Kisah Kehidupan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan Para Sahabat رضي الله عنهم- Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan Para Sahabat رضي الله عنهم- Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW
Adalah Rasulullah SAW itu seorang yang agung yang senantiasa diagungkan, wajahnya
berseri-seri layak bulan di malam purnamanya, tingginya cukup tidak terialu ketara, juga
tidak terlalu pendek, dadanya bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang,
dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya luas, alisnya
lentik halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda marah kelihatannya seperti
bercantum, hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya, janggutnya lebat,
kedua belah matanya hitam, kedua pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih
bersih dan jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, tengkuknya memanjang,
berbentuk sederhana, berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas
dadanya, lebar antara kedua bahunya, tulang belakangnya besar, kulitnya bersih, antara
dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, pada kedua teteknya dan
perutnya bersih dari bulu, sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya
berbulu pula, lengannya panjang, telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak
kedua tangan dan kakinya tebal berisi daging, panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya
tidak menyentuh tanah apabila baginda berjalan, dan telapak kakinya lembut serta licin tidak
ada lipatan, tinggi seolah-olah air sedang memancar daripadanya, bila diangkat kakinya
diangkatnya dengan lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri), melangkah
satu-satu dan perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah
atas jurang, bila menoleh dengan semua badannya, pandangannya sering ke bumi, kelihatan
baginda lebih banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit, jarang baginda
memerhatikan sesuatu dengan terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-
sahabatnya, selalu memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya.
Kebiasaan Nabi
Kataku pula: Sifatkanlah kepadaku mengenai kebiasaannya!Jawab pamanku: Adalah
Rasulullah SAW itu kelihatannya seperti orang yang selalu bersedih, senantiasa banyak
berfikir, tidak pernah beristirshat panjang, tidak berbicara bila tidak ada keperluan, banyak
diamnya, memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnva, kata-
katanya penuh mutiara mauti manikam, satu-satu kalimatnya, tidak berlebih-lebihan atau
berkurang-kurangan, lemah lembut tidak terlalu kasar atau menghina diri, senantiasa
membesarkan nikmat walaupun kecil, tidak pernah mencela nikmat apa pun atau terlalu
memujinya, tiada seorang dapat meredakan marahnya, apabila sesuatu dari kebenaran
dihinakan sehingga dia dapat membelanya.
Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa baginda menjadi marah kerana sesuatu urusan dunia
atau apa-apa yang bertalian dengannya, tetapi apabila baginda melihat kebenaran itu
dihinakan, tiada seorang yang dapat melebihi marahnya, sehingga baginda dapat membela
kerananya. Baginda tidak pernah marah untuk dirinya, atau membela sesuatu untuk
kepentingan dirinya, bila mengisyarat diisyaratkan dengan semua telapak tangannya, dan
bila baginda merasa takjub dibalikkan telapak tangannya, dan bila berbicara dikumpulkan
tangannya dengan menumpukan telapak tangannya yang kanan pada ibu jari tangan kirinya,
dan bila baginda marah baginda terus berpaling dari arah yang menyebabkan ia marah, dan
bila baginda gembira dipejamkan matanya, kebanyakan ketawanya ialah dengan tersenyum,
dan bila baginda ketawa, baginda ketawa seperti embun yang dingin.
Berkata Al-Hasan lagi: Semua sifat-sifat ini aku simpan dalam diriku lama juga. Kemudian
aku berbicara mengenainya kepada Al-Husain bin Ali, dan aku dapati ianya sudah terlebih
dahulu menanyakan pamanku tentang apa yang aku tanyakan itu. Dan dia juga telah
menanyakan ayahku (Ali bin Abu Thalib ra.) tentang cara keluar baginda dan masuk
baginda, tentang cara duduknya, malah tentang segala sesuatu mengenai Rasulullah SAW
itu.
Rumah Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Aku juga pernah menanyakan ayahku tentang masuknya
Rasulullah SAW lalu dia menjawab: Masuknya ke dalam rumahnya bila sudah diizinkan
khusus baginya, dan apabila baginda berada di dalam rumahnya dibagikan masanya tiga
bagian. Satu bagian khusus untuk Allah ta'ala, satu bagian untuk isteri-isterinya, dan satu
bagian lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian dijadikan bagian untuk dirinya itu terpenuh
dengan urusan di antaranya dengan manusia, dihabiskan waktunya itu untuk melayani
semua orang yang awam maupun yang khusus, tiada seorang pun dibedakan dari yang lain.
Baginda tidak menerima dari bicara yang lain kecuali sesuatu untuk maslahat ummatnya.
Mereka datang kepadanya sebagai orang-orang yang berziarah, namun mereka tiada
meninggalkan tempat melainkan dengan berisi. Dalam riwayat lain mereka tiada berpisah
melainkan sesudah mengumpul banyak faedah, dan mereka keluar dari majelisnya sebagai
orang yang ahli dalam hal-ihwal agamanya.
Luaran Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Kemudian saya bertanya tentang keadaannya di luar, dan apa
yang dibuatnya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW ketika di luar, senantiasa mengunci
lidahnya, kecuali jika memang ada kepentingan untuk ummatnya. Baginda selalu beramah-
tamah kepada mereka, dan tidak kasar dalam bicaranya. Baginda senantiasa memuliakan
ketua setiap suku dan kaum dan meletakkan masing-masing di tempatnya yang layak.
Kadang-kadang baginda mengingatkan orang ramai, tetapi baginda senantiasa menjaga
hati mereka agar tidak dinampakkan pada mereka selain mukanya yang manis dan
akhlaknya yang mulia. Baginda selalu menanyakan sahabat-sahabatnya bila mereka tidak
datang, dan selalu bertanyakan berita orang ramai dan apa yang ditanggunginya. Mana
yang baik dipuji dan dianjurkan, dan mana yang buruk dicela dan dicegahkan.
Baginda senantiasa bersikap pertengahan dalam segala perkara, tidak banyak membantah,
tidak pernah lalai supaya mereka juga tidak suka lalai atau menyeleweng, semua perkaranya
baik dan terjaga, tidak pernah meremehkan atau menyeleweng dari kebenaran, orang-orang
yang senantiasa mendampinginya ialah orang-orang paling baik kelakuannya, yang
dipandang utama di sampingnya, yang paling banyak dapat memberi nasihat, yang paling
tinggi kedudukannya, yang paling bersedia untuk berkorban dan membantu dalam apa
keadaan sekalipun.
Majlis Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya lalu bertanya pula tentang majelis Nabi SAW dan bagaimana
caranya ? Jawabnya: Bahwa Rasulullah SAW tidak duduk dalam sesuatu majelis, atau
bangun daripadanya, melainkan baginda berzikir kepada Allah SWT baginda tidak pernah
memilih tempat yang tertentu, dan melarang orang meminta ditempatkan di suatu tempat
yang tertentu. Apabila baginda sampai kepada sesuatu tempat, di situlah baginda duduk
sehingga selesai majelis itu dan baginda menyuruh membuat seperti itu. Bila berhadapan
dengan orang ramai diberikan pandangannya kepada semua orang dengan sama rata,
sehingga orang-orang yang berada di majelisnya itu merasa tiada seorang pun yang
diberikan penghormatan lebih darinya. Bila ada orang yang datang kepadanya kerana
sesuatu keperluan, atau sesuatu masliahat, baginda terus melayaninya dengan penuh
kesabaran hinggalah orang itu bangun dan kembali.
Baginda tidak pernah menghampakan orang yang meminta daripadanya sesuatu keperluan,
jika ada diberikan kepadanya, dan jika tidak ada dijawabnya dengan kata-kata yang tidak
mengecewakan hatinya. Budipekertinya sangat baik, dan perilakunya sungguh bijak.
Baginda dianggap semua orang seperti ayah, dan mereka dipandang di sisinya semuanya
sama dalam hal kebenaran, tidak berat sebelah. Majelisnya semuanya ramah-tamah, segan-
silu, sabar menunggu, amanah, tidak pemah terdengar suara yang tinggi, tidak dibuat
padanya segala yang dilarangi, tidak disebut yang jijik dan buruk, semua orang sama kecuali
dengan kelebihan taqwa, semuanya merendah diri, yang tua dihormati yang muda, dan yang
muda dirahmati yang tua, yang perlu selalu diutamakan, yang asing selalu didahulukan.
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya pun lalu menanyakan tentang kelakuan Rasulullah SAW pada
orang-orang yang selalu duduk-duduk bersama-sama dengannya? Jawabnya: Adalah
Rasulullah SAW selalu periang orangnya, pekertinya mudah dilayan, seialu berlemah-lembut,
tidak keras atau bengis, tidak kasar atau suka berteriak-teriak, kata-katanya tidak kotor,
tidak banyak bergurau atau beromong kosong segera melupakan apa yang tiada disukainya,
tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadanya, tidak suka menjadikan orang
berputus asa. Sangat jelas dalam perilakunya tiga perkara yang berikut. Baginda tidak suka
mencela orang dan memburukkannya. Baginda tidak suka mencari-cari keaiban orang dan
tidak berbicara mengenai seseorang kecuali yang mendatangkan faedah dan menghasilkan
pahala.
Apabila baginda berbicara, semua orang yang berada dalam majelisnya memperhatikannya
dengan tekun seolah-olah burung sedang tertengger di atas kepala mereka. Bila baginda
berhenti berbicara, mereka baru mula berbicara, dan bila dia berbicara pula, semua mereka
berdiam seribu basa. Mereka tidak pernah bertengkar di hadapannya. Baginda tertawa bila
dilihatnya mereka tertawa, dan baginda merasa takjub bila mereka merasa takjub. Baginda
selalu bersabar bila didatangi orang badwi yang seringkali bersifat kasar dan suka
mendesak ketika meminta sesuatu daripadanya tanpa mahu mengalah atau menunggu,
sehingga terkadang para sahabatnya merasa jengkel dan kurang senang, tetapi baginda
tetap menyabarkan mereka dengan berkata: "Jika kamu dapati seseorang yang perlu
datang, hendaklah kamu menolongnya dan jangan menghardiknya!". Baginda juga tidak
mengharapkan pujian daripada siapa yang ditolongnya, dan kalau mereka mau memujinya
pun, baginda tidak menggalakkan untuk berbuat begitu. Baginda tidak pernah memotong
bicara sesiapa pun sehingga orang itu habis berbicara, lalu barulah baginda berbicara, atau
baginda menjauh dari tempat itu.
Diamnya Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Saya pun menanyakan pula tentang diamnya, bagaimana pula
keadaannya? Jawabnya: Diam Rasulullah SAW bergantung kepada mempertimbangkan
empat hal, yaitu: Kerana adab sopan santun, kerana berhati-hati, kerana mempertimbangkan
sesuatu di antara manusia, dan kerana bertafakkur. Adapun sebab pertimbangannya ialah
kerana persamaannya dalam pandangan dan pendengaran di antara manusia. Adapun
tentang tafakkurnya ialah pada apa yang kekal dan yang binasa. Dan terkumpul pula dalam
peribadinya sifat-sifat kesantunan dan kesabaran. Tidak ada sesuatu yang boleh
menyebabkan dia menjadi marah, ataupun menjadikannya membenci. Dan terkumpul dalam
peribadinya sifat berhati-hati dalam empat perkara, iaitu: Suka membuat yang baik-baik dan
melaksanakannya untuk kepentingan ummat dalam hal-ehwal mereka yang berkaitan
dengan dunia mahupun akhirat, agar dapat dicontohi oleh yang lain. Baginda meninggalkan
yang buruk, agar dijauhi dan tidak dibuat oleh yang lain. Bersungguh-sungguh mencari jalan
yang baik untuk maslahat ummatnya, dan melakukan apa yang dapat mendatangkan
manfaat buat ummatnya, baik buat dunia ataupun buat akhirat.
Share 62
62 comments:
Saudaraku…,
Tidak terasa, 1 tahun telah berlalu.
Tidak terasa maut semakin dekat menjemput kita.
Saudaraku... ,
Tanpa kita sadari, ternyata hidup ini teramat singkat. Mungkin tulisanku berikut ini dapat kita
jadikan sebagai bahan renungan bersama.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Saudaraku…,
Tanpa kita sadari, sebagian diantara kita mungkin telah memasuki usia sekitar 37 tahun. Jika
memang demikian, maka hal ini berarti bahwa tak terasa 37 tahun telah berlalu. Jika kita melihat
data tentang rata-rata usia harapan hidup bangsa kita yang hanya berkisar 65 tahun, berarti kita
telah melampaui separuh perjalanan. Padahal, masa 37 tahun yang telah kita lalui tersebut,
ternyata terasa begitu cepat. Itu artinya masa yang belum kita lalui tentunya akan terasa lebih
cepat lagi dibandingkan dengan masa yang telah kita lalui tersebut. Jadi..., nampaklah bahwa
hidup ini ternyata teramat singkat. Dan pada akhirnya kita baru menyadari, bahwa ternyata maut
itu begitu dekat di depan mata kita!!! Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan
sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui". (QS. Al Mu’minuun. 112-114).
Saudaraku…,
Lalu bagaimanakah keadaan kita saat ini? Sudahkah kita mempersiapkan diri kita untuk
menghadapi masa yang telah pasti itu? Yaitu ketika kita harus meninggalkan dunia ini untuk
selama-lamanya? Dimana kita harus mempertanggung- jawabkan semua yang telah kita perbuat
selama masa hidup kita di dunia yang teramat singkat ini?
Atau malah sebaliknya? Apakah kita masih terus saja disibukkan oleh urusan-urusan yang hanya
bersifat keduniawian semata? Apakah kita masih menyibukkan diri untuk mengumpulkan harta
sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara? Apakah kita masih menyibukkan diri untuk mengejar
karier setinggi-tingginya tanpa mengindahkan norma-norma agama? Apakah kita masih ...,
apakah kita masih ..., dst. yang kesemuanya itu (tanpa kita sadari) kita lakukan dalam upaya
untuk menambah modal kita, agar kita dengan mudah dapat membanggakan diri kita, agar kita
dengan mudah dapat menyombongkan diri kita, agar kita dengan mudah dapat ..., agar kita
dengan mudah dapat ..., dst.? Na’udzubillahi mindzalika! Semoga bermanfaat.. .! {Tulisan ini
diambilkan dari: www.imronkuswandi. blogspot. com Maaf, jika kurang berkenan}.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Oleh karena itu, alangkah bijaknya jika kita senantiasa mengingat kematian. Demikian pesan
Rasulullah, pemimpin kita yang teramat kita cintai. Mungkin beberapa tulisanku berikut ini juga
dapat kita jadikan sebagai bahan renungan bersama.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Saudaraku…,
Saat ini, kita masih bisa bersenda gurau, kita masih bisa saling bertegur sapa, kita masih bisa
saling berkirim kabar, kita masih bisa saling bertukar cerita. Dan yang pasti, kita masih bisa
bersama-sama.
Namun, dibalik itu semua, sadarkah kita, bahwa pada saat yang bersamaan, satu per satu
saudara-saudara kita telah dipanggil kembali untuk berpulang menghadap kepada Sang Kholiq,
Pemilik seluruh alam semesta ini? Sementara yang lain (termasuk kita), baik disadari atau tidak,
sedang menunggu untuk mendapatkan giliran yang sama. Yah…, cepat atau lambat, pada
akhirnya kita akan kembali jua kepada-Nya, untuk selama-lamanya.
Saudaraku…,
Sadarkah kita, bahwa jika masa itu telah tiba (yaitu masa ketika kita harus meninggalkan dunia ini
untuk selama-lamanya, ketika kita telah tutup usia), maka kita akan berjalan seorang diri, segala
sesuatunya harus kita urusi sendiri?
Pada saat itu, tidak ada seorangpun yang peduli dengan urusan kita, sekalipun itu adalah orang
tua kita, istri/suami kita, anak-anak kita, saudara kita, sahabat kita. Karena masing-masing sudah
teramat sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri.
Pada saat itu, sudah tidak ada kesempatan untuk bersenda gurau lagi, untuk saling bertegur sapa
lagi, untuk saling bertukar cerita lagi. Dan yang pasti, kita sudah tidak bersama-sama lagi, seperti
saat ini.
Saudaraku…,
Sudahkah kita mempersiapkan diri kita untuk menghadapi masa yang telah pasti itu? Dimana kita
harus mempertanggung- jawabkan semua yang telah kita perbuat selama masa hidup kita di
dunia yang teramat singkat ini? Dimana kita harus sendiri? Dimana tidak ada seorangpun yang
peduli dengan kita? Sekalipun itu adalah orang tua kita, istri/suami kita, anak-anak kita, saudara
kita, sahabat kita?
Atau, apakah kita masih saja terlena? Seolah-olah kita akan hidup untuk selama-lamanya?
Seolah-olah maut itu tidak akan pernah menyapa kita? Seolah-olah kita akan terus bersama-
sama? Na’udzubillahi mindzalika!
Saudaraku…,
Ingatlah, bahwa: “Orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling sibuk
mempersiapkan bekal untuk menghadapinya, dialah (orang) yang paling cerdas. Dia pergi dengan
kemuliaan dunia dan akhirat.” (H. R. Ibnu Majah). {Tulisan ini diambilkan dari:
www.imronkuswandi. blogspot. com Maaf, jika kurang berkenan}.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Saudaraku…,
Orang yang selalu mengingat kematian itu tidaklah identik dengan orang yang selalu murung,
frustasi dan penuh dengan keputus-asaan karena serasa maut sudah benar-benar di depan mata!
Yang terjadi justru sebaliknya. Kepada siapapun, dimanapun, kapanpun, dia akan selalu berusaha
untuk berkarya dan memberikan persembahan terbaik. Karena dia khawatir, jangan-jangan hari ini
adalah kesempatan terakhir!
Di sisi lain, dia juga senantiasa bekerja keras mempersiapkan bekal untuk menghadapinya.
Seolah tidak ada waktu untuk tidak mengingat-Nya (dzikrullah) . Seolah tidak ada waktu untuk
bersantai, apalagi sampai bermaksiat kepada-Nya. Karena dia tahu, bahwa maut bisa datang
menjemputnya, kapan saja, di mana saja!
Pada saat yang sama, dia juga tidak mudah silau oleh gemerlapnya kehidupan dunia ini. Karena
dia tahu, bahwa masa depannya yang sesungguhnya bukanlah di sini, di alam dunia ini. Tetapi
nanti, di alam akhirat, dimana dia akan tinggal untuk selamanya di sana!
Saudaraku…,
Ketahuilah, bahwa: “Orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling sibuk
mempersiapkan bekal untuk menghadapinya, dialah (orang) yang paling cerdas. Dia pergi dengan
kemuliaan dunia dan akhirat.” (H. R. Ibnu Majah).
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh
kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu
memahaminya?” . (QS. Al An’aam: 32). {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi.
blogspot. com Maaf, jika kurang berkenan}.
{Bersambung! }
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Saudaraku…,
”Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini
adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini
(datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka
mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan
sedikitpun?”. (QS. An Nisaa’. 78).
Saudaraku…,
“Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang
dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”.
(QS. An Nahl. 70).
Saudaraku…,
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian
itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui
yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Al
Jumu’ah. 8).
Saudaraku…,
”Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan, dan
dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan? ", dan dia yakin bahwa
sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri) dengan betis
(kanan)**, dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan)”, (QS. Al Qiyaamah. 26 – 30). **) Karena
hebatnya penderitaan di saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan
menghadapi akhirat.
”Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati”. (QS. Al
Mu’minuun. 15). “Semua yang ada di bumi itu akan binasa”. (QS. Ar Rahmaan. 26). ”Dan
datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya”.
(QS. Qaaf. 19).
Saudaraku…,
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini
adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini
(datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka
mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan
sedikitpun? (QS. An Nisaa’. 78).
Saudaraku…,
Katakanlah: "Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian
atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap
kesenangan kecuali sebentar saja". (QS. Al Ahzab. 16).
Saudaraku…,
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian
itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui
yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Al
Jumu’ah. 8).
MEMPERSIAPKAN DIRI MENGHADAPI KEMATIAN
Saudaraku…,
”Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi
dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat
apa-apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Baqarah. 110).
Saudaraku…,
”Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah
tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang
baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan
menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman”. (QS. Al Baqarah. 223).
Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua
dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna
terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS.
Al Baqarah. 281).
Saudaraku…,
”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,
maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan” . (QS. Ali ‘Imran. 185).
Saudaraku…,
”Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar
Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya” . (QS. Al Kahfi. 7).
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr. 18).
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau
tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" (QS. Al Munaafiquun. 10). {Tulisan ini
diambilkan dari: www.imronkuswandi. blogspot. com Maaf, jika kurang berkenan}.
{Bersambung! }
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Saudaraku…,
Sesungguhnya orang yang sekarang sangat mencintai kehidupan dunia, dimana dia merasa
bahwa seolah-olah akan hidup untuk selama-lamanya, seolah-olah maut tidak akan pernah
menyapanya, seolah-olah semua perbuatannya tidak akan pernah dimintai pertanggung- jawaban
kepada-Nya kelak dikemudian hari, maka nantinya (di alam akhirat) justru malah berharap
mati/kematian/ kebinasaan. Dia sangat berharap pada kematian/kebinasaan agar terlepas dari
siksa yang amat besar yaitu azab di neraka yang amat panas serta berharap dikembalikan lagi ke
dunia.
“Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu,
mereka di sana mengharapkan kebinasaan** )”. (QS. Al Furqaan. 13). **) Maksudnya ialah
mereka mengharapkan kebinasaan, agar terlepas dari siksa yang amat besar, yaitu azab di
neraka yang amat panas dengan dibelenggu, di tempat yang amat sempit pula, sebagai yang
dilukiskan itu.
“Mereka ingin ke luar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat ke luar daripadanya, dan
mereka beroleh azab yang kekal”. (QS. Al Maa-idah. 37).
“Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti
kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah
Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan
sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka”. (QS. Al Baqarah. 167).
“Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata:
"Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta
menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan)”
. (QS. Al An’aam. 27).
Saudaraku…,
Sedangkan orang yang sekarang senantiasa mengingat kematian, dimana dia bisa merasakan
bahwa hidup ini ternyata teramat singkat, dan maut bisa datang menjemputnya setiap saat,
sementara semua perbuatannya (selama masa hidupnya di dunia yang teramat singkat ini) akan
dimintai pertanggung- jawaban kepada-Nya kelak dikemudian hari, dan dia juga mengetahui
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan,
maka nantinya (di alam akhirat) justru berbahagia karena mereka tidak akan pernah berjumpa
lagi dengan kematian. Mereka akan kekal di sana.
”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,
maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan” . (QS. Ali ‘Imran. 185).
”Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan
penghormatan mereka dalam surga itu ialah "salaam" (QS. Ibrahim. 23).
“(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik*) oleh para malaikat dengan
mengatakan (kepada mereka): "Salaamun`alaikum* *), masuklah kamu ke dalam surga itu
disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS. An Nahl. 32). *) Maksudnya ialah wafat dalam
keadaan suci dari kekafiran dan kemaksiatan; atau dapat juga berarti mereka mati dalam
keadaan senang karena ada berita gembira dari malaikat bahwa mereka akan masuk surga. **)
Artinya: selamat sejahtera bagimu.
Saudaraku…,
Demikianlah gambaran keadaan kita sekarang (selama masa hidup di dunia yang teramat singkat
ini) serta keadaan kita di masa yang akan datang (yaitu di alam akhirat, dimana kita akan hidup
selamanya di sana). Jika saat ini kita teramat mencintai dunia dan melupakan kematian, maka
nantinya (di alam akhirat) justru akan berharap pada kematian/kebinasaan . Na’udzubillahi
mindzalika! Sebaliknya, jika saat ini kita senantiasa mengingat kematian, maka nantinya (di alam
akhirat) kita justru teramat berbahagia karena kita tidak akan pernah berjumpa lagi dengan
kematian, karena kita akan kekal di sana.
Saudaraku…,
Tentunya, semuanya akan kembali pada diri kita masing-masing, jalan mana yang akan kita pilih.
Ya, Allah... ” Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau
anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat”. (QS. Al Faatihah. 6-7). {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi.
blogspot. com Maaf, jika kurang berkenan}.
Reply
lalu berlalu
salam hormat,
taman taman ilmu
Reply
minta izin link blog ni..moga usaha saudara d berkati Allah..syukran jazilan...
Reply
Learn Quran online, Read tajweed Quran online, learning Quran online Koran
Reply
Semoga kita dapat memperbanyakkan salawat keatas nabi Muhamad ﺼﻟﻰﷲﻋﻟﻴﻪ ﻮﺴﻟﻣdan
semoga kita semua mendapat syafaat dari Nabi dihari masyhar yang amat mengerikan.
Reply
(a) http://www.mediafire.com/?ne2dmyeinzo
(b) Jaringan Wahabbi Sdn Bhd
(c) Jom Kenali Dr Maza & Co
(d) Ahlul Bait Yang Dicerca
(e) Tok Ayah Zid Kedai Lalat
(f) Kuasa Tiang Kepada Cita-cita
(g) 40 Mutiara Hikmat Serambi Mekah
-----
Saudaraku...,
Sungguh..., aku benar-benar sangat terharu karena telah dipertemukan oleh Allah SWT. dengan
saudara-saudara seiman, meski (sebagian diantaranya) hanya secara cyber.
Semoga tali silaturrahim ini tetap terbina selamanya dalam naungan rahmat dan ridho-Nya.
Amin...!
Ya… Rabbi,
Betapa indahnya persaudaraan dalam iman dan Islam yang telah Engkau anugerahkan kepada
kami.
Ya… Rabbi,
Bimbinglah kami, peliharalah kami, dan tunjukilah kami,
Sehingga kami senantiasa mampu untuk tetap menjaga tali silaturrahim diantara kami. Dan
terhindar dari perpecahan dan permusuhan diantara kami.
'Ya Allah, tetapkanlah hatiku diatas agama-Mu.' (HR. Ahmad, Ibnu Majah).
-----
Rasulullah s.a.w. telah bersabda: ''Barangsiapa yang ingin dimudahkan rezeki dan dipanjangkan
usianya, hendaklah ia senantiasa menjaga silaturrahim.'' (H. R. Muslim).
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri
yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah
memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah
yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”.
(QS. An Nisaa’. 1).
“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain.
Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu*,
niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar”. (QS. Al Anfaal. 73).
Semoga bermanfaat!
NB.
*) Yang dimaksud dengan apa yang telah diperintahkan Allah itu; adalah keharusan adanya
persaudaraan yang teguh antara kaum muslimin.
Reply
mantap gan,,,,,
Reply
kdg² terpaksa berperang & membunuh 'beberapa' org utk menyelamatkan 'lebih ramai' org..
Reply
Reply
#Happy Bloging
Reply
Amin..
Semoga kita semua mendapat kejayaan di dunia dan di akhirat serta dijauhkan dari siksaan api
neraka...
Dan dimasukkan kedalam Syurga tanpa hisab..
InsyaAllah..
Reply
Reply
Reply
Http://seribuji.blogspot.com
Reply
beliaulah tuntunan kita dan ketika kita bingung akan suatu situasi, maka kembali ke tuntunan
Hadis Shahih beliau adalah solusinya.
bagi yang nyari buku-buku tentang Nabi, ini salah satu-nya. klik >> http://yuk.bi/tf640
Reply
Reply
habbats ramdhan May 28, 2015 at 6:29 PM
kita berdoa agar bisa ditemukan dengan baginda muhammad saw dan menjadi umat yang
dirindukan oleh beliau, aamiin.
Madu Arab AsliMadu Anak SuperHerbal Mencegah OsteoporosisPenambah Nafsu MakanHoney
HealthMadu Anak IndonesiaMadu Untuk AnakMadu Penambah EnergiSuplemen Berkualitas
TerbaikMinuman Herbal AlamiCappucino Herbal HabbatussaudaMinuman Propolis
HabbatussaudaCappucino PagiHabbats JaheKopi Herbal NusantaraSuplemen Anak Sehat
AlamiPemuda Masa DepanRafi Anak SuperRumah Tahfidz MargahayuBaju Orang
BandungPesantren NizamudinDistro Baju BandungKhasiat MaduManfaat MaduPemuda
MargahayuAnak Super JuniorPesantren Al Qur'an 30 JuzMadu Anak Si KembarSembuh Luar
Biasa Dan AjaibHABBACINOMinuman Hangat dan SehatMenerima Pesanan BajuMadu
HabbatsHerbal Terbaik dan Berkualitas TinggiJadwal Imsyak RamadhanArtikel KesehatanJual
Madu SuperMadu Anak SuperPesan AntarInfo Obat HerbalObat Untuk DiabetesDistributor Obat
Herbal
Reply
Publish Preview
Home ›
View web version
Penyusun Blog
Powered by Blogger.