor
biologis maupun lingkungan. Sebelum memasuki masa
menopause, perempuan mulai kehilangan hormone estrogen sedikit
demi sedikit dan sampai masanya hormone ekstrogen harus
mangalami perubahan sesuai dengan umur perempuan yaitu pada
kode ke-4 kehidupan, atau sekitar usia 40 tahun keatas.
c. Pendidikan
Berdasarkan data hasil penelitian yang berhasil
dikumpulkan peneliti diketahui bahwa Riwayat Pendidikan terakhir
yang paling banyak adalah SD dengan jumlah 30 orang (44,8%).
38
Riwayat Pendidikan memeliki kaitan yang erat dengan perilaku
Kesehatan, kurangnya Pendidikan yang dicapai sering dikaitkan
dengan kejadian hipertensi primer maupun sekunder, hal ini
berhubungan dengan minimnya informasi tentang perilaku
Kesehatan maupun pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas
fisik serta pola hidup yang kurang baik besar kemungkinan mereka
tidak memahami efek jangka Panjang dari perilaku tidak sehat
tersebut
d. Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian pekerjaan responden paling tinggi
mengalami penyakit hipertensi dipuskesmas Oebobo adalah
dengan status pekerjaan wiraswasta sebanyak 24 orang (35,8%).
Pekerjaan merupakan bidang yang digeluti seseorang untuk
mendapatkan penghasilan, lama kerja dapat mempegaruhi kinerja
dan kepuasan kerja, sehingga orang tersebut akan menyenangi
pekerjaanya, tanpa mementingkan kesehatanya sehingga
mangalami penyakit hipertensi disebabkan oleh faktor stress,
lingkungan, kerja, dan resiko dari pekerjaan itu sendiri.
4.2.2 Self Care Menagement Hipertensi
Hasil pada penelitian ini tentang pasien hipertensi di
Puskesmas Oebobo Kota Kupang menunjukan Self Care
Menegement baik dengan jumlah yaitu 35 responden (52,2%). Self
care management adalah kemampuan seseorang dalam melakukan
aktivitas perawatan diri untuk mempertahankan hidup,
meningkatkan dan memelihara kesehatan serta kesejahteraan
individu, keharusan melakukan perawatan diri disebut sebagai
kebutuhan perawatan diri dimana individu diharuskan mengetahui
cara atau tindakan yang dilakukan, self care management bagi
hipertensi ada beberapa cara, yaitu mengontrol tekanan darah,patuh
terhadap pengobatan, perubahan gaya hidup, dan menerapkan
39
perilaku hidup sehat. Hal ini menunjukan pentinya self care
management bagi penderita hipertensi (Fahkurnia, 2017).
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sehingga dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Gambaran karakteristik responden penderita hipertensi di
Puskesmas Oebobo dalam pembagian wilayah yaitu di wilayah
kalurahan Oebobo yaitu usia tertinggi adalah 56-65 tahun sebanyak 25
responden (37,3%) dan terendah pada usia 26-35 tahun sebanyak 10
responden (14,9%), Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin
lebih tinggi berjenis kelamin perempuan sebanyak 40 responden
(59,7%) dan terendah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 27
responden (40,3%). Pendidikan terakhir responden Sebagian besar
adalah di tingkat SD sebanyak 30 responden (44,8%) dan terendah
yaitu perguruan tinggi sebanyak 6 responden (9,0%) .Tingkat aktivitas
Self Care Menegement responden tertinggi pada kategori baik
sebanyak 35 responden (52,2%) dan Self Care Menagement cukup
sebanyak sebanyak 22 responden (32,8%) dan kurang sebanyak 10
responden (14,9%).
5.2 Saran
Diharapkan untuk perawat hendaknya senangtiasa memotivasi
pasien untuk terus mendukung proses perawatan diri pasien melalui
41
edukasi dan konseling, baik dilakukan secara lansung atau berbagai
media pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik dalam
memberikan pelayanan pada penderita hipertensi demi meningkatkan
Self Care Menegement pada pasien dengan Hipertensi.
Diharapkan bagi masyarakat agar senangtiasa rajin dalam
mengontrol kondisi kesehatanya di sarana Kesehatan yang ada dan
selalu taat mengikuti aturan makan dan olahraga teratur serta
mengkonsumsi obat dengan rutin dan tepat waktu
DAFTAR PUSTAKA
42
Brunner & Suddarth, 2010. Keperawatan Medical Bedah, Edisi 8, Vol 2, Jakata;
EGC
Isnaini, N., & Lestari,l.G (2018) Pengaruh Self Management Terdahap Tekanan
Darah Lansia yang Mengalami Hipertensi.Indonesia Journal For Health
Sciences,2(1,7-8)
43
Riskesdes,K.((2018) Hasil utama Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Journal
of physics A:Mathematical and Theoretical, 44(8),1-200
https://doi.org/10.1088/175-8113/44/8/085201
44
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Informed Consent
Saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam pengambilan data
atau sebagai responden pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa poltekes
kemenkes kupang prodi DIII Keperwatan
Judul Penelitian: Gambaran Karakteristik Dan Tindakan Self Care
Menagement Pada Pasien Hipertensi Di Kelurahan Oebobo Wilayah Kerja
KELURAHAN Oebobo
Peneliti : Adelvina Kartini Kome
NIM : PO530320119103
45
Saya Percaya informasikan di jamin kerahasiaanya
Demikian secara suka rela dan tidak ada unsure paksaan dari siapapun, saya
bersedia berperan serta serta dalam penelitian
Peneliti Responden
46