PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Pemerintah no 74 tahun 2008 tentang guru khususnya pasal 15 yaitu guru yang
diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan,
Setelah berbagai kebijakan bagi pendidik dan tenaga kependidikan khususnya
pengawas satuan pendidikan seperti yang tertuang dalam Permendiknas nomor 12
tahun 2007 tentang standar pengawas sekolah/madrasah, Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 21 tahun 2010 tanggal
30 oktober 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya,
maka pengawas sekolah saat ini berkewajiban melaksanakan pengawasan sesuai
dengan peraturan -peraturan tersebut, sebagaimana tecantum dalam Bab III pasal 7
yaitu: a) menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan,
melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, membimbing dan
melatih profesional guru dan/atau kepala sekolah, b) meningkatkan dan
mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan
dengaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, c) menjungjung tinggi peraturan
perundang-undangan, hukum, nilai, agama dan etika, dan d) memelihara dan memupuk
persatuan dan kesatuan bangsa. Implikasinya berbagai kebijakan yang terkait dengan
pengawas sekolah seperti Kepmendiknas No. 097/U/2002 tentang pedoman
pengawasan pendidikan atau SK Menpan No. 118 Tahun 1996 yang selama ini
menjadi acuan bagi pengawas sekolah dalam menjalankan tugas pokoknya akan
mengalami perubahan baik dari sisi substansi maupun mekanisme dan prosedur yang
disesuaikan dengan peratutan perundang-undangan yang berlaku saat ini.
Standar Nasional Pendidikan yang berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan
nasional yang bermutu, berimplikasi pada program pengawasan sekolah. Pengawasan
proses pembelajaran seperti disebutkan dalam standar proses pasal 19 dan standar
pengelolaan pasal 55 yaitu bahwa setiap satuan pendidikan dalam melakukan
perencanaan proses pembelajaran, proses pembelajaran dan penilaian hasil
pembelajaran, serta pengawasan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
diperlukan kegiatan pembinaan, pemantauan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan
profesionalisme guru dan atau kepala sekolah , pelaksanaan program dan evaluasi
pelaksanaan program, serta pengambilan langkah tindak lanjut hasil pengawasan
sekolah. Menurut Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 tentang kompetensi yang harus
dikuasai pengawas sekolah yakni: (a) kompetensi kepribadian, (b) kompetensi supervisi
2
manajerial, (c) kompetensi supervisi akademik, (d) kompetensi evaluasi pendidikan,
(e) kompetensi penelitian dan pengembangan, dan (f) kompetensi sosial.
Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah menjadi dasar dalam penyusunan program
pengawasan sekolah yang berisi program pembinaan guru dan kepala sekolah, program
pemantauan pelaksanaan 8 SNP, program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah
dan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah sebagai langkah
awal dalam melaksanakan tugas pokok pengawasan yang berfungsi untuk
mengefektifkan pengawasan yang dituangkan ke dalam Program Semester, Rencana
Pengawasan Akademik (RPA) dan Rencana Pengawasan Manajerial (RPM).
Berdasarkan pemikiran tersebut, diperlukan langkah-langkah kongkrit dalam
menjabarkan komponen-komponen yang bersifat teknis agar dapat disusun program
kerja pengawasan yang operasional. Dalam program pengawasan sekolah ini, pengawas
sekolah berwenang menetapkan sendiri strategi/metode kerjanya atau teknik
supervisinya serta derajat kualitas kinerja sekolah yang menjadi tanggung jawab
binaannya.
Kegiatan pengawasan sekolah pasti harus diawali dengan penyusunan program
pengawasan sekolah. Dengan adanya program kerja maka kegiatan pengawasan dapat
terarah dan memiliki sasaran serta target yang jelas. Segala aktivitas pengawasan
sekolah termasuk ruang lingkup, output yang diharapkan serta jadwal pengawasan
sekolah dituangkan dalam program pengawasan sekolah yang disusun.
Program pengawasan sekolah ini sangat berguna dalam rangka meningkatkan
pengetahuan, kemampuan, dan kesadaran para pengawas sekolah dalam menjalankan
tugas pokoknya yaitu melaksanakan pembinaan guru dan kepala sekolah, melaksanakan
pemantauan pelaksanaan 8 SNP, melaksanakan penilaian kinerja guru dan kepala
sekolah, serta melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala
sekolah dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik
maupun supervisi manajerial. Program pengawasan sekolah yang baik merupakan
langkah awal yang tepat dalam mengawal pelaksanaan pemenuhan 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan di tiap satuan pendidikan sebagai salah satu unsur
penjamin mutu pendidikan. Perencanaan yang baik akan menghasilkan kinerja
pengawasan sekolah yang bermutu. Kinerja pengawasan sekolah yang bermutu
diharapkan dapat menghasilkan prestasi sekolah-sekolah binaan yang bermutu
(berkualitas) pula. Hal tersebut dimaksudkan agar kinerja pengawas sekolah menjadi
3
lebih efektif dan produktif dalam mewujudkan visi, misi, dan strategi pendidikan di
Kabupaten Garut.
Bukti perencanaan tugas Pengawas Sekolah harus terekam dalam bentuk
program yang disusun secara sistematis dan realistis sejalan dengan tugas pokok
Pengawas Sekolah, yaitu menyusun program pengawasan sekolah. Dengan dasar itulah,
maka program pengawasan sekolah ini disusun sebagai wujud akuntabilitas Pengawas
Sekolah kepada pihak-pihak yang relevan dengan bidang pengawasan. Program ini
berisi rencana Pengawas Sekolah dalam melaksanakan Pengawasan Sekolah selama
satu tahun pelajaran 2019/2020.
B. Landasan Hukum
1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
3. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan
Nasional (SNP).
4. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru
5. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan dari Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional (SNP).
6. Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan kedua dari
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan
Nasional (SNP).
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar
Isi
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan (SKL)
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 Tentang
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 18 Tahun 2007 Tentang
Sertifikasi Guru dalam Jabatan,
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 Tentang Standar
Penilaian
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar
Proses
4
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2008 tentang Standar
Administrasi Sekolah
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 tahun 2008 tentang Standar
Tenaga Perpustakaan
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 tahun 2008 tentang Standar
Tenaga Laboratorium 2008
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No, 39 Tahun 2009 Tentang
Pemenuhan Beban Kerja
17. Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 Tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 35 Tahun 2010 Tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 10 Tahun 2011 Tentang
Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No, 39 Tahun 2009
Tentang Pemenuhan Beban Kerja
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 Tahun 2013 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 64 Tahun 2013 Tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 Tahun 2013 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81A Tahun 2013 Tentang
Implementasi Kurikulum 2013.
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 103 Tahun 2014 Tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 104 Tahun 2014 Tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 160 Tahun 2014 Tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 53 Tahun 2015 Tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.
5
C. Visi, Misi, dan Tujuan Pengawasan
6
3) Sebagai acuan dalam melaksnakan penilaian kinerja guru dan kepala
sekolah.
4) Sebagai acuan dalam melaksanakan pembimbingan dan pelatihan
profesional guru dan kepala sekolah.
5) Sebagai dasar dalam melaksanakan tugas pengawasan sekolah.
6) Sebagai tolak ukur dalam melaksanakan pengawasan sekolah.
7) Menyamakan persepsi dalam melaksanakan tugas pengawasan sekolah.
b. Tujuan Khusus
1) Semua guru mata pelajaran dapat mengetahui kompetensi yang harus
dimiliknya untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
2) Adanya dokumen pengelolaan sekolah yang baik dan lengkap pada tiap
sekolah binaan.
3) Adanya dokumen program pelaksanaan pemenuhan masing-masing
standar nasional pendidikan pada sekolah binaan.
4) Memperoleh informasi kinerja guru sebagai bahan pembinaan (PKB).
5) Mendeskripsikan kinerja guru secara kolektif semua guru pada sekolah
binaan
6) Memperoleh informasi kinerja kepala sekolah sebagai bahan pembinaan
(PKB)
7) Sebagai bahan untuk perhitungan angka kredit yang dieroleh kepala
sekolah setiap tahun.
8) Mendeskripsikan kinerja kepala sekolah secara kolektif semua kepala
sekolah pada sekolah binaan.
9) Membimbing guru agar dapat menggunakan komptensi yang dimiliknya
untuk dapat melaksanakan tupoksinya.
10) Membimbing guru agar dapat memperoleh PKB untuk bahan angka kredit
kenaikan pangkat.
11) Membimbing kepala sekolah agar dapat menggunakan kompetensi yang
dimiliknya untuk melaksanakan tugas tambahan.
12) Membimbing kepala sekolah agar mengetahui dan dapat melaksanakan
tugas tambahan sebagai kepala sekolah untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
13) Membimbing kepala sekolah agar dapat menulis PTS dan membimbing
PTK guru.
14) Membimbing kepala sekolah agar dapat mengevaluasi diri kemajuan
sekolahnya dalam pemenuhan 8 SNP.
7
D. Sasaran dan Strategi Pengawasan
1. Sasaran Pengawasan
Sasaran pengawasan meliputi sasaran personal dan sasaran mutu. Sasaran
personal diarahkan kepada guru dan kepala sekolah. Sasaran mutu diarahkan pada
input, proses, dan output pendidikan sejalan dengan dinamika yang terjadi di
sekolah binaan.
2. Strategi Pengawasan
a. Melaksanakan Workshop, IHT, wawancara, observasi, dan pengumpulan
dokumen mengenai penilaian pembelajaran dan melaksanakan
pembimbingan dan pelatihan profesional guru berorientasi SNP, serta
pengimplementasian SNP di sekolah wilayah binaan.
b. Melaksanakan Workshop, IHT, wawancara, observasi, dan pengumpulan
dokumen mengenai penilaian pembelajaran dan melaksanakan
pembimbingan dan pelaihan profesional kepala sekolah berorientasi SNP,
serta pengimplementasian SNP di sekolah di wilayah binaan.
8
E. Alur Kegiatan Pengawasan
Laporan
Pengawasan Pengawasan
1 Akademik &
Akademik &
Manajerial
Manajerial
Menentukan
sasaran dan Pembinaan guru Laporan
target guru
dan/atau Kepala Pembinaan guru
2 Sekolah dan/atau Kepala
Sekolah
SIL
AW
HA
NG
UA
AN
AA
AN
EV
LA
AL
KS
PE
PE
AS
RA
UA
AN
AA
LA
EV
LA
PO
AL
KS
PE
SI
Sekolah
SI
N
N
N
binaan, Pemantauan Laporan
3 pemanatauan
Guru, dan SNP SNP
Kepala Sekolah
Pembimbingan &
Laporan
5 Pelatihan
Pelaksanaan
ProfesionalGuru Pembimbingan
dan/atau Kepala &Pelatihan
Sekolah
Evaluasi
Pelaksanaan
Pembimbingan
&Pelatihan
b. Tujuan Khusus
1) Semua guru dapat mengetahui kompetensi yang harus dimiliknya untuk
digunakan dalam proses pembelajaran.
2) Adanya dokumen pengelolaan sekolah yang baik dan lengkap pada tiap
sekolah binaan.
3) Adanya dokumen program pelaksanaan pemenuhan masing-masing Standar
Nasional Pendidikan pada sekolah binaan.
4) Memperoleh informasi kinerja guru sebagai bahan pembinaan (PKB).
5) Mendeskripsikan kinerja guru secara kolektif semua guru pada sekolah
binaan
6) Memperoleh informasi kinerja kepala Sekolah sebagai bahan pembinaan
(PKB).
7) Sebagai bahan untuk perhitungan angka kredit yang dieroleh kepala sekolah
setiap tahun.
8) Mendeskripsikan kinerja kepala sekolah secara kolektif semua kepala
sekolah pada sekolah binaan
9) Membimbing guru agar dapat menggunakan kompetensi yang dimiliknya
untuk dapat melaksanakan tupoksinya
10) Membimbing guru agar dapat memperoleh PKB untuk bahan angka kredit
kenaikan pangkat
12
11) Membimbing kepala sekolah agar dapat menggunakan kompetensi yang
dimiliknya untuk melaksanakan tugastambahan
12) Membimbing kepala sekolah agar mengetahui dan dapat melaksanakan
tugas tambahan sebagai kepala sekolah untuk meningkatkan mutu
pendidika
13) Membimbing kepala sekolah agar dapat menulis PTS dan membimbing
PTK guru
14) Membimbing kepala sekolah agar dapat mengevaluasi diri kemajuan
sekolahnya dalam pemenuhan 8 SNP
13